ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, MASA ANTARA DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. C UMUR 20 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI

  1. KEHAMILAN

  a. Definisi kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

  spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

  saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

  Menurut Prawirohardjo (2009 ; h. 139), Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (

  ovum) dan sel mani

  ( spermatozoa).

  Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila

  ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai

  menjadi fetus yang aterm (Sukarni, 2013 ; h. 63).

  Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari

  ovum dan spermatozoa yang dilanjutkan nidasi/implantasi yang berlangsung 9 bulan/40 minggu.

  b. Etiologi Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2009 ; h. 139), Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut yaitu :

  1)

  Ovum Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari

  suatu

  nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.

  2)

  Spermatozoa

  Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga

  sperma dapat bergerak cepat.

  9

  3) Konsepsi Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.

  4)

  Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

  5)

  Plasentasi Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna

  untuk pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

  c. Tanda dan gejala kehamilan Menurut Manuaba (2009 ; h. 106), tanda dan gejala kehamilan ada 3 kriteria yaitu tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil. 1) Tanda dugaan kehamilan

  a) Amenorea

  b) Panyudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

  c) Perasaan menyidam (ingin makanan khusus)

  d) Mual muntah di pagi hari (

  morning sickness)

  e) Hipersalivasi

  f) Kurang suka makan

  g) Tidak tahan bau-bauan

  h) Kepala sakit dan pusing i) Gangguan pencernaan dan perkemihan

  j) Konstipasi k) Sering miksi

  l)

  Pigmentasi kulit (pada wajah, sekitar buah dada dan dinding perut)

  2) Tanda kemungkinan hamil

  a) Pembesaran rahim dan perut

  b) Pada pemeriksaan dijumpai petunjuk adanya kehamilan

  c) Tanda

  Braxton hiks, adanya kontraksi rahim saat diraba

  d) Tanda

  hegar, konsistensi rahim menjadi lunak

  e) Tanda

  chadwick, warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi

  ungu f) Tanda piscaseck, uterus membesar kesalah satu jurusan pembesaran tersebut 3) Tanda-tanda pasti hamil (Saifuddin, 2007 ; h. 95) :

  a) Dapat diraba kemudian dikenal bagian-bagian janin

  b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara c) Dapat dirasakan gerakan janin dan

  ballottement

  d) Pada pemeriksaan sinar

  rontgen tampak kerangka janin

  e) Dengan

  USG dapat diketahui ukuran kantong janin, panjangnya

  janin dan diameter

   biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya

  kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.

  d. Standar pelayanan kehamilan (

  ANC)

  Standar pelayanan

  ANC meliputi standart 14 T, sehingga ibu hamil yang

  datang memperoleh pelayanan yang komprehensif dengan harapan

  

Ante Natal Care dengan standart 14 T dapat sebagai daya ungkit

  pelayanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan AKI sebagai berikut : 1) Ukur tinggi Badan / berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur fundus uteri 4) Pemberian imunisasi

   TT (Tetanus Toxsiod) lengkap

  5) Pemberian tablet zat gizi (minimal 90 tablet) selama kehamilan 6) Test terhadap penyakit menular seksual (

  VDRL)

  7) Temu wicara / konseling 8) Tes/ pemeriksaan

  Hb 9) Tes / pemeriksaan urine protein

  10) Tes reduksi urin 11) Perawatan payudara (senam payudara, pijat tekan payudara) 12) Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam ibu hamil) 13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok) 14) Terapi anti malaria (khusus daerah endemik malaria) (Suherni, 2011 ; h. 19-20). e. Kategori kehamilan Menurut Prawirohardjo (2009), Kehamilan biasanya terdiri dari 3 tahapan trimester yaitu : 1) Trimester pertama (0-12 minggu) : pembelahan sel telur yang telah dibuahi 2) Trimester kedua (13-28 minggu) : perkembangan penting organ tubuh janin.

  3) Trimester ketiga (29-40 minggu) : pertumbuhan janin sampai di lahirkan.

  f. Perubahan fisiologis pada trimester III kehamilan Menurut Prawirohardjo (2009 ; h. 175), Saat kehamilan trimester III terjadi perubahan fisiologis diantaranya : 1) Sistem reproduksi

  Uterus

  Pada trimester III

   itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan

  berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas

  uterus, SBR menjadi lebih

  lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding

  uterus, diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.

  a) 28 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke

  prosesus xifoideus (25 cm).

b) 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak pusat dan prosesus xifoideus (27 cm).

  c) 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah

  prosesus xifoideus (33 cm).

  Setelah minggu ke-28 kontraksi

  braxton hicks semakin jelas,

  terutama pada wanita langsing. Umumya akan menghilang bila wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 66). 2) Sistem

  traktus urinarius

  Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan lebih lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran

  uterus yang berat kekanan akibat terdapat

kolon rektosigmoid disebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat

pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih

  besar dan juga memperlambat laju aliran

  urine (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 66).

  3) Sistem respirasi Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan

  uterus yang

  membesar kearah

  diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan

  kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 66). 4) Kenaikkan berat badan

  Terjadi kenaikkan berat badan sekitar 5, 5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 67). 5) Sirkulasi darah

  

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak

  pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan

  hematokrit mencapai

  level pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggu massa RBC terus meningkat tetapi volume

   plasma tidak. Peningkatan RBC

  menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan nafas pendek (Kusmiyati. 2008 ; h.67). 6) Sistem

  musculoskeletal

  Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok.

  Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik

  pada kehamilan normal, akibat kompensasi dari pembesaran

  uterus

  ke posisi

  anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kebelakang

  kearah dua tungkai. Sendi

  sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan

  meningkat mobilitasnya, yang di perkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Prawirohardjo. 2009 ; h. 186).

  g. Ketidaknyamanan pada trimester III Ketidaknyamanan dalam kehamilan pada trimester III menurut Kusmiyati (2008 ; h. 123), antara lain : 1) Cairan Vagina (keputihan)

  Fisiologi : Peningkatan cairan

  vagina selama

  kehamilan adalah normal, disebabkan akibat dari peningkatan kadar

  estrogen.

  Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Solusi : Tetap jaga kebersihan, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon. Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit. 2) Bengkak

  (oedema) pada kaki

  Fisiologi : Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan

  retensi cairan.

  Solusi : Menghindari makanan asin, ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk, jangan berdiri terlalu lama. 3) Sesak Nafas

  Fisiologi : Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan

  diafragma.

  Solusi : Atasi dengan tidak membawa berat, berjalan tegak menarik nafas dalam- dalam, tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan dipagi hari.

  4) Varises Fisiologi : Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih banyak. Solusi : Jangan berdiri atau duduk terlalu lama, duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi kaki lebih tinggi dari jantung, cobalah sering berjalan-jalan, sebagian besar

  varises

  akan lenyap ± 2-3 bulan setelah melahirkan. 5) Merasa Kepanasan

  Fisiologi : Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi. Solusi : Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi, gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat, jangan lupa untuk minum lebih banyak untuk menggantikan cairan yang keluar melalui pori-pori tubuh bumil. 6) Kontraksi Perut

  Fisiologi :

  Broxton Hicks kontraksi palsu, kontraksi

  berupa rasa sakit ringan, tidak teratur dan hilang bila duduk atau istirahat. Solusi : Istirahat cukup, hindari pekerjaan yang memberatkan, berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak, pakailah kasur yang nyaman.

  7) Konstipasi Fisiologi : Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron konstipasi juga karena tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah usus.

  Solusi : Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur), minum air yang banyak dan olahraga ringan. 8) Sering Kencing

  Fisiologi : Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil. Solusi : Batasi

   intake cairan sebelum tidur,

  tenangkan hati, memakai pembalut

perineum.

9) Terganggunya Tidur (

  Insomnia)

  Fisiologi : Setelah perut membesar, bayi menendang semakin sering, sehingga ibu sulit untuk tidur nyenyak selain itu ada perasaan cemas menanti waktu persalinan. Solusi : Menenangkan hati ibu,

  message atau

  memijat pinggang, minum susu hangat atau mandi hangat sebelum tidur, batasi minum setelah jam 4 sore agar saat tidur tidak terbangun karena sering BAK.

  h. Faktor resiko kehamilan dan tanda bahaya pada kehamilan lanjut 1) Kehamilan resiko tinggi

  Rochyati, dkk mengemukakan kriteria KRT adalah primimuda, primitua, umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,

  grandemulti, riwayat persalinan yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum, kelainan

  letak, kelainan medis, dan lain-lain (Manuaba. 2010 ; h. 241).

  2) Tanda bahaya pada kehamilan lanjut

  a) Perdarahan lanjut ( plasenta previa, solution placenta, gangguan pembekuan darah) b) Sakit kepala yang hebat

  c) Penglihatan Kabur

  d) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

  e) Keluar cairan pervaginam f) Gerakkan janin tidak terasa (Kusmiyati. 2008 ; h. 158). i. Kebutuhan gizi ibu hamil

  Menurut Kusmiyati (2008 ; h. 81), agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut : 1) Kalori

  Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagai sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 81).

  2) Asam folat Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami

  anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan

  menderita

  spina bifida (kondisi dimana tulang belakang tidak

  tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau (Kusmiyati. 2008 ; h. 82).

  3) Protein Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 82).

  4) Kalsium Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit

  osteoporosis. Susu dan produk olahan

  lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga (Kusmiyati Y. 2008 ; h 82). 5) Vitamin A

  Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai

  imunitas dan pertumbuhan janin (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 83).

  6) Zat Besi Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah

   hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena

anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki

  usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 82). 7) Vitamin C Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi.

  Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 83).

  8) Vitamin D Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat didapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan (Kusmiyati Y. 2008 ; h. 83). j. Asuhan kehamilan

  Menurut Astuti (2012; h. 205), dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun ruang lingkup pada ibu hamil meliputi : 1) Asuhan kebidanan pada trimester I

  a) Catat identitas ibu hamil

  b) Catat kehamilan sekarang

  c) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan yang lalu

  d) Catat penggunaan alat kontrasepsi sebelum kehamilan

  e) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap

  f) Melakukan pemeriksaan

  

abdomen

  g) Pemeriksaan obstetrik

  h) Pemeriksaan laboratorium i) Pemberian imunisasi

  tetanus toxsoid (TT)

  j) Menjelaskan ketidaknyamanan pada kehamilan k) Menjelaskan tanda bahaya trimester satu l) Pemberian obat rutin m) Konseling (Astuti. 2012 ; h. 205). 2) Asuhan kebidanan pada trimester II

  a) Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi pada kunjungan sebelumnya.

  b) Menilai keadaan janin selama kehamilan

  c) Melakukan pemeriksaan

  

abdomen

  d) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan

  e) Mendeteksi ketidaknyamanan dan komplikasi

  f) Pemberian obat secara rutin g) KIE (Astuti. 2012 ; h. 205).

  3) Asuhan kebidanan pada trimester III

  a) Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi pada kunjungan sebelumnya b) Menilai keadaan janin selama kehamilan

  c) Melakukan pemeriksaan kehamilan

  d) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan

  e) Mendeteksi ketidaknyamanan dan komplikasi

  f) Menjelaskan tanda-tanda persalinan

  g) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran menjadi orang tua (Astuti. 2012 ; h. 205). k. Jadwal kunjungan ulang Jadwal kunjungan ulang (Saifudin, dkk. 2006 ; H. 98).

  1) Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk : penapisan dan pengobatan perencanaan persalinan pengenalan

  anemia komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

  2) Kunjungan II (24

  • – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya penapisan

  preeklampsia, gamelli, infeksi alat

  reproduksi dan saluran perkemihan, mengulang perencanaan persalinan. 3) Kunjungan IV (36 minggu sampai akhir), sama seperti kegiatan kunjungan II dan III : mengenali adanya kelainan letak dan

  • – presentasi, memantapkan rencana persalinan, mengenali tanda tanda persalinan.

  2. PERSALINAN

  a. Definisi Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi dan normal, persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

  serviks,

  dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009 ; h. 109).

  Persalinan adalah proses dimana bayi,

  plasenta dan selaput

  ketuban keluar dari

  uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

  prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (

  inpartu) sejak uterus

  berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada

  serviks (membuka dan

  menipis) dan berakhir dengan lahirnya

  plasenta secara lengkap (Asuhan Persalinan Normal, 2008 ; h. 39).

  Dapat disimpulkan, persalinan adalah serangkaian proses dimana bayi,

  plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu

  dikatakan normal jika terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan presentasi belakang kepala tanpa ada penyulit.

  b. Etiologi Menurut Sondakh (2013 ; h. 2), terdapat beberapa teori antara lain :

  1) Penurunan kadar

  progesterone Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan

  terdapat keseimbangan antara kadar

  progesterone dan estrogen

  didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

  progesterone

  menurun sehingga timbul His (Sondakh. 2013 ; h. 2). 2) Teori

  oksitosin

  Pada akhir kehamilan kadar

  oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim (Sondakh. 2013 ; h. 2).

  3) Keregangan otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kotraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan (Sondakh. 2013 ; h. 2). 4) Pengaruh janin

  Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang

  peranan oleh karena pada

  anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa (Sondakh. 2013 ; h. 2).

  5) Teori

  prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah

  satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukan bahwa

  prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada

  setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar

  prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah

  perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan (Sondakh. 2013 ; h. 2).

  c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut Sondakh (2013 ; h. 4), factor yang mempengaruhi adalah

  1)

  Power

  Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran. Ibu melakukan kontraksi

  involunter dan volunteer secara bersamaan untuk

  mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus (Sondakh. 2013 ; h. 4). 2)

  Passage

  Jalan lahir terdiri panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,

  vagina dan introitus (lubang luar janin) janin harus dapat menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut (Sondakh. 2013 ; h. 4).

  3)

  Passanger

  Cara penumpang (

  passanger) atau janin bergerak disepanjang jalan

  lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi letak kepala, letak, sikap dan posisi janin (Sondakh. 2013 ; h. 4).

  Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai

  Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter

  turun pada umur kehamilan kira

  4) Psikoligikal respon Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang akan ia perlukan (Sondakh. 2013 ; h. 4). 5) Posisi ibu Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

  Posisi tegak memberikan keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa letih hilang, memberi rasa rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi (Melzack, dkk, 1991). Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.

  d. Mekanisme Persalinan 1) Pengertian

  Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari bagian depan janin terhadap jalan lahir.

  Hipomoklion adalah titik putar atau pusat pemutaran (Prawirohardjo. 2009 ; h. 310).

  2) Mekanisme persalinan letak belakang kepala

  a)

  Engagement (fiksasi) = masuk

  • – kira 36 minggu, sedangkan pada

  multigravida pada kira

  • – kira 38 minggu, kadang – kadang baru pada permulaan partus. (Wiknjosastro, 2005, h.129).

  Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge

III. Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat

  berubah posisi lagi, sehingga posisinya seolah

  • – olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu

  engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala dalam posisi

  melintang dengan sutura

  sagitalis melintang sesuai dengan bentuk

  yang bulat lonjong. Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan tetap berada di tengah yang disebut

  Synclitismus. Tetapi kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser

  kedepan atau kebelakang disebut Asynclitismus.

  Asynclitismus dibagi 2 jenis :

  (1) Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura sagitalis bergeser mendekati promontorium. (2)

  Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura

sagitalis mendekati symphisis (Prawirohardjo. 2009 ; h. 311).

  b) Descensus = penurunan

  • – Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor faktor yang mempengaruhi

  descensus : tekanan air ketuban,

  dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot – otot abdomen, ekstensi badan janin (Prawirohardjo. 2009 ; h. 311).

  c) Fleksi

  Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati

  sternum

  sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil

  suboksipito

bregmatikus ( 9,5 cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong

His kebawah kemudian menemui jalan lahir. Pada waktu kepala

  tertahan jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan kebawah (Prawirohardjo. 2009 ; h. 311).

  d) Putaran Paksi Dalam (internal rotation) Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -ubun kecil berada di bawah

  symphisis (HIII). Faktor-faktor yang

  mempengaruhi :perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang bulat dan lonjong ( Prawirohardjo. 2009 ; h. 312).

  e) Defleksi

  Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat

  perineum. Faktor yang

  menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu

  

defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput

  sebagai titik putar (

  hypomochlion) dibawah symphisis sehingga

  berturut

  • – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu (Prawirohardjo. 2009 ; h. 313).
f) Putaran paksi luar ( external rotation) Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan (arahnya sesuai dengan punggung bayi) (Prawirohardjo.

  2009 ; h. 314).

  (3) Fase deselerasi, pembukaan

  Asuhan kebidanan pada kala I :

  mekonium kental (JNPK-KR. 2008 ; h. 48).

  e) Ketuban pecah disertai dengan keluarnya

  d) DJJ ≤ 100 atau ≥ 180x/menit

  c) Tinggi fundus uteri ≥40 cm

  b) Temperatur ≥38°C, menggigil dan nyeri abdomen

  urine.

  a) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan terdapat protein dalam

  Tanda bahaya kala I

  serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm (lengkap).

  dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

  g) Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi (Cunningham, F Gary, dkk.

  (2) Fase

  akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

  b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu : (1) Fase

  serviks membuka 3 cm dan berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

  hingga

  serviks secara bertahap. Berlangsung

  hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I terbagi atas dua fase, yaitu : a) Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

  uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya),

  Menurut Sondakh (2013 ; h. 5) dimulai sejak terjadinya kontraksi

  e. Tahapan Persalinan 1) Kala 1

  2005 ; h. 225).

  a) Identitas b) Mengkaji riwayat kesehatan : riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kehamilan dahulu, his, ketuban, perdarahan per vaginam.

  c) Pemeriksaan fisik

  d) Pemeriksaan

  abdomen

  e) Pemeriksaan dalam

  f) Kemajuan pada kondisi janin harus dinilai dan dicatat yaitu denyut jantung janin setiap ½ jam (JNPK-KR. 2008 ; h. 58).

  g) Kemajuan pada kondisi ibu : frekuensi dan lamanya kontraksi

  uterus setiap ½ jam, nadi setiap ½ jam, pembukaan serviks setiap

  4 jam, penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam, produksi

  urine, aseton dan protein setiap 2-4 jam (JNPK-KR. 2008 ; h. 58).

  h) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi i) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan j) Memberikan asuhan sayang ibu k) Pengurangan rasa sakit l) Dukungan emosional m) Mengatur posisi n) Pemberian cairan dan nutrisi o) Kebutuhan psikologi p) Pencegahan infeksi q) Persiapan persalinan r) Persiapan rujukan (Sondakh, 2013 ; h. 106-120). 2) Kala II

  Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir (JNPK-KR. 2008 ; h. 79).

  Uterus dengan

  kekuatan

   his-nya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi

  hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada

  

primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala

  II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

  Asuhan Kala II

  a) Pemantauan ibu Menurut JNPK-KR (2008 ; h. 79), tanda-tanda kala II seperti : (1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi (2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum atau

  vagina

  (3)

  Perineum terlihat menonjol

  (4)

  Vulva-vagina dan sfinger ani membuka

  (5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah Tindakan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu adalah : (a) Tanda-tanda vital (b) Kandung kemih (c)

  Urine protein, keton

  (d) Hidrasi : cairan, mual, muntah (e) Kondisi umum (f) Kontraksi setiap 30 menit

  b) Kemajuan persalinan

  c) Pemantauan janin

  d) Asuhan dukungan Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat diberikan adalah : (1) Pemberian rasa aman, dukungan, keyakinan kepada ibu bahwa ibu mampu bersalin (2) Mengajari teknik rileksasi (3) Mengajari teknik meneran (4) Ikut sertakan dan hormati keluarga yang menemani (5) Berikan tindakan yang menyenangkan (6) Penuhi kebutuhan hidrasi (7) Penerapan pencegahan infeksi (8) Pastikan kandung kemih kosong (Sondakh. 2013 ; h. 133-134).

  Menurut JNPK-KR (2008 ; h. 79-117), 58 langkah Asuhan Persalinan Normal diantaranya :

  1. Memastikan adanya tanda kala II

  a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran b. Ibu merasa ada tekanan yang meningkat pada rectum dan

  vagina

  c. Perineum menonjol d.

  Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

  2. Memastikan kelengkapan partus set dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dengan tambahan : a. Menggelar kain di atas perut ibu

  b. Menyiapkan

   oksitosin dan alat suntik steril

  3. Memakai alat pelindung diri

  4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir

  5. Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan

  VT

  6. Memasukkan

  oksitosin ke dalam tabung suntik dengan

  menggunakan tangan yang memakai sarung tangan

  7. Melakukan

  vulva hygiene

  8. Melakukan periksa dalam (

  VT)

  9. Mendekontaminasikan sarung tangan yang telah di pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

  10. Memeriksa denyut jantung janin

  11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

  12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi serta ibu dalam keadaan mengejan

  13. Melaksanakan bimbingan untuk meneran ketika ada kontraksi

  14. Menganjurkan ibu untuk barbering miring ke kiri jika belum ada dorongan meneran

  15. Meletakkan handuk bersih si perut ibu apabila kepala bayi telah membuka dengan diameter 5-6 cm

  16. Meletakkan 1/3 kain (

  underpad) bersih di bawah bokong ibu

  17. Membuka tutup partus set dan peiksa kembali kelengkapannya

  18. Memakai sarung tangan DTT

  19. Melakukan tindakan setelah kepala Nampak 5-6 cm membuka

  vulva, melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain

  bersih dan kering, tangan yang lain (kiri) menahan kepala bayi agar mampu mengatur laju

  defleksi supaya tidak terlalu cepat, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.

  20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat

  30. Menjepit tali pusat menggunakan klem dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm dari

  (

  uterus kearah belakang-atas

  36. Menegangkan tali pusat setelah

  dan tangan kanan melakukan penegangan tali pusat

  simpisis

  35. Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu di tepi atas

  vulva

  34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari

  33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

  skin to skin

  32. Melakukan IMD dengan prinsip

  31. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat

  klem dorong tali pusat (pijat) kearah ibu dan lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama

  umbilicus bayi, sisi luar

  distal lateral

  21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

  24. Melakukan penelusuran sebelah tubuh dan lengan bayi lahir, berlanjut ke punggung bokong, tungkai serta kaki, memegang kedua mata kaki

  22. Menggerakkan atau memegang secara

  biparietal setelah adanya

  putaran paksi luar dengan cara gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakan kearah atas untuk melahirkan bahu belakang

  23. Menggeser tangan bawah kearah

  perineum untuk menyangga

  kepala lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan serta siku sebelah atas

  25. Melakukan penilaian bayi sepintas

  di 1/3 paha atas

  26. Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu

  27. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan janin tunggal

  28. Memberitahu pada ibu bahwa akan disuntik

  oksitosin

  29. Menyuntikkan

  oksitosin dalam waktu satu menit setelah bayi lahir

  dorsokranial) secara hati-hati

  37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga

  48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah perdarahan/ kehilangan darah

  a. 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan

  b. 15 menit pada satu jam kedua pasca persalinan

  c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

  47. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan

  masase uterus dan

  menilai kontraksi

  49. Memantau kontraksi

  46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan per

  uterus jumlah perdarahan, TFU, Nadi setiap

  15 menit pada jam pertama

  post partum serta setiap 30 menit,

  pada jam kedua

  post partum dan mengukur suhu setiap 2 jam

  50. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit) serta suhu normal (36,5-37,5 derajat Celcius)

  vaginam, yaitu :

  hepatitis B 1 jam setelah vitamin K

  plasenta lepas

  tidak ada bagian yang tertinggal

  38. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di

  introitus vagina, pegang dengan kedua tangan dan putar hingga

  selaput ketuban terpilin

  39. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 10 detik

  40. Memeriksa kelengkapan

  plasenta bagian fetal dan maternal serta

  41. Mengevaluasi kemungkinan

  45. Memberikan suntikan imunisasi

  laserasi pada vagina dan perineum

  42. Memastikan

   uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

  perdarahan pervaginam

  43. Memberi cukup waktu untuk kontak kulit ibu dengan bayi

  44. Melakukan penimbangan/pengukuran bayi, memberikan salep mata dan suntik vitamin K

  51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi selama 10 menit cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasikan

  52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai

  (1) Saat bayi dilahirkan, rahim berubah mengecil dan setelah bayi lahir uterus merupakan organ dengan dinding yang tebal dan rongganya hampir tidak ada. Posisi fundus

  plasenta terangkat dari dasarnya oleh hematom

  seolah-olah

  plasenta yaitu antara plasenta dan desidua basalis terjadi perdarahan, karena hematom membesar maka

  (2) Ditempat pelepasan

  implantasi plasenta.

  menjadi berlipat-lipat pada bagian yang terlepas dari dinding rahim karena tidak dapat mengikuti dari tempat

  plasenta juga sangat mengecil sehingga plasenta

  perlekatan

  uterus, maka tempat

  dibawah pusat, karena terjadi pengecilan

  uterus turun sedikit

  plasenta (JNPK-KR. 2008 ; h. 99) :

  53. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir darah dan memastikan ibu dalam keadaan bersih dan nyaman

  b) Sebab terlepasnya

  (2) Talipusat bertambah panjang (3) Darah menyembur secara tiba-tiba

  Uterus globuler

  (1)

  plasenta (JNPK-KR. 2008 ; h. 100) :

  a) Tanda-tanda lepasnya

  Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah lahirnya bayi dan selaput ketuban (JNPK-KR. 2008 ; h. 99) :

  58. Melengkapi partograf 3) Kala III

  57. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir

  56. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%

  55. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

  54. Memastikan ibu merasa nyaman, memantau ibu dalam pemberian ASI dan menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman kepada ibu dan makanan yang diinginkan

  tersebut sehingga daerah pelepasan plasenta meluas. c) Manajemen aktif kala III Tujuan manjemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III (JNPK-KR. 2008 ; h. 100). Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah yaitu:

  (1) Pemberian suntikan

   oksitosin

  (2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (3)

  Masase fundus uteri

  d) Kebutuhan ibu pada kala III Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu antara lain (Sondakh J.J.S.

  2013 ; h. 141) : (1) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk bayinya (2) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan (3) Pencegahan infeksi pada kala III (4) Memantau keadaan ibu (5) Melakukan kolaborasi atau rujukan bila terjadi kegawatdaruratan (6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi (7) Memberikan motivasi dan mendampingi selama persalinan kala

  III 4) Kala IV

  Kala IV merupakan tahapan pemulihan, yaitu periode yang kritis untuk ibu dan bayi baru lahir. Mereka bukan saja pulih dari proses fisik persalinan, tetapi juga memulai suatu hubungan baru (Bobak. 2006 ; h. 347).

  a) Perubahan fisiologis pada kala IV (1)

  Uterus Uterus terletak ditengah abomen kurang lebih 2/3 sampai ¾,

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 8

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY. R UMUR 35 TAHUN G3P2A0DI PUSKESMAS II SUMPIUH - repository perpustakaan

0 0 15

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, KELUARGA BERENCANA PADA NY. R UMUR 19 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS II KEMRANJEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL) DAN MASA ANTARA (KB)PADA NY. Y UMUR 36 TAHUN G3P2A0DI PUSKESMAS II TAMBAK - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KB NY.R UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU DI PUSKESMAS SOMAGEDE BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 12

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR DAN NIFAS PADA NY. M UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA BANYUMAS - repository perpustakaan

0 1 18

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU HAMIL TM III, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA (KB SUNTIK 3 BULAN) PADA NY.R UMUR 20 TAHUN G1P0A0 HAMIL 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS II KEMRANJEN – BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN,PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.R UMUR 30 TAHUN G1 P0 A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI DI PUSKESMAS SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, MASA ANTARA DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY. C UMUR 20 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 13