PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK

  

PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK

  • *

    Citria Afrianty , Lustiana Gustin, Tri Kurnia Dewi

  Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

  

Abstrak

  Telah dilakukan penelitian pengaruh komposisi membran (persentase zeolit), siklus (waktu operasi) dan tekanan pada pengolahan limbah air asam tambang menggunakan teknologi membran keramik. Pengolahan air asam tambang dapat digunakan sebagai solusi penanggulangan limbah agar dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan. Penelitian ini mengamati pengaruh komposisi membran (persentase zeolit), siklus (waktu operasi) dan tekanan terhadap kualitas air yang dihasilkan. Jangkauan variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah persentase zeolit 10, 20, 30, 40, 50 %, siklus 101, 204, 306 dan 408, dan tekanan fluida 0,038 , 0,056 , 0,08 , 0,114 atm. Hasil kualitas air dianalisa secara spektrofotometri untuk mendapatkan nilai kandungan ion Mn dan Fe. Serta menghitung nilai TSS dan pH. Kenaikan persentase zeolit dan siklus berpengaruh terhadap nilai kandungan ion Mn dan Fe, pH dan TSS. Namun tekanan tidak berpengaruh terhadap nilai pH tetapi berpengaruh terhadap nilai TSS dan logam Fe dan Mn meskipun tidak terlalu signifikan. Diperoleh hasil air terbaik pada persentase zeolit 30 %, 408 siklus (60 menit), dan tekanan 0,08 atm.

  Kata kunci : Air asam tambang, membran keramik, zeolit

Abstract

  This research was carried out using ceramic membrane technology as processing acid mine waste water treatment. That was useful for making the good environment. This research investigate the effects of variables such as the increasing of zeolite percentage, circulating time, and the fluid pressure related to the water quality produced by this process. Range of variables that used in this research are the increasing of zeolite percentage 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%, circulation time 101,204, 306, and 408 circulation, and the fluid pressure 0.0380, 0.056, 0.08, and 0.114 atm. The water product is analyzed to get the content of TSS, pH, iron (Fe), and manganese (Mn). The increasing of circulation time and pressure fluid does not have significant effect to the pH value, but the increasing of percentage zeolite is occured. The increasing of percentage zeolite influenced on iron (Fe) and Manganese (Mn) contents. The best water result was obtained at 30% zeolite, 404 circulation (60 minutes) and 0.08 atm.

  Keywords: acid mine waste water, membrane ceramics, zeolite 1.

  menghasilkan air buangan bersifat asam (Acid

   PENDAHULUAN Mine Drainage / Acid Rock Drainage).

  Pada pertambangan batubara, terdapat dua Air asam tambang (AAT) memiliki tipe sistem penambangan yaitu, pertambangan tingkat keasaman dan konsentrasi logam terlarut terbuka (open pit mining) dan pertambangan yang tinggi.. Oleh karena itu dibutuhkan proses bawah tanah (underground mining). Baik pengolahan limbah untuk meminimalisasi

  • 4

  pertambangan bawah tanah maupun kandungan ion besi (2,52 x 10 μm) dan mangan

  • 4

  pertambangan terbuka dapat menyebabkan (2,54 x 10 μm) yang tinggi, dan tingkat terlepasnya unsur-unsur kimia tertentu seperti Fe keasaman air buangan. Salah satu cara dan S dari senyawa pirit (Fe S) yang meminimalisasi kandungan tersebut

  2

  menggunakan teknologi membran keramik

  4 2-

  Berdasarkan bentuknya membran dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1.) Membran Datar 2.) Membran Tubular

  Fe

  2+

  2

  3+

  Tahap III :

  FeS

  2

  3+

  2 O 15 Fe 2+

  4 2-

  Fe

  3+

  2 O Fe(OH) 3 (s)

  Pada umumnya membran dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu kategori berdasarkan bentuk, katagori berdasarkan fungsi, kategori berdasarkan eksistensi dan kategori berdasarkan bentuk aliran dengan penjelasan sebagai berikut:

  Berdasarkan fungsinya membran dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut : 1.) Membran mikrofiltrasi 2.) Membran ultrafiltrasi 3.) Membran osmosa balik (OR) 4.) Nanofiltrasi 5.) Membran dialisa 6.) Membran elektrodialisa Berdasarkan eksistensinya, membran dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

  • .

  1.) Membran Alamiah 2.) Membran Sintetik

  Berdasarkan bentuk aliran, membran dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:

  1.) Dead-End Filtration

  2.) Cross-Flow Filtration

  Prinsip Pemisahan Dengan Membran

  Pada prinsipnya proses pemisahan dengan menggunakan membran adalah proses pemisahan antara pelarut dengan zat terlarut. Pelarut dipisahkan dari zat terlarut yang akan tertahan pada membran dan disebut dengan konsentrat, sedangkan pelarut akan lolos melalui membran dan dinamakan permeat.

  Kecepatan aliran komponen yang dipisahkan bergantung kepada jenis gaya pendorong dan karakteristik membran. Jenis gaya pendorong yang ada pada proses pemisahan dengan menggunakan membran yaitu perbedaan tekanan, perbedaan konsentrasi, dan perbedaan temperatur.

  • Tahap II :
  • 7O
  • 2H
  • 4SO
  • 4H
  • Fe
  • ¼ O
  • H
  • ½ H

  Kinerja Membran

  Kinerja atau efisiensi pemisahan di dalam membran dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu parameter operasional dan karakteristik membran yaitu :

  a.) Parameter operasional

  Parameter operasional yang mempengarui kinerja membran adalah waktu, laju alir, tekanan , temperatur.

  b.) Karakteristik membran

  1.Permeabilitas

  Permeabilitas sering disebut juga sebagai kecepatan permeat atau fluks adalah ukuran kecepatan suatu spesi melewati membran persatuan luas dan waktu dengan gradien tekanan sebagai gaya pendorong. Fluks membran keramik secara langsung berhubungan dengan porositas, dimana membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah jumlah dan ukuran pori,

  2

  2 O 2Fe 2+

  No Parameter Nilai

  diameter pori (0,1-0,3 μm) dengan komposisi zeolit : lempung. Zeolit (L

  m

  Al

  x

  Si

  y

  O

  z . n

  H2O) berfungsi mengikat logam tersebut dan ion H

  Sehingga komposisi membran tersebut dapat dipergunakan dalam pengolahan limbah cair.

  Pengertian Air Asam Tambang (AAT)

  Air asam tambang (AAT) adalah air yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral sulfida yang terkandung dalam batubara yang ditambang. Faktor pembentukan AAT yang dominan adalah mineral sulfida yang reaktif, oksigen dan air. Air asam tambang yang timbul akibat dari kegiatan penambangan sangat berpengaruh negatif terhadap lingkungan.

  Tabel 1. Spesifikasi kualitas Air Asam Tambang (AAT)

  1. pH

  2

  6. Logam Mn(ppm) 7,0600 Sumber: Hasil Analisa di Laboratorium pengujian Balai Teknik Kesehatan

  2FeS

  Tahap I :

  memiliki empat tahapan sebagai berikut :

  2

  Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Reaksi yang terjadi pada kontak mineral sulfida dengan air dan O

  5. Logam Fe(ppm) 1,1935

  5

  3. TSS (ppm) 18,7

  C

  o

  C) 30,4

  o

  2. Temperatur (

2 O

  • 14 Fe
  • 8 H
  • 2SO
  • Tahap IV :
  • 16H
  • Klasifikasi Membran
  • 3H
  • 3H
c. Susut kering dan susut bakar

2.Selektifitas

  . zH

  ion exchanger telah lama diketahui dan digunakan sebagai penghilang polutan kimia.

  Dalam air zeolit juga ternyata mampu mengikat bakteri E. coli.

  Mineral zeolit adalah kelompok mineral alumunium silikat terhidrasi. Zeolit secara empiris ditulis (M

  2+

  )Al

  2 O

  3

  gSiO

  2

  2 O, M

  Zeolit

  2+

  berupa Mg, Ca, atau Fe. Li , Sr atau Ba dalam jumlah kecil dapat menggantikan M

  2+

  , g dan z bilangan koefisien.

  Pertukaran Ion (Ion Exchange)

  Pertukaran ion adalah suatu proses ion- ion dari suatu larutan elektrolit diikat pada permukaan bahan padat. Sebagai pengganti ion- ion tersebut, ion-ion dari bahan padat diberikan ke dalam larutan. Pertukaran hanya terjadi di antara ion-ion yang sejenis dan berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu pada saat terjadi kontak antara larutan elektrolit dengan penukar ion.

  Pada skala industri, Fe dan Mn dalam air biasanya diturunkan dengan mengaerasi air pada pH>7 sehingga kedua logam ini mengendap sebagai oksidanya. Proses lain adalah mengikat Fe dan Mn dengan suatu cation exchanger.

  2. METODOLOGI Bahan dan Peralatan Penelitian

  1.) Membran keramik 2.) Housing membran keramik 3.) Ember plastik 4.) Flowmeter 5.) Selang plastik 6.) Pipa PVC 7.) Pompa air

  Zeolit adalah salah satu penukar ion alami yang banyak tersedia. Kemampuan zeolit sebagai

  e. Porositas

  interaksi antara membran dan larutan umpan, viskositas larutan serta tekanan dari luar. Fluks (Jv) dirumus sebagai berikut (Mulder,1996) :

  Selektifitas yang parameternya dinyatakan sebagai koefisien penolakan atau koefisien rejeksi adalah ukuran kemampuan membran menahan suatu spesi. Faktor yang mempengaruhi selektifitas adalah besarnya ukuran partikel yang akan melewatinya, interaksi antara membran dan larutan umpan dan ukuran pori. Koefisien rejeksi (R) dirumuskan sebagai berikut :

  b. kemampuan dibentuk

  a. Sifat plastis

  Agar tanah liat dapat digunakan untuk membentuk benda keramik maka harus memenuhi 5 persyaratan yaitu memiliki:

  Tanah liat berasal dari kerak bumi yang terjadi karena pelapukan dan erosi angin, air dan gletser sehingga berbentuk halus.

  Tanah Liat (Lempung)

  Jv =

  keterangan : Jv = fluks (liter/m

  2

  .jam) V = volume permeat (liter) A = luas permukaan membran (m

  2

  d. Suhu kematangan (vitrifikasi)

  ) t = waktu (jam)

  Keterangan : R = koefisien rejeksi Cp = konsentrasi permeat Cf = konsentrasi umpan Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan membran sebagai berikut : a. Ukuran Molekul Membran

  R = (1 – Cp/Cf) x 100%

  • ,M
  • berupa Na atau K dan M
  • atau M
    • Alat Pengolahan Limbah Cair
    • Alat Analisa Air Asam Tambang

  Ukuran molekul membran sangat mempengaruhi kinerja membran.

  c. Bahan Membran Perbedaan bahan membran akan berpengaruh pada hasil rejeksi dan distribusi ukuran pori.

  d. Karakteristik Larutan Karakteristik larutan ini mempunyai efek pada permeability membran.

  Membran Keramik

  Membran keramik adalah membran yang terbentuk dari kombinasi logam (aluminium, titanium, zirkonium) dengan non logam dalam bentuk oksida, nitrida atau karbida.

  Fluks membran keramik secara langsung berhubungan dengan porositas, membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Porositas membran keramik dapat ditingkatkan dengan aglomerisasi partikel-partikel bahan keramik pada tahap awal pemprosesan yaitu pada saat pembentukan suspensi dan proses pencetakan.

  b. Bentuk Membran Membran dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk, seperti bentuk datar, bentuk tabung, dan bentuk serat berongga.

  • -Pada Pembuatan Membran
  • -Pada Analisa Parameter Limbah Cair

  5.) Bahan yang dicetak dibakar pada suhu 900

  Membran di masukkan ke dalam housing lalu air limbah yang ada di dalam wadah feed, dialirkan dengan menggunakan pompa ke dalam housing yang telah dipasang membran di bagian dalamnya. Aliran dibuat recycle, yang tidak keluar ke housing membran dikembalikan ke wadah feed.

  Prosedur Penelitian Pengolahan Limbah Air Asam Tambang

  Housing membran terbuat dari fiber glass, yang mempunyai : Diameter housing = 14 cm Panjang housing = 35 cm Limbah cair masuk melalui bagian dalam membran kemudian akan merembes melewati pori-pori dinding membran sehingga terjadi proses filtrasi lalu permeat akan keluar dari bagian bawah membran.

  Housing Membran

  Gambar 1. Skema Rancangan Membran Keramik

  Membran keramik dibuat dari tanah liat dan zeolit yang mempunyai: Diameter dalam = 3 cm Diameter luar = 5 cm Ketebalan = 2 cm Panjang = 30 cm

  Skema Rancangan Membran Keramik

  6.) Lama pembakaran 12 jam, yaitu 4 jam pengasapan dan 8 jam pembakaran.

  o C.

  2.) Bahan dicetak dengan cetakan gips. 3.) Bahan yang dicetak dikeluarkan dari cetakan kemudian ditempatkan diatas lembaran pohon pisang. 4.) Bahan yang dicetak dikeringkan pada suhu kamar selama 7 hari.

  (90% :10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%, 50% :50%), ditambah air kemudian diaduk rata.

  Berikut ini adalah langkah-langkah penjelasan diagram alir proses pembuatan membran keramik diatas: 1.) Pencampuran tanah liat dan zeolit, dengan perbandingan tanah liat : zeolit yaitu

  Prosedur Penelitian Pembuatan Membran Keramik

  Mangan (Mn)

  1.) Air suling 2.) Larutan Standar Logam Besi (Fe) dan

  1.) Tanah Liat (Lempung) 2.) Zeolit

  1.) Limbah air asam tambang 2.) Pencuci

  Bahan yang Digunakan -Pada Penjernihan Air Asam Tambang

  1.) PHmeter 2.) Gelas ukur 100 ml 3.) Erlenmeyer 4.) Oven 5.) Timbangan elektrik 6.) Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 7.) Pipet tetes 8.) Corong gelas 9.) kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm 10.) TDSmeter

  Aliran limbah diatur dengan menggunakan kerangan yang dipasang di pipa masuk housing. Air hasil penyaringan (permeat) dibiarkan beberapa waktu kemudian ditampung diwadah botol dengan interval waktu 15, 30, 45 dan 60 menit. Serta interval tekanan 0.038, 0.056, 0.08, 0.114 bar. Ratio membran 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, 9:1.

  • – 1000

  5 1 2 3 4 6 3 4 4 7 Gambar 2. Rangkaian Peralatan Pengolahan

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pengaruh Komposisi Membran (Persentase Zeolit) Terhadap Parameter Analisa Hasil pada Tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit)

  Dari tabel 2 terlihat bahwa TSS, pH, kadar ion Besi dan Mangan tidak sesuai standar yang diperbolehkan.

  Kesetimbangan Kimia Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya

  6. Logam Mn 10,982 0,1000 Sumber: Hasil Analisa di Laboratorium

  5. Logam Fe 2,335 0,300

  50

  3. TSS (ppm) 97,5

  1. pH 4,31 6-9

  Tabel 2. Kandungan Air Asam Tambang (AAT) Awal No Parameter Nilai Standar

  Sampel air awal yang diteliti adalah air asam tambang (AAT) dari Tanjung Api-api dengan kandungan seperti pada tabel di bawah ini :

  Keterangan : A = Berat akhir kertas saring B = Berat awal kertas saring C = Volume sampel

  Limbah Air Asam Tambang Menggunakan Membran Keramik

  f. Kertas saring didinginkan di dalam desikator selama 15 menit g. Timbang berat akhir kertas saring dengan isinya.

  C selama 1 jam

  o

  b. Kertas saring yang telah dibakar didinginkan di dalam desikator selama 15 menit c. Ditimbang kertas saring, dicatat berat awalnya d. Sampel limbah yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang sudah ditimbang beratnya e. Dibakar kembali kertas saring tersebut dengan suhu 108

  C selama 1 jam

  o

  a. Kertas saring dibakar di dalam oven pada suhu 108

  Pemeriksaan TSS

  7. Apabila sudah selesai pengukuran pHnya, maka alat harus dicuci bersih.

  Pemeriksaan pH dilakukan dengan alat pH meter. Dikalibrasi terlebih dahulu pHmeter dengan menggunakan aquadest sehingga pHnya

  Pemeriksaan pH

  Gambar 3. Pengaruh komposisi membran (persentasse zeolit) Terhadap pH hasil pada tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit) Dari gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi persentase zeolit pada membran, derajat keasaman (pH) hasil semakin meningkat namun tidak terlalu signifikan (6,75-6.9). Hal ini karena

  • ukuran ion H yang kecil dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga tidak dapat tersaring. Ion

  2+ + 2+

  H merupakan kation, seperti ion Fe dan Mn , sedangkan zeolit merupakan cation exchanger. Hal ini memungkinkan kenaikan pH hasil,

  • karena ion H terikat oleh zeolit, meskipun dalam jumlah yang sedikit.

  Gambar 5. Pengaruh komposisi membran (persentase zeolit) Terhadap kandungan logam Fe pada tekanan 0,038 atm dan 204 siklus (30 menit)

  Gambar 4. Pengaruh komposisi membran (persentase zeolit) Terhadap nilai TSS pada tekanan 0,038 atm dan 202 siklus (30 menit)

  Zeolit sering disebut sebagai 'molecular sieve' / 'molecular mesh' (saringan molekuler) karena zeolit memiliki pori-pori berukuran kecil (kurang dari 0,28 nm) yang mampu memisahkan / menyaring molekul dengan ukuran lebih besar

  Gambar 6. Pengaruh Komposisi Membran dari 0,28 nm (Wiradini, 2007). Pada gambar 4.2 (Persentase Zeolit) Terhadap terlihat bahwa nilai TSS dengan kenaikan Kandungan Logam Mn pada persentase zeolit. Hal ini disebabkan oleh Tekanan 0,038 atm dan 204 Siklus

  Semakin tingginya persentase zeolit, maka makin (30 menit) banyak pori yang terdapat pada membran sehingga banyak TSS yang lolos (tidak

  Zeolit memiliki karakteristik sebagai tersaring). penyerap (adsorbent) dan sebagai penukar ion (ion exchanger) (Wiradini, 2007). Zeolit sebagai

  cation exchanger telah lama diketahui dan

  digunakan sebagai penghilang polutan kimia dan ion-ion logam. Dari gambar 5 dan 6 terlihat bahwa Dari gambar 7 terlihat bahwa kenaikan semakin tinggi persentase zeolit pada membran nilai derajat keasaman (pH) terhadap kenaikan maka nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam siklus tidak terlalu signifikan (6,80-6,86). air hasil makin berkurang. Hal ini disebabkan Kenaikan nilai pH ini dikarenakan kenaikan

  • terjadinya proses pertukaran ion antara kation siklus (waktu kontak) makin banyak ion H yang
  • alkali (Na ) yang ada dalam padatan zeolit terikat oleh zeolit menggantikan ion Na.

  2+ 2+

  dengan ion logam Fe dan Mn , yang ada dalam air asam tambang sesuai dengan reaksi sbb :

  2+

  Fe + Na (O.Al O

  3SiO .2H O)

  (aq)

  2

  2 3.

  2 2 (s)

  • Fe(O.Al O

  3SiO .2H O) + 2 Na

  2 3.

  2 2 (s) (aq) 2+

  Mn + Na (O.Al O

  3SiO .2H O

  (aq)

  2

  2 3.

  2 2 (s)

  • Mn(O.Al O

  3SiO .2H O + 2 Na

  2 3.

  2 2 (s) (aq)

  Namun pada persentase zeolit dari 40% ke 50%, nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam air hasil mengalami sedikit kenaikan. Hal ini disebabkan banyak pori pada permukaan membran sehingga ion logam Fe dan Mn lolos atau tidak tersaring.

  Dari data di atas, dapat disimpulkan Gambar 8. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) bahwa komposisi membran terbaik adalah 30%

  Terhadap Nilai TSS pada zeolit sampai 40% zeolit. Pada percobaan Persentase Zeolit 30% dan selanjutnya dipilih komposisi membran terbaik Tekanan 0,038 atm

  30% zeolit . Alasan dipilihnya membran ini karena membran dengan persentase zeolite 30% Dari gambar 8 terlihat bahwa semakin lebih murah dari membran dengan persentase banyak siklus maka nilai TSS yang didapat zeolit 40%. makin kecil. Penurunan nilai TSS ini disebabkan karena zat terlarut yang tertahan oleh membran

  Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap

  lama kelamaan akan terakumulasi atau

  Parameter Analisa Hasil pada Persentase

  menumpuk pada permukaan membran

  Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm

  membentuk endapan yang berfungsi sebagai penyaring/penghambat aliran TSS.

  Gambar 7. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap pH Hasil pada

  Gambar 9. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Persentase Zeolit 30% dan

  Terhadap Kandungan Logam Fe Tekanan 0,038 atm pada Persentase Zeolit 30% dan

  Tekanan 0,038 atm

  • jauh lebih kecil dari ion Na
  • , sehingga ikatan ion H
  • lebih lemah dan mudah terlepas dengan zeolit. Gambar 12. Pengaruh Tekanan Terhadap nilai

  Gambar 10. Pengaruh Siklus (Waktu Operasi) Terhadap Kandungan Logam Mn pada Persentase Zeolit 30% dan Tekanan 0,038 atm

  Dari gambar 9 dan 10 terlihat bahwa makin banyak siklus, maka makin rendah nilai kandungan logam Fe dan Mn dalam air hasil. Hal ini karena dengan makin banyakya siklus, maka makin banyak kesempatan ion Fe dan Mn yang terikat pada zeolit.

  Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam range percobaan ini, jumlah siklus terbaik adalah 408 (60 menit) yang merupakan siklus terbanyak pada percobaan itu. Selanjutnya jumlah siklus ini dipilih sebagai variabel tetap selanjutnya.

  Pengaruh Tekanan Terhadap Parameter Analisa Hasil pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit)

  Gambar 11. Pengaruh Tekanan Terhadap pH hasil Pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit)

  Dari gambar 11 terlihat tidak ada pengaruh tekanan yang signifikan terhadap pH (6,8-6,81) air hasil. Pertukaran ion sulit terjadi karena ion H

  TSS pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Dari gambar 12 terlihat bahwa makin tinggi tekanan pada membran maka nilai TSS makin bertambah. Hal ini dikarenakan bertambahnya daya tekan pada membran menyebabkan TSS menerobos pori-pori pada permukaan membran. Selain itu bertambahnya tekanan dapat mengakibatkan permukaan membran yang rusak (terkikis).

  Gambar 13. Pengaruh Tekanan Terhadap Kandungan Logam Fe pada Persentase Zeolit 30% dan 408 siklus (60 menit) Gambar 14. Pengaruh Tekanan Terhadap Kandungan Logam Mn pada Persentase Zeolit 30% dan 408 Siklus (60 menit)

  Dari gambar 13 dan 14 terlihat bahwa perubahan nilai kandungan logam Fe dan Mn tidak terlalu signifikan. Nilai kandungan logam Fe dari 0,05 sampai 0,064 dan kandungan logam Mn dari 0,035 sampai 0,039. Semakin tinggi tekanan maka kandungan logam Mn dan Fe semakin kecil disebabkan rejeksi kandungan logam yang meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah kandungan logam yang dapat direjeksi untuk tekanan yang digunakan. Semakin tinggi tekanan yang diberikan mengakibatkan kandungan logam yang melewati membran semakin bertambah. Hal ini terjadi karena umpan didorong melalui membran pada kecepatan tinggi sehingga kandungan logam yang berada pada permukaan membran ikut menembus membran bersama umpan (Kaliapan, dkk, 2005)

  4. KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Semakin tinggi komposisi membran

  (persentase zeolit) maka makin tinggi nilai pH, TSS, dan semakin rendah kandungan logam Fe dan Mn

  2) Semakin banyak siklus (waktu operasi) maka makin rendah nilai TSS, logam Fe dan Mn, namun pH tidak berpengaruh secara signifikan. 3) Semakin tinggi tekanan maka makin tinggi nilai TSS, kandungan logam Fe dan Mn, namun pH tidak berpengaruh secara signifikan. 4) Komposisi membran yang optimal diperoleh pada persentase zeolit 30 %, siklus 406 siklus (60 menit) dan tekanan 0,08 atm.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim. 2012 . “Zeolit” . Diakses pada 20

  Januari 2012 dari Anonim. 2012

  . “Ion Exchange” .Diakses pada 2 Maret 2012 dar Anonim. 2009. “Membran Keramik” .Diakses pada

  2 Maret 2012 dari Wagner, Jørgen, B. Sc. 2001. Membrane Filtration Handbook. Osmonics, Inc. Noble, R. D and S. A. Stern. 1995. Membrane

  Separations Technology, Principles and Applications. Elsevier Science B.V.

  Dickenson, Christopher. (1992). Filters and

  Filtration Handbook. Elsevier Science

  Publishers LTD. United States of America

Dokumen yang terkait

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK BERBASIS ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER PROGRAM (ETAP) (STUDI KASUS LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLSRI)

0 0 11

ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS DAN KARDUS UNTUK PENYERAPAN SISA FLUIDA CAIR PADA INDUSTRI (STUDI KASUS di PT. XYZ)

0 0 8

PERAN KANDANG SISTEM KOMUNAL TERNAK SAPI POTONG TERINTEGRASI LIMBAH PERTANIAN DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN DI YOGYAKARTA ROLE OF COMMUNAL SYSTEMS STABLES OF CATTLE LIVESTOCK INTEGRATED OF AGRICULTURAL WASTE IN SUPPORT OF FOOD SOVEREIGNTY IN YOGYAKART

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH Ahmad Nasriadi

0 0 11

251 SISTEM APLIKASI SARANA PRASARANA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NEAR FIELD COMMUNICATION BERBASIS ANDROID HIGHER EDUCATION INFRASTRUCTURE SYSTEM USING NEAR FIELD COMMUNICATION BASED ON ANDROID

0 0 11

PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BALI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EKONOMETRIKA SPATIAL DURBIN ERROR MODEL(SDEM)

0 9 13

PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN BUAH BINTARO DAN TEMPURUNG KELAPA MENGGUNAKAN PEREKAT AMILUM

0 0 6

PENGARUH METANOL DAN KATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH SECARA ESTERIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS K2 CO3

0 3 9

PENGARUH KONSENTRASI ASAM DAN WAKTU PADA PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI PEMBUATAN BIOETANOL DARI ALANG-ALANG

0 0 11

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR CPO SEBAGAI PEREKAT PADA PEMBUATAN BRIKET DARI ARANG TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

1 4 11