BAB I PENDAHULUAN - PERBANDINGAN JUMLAH KUMAN PADA PERAWAT PELAKSANA YANG MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN HAND RUB DAN HAND WASH DI IGD RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

  dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 5 menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,bermutu, dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

  Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera yang dapat mengancam jiwa dan kelangsungan hidupnya.Adapun tugas IGD adalah menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan kondisi gawat darurat. Menurut Depkes R.I (2006), petugas kesehatan IGD di rumah sakit terdiri dari dokter ahli, dokter umum, atau perawat yang telah mendapatkan pelatihan penanganan kegawatdaruratan yang dibantu oleh perwakilan unit-unit lain yang bekerja di IGD.

  Mencuci tangan adalah suatu pedoman yag di terapkan oleh Centers for Disease

  Control (CDC) (1985) untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang dikeluarkan

  melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya. Salah satu cara mencegah tertularnya mikroorganisme sehingga dapat menurunkan dan mencegah insiden kejadian infeksi nosokomial yaitu hand hygiene, baik itu melakukan proses cuci tangan maupun disinfektan tangan (Akyol, 2005).

  Cuci tangan merupakan tindakan utama dalam pengendalian nosokomial, adapun lima waktu (five moment) yang penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan kebersihan tanganyaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terkena/terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Hal ini ditujukan untuk mencegah risiko penularan mikroba untuk pasien dan mencegah risikotransmisi mikroba kepetugas kesehatan dan lingkungan pasien (WHO,2009).

  Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20 detik yaitu, mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai 50%. Mencuci tangan dapat mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis, dan lain-lain. Mencuci tangan dapat menurunkan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya.Apabila mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun. Selain itu mencuci tangan dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 yang dikutip oleh Depkes RI (2009), salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian kejadian diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas(ISPA) adalah perilaku mencuci tangan pakai sabun. Perilaku tersebut dapat menurunkan hampir separuh kasus diare dan sekitar seperempat kasus ISPA.

  Dalam “The Journalist of Infection Control Nursing”, sebagaimana yang di tulis oleh Nancy Roper(1998) mengadakan survey prevelensi pada 43 rumah sakit di Inggris yang menunjukan bahwa kira-kira 20% pasien rumah sakit terkena infeksi dari komunitas, yang sudah ada pada saat pasien masuk rumah sakit serta 1% lagi infeksi nosokomial. Lokasi dan presentase infeksi yaitu saluran kemih 30%, luka operasi 20%, saluran pernafasan 20%, luka lain 30%.

  Dwiyanto, et al (2014)dengan judul penelitian “Efektifitas Povidon Iodine Spray (PIS) 10% terlarut dalam alkohol 50% dengan Alkohol Swab (AS) 70% terhadap Koloni Bakteri dan Kejadian Plebitis pada Area Pemasangan Infus d i Rumah Sakit Advent Bandung”, hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah pemberian AS dan PIS di area pemasangan infus dengan nilai 0,011 (P<0,05).

  Purnomo, Wahyu (2009) dengan judul “Efektifitas Kombinasi Chlorhexidine

  

Gluconate-Alkohol 70%, Chlorhexidine Gluconate- Povidon Iodine 10% sebagai Antiseptik

  terhadap Penurunan Kepadatan Kuman pada Operasi Fraktur Tertutup Elektif Simple di IBS RSO. Prof Dr. R Soeharso Surakarta”, hasil penelitian ini menunjukan kombinasi antiseptic

  

Chlorhexidine Gluconate Povidon Iodine 10% (CP3) ataupun kombinasi antiseptic

Chlorhexidine Gluconate-Alkihol 70%, Povidon Iodine 10% (CAP3) 1 jam setelah operasi

  berlangsung lebih efektif kombinasi antiseptic Chlorhexidine Gluconate- Povidon Iodine 10% (CP) dalam menurunkan jumlah kuman pada kulit medan operasi fraktur tertutup simple elektif.

  Pernyataan di atas didukung dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 November 2016, melalui pengambilan sampel pada 5 responden di Ruang

  IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga yaitu mengambil sampel pada tangan responden yang belum mencuci tangan. Bakteri didapatkan dari hasil usapan ± 10 cm pada sela-sela jempol jari dan jari telunjuk pada tangan responden, jumlah bakteri didapatkan dengan membagi total koloni yang tumbuh pada media Plat Count Agar (PCA) luas permukaan tangan adalah 180 dan luas permukaan sela sela jari adalah 41 (Supeni, 2009). Hasil di bandingkan dengan jumlah normal bakteri pada tangan yaitu sebesar 847 CFU/ pada telapak tangan dan 233 CFU/ pada jari-jari tangan (Fiere, 2008). Sehingga total bakteri normal adalah 1070 CFU/ . Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada responden adalah mengusap sela-sela jari jempol dan telunjuk, yaitu seluas ±10

  . Pada penelitian ini, dengan hasil normal bakteri adalah 53 CFU/ peneliti akan melakukan usapan pada responden di sela-sela jari jempol dan telunjuk yaitu seluas±10 , sehingga diperoleh hasil perhitungan jumlah normal berkisar ±53 CFU/ . Dengan perhitungan tersebut peneliti akan jadikan sebagai tolak ukur pada responden yang akan di teliti.

  Hasil dari studi pendahuluan yang sudah peneliti lakukan pada 5 responden (sebelum mencuci tangan) di RSUD Dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga di dapatkan sebagai berikut Tn.D pada telapak tangannya terdapat 200 CFU/ , Ny.ST 100 CFU/ , Tn.H 500 CFU/ , Ny.S 300 CFU/ , dan Ny.W 300CFU/ . Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah bakteri pada tangan responden lebih banyak dari jumlah bakteri normal. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebelum mencuci tangan karena peneliti ingin mengetahui berapa jumlah kuman sebelum mencuci tangan, dan tertarik ingin melalukan penelitian tentang penurunan dari masing-masing cara mencuci tangan menggunakan hand rub dan hand wash. Dengan pertimbangan cara mencuci tangan pada tenaga pelaksana di ruang IGD, peneliti sudah melakukan penelitian mengenai perbedaan jumlah kuman pada perawat pelaksana yang mencuci tangan menggunakan hand rub dan hand wash di ruang IGD RSUD Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

  B. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan dalam latar belakang di atas, tentang dua teknik cara mencuci tangan di rumah sakit terhadap jumlah kuman pada perawat pelaksana, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada perbandingan jumlah kuman pada perawat pelaksana yang mencuci tangan menggunakanhand rub dan hand wash di ruang

  IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga?”

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah kuman pada perawat pelaksana dengan metode menggunakan hand rub dan hand wash di IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purnalingga.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui tentang karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja di IGD.

  b. Mengidentifikasi perbandingan rata-rata jumlah kuman pada perawat pelaksana sebelum dan sesudah mencuci tangan dengan metode menggunakan hand rub di ruang IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

  c. Mengidentifikasi perbandingan rata-rata jumlah kuman pada perawat pelaksana sebelum dan sesudah mencuci tangan dengan metode menggunakan hand wash di ruang IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga. d. Membandingkan rata-rata jumlah kuman pada perawat pelaksana yang mencuci tangan sebelum dan sesudah dengan metode hand rub dan hand wash di ruang IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang jenis kuman di tangan, jumlah kuman di tangan dan perhitungan jumlah kuman.

  2. Bagi Responden Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden sebagai informasi mengenai cuci tangan yang lebih baik untuk menurunkan jumlah kuman pada tangan.

  3. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai efektifitas penggunaan hand wash terhadap penurunan jumlah kuman. Selain itu sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mencuci tangan pada perawat IGD.

  4. Bagi Instansi Terkait Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan pengambilan kebijakaan bagi petugas kesehatan khususnya perawat yang bekerja di ruang IGD RSUD dr. R Goetheng Taroenadibrata Purbalingga dalam mencuci tangan, khususnya menggunakan hand wash sehingga dapat menurunkan jumlah kuman yang lebih baik dibandingankan hand rub. E. Penelitian Terkait Penelitian dengan judul “perbandingan jumlah kuman pada perawat pelaksana yang mencuci tangan mengguanakan hand rub dan hand wash di ruang IGD RSUD dr. R

  Goetheng Taroenadibrata Purbalingga” belum pernah dilakukan sebelumnya. Akan tetapi, ada penelitian sejenis yang relevan dengan penelitian ini, yaitu :

  1. Rezki, Purnama Sari (2012) dengan judul penelitian “ Perbandingan Daya Bakteri Cairan Pencuci Tangan Formula World Health Organization (WHO) dengan Cairan Pencuci Tangan Komersial

  ”. Jumlah sampel mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2009 yang berjumlah 114 orang, kemudian dipilih secara simple random sampling berjumlah 20 orang yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Berdasarkan uji statistik komparatif parametrik t berpasangan didapatkan nilai p = 0,000 ( p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna jumlah koloni sebelum dan setelah mencuci tangan menggunakan cairan pencuci tangan komersial. Hal ini menunjukkan bahwa cairan pencuci tangan komersial memiliki daya antibakteri yang dipaparkan pada tangan subjek penelitian.

  2. Fajar, Ardi D (2013) dengan judul penelitian “Efektifitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) t erhadap Jumlah Angka Kuman”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Subjek penelitian adalah telapak tangan probandus dengan enam kali ulangan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa p=0,010, artinya ada perbedaan jumlah angka kuman antara mencuci tangan menggunakan air mengalir, sabun, hand sanitizer A, hand sanitizer B, dan kelompok kontrol (tanpa cuci tangan). Kelompok yang mempunyai perbedaan jumlah angka kuman adalah kelompok kontrol dan kelompok mencuci tangan menggunakan sabun dengan nilai p= 0,008, kelompok kontrol dan kelompok mencuci tangan menggunakan hand

  sanitizer A dengan nilai p= 0,016, dan kelompok kontrol dan kelompok mencuci tangan menggunakan hand sinitizer B dengan nilai p= 0,005.

  3. Dwiyanto, et al (2014) dengan judul penelitian “Efektifitas Povidon Iodine Spray (PIS) 10% terlarut dalam Alkohol 50% dengan Alkohol Swab (AS) 70% terhadap Koloni Bakteri dan Kejadian Plebitis pada Area Pemasangan Infus di Rumah Sakit Advent Bandung”. Penelitian ini menggunkan design pretest posttest control grup. Jumlah sampel berdasarkan table Krejie 83 klien yang di pasang infus terdiri dari 62 pasien (75%) adalah kelompok intervensi PIS, dan 21 pasien (25%) adalah kelompok control. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah pemberian AS dan PIS di area pemasangan infus dengan nilai 0,011 (P<0,05).

4. Achmad, V. S. (2013) dengan judul penelitian “Perbedaan Jumlah Kuman pada Pasien

  Kritis yang di Mandikan dengan Metode Tradisional ditambah Antiseptik dan Disposable

  Bed Baths di Ruang Pediatric Intensive Care

  RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Desain yang di pakai dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan jenis rancangan two

  group before and after design. Jumlah sampel 20 dimana 10 sampel untuk kelompok I

  yang di beri intervensi memandikan metode tradisional ditambah antiseptik dan 10 sampel untuk kelompok II yang diberi intervensi disposable bed baths. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara metode tradisional di tambah antiseptik dan disposable bed baths. Hasil uji Statistik Man Witney pada dua kelompok p value 0.880 > nilai alpha 0.05 dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara metode tradisional di tambah antiseptic dan disposable bed baths.

5. Purnomo, Wahyu (2009) dengan judul “Efektifitas Kombinasi Chlorhexidine Gluconate-

  Alkihol 70%, Povidon Iodine 10% dengan Chlorhexidine Gluconate- Povidon Iodine

  10% sebagai Antiseptik terhadap Penurunan Kepadatan Kuman pada Operasi Fraktur Tertutup Elektif Simple di IBS RSO. Prof Dr. R Soeharso Surakarta”. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan tinjauan crossectional terdiri dari 2 kelompok sampel bebas, yaitu kelompok Chlorhexidine Gluconate-Alkihol 70%, Povidon Iodine 10% (CAP) dan kelompok kedua Chlorhexidine Gluconate- Povidon Iodine 10% (CP).

  Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, dengan besar sample sebanyak 60. Hasil penelitian ini menunjukan kombinasi antiseptikChlorhexidine

  Gluconate Povidon Iodine 10% (CP3) ataupun kombinasi antiseptic Chlorhexidine Gluconate-Alkihol 70%, Povidon Iodine 10% (CAP3) 1 jam setelah operasi berlangsung

  lebih efektif kombinasi antiseptic Chlorhexidine Gluconate- Povidon Iodine 10% (CP) dalam menurunkan jumlah kuman pada kulit medan operasi fraktur tertutup simple elektif.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU TERHADAP STRATEGI KOPING IBU PADA ANAK THALASEMIA YANG MENJALANI TRANSFUSI DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN PADA KEJADIAN NEONATUS DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT PADA RUMAH SAKIT DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 18

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RSUD DR. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RSUD DR. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 12

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RSUD DR. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RSUD DR. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERAWAT DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG IGD RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERAWAT DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG IGD RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 12

PERBANDINGAN JUMLAH KUMAN PADA PERAWAT PELAKSANA YANG MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN HAND RUB DAN HAND WASH DI IGD RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 15