Lokasi dan Waktu Penelitian

   Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

HUBUNGAN GAYA HIDUP LANSIA DENGAN KEJADIAN NYERI RHEUMATOID

ARTHRITIS DI DESA BUKET SELAMAT KECAMATAN SUNGAI RAYA

KABUPATEN ACEH

  1 Herlina A.N Nasution

1 Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Bina Nusantara

  ABSTRAK Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien.Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan.

  Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadiannya mei rheumatoid arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2017.

  Penelitian Analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus – 06 Agustus 2017. sampel adalah seluruh lansia yang berjumlah 37 orang yaitu dengan menggunakan total sampling .

  Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,446 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap kejadian nyeri, Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,017 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan yang buru kata tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid, Hasil uji statistik diperoleh nilaip = 0,014 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri. Dilihat dari hasil diatas maka dapat diharapkan Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan dasardalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

  Kata Kunci : Pola Aktivitas, Pola Makan, Pola Istirahat, Kejadian Nyeri Rheumatoid Arthritis penduduk lansia di Indonesia pada tahun

  PENDAHULUAN

  2006 sebesar ± 19 juta. Pada tahun 2011 Seiring dengan perekembangan jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%)

  IPTEK perbaikan status sosial ekonomi dan dengan usia lansia harapan hidup 67,4 tahun peningkatan pelayanan kesehatan maka dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar berdampak terhadap peningkatan populasi

  28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan usia lanjut (lansia). Hal ini tergambar dari hidup 71 tahun (Depkes, 2012) jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas terus meningkat. Peningkatan jumlah populasi lansia akan berdampak terhadap berbagai masalah

  Indonesia adalah termasuk Negara kesehatan, dimana akan terjadi kemunduran yang memasuki era penduduk berstruktur sel-sel karena proses penuaan yang dapat lanjut usia atau Aging Struktured Population berakibat pada penurunan fungsi dan karena jumlah penduduk yang berusia 60 kelemahan organ, kemunduran fisik, tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah timbulnya berbagai macam penyakit

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  arthritis mencapai 25,8% dan terjadi

  rheumatoid arthritis yaitu terdiri dari

  kurang sehat. Gaya hidup dapat diklasifikasikan menjadi beberapa komponen yang berkaitan dengan kejadian

  rheumatoid arthritis adalah gaya hidup yang

  Menurut Ningsih (2008 dalam Jufri, dkk., 2012) salah satu penyebab kejadian

  Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien. Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas yang dapat menimbulkan kegagalan organ atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur. Lebih lanjut awitan keadaan ini bersifat akut dan perjalanan penyakitnya dapat ditandai olehperiode remisi (suatu periode ketika gejala penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu periode ketika gejala penyakit terjadi atau bertambah

  arthritis dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012).

  peningkatan pravalensi rheumatoid arthritis dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Depkes, 2013). terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita rheumatoid

  Berdasarkan Riset kesehatan Dasar

  terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, fisik dan psikologis lansia (Depkes, 2008). Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut adalah rheumatoid arthritis. Bahkan pada tahun 2013 rheumatoid

  arthritis dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012).

  berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita rheumatoid

  arthritis terutama terjadi di Negara

  masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikkan kasus rheumatoid

  arthritis Penyakit ini menjadi salah satu

  Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikkan kasus rheumatoid

  penyakit terbanyak pada lansia (Kemenkes, 2013).

  arthritis merupakan penyakit utama dari 10

  aktifitas fisik dikarenakan kejadian rematik disebabkan kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan lansia sehingga mempengaruhi pergerakan sendi lansia, pola makan yang sering dilakukan adalah lansia sering mengkonsumsi makanan yang harus dihindari pada pasien rematik misalnya jeroan, kavang-kacangan, bayam dan minuman yang mengandung kafein untuk mengurangi rasa nyeri pada rematik, kebiasaan istirahat pada lansia sering terganggu dikarenakan lansia sering merasa nyeri dan adanya kebiasaan lansia mengkonsumsi kafein sebelum tidur sehingga membuat akifitas tidur terganggu, dan riwayat merokok lansia pada masa lalu juga mempengaruhi penyakit lansia terutama dalam penyakit rematik lansia semakin sering lansia merokok semakin sering lansia merasa nyei pada rematik (Muhammadun, 2010).

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  b. Untuk mengetahui Hubungan pola makan dengan kejadian nyeri

  Populasi

  Populasi dan Sampel

  Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada 02 Agustus s/d 06 Agustus 2016.

  Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan

  Lokasi dan Waktu Penelitian

  di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

  rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri

  Desain yang digunakan adalah penelitian Analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel ini ditentukan berdasarkan uji statistik (Kusuma. 2011). Dalam penelitian ini peneli ingin mengetahui Hubungan Gaya Hidup

  rheumatoid arthritis pada lansia

  d. Untuk mengetahui hubungan riwayat merokok dengan kejadian nyeri

  arthritis pada lansia

  c. Untuk mengetahui Hubungan pola tidur dengan kejadian nyeri rheumatoid

  rheumatoid arthritis pada lansia.

  arthritis pada lansia.

  Puspitorini (2009), juga menyatakan bahwa sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan gaya hidup yang tidak sehat, dapat meyebabkan terjadinya penyakit rheumatoid arthritis. Pada studi penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama lansia lakilaki, kebiasaan minum kopi dan stres, merupakan faktor resiko timbulnya penyakit rheumatoid arthritis pada lansia (Fitriani, 2005).

  a. Untuk mengetahui Hubungan aktifitas fisik dengan kejadian nyeri rheumatoid

  Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

  Tujuan Khusus

  Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Untuk mengetahui Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat

  Tujuan Penelitian Tujuan Umum

  Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 ? ”

  rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri

  Apakah ada Hubungan Gaya Hidup

  Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan data yang ada dan meningkatnya rematik di Indonesia, maka Hubungan Gaya Hidup rheumatoid arthritis dengan Kejadian nyeri Pada Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

  Berdasarkan Survey Pendahuluan Pada 10 orang Lansia terdapat 6 lansia yang masih memiliki gaya hidup yang tidak baik seperti kurang beraktivitas, merokok dan kebiasaan makan-makanan yang tidak sehat dan yang tidak diperbolehkan pada pasien rematik, dan 4 lansia memiliki kebiasaan hidup yang baik seperti melakukan olahraga ringan, menjaga pola makan secara teratur.

METODE PENELITIAN

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  2 Tidak Sehat 29 78,4

  No Katagori Frekuensi Persentase

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  4. Kejadian nyeri

  Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 21 orang (56,8%) sedangkan yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 8 orang (43,2%).

  Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

  Jumlah 37 100

  2 Tidak terpenuhi 16 43,2

  1 Terpenuhi 21 56,8

  No Katagori Frekuensi Persentase

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola istirahat Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  3. Pola Istirahat

  Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang tidak sehat pola makan sebanyak 29 orang (78,4%) sedangkan yang sehat pola makannya sebanyak 8 orang (21,6%).

  Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

  Jumlah 37 100

  1 Sehat 8 21,6

  Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 berjumlah 37 orang Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu peneliti mengambil semua jumlah populasi. Jumlah sampel lansia adalah 37 orang

  No Katagori Frekuensi Persentase

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  2. Pola Makan

  (40,5%).

  Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang tidak ada pola aktivitas sebanyak 22 orang (59,5%) sedangkan yang ada pola aktivitas sebanyak 15 orang

  Sumber : Data Primer (diolah tahun 2017)

  2 Tidak Ada 22 59,5 Jumlah 37 100

  1 Ada 15 40,5

  No Katagori Frekuensi Persentase

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Aktivitas Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Univariat

  Hasil pengukuran terhadap Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

  Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis lakukan pada tanggal 02 Agustus – 06 Agustus 2017 Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis di Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 jumlah sampel yang menjadi responden yaitu 37 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan terhadap responden secara wawancara dengan mengacu pada kuesioner.

  HASIL PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Pola Aktivitas

   Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  1 Ada 19 51,4 Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa Mayoritas responden yang ada mengalami

  2 Tidak ada 18 48,6 kejadian nyeri sebanyak 19 orang (51,4%) Jumlah 37 100 sedangkan yang tidak ada mengalami

  Sumber : Data Primer (diolah kejadian nyeri sebanyak 18 orang (48,6%). tahun 2017) Tabel Bivariat

1. Pola aktivitas dengan Kejadian Nyeri

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Aktivitas Terhadap Kejadian Nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Kejadian Nyeri P Pola

  Α No

  Jumlah Aktivitas

  Ada Tidak Ada Value

  1 Ada 7 (46,7%) 8 (53,3%) 15 (100%) 0,05 0,446

  2 Tidak ada 12 (54,5%) 10 (45,5%) 22 (100%) Hubungan pola aktivitas terhadap kejadian responden (54,5%). Hasil uji statistik nyeri berdasarkan hasil analisis uji chi diperoleh nilai p = 0,446 dapat disimpulkan

  

square diperoleh bahwa ada sebanyak 37 bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas

  responden yang tidak ada melakukan pola yang tinggi terhadap terhadap kejadian aktivitas sebanyak 22 orang (100%) yang nyeri. ada memiliki kejadian nyeri sebanyak 12

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Makan Terhadap Kejadian nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Kejadian Nyeri P Α no Pola Makan Jumlah

  Ada Tidak ada Value

  1 Sehat 1 (12,5%) 7 (87,5%) 8 (100%) 0,05 0,017

  2 Tidak sehat 18 (62,1%) 11 (37,9%) 29 (100%) Hubungan pola makan terhadap kejadian nyeri sebanyak 18 responden (62,1%) . nyeri berdasarkan hasil analisis uji chi Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,017

  

square diperoleh bahwa ada sebanyak 37 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

  responden yang tidak sehat pola makan 29 pola makan yang buruk atau tidak sehat orang (100%) yang ada memiliki kejadian

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

3. Pola Istirahat dengan Kejadian Hipertensi

  no Pola Tidur Kejadian Nyeri

  Berdasarkan Penelitian Mayoritas responden yang tidak ada pola aktivitas sebanyak 22 orang (59,5%) sedangkan yang ada pola aktivitas sebanyak 15 orang (40,5%).

  Tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Wenny Tahun 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadiannyeri namun walaupun tidak terdapat hubungan namun didapatkan hasil responden yang memiliki aktivitas ringan beresiko 2,843 untuk terkena Rheumatoid Arthritis dibandingkan dengan responden yang memiliki aktifitas fisik yang tinggi. Dapat disimpulkan responden yang tidak ada melakukan aktivitas fisik lebih besar beresiko terkena rheumatoid tetapi apabila responden tidak melakukan aktivitas fisik lebih kecil beresiko terkena rheumatoid.

  Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian nyeri sebanyak 70,4% responden yang memiliki aktivitas fisik ringan menderita Rheumatoid, sedangkan 100% responden yang beraktifitas fisik sedang tidak Rheumatoid

  Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Sangat beruntung bila kita dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang positif. Kita sering tertarik dengan macam-macam aktivitas itu dan kadang-kadang ingin mengikuti semuanya

  dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap terhadap kejadian nyeri.

  0,446

  Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

  Pembahasan Hubungan Pola Aktivitas terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Jumlah Α

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tentang Pola Istirahat Terhadap Kejadian nyeri Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  = 0,014 dapat disimpulkan bahwa ada

  responden yang terpenuhi pola tidur hanya 21 orang (100%) yang tidak ada memiliki kejadian nyeri sebanyak 14 responden (66,7%) Hasil uji statistik diperoleh nilai p

  chi square diperoleh bahwa ada sebanyak 37

  2 Tidak terpenuhi 12 (75,0%) 4 (25,0%) 16 (100%) Hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri berdasarkan hasil analisis uji

  Value Ada Tidak ada 1 terpenuhi 7 (33.3%) 14 (66,7%) 21 (100%) 0,05 0,014

  P

  hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  Asumsu peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa didapatkan tidak ada hubungan aktivitas dengan kejadian nyeri rheumatoid. Menurut peneliti dari hasil pengamatan dan wawancara kepada responden pada saat mereka melakukan aktivitas lansia tidak mengeluh nyeri dikarenakan aktivitas yang dilakukan lansia adalah aktivitas ringan tidak berat dikarenakan faktor umur yang sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas berat, jadi pada saat mereka melakukan aktivitas lansia tidak merasa nyeri.

  Hubungan Pola Makan terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Mayoritas responden yang tidak sehat pola makan sebanyak 29 orang (78,4%) sedangkan yang sehat pola makannya sebanyak 8 orang (21,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,017 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pola makan yang buruk atau tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

  Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psiologi, budaya, dan sosial. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Sediaoetama, 2006).

  Penelitian ini juga mendukung penelitian oleh Festy (2010) ada hubungan pola makan dengan peningkatan asam urat pada wanita post menopouse. Penelitian lain oleh Miao (2008) menyimpulkan ada peningkatan luar biasa untuk prevalensi hyperuricemia dan asam urat, yang sangat berkorelasi dengan perkembangan ekonomi seperti yang dituturkan oleh perubahan pola makan dan gaya hidup. Penyakit pirai (gout) atau arthritis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Gout berhubngan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) (Junaidi, 2012

  Penelitian ini sejalan yang dilakukan di Puskesmas Rawat inap Banten. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 70 responden. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pola makan dengan kejadian nyeri (r<0,05)

  Penelitian Ini tidak sejalan dengan penelitian Wita di Jakarta ditunjukkan dengan p value 0,122. Hasil Penelitian memperlihattkan pola makan pada lansia berada paling banyak pada kriteria kurang yaitu sebanyak 15 responden (50,0%), dan paling sedikit berada pada kriteria sedang yaitu sebanyak 6 responden (20,0%).

  Asumsi peneliti semakin sering seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein semakin tinggi pula kadar asam urat dalam darah yang dapat berakibat ke penyakit gout.

  Hubungan Pola Istirahat terhadap Kejadian nyeri Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

  Mayoritas responden yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 21 orang (56,8%) sedangkan yang terpenuhi pola istirahat sebanyak 8 orang (43,2%).

  Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

  0,014 dapat disimpulkan bahwa ada

  hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri.Istirahat yang tidak cukup akan mengakibatkan gangguan fisik dan mental. Istirahat yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan ksehatannya. Istirahat dan tidur berguna untuk melemaskan otot-otot setelah beraktifitas dan juga untuk menenangkan

  Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  Saran

  Ayad, S. (2013). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Rematik di Panti Sosial Trena Werdha Ilomata Kota

  Afriyanti, F, N. (2009). Gaya Hidup Penyakit Rheumatoid Arthritis di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

  Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau sumber data bagi Desa untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang nyeri kepada perawat

  Bagi Tempat Penelitian

  Sebagai bahan masukkan dan informasi bagi responden tentang pentingnya mempelajari gaya hidup pasien rheumatoid

  Bagi Responden

  Penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih spesifik dan komprehensif mengenai rheumatoid dan cara penanganannya

  Bagi Penelitian selanjutnya

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran sehingga mahasiswa memahami tentang bagaimana cara penanganan nyeri dan hal apa yang harus dihindari bagi pasien rheumatoid

  Institusi Pendidikan Keperawatan

  Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah, menambah wawasan dan pengalaman tentang Rheumatoid

  Bagi Peneliti

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

  hubungan pola tidur terhadap kejadian nyeri

  pikiran. Tidur yang cukup di malam hari 6-8 jam akan memulihkan kelelahan sepanjang hari dan siap untuk bekerja esok hari (Muhammadun, 2010).

  0,014 dapat disimpulkan bahwa ada

  3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

  hubungan pola makan yang buruk atau tidak sehat dapat memicu kejadian nyeri pada pasien rheumatoid.

  0,017 dapat disimpulkan bahwa ada

  2. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

  ada hubungan pola aktivitas yang tinggi terhadap terhadap kejadian nyeri.

  0,446 dapat disimpulkan bahwa tidak

  1. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

  02 Agustus – 06 Agustus 2017 Hubungan Gaya Hidup Lansia dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis di Desa Buket Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016jumlah sampel yang menjadi responden yaitu 37 orang., maka penulis dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

  Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis lakukan pada tanggal

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan pola tidur dengan kejadian nyeri ini dikarenakan lansia sering mengalami gangguan tidur dikarenakan nyeri pada waktu malam hari sehingga pola tidur lansia terganggu.Lansia sering mengalami susah tidur pada waktu malam hari sehingga dapat memperberat rasa nyeri rheumatoid pada lansia.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Junita tahun 2011 bahwa ada hubungan antara pola tidur dengan nyeri rheumatoid, beberapa orang mengalami nyeri pada penelitian tersebut disebabkan karena pengaruh umur dan pekerjaan responden yang memicu stress sehingga berpengaruh pada nyeri dan peningkatan stress itulah yang meningkatkan aktivitas saraf simpatik dan memengaruhi meningkatnya nyeri secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

   Herlina A.N Nasution, Hubungan Gaya Hidup

  Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo, Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Gorontalo. Kuantitatif Kualitatif dan R dan D.

  Bandung: Alfabeta Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar Wahyuni, D., Tjekyan, S., dan Kartisari A.

  RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementerian (2008). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan RI Lansia Terhadap Self Care dengan Penyakit

  Rematik Di Panti Tresna Werdha Warga Junaidi, I. (2012). Rematik dan Asam urat

  Tama Indralaya OI. Artikel Penelitian, 40, 4 Edisi Revisi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J.

  (2007). Lecture Notes Kedokteran Klinis Misnadiarly. (2007). Rematik Asam Urat-

  Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Hiperusimia Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor Populer Zainuddin, K. (2009). Memahami Mitos dan realita tentang lansia. Diunduh dari Mubarak. (2006). Ilmu Keperawatan http://www.e-psikologi.com. Diakses pada Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto tanggal 14 Mei 2017 Nainggolan, O. (2009). Prevalensi Rematik.

  Artikel Penelitian Kedokteran Indonesia, 59,

  2 Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Potter & Perry. (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktis. Edisi 4. Vol I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS (statistical product and service solution). Yogyakarta: Media Kom Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Riyanto, A, dan Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika