EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LI (1)

LEMBAR PENGESAHAN

ARTIKEL JURNAL

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO
PROVINSI GORONTALO

OLEH :
VEGGY ARMAN
NIM. 633410011

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO
PROVINSI GORONTALO
Veggy Arman 1), Faizal Kasim, S.Ik, M.Si 2), Sri Nuryatin Hamzah, S.Kel. M.Si 3)

Email : veggyarman@yahoo.co.id
Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian,
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kawasan yang sudah ditetapkan
sebagai kawasan wisata dan menilai potensi kawasan lainnya yang potensial untuk

pengembangan kawasan wisata, mengetahui jenis potensi pengembangan wisata
kawasan Danau Limboto, menganalisis kesesuaian lahan wisata dan daya dukung
kawasan. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, dari Bulan Oktober 2013
hingga Juni 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode survey
dan wawancara terstruktur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penetapan Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort
sebagai kawasan wisata, memang telah sesuai untuk peruntukkan kegiatan wisata.
Kawasan lainnya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata
yaitu Dermaga Dembe, Dermaga Iluta, dan Kawasan Budidaya.
Kata Kunci : Danau Limboto, Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan

Veggy Arman Mahasiswi Jurusan Teknologi Perikanan1), Faizal Kasim, S.Ik, M.Si
Dosen Pembimbing 12), Sri Nuryatin Hamzah, S.Kel. M.Si Dosen Pembimbing 23)

Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan luas keseluruhan lebih dari
5.000 km² atau sekitar 0,25% dari luas daratan Indonesia (Marganof, 2007). Salah
satu dari 500 danau tersebut yaitu Danau Limboto yang terletak di Provinsi
Gorontalo dan menjadi asset sumberdaya alam serta berperan sebagai sumber
pendapatan bagi nelayan, pencegah banjir, dan obyek wisata.

Hasil riset menunjukkan proses laju penyusutan luas dan pendangkalan Danau
Limboto tergolong paling cepat di antara danau yang ada di Indonesia
(Lehmusluoto & Machbub, 1997). Upaya pelestarian Danau Limboto bisa
dikembangkan melalui pengelolaan kawasan wisata dengan melihat kawasan yang
sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata oleh pemerintah dan kawasan lainnya
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan Danau Limboto yang
pada gilirannya selain diharapkan dapat mempertahankan kelestarian danau, juga
mempertahankan kelestarian budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini mengambil judul Evaluasi
Potensi Wisata Danau Limboto Provinsi Gorontalo.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan terhitung dari Bulan Oktober 2013
hingga Juni 2014. Mulai dari tahap persiapan penelitian hingga mendapatkan hasil
yang diinginkan. Lokasi penelitian berada di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo.
Gambar 1 merupakan peta lokasi penelitian Danau Limboto dan titik pengambilan
sampel.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (Sumber : Badan Pusat Statistik Gorontalo)

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS untuk
keperluan Sistem Informasi Geografis, thermometer untuk mengukur suhu, DO
meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut, kertas lakmus untuk mengukur
derajat keasaman, botol air mineral dan stopwatch untuk mengukur kecepatan
arus, meteran untuk mengukur lebar tepian danau, Secchi disk untuk mengukur
kecerahan, kamera untuk dokumentasi di lapangan, papan skala untuk mengukur
kedalaman, Alat tulis menulis untuk mencatat data yang diperoleh, dan kuisioner
untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar, para wisatawan, dan pelaku bisnis
disekitar Danau Limboto.
Data primer meliputi data sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kesesuain
lahan, daya dukung kawasan dan keadaan umum lokasi Danau Limboto. Data
sekunder meliputi data yang diperoleh dari instansi terkait, penelusuran literatur
dan bahan-bahan yang terkait dengan penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat pesisir dan
pengunjung yang berwisata di kawasan Danau Limboto. Peneliti mengambil
sampel yang dapat menggambarkan populasi untuk mempermudah peneliti dan
menghemat waktu, tenaga serta biaya pada saat penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, maka untuk
mempermudah penentuan sampel maka digunakan rumus (Riduwan, 2004).


Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 90%, maka nilai
Za/2 adalah 1.645. Tingkat kesalahan penarikan sampel ditentukan sebesar 10%
maka dari perhitungan rumus tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan
yaitu:

Jadi, sampel yang akan diteliti sejumlah 68,02 orang berdasarkan rumus di
atas. Untuk memudahkan peneliti, maka dibulatkan menjadi 68 orang. Masyarakat
dan pengunjung yang yang dijadikan sampel masing-masing sejumlah 34 orang.
a. Analisis Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata danau adalah analisis
untuk mengetahui kecocokkan dan kemampuan kawasan untuk penyangga segala
macam kawasan wisata. Menurut Yulianda, (2007) dalam Enggraini, (2011)
Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah:
Keterangan :
IKW : Indeks kesesuaian wisata (%),
Ni : Nilai parameter ke-i,
Nmaks : Nilai maksimum suatu kategori wisata.
b. Daya Dukung Kawasan
Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang
secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu

tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia, dengan perhitungan
sebagai berikut:

Keterangan :
DDK : Daya Dukung Kawasan (orang/hari).
K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang).
Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2/m).
Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m2/m).
Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari
(jam/hari).
Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
(jam).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Danau Limboto memiliki potensi wisata yang sangat besar. Pemerintah dalam
hal ini Dinas Pariwisata Provinsi maupun Kabupaten sudah menetapkan dua
kawasan yaitu Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort sebagai kawasan
wisata yang masing-masing berlokasi di Danau Limboto.
Selain kawasan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata, Danau

Limboto juga memiliki kawasan lain yang patut untuk dikembangkan sebagai
kawasan wisata yaitu Dermaga Iluta, Dermaga Dembe dan Kawasan Budidaya.
b. Potensi Sumber Daya Kawasan Danau Limboto.
Sumberdaya yang dimiliki oleh Danau Limboto yaitu sumberdaya hayati
meliputi keberadaan plankton, potensi perikanan, dan beragam tumbuhan air.
Kualitas sumberdaya air Danau Limboto dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter Kuliatas air Danau Limboto
a.

Lokasi
No

Parameter Fisika

1
2
3
4

Suhu (ºC)

Arus (m/s)
Kecerahan (cm)
Kedalaman (m)

4

Bau

5

Warna Perairan

Situs
Soekarno

Kawasan
Pentadio
Resort

Dermag

a Iluta

Dermaga
Dembe

Kawasan
Budidaya

32.2
0.01
33.7
0.57
Tidak
Berbau
Hijau
Jernih

30.6
0.02
21

1.12
Tidak
Berbau
Hijau
Jernih

31.5
0.01
55
1.02
Tidak
Berbau
Hijau
Jernih

31.9
0.41
29.3
0.43
Tidak

Berbau
Hijau
Jernih

34
0.03
54.3
2.52
Tidak
Berbau
Hijau
Jernih

Dermag
a Iluta

Dermaga
Dembe

Kawasan

Budidaya

7.3
0.2

8
0.2

7.3
0.2

Lokasi
No Parameter Kimia

1
2

pH
DO (mg/L)

Situs
Soekarno
6.6
0.1

Kawasa
n
Pentadio
Resort
7
0.1

Sumberdaya Manusia artinya orang yang berada di sekitar danau yang secara
langsung maupun tidak langsung memanfaatkan kawasan serta berperan penting
dalam pengembangan kawasan Danau Limboto. Hasil dari kuisioner menunjukan
bahwa
1. Karakteristik Responden
Komposisi responden masyarakat terdiri dari 56% berjenis kelamin laki-laki
dan 44% berjenis kelamin perempuan, sedangkan responden pengunjung terdiri
dari 68% berjenis kelamin laki-laki dan 32% berjenis kelamin perempuan.
Sebagian besar masyarakat berumur 16-23 tahun dengan persentase 41%,
masyarakat yang berumur 24-31 tahun persentasenya 12%, masyarakat yang
berumur 32-39 tahun persentasenya 9%, masyarakat dengan umur 40-47 tahun
persentasenya 20%, masyarakat dengan umur 48-55 tahun hanya 9% dan
masyarakat dengan umur diatas 56 tahun sebanyak 10%. Pengunjung kawasan

Danau Limboto sebagian besar berumur 16-27 tahun dengan persentase 35%.
Pengunjung dengan umur 28-33 tahun persentasenya 15%, pengunjung dengan
umur 34-39 persentasenya hanya 3% dan pengunjung dengan umur 40-51 tahun
hanya 6%.
Tingkat pendidikan masyarakat 53% merupakan lulusan Sekolah Menengah
Atas (SMA), lulusan SD 23%, sarjana (S1 dan S2) 12% dan merupakan lulusan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Diploma 3 (D2 dan D3) hanya 6%.
Tingkat pendidikan pengunjung sekitar Danau Limboto 70% lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA), 18% sudah memperoleh gelar sarjana (S1 dan S2),
lulusan diploma (D2 dan D3) dan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
masing-masing hanya 6%.
Pada umumnya masyarakat sekitar Danau Limboto memiliki pekerjaan
sebagai nelayan yaitu 32%. Masyarakat yang bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebanyak 6%, masyarakat yang berdagang/wiraswasta 18% dan yang
tidak mempunyai pekerjaan sebanyak 23%. Komposisi jenis pekerjaan
pengunjung Danau Limboto terdiri dari mahasiswa sebanyak 53%, 6% adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3% karyawan, 23% pedagang, dan 6% adalah
nelayan.
Masyarakat Danau Limboto yang berpenghasilan < Rp. 500.000 sebanyak 9%,
penghasilan masyarakat Rp. 500.000-Rp.1.000.000 perbulan sebanyak 15%,
penghasilan masyarakat Rp. 1.000.000-Rp.2.000.000 persentasenya 26% dan
masyarakat yang berpenghasilan > Rp. 2.000.000 perbulan sebanyak 21%.
Sebagian besar responden yaitu 29% tidak berpenghasilan. Penghasilan
pengunjung Danau Limboto sebanyak 17% berpenghasilan sekitar < Rp.500.000
perbulan. Pengunjung berpenghasilan sekitar Rp. 500.000-Rp. 1.000.000
sebanyak 15%. Pengunjung berpenghasilan Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 perbulan
sebanyak 12% dan pengunjung yang berpenghasilan diatas Rp. 2.000.000
perbulan sebanyak 15%. Sebanyak 41% dari responden pengunjung tidak
memiliki penghasilan karena sebagian besar pengunjung yang ditemui di kawasan
Danau Limboto masih pelajar.
2. Informasi Tentang Danau Limboto Oleh Pengunjung.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa 94% pengunjung mengetahui tentang
salah satu ciri khas Danau Limboto yakni ikan payangka yang memang
merupakan spesies endemik yang ada di kawasan tersebut sedangkan 6% tidak
mengetahui keberadaan ikan payangka. Persentase responden pengunjung
sebanyak 94% menyatakan bahwa ikan payangka bisa dijadikan salah satu objek
wisata dikawasan Danau Limboto dan 6% menyatakan tidak bisa.
3. Jenis Kegiatan Pemanfaatan Danau Limboto.
Responden yang datang ke kawasan Danau Limboto untuk berwisata dan ada
juga yang bekerja. Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan di Danau Limboto
sebanyak 50%, masyarakat yang berdagang sebanyak 18% dan kegiatan lainnya
yang dilakukan seperti berwisata sebanyak 32%. Pengunjung yang melakukan
kegiatan menikmati keindahan alam sebanyak 38%, memancing sebanyak 26% ,
piknik sebanyak 24% dan lainnya sebanyak 12%.
4. Pengetahuan Responden Tentang Ekowisata

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat disekitar Danau Limboto
sebanyak 62% mengetahui ekowisata dan 38% tidak mengetahui. Masyarakat
yang mengetahui arti ekowisata kebanyakan pelajar dan masyarakat yang
berprofesi sebagai tenaga pengajar (guru dan dosen). Sedangkan untuk
pengunjung sebanyak 53% mengetahui dan 47% tidak mengetahui.
5. Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Danau Limboto
Sebagian besar pengunjung Danau Limboto yakni sebanyak 68% menyatakan
kawasan Danau Limboto memang indah, sedangkan 29% menyatakan cukup
indah. Ada juga 1 orang responden yang menyatakan Danau Limboto kurang
indah.
Persepsi responden terhadap kenyamanan kawasan wisata Danau Limboto
adalah 53% mengatakan nyaman, 41% menyatakan cukup nyaman dan 6%
menyatakan kurang nyaman.
Persepsi responden terhadap aksesibilitas kawasan Danau Limboto adalah
85% mengatakan baik, dan 15% mengatakan cukup baik. Hal ini dikarenakan
adanya beberapa jalan raya menuju kawasan Danau Limboto yang masih
berlubang, sehingga menyulitkan kendaraan untuk mencapai kawasan, namun
secara umum kondisi aksesibilitas ke kawasan Danau Limboto sudah baik.
Persepsi responden yang merasa puas berkunjung ke kawasan Danau Limboto
adalah 38%, 59% menyatakan cukup puas, dan 3% menyatakan tidak puas. Salah
satu contoh pelayanan di Kawasan Pentadio Resort, pelayanan oleh pengelola
hanya pada saat pengambilan karcis masuk, tanpa adanya pelayanan di dalam
lokasi wisata.
6. Kepedulian Responden Terhadap Kelestarian Danau Limboto.
Masyarakat Danau Limboto yang menyatakan peduli terhadap kelestarian
kawasan Danau Limboto yaitu sekitar 100%. Sedangkan untuk pengunjung 97%
menyatakan peduli dan 3% menyatakan tidak peduli.
7. Dampak Kegiatan Wisata
Jumlah persentase sebanyak 56% masyarakat menyatakan bahwa dengan
adanya kawasan wisata Danau Limboto dapat membuka lapangan pekerjaan.
Sekitar 23% dari masyarakat menyatakan bahwa dengan adanya kawasan wisata
mereka dapat berinteraksi dengan pengunjung. Namun sekitar 15% masyarakat
menyatakan bahwa kawasan wisata Danau Limboto tidak ada manfaat apa-apa.
Persepsi masyarakat terhadap alih fungsi lahan kawasan Danau Limboto
menyatakan bahwa sekitar 23% menyatakan dampak negatif dari kawasan wisata
adalah kotornya kawasan. Sekitar 18% menyatakan ada pengaruh dari aktivitas
wisatawasn kepada masyarakat. Sekitar 24% menyatakan tercemarnya perairan
Danau Limboto akibat aktivitas pengunjung. Sedangkan sebagian besar
masyarakat dengan persentase 35% menyatakan bahwa tidak ada kekhawatiran
apa-apa dari aktivitas pengunjung.
c. Analisis Kesesuaian Wisata
Berdasarkan analisis kesesuaian wisata yang diukur pada setiap Lokasi
pengamatan, baik Lokasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata oleh
pemerintah maupun Lokasi yang mempunyai potensi dan patut untuk
dikembangkan sebagai kawasan wisata.

Kegiatan wisata pada masing masing Lokasi dapat dilihat pada Tabel 8 berikut
ini.
Tabel 8. Indeks Kesesuaian Wisata Danau Limboto
IKW %
No
1
2
3
4

Ket

Kategori wisata
Berkemah
Berperahu
Memancing
Duduk santai

Situs
Soekarno
94,12 (S)
80,39 (SB)
92,59 (S)
90,19 (S)

Pentadio
Resort
78,43 (SB)
74,51 (SB)
100 (S)
68,63 (SB)

: S = Sesuai, SB = Sesuai Bersyarat,

Dernaga Iluta

Dermaga Dembe

94,12 (S)
74,51 (SB)
100 (S)
80,39 (SB)

68,63 (SB)
64,71 (SB)
92,59 (S)
68,63 (SB)

Kawasan
Budidaya
43,14 (TS)
72,55 (SB)
100 (S)
54,90 (SB)

TS = Tidak Sesuai

d. Daya Dukung Kawasan
Daya dukung kawasan yang dimaksud adalah kemampuan kawasan untuk
menerima sejumlah pengunjung dengan intensitas penggunaan maksimum
terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara terus-menerus dalam satu hari
tanpa merusak lingkungan (Enggraini, 2011).
Analisis daya dukung kawasan Danau Limboto diperlukan agar kegiatan
wisata yang akan dikembangkan dapat terus berkelanjutan. Daya dukung kawasan
pada setiap Lokasi berbeda. Nilai prediksi waktu, potensi ekologis pengunjung
(K) dan luas area kegiatan (Lt) dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Daya dukung kawasan Danau Limboto
Lokasi

Situs
Soekarno
Kawasan
Pentadio
Resort
Dermaga
Iluta
Dermaga
Dembe
Kawasan
Budidaya

Jenis
Kegiatan

Potensi
Ekologis
(K)(Orang)

Berkemah
Berperahu
Memancing
Duduk santai
Berkemah
Berperahu
Memancing
Duduk santai
Berkemah
Berperahu
Memancing
Duduk Santai
Berkemah
Berperahu
Memancing
Berperahu
Memancing
Duduk santai
Berperahu

5
8
1
1
5
4
1
1
5
8
1
1
5
2
1
8
1
1
8

Unit
Area
(Lt)
74,7
1557
234
372
504
2057
633
335
87,4
2335
249
318
107
150
51,8
1690
469
319
1690

Wp(Jam)

Wt(Jam)

Lp
(m²)

24
0,5
4
2
24
0,5
4
2
24
0,5
4
2
24
0,5
4
0,5
4
2
0,5

24
8
8
8
24
3
8
8
24
8
8
8
24
2
8
2
8
8
2

186
2401
2401
2402
2085
3938
3780
3938
101
2335
2533
2464
247
236
236
2265
2265
2265
2265

DKK
(orang/
hari)
12
197
21
26
21
123
12
47
6
139
20
31
12
50
9
172
10
28
172

Total

256

203

196

127

210

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kawasan wisata Danau Limboto yang sudah dicanangkan sebagai kawasan
wisata yaitu Situs Soekarno dan Kawasan Pentadio Resort memiliki fasilitas
wisata yang cukup memadai. Kawasan lainnya yang potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan wisata juga sudah memiliki fasilitas wisata
yang ditawarkan kepada pengunjung.
2. Sumberdaya Danau Limboto dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata
karena mempunyai potensi sumberdaya ikan, sumberdaya hayati, sumberdaya
manusia, potensi pemandangan yang indah, dan vegetasi darat yang beraneka
ragam.
3. Analisis kesesuaian wisata Danau Limboto menunjukkan bahwa Situs
Soekarno sesuai untuk kegiatan berkemah, memancing dan duduk santai serta
sesuai bersyarat untuk kegiatan berperahu. Kawasan Pentadio Resort sesuai
untuk kegiatan memancing serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berkemah,
berperahu dan duduk santai. Dermaga Iluta sesuai untuk kegiatan berkemah
dan memancing serta sesuai bersyarat untuk kegiatan berperahu dan duduk
santai. Dermaga Dembe sesuai untuk kegiatan memancing serta sesuai
bersyarat untuk kegiatan berkemah, berperahu dan duduk santai. Kawasan
Budidaya sesuai untuk kegiatan memancing, sesuai bersyarat untuk kegiatan
berperahu dan duduk santai serta tidak sesuai untuk kegiatan berkemah.
4. Hasil analisis Daya Dukung Kawasan wisata Danau Limboto menunjukkan
bahwa Daya Dukung Situs Soekarno yaitu 256 orang/hari, Kawasan Pentadio
Resort yaitu 203 orang/hari, Dermaga Iluta yaitu 196 orang/hari, Dermaga
Dembe yaitu 127 orang/hari, serta Kawasan Budidaya yaitu 210 orang/hari.

B. SARAN
1. Optimalnya sebuah kawasan ekowisata Danau Limboto harus sesuai dengan
Analisis Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan sehingga kelestarian
Danau Limboto dapat terjaga.
2. Harus dilakukan peningkatan promosi mengenai kawasan wisata Danau
Limboto agar pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Gorontalo
namun bisa berdasal dari luar wilayah Gorontalo.

DAFTAR PUSTAKA
Enggraini, R. (2011). Kajian Sumberdaya Danau Untuk Pengembangan Wisata
Danau Diatas, Kabupaten Solok. Bogor: Departemen Manajemen
Sumberdaya Peraiaran, Institut Pertanian Bogor.
Lehmusluoto, P., & Machbub, B. (1997). National inventory Of the Major lakes
and reservoirs In indonesia. Finland: Department Of Lymnology and
Eviromental Pretection University of Helsinki Faculty of Agriculture and
Forestry, Helsinki.
Marganof. (2007). Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau
Maninjau Sumatera Barat. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Riduwan (2004). Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Cetakan kedua. Alfabeta.
Bandung.