KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA SKRIPSI

KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Oleh: Martina Baololon Hayon NIM: 071124034 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA

  Oleh: Martina Baololon Hayon

  NIM: 071124034 Telah disetujui oleh:

  Tanggal 26 Juli 2012

SKRIPSI KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Martina Baololon Hayon

  NIM: 071124034 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Agustus 2012 dan dinyatakan memenuhi syarat.

  SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan Ketua : Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd. …………… Anggota : 1. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. …………… 2. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd .

  ....………..

3. Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum. ……………

  Yogyakarta, 27 Agustus 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Sanata Dharma

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk Kongregasi Suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia, kedua orang tua, ketiga adikku, dan sahabat, yang telah memberi dukungan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  MOTTO

  “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pkh. 3:11)

  Aku bahagia bahwa aku masih dapat bekerja untuk Tuhan”

  (Sr. Maria Aloysia Wolbring, 5 Juli 1885)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.

  

Yogyakarta, 27 Agustus 2012

Penulis,

  Martina Baololon Hayon

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Martina Baololon Hayon NIM : 071124034 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi perpustakaan Universitas Snata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

  

KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA

MARIA DI PROVINSI INDONESIA. Dengan demikian penulis memberikan

  kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, 27 Agustus 2012 Yang menyatakan,

  Martina Baololon Hayon

  

ABSTRAK

  Judul skripsi KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER

  

ST. BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA, dipilih berdasarkan

  keprihatinan mengenai ketidaktaatan para suster dalam menghayati tri kaul terutama kaul ketaatan. Banyak kaum religius zaman ini termasuk para suster St. Bunda Maria kurang menghayati kaul ketaatan sehingga terkadang dalam menerima dan melaksanakan tugas perutusan hanya mengandalkan diri sendiri.

  

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana para suster St.

  Bunda Maria di Provinsi Indonesia dapat menghayati ketaatan iman yang diteladankan Maria dalam menerima tugas dan perutusan dari Tuhan sebagai Bunda Sang Penebus sampai di bawah kaki salib Putranya. Untuk menjawab permasalahan pokok di atas penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis kajian pustaka dan penelitian yang menggambarkan sejauh mana pemahaman para suster mengenai ketaatan, iman dan penghayatan dalam hidup sehari-hari.

  Penulis menemukan gagasan dasar yang dapat membantu para suster St. Bunda Maria di Provinsi Indonesia menghayati kaul ketaatan dalam tugas dan perutusan yaitu belajar dari ketaatan iman Maria dalam menerima dan melaksanakan tugas perutusan dari Tuhan. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis menjabarkan tiga hal pokok yaitu: pertama, sejarah Kongregasi Suster- suster St. Bunda Maria Coesfeld, kedua, gambaran ketaatan iman Maria dalam karya penyelamatan Allah, ketiga katekese model Shared Christian Praxis (SCP) untuk dapat membantu para suster St. Bunda Maria di Provinsi Indonesia menghayati ketaatan iman Maria dalam tugas dan perutusan.

  

ABSTRACT

  The title of this undergraduate thesis KETAATAN IMAN MARIA

BAGI SUSTER-SUSTER ST. BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA,

  is chosen based on the concern of disobedience of sisters in living the three vows especially the vow of obedience. Many religious nowadays including Sisters of Notre Dame do not really appreciate obedience and sometimes accept and live their ministry relying on themselves.

  

The fundamental question of this undergraduate thesis is how the sisters of

  Notre Dame of the Indonesian Province are able to live an obedience of faith as exemplified by Mary who accepted the task and mission of God to be Mother of God, the Redeemer, Mary who accompanied Jesus until her final surrender under the cross of her Son. Answering this main question, the writer uses a descriptive analysis of the study and research library to describe the understanding of the sisters about obedience as related to faith and the appreciation of it in everyday life.

  The writer found the basic idea in helping the sisters of Notre Dame in the Indonesian Province to live the vow of obedience in their ministry and mission is to learn from the obedience of faith of Mary in accepting and carrying out her task and mission from God. Therefore, in this undergraduate thesis, the writer outlines three topics: first, the history of the Congregation of the Sisters of Notre Dame of Coesfeld; second

  , the image Mary’s obedience of faith in God’s work of salvation; and third, the catecheses of the Shared Christian Praxis (SCP) model. All of these are used to help the sisters of Notre Dame in the Indonesian Province living in the spirit of Mary’s obedience of faith in their ministry and mission.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur atas anugerah kasih Tuhan yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul:

KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER ST. BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA.

  Skripsi ini dibuat bertolak dari keprihatinan penulis mengenai merosotnya penghayatan tri kaul para suster St. Bunda Maria terutama kaul ketaatan. Krisis pendangkalan iman menyebabkan ketidaktaatan para Suster di dalam menerima dan melaksanakan tugas perutusan. Oleh karena itu penyusunan skripsi ini bertujuan untuk membantu para suster St. Bunda Maria di Provinsi Indonesia untuk menjadikan Maria sebagai teladan ketaatan iman dalam menghayati panggilan hidup sebagai seorang Suster St. Bunda Maria. Selain itu skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada: 1.

  Rm. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. selaku Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan dan perhatian bagi penulis dalam

  2. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, S,J. selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing penulis dengan penuh kesetiaaan dan kesabaran terutama memberikan masukan-masukan sehingga penulis semakin termotivasi menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  3. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan dosen penguji yang selalu memberikan dukungan bagi penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum, selaku dosen penguji yang telah memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Segenap staf dosen dan karyawan program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik serta membimbing serta mendukung penulis selama belajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  6. Sr. Maria Robertin, SND selaku Provinsial SND Provinsi Indonesia dan Sr.

  Regina Maria, SND selaku pembimbing Suster-suster kaul sementara yang telah mendukung dan memotivasi penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  7. Sr. Maria Anita, SND selaku pimpinan komunitas, Sr. Maria Etha, SND, Sr.

  Maria Irenia, SND selaku anggota komunitas, juga para suster di manapun berkarya yang telah memberikan perhatian dan kasih dengan caranya masing- masing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat seperjuangan mahasiswa angkatan 2007 / 2008 yang turut berperan dalam memurnikan motiasi penulis untuk menjadi seorang pewarta kabar gembira di zaman yang penuh tantangan ini.

  9. Kedua orang tua dan ketiga adikku yang memberikan perhatian berupa dukungan doa selama penulis menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah dengan tulus membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 27 Agustus 2012 Penulis,

  Martina Baololon Hayon

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii

  ABSTRACT ...................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ...................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang .....................................................................................

  B.

  8 Rumusan Masalah ................................................................................

  C.

  8 Tujuan Penulisan ..................................................................................

  D.

  9 Manfaat Penulisan .................................................................................

  E.

  9 Metode penulisan .................................................................................

  F.

  9 Sistematika Penulisan ...........................................................................

  BAB II. SEJARAH KONGREGASI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA COESFELD DAN GAMBARAN KETAATAN IMAN MARIA DALAM KARYA PENYELAMATAN ALLAH .............

  12 A. Sejarah Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld ...... 12 1.

  Riwayat Hidup Santa Yulia (ibu rohani) ..................................... 13 a.

  Latar Belakang Kehidupan dan Perjalanan Panggilan Santa Yulia .......................................................................................

  14 b. Santa Yulia dan Santa Maria ................................................ 16 2. Riwayat hidup Sr. Maria Aloysia Wolbring (Ibu Pendiri) ........... 17

  b.

  Mentari .................................................................................. 18 c. Kuncup .................................................................................. 19 d. Mekar .................................................................................... 22 e. Badai ..................................................................................... 24 f. Buah ...................................................................................... 25 B. Gambaran Ketaatan Iman Maria dalam Karya Penyelamatan Allah ... 26 1.

   Gambaran mengenai Ketaatan ....................................................... 27 a.

  Arti Ketaatan ........................................................................ 27 b. Ketaatan Kristus .................................................................... 27 c. Kaul Ketaatan ........................................................................ 29 d. Kaul Ketaatan menurut Konstitusi Suster-suster Santa Bunda Maria ..........................................................................

  32 e. Tantangan Kaul Ketaatan ....................................................... 32 f.

  Tanggapan Kaum Religius .................................................... 34 g.

  Ketaatan dan Kedewasaan Pribadi ........................................ 34 2.

   Gambaran mengenai Iman ............................................................. 35 a.

  Iman menurut Perjanjian Lama ............................................. 35 b. Iman Menurut Perjanjian Baru .............................................. 36 3.

   Fungsi Iman .................................................................................... 39 a.

   Iman sebagai Dasar Pembedaan Roh .................................... 39 b.

   Iman Sebagai Pedoman Hidup .............................................. 40 4. Gambaran mengenai Maria ............................................................ 41 a.

  Siapa Bunda Maria? ............................................................ 41 b.

  Maria dalam Tradisi Gereja .................................................. 42 1)

  Bunda Allah ................................................................... 42 2)

  Ibu Orang Beriman ......................................................... 42 3)

  Hamba Tuhan ................................................................. 43 4)

  Murid Teladan dan Rasul Pertama ................................. 44 c. Maria dalam Konstitusi Suster-suster Santa Bunda Maria............ 45 d.

  Maria dalam Penghayatan Hidup Sehari-hari Suster-suster Santa

  e.

  55 BAB III. PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN KETAATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA ............................................

  Makna Ketaatan ....................................................................... 69 b.

  Analisis Deskriptif ........................................................................ 62 2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 69 a.

  Waktu Penelitian ..................................................................... 60 4. Responden Penelitian ................................................................... 60 5. Metode Penelitian ......................................................................... 60 6. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 60 7. Variabel Penelitian ...................................................................... 61 B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 62 1.

  Tempat Penelitian .................................................................... 59 b.

  Tujuan Penelitian ........................................................................... 58 2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 59 3. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 59 a.

  58 A. Metodologi Penelitian ........................................................................ 58 1.

  Sr. Aloysia Wolbring (ibu pendiri), Pengaruh Zaman dan Penghayatan Kaul ........................................................................

  Ketaatan Iman Maria dalam Karya Keselamatan Allah .............. 46 1)

  Maria yang Pendoa ......................................................... 54 g. Hubungan antara Bunda Maria, St. Yulia (ibu rohani),

  Maria yang Kontemplatif ............................................... 53 3)

  52 2)

  1) Maria yang Menyerahkan Diri Seutuhnya kepada Allah ...............................................................................

  Maria Sesudah Yesus Naik ke Surga ............................. 50 f. Perwujudan Iman Maria ............................................................... 51

  Maria dan Hidup Yesus di Muka Umum ....................... 48 3)

  Maria dalam Masa Kanak-kanak Yesus ......................... 46 2)

  Iman dalam Ketaatan ............................................................... 69

  BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI PARA SUSTER SANTA BUNDA MARIA DI PROVINSI INDONESIA .....................................................................

  73 A. Gambaran mengenai Katekese ........................................................... 74 1.

  Pengertian Katekese ....................................................................... 74 2. Tujuan Katekese ............................................................................. 76 3. Tugas - tugas Katekese ................................................................... 77 a.

  Katekese Memberitakan Sabda Allah, Mewartakan Kristus ... 78 b.

  Katekese Mendidik untuk Beriman ....................................... 78 c. Katekese mengembangkan Gereja ...................................... 78 4. Unsur - unsur Katekese ................................................................... 79 a.

  Pengalaman atau Praktek Hidup .............................................. 79 b.

  Komunikasi Pengalaman Iman ................................................ 79 c. Komunikasi dengan Tradisi Kristiani ...................................... 79 d.

  Arah Keterlibatan Baru ............................................................ 80 5. Peranan Katekese bagi Suster-suster St. Bunda Maria dalam Menghayati Ketaatan Iman Maria .................................................

  80 B. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ..................... 81 1.

  Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) .................................... 82 a.

  Shared ...................................................................................... 82 b.

  Christian .................................................................................. 82 c. Praxis ....................................................................................... 82 2. Langkah-langkah Katekese Umat model Shared Christian Praxis (SCP) .............................................................................................

  83 a. Langkah 0 (Awal): Pemusatan Aktivitas ................................ 83 b.

  Langkah I (Pertama): Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual ...................................................................................

  84 c. Langkah II (Kedua): Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman

  d.

  Langkah III (Ketiga): Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau .....................................................

  85 e. Langkah IV (Keempat): Tafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta .......................

  85 f. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi makin Terwujudnya Kerajaan Allah Di Dunia ..................................

  86 C. Usulan Program Katekese ......................................................................

  87 1. Tujuan Usulan program Katekese .................................................. 87 2.

  Pemikiran Dasar atas Usulan Program Katekese ........................... 88 3. Matriks Usulan Program Katekese ................................................. 89

  D. Contoh Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) ...................... 93 1. Identitas Pertemuan ...........................................................................

  93 2. Pemikiran Dasar .................................................................................

  94 3. Pengembangan Langkah-langkah ......................................................

  96 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 106 A. Kesimpulan ............................................................................................ 106 B. Saran ...................................................................................................... 109

  DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 114 LAMPIRAN .................................................................................................... 116 Lampiran 1. Surat Pengantar Lembar Penelitian ........................................ (1) Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ............................................................... (2) L ampiran 3. Cerita: “Kekuatan Doa” ......................................................... (5) Lampiran 4. Bacaan Kitab Suci ................................................................. (6) Lampiran 5. Lagu Pembuka ....................................................................... (7) Lampran 6. Lagu Penutup ......................................................................... (8)

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH A.

   Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab

  

Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga

  Biblika Indonesia: Ef : Efesus Gal : Galatia Kej : Kejadian Kis : Kisah Para Rasul

  1 Kor : 1 Korintus Luk : Lukas Mat : Matius Mi : Mikha Mrk : Markus Rom : Roma

  2 Tim : 2 Timotius Yer : Yeremia Yoh : Yohanes B.

   Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT : Catechesi Tradendae, Dokumen anjuran apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964 PC : Perfectae Caritatis, Dekrit tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius, 28 Oktober 1965

C. Singkatan Lain

  Art : Artikel Bdk : Bandingkan Jl : Jalan KAS : Keuskupan Agung Semarang Konst : Konstitusi MAWI : Majelis Agung Waligereja Indonesia No : Nomor PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PS : Puji Syukur RT : Rukun Tetangga SCP : Shared Christian Praxis SJ : Societas Jesu (Serikat Yesus) SND : Soeurs De Notre Dame (Kongregasi Suster-suster St. Bunda Maria) St : Santa YHWH : Yahwe

D. Istilah-istilah

   Anawim : Orang-orang kecil (miskin, sederhana, rendah hati)

Magnificat : Lagu pujian Santa Maria sebagai jawaban atas salam Santa

  Elisabet Kongregasi : Lembaga hidup bersama menurut tiga nasehat Injil yaitu kemiskinan, kemurnian dan ketaatan Konstitusi : Peraturan dasar untuk pengarahan hidup serta karya para anggota lembaga hidup bakti

  

Kontemplatif : Menandakan cara hidup yang mengutamakan kehidupan tenang

  dan bertapa

  

Kulturkampf : Usaha pemerintah untuk mengawasi kehidupan intern dan

  mengadakan monopoli Negara di bidang pendidikan

  Theotokos : Gelar Maria sebagai Bunda Allah

BAB I PENDAHULUAN Setiap orang beriman dikaruniai rahmat panggilan yang berbeda dari Tuhan. Salah satunya adalah panggilan hidup membiara. Melalui pengikraran tri

  kaul, kaum religius menyatakan kesetiaan dan kerelaan mempersembahkan diri seutuhnya untuk hidup murni, miskin dan taat demi Kerajaan Allah. Seiring dengan perkembangan zaman ini, kesetiaan dalam penghayatan tri kaul bagi kaum religius pun semakin memprihatinkan, salah satunya adalah kaul ketaatan. Oleh karena itu dalam bab ini, saya akan memaparkan realita penghayatan kaul ketaatan Suster-suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia.

  Bab ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

A. LATAR BELAKANG

  Hidup religius adalah salah satu dari karunia Roh atau kharisma bagi mereka yang dipanggil. Pembaktian hidup religius dinyatakan melalui pengikraran dan penghayatan tiga nasehat Injil yaitu kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Persekutuan religius tidak dibentuk oleh kehendak manusia dan kepentingannya tetapi atas kehendak dan kepentingan Tuhan sendiri. Oleh karena itu para anggota tarekat mana pun juga hendaknya mengingat, bahwa mereka pertama-tama telah mereka bukan hanya mati bagi dosa (bdk. Rom 6:11), melainkan dengan mengingkari dunia hidup bagi Allah semata-mata, sebab seluruh hidup telah mereka baktikan untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini merupakan suatu penyucian istimewa yang secara mendalam berakar dalam pembabtisan dan mengungkapkannya secara lebih utuh. Karena penyerahan diri itu telah diterima oleh Gereja, maka hendaknya mereka menyadari kewajiban mereka untuk mengabdi kepadanya. Pengabdian kepada Allah harus sungguh kuat mendorong mereka untuk mengamalkan keutamaan-keutamaan dan mengembangkannya terutama kerendahan hati dan ketaatan, kekuatan dan kemurnian yang berarti keikutsertaan mereka dalam pengosongan diri Kristus (bdk. Flp 2:7-4), juga dalam kehidupan-Nya dalam Roh (bdk. Rom 8:1-13).

  Dengan kaul ketaatan tidak berarti bahwa kaum religius kehilangan kemerdekaan, tetapi kaum religius dalam kemerdekaan terbuka kepada kehendak Ilahi, yang disampaikan kepada mereka melalui situasi hidup. Ketaatan merupakan tuntutan bagi setiap orang. Bagi orang yang memeluk hidup membiara, ketaatan merupakan jalan kehidupan. Oleh karena itu ketaatan dikaulkan. Hidup membiara secara khusus dan menyeluruh mengungkapkan aspek religius hidup manusia. Dengan demikian kepekaan dan keterbukaan terhadap situasi dan peristiwa hidup manusia merupakan syarat mutlak hidup membiara.

  Kehendak Allah yang memanggil itu sampai kepada mereka lewat hidup yang konkrit. Kepekaan dan keterbukaan dapat membuat kaum religius intensif dan menyeluruh hadir di hadirat Allah. Bila orang mampu menempatkan pada dasar hidup dalam kejernihan, ketenangan, kesederhanaan dan kesatuan dengan Allah. Dalam suasana itu orang berkembang dan terlibat pada situasi di luar dirinya. Dengan demikian titik tolak seseorang bukan apa yang menjadi kehendaknya sendiri melainkan apa yang menjadi kehendak Allah melalui situasi hidup yang dialami. Ketaatan hidup membiara merupakan suatu jalan menyeluruh bagi seseorang untuk membina kepekaan terhadap kehendak Allah (Darminta, 1975: 42). Sikap penyerahan diri yang total pada kehendak Allah membutuhkan iman yang mendalam dari setiap pribadi, karena iman merupakan akar dari segala kebajikan yang dibuat oleh manusia. Iman diberikan dengan tujuan agar manusia dapat menaggapi cinta Allah dengan mengungkapkan imannya melalui liturgi yang dirayakan dan mewujudkan imannya melalui solidaritas terhadap sesama (perbuatan cinta kasih dalam hidup sehari-hari), sehingga memperoleh kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh Allah Sang sumber kesempurnaan (bdk. Mat 5:48). Melalui penerimaan sakramen babtis membuka jalan bagi setiap orang Kristiani utuk mencapai kesempurnaan dan keselamatan melalui Kristus sebagai jalan kebenaran dan hidup yang telah taat dan setia mewartakan Kerajaan Allah dalam hidup-Nya.

  Kemajuan zaman yang begitu pesat dalam berbagai bidang kehidupan selain membawa dampak positif yang membantu kelancaran hidup manusia, juga membawa dampak negatif bagi kehidupan dan kepribadian manusia, di mana orang cenderung mengandalkan kemampuan dan kekuatan pribadi dari pada dapat memuaskan keinginan pribadi tanpa harus berjuang. Orang tidak mampu menghadapi tantangan atau penderitaan dalam hidup sehingga lebih cenderung untuk menghindar. Oleh karena itu jalan pintas menjadi salah satu alternatif yang ditempuh untuk dapat bebas dari segala kepenatan hidup. Manusia mulai mengalami krisis pendangkalan iman sehingga mulai berpaling dari apa yang menjadi kehendak Allah. Manusia mulai mencari dan membuat jalan sendiri yang akhirnya mengarah pada ketidaktaatan.

  Saat ini kehidupan keluarga-keluarga Kristiani sangat memprihatinkan terutama dalam ketaatannya menghayati janji perkawinan yang telah diikrarkan demi keutuhan hidup berkeluarga. Demikian pula halnya dalam panggilan hidup religius yang sungguh diyakini sebagai panggilan khusus dari Allah demi kesempurnaan melalui penghayatan nilai-nilai Injil secara radikal. Dalam kenyataannya banyak kaum berjubah yang meninggalkan panggilan hidup religius karena berbagai macam pergulatan hidup yang dialami. Mereka yang terpaksa bertahan (tidak menanggalkan jubah) terkadang juga menunjukkan ketidaktaatannya dengan berbagai reaksi yang diekspresikan sebagai bentuk penolakan terhadap realita yang dianggap bertolak belakang dengan apa yang menjadi harapan mereka, sehingga mulai mencari kesenangan pribadi di luar komunitas. Nilai penghayatan akan kaul ketaatan mulai perlahan-lahan menjadi kabur. Setiap orang Kristiani dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam tugas perutusan Kristus. Maka konsekuensinya sebagai pengikut Kristus adalah bukan menghindar dari salib. Hal inilah yang sungguh dihidupi oleh Maria. Partisipasi Maria dalam karya penyelamatan Allah bagi seluruh umat manusia sungguh luar biasa. Maria dianugerahi rahmat iman yang istimewa dari Allah sehingga ia dipilih secara istimewa juga menjadi Bunda Yesus. Hidup dan masa depan Maria dihadapkan pada janji dan kehendak Allah untuk menyelamatkan umat-Nya di mana bagi Maria amat berat dan tidak mungkin. Terhadap tugas- tugas berat ini, Maria menghadapinya dengan sikap iman, ia mempercayakan seluruh hidupnya demi Allah yang meraja, yang sedang mengerjakan keselamatan-Nya bagi dunia. Sikap iman Maria menjadi wujud ketaatan imannya pada Penyelenggaraan Ilahi. Ketaatan iman Maria adalah ketaatan dialogis, yakni ketaatan yang lahir dari dialog dengan Allah. Ketaatannya adalah tindakan bebas terhadap kehendak dan karya Allah. Melalui ketaatan inilah, Maria mengandung dan melahirkan Yesus Sang Penebus sebagai pemenuhan Kerajaan Allah. Maria menjadi teladan iman bagi Gereja. Ia juga menjadi sahabat perjalanan menuju Allah dalam kegembiraan dan kecemasan. Bersama Maria, umat beriman belajar mempercayakan hidupnya pada Penyelenggaraan Ilahi. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2011: 37). Kharisma Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria, yang dalam bahasa Perancis disebut Soeurs De Notre Dame (SND) adalah pengalaman mendalam akan kebaikan dan Penyelenggaraan Ilahi (Konst. SND, art.1). Semangat kesederhanaan dan kepercayaan pada Allah sebagai bukti ungkapan

memampukan para suster Santa Bunda Maria untuk menyerahkan dan mengarahkan hidupnya hanya kepada Allah dan mencari Dia di dalam segala sesuatu dengan kegembiraan dan kebebasan batin, sehingga ketika mengalami misteri salib mampu mempercayakan diri pada kasih dan kebaikan Allah dan menanggapinya dengan ketabahan dan kejernihan. Melalui semangat kesederhanaan para suster Santa Bunda Maria tumbuh dalam keutamaan- keutamaan yang menjadi ciri khas Kongregasi yaitu cinta kasih, kerendahan hati, dan ketaatan. Suster-suster Santa Bunda Maria diharapkan untuk tetap terbuka terhadap kasih Bapa yang lemah lembut sehingga seperti Maria, membawa Kristus kepada sesama (Konst. SND, art. 2).

  Dalam hidupnya Maria ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah yang terjelma dalam diri Kristus. Dengan iman dan kasih Maria mengabdikan diri secara utuh kepada Allah. Dari sikap iman inilah Kongregaasi SND menjadikan Maria sebagai teladan dan dihormati sebagai Bunda Gereja dan pelindung Kongregasi. Hal ini dijelaskan dalam konstitusi SND tahun 2004 yang mengatakan: Melalui hidupnya Maria menampilkan secara sempurna warta gembira Injil dan ikut serta ambil bagian dalam dalam karya penyelamatan Putranya. Dengan mengabdikan diri seutuhnya kepada Allah dalam iman dan kasih, Maria menjadi teladan dalam penyerahan diri setiap hari kepada panggilan Tuhan yang senantiasa baru. Iman Maria sungguh nyata, dimana ia tidak hanya setia di saat-saat suka tetapi juga disaat-saat duka bahkan sampai di bawah kaki salib Putra-Nya. Oleh karena itu Suster-suster Santa Bunda Maria menghormati

  Melalui pengalaman penulis dalam hidup bersama di komunitas, sharing dengan suster-suster yang sudah kaul kekal memberikan kesan bahwa penghayatan kaul ketaatan dalam Kongregasi SND terutama di Indonesia perlahan-lahan mulai kabur maknanya. Oleh karena itu harapan Kongregasi bagi para suster untuk meneladan ketaatan iman Maria dalam menerima dan melaksanakan karya perutusan Allah yang penuh misteri masih perlu dibenahi lagi. Hal ini bertolak dari realita yang terjadi dalam hidup sehari-hari terutama ketidaksetiaan dalam menghayati tri kaul khususnya kaul ketaatan antara lain beberapa anggota Kongregasi yang terkadang hidup semaunya sendiri, sulit untuk dipindah karena sudah merasa kerasan di tempat sebelumnya. Terkadang dalam menerima tugas perutusan baru, masih menimbang-nimbang mengenai situasi dan kondisi di tempat yang baru sehingga muncul istilah tempat basah dan tempat kering. Ada juga yang tidak setia dalam hidup doa, kebersamaan di komunitas, tidak mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan atau tantangan.

  Ada juga anggota yang mempunyai kebiasaan untuk meminta sesuatu yang dibutuhkan dari keluarga tanpa sepengetahuan pemimpin, padahal sudah ada batasan-batasan yang sebenarnya sudah diketahui tetapi sengaja dilanggar. Hal-hal inilah yang menjadi keprihatinan Kongregasi dan penulis. Pihak Kongregasi sudah mengupayakan berbagai macam pembinaan rohani antara lain retret tahunan baik secara pribadi maupun bersama, rekoleksi sebulan sekali, mengutus Suster-suster untuk mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan perkembangan hidup rohani dan perutusan, sehingga setiap suster semakin

  Tuhan. Di dalam skripsi ini penulis akan memberikan sumbangan pemikiran bagi Kongregasi SND dengan pendalaman ketaatan iman Maria melalui katekese untuk membantu para suster meneladan ketaatan iman Maria dalam hidup sehari-hari.

  Bertolak dari keprihatinan-keprihatinan di atas penulis mengambil judul:

  

KETAATAN IMAN MARIA BAGI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA

MARIA DI PROVINSI INDONESIA.

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi latarbelakang ketidaktaatan para suster Santa Bunda Maria di Indonesia dalam menerima dan melaksanakan perutusan?

  2. Mengapa ketaatan iman Santa Maria menjadi sumber inspirasi hidup Suster- suster Santa Bunda Maria Coesfeld?

  3. Usaha apa yang dapat ditempuh agar dapat membantu para Suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia dalam meneladan ketaatan iman Maria? C.

TUJUAN PENULISAN

  1. Menggali latarbelakang ketidaktaatan para suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia dalam menerima dan melaksanakan perutusan.

  2. Mencari latarbelakang ketaatan Santa Maria menjadi inspirasi hidup Suster- suster Santa Bunda Maria Coesfeld

  3. Mencari jalan keluar agar dapat membantu para Suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia dalam meneladan ketaatan iman Maria.

D. MANFAAT PENULISAN 1.

  Memberikan sumbangan pemikiran untuk membantu Suster-suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia agar dapat meneladan ketaatan iman Maria dalam menerima dan melaksanakan tugas perutusan.

  2. Meningkatkan kualitas penghayatan tri kaul bagi para suster santa Bunda Maria terutama kaul ketaatan.

  3. Memberi sumbangan bagi Suster-suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia, agar dapat meneladan ketaatan iman Maria dalam menerima dan melaksanakan perutusan melalui katekese.

  E. METODE PENULISAN

  Metode penulisan yang digunakan penulis adalah pendekatan deskriptif analitis yaitu menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi dalam upaya meneladan ketaatan iman Maria bagi Suster-suster Santa Bunda Maria. Selain itu tulisan ini ditunjang dengan studi pustaka dari buku-buku yang mendukung agar diperoleh wawasan dalam penulisan.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Berdasarkan pendekatan kateketis, penulisan skripsi ini akan dibagi

BAB I Bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang yang meliputi

  kehidupan religius secara umum berdasarkan kaul-kaul yang diikrarkan, khususnya kaul ketaatan yang menjadi salah satu pedoman bagi kaum religius zaman ini. Penulis juga memaparkan mengenai kharisma Suster-suster Santa Bunda Maria sesuai dengan Konstitusi dan realita penghayatan kaul ketaatan suster-suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia dalam hidup sehari-hari.

  Penulis juga memaparkan mengenai rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang sejarah Kongregasi Suster-

  suster Santa Bunda Maria, dan gambaran umum ketaatan iman Maria dalam karya penyelamatan Allah. Bagian pertama, sejarah Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria terdiri dari riwayat hidup Santa Yulia (ibu rohani) dan riwayat hidup Sr. Maria Aloysia Wolbring (ibu pendiri). Bagian kedua, gambaran ketaatan iman Maria dalam karya penyelamatan Allah, terdiri dari empat bagian yaitu: pertama, gambaran mengenai ketaatan. Kedua, gambaran mengenai iman. Ketiga, gambaran mengenai Maria. Keempat, Maria dalam konstitusi Suster-suster Santa Bunda Maria. Kelima, Maria dalam penghayatan hidup sehari-hari Suster-suster Santa Bunda Maria. Keenam, ketaatan iman Maria dalam karya keselamatan

  

BAB III

Dalam bab ini, penulis memaparkan mengenai penelitian dan hasil

  penelitian ketaatan iman Maria bagi Suster-suster Santa bunda Maria di Provinsi Indonesia. Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu: bagian pertama: metodologi penelitian, bagian kedua: analisis dan pembahasan hasil penelitian.

  

BAB IV

Dalam bab ini, penulis mengusulkan Program katekese model Shared

Christian Praxis bagi para suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia dalam

  meneladan ketaatan iman maria. Terdiri dari empat bagian yaitu: bagian pertama: gambaran mengenai katekese, bagian kedua: katekese umat model Shared

  

Christian Praxis , bagian ketiga: usulan program katekese, bagian keempat:

contoh katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

BAB V Bagian terakhir ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil

  berdasarkan konsep yang dirumuskan oleh penulis. Penulis juga akan merumuskan saran dan usulan yang perlu diperhatikan dalam ketaatan iman Maria bagi Suster-suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia

  

BAB II

SEJARAH KONGREGASI SUSTER-SUSTER SANTA BUNDA MARIA COESFELD DAN GAMBARAN KETAATAN IMAN MARIA DALAM KARYA PENYELAMATAN ALLAH Sebuah tarekat religius tidak muncul begitu saja tetapi melalui proses

  yang panjang dengan segala tantangan yang dihadapi. Hal yang sama juga dialami oleh Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld, melalui proses yang panjang dan beranekaragam tantangan yang dihadapi Kongregasi ini tumbuh dan berkembang bahkan mengalami saat-saat yang sungguh memprihatinkan. Maka dalam bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: pertama, sejarah Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld dan gambaran ketaatan iman Maria dalam karya penyelamatan Allah.

  Dalam bagian pertama ini penulis membahas mengenai sejarah Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld. Terdiri dari dua bagian yaitu: riwayat hidup Santa Yulia (ibu rohani) dan riwayat hidup Sr. Maria Aloysia Wolbring (ibu pendiri).

A. Sejarah Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld

  Berdirinya sebuah tarekat religius bukan suatu hal yang mudah tetapi membutuhkan proses yang panjang. Tuhan mempunyai rencana yang indah dan penuh misteri. Ia berkarya melalui pribadi-pribadi yang telah dianugerahkan

  Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld diyakini sebagai anugerah kasih Allah melalui kedua tokoh yaitu Santa Yulia sebagai ibu rohani dan Sr. Maria Aloysia Wolbring sebagai pendiri Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Coesfeld. Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria menjadikan Santa Yulia sebagai ibu rohani karena melalui tiga orang suster dari Kongregasi Suster-suster Santa bunda Maria Amersfoord yang memiliki semangat dan keutamaan dari Santa Yulia sebagai pendiri Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria Namur, Sr. Maria Aloysia Wolbring yang sebelumnya bernama Aldegonda Henrica Wolbring bersama seorang temannya dibimbing untuk semakin mengenal, mencintai dan memaknai hidup panggilan mereka. Masa pembinaan awal, menjadi dasar yang kuat bagi mereka untuk berani menjadi perintis berdirinya Kongregasi Suster- suster Santa Bunda Maria Coesfeld. Semangat dan keutamaan Santa Yulia yang sudah mengakar dalam diri ibu pendiri menjadi dasar dan bagian hidup dari setiap suster yang mengikuti jejak Sr. Maria Aloysia. Oleh karena itu dalam bab ini penulis akan memaparkan bagaimana kehidupan Santa Yulia sebagai ibu rohani dan Sr. Maria Aloysia Wolbring sebagai pendiri Kongregasi Suter-suster Santa Bunda Maria.