BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual - Lily Dwi Hayuningsih BAB II

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Menurut Kartono (Zulkarnain, 2015) komunikasi merupakan suatu

  proses untuk memberikan informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan, kepada orang lain dengan maksud agar orang lain berpartisipasi yang pada akhirnya informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan tersebut menjadi milik bersama antar komunikator dan komunikan.

  Komunikasi dapat terjadi apabila suatu sumber dapat membangkitkan respon pada komunikan melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas, salah satunya dalam pembelajaran matematika. Selain itu, siswa juga dituntut untuk mampu menerjemahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol-simbol matematika.

  Komunikasi marupakan bagian yang sangat penting pada pembelajaran matematika. Sebagaimana diungkapkan oleh Clark (2005) komunikasi merupakan cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Melalui komunikasi ide dapat dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan mempermanenkan ide serta proses komunikasi juga dapat

  6 menjelaskan ide. Ketika para siswa ditantang mengenai pikiran dan kemampuan berpikir mereka tentang matematika dan mengkomunikasikan hasil pikiran mereka secara lisan atau dalam bentuk tulisan, mereka sedang belajar menjelaskan dan menyakinkan. Hal ini dapat merangsang motivasi siswa untuk mempelajari matematika. Menurut Kaur dan Toh (2012) komunikasi dapat mengacu pada kemampuan untuk menggunakan bahasa matematika dalam mengekspresikan ide-ide matematika dan argumen yang tepat, ringkas dan logis. Komunikasi juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman matematika dan mempertajam pemikiran matematika mereka.

  Menurut NCTM (2000) komunikasi matematis merupakan suatu cara siswa untuk mengungkapkan ide-ide matematis mereka baik secara lisan, tertulis, gambar, diagram, menggunakan benda, menyajikan dalam bentuk aljabar, atau menggunakan simbol matematika. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu syarat penting yang membantu dalam proses penyusunan pikiran dalam menghubungkan antar gagasan sehingga dapat dimengerti orang lain. Salah satu bentuk komunikasi matematis adalah kegiatan memahami matematika. Memahami matematika memiliki peran sentral dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, kegiatan memahami mendorong siswa lebih aktif dalam belajar. Menurut Kennedy (2008) komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk membaca dan menuliskan simbol-simbol matematika. Pada setiap pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat berbagi pemikiran dan meningkatkan pemaham mereka melalui diskusi lisan dan tertulis.

  Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengekspresikan ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan yang dapat berupa kata-kata, gambar, simbol, notasi, istilah serta grafik yang disertai dengan penjelasan secara tertulis untuk memperjelas ide yang mereka miliki.

  Menurut Greenes dan Schulman (Ansari, 2016) komunikasi matematis merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematis, (2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematis, (3) wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide. Hal ini berarti dengan adanya komunikasi matematis guru dapat lebih memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasikan dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep yang mereka pelajari.

  Menurut Baroody (Ansari, 2016) alasan penting mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. kedua,

  

mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial

  dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antar guru dan siswa. Dengan demikian, komunikasi matematis baik sebagai alat bantu berpikir maupun sebagai aktivitas sosial adalah kemampuan yang mendapat rekomendasi para pakar agar terus ditumbuhkembangkan di kalangan siswa.

  Menurut Clark (Asikin, 2013) Komunikasi matematis memiliki peranan penting dalam pembelajaran matematika. Hal itu dikarenakan komunikasi dapat berperan sebagai: a.

  Alat untuk mengeksploitasi ide matematika dan membantu kemampuan siswa dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika.

  b.

  Alat untuk mengukur pertumbuhan pemahaman dan merefleksikan pemahaman matematika pada siswa.

  c.

  Alat untuk mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika siswa.

  d. Alat untuk mengkonstruksikan pengetahuan matematika, pengembangan pemecahan masalah, peningkatan penalaran, menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan keterampilan sosial.

  Menurut NCTM (2000), indikator yang termasuk dalam kemampuan komunikasi matematis yaitu: a.

  Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual.

  b.

  Kemampuan memahami, menginterprestasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya.

  c.

  Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. Menurut Sumarmo (2012) indikator yang termasuk pada komunikasi matematis di antaranya adalah: a.

  Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide atau model matematis.

  b.

  Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan.

  c.

  Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa /simbol matematika.

  d.

  Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika.

  e. Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis.

  f.

  Menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.

  Dari uraian di atas, maka indikator kemampuan komunikasi matematis secara tertulis yang akan digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: a.

  Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam model matematika.

  Siswa dikatakan dapat membuat model matematika ketika dapat mengubah informasi dari soal ke dalam model matematika dengan menggunakan simbol-simbol atau bahasa matematika yang tepat. Contoh : Sebuah akuarium mempunyai ukuran panjang 1,2 m, lebar 0,6 m dan tinggi 0,5 m diisi air nya. Susunlah model matematika untuk

  ⁄

  menghitung volume air dalam akuarium, kemudian selesaikan dan berikan penjelasan langkah pengerjaannya ! Penyelesaian : Diketahui : Sebuah akuarium dengan ukuran:

   

    air dalam akuarium Telah diiisi ⁄

  Ditanya : Volume air dalam akuarium yang telah terisi air nya?

  ⁄

  Jawab : Maka, untuk menghitung volume air (akuarium) adalah :

  ⁄ ⁄ ⁄

  ⁄ ⁄ Jadi, volume akuarium ) adalah ⁄ ( .

  b. Mengekspresikan ide-ide matematika ke dalam bentuk visual/gambar.

  Siswa dikatakan dapat mengekspresikan ide matematika ke dalam bentuk visual/gambar apabila siswa dapat menggambarkan bentuk apa yang dimaksud di dalam soal uraian. Contoh : Seorang pedagang membuat es krim dan memasukannya ke dalam wadah berbentuk kubus dengan panjang rusuk 50 cm, hingga terisi penuh. Untuk menjualnya pedagang tersebut mengemasnya ke dalam wadah berbentuk balok dengan panjang 15 cm, lebar 5 cm dan tinggi 3 cm. Gambarkan permasalahan tersebut ke dalam bentuk gambar beserta ukurannya sehingga mudah dipahami ! Penyelesaian :

  = 50 cm

  

p

  Ilustrasi gambar Kubus :

  t = 50 cm l = 50 cm Gambar 2.1

  t = 3 cm

  Balok :

  l = 5 cm p = 15 cm

Gambar 2.2 c.

  Menyusun argumen penyelesaian masalah secara tertulis.

  Siswa dikatakan dapat menyusun argumen penyelesaian apabila siswa dapat menuliskan pendapat mengenai jawabannya secara tepat.

  Contoh : Suatu kolam renang berbentuk balok dengan ukuran panjang 50 m, lebar 15 m dan kedalaman 1,5 m. Pada kolam renang tersebut bagian dalamnya akan dicat. Jika kaleng cat jenis A dapat mengecat 4800 dengan harga Rp. 77.000,00 dan kaleng cat jenis B dapat mengecat 6300 dengan harga Rp. 120.000,00 . Tentukan : a.

  Jenis cat manakah yang paling menguntungkan jika digunakan untuk mengecat kolam seluruhnya? b. Berikan alasannya? Penyelesaian : Diketahui :

   

    Kaleng cat jenis A dapat mengecat 4800 dengan harga Rp.

  77.000,00

   Kaleng cat jenis B dapat mengecat 6300 dengan harga Rp. 120.000,00 Ditanya : a.

  Jenis cat manakah yang paling menguntungkan jika digunakan untuk mengecat kolam seluruhnya? b. Berikan alasannya? Jawab : a.

  Untuk menghitung berapakan banyak kaleng yang diperlukan, maka terlebih dahulu mencari: Luas bagian dalam kolam : Kemudian, menghitung banyaknya kaleng cat untuk mengecat kolam seluruhnya :

I. Total harga 20 × Rp. 77.000,00 = Rp. 1.540.000,00 II.

  Total harga 15 × Rp. 120.000,00 = Rp. 1.800.000,00 b.

  Menurut saya, jenis kaleng cat yang paling menguntungkan adalah jenis A, karena kaleng cat jenis A lebih murah secara satuan dan tetap murah apabila dihitung secara keseluruhan kebutuhan.

2. Motivasi Belajar a.

  Pengertian Motivasi Menurut Isabandi (Uno, 2011) istilah motivasi belasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Donald (Hamalik, 2009) motivasi adalah perubahan energi yang ada dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari adanya rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan suatu aktivitas tertentu (Uno, 2011). Motivasi adalah kondisi jiwa yang mengerakkan, mendorong, mengarahkan dan menyalurkan perilaku dan tindakan seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan (Sondang Siagian, 2004: 142).

  Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi berupa dorongan dan kekuatan yang disebabkan oleh adanya rangsangan baik internal maupun eksternal untuk melakukan suatu aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu.

  Dalam psikologi belajar, motivasi selalu mendapat perhatian khusus karena motivasi merupakan gejala jiwa yang dapat mendorong manusia untuk bertindak atau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan. Motivasi yang ada pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1)

  Kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok.

  2) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.

  3) Seringkali terdapat umpan balik yang konkret tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.

  (Uno, 2011) Motivasi yang ada dalam diri seseorang mempunyai beberapa fungsi, diantaranya : 1)

  Mendorong seseorang untuk berbuat, yakni tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

  2) Menentukan arah perbuatan, yakni memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

  3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan denga menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

  (Sardiman, 2011) b. Pengertian Belajar

  Menurut Gagne (Ratna Willis, 2011) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Menurut Morgan (Soekamto, 1993) mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Menurut Gage dan Barliner (Dimyati, 2006) belajar merupakan suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dan pengalaman yang diperolehnya.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang melalui interaksi yang terbentuk dari hasil latihan dan pengalaman. Menurut Sardiman (2011) ada tiga jenis tujuan belajar, antara lain : 1)

  Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya.

  2) Penanaman konsep dan keterampilan

  Penanaman konsep atau merumuskan konsep membutuhkan suatu keterampilan. Keterampilan dapat diperoleh dengan banyak melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru. 3) Pembentukan sikap

  Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya sekedar sebagai pengajar, tetapi harus benar-benar sebagai pendidik yang memindahkan nilai-nilai tersebut kepada siswanya sehingga akan tumbuh kesadaran dan kemauan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

  c.

  Pengertian Motivasi Belajar Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai (Sardiman, 2011). Motivasi belajar merupakan suatu dorongan internal dan eksternal yang terdapat pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2011).

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.

  Adapun menurut teori psikoanalitik mengenai ciri-ciri motivasi dalam belajar, antara lain : 1)

  Tekun menghadapi tugas 2)

  Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa) 3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk diselesaikan 4)

  Lebih senang bekerja mandiri 5)

  Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6)

  Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7)

  Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 8)

  Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2011) Masing-masing pendapat dari ciri-ciri motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2011), memiliki penjelasan sebagai berikut : 1)

  Tekun menghadapi tugas Siswa akan mengerjakan sesuatu secara terus menerus untuk menyelesaikan suatu masalah (soal) dan akan berhenti jika sudah selesai. 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)

  Siswa tidak akan mudah putus asa dan akan terus mencoba hingga menemukan jawaban yang benar.

  3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk diselesaikan

  Memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dan memiliki minat lebih untuk menyelesaikan bermacam-macam tugas. 4)

  Lebih senang bekerja mandiri Pada saat siswa menyelesaikan tugas, ia akan lebih suka mengerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.

  5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

  Lebih menyukai hal-hal baru yang kreatif, bukan hal-hal yang berulang-ulang begitu saja dan terlalu monoton.

  6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

  Siswa akan mempertahankan hal yang diyakininya, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat teman walaupun jawabannya berbeda.

  7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

  Akan yakin terhadap hasil yang akan diperoleh karena dikerjakan sesuai dengan kemampuan pribadi.

  8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

  Mempunyai minat terhadap bentuk soal lain yang lebih tertantang untuk mencari solusi yang tepat.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang termotivasi memiliki ciri-ciri : tekun mengerjakan tugas, senang memecahkan masalah, adanya minat yang tinggi, ulet menghadapi kesulitan, bekerja mandiri, interaksi tinggi, tidak mudah melepas hal yang diyakini.

  Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar unutk mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan keinginan belajar yang menarik (Uno, 2011).

  Menurut Benni (2013) ada dua dimensi sebagai ukuran untuk mengetahui bagaimana keadaan motivasi belajar matematika siswa yaitu dimensi semangat untuk belajar matematika dan dimensi usaha siswa dalam belajar matematika. Kemudian dari dimensi tersebut diuraikan lagi menjadi beberapa indikator motivasi belajar yang diadaptasi dari ciri-ciri motivasi menurut Sardiman (2011) sebagai berikut:

Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar

  

No Dimensi Indikator

  Kebutuhan Semangat untuk belajar Keyakinan diri 1. matematika Tujuan yang ingin dicapai

  Kebanggaan Keuletan

  Usaha dalam belajar Penerimaan tugas 2. matematika Tanggung jawab terhadap tugas

  Umpan balik 3. Bangun Ruang Sisi Datar

  Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bangun ruang sisi datar merupakan salah satu dari sekian banyak materi yang diajarkan dalam pembelajaran matematika dan merupakan salah satu materi yang terdapat dalam Ujian Nasioanal tingkat SMP/MTs.

  Materi bangun ruang sisi datar terdapat pada semester genap kelas VIII. Pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Standar Kompetensi :

  5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian- bagiannya serta menentukan ukurannya.

  Kompetensi Dasar : 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

  5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

  Indikator yang digunakan dalam pembuatan soal tes kemampuan komunikasi matematis, antara lain : Indikator :

  5.2.1 Membuat jaring-jaring kubus

  5.2.2 Membuat jaring-jaring balok

  5.3.1 Menghitung luas permukaan kubus

  5.3.2 Menghitung luas permukaan balok

  5.3.3 Menghitung volume kubus

  5.3.4 Menghitung volume balok B.

   Penelitian Relevan

  Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan terkait kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa, yaitu menurut Ali Awa (2013), kemampuan komunikasi yang dimilki oleh siswa pada tiap aspek memiliki tingkat perbedaan. Hal ini, terlihat bahwa presentase rata-rata tingkat kemampuan pada aspek “manyatakan dan mengilustrasikan suatu model matematika menjadi bentuk ide matematika” lebih tinggi daripada aspek “menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk model matematika”.

  Menurut Benni Al Azhri (2013), motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika berada pada kategori baik, walaupun kecenderungan usaha dalam belajar lebih rendah daripada semangat belajar yang terdapat di dalam diri siswa, terlihat dari presentase penerimaan dan tanggung jawab terhadap tugas yang menunjukan angka paling rendah diantara indikator lainnya. Penyebab yang paling dominan adalah karena sebagian siswa malas dalam melaksanakan tugas terlebih mereka menganggap soal dan tugas itu terasa sulit serta membosankan. Adapun persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian diatas yaitu sama-sama mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis dan juga motivasi belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian, pengambilan subjek, tempat penelitian dan indikator yang digunakan.

C. Kerangka Pikir

  Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan ide-ide permasalahan, strategi maupun solusi matematika. Jika siswa dapat menyampaikan suatu ide-ide matematika dan menghubungkan antar konsep matematika serta penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa tersebut akan mudah memahami keseluruhan materi yang ada dalam matematika. Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipartisi menjadi beberapa bagian karena matematika merupakan satu kesatuan yang utuh. Proses belajar siswa akan sulit berjalan dengan lancar tanpa adanya motivasi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan tertarik untuk mengerjakan berbagai tugas yang diberikan karena mereka termotivasi untuk menyelesaikannya.

  Setelah guru mengetahui kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika maka guru akan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi ini akan dijadikan sebagai acuan bahan pertimbangan oleh guru untuk mencari model, strategi dan metode untuk menerapkan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika di salah satu kelas VIII SMP Negeri 4 Purwokerto.

  Tujuan dari seorang guru mencari model, strategi atau metode ini adalah agar kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika lebih baik serta mendapat hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Berdasarkan hasil Ujian Tengah Semester (UTS) siswa kelas VIII G peneliti mengkategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

  Peneliti memilih 9 siswa dengan mengambil masing-masing 3 siswa untuk diberikan tes kemampuan komunikasi matematis dan angket motivasi belajar Setelah tes dilaksanakan, maka akan dilakukan wawancara kepada 9 responden tersebut untuk mendapatkan data yang menunjang hasil tes tertulis.

  Setelah itu hasil tes, angket dan wawancara akan di analisis oleh peneliti dan kemudian akan dibuat laporan penelitiannya.