BAHAN AJAR STOIKIOMETRI.docx

BAHAN
AJAR

Konsep Mol (Massa Molar dan Volume Molar Gas)

a.

Mol
Kamu tentu pernah mendengar satuan lusin, liter, rim, atau kodi untuk

menyatakan jumlah benda. Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol.
Mol merupakan satuan jumlah partikel (atom, molekul atau ion) dalam suatu zat.
Para ahli sepakat bahwa satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan
jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02 x 10 23 partikel. Jumlah
partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau dalam
bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L).
Dalam satu mol zat terkandung sejumlah tetapan Avogadro partikel zat tersebut.
Massa 1 atom C-12 = 1,99268. 10-23 gram

12
Jadi dalam 12 gram C-12 terdapat =


¿ gram
¿
1,99268.10−23 gram

= 6.02.1023 atom C
Maka 1 mol setiap zat mengandung 6.02.1023 partikel zat itu. (tetapan Avogadro =
L (Loschmid)

L = 6,02.
1023

1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na.
1 mol H2O mengandung 6,02 x 1023 molekul H2O
2 mol gas O2

= 2 x 6.02.1023 molekul O2 = 12,04 . 1023 molekul O2

2 mol ion Na + = 2 x 6.02.1023 ion Na+ = 12,04 . 1023 ion Na+
5 mol atom Na = 5 x 6.02.1023 atom Na = 3,01 . 1024 atom Na


Jadi,

Jumlah partikel =

∑ mol ¿¿
∑ partikel ¿ ¿

Mol =

b. Massa Molar
Massa molar adalah massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama
dengan Ar atau Mr yang dinyatakan dalam gram/mol.
Untuk unsur :
1 mol unsur = Ar gram/mol, maka dapat dirumuskan :
Massa 1 mol zat = Ar Zat dinyatakan dalam gram/mol
Contoh:
• Massa molar kalsium (Ca) = massa dari 1 mol kalsium (Ca) = Ar Ca = 40
gram/mol.
• Massa molar besi (Fe) = massa dari 1 mol besi (Fe) = Ar Fe = 56 gram/mol.

• Massa molar aluminium (Al) = massa dari 1 mol aluminium (Al) = Ar Al = 27
gram/mol.
Untuk senyawa :
1 mol senyawa = Mr gram/mol, maka dapat dirumuskan :
Massa 1 mol zat = Mr zat dinyatakan dalam gram/mol
Contoh :
a. Massa molar H2

= massa dari 1 mol H2
= Mr H2
= 2 × Ar H

= 2 × 1 gram/mol
= 2 gram/mol

b. Massa molar O2

= massa dari 1 mol O2
= Mr O2
= 2 × Ar O

= 2 × 16 gram/mol
= 32 gram/mol

Dengan menggunakan pengertian massa molar (mm), maka hubungan jumlah
mol dengan massa zat dapat dihitung dengan cara :
m = n x mm
Dengan,

m = massa zat (gram)
n = jumlah mol (mol)
mm = massa molar (gram/mol)

jadi banyak mol menjadi :

m
n = mm

c. Volume Molar
Volume molar gas adalah volume 1 mol pada suhu dan tekanan tertentu. Jika
pengukuran dilakukan pada suhu 00C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut

sebagai volume molar standar. Volum per mol gas disebut volume molar gas dan
dinyatakan dengan lambang Vm.
Contoh :
Untuk menentukan volume molar gas hidrogen, maka ditimbang 1 liter gas hidrogen
pada suhu 00C dan tekanan 1 atm. Ternyata massanya 0,0892 gram.

Jumlah mol gas H2 =

0,0892 gram
= 0,0446 mol
2 gram/mol

Volume 0,0446 mol gas H2 adalah 1 liter, jadi untuk 1 mol gas H2 volumenya :

=

1 liter
= 22,4215 liter /mol
0,0446 mol


Jadi volume molar gas hidrogen pada STP = 22,4215 liter/mol
a. Keadaan standart
Volume molar menunjukkan volum 1 mol gas pada keadaan standar. Pada keadaan
STP (0OC, 1 atm), volume molar gas adalah 22,4 liter
Volume = mol x 22,4 liter
1 mol
mol = volum x 1 mol
22,4 liter

Contoh: 1. Berapa volume 5 mol gas CO2 pada keadaan STP

mol ¿ ¿
5¿¿

Jawab: Volum gas CO2 =

Volum gas CO2 =

Volum gas CO2 = 112 liter
Contoh 2. Berapa mol terdapat dalam 5,6 liter gas CO2 pada keadaan standar


volum ¿ ¿
5,6 ¿ ¿

Jawab: Mol gas CO2 =

Mol gas CO2 =

Mol gas CO2 = 0,25 mol
b. Keadaan kamar

Kondisi dengan suhu 250C dan tekanan 1 atm disebut keadaan kamar dan
dinyatakan dengan RTP (Room temperature and pressure. Volume molar gas
dalam keadaan RTP adalah
24 liter mol-1
Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama setiap
gas yang mempunyai volum sama mengandung jumlah molekul yang sama
(molnya sama)

PETA KONSEP

RUMUS KIMIA

terbagi

RUMUS
EMPIRIS

RUMUS
MOLEKUL

ditentukan

ditentukan

Massa (m)
dan Ar

% massa
dan Ar


Rumus Kimia Zat
Rumus kimia dibedakan menjadi rumus molekul dan rumus empiris.

Rumus empiris
dan Mr

Untuk membedakan antara rumus empiris dan rumus molekul, perhatikan tabel
berikut:
Nama Zat
Etana
Glukosa
Air
Benzena

Rumus Molekul
C2H6
C6H12O6
H2O
C6H6


Rumus Empiris
CH3
CH2O
H2O
CH

Dar tabel di atas, dapat diambil kesimpulan :
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan sederhana
atom-atom di dalam senyawa.
Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jumlah atom-atom
sebenarnya dalam suatu senyawa dan merupakan kelipatan dari rumus
empiris.
Tetapi adakalanya perbandingan jumlah atom-atom pada rumus molekul merupakan
perbandingan yang sederhana, sehingga rumus empiris senyawa tersebut sama
dengan rumus molekulnya.
1. Menentukan Rumus Empiris
Ada dua cara untuk menentukan rumus empiris :
a. Dari data massa (m) dan massa atom relatif (Ar) masing-masing unsur
penyusun zat
b. Dari data % massa (m) dan massa atom relatif (Ar) masing-masing unsur

penyusun zat
Untuk memahami cara menentukan rumus empiris suatu zat,perhatikan soal berikut:
Penentuan rumus empiris dari data massa (m) dan massa atom relatif (Ar)
masing-masing unsur penyusun zat
 Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O. tentuksn
rumus empirisnya. (Ar Fe = 56, O = 16)
Jawab:

Langkah 1:
Tentukan mol masing-masing unsur
unsur penyusun zat

massa (g)

Fe

11,2 gram

O

4,8 gram

mol (n) =

m(g)
g
Mr( mol )

11,2 g
n Fe = 56 g = 0,2 mol
mol
4,8 g
n O = 16 g = 0,3 mol
mol

Langkah 2 :
Tentukan perbandingan mol unsur-unsur tersebut
Mol Fe : mol O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3
Langkah 3 :
Tentukan rumus empiris dari perbandingan molnya
 rumus empiris senyawa adalah Fe2O3

Penentuan rumus empiris dari data % massa dan massa atom relatif (Ar) masingmasing unsur penyusun zat
 Vanila yang digunakan untuk memberi cita rasa makanan, mempunyai
komposisi sebagai berikut: 63,2% C; 5,2% H dan 31,6% O. tentukan rumus
empirisnya. (Ar C = 12, H =1, O = 16)
Jawab:
Langkah 1:
Tentukan mol masing-masing unsur
unsur penyusun

persen

massa per 100 gram

zat

massa

sampel = % × 100

C

63,2 %

gram
×
63,2%
100 = 63,2
gram

mol (n) =

m(g)
g
Mr( mol )

63,2 g
n C = 12 g = 5,27
mol
mol

H

5,2%

5,2% × 100 = 5,2
gram

O

31,6%

31,6% × 100 = 31,6
gram

5,2 g
n H = 1 g = 5,2
mol
mol

31,6 g
n O = 16 g = 1,98
mol
mol

Langkah 2:
Tentukan perbandingan mol unsur-unsurnya
Mol C : mol H : mol O = 5,27 : 5,2 : 1,98 = 2,66 : 2,63 : 1,00 = 8 : 8 : 3
Langkah 3 :
Tentukan rumus empirisnya dari perbandingan mol tersebut
 Rumus empiris vanila adalah : C8H8O3
2. Menentukan Rumus Molekul
Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris dan massa molekul relatif (Mr)
zat. Seperti diketahui, rumus molekul merupakan kelipatan dari rumus empirisnya.
(rumus molekul) = (rumus empiris) n
Dengan n = bilangan bulat dan dihitung dari persamaan berikut:
Mr rumus molekul = ( Mr rumus empiris)n
Untuk lebih memahaminya, perhatikan soal berikut.
a. Stirena, komponen penyusun styrofoam (polistirena) mempunyai massa
molekul relatif (Mr) sebesar 104. Jika diketahui rumus empirisnya adalah
CH, maka tentukan rumus molekul stirena tersebut. (Ar C = 12, H = 1)
Jawab:

 Langkah 1:
Tentukan kelipatan rumus empiris (nilai n)
Rumus molekul stirena = (rumus empiris stirena)n
Mr stirena = (Mr CH)n
104 = (Ar C + Ar H)n

104 = (12 + 1)n
104 = 13n
104
n = 13
n=8

 Langkah 2:
Tentukan rumus molekul
 Rumus molekul stirena adalah (CH)8 = C8H8
b. Suatu senyawa karbon (Mr = 60) mempunyai massa 3 gram. Senyawa
tersebut tersusun atas 1,2 gram karbon; 0,2 gram hidrogen dan sisanya
oksigen. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut. (Ar
H = 1; C = 12; dan O = 16)
Jawab:

 Langkah 1:
Tentukan mol masing-masing unsur penyusun zat tersebut
unsur penyusun

massa (gram)

zat
C

1,2 gram

m( g)
g
Mr mol
1,2 g
n C = 12 g = 0,1
mol
mol (n) =

mol
H

0,2 gram

O

3 gram – (1,2 + 0,2) gram = 1,6

0,2 g
n H = 1 g = 0,2
mol
mol

gram

1,6 g
n O = 16 g = 0,1
mol
mol

 Langkah 2:
Tentukan perbandingan mol unsur-unsur penyusun zat tersebut
Mol C : mol H : mol O = 0,1 : 0,2 : 0,1 = 1 : 2 : 1
 Langkah 3:
Tentukan rumus empiris zat tersebut

 Rumus empirisnya adalah CH2O

 Langkah 4:
Tentukan kelipatan rumus empirisnya (nilai n)
Rumus molekul = (rumus empiris)n
Mr rumus molekul = (Mr rumus empiris)n
60 = (Ar C + 2 Ar H + Ar O)n
60 = (12 + 2 . 1 + 16)n
60 = 30n
n=2
 Langkah 5:
Tentukan rumus molekul
 Rumus molekulnya adalah (CH2O)2 atau C2H4O2

BAHAN AJAR SENYAWA HIDRAT

Kristal (senyawa hidrat) merupakan zat padat yang bentuknya teratur.
Senyawa Hidrat adalah: senyawa senyawa garam padat yang mengikat beberapa
molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya Kristal umunya terbentuk dari
suatu zat cair atau larutan yang mengalami proses pemadatan atau penguapan secara
perlahan – lahan. Contohnya, bila larutan tembaga (II) sulfat diuapkan airnya maka
akan menjadi kristal terusi. Dalam proses tersebut kemungkinan adanya molekul air
yang terjebak di dalam kristal. Air yang terjebak didalam kristal disebut air Kristal.
Tidak semua Kristal mengandung air Kristal, dan jumlah air Kristal untuk
setiap zat tidak sama. Kristal terusi (garam tembaga (II) sulfat) mempunyai air
Kristal sebanyak 5 molekul dalam setiap satuan rumus kimianya. Oleh karena itu
rumus terusinya ditulis CuSO4.5H2O. air Kristal ini akan terlepas bila dilakukan
pemanasan atau dilarutkan, sehingga didalam proses reaksinya air Kristal tidak
terlibat reaksi kimia.
Jika senyawa hidrat dipanaskan maka dia akan kehilangan molekul airnya,
pemanasan yang teus menerus menyebabkan senyawa hidrat kehilangan molekul
airnya, jika hal ini terjadi maka senyawa hidrat disebut sebagai anhidrat.
Contoh :
CuSO4.5H2O(s)

CuSO4(s) + 5H2O

CuSO4 disebut sebagai anhidrat dari hidrat CuSO4.5H2O. Beberapa senyawa
hidrat berbeda warna dengan senyawa anhidratnya. Hidrat CuSO 4.5H2O berwarna
biru sedangkan anhidrat CuSO4 berwarna putih. Hidrat CoCl2.6H2O bewarna merah
sedangkan anhidratnya berwarna biru. Jadi perubahan warna ini bisa kita jadikan
sebagai indikasi perubahan dari hidrat ke anhidrat atau sebaliknya.
Perbandingan antara mol anhidrat dengan mol air yag dilepaskan oleh hidrat
dapat kita jadikan patokan sebagai cara untuk menentukan formula senyawa hidrat.
Sebagai contoh hidrat Na2CO3.10H2O selalu memiliki perbandingan mol Na2CO3 :
H2O = 1 : 10.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut :
No

Senyawa Hidrat

Nama

Anhidrat
CuSO4

1

CuSO4.5H2O

2

CoCl2.6H2O

Kobalt(II) klorida heksahidrat

3

SnCl2.2H2O

Timah(II) klorida dihidrat

4

Na2CO3. 10H2O

Natrium karbonat dekahidrat

5

FeBr2.4H2O

Fero bromide tetrahidrat

6

NiCl2 .4H2O

Nikel(II) klorida tetrahidrat

7

RhCl3.3H2O

Rodium(III) klorida trihidrat

8

Ba(OH)2.8H2O

Tembaga(II) sulfat pentahidrat
CoCl2
SnCl2
Na2CO3
FeBr2
NiCl2
RhCl3
Ba(OH)2
Barium hidroksida oktahidrat

Air Kristal
xH2O
xH2O
xH2O
xH2O
xH2O
xH2O
xH2O
xH2O

Penentuan jumlah air Kristal dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan memanaskan air Kristal sehingga air kristalnya terlepas. Kemudian, dari
massa Kristal sebelum dan sesudah

pemanasan dapat ditentukan massa air

kristalnya. Jika senyawa tersebut ternyata tidak stabil pada pemanasan, maka
penentuan air Kristal dilakukan dengan menganalisis melalui reaksi kimia.

Contoh Soal

Kristal Zn(NO3)2.xH2O dipanaskan sehingga semua air kristalnya menguap.
Ternyata, massanya berkurang 36,54%. Jika diketahui Ar Zn = 65, N=14, O= 16,
H=1; tentukan harga x!
Penyelesaian
Missal massa Kristal = 100 gram
Massa Kristal berkurang 36,54%, sehingga massa Kristal yang tersisa adalah:
Massa Zn(NO3)2

= (100 – 36,54) gram
= 63,46 gram

Massa H2O

= 63,46 gram

massa Zn(NO 3 )2
massa H2 O
: M assa molar H O
2
Perbandingan mol Zn(NO3)2 : mol H2= Massa molar Zn(NO3 )2
=

63,46 gram 36,54 gram
:
189 gram/mol 18 gram/mol

= 0,34 mol : 2,03 mol
= 1 :6
Perbandingan mol = perbandingan koefisien
Jadi harga x = 6
Maka rumus kristalnya adalah Zn(NO3)2.6H2O

Latiha
Untuk menentukan air Kristal natrium posfat, sebanyak 38 gram Kristal
Na3PO4.xH2O dipanaskan hingga semua air kristalnya menguap. Ternyata setelah
penguapan, massa Kristal tinggal 16,4 gram. Jika Ar Na = 23, P=31, O =16, dan H
=1, tentukan jumlah air Kristal dalam Kristal natrium posfat tersebut!

BAHAN AJAR % MASSA DAN % VOLUME

A. Persen massa (% massa )
Persen masssa menyatakan bagian massa komponen dalam 100
% massa
massa
komponen
x 100
bagian
massa =
campuran.
Misalnya
: larutan
garam%dapur 10 % , artinya 10 gr
Massa campuran

garam dapur dalam 100 gr larutan.
Atau:

Massa zat = % massa
Massa total senyawa

x 100 %

Contoh soal :
1. Analisis sampel menunjukkan terdapat 40% kalsium, 12 % karbon, dan 48%
oksigen. Jika diketahui massa sample tersebut adalah 25 gram, tentukan
massa setiap unsur dalam sampel tersebut!
Jawab:
• Massa Ca = 40 / 100 × 25 gram = 10,0 gram
• Massa C = 12 / 100× 25 gram = 3,0 gram
• Massa O = 48 / 100 × 25 gram = 12,0 gram

2. Sebanyak 100 gr larutan gula 10 % dicampur dengan 200 gr gula 20 % .
Berapa persen kadar gula sekarang?
Jawab

massa gula 1 +massa gula 2
x 100%
massa laru tan (1 + 2)
(10% x 100) + (20% x 200)
=
100 %
100 + 200
10 + 40
=300
x 100 %
= 16,7%

% massa=

B. Persen volume (% volume)

Persen volume menyatakan bagian volume komponen dalam 100
bagian volume campuran. Misalnya : 78% gas nitrogen dalam udara, artinya
terdapat 78 ml gas nitrogen dalam 100 ml udara.

% Volume =

volume zat
x 100 %
Volume campuran

atau

volume zat = kadar zat
volume total senyawa

x 100 %

Contoh soal
1. Berapa ml alkohol yang terlarut di dalam 500 ml larutan alkohol yang
kadarnya 30 %?
Jawab :

volume larutan ¿ 30 %x50 mL
%alkohol =volume alkohol¿ %alkohol x volume larutan = 10 % ¿ =150 ml¿ ¿ ¿ ¿ x10 %¿
volume alkohol =
¿
10 %
2. Tersedia alkohol 100 ml 70%. Berapa volume air ynag harus dtambahkan ke
dalam larutan supaya kadar alkohol menjadi 30 %?
Jawab
Dalam 100 ml

alkohol 70% terdapat

 alkohol yang volumenya = 70 % x 100 ml = 70 ml
 Volume air = 100 ml – 70 ml = 30 ml
Misalkan volume yang ditambahkan adalah x hingga kadar alkohol menjadi
30 % maka besarnya x dapat dihitung

volume alkohol
% volume=volume campuran x 100%
70
30%=30+x x 100%
x=133,3
Jadi volume yang ditambahkan adalah 133.3 ml

PPM atau nama kerennya “Part per Million” jika dibahasa Indonesiakan akan
menjadi “Bagian per Sejuta Bagian” adalah satuan konsentrasi yang sering
dipergunakan dalam di cabang Kimia Analisa. Satuan ini sering digunakan untuk
menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan
garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan
yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm Seperti halnya namanya yaitu
ppm, maka konsentrasinya merupakan perbandingan antara berapa bagian senyawa
dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama halnya denngan “persentase” yang
menunjukan bagian per seratus.
Jadi bpj adalah kadar zat yang menyatakan banyaknya bagian zat yang terdapat
dalam setiap satu juta bagian campuran
Bpj/ppm = mg/kg atau mL/L
Kenapa ingat 1kg = 1.000.000mg jadi 1mg/1.000.000 mg
Jadi rumus bpj/ppm adalah sebagai berikut;
massa zat

Rumus bpj/ppm massa = massa campuran x 106
Bpj/Ppm Massa

= persentase (%) zat x 106

volume zat

Rumus bpj/ppm volume = volume campuran x 106
Bpj/Ppm Volume

Contoh soal

= persentase (%) zat x 106

1. Diketahui suatu sumur airnya mengandung zat besi sebanyak 0,15 mg dalam
1 liter air sumur. Berapa bpj kadar besi dalam air sumur bila massa jenis air
sumur tersebut adalah 1gram/ml?
Diketahui

: massa besi = 0,15 mg
: volume air = 1 liter
: massa jenis air sumur = 1gram/ml

Ditanya

: kadar zat besi ( bpj/ppm )

Jawab :
Dicari dulu massa zat campurannya yaitu massa air
1 L air sumur = 1000 mL
Massa air

= massa jenis x volume
= 1 gram/mL x 1.000 mL
= 1.000 gram

Massa besi

= 0,15mg
= 0.00015gram

massa zat
Kadar zat besi (bpj/ppm) = massa campuran x 106
0,00015 gram
Kadar besi (bpj/ppm) = 1.000 gram x 106
= 0,15bpj
jadi artinya dalam air sumur terdapat 0,15 gram zat besi dalam 1juta (10 6)
gram larutan.
2. Berapa bpj kadar CO2 di udara bersih mengandung 0,00025% CO2 ?
Diketahui

: persentase gas CO2 = 0,00025%

Ditanya

: kadar CO2 dalam bpj/ppm

Jawab :
Kadar CO2 ( ppm massa ) : persentase zat x 106
0,00025
Kadar CO2 ( ppm massa ) = 100 X 106 bpj
Kadar CO2 ( ppm massa ) = 0,00025 X 104 = 2,5 bpj /ppm
Jadi artinya dalam udara bersih terdapat 2,5 mL gas CO2 dalam 1juta (106)
mL udara.

Kemolaran dan Kemolalan

KEMOLARA

Dalam melakukan percobaan di laboratorium, seringkali reaksi yang
dilakukan dalam bentuk larutan. Satuan konsentrasi larutan yang umum digunakan
adalah molaritas (M). Larutan dengan konsentrasi 1 M artinya di dalam 1 L larutan
tersebut terdapat 1 mol zat terlarut. Secara matematis, hubungan antara molaritas
dengan mol dan volum larutan ditulis sebagai berikut.

n
M =V
Keterangan

Atau

g 1000
M =Mm × mL

M

= molaritas (mol/L atau M)

n

= mol zat terlarut (mol)

V

= volum larutan (L)

g

= massa zat terlarut (gram)

Mm

= massa molar zat terlarut

mL

= volum larutan (mL)

Contoh soal

1. 0,02 mol HCl dimasukkan ke dalam air hingga volumnya menjadi 250
mL.Tentukan konsentrasi HCl dalam larutan tersebut!
Penyelesaian

n
M =V

2.

M HCl=

0,02 mol
=0 .08 M
0,25 L

4 gram NaOH dilarutkan ke dalam air hingga volumnya menjadi 500 mL.
Tentukan konsentrasi NaOH dalam larutan tersebut! (Mr NaOH = 40).
Penyelesaian:

g 1000
M =Mm × mL

4 1000
M NaOH=40 ×500 =0,2 M

Selain kemolaran, konsentrasi larutan juga dapat dinyatakan dalam bentuk
persentase (P). hubungan antara kemolaran dan persentase adalah sebagai berikut
:

M=

10 ×ρ× %
Mm

Keterangan :

M

= kemolaran (M)

%

= persentase fase larutan (%)

Mm

= masa molar relatif larutan



= massa jenis larutan

Contoh soal

Tentukan molaritas dari asam sulfat pekat yang mengandung 49% H2SO4 dan massa
jenis 1,8 kg/L! (diketahui Ar H = 1, S = 32, dan O = 16)
Jawab:

10 ×ρ×% 10×1,8×49
M =Mm
=98
=9 M

PENGENCERAN

Di laboratorium larutan yang berasal dari pabriknya, biasanya dalam
konsentrasi tinggi, misalnya asam klorida 12 M, dan asam asetat 17 M. Reaksi-reaksi
kimia biasanya dilakukan pada konsentrasi larutan yang rendah misalnya 1 M atau
0,1 M. Untuk keperluan tersebut, larutan yang pekat harus diencerkan dahulu dengan
menambahkan air. Di dalam pengenceran larutan, jumlah mol zat pada larutan pekat
sama dengan larutan encer, hanya volum larutannya yang berubah.
Jumlah mol zat terlarut dapat dihitung dengan mengalikan volum (V) dengan
molaritas larutan.
n1

= n2

M 1× V 1 = M 2 × V 2
keterangan
V1 = volum sebelum pengenceran
M1 = konsentrasi molar sebelum pengenceran

V2 = volum sesudah pengenceran
M2 = konsentrasi molar sesudah pengenceran

Contoh soal

1. Tentukan konsentrasi larutan yang terjadi jika kedalam 10 mL Na2S2O3 0,5 M
ditambah 10 mL air!
Penyelesaian:

M 1× V 1 = M 2 × V 2
10 mL x 0,5 M

= 20 mL x M2

M2

= 0,25M

Konsentrasi larutan setelah diencerkan = 0,25 M
PENCAMPURAN

Pencampuran larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda menghasilkan konsentrasi
baru, dengan rumusan :

M campuran=

V 1 M 1 +V 2 M 2 +...+V n M n
V 1 +V 2+...+V n

Contoh soal

Tentukan kemolaran larutan jika dicampurkan 150 mL larutan NaCl 0,2M dan 250
mL larutan NaCl 0,6M, berapakah kemolaran NaCl setelah dicampurkan?
Jawab :

M campuran=

V 1 M 1 +V 2 M 2 +...+V n M n
V 1 +V 2 +...+V n

KEMOLALA
N

M campuran=

150.0,2+250.0,6
=0 ,45M
150+250

Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat
yang tergabung dari jumlah partikel dalam larutan.
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu
kilogram (1.000 gram) pelarut. Misalkan jika 2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan
dalam 1.000 gram air maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal. Secara
matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.

m=

g 1000
×
Mm
p

M=n×
Atau

1000
p

Keterangan:
m = molalitas larutan

g

= massa zat terlarut(gram)

n = jumlah mol zat terlarut

Mm = massa molar zat terlarut

p = massa pelarut (gram)

Contoh soal

Jika kita melarutkan 9 gram gula sederhana (C 6H12O6) ke dalam 500 gram air.
Berapakah molalitas glukosa tersebut dalam larutan?
Penyelesaian:

m=

gr 1000
x
Mm p

m=

9 1000
x
=0,1 molal
180 500

Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan
antara jumlah mol salah satu komponen larutan (jumlah mol zat pelarut atau jumlah
mol zat terlarut) dengan jumlah mol total larutan. Fraksi mol disimbolkan dengan χ .
Misal dalam larutan hanya mengandung 2 komponen, yaitu zat B sebagai zat terlarut
dan A sebagai pelarut, maka fraksi mol A disimbolkan X A dan X B untuk fraksi mol
zat terlarut.
XA =

nA

dan

X B = nB

nA + nB

nA + nB

Sehingga:
X A + X B = nA
nA+ nB

+

nB
nA+ nB

Dalam campuran (larutan) jumlah fraksi mol = 1 sehingga:

XA + XB = 1
Keterangan:
n A = jumlah mol pelarut
n B= jumlah mol zat terlarut
X A = fraksi mol pelarut
X B= fraksi mol zat terlarut
Fraksi mol biasa dipakai dalam perhitungan yang memerlukan komposisi zat
terlarut dan pelarut, misalnya dalam tekanan uap jenuh suatu larutan.

CONTOH
1. Dalam suatu larutan terdapat 0,5 mol zat A dan 2 mol zat B. Tentukan fraksi
mol zat A!
Penyelesaian:
Jumlah mol zat A (n A ) = 0,5 mol
Jumlah mol zat B(n B) = 2 mol
nA
0,5 mol
0,5 mol
Fraksi mol zat A ( X A ) = n +n = 0,5 mol+2 mol = 2,5 mol = 0,2
A
B
2. Hitung fraksi mol glukosa bila dilarutkan 36 gram glukosa (Mr = 180) dalam
90 gram air (Mr = 18).
Penyelesaian:
36 g
= 180 g /mol
= 0,2 mol
90 g
massa
= massa molar
= 18 g / mol
= 5 mol
n glukosa
0,2 mol
0,2 mol
= n glukosa+n air = 0,2 mol+5 mol = 5,2mol = 0,038

massa
mol glukosa = massa molar
mol air
X glukosa

3. Hitung fraksi mol naftalena bila dilarutkan 6,4% naftalena (Mr = 128) dalam
benzena (Mr = 78).
Penyelesaian:
Larutan 6,4% naftalena dalam benzena artinya:
Untuk 100 gram larutan terdapat

Massa naftalena : 6,4% x 100 = 6,4 gram
Massa benzena : 100 − 6,4 = 93,6 gram
mol naftalena
mol benzena
X naftalena

6,4 g
= 128 g /mol
= 0,05 mol
93,6 g
massa
= massa molar
= 78 g / mol
= 1,2 mol
n naftalena
0,05 mol
= n naftalena+n benzena = 0,05 mol+1,2 mol
0,05 mol
= 1,25 mol
massa
= massa molar

= 0,04