Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Jag

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI
KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN
(PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI STOCHASTIC FRONTIER)
ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS OF DRYLAND MAIZE FARMING IN
TANAH LAUT REGENCY, SOUTH KALIMANTAN
(STOCHASTIC FRONTIER PRODUCTION FUNCTION APPROACH)
Ahmad Yousuf Kurniawan
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Unlam
Jl. Jend. A. Yani Kotak Pos 1028, Banjarbaru
Diterbitkan pada:
Jurnal Agroscientiae, Fak. Pertanian Unlam
Vol. 17 No.1, April 2010

2

ABSTRACT
South Kalimantan is a province with large dryland area. This potency can be used
for maize cultivation that will contribute to national maize production and play an important
role as import substitution. One of the major problems in maize cultivation is its low
productivity that might be caused by its low efficiency of input use. The objectives of this
research are to estimate factors influencing maize production and to analyze dryland

farming efficiency, both in technical and allocative efficiency of dryland farming. The
methods used are the stochastic frontier production function and the dual frontier cost
function. The results show that land, seed, organic fertilizer, P-fertilizer, pesticide, labor
and land treatment significantly influence production. Generally, the farmers at research
area have been technically efficient but allocatively inefficient. In order to increase
economic efficiency, reduction in N-fertilizer is suggested.
Keywords: maize farming, dryland, efficiency, stochastic frontier
Abstrak
Kalimantan Selatan memiliki lahan kering yang luas yang dapat digunakan untuk
usahatani jagung. Produksi jagung ini akan memberikan kontribusi bagi produksi jagung
nasional dalam rangka mensubstitusi kagung impor. Salah satu masalah utama dalam
usahatani jagung adalah produktivitas yang rendah yang mungkin disebabkan oleh
efisiensi penggunaan input yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah menduga faktorfaktor yang mempengaruhi produksi jagung dan untuk menganalisis efisiensi usahatani
jagung baik tekis maupun ekonomis. Metode yang digunakan adalah fungsi produksi
stochastic frontier dan fungsi biaya dual frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lahan, benih, pupuk kandang, pupuk P, pestisida, tenaga kerja dan pengolahan tanah
berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Secara umum, petani di daerah penelitian
telah secara teknis efisien tetap secara alokatif belum efisien.. Dalam rangka
meningkatkan efisiensi ekonomi, maka disarankan untuk mengurangi penggunaan pupuk
N.

Kata kunci: usahatani jagung, lahan kering, efisiensi, stochastic frontier

3

PENDAHULUAN
Jagung adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dan potnsial untuk dikembangkan. Permintaan jagung dunia diperkirakan meningkat di
masa datang. World Bank memproyeksikan bahwa pada tahun 1995-2010 kenaikan total
permintaan jagung naik rata-rata 3.2% per tahun (Amang, 2003). Kebutuhan jagung
nasional dari tahun ke tahun terus meningkat, tidak hanya karena pertambahan penduduk,
tetapi juga karena pertumbuhan usaha peternakan dan industri pangan. Berdasarkan data
dari Departemen Pertanian, kebutuhan jagung terus mengalami peningkatan terutama
untuk industri pangan dan pakan ternak dengan laju peningkatan masing-masing 3% dan
5.78% per tahun. Peningkatan permintaan jagung yang begitu pesat tidak dapat diimbangi
oleh peningkatan produksi dalam negeri sehingga kesenjangan yang makin lebar antara
permintaan dan produksi. Kesenjangan tersebut untuk saat ini ditutupi dengan cara
mengimpor jagung. Laju peningkatan impor jagung antara tahun 1990 – 2006 telah
mencapai 10.46% per tahun.
Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan, memiliki potensi lahan kering
yang luas yang sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk

dikembangkan menjadi usahatani jagung. Lahan kering di Kalimantan Selatan yang dapat
digunakan untuk usaha pertanian adalah 647 ribu hektar, dan baru dimanfaatkan seluas
210 ribu hektar atau sekitar 32.5 persen. Produktivitas jagung di daerah tersebut berkisar
antara 3.5 – 5 ton/ha, masih lebih rendah jika dibandingkan potensi yang bisa dihasilkan.
Hal ini diduga berkaitan dengan efisiensi alokasi penggunaan input. Menurut Subandi et al
(2005), produktivitas jagung di Kab. Tanah Laut dapat mencapai 5.4 – 6.3 ton/ha.
Efisiensi merupakan salah satu penentu daya saing. Produksi yang efisien akan
menyebabkan

penurunan

biaya

produksi

yang

selanjutnya

akan


menyebabkan

4

peningkatan pendapatan petani dan daya saing komoditas tersebut. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu diketahui tingkat efisiensi usahatani jagung. Penelitian ini secara
umum bertujuan untuk menganalisis efisiensi baik teknis maupun alokatif di Kab. Tanah
Laut. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi jagung dan tingkat efisiensi teknis dan alokatif usahatani jagung
lahan kering.
KERANGKA TEORITIS
Menurut Lau dan Yotopoulos (1971) konsep efisiensi dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu: (1) efisiensi teknis (technical efficiency), mengukur tingkat produksi yang dicapai
pada tingkat penggunaan input tertentu, (2) efisiensi harga (price efficiency) atau disebut
juga efisiensi alokatif (allocative efficiency), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menggunaan input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input
dan teknologi yang dimiliki, dan (3) efisiensi ekonomis (economic efficiency) merupakan
gabungan antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.
Konsep efisiensi dari sisi input diilustrasikan oleh Farrell (1957) pada Gambar 1.

Pada Gambar 1, kurva isoquant frontier SS’ menunjukkan kombinasi input x1 dan x2 yang
efisien secara teknis untuk menghasilkan output Y0 sebesar 1 unit. Titik P dan Q
menggambar dua kondisi perusahaan yang menggunakan kombinasi input dengan
proporsi x1 dan x2 yang sama. Keduanya berada pada garis yang sama dari titik O untuk
memproduksi satu unit Y0. Titik P berada di atas kurva isoquant, sedangkan titik Q
menunjukkan perusahaan beroperasi pada kondisi secara teknis efisien (karena
beroperasi pada kurva isoquant frontier). Titik Q mengimplikasikan bahwa perusahaan
memproduksi sejumlah output yang sama dengan perusahaan di titik P, tetapi dengan
jumlah input yang lebih sedikit. Jadi, rasio OP/OQ menunjukkan efisiensi teknis (TE)

5

perusahaan P, yang menunjukkan proporsi dimana kombinasi input pada P dapat
diturunkan, rasio input konstan, sedangkan output tetap.
Jika harga input tersedia, efisiensi alokatif (AE) dapat ditentukan. Garis isocost
(AA’) digambarkan menyinggung isquant SS’ di titik Q’ dan memotong garis OP di titik R.
Titik R menunjukkan rasio input-output optimal yang meminimumkan biaya produksi pada
tingkat output tertentu karena slope isquant sama dengan slope garis isocost. Titik Q
secara teknis efisien tetapi secara alokatif inefisien karena perusahaan di titik Q
berproduksi pada tingkat biaya yang lebih tinggi dari pada di titik Q’. Jarak OR-OQ

menunjukkan penurunan biaya produksi jika produksi terjadi di titik Q’ (secara alokatif dan
teknis efsien), sehingga efisiensi alokatif (AE) untuk perusahaan yang beroperasi di titik P
adalah rasio OR/OQ. Oleh Farrell (1957), efisiensi alokatif ini juga disebut sebagai
efisiensi harga (price efficiency).
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan,
dengan pertimbangan karena kabupaten ini merupakan sentra produksi jagung lahan
kering terbesar di Kalimantan Selatan. Penelitian lapang dimulai dari bulan Mei sampai
dengan Juli 2007.
Pemilihan Petani Contoh
Dari tingkat kabupaten dipilih tiga kecamatan yang mempunyai areal panen jagung
terluas, yaitu Kecamatan Panyipatan, Kecamatan Pelaihari dan Kecamatan Batu Ampar.
Dari ketiga kecamatan tersebut diambil 4 desa yang merupakan sentra produksi jagung di
Kabupaten Tanah Laut, yaitu: Desa Bumi Asih dan Sukaramah di Kecamatan Panyipatan,

6

Desa Tanjung di Kecamatan Pelaihari dan Desa Tajau Pecah di Kecamatan Batu Ampar.
Petani responden diambil secara acak sebanyak 20 orang dari masing-masing desa

tersebut, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 80 responden. Pada saat analisis
data, ada 4 responden yang dikeluarkan sebagai sampel karena tidak memenuhi asumsi
sebaran normal, sehingga jumlah responden akhir adalah 76 petani.
Metode Analisis Data
Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier
Analisis data menggunakan alat analisis fungsi produksi

stochastic frontier dan

fungsi biaya dual. Analisis fungsi produksi stochastic frontier dapat digunakan untuk
mengukur efisiensi teknis dari usahatani jagung dan faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi teknis.
Ln Y = β

0+

β 1lnX1 + β 2lnX2 + β 3lnX3+ β 4lnX4 + β 5lnX5 + β 6lnX6 +
β 7lnX7 +β 8lnX8 + vi-ui ...................................................................

(1)


dimana: Y = hasil produksi jagung (kg), X1 = luas lahan yang digarap (ha), X2 = jumlah
benih (kg), X3 = jumlah pupuk kandang (kg), X4 = jumlah pupuk N dan K (kg), X5 = jumlah
pupuk P, X6 = jumlah pestisida (liter), X7 = jumlah tenaga kerja (JKSP), X8 = dummy olah
tanah (X8=1 bila dibajak, X8=0 bila tidak), dan vi – ui = error term (ui) efek inefisiensi teknis
dalam model.
Nilai koefisien yang diharapkan : β

1

- β 8>0.

Analisis Efisiensi Teknis
Metode efisiensi teknis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada model
efek inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Battese dan Coelli (1998). Variabel ui yang
digunakan untuk mengukur efek inefisiensi teknis, diasumsikan bebas dan distribusinya

7

terpotong normal dengan N (μ i,σ 2). Untuk menentukan nilai parameter distribusi (μ i) efek

inefisiensi teknis pada penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
μ i=δ
dimana: μ

i

0

+ δ 1Z1+ δ

2

Z2+ δ

3

Z3 + δ

4


Z4 +wit .....................................................

(2)

= efek inefesiensi teknis, Z1= umur petani (tahun), Z2 = pendidikan formal

petani (tahun), Z3 = pengalaman petani (tahun), Z4 = keanggotaan dalam kelompok
tani/koperasi (Z4 = 1 bila ya dan Z4 = 0 bila tidak). Nilai koefisien yang diharapkan: δ

0

> 0,

δ 1>0, δ 2,δ 3,δ 4

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63