BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Heni Setiani BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai di Negara berkembang termasuk di Indonesia, salah satu penyebab anemia

  adalah defisiensi zat besi (Arisman,2010;h.172), dan anemia defisiensi zat besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

  Menurut WHO dalam Saifuddin (2007;h.281) 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 116.01/100.000 kelahiran, keadaan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2010 yaitu sebesar 104,97/100.000 angka kelahiran hidup, kejadian kematian maternal pada waktu hamil sebesar 25,75% (Dinkes Prov Jateng,2011;h.13). Angka kejadian kematian ibu di Kabupaten Banyumas 2011 adalah sebesar 129,35/100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2010 adalah sebesar 116,8/100.000 kelahiran hidup, dengan demikian AKI tahun 2011 mengalami peningkatan yang melebihi target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kab Banyumas,2011;h.9).

  Berdasarkan data dari WHO (1993-2005), prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia sebesar 48,1%, prevalensi anemia pada ibu hamil terdapat di Afrika 55,8% dan 41,6% di Asia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas tahun 2007), prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%.

  1 Hasil survey anemia pada ibu hamil di 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil sebanyak 57,7% (Dinkes Prov Jateng,2013). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas (2012) ibu hamil yang datang periksa Hb dengan hasil kadar Hb 8-10 gr% mencapai 5.307 atau 20,12%, keadaan ini menunjukkan masih tingginya kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil survey anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja tahun 2012 prevalensi anemia pada ibu hamil sebanyak 7,9% (Dinkes Kab Banyumas,2013).

  Anemia selama masa kehamilan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik bagi ibu diantaranya abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, hyperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Anemia juga berbahaya saat persalinan, dapat terjadi retensio plasenta perdarahan postpartum karena atonia uteri, pada kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder. Pada kala nifas dapat terjadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium (Manuaba,2010;h.240).

  Anemia selama masa kehamilan di Indonesia lebih banyak disebabkan karena defisiensi zat besi dan perdarahan akut atau merupakan interaksi keduanya (Saifuddin,2007;h.281).

  Hasil penelitian yang dilakukan Nora, RV (2008) di Kabupaten Indragiri Hulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia, dimana ibu hamil dengan pengetahuan kurang baik mempuanyai resiko lebih besar untuk mengalami anemia dari pada ibu hamil yang berpengatahuan baik, sementara pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan dan umur (Notoatmodjo,2003). B.

  Rumusan Masalah

  1. Prevalensi ibu hamil dengan anemia di dunia menurut WHO tahun 1993 - 2005 sebesar 48,1%

  2. Prevalensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2007 sebesar 24,5%

  3. Prevalensi ibu hamil dengan anemia di Jawa Tengah menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebanyak 57,7%

  4. Prevalensi ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Banyumas tahun 2012 sebanyak 20,12%

  5. Prevalensi ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja tahun 2012 sebanyak 7,9 %

  6. Ibu hamil dengan anemia akan berpengaruh terhadap kehamilannya dapat juga menyebabkan abortus,

  hyperemesis gravidarum,

  perdarahan antepartum. Anemia juga berbahaya saat persalinan yaitu dapat terjadi retensio plasenta perdarahan postpartum karena atonia uteri, pada kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder. Pada kala nifas dapat terjadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerpurium (Manuaba,2010;h.240)

  7. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nora, RV (2008) kejadian anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh pengetahuan, dimana ibu hamil dengan pengetahuan kurang baik mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami anemia daripada ibu hamil yang berpengetahuan baik, sementara pengetahuan pengetahuan dipengaruhi oleh umur dan pendidikan (Notoatmodjo,2003).

  Berdasarkan latar belakang rumusan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja dengan pertanyaan p enelitian :”Bagaimanakah gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah k erja Puskesmas II Sokaraja?”.

  C. Tujuan penelitian

  1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja.

  2. Tujuan khusus

  a. Menggambarkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dan umur b. Menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia

  c. Menggambarkan kejadian anemia pada ibu hamil

  D. Manfaat penelitian

  1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas diharapkan dari hasil penelitian ini, Dinas Kesehatan dapat menyusun strategi untuk menekan kejadian anemia, yaitu dengan memberikan tablet penambah darah yaitu preparat Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.

  2. Bagi Puskesmas, memberikan informasi tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja.

  3. Bagi institusi pendididkan memberikan informasi mengenai gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia.

  4. Bagi peneliti, peneliti dapat bertambah wawasan dan pengalaman dari melakukan penelitian tentang gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia.

E. Keaslian penelitian

  Penulis meyakini bahwa penelitian tentang gambaran tingkat pendidikan, umur dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja tahun 2013 ini belum pernah dilakukan oleh orang lain penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.

  Lestari, S. Astuti, R. dan Mifbakhuddin (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Hubungan antara Usia Ibu Hamil, Paritas, Pendidikan, dan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian anemia di Rumah Bersalin Utami Kecamatan Batangan Kabupaten Pati”. Penelitian ini merupakan penelitian

  deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional.

  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Rumah Bersalin Utami pada Bulan Juni 2006, sampel seluruh anggota populasi. Variabel bebas: usia ibu hamil, paritas, pendidikan, dan pengetahuan tentang anemia, variabel terikat: kejadian anemia. Sedangkan uji statistik menggunakan Uji Chi Square. Hasil : Sebesar 56,7% ibu hamil berusia 20 sampai 35 tahun, rata-rata 26,15 dengan standar deviasi 6,078; sebesar 98,3% paritas kurang dari 2 rata-rata 0,70 dengan standar deviasi 0,79. 70,0% berpendidikan dasar, rata-rata 9,22 dengan standar deviasi 2,624; sebesar 50% memiliki pengetahuan kurang, rata-rata 55,5833 dengan standar deviasi 15,56530; sebesar 78,3% ibu hamil menderita anemia, rata- rata kadar Hb 9,9580 dengan standar deviasi 1,2432. Kejadian anemia pada usia kurang 20 tahun 83,3% usia 20-35 tahun 73,5% dan lebih 35 tahun 87,5%. Kejadian anemia pada paritas >2 sebesar 100% dan < 2 sebesar 77,97 %. Kejadian anemia pendidikan tinggi 33,3%. Menengah 60% dan dasar 88,1%. Kejadian anemia pada pengetahuan baik 0%, sedang 66,7% dan kurang 90%. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dan paritas dengan kejadian anemia, ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kejadian anemia.

  Muzayaroh (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pencegahan anemia selama

  Kehamilan di Puskesmas Keba kkramat I Karanganyat”. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan

  

crossectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang

  memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar pada Bulan April dan Mei 2007, dengan pengambilan sampel dengan cara

  

random sampling yaitu kuota sampling, teknik pengambilan data dengan

  penyebaran kuesioner yang kemudian di analisa dengan menggunakan

  

person product moment. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat

  pengetahuan ibu hamil tinggi dengan prosentase 46,7% dan pencegahan anemia selama kehamilannya baik dengan persentase sebesar 43,3%. Uji korelasi dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh hasil 0,866 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pengetahuan dengan pencegahan anemia selama kehamilan.

  Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian diatas adalah pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian

   deskriptif,

  variabel yang diteliti adalah tingkat pendidikan, umur dan tingkat pengetahuan ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

  II Sokaraja, yang akan dilakukan dari Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2013.