Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota dilambangkan dengan “ϵ”
HIMPUNAN
ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC
AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SIHimpunan kosong & semesta Himpunan
Jenis-jenis Himpunan berhingga & tak berhingga
Himpunan bagian (subset) himpunanHimpunan saling lepas Himpunan Kuasa (Power Set) Himpunan Komplemen Operasi Gabungan (+)
Operasi Pada Operasi Selisih (-)
Himpunan Operasi Irisan () Operasi Kartesian Operasi Komplemen Enumerasi
Cara Menuliskan Simbol Baku
Himpunan Notasi Pembentuk Himpunan Diagram Ven DEFINISI HIMPUNAN Himpunan adalah kumpulan objek yang memenuhi sifat tertentu.
Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota dilambangkan dengan “ϵ” Anggota-anggota yang membentuk himpunan adalah berbeda.
Contoh: {1, 2, 3} merupakan himpunan, tetapi {1, 1, 3} bukan merupakan himpunan. Kenapa?
CARA PENYAJIAN HIMPUNAN
1. Enumerasi Menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda kurung kurawal.
Contoh:
a) C = {Joy, Sadness, Disgust, Fear, Anger}
b) F = {facebook, Instagram, twitter, path, linkedIn, snapchat}
c) W = {R, SAS, Tableau, SPSS, Minitab, Matlab}
d) D = { {} }
2. Simbol-simbol baku
Simbol baku untuk himpunan antara lain:
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... } N = himpunan bilangan asli (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks3. Notasi Pembentuk Himpunan
Menuliskan syarat keanggotaan himpunan, dengan notasi: {x | syarat yang harus dipenuhi oleh x} Contoh:
a) A adalah himpunan bilangan prima lebih kecil dari 15, maka:
{x | x adalah bilangan prima lebih kecil dari 15}, atau
{x | x < 15, x ϵ N}
b) {x | x adalah himpunan dosen di Prodi Statistika UII}
4. Diagram Venn
Himpunan semesta, yang beranggotakan seluruh objek yang penting atau merupakan topik pembicaraan, direpresentasikan dengan bentuk kotak.
Di dalam kotak tersebut terdapat lingkaran-lingkaran untuk merepresentasikan himpunan. Kadang tanda titik dipergunakan pula untuk menggambarkan elemen himpunan.
Contoh: Diagram Venn yang menggambarkan himpunan V yaitu himpunan huruf vokal dalam bahasa
Indonesia HIMPUNAN BERHINGGA Jika himpunan A memiliki n buah elemen yang berbeda, maka A adalah himpunan berhingga (finite set).
Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Notasi: |A| atau n(A)
HIMPUNAN KUASA (POWER SET) Himpunan kuasa dari A adalah himpunan dari seluruh subset A dan dinotasikan dengan P(A).
Kardinalitas dari P(A) dinotasikan dengan |P(A)| atau n(P(A)).
Rumus kardinal dari P(A) adalah:
( ) n A
n P A
( ( )) 2 HIMPUNAN KOSONG Ada tepat satu himpunan yang tidak memiliki elemen, yang disebut sebagai himpunan kosong.
Dinotasikan sebagai atau {}.
Contoh:
a) A = {x | x adalah bilangan prima genap kurang dari 2}; n(A) = 0
2
b) B = {x | x < 0, x ϵ N}; n(B) = 0
HIMPUNAN SEMESTA Himpunan semesta (S) disebut juga himpunan universal (U).
Sebuah himpunan S tersusun atas elemen-elemen, dan jika a merupakan salah satu elemennya, maka dapat dinotasikan a S.
Contoh: Misalkan U = {Singapore, Zurich, Hong Kong, Geneva, Paris, London, New York}, maka Zurich U.
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Sebuah himpunan A merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B.
Dalam hal ini dikatakan bahwa B superset dari A
Notasi: ⊆
Diagram Venn: U A B
Contoh himpunan bagian:
a) {1,2,3} {1,2,3,4,5} b) {4,5,6} {4,5,6} c) N Z R C
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
1) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A).2) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A).
3) Jika A B dan B C, maka A C
A dan A A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan adalah improper subset dari A.
A B berbeda dengan A B
i. A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A B. Demikian A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2,3} adalah proper subset dari {1,2,3}
ii. A B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
HIMPUNAN SALING LEPAS (DISJOINT)
Himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika hanya jika kedua himpunan itu tak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama.
Notasi: A // B Contoh:
2
2
2
a) { |
8 12 0} dan { | 4 0} tidak saling lepas
b) { |
8 12 0} dan {1,3,5} saling lepas A x x x B x x A x x x C
U A B
OPERASI HIMPUNAN 1.
Irisan (intersection)
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan semua elemen persekutuan dari
himpunan A dan B. Notasi: ∩ = | ∈ ∈
Contoh:
a) Jika A = {2, 3, 4, 5, 6} dan B = {2, 4, 6, 8, 10}, maka:
∩ = {2, 4, 6}
b) Jika A = {1, 3, 5, 7} dan B = {2, 4, 6, 8}, maka:
2. Gabungan (Union)
Gabungan himpunan A dan B adalah himpunan semua elemen A atau semua elemen B atau elemen keduanya.
Notasi: ∪ = | ∈ ∈
Contoh:
a) Jika P = {a, b, c, d} dan Q = {c, d, e, f } maka P
Q = {a, b, c,d, e, f }
b) ∪ =
3. Komplemen (complement)
Komplemen suatu himpunan A adalah himpunan semua elemen dalam semesta pembicaraan tetapi
bukan elemen A. Notasi: = ҧ = | ∈ , ∉
Contoh:
a) Misalkan : U = {1, 2, 3, …, 10} . Jika A = {1, 2, 3, 4}, maka A c = {5, 6, 7, 8, 9, 10}.
b) = =
c) =
4. Selisih
Selisih dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya merupakan elemen A dan bukan elemen B.
Notasi: − = | , ∉
Contoh: {1, 3, 5}
- – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
5. Perkalian Kartesian (cartesian product)
Cartesian products dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua
pasangan berurutan yang mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.( , )| , A B a b a A b B
Notasi:
( ,1),( ,2),( ,3),( ,1),( ,2),( ,3) A B a a a b b b
Contoh: Misalkan: A = {a, b} dan B = {1, 2, 3}, maka:
Catatan untuk perkalian kartesian:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: n(A ×B) = n(A).n(B)
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A B B A dengan syarat A atau B tidak kosong.
4. Jika A = atau B = , maka A B = B A =
6. Beda setangkup (Symmetric Difference)
Notasi: A B A B A B
A B B A
Contoh:
A B {3,4,5,6} Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5}, maka:
TEOREMA ALJABAR HIMPUNAN
Misal S himpunan semesta dan A,B, dan C adalah subhimpunan dari S maka berlaku sifat berikut:
1. Hukum asosiatif (associative law) (A B) C = A (B C) (A B) C = A (B C) (A B) C = A (B C)
2. Hukum komutatif (commutative law) A B = B A A B = B A A B = B A
3. Hukum distributif (distributive law) A (B C) = (A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C)
4. Hukum identitas (identity law)
A = A A
S = A
5. Hukum komplemen (complement law)
A A
c
= S A
A
c
=
6. Hukum idempoten (idempotent law)
A A = A
A A = A
7. Hukum ikatan (bound law)
A S = S A
=
8. Hukum penyerapan (absorption law) A (A B) = A A (A B) = A
9. Hukum involusi (involution law) A’’ = A
10. Hukum 0/1(1/0 law) c = S c S =
11. Hukum De Morgan untuk himpunan ( c c c De Morgan’s laws for sets) (A = A B) B c c c (A = A
B) B LATIHAN