Hutan Tanaman Industri Distrik Penyabung
MAKALAH PROGRAM MANAGEMENT TRAINING
2015
Oleh :
BERTO DIONISIUS NAIBAHO
NIK. 105266
DISTRIK SUNGAI PENYABUNGAN
REGION PALEMBANG
OKTOBER, 2015
MAKALAH PROGRAM MANAGEMENT TRAINING 2015
Oleh: Berto Dionisius Naibaho1
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutan
pemerintah.
adalah
suatu
Pemanfaatan
hayati
yang
didominasi pepohonan dalam
persekutuan
alam
lingkungannya,
yang
satu
dengan yang lainnya tidak
dapat
dipisahkan.
Secara
garis besar, kawasan hutan ini
dibagi berdasarkan fungsinya
yaitu hutan produksi, hutan
konservasi,
dan
hutan
lindung. Salah satu fungsi
hutan
sebagai
produksi
kawasan
adalah
sebagai
hutan yang digunakan untuk
memproduksi
hasil
hutan
baik kayu maupun non kayu.
Hutan tanaman industri
adalah
hutan
mempunyai
memproduksi
hutan
yang
tujuan
untuk
kayu.
Suatu
sebelum
dikelola
menjadi HTI, pengembang
harus
terlebih
mengurus
pengelolaan
dahulu
legalitas
HTI
dari
Hasil
Hutan
Kayu (IUPHHK).
Jenis
hamparan lahan berisi sumber
alam
ini
disebut dengan Izin Usaha
kesatuan ekosistem berupa
daya
Legalitas
tanaman
dibudidayakan
yang
di
Distrik
Sungai Penyabungan (DSP)
adalah Acacia crassicarpa.
Tanaman Acacia crassicarpa
merupakan salah satu jenis
yang dikembangkan untuk
hutan tanaman industri (HTI)
di
Indonesia.
Jenis
ini
termasuk cepat tumbuh dan
mudah tumbuh pada kondisi
lahan yang rendah tingkat
kesuburannya, seperti pada
lahan marginal dengan pH
rendah, tanah berbatu serta
tanah yang telah mengalami
erosi (Leksono dan Setyaji
2003).
Kayunya
dapat
dimanfaatkan sebagai bahan
baku pulp dan kertas. Sebaran
alaminya
Australia,
terdapat
PNG,
di
Maluku
(Rokas, Kepulauan Aru dan
Seram Bagian Barat), Irian
Jaya
Bagian
(Semenanjung
Utara
Vogelkop,
Manokwari,
dan
diharapkan nantinya dapat
Irian Jaya Bagian Selatan
mengelola hutan yang lestari
(Merauke,
di Indonesia.
Muting).
Fak-fak)
Erambu
dan
Tumbuh
pada
ketinggian 30-130 m di atas
1.2
Tujuan
1. Untuk
permukaan laut dengan curah
rangkaian kegiatan-kegiatan
hujan yang bervariasi antara
dalam mengelola HTI.
1.000 mm - 4.500 mm/tahun
2. Monitoring kegiatan peserta
(Leksono, 1996). Pembibitan
management training 2015
tanaman ini mudah dilakukan
dengan cara generatif.
mengetahui
1.3
Manfaat
Kegiatan-kegiatan
1. Memberikan gambaran
dalam membangun sebuah
pengelolaan hutan tanaman
HTI sangat berkaitan antara
industri di Indonesia
satu dengan yang lainnya.
Dalam
makalah
ini
diterangkan
akan
kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan
membangun
seperti
sebuah
II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan
HTI
training peserta dilakukan di
penanaman,
Distrik Sungai Penyabungan
(DSP) selama 6 bulan dari
perawatan, dan pemanenan.
hasil
yang
mendapatkan
tanggal 28 Mei 2015 sampai
berkelanjutan
5 November 2015.
maka hutan harus dikelola
secara lestari. Pengelolaan
II.2 Metodologi pelaksanaan
Peserta
hutan yang lestari melingkupi
ekonomi,
job
perencanaan,
persemaian,
Untuk
on
sosial
lingkungan.
dan
Dengan
training
mengikuti
jadwal yang telah ditetapkan oleh tim
HRD
region
Palembang
dan
demikian diperlukan tenaga-
menyesuaikannya dengan kegiatan di
tenaga
dalam
DSP. Pembagian waktu kegiatannya
yang
adalah 6 minggu di bagian Planning
membangun
ahli
HTI
&
Survey,
6
minggu
dibagian
Nursery & Environmental, dan 6
dan citra landsat. (3) Catatan survey
minggu dibagian Plantation and
tanah. (4) Catatan survey trace jalan.
Production serta Forest Protection.
(5) Data potensi kayu. (6) Data
Adapun metode pendekatan :
biaya-biaya yang relevan. (7) Data
1. Metode Observasi
ketersediaan dan keragaman alat dan
2. Metode Wawancara
mesin pemanenan. (8) Kebijakan dan
3. Studi Pustaka
peraturan/perundangan
4. Dokumentasi
berkaitan baik kebijakan perusahaan,
maupun
yang
kebijakan
dan
peraturan/perundangan pemerintah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Distrik Sungai Penyabungan ada 3
3.1. Planning & Survey
Perencanaan adalah kegiatan
mengidentifikasi
akan
pekerjaan
dilakukan
yang
untuk
mengaktualisasikan nilai potensial
sumberdaya hutan bagi kemanfaatan
manusia yang meliputi penjelasan
tentang rangkaian kegiatan yang
akan
dilaksanakan,
teknik-teknik
yang akan digunakan dan penetapan
jadwal
pelaksanaannya
(Santosa
Data & Informasi Perencanaan
(Stenzel dan Walbridge 1985): (1)
meliputi peta topografi,
peta pohon, peta potensi hutan, peta
geologi, peta-peta penyebaran satwa
dan
yaitu: (1) Ex-HTI adalah areal yang
akan
ditanam
untuk
rotasi
berikutnya, jarak tanam 3 x 2 m
dengan kebutuhan bibit 1666 btg/ha.
(2) Ex- Belukar adalah areal yang
tidak memiliki tanaman pohon (D<
20 cm), jarak tanam 3 x 2.5 m
dengan kebutuhan bibit 1333 btg/ha.
(3) Replanting adalah areal yang
ditanam ulang dikarenakan bencana,
mis: areal terbakar, kebanjiran dll.
2010).
Peta-peta:
Tipe-tipe lahan yang ditanam di
tumbuhan
yang
dilindungi,
koridor satwa, tempat-tempat yang
dilindungi, peta kadaster, peta tanah,
dan lain sebagainya. (2) Photo udara
Tata ruang areal DSP adalah
sebagai berikut, total luas areal
34390.8
ha
yang
terbagi
atas
tanaman kehidupan seluas 1152.1 ha,
tanaman unggulan seluas 8194.3 ha,
kawasan perlindungan plasma nutfah
(KPPN)
seluas
5817.59
ha,
infrastruktur 1233 ha, dan tanaman
pokok seluas 17993.9 ha.
Kunci kegiatan operasional
HTI
di
lapangan
agar
dapat
Phasing tebang dan
tanam
setiap
bulannya
dilaksanakan adalah Rencana Kerja
berbeda. Hal ini dikarenakan
Tahunan (RKT). RKT ini memuat
beberapa faktor yaitu prestasi
izin/target tanaman, tebangan dan
kerja kontraktor, ketersediaan
produksi (SK dan peta RKT). RKT
alat
ini juga berfungsi sebagai legalitas
akses/infrastruktur,
kegiatan di lapangan. RKT tebang
banyaknya hari libur pada
DSP 2015 seluas 3012.7 ha dengan
bulan tersebut. Actual tebang
tonase 390909 ton dengan lokasi
dari bulan Januari – Juni
penebangan berada di estate A, E,
2015 adalah 159313 ton,
dan G. sedangkan RKT tanam DSP
sedangkan
2015 seluas 6960 ha ynag berada di
bulan Juli – Desember 2015
estate A, E, F, G, M, dan L.
sebesar 218095.6 ton. Actual
dan
tenaga
kerja,
phasing
untuk
Berikut ini adalah grafik
tanam DSP 2015 untuk Ex-
phasing tebang dan tanam DSP 2015.
Belukar seluas 23.7 ha, ExHTI 1322.6 ha, Replanting
seluas 22.8 ha. Phasing Juli –
Desember 2015 untuk ExHTI
seluas
1202.9
ha,
Replanting seluas 578.8 ha.
Rencana
Bulanan
Kerja
(RKB)
percaturwulan.
disusun
RKB
ini
memuat kegiatan establish
dan maintenance. Kegiatan
establish
meliputi
(1)
Harvesting: extraction dan
hand over area (HOA). (2)
Land clearing. (3) Semprot
sebelum tanam (SST). (4)
Grafik 1. Phasing tebang dan phasing tanam
Penanaman: tanam (ACRA),
pupuk dasar (base fertilizer),
pengukuran
dan
rencana areal kompartemen baru, dan
sulam.
Sedangkan
kegiatan maintenance adalah
parit
tersier,
survey
pengukuran fire break.
(1) singling (3-4 bulan). (2)
weeding 1 (2 bulan). (3)
.2. Nursery & Environmental
weeding 2 (4 bulan). (4)
.2. 1 Nursery
weeding 3 (6 bulan). (5)
Persemaian
weeding 4 ( 12 bulan). (6)
yang
pupuk susulan 1 (4 bulan).
menyemaikan
Survey
adalah
adalah
tempat
dipergunakan
perlakuan
benih
teknis
selama
untuk
dengan
jangka
kegiatan penyelidikan atau
waktu tertentu. Persemaian dapat
pemeriksaan
menghasilkan bibit yang memenuhi
dengan
suatu
cara
tempat
melakukan
persyaratan
umur,
ukuran,
pengukuran terhadap obyek-
pertumbuhan
obyek di dalamnya. Gambar
untuk ditanam di lapangan.
1 menunjukkan alur survey.
yang
dan
cukup
tinggi
Pemilihan lokasi persemaian
diantaranya
areal
atau
lokasi
strategis, ketersediaan sumber air dan
media, dan kondisi areal bebas dari
banjir. Persemaian di DSP dikelola
oleh kontraktor.
Kegiatan-kegiatan
di
persemaian adalah (1) Persiapan
media tanam. (2) Persiapan benih.
Gambar 1. Alur survey
Alat-alat
digunakan
survey
diantaranya
yang
adalah
kompas (sunto), global positioning
(3) Penaburan. (4) Pemeliharaan. (5)
Seleksi
bibit
siap
tanam.
(6)
pengangkutan bibit.
Persiapan
system (GPS), theodolit, clinometer.
media
tanam
Macam-macam kegiatan survey yang
dilakukan di rumah media dengan
telah diikuti oleh peserta di DSP
mengambil media gambut yang telah
adalah survey pengukuran HOA,
ditunjuk oleh tim RDD. Media dasar
OA,
yang
water
level,
audit
kanal,
digunakan
100%
gambut
dengan derajat kematangan hemik-
terlebih dahulu dilakukan pemadatan
saprik
media lalu dilakukan penyiraman.
(coklat-coklat
Metode
kehitaman).
pembuatan
media:
(1)
Penugalan media dilakukan dengan
Pengayakan gambut dengan cara
kedalaman 0.5 – 1 cm. Setelah benih
manual dengan lobang ayakan 0.5 –
dimasukkan tutup lubang secara
1 cm. (2) Persiapan polytube dan
merata
potray. (3) Pencampuran pupuk dasar
Pelabelan dilakukan di setiap bedeng
dengan media menggunakan molen.
yang memuat tanggal tabur, jenis, no
Pupuk dasar yang digunakan antara
seedlot, dan jumlah tanaman.
lain: multicote 7 kg/m3, dolomit
6kg/m3,
TSP
1.5
kg/m3,
dan
dengan
media
gambut.
Pemeliharaan ada 4 yaitu
penyiraman,
pemupukan,
Trichoderma 1 kg/m3. (4) Pengisian
penyiangan, dan hama penyakit.
media. 1 m3 media dapat mengisi
Penyiraman dilakukan 2 kali/hari
10000 tube dan 4000 polybag.
dengan durasi pada umur 1 – 15 hari
Tahapan
benih
20 menit media basah lembab, 16 –
dimulai dengan perendaman benih
35 hari 20 menit media basah
dengan H2SO4 98% selama 12 menit
lembab, 36 – 60 hari 30 menit media
(sesuai dengan label). Cuci dengan
basah, dan > 60 hari 30 menit media
air bersih sebanyak 5 – 6 kali sambil
basah. Penyiraman dilakukan sesuai
buang
mengapung
kebutuhan dengan melihat kondisi
(jelek). Rendam benih dengan air
cuaca. Penyiraman dilakukan pagi
bersih selama satu malam (14 – 18
hari sekitar 07.00 WIB – 09.00 WIB
jam)
dan sore hari sekitar jam 15.00 WIB
benih
dan
persiapan
yang
diberikan
campuran
fungisida (dithane) dalam 1 kg benih
– 17.00 WIB.
diberikan 2 gr fungisida. Setelah itu
Pemupukan
untuk
dicuci kembali sebanyak 3 – 5 kali
menggunakan
lalu dilakukan penyeleksian benih.
dengan
Benih dikering anginkan sebelum
frekuensi
penaburan.
Pemupukan dilakukan pagi hari jam
Setelah persiapan benih telah
dilakukan
selanjutnya
adalah
penaburan. Sebelum benih ditabur
dosis
2
NPK
ACRA
2
(Growmore)
gr/ltr
kali
dengan
seminggu.
07.00 – 09.00 WIB dan sore hari jam
16.00 – 18.00 WIB. Setelah itu
dilakukan penyiraman selama 10 –
(2) Media, air, dan tabung tidak
15 menit.
steril. (3) Jarak antar bibit terlalu
Penyiangan dilakukan setiap
saat, dari awal tanam sampai bibit
siap
dipindahkan
dekat. (4) Hujan lebat dan percikan
irigasi yang kuat.
kelapangan.
Bibit yang telah berumur 75 –
Penyiangan dilakukan dengan cara
120 hari akan dipilih sebagai calon
manual.
bibit siap tanam dengan mengacu
Seleksi bibit bertujuan untuk
memacu
pertumbuhan
batang,
meningkatkan kekompakan akar, dan
pada standar benchmarking seedling
quality. Parameter bibit siap tanam
tersaji pada tabel di bawah ini.
mengurangi penyebaran penyakit.
Selain itu seleksi juga bertujuan
untuk memisahkan bibit abnormal,
kerdil dan kurang sehat. Seleksi 1
dengan target 50% dari bibit 1
potray.
Dilakukan
saat
tanaman
berumur 29 – 34 hari dengan
perlakukan potray 1 isi 1 kosong.
Seleksi
2
dengan
target
33%
dilakukan saat tanaman berumur 45 –
50 hari. Perlakuan potray 1 isi 2
kosong .
Hama yang dominan pada
nursery
DSP
adalah
belalang,
sedangkan penyakit yang dominan
adalah
Xantomonas
Phaeotrichocornis
sp.
sp
dan
Penyebab
penyakit dipersemaian secara umum
disebabkan
oleh:
(1)
Cekaman
karena kelebihan atau kekurangan
air, pemupukan tidak tepat, media
tumbuh yang tidak cocok dan iklim.
Tabel 1. Standar PQI bibit Acacia sp September 2015
Sebelum pengangkutan bibit
sebaiknya
disiram
dulu
secara
sempurna dan merata. Pengankutan
bibit
dari
nursery
ke
areal
penanaman di DSP menggunakan
transportasi darat ( mobil pick up,
colt diesel ) dan transportasi air
(ketek). Kapasitas angkut 3000 –
5000 bibit/ ± 50 potray.
3.2.2 Environmental
ISO
(Inter-national
Organization for Standarization) atau
organisasi standar internasional yaitu
organisasi
non
pemerintah
yang
berdiri pada tahun 1947 untuk
mengembangkan standar dunia untuk
meningkatkan
komunikasi
dan
kerjasama internasional dan untuk
hutan produksi. Areal KPPN DSP
memfasilitasi pertukaran barang dan
seluas 5817.59 ha. Pada areal ini
jasa.
terdapat binatang yang dilindungi
ISO 14001 merupakan suatu
standarisasi
system
manajemen
lingkungan
yang
dirancang,
dilaksanakan
dan
bekerja
dan
untuk
maximus
sumatranus)
dan
rusa
(Cervus unicolor).
untuk
mengendalikan dampak lingkungan
penting
antara lain gajah sumatera (Elephas
mencapai
III.3
Plantation &
Production, Forest
Protection
kesesuaian dengan peraturan serta
mempertahankan dan meningkatkan
perbaikan
system
manajemen
lingkungan secara terus menerus.
dilaksanakan
manfaat
apabila
(land
HTI, dan replanting menggunakan
alat excavator PC 120. Spreading
dilakukan pada areal ex-belukar dan
untuk
replanting jika sampahnya tidak
perbaikan-perbaikan
banyak. Jika spreading tidak dapat
kinerja lingkungan. (2) Memenuhi
dilakukan maka dibuat jalur kotor
peraturan
(3)
dengan lebar 3 m dan jalur bersih 12
penghematan biaya. (4) Permintaan
m. Untuk areal ex-HTI spreading
customer. (5) Investasi dan asuransi.
dilakukan. Untuk mengurangi resiko
(6) Akses kepasaran lebih mudah. (7)
lahan bnjir maka dibuat parit tersier
Image masyarakat terhadap citra
dengan jarak 125 m ( untuk daerah
perusahaan menjadi baik.
peat land).
melakukan
Tiap
menyediakan
alat
lain:
lahan
(1)
merupakan
antara
Persiapan
clearing) pada areal ex-belukar, ex-
Iso bersifat sukareala namun
memiliki
3.3.1 Plantation
penting
perundangan.
perusahaan
lokasinya
HTI
sebagai
Semprot
(SST)
sebelum
merupakan
tanam
kegiatan
Kawasan Plasma Nutfah (KPPN)
penyemprotan gulma dengan zat
berdasarkan
kimia
Kepmenhut
No375/Kpts-II/1998
pengelolaan
dan
tentang
yang
penanaman.
dilakukan
Kunci
sebelum
keberhasilan
pemanfaatan
kegiatan sst adalah 4T yaitu tepat
kawasan pelestarian plasma nutfah di
jenis, tepat dosis, tepat sasaran, dan
tepat waktu. Untuk areal gambut sst
Penyulaman
(blanking)
bias saja tidak dilakukan jika kondisi
dilakukan saat tanaman berumur 1
lahan bersih dari gulma. Herbisida
bulan. Sasaran blanking adalah bibit
yang digunakan adalah Amonium
yang rusak dan mati, bibit yang
glufasinat dengan dosis 2 ltr/ha.
terkena genangan air, daerah yang
Penanaman
kegiatan
adalah
pekerjaan
pemancangan
mulai
ajir,
proses
terdapat banyak ranting dan dekat
dari
tunggul pohon. Rata-rata sulaman
pembuatan
sebesar 3 – 5 %.
lubang, seleksi bibit dan tanam.
Penyiangan (weeding) ada
Tahapan penanaman dimulai dengan
dua yaitu weeding manual dan
penentuan titik tanam dengan jarak 3
weeding
x 2 m. Kemudian buat lubang tanam
menggunakan
dengan kedalaman ± 20 cm, dengan
glyphosate
catatan tugal harus lebih besar dari
Surffactan/sticker 0.08 ltr/ha.
kimia.
Areal
paraquat
0.5
gambut
2
ltr/ha,
ltr/ha
dan
tempat bibit (tube atau polibag).
Pupuk lanjutan (additional
Sebelum di tugal terlebih dahulu
fertilizing) dilakukan pada saat umur
sampah-sampah
tanaman 3 – 4 bulan. Jarak lubang
dibersihkan
di
titik
kemudian
tanam
tanahnya
pupuk
2/3
lebar
tajuk
dengan
dipadatkan dengan cara menekan
kedalaman 15 – 20 cm. Dosis
tanah di titik tanam selebar 3 telapak
pemakaian pupuk NPK pada areal
kaki. Selanjutnya adalah penanaman
gambut adalah 16:16:16 100gr/btg.
bibit. Metode tanam yang baik dan
Aplikasi pupuk dengan cara ditugal.
benar adalah bibit tegak lurus,
Pemangkasan
(singling)
ditanam dengan kedalaman leher
dilakukan saat umur tanaman 3 – 4
akar 5 cm.
bulan. Tujuannya adalah mengurangi
batang
pesaing
ataupun
menghilangkan batang yang sakit,
terkena
hama,
Pemotongan
atau
rusak/patah.
menggukan
gunting
singling dengan sisa pemotongan
maksimal
pemotongan
0.5
cm.
bekas
disemprot
dengan
fungisida kemudian diolesin dengan
teer.
Pre-harvest
(imas)
adalah
kegiatan pembersihan areal yang
akan ditebang yaitu dengan menebas
3.3.2 Production (harvesting)
Harvesting/
adalah
suatu
pemanenan
kegiatan
proses
produksi kayu yang didalamnya
meliputi
kegiatan
pemanenan,
gulma dan anakan kayu berdiameter
< 6 cm dengan menggunakan parang.
Piringan imas selebar 50 cm, rata
kandas tanah.
perencanaan
pembukaan
Felling (tebang) merupakan
wilayah
kegiatan penebangan kayu dengan
hutan dan kegiatan pemanenannya
menetukan arah rebah tebangan dan
itu sendiri. Tujuan harvesting adalah
disertai
(1)
penebanganyang
Memproduksi
kayu
untuk
dengan
teknik
benar,
dimana
memenuhi kebutuhan bahan baku
tunggul yang tersisa 5 cm dari banir
pabrik/mill (wood production). (2)
akar.
Menyiapkan lahan untuk kegiatan
penanaman (ready for plant area).
Berikut
pemanenan
ini
di
adalah
Pemotongan
cabang
(delimbing/topping)
merupakan
alur
kegiatan pemotongan cabang dan
DSP
yaitu:
(1)
ranting serta ujung (tajuk) yang tidak
(2)
pre-harvest
memenuhi syarat. Dampak tidak
(slashing), (3) felling, (4) delimbing,
melakukan Delimbing adalah (1)
(5) pre-bunching & cut to length, (6)
Mudah patah saat pengupasan. (2)
extraction to TPn, (7) loading to
Lost
sampan besi, (8) canal transport, (9)
Penyumbatan pada mesin mill.
microplanning,
unloading at TPK, (10) loading to
truck, (11) transport to mill.
produksi
Pengumpulan
pengumpulan
pohon
perencanaan secara detail dalam 1
ditebang
compartement
sarad/extraction.
mem-
perhatikan aspek-aspek lingkungan
(konservasi)
sebelum
melakukan
kegiatan
pemanenan
dan
digambarkan dalam satu peta kerja.
di
(3)
pohon
(bunching) merupakan
Micro planning merupakan
dengan
tinggi.
kegiatan
yang
kanan-kiri
telah
jalur
Bucking merupakan kegiatan
Pemotongan pohon menjadi sortimen
dengan
ditentukan.
panjang
yang
Pemotongan
telah
sortimen
dengan
ukuran
2,4
m.
Ukuran
menimbulkan kerugian harta benda
sortimen terbaru mulai oktober 2015
maupun korban jiwa. Segitiga Api
adalah 4 m.
adalah
Extraction merupakan kegiatan
segitiga
yang
menghubungkan tiga unsur atau
pengumpulan kayu produksi dari
komponen
lahan ke tumpukan TPn dengan
timbulnya api. Tiga unsur itu adalah
menggunakan sampan darat lalu
api, bahan bakar dan oksigen.
ditarik alat excavator. Pengumpulan
yang
Peralatan
dapat
mesin
memicu
pemadan
hasil sortimen dengan mengunakan
terdiri dari pompa dan aksesorisnya.
sampan darat
Pompa dibagi menjadi 3 bagian yaitu
Stacking merupakan kegiatan
peralatan mesin berat, ringan, dan
penyusunan kayu di TPn untuk
patrol. Jenis peralatan mesin berat
memudahkan pemuatan kayu ke
yang digunakan antara lain: (1)
sampan
Tohatsu V 75 GS. (2) Tohatsu VC 82
besi.
Maksimal
tinggi
tumpukan 3 meter.
ASE. (3) Shiboura SF 756 MZ. Jenis
Loading merupakan kegiatan
pemindahan kayu ke
peralatan mesin ringan antara lain:
sampan basi
(1) Tohatsu V20 D2DS. (2) Shiboura
untuk di bawah ke TPK. Kapasitas
TF 516 SH. Jenis peralatan mesin
pengangkutan 20-25 ton/sampan
patroli adalah mini striker dan robin
Towing merupakan penarikan
perahu
dengan
(Honda).
menggunakan
Aksesoris pelengkap
tugboat. Spesfikasi tugboat mesin 45
mesin pompa antara lain: (1)
pk
selang ukuran 2.5 inch dan
yang
dapat
menarik
15
sampan/trip.
1.5 inch. (2) Bridging ukuran
2.5 inch dan 1.5 inch. (3)
3.3.3. Forest Protection
Api
proses
inch. (4) Nozzle (gun) assault
oksidasi cepat yang menghasilkan
tipe 4863 dan POK tipe 2095
panas dan Penyalaan. Kebakaran
dan 2060.
adalah
adalah
kejadian
suatu
Connect 2.5 inch dan 1.5
yang
tidak
diinginkan karena adanya api yang
tidak
terkendali
dan
dapat
IV. KESIMPULAN
Kegiatan-kegiatan HTI mulai
dari perencanaan sampai pemanenan
saling terikat satu sama lain. Dimana
untuk mendapatkan hasil kayu yang
maksimal harus didukung dari semua
pihak
yang
pengelolaan
mendapatkan
maksimal
berperan
dalam
HTI.
Untuk
hasil
maka
kayu
SOP
yang
(Standar
Operasional Prosedur) yang berlaku
di perusahaan harus benar-benar
berjalan di setiap kegiatan-kegiatan
pengelolaan HTI.
DAFTAR PUSTAKA
Leksono, B. 1996. Eksplorasi benih
Acacia spp. dan Eucaliptus
pellita F. Muell di Merauke
Irian Jaya. Buletin Becariana.
Universitas
Cendrawasih.
Jayapura
Leksono,B dan Setyadi. 2003.
Teknik
Persemaian
dan
Informasi Benih Acacia
mangium. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan
dan
Konservasi
alam.
Yogyakarta
Santosa, G. 2006. Powerpoint Mata
Kuliah Pemanenan. Bogor
Sinarmas Forestry. 2015. Modul
management trainee
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan Planning & Survey
Lampiran 2. Kegiatan Nursery
Lampiran 4. Kegiatan P&P dan Forest Protection
2015
Oleh :
BERTO DIONISIUS NAIBAHO
NIK. 105266
DISTRIK SUNGAI PENYABUNGAN
REGION PALEMBANG
OKTOBER, 2015
MAKALAH PROGRAM MANAGEMENT TRAINING 2015
Oleh: Berto Dionisius Naibaho1
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutan
pemerintah.
adalah
suatu
Pemanfaatan
hayati
yang
didominasi pepohonan dalam
persekutuan
alam
lingkungannya,
yang
satu
dengan yang lainnya tidak
dapat
dipisahkan.
Secara
garis besar, kawasan hutan ini
dibagi berdasarkan fungsinya
yaitu hutan produksi, hutan
konservasi,
dan
hutan
lindung. Salah satu fungsi
hutan
sebagai
produksi
kawasan
adalah
sebagai
hutan yang digunakan untuk
memproduksi
hasil
hutan
baik kayu maupun non kayu.
Hutan tanaman industri
adalah
hutan
mempunyai
memproduksi
hutan
yang
tujuan
untuk
kayu.
Suatu
sebelum
dikelola
menjadi HTI, pengembang
harus
terlebih
mengurus
pengelolaan
dahulu
legalitas
HTI
dari
Hasil
Hutan
Kayu (IUPHHK).
Jenis
hamparan lahan berisi sumber
alam
ini
disebut dengan Izin Usaha
kesatuan ekosistem berupa
daya
Legalitas
tanaman
dibudidayakan
yang
di
Distrik
Sungai Penyabungan (DSP)
adalah Acacia crassicarpa.
Tanaman Acacia crassicarpa
merupakan salah satu jenis
yang dikembangkan untuk
hutan tanaman industri (HTI)
di
Indonesia.
Jenis
ini
termasuk cepat tumbuh dan
mudah tumbuh pada kondisi
lahan yang rendah tingkat
kesuburannya, seperti pada
lahan marginal dengan pH
rendah, tanah berbatu serta
tanah yang telah mengalami
erosi (Leksono dan Setyaji
2003).
Kayunya
dapat
dimanfaatkan sebagai bahan
baku pulp dan kertas. Sebaran
alaminya
Australia,
terdapat
PNG,
di
Maluku
(Rokas, Kepulauan Aru dan
Seram Bagian Barat), Irian
Jaya
Bagian
(Semenanjung
Utara
Vogelkop,
Manokwari,
dan
diharapkan nantinya dapat
Irian Jaya Bagian Selatan
mengelola hutan yang lestari
(Merauke,
di Indonesia.
Muting).
Fak-fak)
Erambu
dan
Tumbuh
pada
ketinggian 30-130 m di atas
1.2
Tujuan
1. Untuk
permukaan laut dengan curah
rangkaian kegiatan-kegiatan
hujan yang bervariasi antara
dalam mengelola HTI.
1.000 mm - 4.500 mm/tahun
2. Monitoring kegiatan peserta
(Leksono, 1996). Pembibitan
management training 2015
tanaman ini mudah dilakukan
dengan cara generatif.
mengetahui
1.3
Manfaat
Kegiatan-kegiatan
1. Memberikan gambaran
dalam membangun sebuah
pengelolaan hutan tanaman
HTI sangat berkaitan antara
industri di Indonesia
satu dengan yang lainnya.
Dalam
makalah
ini
diterangkan
akan
kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan
membangun
seperti
sebuah
II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan
HTI
training peserta dilakukan di
penanaman,
Distrik Sungai Penyabungan
(DSP) selama 6 bulan dari
perawatan, dan pemanenan.
hasil
yang
mendapatkan
tanggal 28 Mei 2015 sampai
berkelanjutan
5 November 2015.
maka hutan harus dikelola
secara lestari. Pengelolaan
II.2 Metodologi pelaksanaan
Peserta
hutan yang lestari melingkupi
ekonomi,
job
perencanaan,
persemaian,
Untuk
on
sosial
lingkungan.
dan
Dengan
training
mengikuti
jadwal yang telah ditetapkan oleh tim
HRD
region
Palembang
dan
demikian diperlukan tenaga-
menyesuaikannya dengan kegiatan di
tenaga
dalam
DSP. Pembagian waktu kegiatannya
yang
adalah 6 minggu di bagian Planning
membangun
ahli
HTI
&
Survey,
6
minggu
dibagian
Nursery & Environmental, dan 6
dan citra landsat. (3) Catatan survey
minggu dibagian Plantation and
tanah. (4) Catatan survey trace jalan.
Production serta Forest Protection.
(5) Data potensi kayu. (6) Data
Adapun metode pendekatan :
biaya-biaya yang relevan. (7) Data
1. Metode Observasi
ketersediaan dan keragaman alat dan
2. Metode Wawancara
mesin pemanenan. (8) Kebijakan dan
3. Studi Pustaka
peraturan/perundangan
4. Dokumentasi
berkaitan baik kebijakan perusahaan,
maupun
yang
kebijakan
dan
peraturan/perundangan pemerintah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Distrik Sungai Penyabungan ada 3
3.1. Planning & Survey
Perencanaan adalah kegiatan
mengidentifikasi
akan
pekerjaan
dilakukan
yang
untuk
mengaktualisasikan nilai potensial
sumberdaya hutan bagi kemanfaatan
manusia yang meliputi penjelasan
tentang rangkaian kegiatan yang
akan
dilaksanakan,
teknik-teknik
yang akan digunakan dan penetapan
jadwal
pelaksanaannya
(Santosa
Data & Informasi Perencanaan
(Stenzel dan Walbridge 1985): (1)
meliputi peta topografi,
peta pohon, peta potensi hutan, peta
geologi, peta-peta penyebaran satwa
dan
yaitu: (1) Ex-HTI adalah areal yang
akan
ditanam
untuk
rotasi
berikutnya, jarak tanam 3 x 2 m
dengan kebutuhan bibit 1666 btg/ha.
(2) Ex- Belukar adalah areal yang
tidak memiliki tanaman pohon (D<
20 cm), jarak tanam 3 x 2.5 m
dengan kebutuhan bibit 1333 btg/ha.
(3) Replanting adalah areal yang
ditanam ulang dikarenakan bencana,
mis: areal terbakar, kebanjiran dll.
2010).
Peta-peta:
Tipe-tipe lahan yang ditanam di
tumbuhan
yang
dilindungi,
koridor satwa, tempat-tempat yang
dilindungi, peta kadaster, peta tanah,
dan lain sebagainya. (2) Photo udara
Tata ruang areal DSP adalah
sebagai berikut, total luas areal
34390.8
ha
yang
terbagi
atas
tanaman kehidupan seluas 1152.1 ha,
tanaman unggulan seluas 8194.3 ha,
kawasan perlindungan plasma nutfah
(KPPN)
seluas
5817.59
ha,
infrastruktur 1233 ha, dan tanaman
pokok seluas 17993.9 ha.
Kunci kegiatan operasional
HTI
di
lapangan
agar
dapat
Phasing tebang dan
tanam
setiap
bulannya
dilaksanakan adalah Rencana Kerja
berbeda. Hal ini dikarenakan
Tahunan (RKT). RKT ini memuat
beberapa faktor yaitu prestasi
izin/target tanaman, tebangan dan
kerja kontraktor, ketersediaan
produksi (SK dan peta RKT). RKT
alat
ini juga berfungsi sebagai legalitas
akses/infrastruktur,
kegiatan di lapangan. RKT tebang
banyaknya hari libur pada
DSP 2015 seluas 3012.7 ha dengan
bulan tersebut. Actual tebang
tonase 390909 ton dengan lokasi
dari bulan Januari – Juni
penebangan berada di estate A, E,
2015 adalah 159313 ton,
dan G. sedangkan RKT tanam DSP
sedangkan
2015 seluas 6960 ha ynag berada di
bulan Juli – Desember 2015
estate A, E, F, G, M, dan L.
sebesar 218095.6 ton. Actual
dan
tenaga
kerja,
phasing
untuk
Berikut ini adalah grafik
tanam DSP 2015 untuk Ex-
phasing tebang dan tanam DSP 2015.
Belukar seluas 23.7 ha, ExHTI 1322.6 ha, Replanting
seluas 22.8 ha. Phasing Juli –
Desember 2015 untuk ExHTI
seluas
1202.9
ha,
Replanting seluas 578.8 ha.
Rencana
Bulanan
Kerja
(RKB)
percaturwulan.
disusun
RKB
ini
memuat kegiatan establish
dan maintenance. Kegiatan
establish
meliputi
(1)
Harvesting: extraction dan
hand over area (HOA). (2)
Land clearing. (3) Semprot
sebelum tanam (SST). (4)
Grafik 1. Phasing tebang dan phasing tanam
Penanaman: tanam (ACRA),
pupuk dasar (base fertilizer),
pengukuran
dan
rencana areal kompartemen baru, dan
sulam.
Sedangkan
kegiatan maintenance adalah
parit
tersier,
survey
pengukuran fire break.
(1) singling (3-4 bulan). (2)
weeding 1 (2 bulan). (3)
.2. Nursery & Environmental
weeding 2 (4 bulan). (4)
.2. 1 Nursery
weeding 3 (6 bulan). (5)
Persemaian
weeding 4 ( 12 bulan). (6)
yang
pupuk susulan 1 (4 bulan).
menyemaikan
Survey
adalah
adalah
tempat
dipergunakan
perlakuan
benih
teknis
selama
untuk
dengan
jangka
kegiatan penyelidikan atau
waktu tertentu. Persemaian dapat
pemeriksaan
menghasilkan bibit yang memenuhi
dengan
suatu
cara
tempat
melakukan
persyaratan
umur,
ukuran,
pengukuran terhadap obyek-
pertumbuhan
obyek di dalamnya. Gambar
untuk ditanam di lapangan.
1 menunjukkan alur survey.
yang
dan
cukup
tinggi
Pemilihan lokasi persemaian
diantaranya
areal
atau
lokasi
strategis, ketersediaan sumber air dan
media, dan kondisi areal bebas dari
banjir. Persemaian di DSP dikelola
oleh kontraktor.
Kegiatan-kegiatan
di
persemaian adalah (1) Persiapan
media tanam. (2) Persiapan benih.
Gambar 1. Alur survey
Alat-alat
digunakan
survey
diantaranya
yang
adalah
kompas (sunto), global positioning
(3) Penaburan. (4) Pemeliharaan. (5)
Seleksi
bibit
siap
tanam.
(6)
pengangkutan bibit.
Persiapan
system (GPS), theodolit, clinometer.
media
tanam
Macam-macam kegiatan survey yang
dilakukan di rumah media dengan
telah diikuti oleh peserta di DSP
mengambil media gambut yang telah
adalah survey pengukuran HOA,
ditunjuk oleh tim RDD. Media dasar
OA,
yang
water
level,
audit
kanal,
digunakan
100%
gambut
dengan derajat kematangan hemik-
terlebih dahulu dilakukan pemadatan
saprik
media lalu dilakukan penyiraman.
(coklat-coklat
Metode
kehitaman).
pembuatan
media:
(1)
Penugalan media dilakukan dengan
Pengayakan gambut dengan cara
kedalaman 0.5 – 1 cm. Setelah benih
manual dengan lobang ayakan 0.5 –
dimasukkan tutup lubang secara
1 cm. (2) Persiapan polytube dan
merata
potray. (3) Pencampuran pupuk dasar
Pelabelan dilakukan di setiap bedeng
dengan media menggunakan molen.
yang memuat tanggal tabur, jenis, no
Pupuk dasar yang digunakan antara
seedlot, dan jumlah tanaman.
lain: multicote 7 kg/m3, dolomit
6kg/m3,
TSP
1.5
kg/m3,
dan
dengan
media
gambut.
Pemeliharaan ada 4 yaitu
penyiraman,
pemupukan,
Trichoderma 1 kg/m3. (4) Pengisian
penyiangan, dan hama penyakit.
media. 1 m3 media dapat mengisi
Penyiraman dilakukan 2 kali/hari
10000 tube dan 4000 polybag.
dengan durasi pada umur 1 – 15 hari
Tahapan
benih
20 menit media basah lembab, 16 –
dimulai dengan perendaman benih
35 hari 20 menit media basah
dengan H2SO4 98% selama 12 menit
lembab, 36 – 60 hari 30 menit media
(sesuai dengan label). Cuci dengan
basah, dan > 60 hari 30 menit media
air bersih sebanyak 5 – 6 kali sambil
basah. Penyiraman dilakukan sesuai
buang
mengapung
kebutuhan dengan melihat kondisi
(jelek). Rendam benih dengan air
cuaca. Penyiraman dilakukan pagi
bersih selama satu malam (14 – 18
hari sekitar 07.00 WIB – 09.00 WIB
jam)
dan sore hari sekitar jam 15.00 WIB
benih
dan
persiapan
yang
diberikan
campuran
fungisida (dithane) dalam 1 kg benih
– 17.00 WIB.
diberikan 2 gr fungisida. Setelah itu
Pemupukan
untuk
dicuci kembali sebanyak 3 – 5 kali
menggunakan
lalu dilakukan penyeleksian benih.
dengan
Benih dikering anginkan sebelum
frekuensi
penaburan.
Pemupukan dilakukan pagi hari jam
Setelah persiapan benih telah
dilakukan
selanjutnya
adalah
penaburan. Sebelum benih ditabur
dosis
2
NPK
ACRA
2
(Growmore)
gr/ltr
kali
dengan
seminggu.
07.00 – 09.00 WIB dan sore hari jam
16.00 – 18.00 WIB. Setelah itu
dilakukan penyiraman selama 10 –
(2) Media, air, dan tabung tidak
15 menit.
steril. (3) Jarak antar bibit terlalu
Penyiangan dilakukan setiap
saat, dari awal tanam sampai bibit
siap
dipindahkan
dekat. (4) Hujan lebat dan percikan
irigasi yang kuat.
kelapangan.
Bibit yang telah berumur 75 –
Penyiangan dilakukan dengan cara
120 hari akan dipilih sebagai calon
manual.
bibit siap tanam dengan mengacu
Seleksi bibit bertujuan untuk
memacu
pertumbuhan
batang,
meningkatkan kekompakan akar, dan
pada standar benchmarking seedling
quality. Parameter bibit siap tanam
tersaji pada tabel di bawah ini.
mengurangi penyebaran penyakit.
Selain itu seleksi juga bertujuan
untuk memisahkan bibit abnormal,
kerdil dan kurang sehat. Seleksi 1
dengan target 50% dari bibit 1
potray.
Dilakukan
saat
tanaman
berumur 29 – 34 hari dengan
perlakukan potray 1 isi 1 kosong.
Seleksi
2
dengan
target
33%
dilakukan saat tanaman berumur 45 –
50 hari. Perlakuan potray 1 isi 2
kosong .
Hama yang dominan pada
nursery
DSP
adalah
belalang,
sedangkan penyakit yang dominan
adalah
Xantomonas
Phaeotrichocornis
sp.
sp
dan
Penyebab
penyakit dipersemaian secara umum
disebabkan
oleh:
(1)
Cekaman
karena kelebihan atau kekurangan
air, pemupukan tidak tepat, media
tumbuh yang tidak cocok dan iklim.
Tabel 1. Standar PQI bibit Acacia sp September 2015
Sebelum pengangkutan bibit
sebaiknya
disiram
dulu
secara
sempurna dan merata. Pengankutan
bibit
dari
nursery
ke
areal
penanaman di DSP menggunakan
transportasi darat ( mobil pick up,
colt diesel ) dan transportasi air
(ketek). Kapasitas angkut 3000 –
5000 bibit/ ± 50 potray.
3.2.2 Environmental
ISO
(Inter-national
Organization for Standarization) atau
organisasi standar internasional yaitu
organisasi
non
pemerintah
yang
berdiri pada tahun 1947 untuk
mengembangkan standar dunia untuk
meningkatkan
komunikasi
dan
kerjasama internasional dan untuk
hutan produksi. Areal KPPN DSP
memfasilitasi pertukaran barang dan
seluas 5817.59 ha. Pada areal ini
jasa.
terdapat binatang yang dilindungi
ISO 14001 merupakan suatu
standarisasi
system
manajemen
lingkungan
yang
dirancang,
dilaksanakan
dan
bekerja
dan
untuk
maximus
sumatranus)
dan
rusa
(Cervus unicolor).
untuk
mengendalikan dampak lingkungan
penting
antara lain gajah sumatera (Elephas
mencapai
III.3
Plantation &
Production, Forest
Protection
kesesuaian dengan peraturan serta
mempertahankan dan meningkatkan
perbaikan
system
manajemen
lingkungan secara terus menerus.
dilaksanakan
manfaat
apabila
(land
HTI, dan replanting menggunakan
alat excavator PC 120. Spreading
dilakukan pada areal ex-belukar dan
untuk
replanting jika sampahnya tidak
perbaikan-perbaikan
banyak. Jika spreading tidak dapat
kinerja lingkungan. (2) Memenuhi
dilakukan maka dibuat jalur kotor
peraturan
(3)
dengan lebar 3 m dan jalur bersih 12
penghematan biaya. (4) Permintaan
m. Untuk areal ex-HTI spreading
customer. (5) Investasi dan asuransi.
dilakukan. Untuk mengurangi resiko
(6) Akses kepasaran lebih mudah. (7)
lahan bnjir maka dibuat parit tersier
Image masyarakat terhadap citra
dengan jarak 125 m ( untuk daerah
perusahaan menjadi baik.
peat land).
melakukan
Tiap
menyediakan
alat
lain:
lahan
(1)
merupakan
antara
Persiapan
clearing) pada areal ex-belukar, ex-
Iso bersifat sukareala namun
memiliki
3.3.1 Plantation
penting
perundangan.
perusahaan
lokasinya
HTI
sebagai
Semprot
(SST)
sebelum
merupakan
tanam
kegiatan
Kawasan Plasma Nutfah (KPPN)
penyemprotan gulma dengan zat
berdasarkan
kimia
Kepmenhut
No375/Kpts-II/1998
pengelolaan
dan
tentang
yang
penanaman.
dilakukan
Kunci
sebelum
keberhasilan
pemanfaatan
kegiatan sst adalah 4T yaitu tepat
kawasan pelestarian plasma nutfah di
jenis, tepat dosis, tepat sasaran, dan
tepat waktu. Untuk areal gambut sst
Penyulaman
(blanking)
bias saja tidak dilakukan jika kondisi
dilakukan saat tanaman berumur 1
lahan bersih dari gulma. Herbisida
bulan. Sasaran blanking adalah bibit
yang digunakan adalah Amonium
yang rusak dan mati, bibit yang
glufasinat dengan dosis 2 ltr/ha.
terkena genangan air, daerah yang
Penanaman
kegiatan
adalah
pekerjaan
pemancangan
mulai
ajir,
proses
terdapat banyak ranting dan dekat
dari
tunggul pohon. Rata-rata sulaman
pembuatan
sebesar 3 – 5 %.
lubang, seleksi bibit dan tanam.
Penyiangan (weeding) ada
Tahapan penanaman dimulai dengan
dua yaitu weeding manual dan
penentuan titik tanam dengan jarak 3
weeding
x 2 m. Kemudian buat lubang tanam
menggunakan
dengan kedalaman ± 20 cm, dengan
glyphosate
catatan tugal harus lebih besar dari
Surffactan/sticker 0.08 ltr/ha.
kimia.
Areal
paraquat
0.5
gambut
2
ltr/ha,
ltr/ha
dan
tempat bibit (tube atau polibag).
Pupuk lanjutan (additional
Sebelum di tugal terlebih dahulu
fertilizing) dilakukan pada saat umur
sampah-sampah
tanaman 3 – 4 bulan. Jarak lubang
dibersihkan
di
titik
kemudian
tanam
tanahnya
pupuk
2/3
lebar
tajuk
dengan
dipadatkan dengan cara menekan
kedalaman 15 – 20 cm. Dosis
tanah di titik tanam selebar 3 telapak
pemakaian pupuk NPK pada areal
kaki. Selanjutnya adalah penanaman
gambut adalah 16:16:16 100gr/btg.
bibit. Metode tanam yang baik dan
Aplikasi pupuk dengan cara ditugal.
benar adalah bibit tegak lurus,
Pemangkasan
(singling)
ditanam dengan kedalaman leher
dilakukan saat umur tanaman 3 – 4
akar 5 cm.
bulan. Tujuannya adalah mengurangi
batang
pesaing
ataupun
menghilangkan batang yang sakit,
terkena
hama,
Pemotongan
atau
rusak/patah.
menggukan
gunting
singling dengan sisa pemotongan
maksimal
pemotongan
0.5
cm.
bekas
disemprot
dengan
fungisida kemudian diolesin dengan
teer.
Pre-harvest
(imas)
adalah
kegiatan pembersihan areal yang
akan ditebang yaitu dengan menebas
3.3.2 Production (harvesting)
Harvesting/
adalah
suatu
pemanenan
kegiatan
proses
produksi kayu yang didalamnya
meliputi
kegiatan
pemanenan,
gulma dan anakan kayu berdiameter
< 6 cm dengan menggunakan parang.
Piringan imas selebar 50 cm, rata
kandas tanah.
perencanaan
pembukaan
Felling (tebang) merupakan
wilayah
kegiatan penebangan kayu dengan
hutan dan kegiatan pemanenannya
menetukan arah rebah tebangan dan
itu sendiri. Tujuan harvesting adalah
disertai
(1)
penebanganyang
Memproduksi
kayu
untuk
dengan
teknik
benar,
dimana
memenuhi kebutuhan bahan baku
tunggul yang tersisa 5 cm dari banir
pabrik/mill (wood production). (2)
akar.
Menyiapkan lahan untuk kegiatan
penanaman (ready for plant area).
Berikut
pemanenan
ini
di
adalah
Pemotongan
cabang
(delimbing/topping)
merupakan
alur
kegiatan pemotongan cabang dan
DSP
yaitu:
(1)
ranting serta ujung (tajuk) yang tidak
(2)
pre-harvest
memenuhi syarat. Dampak tidak
(slashing), (3) felling, (4) delimbing,
melakukan Delimbing adalah (1)
(5) pre-bunching & cut to length, (6)
Mudah patah saat pengupasan. (2)
extraction to TPn, (7) loading to
Lost
sampan besi, (8) canal transport, (9)
Penyumbatan pada mesin mill.
microplanning,
unloading at TPK, (10) loading to
truck, (11) transport to mill.
produksi
Pengumpulan
pengumpulan
pohon
perencanaan secara detail dalam 1
ditebang
compartement
sarad/extraction.
mem-
perhatikan aspek-aspek lingkungan
(konservasi)
sebelum
melakukan
kegiatan
pemanenan
dan
digambarkan dalam satu peta kerja.
di
(3)
pohon
(bunching) merupakan
Micro planning merupakan
dengan
tinggi.
kegiatan
yang
kanan-kiri
telah
jalur
Bucking merupakan kegiatan
Pemotongan pohon menjadi sortimen
dengan
ditentukan.
panjang
yang
Pemotongan
telah
sortimen
dengan
ukuran
2,4
m.
Ukuran
menimbulkan kerugian harta benda
sortimen terbaru mulai oktober 2015
maupun korban jiwa. Segitiga Api
adalah 4 m.
adalah
Extraction merupakan kegiatan
segitiga
yang
menghubungkan tiga unsur atau
pengumpulan kayu produksi dari
komponen
lahan ke tumpukan TPn dengan
timbulnya api. Tiga unsur itu adalah
menggunakan sampan darat lalu
api, bahan bakar dan oksigen.
ditarik alat excavator. Pengumpulan
yang
Peralatan
dapat
mesin
memicu
pemadan
hasil sortimen dengan mengunakan
terdiri dari pompa dan aksesorisnya.
sampan darat
Pompa dibagi menjadi 3 bagian yaitu
Stacking merupakan kegiatan
peralatan mesin berat, ringan, dan
penyusunan kayu di TPn untuk
patrol. Jenis peralatan mesin berat
memudahkan pemuatan kayu ke
yang digunakan antara lain: (1)
sampan
Tohatsu V 75 GS. (2) Tohatsu VC 82
besi.
Maksimal
tinggi
tumpukan 3 meter.
ASE. (3) Shiboura SF 756 MZ. Jenis
Loading merupakan kegiatan
pemindahan kayu ke
peralatan mesin ringan antara lain:
sampan basi
(1) Tohatsu V20 D2DS. (2) Shiboura
untuk di bawah ke TPK. Kapasitas
TF 516 SH. Jenis peralatan mesin
pengangkutan 20-25 ton/sampan
patroli adalah mini striker dan robin
Towing merupakan penarikan
perahu
dengan
(Honda).
menggunakan
Aksesoris pelengkap
tugboat. Spesfikasi tugboat mesin 45
mesin pompa antara lain: (1)
pk
selang ukuran 2.5 inch dan
yang
dapat
menarik
15
sampan/trip.
1.5 inch. (2) Bridging ukuran
2.5 inch dan 1.5 inch. (3)
3.3.3. Forest Protection
Api
proses
inch. (4) Nozzle (gun) assault
oksidasi cepat yang menghasilkan
tipe 4863 dan POK tipe 2095
panas dan Penyalaan. Kebakaran
dan 2060.
adalah
adalah
kejadian
suatu
Connect 2.5 inch dan 1.5
yang
tidak
diinginkan karena adanya api yang
tidak
terkendali
dan
dapat
IV. KESIMPULAN
Kegiatan-kegiatan HTI mulai
dari perencanaan sampai pemanenan
saling terikat satu sama lain. Dimana
untuk mendapatkan hasil kayu yang
maksimal harus didukung dari semua
pihak
yang
pengelolaan
mendapatkan
maksimal
berperan
dalam
HTI.
Untuk
hasil
maka
kayu
SOP
yang
(Standar
Operasional Prosedur) yang berlaku
di perusahaan harus benar-benar
berjalan di setiap kegiatan-kegiatan
pengelolaan HTI.
DAFTAR PUSTAKA
Leksono, B. 1996. Eksplorasi benih
Acacia spp. dan Eucaliptus
pellita F. Muell di Merauke
Irian Jaya. Buletin Becariana.
Universitas
Cendrawasih.
Jayapura
Leksono,B dan Setyadi. 2003.
Teknik
Persemaian
dan
Informasi Benih Acacia
mangium. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan
dan
Konservasi
alam.
Yogyakarta
Santosa, G. 2006. Powerpoint Mata
Kuliah Pemanenan. Bogor
Sinarmas Forestry. 2015. Modul
management trainee
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan Planning & Survey
Lampiran 2. Kegiatan Nursery
Lampiran 4. Kegiatan P&P dan Forest Protection