PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN PEMBELAJARAN PEDAGOGI REFLEKTIF PADA
MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN
SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI PADA SISWA KELAS V SD
KANISIUS TOTOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh :
Mukhammad Arif Ridlo
101134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Allah Swt yang telah memberikan nafas dan segalanya di dunia ini dan Nabi Muhammad
Saw yang menjadi inspirasiku dan teladan bagi seluruh umat.
Kedua orang tuaku Alm Maizun dan Sri Purwanti yang selalu memberikan dukungan baik
moral dan materi.
Kakakku Rima Damayanti yang selalu memberikan dukungan dalam hidupku.
Semua sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan PGSD S1 ’10 dan teman teman
satu penelitian payung.


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Motto

“Jadilah orang yang selalu lapar akan ilmu yang bermanfaat bagi dirinya”. Tidak ada
yang tidak mungkin di dunia ini jika kita berusaha dan berdo’a.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar
pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,
Penulis


(Mukhammad Arif Ridlo)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Mukhammad Arif Ridlo
Nomor Mahasiswa : 101134028
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN PEMBELAJARAN PEDAGOGI REFLEKTIF PADA
MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN
SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI PADA SISWA KELAS V SD
KANISIUS TOTOGAN
Beserta dengan yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan membpublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
meminta izin dari saya, maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta pada tanggal: 24 Juli 2014
Yang menyatakan

(Mukhammad Arif Ridlo)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) PADA MATA
PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI
DEMOKRASI SISWA KELAS V SD KANISIUS TOTOGAN
Mukhammad Arif Ridlo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

Pembelajaran Pkn di SD Kanisius Totogan kelas V belum dilakukan pembelajaran
yang bermakna sehingga siswa belum bisa menerapkan nilai demokrasi. Selain itu guru juga
kurang bisa mengemas pembelajaran dengan baik. Metode-metode pembelajaran juga belum
nampak diterapkan pada siswa. Guru masih mengajar menggunakan metode ceramah. Dari
latar belakang tersebut peneliti mencoba menggunakan metode Pembelajaran Pedagogi
reflektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dengan model Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Kanisius Totogan.
Komponen-komponen utama dalam pembelajaran berpola PPR adalah konteks, pengalaman,
refleksi, aksi, dan evaluasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
dokumentasi, dan lembar skala sikap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah dapat meningkatkan kesadaran siswa akan
nilai demokrasi di SD Kanisius Totogan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan skor
lembar skala sikap yang diberikan setiap siklus. Pada kondisi awal sebesar 58%. Setelah
dilakukan siklus I meningkat sebesar 70%. Demikian juga pada siklus II, terjadi peningkatan

rata-rata skor pada siklus II sebesar 92%.
Kata kunci : Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pembelajaran Pedagogi
Reflektif, Nilai Demokrasi.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF REFLEKTIF PEDAGOGY PARADIGM IN CIVICS
TO IMPROVE STUDENTS AWARENES OF DEMOCRATIC VALUE ON GRADE V
STUDENTS OF SD KANISIUS TOTOGAN
MUKHAMMAD ARIF RIDLO
SANATA DHARMA UNIVERSITY
2014
Civics in SD Kanisius Totogan among grade V have not done with good motivation learning
yet. Therefore, students can not implement the democratic value yet. In addition, the teacher
also lack in teaching the students. Then, the learning methods also did not meet the standard
of good teaching. The learning methods also were not implemented for the students yet.
Therefore, the teacher still teach the students by using discussion method. From the
background of the study, the reseacher tried to implement Pedagogy Learning as the reflectif

method to solve the problems.
The research aims to improve students’ awareness of democratic value in civics through
reflective pedagogy paradigm. The subjects of the research were grade v students of sd
kanisius totogan. The main elements of the teaching using reflective pedagogy paradigm are
context, experience, action, evaluation. This research belongs to classroom action research.
The research was conducted in two cycles which consist of four steps: planning, action,
observation and reflection. The data collection techniques were observation, documentation,
character scale sheets.
The result of the research showed that the implementation the implmentation of reflective
pedagogy paradigm in civics had improved students’ awareness of democraic value in sd
kanisius totogan. It can be proved by the improvement of character scale sheets score in each
cycle. In the early stage the percentage is 58%. After the first cycle was conducted the
percentage gaining improvent to 70%. Finally, in the second cycle the percentage improved
to 92%.

Keywords: civics, Pedagogy Refelctif Learning, Democratic Value.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Kesadaran Siswa Akan
Nilai Demokrasi Siswa Kelas V SD Kanisius Totogan”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam
proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Drs.Paulus Wahana.,M.,Hum, selaku Dosen Pembimbing I dan E.Desiana Mayasari S.Psi.,
M.A. yang telah membimbing dengan sabar, memberikan semangat dan penguatan untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Tri Utami selaku kepala SD Kanisius Totogan yang telah memberikan ijin penelitian di
kelas V SD Kanisius Sengkan.
5. Katarina Sri Murwanti, S.Pd, selaku guru kelas V SD Kanisius Totogan yang telah
berkenan untuk berkolaborasi dengan penulis, memberikan waktu, tenaga, pikiran, semangat

dan ijin penelitian di kelas V SD Kanisius Totogan.
6. Siswa kelas V SD KanisiusTotogan yang telah bersedia menjadi subjek penelitian ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Kedua orangtuaku, Alm. Bapak Maizun dan Ibu Sri Purwanti Spd.Sd (Ibu yang selalu
menyayangi dan mendidik saya dengan kasih sayang) yang memberikan doa, dukungan dan
cinta , untuk keselamatan dan keberhasilan putranya.
9. Kakakku Rima damayanti yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat dengan
cinta yang tulus, kamu adalah saudara terbaik buat saya.
10. Kakak iparku Tri Santoso dan keponakanku tercinta Fera Kahila Mumtaza yang telah
memberikan doa, dukungan, semangat dan keceriaan.
12. Sahabat-sahabat kos 96B terbaikku Afif, Saifan, Angga, Arif, Kismet serta temanteman kuliah kelas E PGSD ’10 yang telah mendukung dalam doa dan senantiasa memberi
keceriaan, semangat serta memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
13. Teman-teman seperjuangan keluarga payung (Arif, Kismet,Angga, Astri, Henry,Windi,
Winda, Ari, Vera) yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu,

memberikan dukungan, semangat, doa, dan inspirasi hingga terselesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 24 Juli 2014
Penulis,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................i
Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................................. ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................... iii
Halaman Persembahan ............................................................................................... iv
Halaman Motto ........................................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Karya......................................................................................... vi
Persetujuan Publikasi ................................................................................................vii

Abstrak ....................................................................................................................viii
Abstract ..................................................................................................................... ix
Kata Pengantar ............................................................................................................ x
Daftar Isi ...................................................................................................................xii
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xiv
Daftar Tabel .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................... 7
Batasan Masalah ..................................................................................... 7
Definisi Operasional ............................................................................... 8
Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
1.6.1 Secara Teoritis............................................................................. 8
1.6.2 Secara Praktis .............................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 10
2.1.1 Kesadaran.................................................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Kesadaran..................................................... 10
2.1.1.2 Tujuan Membangun Kesadaran...................................... 11
2.1.2 Pendidikan Nilai ......................................................................... 13
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................. 14
2.1.4 Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) ....................................... 15
2.1.4.1 Pengertian PPR .............................................................. 15
2.1.4.2 Tujuan PPR ................................................................... 16
2.1.4.3 Pola PPR ....................................................................... 17
2.1.4.4 Kelebihan PPR .............................................................. 22
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2
2.3
2.4
2.5

2.1.5 Nilai Demokrasi ........................................................................... 24
2.1.5.1 Pengertian Demokrasi .................................................... 24
Penelitian-Penelitian Yang Relevan ...................................................... 28
Karakteristik Peserta didik .................................................................... 30
Kerangka Berpikir................................................................................. 31
Hipotesis Tindakan ............................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9

Jenis Penelitian ..................................................................................... 34
Setting Penelitian .................................................................................. 37
Persiapan .............................................................................................. 37
RencanaTindakan ................................................................................. 38
Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 41
Instrumen Penelitian ............................................................................. 44
Teknik Pengujian Instrumen ................................................................. 47
3.7.1 Validitas ....................................................................................... 48
3.7.2 Reliabilitas ................................................................................... 55
Teknik Analisis Data............................................................................. 56
Jadwal Penelitian .................................................................................. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 58
4.1.1 Paparan Kegiatan Siklus 1 ........................................................... 60
4.1.1.1 Perencanaan ................................................................... 60
4.1.1.2 Tindakan........................................................................ 61
4.1.1.3 Observasi ....................................................................... 61
4.1.1.4 Refleksi ......................................................................... 62
4.1.1.5 Hasil Penelitian Siklus 1 ................................................ 63
4.1.2 Paparan Kegiatan Siklus 2............................................................ 65
4.1.2.1 Perencanaan ................................................................... 65
4.1.2.2 Tindakan........................................................................ 66
4.1.2.3 Obesrvasi ....................................................................... 67
4.1.2.4 Hasil Siklus 2................................................................. 67
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 73
5.1.1 Proses........................................................................................... 73
5.1.2 Produk ......................................................................................... 74
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 74
5.3 Saran .................................................................................................... 74
Daftar Referensi ........................................................................................................ 76

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Tabel Hasil Data Kondisi Awal .............................................................. 78
Lampiran 2.Tabel Hasil Data Siklus 1 ....................................................................... 80
Lampiran 3. Tabel Hasil Data Siklus 2 ..................................................................... 83
Lampiran 4. RPP Siklus 1 ......................................................................................... 86
Lampiran 5. RPP Siklus 2 ......................................................................................... 91
Lampiran 6. Foto Kegiatan Pembelajaran .................................................................. 99
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 101
Lampiran 8. Surat Telah Melakukan Penelitian ....................................................... 102
Lampiran 9. Intrumen Validasi ................................................................................ 103
Lampiran 10. Contoh Kuesioner yang Telah Diisi Siswa ......................................... 104
Lampiran 11. Intrumen Validasi Desain Pembelajaran ............................................ 106
Lampiran 12. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................... 108
Lampiran 13. Contoh Hasil Refleksi Siswa ............................................................. 110
Lampiran 14. Kuesioner sebelum di validasi ........................................................... 111
Lampiran 15. Contoh Hasil Evaluasi Siswa ............................................................. 114
Lampiran 16. Daftar Riwayat Hidup........................................................................ 117

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Tabel

Tabel 1. Pengumpulan data ...................................................................................... 42
Tabel 2. Indikator Keberhasilan................................................................................ 44
Tabel 3. Indikator Skala Sikap.................................................................................. 44
Tabel 4. Kisi-kisi Pernyataan Skala Sikap ................................................................ 45
Tabel 5. Skala Likert Yang Telah Dimodifikasi ........................................................ 49
Tabel 6. Hasil Validasi Lembar Skala Sikap ............................................................. 49
Tabel 7. Lembar Skala Sikap Yang Sudah Divalidasi ............................................... 53
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Lembar Skala Sikap Nilai Demokrasi ........................ 55
Tabel 9. Acuan PAP Tipe 1 ...................................................................................... 56
Tabel 10. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 57
Tabel 11. Hasil Skala Sikap Pada Kondisi Awal ....................................................... 58
Tabel 12. Hasil Skala Sikap Pada Siklus 1 ................................................................ 63
Tabel 13. Hasil Skala Sikap Pada Siklus 2 ................................................................ 68

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu cara yang tepat untuk memajukan kehidupan suatu bangsa
yaitu melalui pendidikan. Menurut Wiharyanto (2007:4) pendidikan adalah
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, yang
diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Jadi di jaman sekarang ini
pendidikan sudah menjadi kebutuhan wajib bagi suatu warga negara agar
warga tersebut bisa mencapai tujuan hidup yang utama yaitu kebahagian lahir
maupun batin. Dengan pendidikan pikiran manusia akan lebih terbuka
menerima ilmu-ilmu yang berguna bagi dirinya.
Kesadaran yaitu keadaan sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa,
atau ingat (kepada keadaan sebenarnya), tahu dan mengerti. Refleksi
merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat
memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam
lingkungan. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami
realitas dan bagaimana cara bertindak terhadap realitas (Suhatman:2009:27).
Kesadaran merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita ini, sehingga
peneliti ingin melakukan penelitian tentang kesadaran. Pada saat observasi
yang dilakukan peneliti di SD Kanisius Totogan pada tanggal 13 september
2013 di kelas V. Di kelas tersebut pada saat pemilihan ketua kelas, bendahara

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan sekretaris biasanya hanya ditunjuk tidak dilakukan pemilihan melalui
voting, Sehingga siswa belum mengerti nilai demokrasi secara nyata dalam
kehidupannya. Selain itu saat guru ingin membagi kelompok di saat pelajaran
kebanyakan siswa tidak suka. Mereka lebih senang mengerjakan sendiri
daripada berkelompok.
Keinginan siswa untuk belajar Pkn relatif masih rendah, hal ini terlihat
pada saat dimulainya pelajaran Pkn sebagian siswa banyak yang mengobrol
sendiri. Banyak siswa hanya menganggap nilai-nilai Pkn hanya diterapkan
dalam kelas saja, hal ini terlihat ketika nilai ulangan PKn hasilnya bagus
kebanyakan guru sudah puas dalam mengajar mata pelajaran tersebut,
padahal yang terpenting dalam mata pelajaran Pkn yaitu kesadaran siswa
akan nilai yang terkandung dalam Pkn itu seharusnya dapat diaplikasikan
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa dapat
mengerti secara sebenarnya tidak hanya pandai dalam mengerjakan ulangan
saja.
Pkn merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena mata
pelajaran ini mengajarkan kepada anak-anak bahwa dengan pembelajaran
Pkn watak dan kepribadian seseorang bisa kita didik agar nilai dan moral
mereka menjadi baik. Dengan pembelajaran Pkn anak akan mengetahui
perilaku yang baik maupun buruk sehingga mereka bisa mempraktekkan halhal yang baik dalam kehidupan nyata dan menjauhi hal-hal yang buruk. Pkn
merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan. Dalam
perkembangan pembelajaran PKn di Indonesia ada dua pokok yang terpenting

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam mempelajari ilmu PKn di indonesia yaitu nilai yang terkandung dalam
Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Menurut Wahab (2011 :6) Nilainilai yang terkandung dalam di dalam keduanya telah dianggap benar oleh
seluruh masyarakat Indonesia dan telah diterima oleh masyarakat indonesia.
Nilai-nilai luhur tersebut harus dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh
setiap warga negara. Salah satu tujuan pembelajaran PKn yaitu agar bisa
meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan menjalankan segala pedoman
yang ada dalam Pancasila dalam kehidupan nyatanya. Agar kedua nilai bisa
dilaksanakan dan disadari, Indonesia memberikan pembelajaran PKn mulai
dari sekolah dasar sampai tingkat yang paling tinggi yaitu Universitas.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran nilai demokrasi dalam
pembelajaran Pkn , Peneliti mencoba menggunakan pembelajaran pedagogi
reflektif. Karena nilai Pkn dalam pembelajaran Pkn di sekolah dasar belum
tersampaikan dengan baik. Dengan pembelajaran pedagogi reflektif terdapat
aspek-aspek yang penting yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan
evaluasi. Menurut Subagya (2008:51) Pembelajaran berpola PPR adalah
pembalajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.
Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa. Sedangkan
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan ditumbuh kembangkan melalui
dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Proses pembelajran ini dikawal
dengan evaluasi. Model ini memberikan suatu cara bertindak yang disusun
dengan hati-hati, dirumuskan secara logis dan dijabarkan secara spiritualitas.

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu pembelajaran pedagogi reflektif sangat tertuju pada pembelajaran
yang real maupun mencerahkan cita-cita mengajar secara praktis dan
sistematis.
Penerapan dalam model pemebelajaran pedagogi reflektif ini yaitu
membentuk kebiasaan siswa untuk berefleksi dahulu sebelum bertindak.
Dengan melihat kelebihan-kelebihan PPR peneliti memilih model PPR untuk
meningkatkan kesadaran siswa akan nilai Demokrasi dalam mata pelajaran
Pkn sehingga melalui PPR akan lebih membantu siswa untuk meningkatkan
sikap dalam demokrasi.
Pkn sendiri sebenarnya tidak bisa lepas dari satu kata yaitu nilai. Menurut
Wahana (2004:51) nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung, dan tidak
berubah seiring dengan perubahan barang. Nilai bersifat absolut, tidak
diisyaratkan oleh suatu tindakan, tidak memandang keberadaan alamiahnya,
baik secara historis, sosial, biologis, ataupun individu murni. Jadi nilai
tersebut bersifat abadi tidak tergerus oleh jaman karena dengan nilai hidup ini
menjadi kaya dan bermakna dalam konteks kehidupan.
Menurut Maramis (1990:21) ciri khas pendidikan nilai yaitu bukanlah
hanya agar nilai-nilai diwujudkan secara lahiriah, melainkan agar manusianya
sendiri menjadi baik dalam arti mendalam dan sepenuhnya. Jadi pendidikan
nilai bukan hanya bersifat informatif saja tetapi pendidikan nilai seharusnya
bisa diterapakan dalam kehidupan nyata. Pendidikan nilai di sekolah
membuat siswa lebih menghargai arti sebenarnya tentang kehidupan yang
sebenarnya.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Max Scheller (dalam Wahana, 2004:71) berpendapat bahwa
pikiran itu buta terhadap nilai, nilai tidak dirasakan dengan pikiran,
melainkan sampai dapat kita rasakan melaui intuisi emosional. Jadi pada
dasarnya nilai hanya bisa dirasakan dan dilakukan dengan hatinurani manusia
tidak bisa diterapkan dengan pikiran saja. Karena nilai yang sebenarnya
dalam kehidupan hanya bisa dirasakan dengan hatinurani manusia. Padahal
dalam kehidupan sekarang ini pendidikan nilai cenderung tertuju pada pikiran
manusia. Ini merupakan kesalahan terbesar dalam dunia pendidikan di negara
kita ini.
Nilai demokrasi

sangat penting bagi kehidupan kita karena dengan

demokrasi kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti menghargai
pendapat orang lain. Menurut Wiharyanto (2007:65) Demokrasi dapat
diartikan sebagai suatu pemerintahan oleh rakyat yang dijalankan secara
langsung oleh rakyat, kekuasaan tertinggi di tangan rakyat yang dijalankan
langsung oleh rakyat, dan wakil-wakilnya dipilih lewat pemilu yang bebas.
Sebagai bukti pembelajaran PKn belum berjalan dengan baik,

pada

waktu peneliti observasi ke SDK Totogan peneliti mewawancarai guru Pkn
pada tanggal 13 september 2013 yang ada di SD tersebut, menurut guru
tersebut nilai Pkn hanya memberikan pembelajaran kognitif tidak ada tindak
lanjutnya dalam kehidupan nyata. Hal ini terbukti dari hasil wawancara kami
kepada guru kelas pengampu mata pelajaran PKn yang mengatakan “dalam
mengajar PKn saya hanya mengajar seperti biasa saja mas, metode yang
saya gunakan cenderung ceramah karena menurut saya dalam pelajaran

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PKn metode yang cocok ya cuma ceramah, saya hanya menyampaikan materi
kepada siswa, kemudian siswa mendengarkan dan sumber belajarnya
menggunakan buku paket”.
Selain itu bukti lain yang sangat kuat

pada waktu pembelajaran

berlangsung siswa bingung siapa ketua kelasnya, ternyata ketua kelas di
kelas tersebut tidak dilakukan pemilihan tetapi hanya ditunjuk dan setiap
harinya

ketua

kelas

hanya

berganti-ganti,

sehingga

sering

terjadi

kesalahpahaman sesama siswa. Hal ini menjadi bukti bahwa nilai demokrasi
di kelas tersebut belum diterapkan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran PKn
di SD tersebut belum disertai dengan penanaman nilai yang terkandung dalam
materi yang diajarkan. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di SDK
Totogan di kelas V dalam pembelajaran PKn belum dilakukan pembelajaran
yang bermakna sehingga siswa belum bisa menerapkan nilai demokrasi yang
diajarkan oleh guru tersebut. Nilai yang didapat siswa juga masih sangat
kurang karena masih di bawah KKM yang ditentukan, sehingga metode yang
dilakukan guru yaitu dengan ceramah masih sangat jauh dari harapan yang
diinginkan. Peneliti juga menyebarkan pre tes ke kelas yang lebih atas, yaitu
materi PKn kelas V SD

berikan pada kelas VI. Dari hasil tes tersebut

ternyata hasilnya masih sangat kurang.
Berdasarkan latar belakang yang dibuat, peneliti memberikan solusi
dengan menerapkan Pembelajaran Pedagogi Reflektif dalam mata pelajaran
Pkn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi.. Salah satu
model pembelajaran inovatif adalah Paradigma Pedagogi Reflektif atau PPR.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PPR yaitu suatu model pembelajaran yang menerapkan refleksi dlam
menemukan nilai-nilai, dan pembelajaran dengan cara menekankan siswa
pada pengalaman yang dimilikinya (Mursanto, 2010). Tujuan dari PPR
adalah meningkatkan competence, consience, dan compassion, atau biasa
disebut dengan 3C. Competence yaitu nilai-nilai akademik. Consience yaitu
ketajaman

hati

nurani.

Compassion

adalah

kepedulian

sosial

(Mursanto,2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian, yaitu.
1. Bagaimanakah pelaksanaan Pembelajaran Pedagogi Reflektif untuk
meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi terhadap siswa
Kelas V SDK Totogan.
2. Apakah

pelaksanaan

PPR

pada

ma ta

pelajaran

PKn

dapat

meningkatkan siswa kelas V akan nilai demokrasi?
1.3 Batasan masalah
Penelitian ini akan dibatasi pada masalah peningkatan kesadaran siswa
akan nilai demokrasi kelas V SD K Totogan dengan Pembelajaran Pedagogi
Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Pkn menggunakan Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4 Definisi Operasional
1. Kesadaran siswa akan nilai adalah kesadaran siswa untuk memahami
dan memaknai nilai dalam kehidupan nyatanya seperti melakukan
tindakan baik kepada temannya.
2. Pembelajaran

Pedagogi

Reflektif

adalah

pembelajaran

yang

mengintegrasisikan mata pelajaran dengan nilai-nilai kehidupan.
3. PKN adalah sebagai wahana pendidikan nilai Demokrasi yang termuat
pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada
di kelas V semester II SD K Totogan
1.5 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan Pembelajaran Pedagogi Reflektif untuk
meningkatkan kesadaran siswa akan nilai musyawarah terhadap siswa
kelas V SDK Totogan semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Meningkatkan

kesadaran siswa akan nilai Demokrasi melalui

pembelajaran PPR pada mata pelajaran PKn.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Secara Teoritis :
Hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan tentang salah
satu model pembelajaran yang bisa membuat siswa mengerti akan nilainilai yang terkandung dalam mata pelajaran Pkn terkait dengan
penerapan model Pedagogi Reflektif.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.2 Secara Praktis
Bagi Siswa :
Siswa dapat mendapatkan pengalaman belajar yang menggunakan
pembelajaran Pedagogi Reflektif. Dengan materi PKn yang di ajarkan
dengan metode PPR siswa akan lebih mengetahui nilai-nilai yang
terkandung dalam materi PKn yang diajarkan. Siswa akan lebih
memahami nilai-nilai PKn yang diajarkan tidak hanya abstrak saja
sehingga dalam kehidupan sehari-hari siswa akan mempraktekkan apa
yang diajarkan oleh Gurunya.
Bagi Guru :
Dengan interaksi yang bagus antara guru dan murid, membuat
wawasan baru buat guru khususnya pada mata pelajaran PKn agar dapat
lebih kreatif lagi membuat pembelajaran PKn lebih menarik buat siswa
sehingga nilai dalam PKn akan tersampaikan dengan baik.
Bagi Sekolah :
Menambah wawasan untuk sekolah dan referensi dan dapat
meningkatkan wawasan tentang pembelajaran pedagogi reflektif.
Bagi Peneliti :
Memberikan Pengalaman baru dalam menerapkan pembelajaran
pedagogi reflektif dalam mata pelajaran PKn sehingga dapat lebih
memahami dan dapat menerapkan pembelajaran model ini besok ketika
sudah mengajar agar pembelajaran yang baik bisa diterapkan.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kesadaran
2.1.1.1 Pengertian Kesadaran
Kesadaran merupakan salah satu hal yang harus dimiliki manusia
agar manusia menyadari nilai kehidupan yang sebenaranya. Kesadaran
merupakan awal dari sebuah tindakan untuk bertahan dalam suatu
lingkungan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI,2003:570), keasadaran berasal dari kata sadar yang mendapat
imbuhan ke-an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu; dan mengerti.
Kesadaran berarti 1) Keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul
karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2) Hal yang dirasakan atau
dialami seseorang. Kesadaran adalah keadaan sadar akan perbuatan.
Sadar artinya merasa, atau ingat, tahu dan mengerti. Kesadaran
merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan
bagaimana

cara

bertindak

atau

menyikapi

terhadap

realitas

(Suhatman:2009:27).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan kesadaran adalah keadaan
sadar dan keadaan mengerti dam merupakan unsur untuk memahami
cara bertindak atau menyikapi kehidupan.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.2 Tujuan Membangun Kesadaran
Menurut Given (2012:213-214) tujuan kesadaran adalah
mengambil tindakan atau suatu keputusan dipilih melalui cara yang
selektif dan berani menentukan arah dengan mempertimbangkan sisi
positf dan negatifnya. Tujuan kesadaran yang sesungguhnya yaitu
memikirkan terlebih dahulu sesuatu tindakan sebelum melakukan
tindakan tersebut agar tujuan yang kita ingikan akan terwujud dengan
semestinya.
Tujuan menumbuhkan kesadaran yang kritis serta bisa berpikir
kritis, menurut Suhatman (2009:67) subjek utamanya yaitu siswa. Halhal yang harus diperhatikan guru yaitu :
1. Pembelajaran di kelas harus berubah dari berpusat kepada guru
menjadi berpusat kepada siswa.
2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam
membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta
menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus
mengaktualisasi diri.
3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi,
memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir dan mengendapkan
pengetahuannya, memberi kesempatan untuk bertanya, berdebat,
bereksplorasi untuk menemukan suatu pemahaman baru.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Dalam membelajarkan siswa seharusnya pembelajaran dibuat
semenarik mungkin untuk memotivasi siswa sehingga senang
belajar, dengan demikian merangsang otak untuk dapat menerima
pengetahuan baru yang lebih cepat.
5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat
membantu siswa dalam mengalami belajar, menemukan dan
merumuskan sendiri pengetahuannya.
6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah
paradigma berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan
keengganan mengubah cara mengajarnya yang tidak selektif serta
bersikap terbuka.
7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam
berpikir, berpendapat dan mengekspresikan diri dalam suasana
belajar terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu,
multinilaim multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan
metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara.
8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang
kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan
dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi
masalah-masalah sehati-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan
membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang
bermutu.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
kesadaran yaitu mempertimbangkan dan berpikir dahulu sebelum
mengambil keputusan, karena jika tidak memikirkan dahulu suatu
tindakan tujuan yang akan kita capai akan sulit terwujud sesuai
keinginan kita. Indikator kesadaran di ambil dari rangkuman Max
scheller(Wahana:2004) yaitu meliputi:
x Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu
diusahakan.
x Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia
untuk mewujudkannya
x Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu
diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan.
x Menyadari sikap yang diperlukan demi terwjudnya nilai yang
diharapkan.
x Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai
yang menjadi tujuan.
2.1.2 Pengertian Nilai
Max scheler berpendapat bahwa nilai merupakan suatu kualitas
yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas apriori
(yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman
inderawi terlebih dahulu). (Wahana,2004) Kualitas tersebut tidak
hanya pada objek yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung,
tindakan manusia, dan sebagainya), melainkan juga tidak tergantung

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada reaksi kita terhadap kualitas tersebut. Nilai merupakan kualitas
yang tidak tergantung, dan tidak berubah seiring dengan perubahan
barang. Sebagaimana warna biru tidak berubah menjadi merah ketika
suatu objek berwarna biru dicat menjadi merah, demikian pula nilai
tetap tidak berubah oleh perubahan yang terjadi pada objek yang
memuat nilai bersangkutan. Nilai bersifat absolut, tidak dipersyaratkan
oleh suatu tindakan, tidak memandang keberadaan alaminya, baik
secara historis, sosial, biologis ataupun individu murni (Paulus, 2004).
Djahiri (1996) menyatakan bahwa: “nilai adalah sesuatu yang
berharga

baik

(bagus/buruk),

menurut

standar

logika

(benar/salah),

estetika

etika (adil/layak/tidak adil), agama (dosa dan

haram/halal), dan hukum (sah/absah), serta menjadi acuan dan/atau
sistem keyakinan diri maupun kehidupan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu
kualitas dalam diri manusia yang berharga baik menurut logika,
estetika, etika, agama, dan hukum untuk mencapai tujuan nilai yang di
harapkan.
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran
penting untuk diajarkan diseluruh tingkat pendidikan. Hal ini terbukti
dari penerapan PKn di tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Adanya PKn di sekolah diharapkan dapat menumbuh kembangkan
nilai-nilai dalam kehidupan siswa. Pendidikan kewarganegaraan juga

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diharapkan dapat menjadi bekal bagi siswa untuk mempersiapkan diri
berperan serta dalam bermasyarakat dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab (Wahab, 2011). Menurut Amin (2008) menyatakan
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk
menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa
dan negara. Patriot pembela bangsa dan negara ialah pemimpin yang
mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela
bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing.
Sementara menurut Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan
bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental,
nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga
terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan
dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat,
sejahtera, serta demokratis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pkn adalah mata
pelajaran yang tidak hanya penting dalam segi pengetahuan saja tetapi
juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat karena nilai
dalam PKn sangat berguna untuk membuat manusia patuh terhadap
aturan yang ada.
2.1.4 Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR)
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR)

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut

Subagya

(2010:22)

Paradigma

adalah

suatu

pendekatan atau mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan
dan perkembangannya. Paradigma pedagogi Reflektif (PPR) merupakan
pola pikir (paradigma ≈ pola pikir) dalam menumbuh kembangkan
pribadi siswa menjadi pribadi kristiani / kemanusiaan (pedagogi
reflektif—pendidikan kristiani/ kemanusiaan).
Pembelajaran

berpola

PPR

adalah

pembelajaran

yang

mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan
nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan
konteks siswa, sedangkan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan
ditumbuh kembangkan melalui dinamaika pengalaman, refleksi, dan
aksi. Pembelajaran ini dikawal dengan evalusi (Subagya, 2008: 51).
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan Pembelajaran
Pedagogi Reflektif adalah suatu pendekatan kepada peserta didik untuk
menumbuhkan pola pikir dalam pribadi siswa menjadi pribadi kristiani
serta

mengembangkan

nilai-nilai

kemanusiaan

yaitu

cara

pengembangannya melalui dinamika pengalaman, refleksi, aksi dan
evaluasi.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR)
Tujuan pembelajaran PPR adalah untuk meningkatkan kemampuan
dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar secara ktiris dalam
upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran yang
16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga kelak
akan menghasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi
permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya (Subagya, 2010: 22- 25).
Tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur yang ada
pada tujuan pembelajaran. Ketiga unsur tersebut adalah competence,
Conscience, dan compassion. Competence merupakan kemampuan secara
kognitif atau intelektual, conscience ialah kemampuan afektif dalam
menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
moral, sedangkan compassion adalah kemapuan dalam psikomotorik yang
berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama
(Subagya, 2010: 23-24)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan PPR yaitu
menanggapi hal di sekitar kita secara kritis dalam upaya memperdalam
pemahaman pembelajaran yang diterima di lingkungan sekolah. Tujuan
PPR tercapai jika 3 unsur terpenting dalam PPR terwujud yaitu
Competence, Consience, dan compassion.
2.1.4.3 Pola Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR)
Pola PPR menurut Subagya (2008: 41) meliputi konteks,
pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Penjabaran dari pola-pola
tersebut ialah sebagai berikut :

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Konteks
Konteks lebih ditekankan pada objek pembelajaran dimana
materi dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
memberikan nilai-nilai kemanusiaan pada siswa yang berguna
dalam kehidupan mereka. Banyak konteks yang dipelajari siswa
dalam pembelajaran untuk menumbuhkembangkan pendidikan,
yaitu wacana tentang nilai-nilai yang ingin dikembangkan,
penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan dan yang
terakhir hubungan antar siswa dengan guru.
Selama proses pembelajaran berlangsung, hendaknya guru
menjadi fasilitator guna menyemangati siswa agar memiliki nilainilai yang hendak tercapai, misalnya nilai solidaritas, tanggung
jawab, penghargaan terhadap sesama dan masih banyak lagi.
Sebagai guru yang ditiru oleh siswa, sebaiknya guru memberikan
contoh penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan.
Melalui itu, siswa bisa melihat, bersikap dan akhirnya berperilaku
sesuai dengan nilai yang diharapkan. Hubungan baik antar siswa
dan guru akan membantu siswa untuk mempelajari dan kemudian
mengaplikasikan nilai-nilai yang hendak dicapai.
2) Pengalaman
Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran dimana siswa
dapat merasakan langsung atau diberi pengalaman terhadap apa
yang sedang mereka pelajari. Melalui pengalaman yang diberikan

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh guru diharapkan siswa dapat menumbuhkan persaudaraan,
solidaritas dan saling memuji melalui kelompok kecil yang
direkayasa oleh guru. Seringkali dalam kegiatan pembelajaran ada
beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang sangat sulit bagi guru
untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Apabila ini
terjadi, guru bisa mensiasati dengan memberikan pengalaman tidak
langsung. Pengalaman tidak langsung ini bisa dilakukan dengan
cara bermain peran, melihat tayangan video atau gambar, dan
masih banyak lagi.
3) Refleksi
Refleksi dilakukan setelah siswa mendapatkan pengalaman
belajar. Guru membantu siswa dalam melakukan refleksi dengan
memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang

membantu

siswa

memahami, mendalami dan meyakini temuannya. Melalui kegiatan
refleksi ini diharapkan siswa mampu meyakini makna nilai yang
terkandung didalam pengalamannya dan siswa dapat membentuk
pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
pengalamannya itu.
4) Aksi
Kegiatan aksi dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru yang
memfasilitasi siswa melalui pertanyaan aksi agar siswa terbantu
untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil
refleksinya.

Membangun niat sendiri yang sesuai dengan

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemauannya membentuk pribadi siswa agar nantinya (lamakelamaan) menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya.
5) Evaluasi
Keharusan seorang guru setelah pemberian materi pembelajaran
yaitu melakukan evaluasi atas pencapaian kompetensi siswa dari
sisi akademik. Tujuan dilakukan evaluasi ini dilakukan untuk
melihat apakah ada perkembangan dalam diri siswa dari sisi
akademik. Selain itu pemberian evaluasi juga diberikan untuk
melihat apakah siswa sudah mampu mencapai kompetensi yang
ingin dicapai atau belum.

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peta Konsep Pelaksanaan PPR ( Subagya,2008)
Konteks

Refleksi:
Memperdalam
pemahaman.
Mencari makna
kemanusiaan,
kemasyarakatan.
Menyadari
motivasi,dorongan,
keinginan.

Pengalaman:
Mempelajari
sendiri, latihan
kegiatan sendiri
(lawan ceramah).
Tanggapan afektif
terhadap yang
dilakukan, latihan
dari yang dipelajari

Aksi:
Memutuskan untuk
bersikap, berminat,
berbuat perbuatan
konktet

Evaluasi:
Evaluasi ranah
intelektual.
Evaluasi
perubahan pola
pikir, sikap,
perilaku siswa

21

T
U
J
U
A
N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.4.4 Adapun Kelebihan Pembelajaran Pedagogi Reflektif
Menurut Subagya (2008: 57) PPR mempunyai kelebihankelebihan sekaligus keuntungan kita menerapkan PPR dalam proses
pembelajaran di sekolah, antara lain sebagai berikut:
1. Murah meriah
Dalam praktik, pembelajaran PPR diintegrasikan dengan bidang
studi yang diajarkan, maka tidak memerlukan sarana atau prasarana
khusus, kecuali yang dibutuhkan oleh bidang studi yang bersangkutan.
Misalnya, untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas, saling
menghargai, yang diperlukan adalah pengalaman persaudaraan yang
dapat dicapai melalui belajar dengan kerjasama kelompok yang
kemudian direfleksikan dan ditindaklanjuti dengan aksi. Penerapan
dinamika konteks, pengalaman, refleksi aksi, evaluasi dalam belajar
dengan kerjasama kelompok dapat diterapkan dalam semua bidang
studi tanpa menambah sarana maupun prasarana. Hal khusus yang
diperlukan hanyalah cara pandang baru dalam pembelajaran.
2. Segala Kurikulum
PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum : KTSP, KBK,
Kurikulum 1994, bahkan pada kurikulum manapun. Paradigma ini tidak
menuntut tambahan bidang studi baru, jam pelajaran tambahan, maupun
peralatan khusus. Hal pokok yang dibutuhkan hanyalah pendekatan
baru pada cara kita mengajarkan mata pelajaran yang ada.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Paradigma tersebut dapat diterapkan tidak hanya pada bidang studi
akademik, tetapi juga pada ranah-ranah non akademik, seperti kegiatan
ekstrakurikuler, olahraga, program pelayanan masyarakat, retret, dan
sebagainya. Pada kebanyakan bidang studi, PPR bahkan dapat dipakai
sebagai panduan untuk mempersiapkan pengajaran, memilih bahan
untuk pekerjaan rumah, dan kegiatan-kegiatan pengajaran lain.
3. Cepat Kelihatan Hasilnya
Untuk menumbuhkembangkan seorang siswa menjadi pribadi yang
dewasa dan manusiawi dibutuhkan waktu lama. Hal seperti itu biasanya
akan terlihat setelah mereka lulus dari SMP dan SMA. Namun melalui
PPR tanda-tanda kalau mereka mulai berkembang ke arah yang
diharapkan cepat kelihatan. Kenyataan ini dapat diamati di sekolahsekolah yang telah menerapkan PPR. Kalau sekolah sepakat dan semua
guru menerapkan PPR, dalam waktu satu tahun sudah terlihat jelas
betapa siswa akrab satu sama lain, mau solider dan saling membantu
dalam belajar, mau saling menghargai satu sama lain. Pengelolaan kelas
menjadi mudah, kenakalan berkurang, kebiasaan berkelahi hilang,
corat-coret di bangku sekolah atau di luar sekolah tak kelihatan lagi.
Moga-moga dengan demikian nantinya mereka sungguh-sungguh akan
menjadi pejuang kemanusiaan.
Secara ringkas keuntungan-keuntungan menerapkan PPR di
sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut.

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Dari segi integrasi:
1) Pembelajaran berpola PPR murah;
2) Tidak terhambat kurikulum baru, para pengawas, atau Diknas;
3) Mengajarkan dan melatih nilai-nilai kristiani 42 jam per minggu.
b. Dari segi pengalaman, refleksi, dan aksi:
1