KULIAH HAK ASASI MANUSIA
KULIAH
HAK ASASI MANUSIA
O l e h : Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH., MH (Dosen)Makalah ini dapat diunduh pada alamat: www.rumahpendidikan.wordpress.com Drs. H. Syafruddin Amir,
Course Outline
HAK ASASI MANUSIA (HAM)
DESKRIPSI MATA KULIAH HAM
Mata kuliah ini mengkaji HAK ASASI MANUSIA (HAM) secara umum, mulai dari sejarah perkembangan pemikiran HAM, Cakupan HAM, Deklarasi Universal HAM, Ciri – cirri HAM, HAM dalam Perundang-undangan dan Pancasila, Genosoida, Kajian Konstitusi Konstitusionalisme dan Komparatif, Politik Hukum, Anak dalam
B. TUJUAN UMUM PERKULIAHAN
Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mendeskripsikan HAK ASASI MANUSIA (HAM) secara umum, terutama yang berkaitan dengan Sejarah perkembangan pemikiran tentang HAM, Nilai- nilai HAM, Ruang lingkup HAM, HAM dalam perspektif Teologis, HAM dalam Perundang-undangan Nasional dan Konvensi Internasional, HAM dalam realitas empirik kontemporer, Peradilan HAM, dan Strategi penegakkan HAM.
Dengan pengetahuan teoretik tersebut diharapkan terjadi internalisasi nilai-nilai HAM pada mahasiswa yang pada gilirannya dapat menggugah komitmen dan kesadaran mahasiswa untuk ikut serta dalam upaya pemajuan dan perlindungan HAM, atau setidaknya tidak melakukan
C. TUGAS PERKULIAHAN
Setiap mahasiswa wajib mengerjakan tugas perkuliahan berupa:
1. Memberikan respons berupa pertanyaan, sanggahan, ataupun tanggapan dalam kegiatan perkuliahan;
2. Membuat laporan kegiatan perkuliahan setiap pertemuan dalam bentuk jurnal atau portofolio;
3. Membuat karya tulis (makalah/ artikel/ resensi/ studi kasus, dan sejenisnya) yang relevan dengan materi perkuliahan; 4. Mempresentasikan karya tulisnya jika diminta.
D. EVALUASI DAN SISTEM PENILAIAN
Evaluasi dilakukan setiap saat. Hasil evaluasi dijadikan acuan perbaikan kegiatan perkuliahan.
Dalam rangka perbaikan sistem perkuliahan, mahasiswa dan dosen memiliki hak dan kewajiban yang sama, antara lain menyangkut :
1. Kehadiran. Dosen dan mahasiswa yang tidak hadir karena suatu alasan yang jelas dan bisa diterima, wajib saling memberikan informasi, maksimal satu jam sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Penyempurnaan Materi dan Sistem Perkuliahan,
Yakni :
A. Bila mahasiswa menganggap materi perkuliahan tidak relevan
dengan aspirasi, situasi, dan tuntutan profesi, mahasiswa dapat
mengajukan materi perbaikan/ tambahan untuk didiskusikan oleh
bagian akademik, dosen (team teaching), dan mahasiswa;B. Bila strategi perkuliahan yang diterapkan dirasakan kurang efektif, dengan alasan yang jelas dan rasional, mahasiswa dapat mengusulkan kepada dosen yang bersangkutan agar segera melakukan penyesuaian/ perbaikan;
C. Bila mahasiswa merasa kurang cocok dengan dosen pengampu, dengan alasan yang jelas dan rasional, serta disepakati oleh setengah plus satu orang mahasiswa yang mengikuti kuliah dosen yang bersangkutan, diperkenankan mengajukan keberatan kepada bagian akademik, untuk dilakukan pergantian atau diupayakan alternatif lain.
D. Bila mahasiswa tidak puas dengan nilai yang diperoleh, mahasiswa
dapat mengajukan keberatan disertai alasan dan bukti-bukti yang kuat dan logis.
E. Penilaian ditentukan sesuai dengan acuan akademik yang berlaku,
dengan komponen-komponen dan bobot penilaian sebagai berikut:- Nilai Formatif (kehadiran, aktivitas kelas, tugas) : 40 % dari nilai total
E. REFERENSI :
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia; UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM); UU Nomor 26 tahun 2000 tentang Peradilan HAM; Memorandum OKI tentang Hak Asasi Manusia; International Committee of the Red Cross Review, Nomor 328, 1998; Berbagai Konvensi Internasional tentang HAM; seperti; Deklarasi Universal HAM (DUHAM); Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan erendahkan Martabat Manusia, Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras, Konvensi Hak-hak Abak, dan lain-lain; Mochtar Kusumaatmadja, Konvensi-Konvensi Palang Merah Internasional, Alumni, Bandung, 1999; The Geneva Conventions Of August 12 1949, International Committee Of The Red Cross; Protocols Additional To The Geneva Conventions Of 12 August 1949, International Committee Of The Red Cross; Bagir Manan, Perkembangan
Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, YDHS
bekerja sama dengan Alumni, Bandung, 2001; James W. Nickel,
“Making Sense Of Human Rights”, diterjemahkan Titis Eddy Arini, Hak
REFERENSI LAIN:
KOMNAS HAM, Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Budaya
Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1997; Buku Panduan untuk Fasilitator
HAM, Jakarta, 2002; Buku Panduan untuk Fasilitator Rohaniawan
HAM, Jakarta, 2002; M. Luqman Hakiem, Deklarasi Islam tentang
Hak Asasi Manusia, Risalah Gusti, Surabaya, 1993; Scott Davidson,
“Human Rights”, diterjemahkan A. Hadyana Pudjaatmaka, Hak
Asasi Manusia, Grafiti, Jakarta, 1994; Subhi Mahmassani, “Arkan
Huquq’l Insan”, diterjemahkan Hasanuddin, Konsep Dasar Hak-hak
Asasi Manusia Studi Perbandingan Dalam Syariat Islam dan
Perundang-undangan Modern, Tintamas Indonesia, Jakarta, 1993;
Abu A’la Al-Maududi, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Jakarta, YAPI, 1998; Baeher, Peter (et.al), Instrumen Internasional Pokok
HAM, Jakarta, Yayasan Obor, 2001; Baharuddin Lopa, Al-Quran dan
Hak Asasi Manusia, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999;
E. Shobirin Nadj, Diseminasi HAM, Perspektif dan Aksi, Jakarta, CESDA-LP3ES, Jakarta 2000; James W Nickel, HAM; Refleksi
Filosofis atas Deklarasi Universal HAM, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1996. http://www.ipl.org. . .http://www.komisihukum.go.id http://www.hrw.org.
PEMAHAMAN HAK ASASI PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA MANUSIA 1.
1. Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia dari
Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia dari
tuhan tanpa ada perbedaan, maka Hak Asasi Manusia adalah
tuhan tanpa ada perbedaan, maka Hak Asasi Manusia adalah
hak dari kodrati yang melekat pada diri manusia, ia bersifat
hak dari kodrati yang melekat pada diri manusia, ia bersifat
universal serta abadi berkaitan dengan harkat dan martabat
universal serta abadi berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia. manusia.2.
2. Setiap manusia mempunyai hak asasi yang sama tanpa Setiap manusia mempunyai hak asasi yang sama tanpa
perbedaan jenis kelamin, RAS, bangsa, pandangan politik,
perbedaan jenis kelamin, RAS, bangsa, pandangan politik,
status sosial dan posisi lainnya. Pengabaian dan
status sosial dan posisi lainnya. Pengabaian dan
perampasannya mengakibatkan hilang harkat dan martabatnya
perampasannya mengakibatkan hilang harkat dan martabatnya
sebagai manusia. sebagai manusia.3.
3. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia yang Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia yang
UNSUR-UNSUR HAK :
1. Mengidentifikasi suatu pihak sebagai pemilik atau pemegang hak
2. Hak adalah untuk suatu kebebasan atau keuntungan
3. Mengidentifikasi pihak atau pihak-pihak yang harus berperan mengusahakan
tersedianya kebebasan atau keuntungan
yang diidentifikasi oleh ruang lingkup hak tersebut
4. Bobot atau hak menentukan urutan atau
arti pentingnya dalam hubungannya dengan norma-norma lain.
CIRI-CIRI HAK :
CIRI-CIRI HAK :
1. Merupakan pertimbangan2 berprioritas tinggi yang penting (high priority)
2. Hak tersebut baku (definiteness) dilihat dari right-holders maupun (high priority)
3. Hak tersebut memiliki kemengikatan (bindingness)
JENIS -JENIS HAK
• Hak moral: hak dibenarkan berdasarkan
etika atau nilai - nilai moral• Hak hukum: hak yang tertulis di dalam
hukum domestik dan diterapkan didalam pengadilan domestik• Hak asasi manusia: hak yang dikenal dalam
hukum internasional yang merupakan hasil konsensus dari komunitas internasional yang melekat dalam manusia
CIRI-CIRI KHUSUS DARI HAK ASASI MANUSIA
- Melekat • Universal • Tak dapat dicabut
- Tidak dapat terbagi
- Saling tergantung
Cakupan Hak Asasi Manusia
- Hak sipil dan politik
- Hak ekonomi dan sosial
- Hak individual
- Hak kolektif
- Hak untuk ikut serta dalam pembangunan
DEKLARASI UNIVERSAL DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA HAK ASASI MANUSIA 1.
1. Hak untuk mendapatkan perlakuan sama dan Hak untuk mendapatkan perlakuan sama dan bebas dari diskriminasi bebas dari diskriminasi 2.
2. Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan
Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan
pribadi pribadi 3.3. Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan martabat manusia merendahkan martabat manusia 4.
4. Hak untuk mendapatkan persamaan di dalam Hak untuk mendapatkan persamaan di dalam hukum hukum 5.
5. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam pengadilan dalam pengadilan 6.
6. Hak untuk mendapatkan keleluasaan pribadi
Hak untuk mendapatkan keleluasaan pribadi
DEKLARASI UNIVERSAL
HAK ASASI MANUSIA
8. Kebebasan mengeluarkan pendapat
9. Kebebasan untuk berserikat dan berkumpul
secara damai10. Hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan
11. Hak untuk mendapatkan keamanan sosial
12. Hak untuk kesempatan kerja
13. Hak untuk mendapatkan tingkat hidup yang
layak14. Hak untuk mendapatkan pendidikan
ENAM PAKTA UTAMA HAK ASASI MANUSIA
1. Kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik (ICCPR)
2. Kovenan internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (ICESCR)
3. Konvensi memgenai penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial (CERD)
4. Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita (CEDAW)
5. Konvensi hak - hak anak (CROC)
6. Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak
FUNGSI HAK
- Menurut teori kepentingan (interest
theories) hak berfungsi untuk mengembangkan kepentingan orang dengan memberikan serta melindungi keuntungan.
- Menurut teori keinginan (will theories) hak berfungsi untuk mengembangkan otonomi dengan memberikan dan melindungi otoritas, keleluasaan atau
kontrol di sejumlah bidang kehidupan.
KERANGKA TEORI KEBERADAAN HAK
- Teori Pemberian Hak (entitlements)
- Teori Pemberian Hak Plus
(entitlements-plus theory)
- Teori Pemberian Hak yang
Diimplementasikan Menurut Hukum
(legally imlpemented entitlements
theory)HAK ANAK-ANAK HAK ANAK-ANAK
ANAK-ANAK DALAM PANDANGAN ANAK-ANAK DALAM PANDANGAN HUKUM HUKUM
Anak - anak sebagai kekayaan Ayah
Anak - anak sebagai kekayaan Ayah
Anak - anak sebagai makhluk yang
Anak - anak sebagai makhluk yang
tergantung membutuhkan perlindungan
tergantung membutuhkan perlindungan
dan perawatan
dan perawatan
Anak - anak sebagai manusia memiliki hak
Anak - anak sebagai manusia memiliki hak
- hak dan tanggung jawab >hak dan tanggung jawab Anak - anak adalah manusia.
- Konvensi mengenai pengungsi (pasal 22)
- Hukum humaniter internasional (pasal 38)
- Perlindungan hak anak yang ada dalam pakta internasional lainnya (pasal 41)
- Usia diperbolehkan ikut dinas militer
• Perdagangan dan penggunaan anak
- anak untuk tujuan eksploitasi seksual komersial
- Menghormati hak - hak anak : mencegah
pelanggaran terhadap seluruh hak - haknya
- Melindungi hak - hak anak : mencegah pelanggaran dari pihak lain
- Memenuhi hak - hak anak : mengadopsi seluruh tindakan yang dibutuhkan
• Kerangka kerja resmi yang baik untuk hukum
- hukum dan institusi - institusi resmi dan cara kerjanya
- Hukum - hukum yang melindungi anak dari penganiayaan dan penelantaran
• Hukum yang berlaku mutlak untuk para korban
- Bertanggung jawab terhadap penegakan hukum
- Mendengar dan memutuskan perselisihan
• Menangani kasus yang berhubungan dengan
anak - anak :- Perkembangan ilmu dan teknologi dan akseleratif
- Proses-proses globalisasi Hak Asasi Manusia.
- Perkembangan cepat ekonomi dan pasar bebas
- Kemiskinan, Kesenjangan, sosial
- Interaksi kultural dan pergeseran nilai dan keadilan sosial.
- Perubahan sikap dan perilaku
- Kejahatan,narkotika, minuman keras, terorisme, premanisme.
- Mutu SDM,
- Transformasi demografik.
- Penyalahgunaan
- Pengutamaan Rasionalitas
- Otonomi Subjek berlebihan
- Kerusakan ekologis.
- Otoritas tradisi dan agama memudar
- Kebaikan dan kebenaran hanya
- Puritan/Konservatif/isolasi Tantangan Survival
- UUD 1945 Ketetapan MPR No. II/
- KOnstitusi RIS 1949
- UUDS 1950
- Political Education
- Political Articulation
- Political Agregation
- in what manner such
- Adanya Pembagian dan power is to be exercised Pembatasan Tugas Ketatanegaraan yang Juga Bersifat Fundamental
- NILAI NORMATIF; bahwa konstitusi berlaku bukan hanya dalam arti hukum (legal), melakinkan juga dalam kenyataan (realitas).
- NILAI NOMINAL; menurut hukum masih berlaku, namun dalam kenyataanya tidak sempurna karena ada pasal- pasal yang tidak dilakssanakan.
- NILAI SEMANTIK; bahwa konstitusi secara hukum memang berlaku tetapi hanya sekedar untuk memberi bentuk atau melaksanakan kekuasaan politik, konstitusi hanya dilaksanakan untuk kepentingan pemegang
- Cara memilih Kepala Negara •
- Status menteri-menteri
- Hubungan pusat dan daerah
- Treaty making proses
- Kewarganegaraan •
- Hal-hal menyangkut parlemen
- By the legislature under special restrictions (perubahan konstitusi melalui legislatif dengan persyaratan khusus)
- By the people through a referendum (perubahan konstitusi oleh rakyat melalui referendum)
- That methods peculiar to federal state where all, or a
- By a special convention for the pupose (perubahan konstitusi melalui konvensi khusus atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk untuk keperluan perubahan)
- Rencana yg terkoordinasi yg bermaksud utk menghancurkan dasar2 kehidupan yg penting dr suatu
- Tujuan rencana disintegrasi kelompok:
- – institusi politik & sosial, budaya, bahasa, kebangsaan, agama, ekonomi, penghansucran keamanan pribadi, kesehatan, martabat, kehidupan.
- IMT: genosida overlap dgn KTK tetapi telah menghasilkan fondasi hukum
- Resolusi 1946: “genosida: penyangkalan thdp hak existensi suatu kelompok, sbgmn pembunuhan yg menyangkal hak hidup seseorang”
- Genosida pd masa damai / perang adalah kejahatan menurut hk internasional melibatkan penyangkalan thdp hak hidup seluruh kelompok
- Mengejutkan nurani umat manusia
- Berlawanan dgn hukum, moral, jiwa & tujuan PBB
• Setiap perbuatan yg dilakukan dgn maksud utk
menghancurkan / memusnahkan sebagian /seluruh kelompok: bangsa, ras, etnis, agama, dgn cara:- – Membunuh – Mengakibatkan penderitaan berat fisik /mental
- – Meciptakan kondisi kehidupan yg akan mengakibatkan kemusnahan fisik, seluruh / sebagian
- – Memaksakan tindakan2 yg bertujuan mencegah kelahiran di dlm suatu kelompok
- – Memindahkan paksa anak2 dr klp tertentu ke klp lain
- Persyaratan ‘maksud’ (intent)
- Tdk termasuk political groups
- Kewajiban umum negara:
- – mencegah kejahatan genosida
- – menghukum pelaku
- – diadili di fora nasional / internasional / negara lain
- – Individual criminal responsibility & State responsibility
- Advisory opinion ICJ 1951: ‘genosida mrpkn hukum kebiasaan internasional, shg mengikat semua negara’
- Tidak ada daluwarsa bagi KTK, Genosida & kejahatan perang
- Jika kejahatann terjadi, Konvensi hrs diterapkan kpd perwakilan otoritas neg & perorangan (pelaku utama, kaki tangan,
partisipan, penghasut, yg bersekongkol utk
melakukan kjhtn, tanpa mempertimbangkan
tingkat penuntasan kjhtn, & thdp otoritas neg yg memberikan toleransi thdp kjhtn - Kewajiban neg: mengambil langkah2 yg diperlukan, bid legislasi, ekstradiksi
- “dengan maksud”: hrs spesifik, menghancurkan, keseluruhan / sebagian dr kelompok
- Sub-kategori dr KTK
- Persyaratan “dgn maksud” sangat tinggi
- “seluruhnya atau sebagian”
- – maksud utk menghancurkan seluruh atau sebagian hrs diiartikan dgn merujuk kpd maksud yg spesifik utk menghancurkan lebih dr sekedar sejumlah kecil orang2 yg mrpkn anggota kelompok” (WG 1997)
- – pelaku tdk harus bermaksud utk menghancurkan seluruh kelompok ttp sebagian kecil saja sudah
- Kelompok yg dilindungi:
- – bangsa
- – etnis
- – ras
- – pemeluk agama
- “Stable” groups, constituted in a permanent fashion; dan yang keanggotaannya ditentukan oleh kelahiran (ICTR)
- – Membunuh anggota kelompok
- – Mengakibatkan penderitaan berat thdp fisik / mental thdp anggota kelompok
- – Meciptakan kondisi anggota kehidupan kelompok yg akan mengakibatkan kemusnahan sec fisik, baik seluruh / sebagian
- – Memaksakan tindakan2 yg bertujuan mencegah kelahiran di dlm kelompok
- – Memindahkan sec paksa anak2 dr kelompok tertentu ke kelompok lain
- Hanya yang bersifat fisik & biologi, tdk yg kultural
- “ethnic cleansing”?
- – Tindakan yg memaksa anggota klp utuk meninggalkan tpt tinggalnya utk melarikan diri dr ancaman perlakuan yg kejam (Syrian proposal)
- – Commission of experts ICTY: “termasuk
- – Kebijakan pembersihan etnis pd akhirnya memang bersifat genocidal (ICTY)
- “maksud menhancurkan … dst”: spesifik hrs dilihat dr beratnya (gravity).
- pembersihan etnis di Srebenica & sktr (pembunuhan masal klp muslim) setelah
jatuhnya Srebenica thn 1995: ‘kekejaman yg
- Mensyaratkan kehendak khusus utk
- “membunuh anggota kelompok”: sengaja & tdk sengaja
• Penurunan populasi Aborigin mel penguasaan /
pengambilalihan hak atas tanah mrk bukan- “Mengakibatkan penderitaan berat thdp fisik / mental anggota kelompok”
- – Penderitaan tsb tdk usah bersifat permanen / tdk dpt disembuhkan (ICTR)
- – Termasuk kekerasan seksual (ICTR)
- – “penderitaan mental”: tdk yg sifatnya minor / temporer (Prepcom)
- – ICC: “Dgn sengaja” (Deliberately)
- – Termasuk deportasi:
- – Sterilisasi, aborsi paksa, pemisahan pria – wanita, menghambat perkawinan
- – Instruksi utk melakukan tindakan yg bermaksud utk mencegah kelahiran (Eichmann)
- – Melalui perkosaan yg sistematik
- Menghasut terjadinya genosida:
- – “direct and public incitement to commit genocide” (Art. 3 Genocide Convention) hrs dihukum.
- – Melalui radio & televisi, media lain:
- “kamu hrs membunuh Tutsi”
- “gunakan senjata yg ada…”
- Kita hrs berjuang utk memusnahkan suku orang-orang jahat ini, jangan ada pengungsi.
- “Kita hrs membunuh mereka tidak ada jalan lain” Jean Kambanda & Akayeshu dihukum krn terbukti direct and public incitement to commit geno
- “pemindahan paksa anak2”
- – ICTR: tdk hanya perbuatan pemindahan yg langsung tetapi juga meliputi pengenaan sanksi ancaman atau
- Mewujudkan keadilan universal / global
- Mengakhiri impunitas
- Menanggulangi kelemahan sistem ad hoc
- Mengefektifkan hukum nasional
- Mencegah konflik & Memelihara perdamaian
Sebagai manusia mereka
memiliki seluruh hak asasi
manusia. Akan tetapi terdapat
ketentuan hukum hak asasi
manusia internasional yang
berlaku khusus pada anak -
anak sebagai anak1979 Tahun Internasional Anak - anak 1989 Konvensi Hak Anak
1990 Indonesia meratifikasi CROC
pada 5 September2003 CROC diratifikasi oleh 192 negara – semua kecuali Somalia dan Amerika
TIGA PRINSIP DASAR
1. Prinsip kepentingan yang terbaik (pasal
3)2. Prinsip partisipasi (pasal 12 )
3. Prinsip bimbingan orangtua (pasal 5 &18)
KETENTUAN UMUM DALAM
CROC (KONVENSI ANAK-ANAK)
1. Definisi dari anak - anak (pasal 1)
2. Hak untuk menikmati secara penuh tanpa
diskriminasi (pasal 2)3. Wajib untuk diketahui secara luas (pasal 42)
4. Hak - hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan
budayaHAK - HAK SIPIL DAN POLITIK
1. Hak - hak berhubungan dengan kehidupan anak, identitas dan keluarga
2. Hak - hak yang berhubungan dengan kehidupan dan aktivitas sipil dan politik
3. Hak sipil dan politik lainnya
HAK - HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
1. Tindakan “untuk memaksimalkan semaksimal tersedianya seluruh sumber daya ” (pasal 4)
2. Media massa (pasal 17 )
3. Anak - anak cacat (pasal 23)
4. Anak - anak yang secara etnis, bahasa dan agamanya minoritas serta anak - anak penduduk asli (pasal 30)
MELINDUNGI ANAK DARI PELECEHAN & PENELANTARAN
1. Penganiayaan dan penelantaran oleh orang tua, walinya atau yang memeliharanya (pasal 19)
2. Ekploitasi ekonomi dan pekerjaan yang berbahaya (pasal 32 )
3. Penggunaan gelap obat - obatan narkotika dan zat - zat psikotropika (pasal 33)
4. Eksploitasi dan pelecehan seksual (pasal 34)
5. Penculikan, penjualan dan perdagangan (pasal 35)
6. Bentuk lain dari hal - hal yang merugikan kesejahteraan anak (pasal 36)
HUBUNGAN DENGAN BAGIAN LAIN
DARI HUKUM INTERNASIONALPROTOKOL TAMBAHAN
KETENTUAN PAKTA
YANG LAIN
1. Kovenan internasional hak - hak sipil dan politik
2. Kovenan internasional hak - hak ekonomi, sosial dan budaya
3. Konvensi Genewa yang berhubungan dengan perlindungan warga sipil pada saat perang
INDONESIA
KEWAJIBAN - KEWAJIBAN
TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK
Mekanisme hukum, undang-undang dan lembaga hukum
Aksi politik
Lembaga nasional HAM
Rencana aksi nasional HAM
Kepemimpinan masyarakat
Informasi dan pendidikan
ATURAN-ATURAN HUKUM
PENGADILAN
Kepentingan terbaik bagi anak (pasal 3) Untuk lebih cenderung mendengarkan pandangan anak (pasal 12) Memperlakukan anak secara bermartabat (pasal 40)
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
1. Pemerintah berkewajiban untuk menjamin dipertahankannya aturan hukum.
2. Hukum pidana dapat juga dipakai untuk melindungi pihak yang lemah dan rentan dalam situasi HAM.
3. Pemerintah tidak dapat berpangku tangan dan membiarkan kekerasan berlangsung tanpa hukuman.
TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK MEMAJUKAN HAK ANAK
Mekanisme hukum, termasuk undang- undang dan lembaga hukum
Aksi politik
Lembaga nasional HAM
Rencana aksi nasional HAM
Kepemimpinan masyarakat
Informasi dan pendidikan
LEMBAGA-LEMBAGA
NASIONAL HAM Didirikan berdasarkan undang-undang, bersifat independen, dan memiliki mandat yang luas.
Melengkapi peran pengadilan.
Dapat menangani pengaduan individu Dapat melakukan penyelidikan- penyelidikan sendiri.
Dapat menangani berbagai persoalan sistemik
KEBUTUHAN UNTUK
MERUBAH SIKAP
Hukum mempromosikan HAM dan sampai tingkat tertentu mempengaruhi perilaku
Kepemimpinan masyarakat : formal dan informal
Pendidikan dan informasi untuk menangani berbagai persoalan yang mendasar selama ini
Penggunaan media yang efektif
Dialog antar berbagai kelompok masyarakat
PRINSIP-PRINSIP POKOK
NEGARA HUKUM NEGARA HUKUM
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)
2. Persamaan dalam Hukum
2. Persamaan dalam Hukum (Equalitybefore the Law) (Equalitybefore the Law)
3. Asas Legalitas (Due Process of Law)
3. Asas Legalitas (Due Process of Law)
4. Pembatasan Kekuasaan
4. Pembatasan Kekuasaan
5. Organ-Organ Eksekutif Yang Bersifat
5. Organ-Organ Eksekutif Yang Bersifat
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak
7. Peradilan Tata Usaha Negara
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court)
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia
10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat):
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan
Tujuan Kesejahteraan (Welfare Rechtsstaat)12. Transparansi dan Kontrol Sosial
HAK ASASI MANUSIA DALAM
HAK ASASI MANUSIA DALAM
PANCASILA DAN UUD 1945
DALAM PANCASILA Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”, adalah hak kebebasan • memeluk agama.Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, adalah hak • kebebasan dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan. Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”, adalah hak atas status • kewarganegaraan yang dan bertempat tinggal serta berpenghidupan layak. Sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam • permusyawaratan perwakilan”, adalah hak atas kebebasan menyatakan pikiran dan menyampaikan pendapat di muka umum.
DALAM UUD 1945
1. Kesamaan hak di hadapan hukum
Pasal 27 ayat (1). Menyatakan kesamaan kedudukan warga negara tanpa pengecualian.hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban tanpa diskriminasi.
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pasal 27 ayat (2). menyatakan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang laya. Pasal ini memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyata.
3. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Pasal 28. menetapkan warga negara untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dan sebagainya. pasal ini mencerminkan kedemokratisan negara Indonesia.
4. Kemerdekaan memeluk agama
Pasal 29 ayat (1). Menyatakan tentang kebebasan meyakini dan memeluk agama tanpa paksaan, dengan senantiasa berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Hak dan kewajiban membela diri
Pasal 30 ayat (1). Menyatakan hak dan kewajiban setiap warga
6. Hak mendapat pangajaran
Pasal 31 ayat (1). Menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
7. Kebudayaan Nasional Indonesia
Pasal 32. menetapkan agar agar pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Dalam pengertian kebudayaan bangsa itu ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya. Termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
8. Kesejahteraan sosial
Pasal 33 dan 34. berisi: A. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. B. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
C. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
Undang-undang No. 39 Tahun Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM 1999 Tentang HAM
Prinsip Dasarnya meliputi
Prinsip Dasarnya meliputi
1. Hak Untuk Hidup
1. Hak Untuk Hidup (Pasal 9 ayat 1, 2, dan 3 UU tersebut)
(Pasal 9 ayat 1, 2, dan 3 UU tersebut)
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan (Pasal 10 ayat 1 dan 2)
(Pasal 10 ayat 1 dan 2)
3. Hak Mengembangkan Diri
3. Hak Mengembangkan Diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, dan 16) (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, dan 16)
4. Hak Memperoleh Keadilan
4. Hak Memperoleh Keadilan (Pasal 17, 18 ayat 1,2,3,4,5, dan Pasal 19)
(Pasal 17, 18 ayat 1,2,3,4,5, dan Pasal 19)
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
6. Hak Atas Rasa Aman
(Pasal 29,30,31,32,33,34, dan 35 )
7. Hak Atas Kesejahteraan
(Pasal 36,37,38,39,40,41, dan 42) 8. Hak Turut Serta dalam Pemerintahan.
(Pasal 43 dan 44)
9. Hak Wanita
(Pasal 45,46,47,48,49,50, dan 51)
10. Hak Anak
(Pasal 52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65, dan 66)
Kewajiban Dasar Manusia dalam UU HAM
1. Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan mengenai HAM, baik tertulis maupun tak tertulis serta hukum internasional yang diterima di Indonesia.
(Pasal 67)
2. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara sesuai dengan peraturan perundang- undangan (Pasal 68)
3. Setiap orang wajib menghormati hak orang lain, baik yang yang bersifat moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk memeliharanya.
(Pasal 69)
Dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib 5. tunduk kepada batasan yang ditetapkan oleh UU. Untuk menjamin tentang keadilan dengan pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
(Pasal 70) Penegasan HAM dalam TAP MPR No. IV/ MPR/1999 Tentang GBHN
1. Menegakkan Hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, dan kebenaran,
(BAB IV SUBBAB
supremasi hukum, serta menghargai HAM
A Butir 3)
2. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional, terutama yang berkaitan dengan HAM dalam bentuk UU sesuai
(BAB IV
dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa
SUBBAB A Butir 4)
3. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan, penghormatan, dan
(BAB IV penegakan HAM dalam seluruh aspek kehidupan. SUBBAB A Butir 9)
4. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM yang belum ditangani
PREDIKAMENTA INDONESIANA
Social Issues
KRISIS MORAL (Carfe Diem) Krisis Identitas • Protes masyarakat dan “urban (Krisis Harga diri) riots” (hooliganism / bonek).
1.Dekadensi Moral
2.Kerakusan,Materialis,Hedonis Pendidikan,perlindungan anak
3.Kemiskinan Spiritual dan wanita.
KRISIS NILAI:
Krisis Hukum
Krisis Kepercayaan kewenangan/kekuasaan.
Krisis Legitimasi
Krisis Ekonomi
KEMUNGKINAN RESPONS:
sededar option saja, keputusan cost of dilandaskan pertimbangan
benefit
HUKUM KONSTITUSI DAN
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general acceptance (the general goals of society or general acceptance
NEGARA of the same philosophy of government) of the same philosophy of government)
“Organisasi Kekuasaan“
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government) negara (the basis of government)
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi ketetanegaraan ketetanegaraan (the form of institutions and (the form of institutions and procedures) procedures)
4. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang
4. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau lampau
5. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan
5. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa ketatanegaraan bangsa
Power Power
6. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak
6. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun
Tends to corrupt Tends to corrupt untuk waktu yang akan datang untuk waktu yang akan datang
Check and Balance Check and Balance SUPRA STRUKTUR SUPRA STRUKTUR The Government Political Sphere The Government Political Sphere
UUD 1945 Ketetapan MPR No. II/
MPR 1978
MPR 1978
KOnstitusi RIS 1949
UUDS 1950
Parpol/Partai Politik Infra Struktur Parpol/Partai Politik Infra Struktur The Socio Political Sphere The Socio Political Sphere
Political Education
Political Articulation
Political Agregation
FUNGSI KONSTITUSI
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity)
7. Fungsi sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation)
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony)
9. Fungsi simbolik sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit hanya dibidang politik, maupun dalam arti luas menyangkut bidang sosial dan ekonomi
10. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan
MATERI MUATAN KONSTITUSI
Secara Umum Terbagi Menjadi Tiga
Jaminan Terhadap Hak Asasi How the various Manusia agencies are organized
Ditetapkannya Susunan What power is entrusted Ketatanegaraan yang Bersifat to those agencies Fundamental
Muatan lain
PRINSIP-PRINSIP KONSTITUSI
Anatomi kekuasaan tunduk
pada hukum Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia Peradilan yang bebas dan mandiri Akuntabilitas public
NILAI-NILAI KONSTITUSI
SCOPE DARI HUKUM KONSTITUSI
Kekuasaannya dan preoregatif
Civil liberties
KLASIFIKASI KONSTITUSI
1. Writen Constitution dan Unwritten Constitution
(konstitusi tertulis dan tidak tertulis )
2. Flexible Constitution dan Rigd Constitution (Konstitusi
Fleksibel dan Konstitusi Kaku)
3. Supreme Constitution dan not Supreme Constitution
(Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi bukan derajat tinggi)
4. Unitary Constitution dan federal Constitution (Konstitusi
Kesatuan dan Konstitusi Serikat)
5. Presidential Executive Constitution dan Parliamentary Executive Constitution (Konstitusi sistem Presidensil dan
Konstitusi sistem Parlementer)
PERUBAHAN KONSTITUSI
proportion of the federating units must agree too the
change (perubahan konstitusi di negara serikat dan
perubahan itu harus disetujui secara proporsional oleh negara bagian)
KEJAHATAN GENOSIDA KEJAHATAN GENOSIDA Sejarah :
1. Turki : Armenia & Kurdi; 2. Nazi: Holocaust;
3. Kamboja: Muslim Cham, Khmer Buddhist; 4. Yugoslavia: Muslim Bosnia, Croatia, Kosovo; 4. Rwanda: Hutu vs Tutsi.
Genocide: ‘genos’ & ‘cide’ Lemkin : - Penghancuran kelompok etnis Tdk selalu harus memusnahkan segera, kecuali pembunuhan masal suatu bangsa;
Konvensi Genosida 1948
Hostis humanis generis
Kejahatan Genosida
Konvensi Genosida 1948
Non-applicability of Statutory
Limitations Convention1968
Unsur-unsur
The crime of the crimes (Kambanda case) •
Perbuatan genosida
KTK dan bisa disamakan dgn kejahatan perang yg spesifik”
(Karadzic and Mladic) sangat berbeda …’
(Akayeshu) menghancurkan suatu klp.
(Kevin Buzzacot v Hill & Downer, 1999) genosida
Membuat kelaparan • Mengurangi pelayanan kesehatan smp di bwh minimum • Mengurangi fasilitas hidup / • Pengusiran paksa •
“mencegah kelahiran”
Kenapa perlu ICC (International Criminal Court) ?
S E K I A N
T e r i m a K a s i
h