Analisis Perlindungan Pengujuk Rasa Terh

Analisis Perlindungan Pengujuk Rasa Terhadap Hak Asasi
Manusia dalam Menyampaikan Pendapat di Depan
Pemerintah
Bagus Edi Prayogo
Bagus21edi@gmail.com
Abstrak
Isu hak asasi manusia pada akhir akhir ini sangat marak. Hampir di
setiap daerah pasti kita temui kasus kasus yang berkenaan dengan hak asasi
manusia. Pelanggaran hak asasi manusia sejatinya sudah kita temui sejak
jaman jaman awal peradaban manusia. Hak asasi manusia mulai menjadi
bahasan penting setelah munculnya perang dunia ke-2 dan waktu
pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 1945. Hak asasi manusia
yang awalnya hanya berkembang di negara negara maju mulai merambat ke
negara negara berkembang dengan adanya UDHR (Universal Declaration of
Human Right) yang dikeluarkan oleh PBB dan isinya telah diratifikasi ke dalam
hokum kenegaraan masing masing negara anggotanya. Kemerdekaan
mengungkapkan pendapat merupakan salah satu dalam muatan piagam Hak
asasi manusia tersebut. Dalam sebuah kasus yang terjadi di Afghanistan
dimana 4 orang pengujuk rasa meninggal akibat tembakan dari polisi
setempat. Kondisi ini tentu menjadi polemik karena di sisi lain pengunjuk rasa
juga melakukan pelemparan batu kepada petugas keamanan setempat.

Pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di afganistan sebetulnya telah
merusak nilai nilai dari piagam hak asasi manusia. Sejatinya hak asasi manusia
dalam menyampaikan pendapat memang seharusnya dibatasi, namun jika
pembatasan hak hak manusia dilakukan dengan perilaku yang salah, maka
tidak akan pernah tercapai apa yang ada dalam piagam hak asasi manusia
tersebut. Maka dari itu pendalaman terhadap nilai nilai hak asasi manusia
khususnya dalam menyatakan pendapat harus di-lindungi dan diperlakukan
secara manusiawi.
Kata kunci : Hak Asasi Manusia, Kebebasan Berpendapat.
PENDAHULUAN
Menyatakan pendapat merupakan hak semua manusia yang patut
dihargai dan di apresiasi. Dari pendaat ini dapat lahir suatu gerakan ataupun
langkah perubahan suatu negara menuju kea rah yang lebih baik. Demonstrasi
yang terjadi di Afghanistan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan
kebebasan berpendapat bagi para kalangan yang terkait. Aksi ini dipicu oleh
kejadian terror bom truk pada hari rabu tanggal 31 mei 2017 yang sangat
dahsyat menewaskan 80 orang dan 460 orang lainya luka luka di Kabul,
Afghanistan. Tentunya ini bukan kali ertamanya kejadian ini terjadi karena
semenjak Amerika Serikat memimpin serbuan untuk menhancurkan kelomok
Taliban pada 2001. Para pengunjuk rasa merasa tidak sabar atas kegagalan

pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh Ashraf Ghani dan menuntut sang

presiden turun. Kelompok Taliban yang ditarget oleh pemerintah kini sudah
menguasai setidaknya 40 persen wilayah Afghanistan. Sebelumnya serangan
ini terjadi sedikitnya 715 orang tewas yang kesemuannya adalah dari kalangan
sipil selama kurun waktu 3 bulan di tahun 2017. Di tahun 2016 sebanyak 3500
warga sipil meninggal akibat berbagai serangan yang dilakukan oleh kelompok
ekstremis Afghanistan. Demonstrasi ini juga dilatar belakangi oleh keinginan
masyarakat untuk menurunkan pemerintahan Ashraf Ghani karena
kegagalannya menangani pemboman truk yang terjadi terus menerus. Para
demonstran meminta kepada pemerintah untuk mengeksekusi narapidana dari
jaringan haqqani yang disebutkan pejabat setempan penyebab dari bom truk
dahsyat yang terjadi pada hari rabu tersebut.
Demonstrasi yang terjadi pada jumat tanggal 2 juni 2017 ini diikuti oleh
lebih dari 1000 orang yang bergerak menyuarakan protes terhadap pemerintah
yang dinilai menangani kasus teror bom truk yang terjadi sejak 2001.
Pemerintah dinilai rapuh dan terpecah belah dalam pencegahan teror bom
yang menewaskan ribuan orang itu. Sebenarnya keinginan dari masyarakat
pendemo ini hanya untuk menyatakan pendapat mereka serta sebagai rasa
solidaritas terhadap sesama rakyat sipil. Dalam demonstrasi tersebut para

pengunjuk rasa membawa foto foto korban sambiln mrnuntut pertanggung
jawaban dari presiden Ashraf Ghani. Ketika suasana semakin memanas
tembakan senjata terdengar di sekitaran demonstrasi terjadi tepat di dekat
lokasi pemboman. Polisi anti huru hara yang berjaga menyemprotkan bom air
dan gas air mata untuk para pengunjuk rasa yang melemari batu. Demonstran
sendiri berencana untuk masuk ke istana kepresidenan namun dihadang lalu
munculah kerusuhan ini. Hal inilah yang kemudian memunculkan korban jiwa
dari pihak pendemo. Sebanyak 4 orang dilaporkan tewas dan beberapa lainya
luka luka.
Dari kasus ini kita dapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita
bersama. Hal yang pertama adalah jelas jelas terjadi kesewenang wenangan
aparat terhadap demonstran. Meskipun dari sisi demonstran juga melakukan
perlawanan namun jelas jelas sudah sangat keterlaluan jika sampai
menjatuhkan korban dimana rakyat sipilah korbannya. Di sisi lain juga
afghnistan juga merupakan negara muslim. Dari perspektif Islam, pelanggaran
terhadap derajat dan martabat manusia sangat memprihatinkan. Pelanggaran
tersebut terjadi, bukan karena negara-negara Muslim tidak mengadopsi
konvensi terorisme dan HAM dalam sistem hukum nasionalnya. Kebencian atau
permusuhan telah terjadi antara masyarakat Muslim dapat mencederai dan
melemahkan kesatuan umat1. Konflik konflik seperti ada dikarenakan ketidak

puasan rakyat terhadap pemerintah dan kurangnya perhatian pemerintah
terhadap apresiasi pendapat yang disampaikan terhadap pemerintah.
Sedangkan pemerintahan Asrhaf Ghani dinilai terlalu mengandalkan militer
barat yang jelas jelas dengan adanya itu memengaruhi iklim politik di
Afghanistan.

1 Jewahir Thontowi, HAM di Negara Negara Muslim dan Realitas Perang Melawan Teroris di
Indonesia, Pandecta, vol.8, no.2, juli, 2013, hlm.127

Dalam kasus ini sebenarnya diperlukan kajian mendalam tentang
keberpihakan hak asasi manusia yang seharusnya diposisikan dimana. Di sisi
rakyat mereka jelas benar karena ingin mengutarakan aspirasinya namun yang
mencederai adalah adanya penembakan terhadap warga siil oleh apparat inilah
yang mencederai nilai nilai perlindungan kemanusiaan suatu negara terhadap
rakyatnya. Bukan bermaksud menjelekan pemerintahan namun memang cara
yang ditempuh untuk menggagalkan aksi pendemonstrasi sangat mencederai
rasa kemanusiaan. Jadi jika kita tarik masalah secara garis besar dapat kita
simpulkan melalui beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Bagaimana sebenarnya konsep kebebasan berpendapat menurut Universal
Daclaration of Human Right yang di relevansikan dengan hokum setempat ?

2. Apakah perlindungan terhadap warga negara tidak berlaku bagi orang orang
yang menyatakan protes terhada penguasa ?
3. Apakah pembelaan terhadap kedaulatan negara harus dilakukan dengan
kejahatan HAM berat seperti pembunuhan padahal hal tersebut menyalahi HAM
?

PEMBAHASAN
A. Konsep Kebebasan menurut Universal Declaration Of Human Right
Di dalam pasal 1 dan 2 piagam hak asasi manusia tercentum dengan
jelas konse kebebasan manusia menurut Perserikatan bangsa bangsa.
Dituliskan dalam pasal 1 yang berbunyi :
“Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan”2.
Manusia adalah makhluk terbaik ciptaan tuhan yang diberi karunia
intelektualitas sehingga daat berfikir. Salah satu karya besar nya adalah
melalui deklarasi hak asasi manusia tersebut. Manusia pada dasarnya sama
tidak ada yang lebih tinggi antara satu dengan yang lain atauun antara
eremuan dengan laki laki karena kedudukannya sama atau setara. Dalam pasal
2 Universal Declaration Of Human Right disebutkan :

“Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang
tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada kekecualian apa pun,
seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik,
kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan
pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional
dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang

2 United Nations, “the Universal Declaration of Human Rights (UDHR)”,
http://www.un.org/en/udhrbook/pdf/udhr_booklet_en_web.pdf, diakses pada 10 setember 2017
jam 15.00 wib ,hlm 4

merdeka, yang berbentuk wilyah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada
di bawah batasan kedaulatan yang lain.” 3
Dari 2 pasal tersebut memang sudah melukiskan bagaimana konsep
kebebasan menurut Universal Declaration Of Human Right. Kebebasan
berpendapat sejatinya merupakan hak dasar yang harus dinikmati manusia
karena manusia adalah makhluk sosial yang harus bersosialisasi
mengemukakan pendapatnya. Semua orang bebas untuk dilindungi dan dijaga
haknya. Namun apabila kita hubungkan dengan kasus ini jelas jelas sudah

menayalahi apa yang sudah ada dalam universal declaration of human right.
Masyarakat merupakan kumulan masyarakat majemuk yang memilik macam
macam warna dan sifat yang seharusnya diketahui dan dirasakan oleh para
nenguasanya.
Dari kasus yang terjadi di Afghanistan tidak hanya 2 pihak yang terlibat
yaitu rakyat sipil dan pemerintah namun adanya campur tangan dari para
pemberontak yang menyebabkan jatuhnya korban dari rakyat sipil. Jika
dikategorikan pelanggaran hak asasi manusia disana sudah sangat
memprihatinkan. Dari pemerintah sediri seharusnyatidak gegabah dalam
menentukan langkah termasuk apparat yang menembak mati demonstran.
Kalau saja memang harus dilakukan itupun yang berpotensi pula melanggar
hak orang lain seperti mencoba untuk membunuh. Namun dalam kasus ini
Pendemo hanya bersifat ini menyampaikan aspirasi untuk presiden agar turun
dari jabatannya dikarenakan negara sedang mengalami krisis kemanusiaan.
Seharusnya langkah yang diambil pemerintah adalah membuat mediasi
kepada para pendemo serta membuat kesepakatan kepada pemberontak
melalui diplomasi. Dalam hal ini juga kedatangan Amerika Serikat dinilai
menambah panas suhu politik sehingga ada baiknya pemerintah lebih
memperhatikan aspirasi rakyatnya. Kebebasan berpendapat adalah hak setiap
manusia yang sejak ia lahir sampai dia meninggal dan tidak boleh diintervensi

namun hanya boleh dikoreksi. Seperti konsepnya negara islam, Islam sangat
peduli kepada hak hak masyarakat. Sebab, jika islam menyuruh seseorang
agar mempertahankan hak hak pribadinya bukan berarti dia punya kebebasan
untuk mengggunakannya. Tapi dalam kebebasan itu sesungguhnya terdapat
pula tanggung jawab untuk memelihara hak dan kepentingan orang lain 4.
Sebetulnya nilai nilai dari piagam hak asasi manusia juga terdapat dalam
Ajaran Agama Islam dimana masyarakat Afghanistan memeluk agama ini.
Namun kesadaran untuk mengamalkannya termasuk dari nilai nilai piagam hak
asasi manusia
masih sangat kurang termasuk dari sisi pemrintah yang
memegang kekuasaan tertinggi.
B. Perlindungan Warga Negara yang Melakukan Protes terhadap
Pemerintah
3United Nations, “the Universal Declaration of Human Rights (UDHR)”,
http://www.un.org/en/udhrbook/pdf/udhr_booklet_en_web.pdf, diakses pada 10 setember 2017
jam 15.10 wib ,hlm 6
4 Ahmad Kosasih, 2003, HAM dalam Perspektif Islam : Menyingkap Persamaan dan Perbedaan
Antara Islam dan Barat,Salemba Diniyah., Jakarta, hlm.31

Negara berdiri untuk suatu tujuan tertentu. Namun sebuah negara pasti

memiliki tujuan untuk melindungi warga negaranya tanpa terkecuali atas dasar
rasa kemanusiaan. Negara pada dasarnya mirip dengan manusia yang tidak
bisa jika hanya hidup sendiri namun harus saling berhubungan. Dalam
pembuatan dan perancangan perjanjian internasional di bidang hak asasi
manusia kerap terjadi bias atau deviasi karena pengusulan (initiation)
dilakukan oleh negara maju5. Negara maju dipandang lebih ahli dalam
merancang sistem dan budaya hokum berdasarkan apa yang memang mereka
miliki.
Dalam universal declaration of human right pasal 16 dijelaskan sebagai
berikut :
“Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan
pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa
mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan
keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak
memandang batas-batas.”6
Dilanjutkan dengan bunyi pasal 21 Universal Declaration of Human Right
yang berbunyi:
“(1) Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negaranya, secara
langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
(2) Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam

jabatan pemerintahan negeranya.
(3) Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini
harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala
dan murni, dengan hak pilih yang bersifat umum dan sederajat, dengan
pemungutan suara secara rahasia ataupun dengan prosedur lain yang
menjamin kebebasan memberikan suara.”7
Adapun 2 pasal tersebut seharusnya menjadi alasan pembenar untuk
menegakan kebebasan berpendapat oleh pemerintah. Pemerintah tidak
seharusnya melakukan hal hal yang mencoreng kebebasan manusia untuk
hidup dengan menembak mati para pendemo yang tidak setuju dengan
pemerintah karena faktor kemajuan suatu negara adalah berasal dari
rakyatnya sendiri. Mungkin tindakan dari pendemo memang sudah keterlaluan
maka harus ditembak tetapi tidak seharusnya sampai menyebabkan kematian
karena cukup perlambat saja geraknya itu sudah merupakan teguran. Langkah
langkah yang bijaksanalah yang harus diambil pemerintah dalam hal ini tanpa
harus menyebabkan lebih banyak lagi korban yang berjatuhan. Kestabilan
5 Muladi, 2009, Hak Asasi Manusia – Hakekat, Konsep, & Implikasinya dalam Persperktif Hukum
dan Masyarakat, Refika Aditama., Bandung, hlm.71
6 United Nations, “the Universal Declaration of Human Rights (UDHR)”,
http://www.un.org/en/udhrbook/pdf/udhr_booklet_en_web.pdf, diakses pada 10 setember 2017

jam 15.25 wib ,hlm 34
7 United Nations, “the Universal Declaration of Human Rights (UDHR)”,
http://www.un.org/en/udhrbook/pdf/udhr_booklet_en_web.pdf, diakses pada 10 setember 2017
jam 15.34 wib ,hlm 44

negara dapat menciptakan iklim penegakan ham yang adil dan bijaksana di
negara yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.
C. Pembelaan terhadap Rasa Nasionalisme kepada Negara yang
Berujung pada Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara memang
rentan jika dihubungkan dengan adanya demostrasi oleh warganya sendiri. Hal
ini terjadi dikarenakan kadang kadang para pendemo membuat suasana
memanas karena tujuan dari pendemo belum juga disepakati. Hal hala seperti
inilah yang menyebabkan pemerintah terpaksa menindak tegas para
pelakunya agar tidak bertindak kelewatan. Namun seringkali malah aparatlah
yang bertindak kelewatan. Berkaca pada kasus ini dimana apparat yang
menembak para pendemo sehingga menyebabkan kematian.
Meskipun begitu tentu tidak layak pula bila aparat menindak seseorang
yang tidak seharusnya dihukum dengan kehilangan nyawa. Hak asasi manusia
harusnya muncul dalam praktek kenegaraan dalam bentuk apapun. Meskipun
kita sadari sumber hukum dari hak asasi manusia milik PBB adalah perjanjian
internasional antara negara negara angggota yang saling melengkapi isi dari
deklarasi dan juga menyepakatinya. Namun perjanjian internasional sadar atau
tidak telah digunakan sebagai alat intervensi8. Sebagai contohnya adalah
dalam kasus ini dimana keterlibatan amerika serikat begitu kuat terhadap
pemerintah. Para petinggi tidak bisa menyelesaikan konflik di daerahnya
sendiri. Imbasnya bukan saja ke pemerintah namun juga rakyat yang
membutuhkan kebijakan pemerintah terhadap masalah yang dihadapi.
Negara seharusnya independen dalam melaksanakan kebijakan nasional.
Negara mempunyai hak untuk merdeka dan melakukan sesuatu yang berguna
untuk rakyat. Namun jika sudah dicampuri atau diintervensi oleh negara lain
tentu akan berbeda ceritanya karena kebijakan pemerintah akan di bayang
bayangi negara yang mengintervensi. Sebenarnya negara negara islam
termasuk Afghanistan tidak terlalu patuh dengan semua pasal yang ada di
UDHR dikarenakan banyak yang tidak sesuai dengan ideologi islam yang
mereka anut. Rumusan rumusan dalam UDHR tampaknya belum mampu
mengakomondasi hasrat dan keinginan negara negara khususnya negara islam
termasuk Afghanistan untuk menyetujui semua pasal yang ada.
Kita sebenarnya memunyai hak untuk membela diri, kita memiliki
kemamuan untuk melakukan pembelaan terpaksa namun tidak juga jika
sampai menyebabkan kematian. Hak asasi manusia adalah hak yang harus
dinjunjung tinggi oleh sesama manusia demi kelangsungan hidup manusia.
Sejatinya hak asasi manusia dibentuk untuk membuat manusia salang
menghargai satu sama lain agar terciptanya perdamaian dunia.
Negara yang memang tujuan awalnya adalah untuk melindungi
rakyatnya harus benar benar diterapkan. Banyak pelanggaran di dunia ini tidak
hanya yang terjadi di Kabul ibukota Afghanistan tetapi juga di belahan bumi
lainnya juga mengalami nasib yang sama. Kekerasan terhadap etnis, kejahatan
8 Muladi, 2009, Hak Asasi Manusia – Hakekat, Konsep, & Implikasinya dalam Persperktif Hukum
dan Masyarakat, Refika Aditama., Bandung, hlm.73

terhadap komunitas tertentu serta masih dibatasinya apresiasi pemerintah
dalam mengeluarkan pendapat perlu menjadi perhatian khusus. Jangan sampai
sebuah negara hancur hanya sekedar akibat ulah ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab. Bebicara merupakan hak yang harus dijaga dan dihormati.
Tanpa adanya kritik negara tidak akan maju. Tanpa adanya rakyat yang
menyokong negara suatu negara tidak akan bisa berjalan.
Perlu tindak lanjut yang lebih mendalam dan kajian mendalam dari
pemerintah Afghanistan senri karena untuk memecahkan masalah yang terjadi
di Afghanistan dimana rakyatnya sudah hampir dibagi menjadi 2 bagian yang
saling bertentangan yaitu kelompok oposisi dan pemerintah. Hal ini harus
disikai serius menilik dari kejadian bom truk yang baru baru saja terjadi.
KESIMPULAN
Dari paparan diatas kita dapat simpulkan bahwa hak asasi manusia
memang sangat penting bagi manusia. Tidak hanya manusia tetapi juga
negara. Hak asasi manusia dibuat untuk membuat dunia yang lebih baik
setelah perang dunia ke 2. Memang perjalananan panjang menuju hidup yang
sesuai dengan cita cita hak asasi manusia karena disana sini selalu saja ada
konflik. Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat ataupun aparat harus lebih mendalami apa yang ada pada
piagam hak asasi manusia yang dibuat oleh perserikatan bangsa bangsa.
Pemerintah sebagai otoritas haru menghindari kesewenagan pemerintah dalam
menagani suatu peristiwa yang terjadi di negerinya. Pemerintah seharunsya
menyediakan ruang untuk berdiskusi serta berdialog mengenai permasalahan
yang dihadapi rakyatnya sehingga aspirasi dapat tercipta dengan baik dan
rakyatpun damai.
2. Pada dasarnya tidak ada peraturan yang mengatur jelas tentang
kekuatan masyarakat yang bersifat oposisi. Namunsecara garis besar memang
masyarakat seharusnya tetap mendapatkan perlindungan dari negaranya.
Tidak hanya karena rakyatnya membelot kemudian negara boleh sewenang
wenang. Namun negara harus membimbing kembali rakyatnya yang membelot
agar sesuai dengan yang diharapakan. Namun bila kita menijau sebaliknya dari
disi rakyat yang membelot mungkin memang sangat dibutuhkan karena
pemerintah dipastikan membutuhkan saran saran yang sifaktnya membangun
dan itupun memang harus berasal dari dalam negeri. Permasalahan di
Afghanistan sendiri memang mencederai rasa saling menyayangi antar umat
dan antar saudara.
3. Tragedi pengeboman menjadi krisis sosial yang dihadapi oleh
masyarakat Afghanistan. Banyak orang tak berdosa yang hanya berstatus
warga sipil menjadi korban kekejaman oknum oknum tak bertanggung jawab.
Kita sebagai manusia harusnya salingmenjaga dan saling menghormati hak
orang lain. Bentuk protes yang dialami masyarakat Afghanistan menjadi
pembelajaran bahwa seseorang tidak boleh semena mena terhadap orang lain.
Demikian Analisa kasus yang berdasarkan kasus nyata yang terjadi di
kaboul, Afghanistan. Tragedi hak asasi manusia memang akan selalu

berpotensi muncul tapi kita setidaknya bisa menguranginya ataupun dapat
mencegahnya. Tragedi bom yang menewaskan 4 orang itu dapat menjadi
pembelajaran
bahwa
konflik
yang
awalnya
hanya
sebatas
ingin
mengungkapkan pendapat karena ketakutan mereka terhadap kesewenagan
Taliban malah berujung pada kematian personel pen-demonstrasi demi
mendapatkan suatu kedamaian serta kebebasan dalam berpendapat bagi para
rakyat Afghanistan. Adapun semua Analisa didasarkan pada Analisa terhadap
piagam hak asasi manusia yang seharusnya dipatuhi oleh seluruh anggota PBB
karena atas dasar kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K (2003), HAM dalam Perspektif Islam : Menyingkap Persamaan
dan Perbedaan antara Islam dan Barat, Penerbit Salemba Dinayah, Jakarta
Muladi, H (2009), Hak Asasi Manusia – Hakekat, Konsep, & Implikasinya
dalam Persperktif Hukum dan Masyarakat, Refika Aditama, Bandung
Jawahir, T(2013), HAM di Negara Negara Muslim dan Realitas Perang
Melaean Teroris di Indonesia, vol 8, no. 2
Yulia, N (2011) Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia dalam Konsep Negara
Hukum (Qua Vadis Demokrasi dan HAM di Indonesia di era Globalisasi)
the Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dilihat 10 Juni 2017,
http://www.un.org/en/udhrbook/pdf/udhr_booklet_en_web.pdf

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63