ANALISIS KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT DUSUN UJUNG LOMBOK TIMUR SEBAGAI SUMBER BAHAN PRAKTIKUM BOTANI TUMBUHAN RENDAH

  

ANALISIS KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT DUSUN

UJUNG LOMBOK TIMUR SEBAGAI SUMBER BAHAN PRAKTIKUM BOTANI

TUMBUHAN RENDAH

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

GALIH SURYO BASKORO

  

NIM. E1A 012 010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

  

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ANALISIS KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT DUSUN

UJUNG LOMBOK TIMUR SEBAGAI SUMBER BAHAN PRAKTIKUM BOTANI

TUMBUHAN RENDAH

Oleh:

GALIH SURYO BASKORO

  

NIM. E1A 012 010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

  Mataram, September 2016 Mengetahui:

  

ANALISIS KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN LAUT DUSUN

UJUNG LOMBOK TIMUR SEBAGAI SUMBER BAHAN PRAKTIKUM BOTANI

TUMBUHAN RENDAH

1) 2) 3) Galih Suryo Baskoro , Lalu Japa , Didik Santoso 1)2)3)

  

Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataran

  Jalan Majapahit No. 62, Mataram Email: galihsuryobr@gmail.com

  ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah diskriptif eksploratif, bertujuan untuk menganalisis komunitas fitoplankton di perairan laut Dusun Ujung. Penentuan titik sampling dan waktu pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton terdiri atas 92 spesies. Nilai kepadatan fitoplankton di daerah penelitian adalah 4.788,89 individu/liter. Indeks keanekaragaman spesiesnya (H’) adalah 2,53. Seluruh spesies fitoplankton yang teridentifikasi memiliki nilai dominasi rendah. Spesies dengan nilai penting tertinggi adalah Bacteriastrum hyalinum (41,33 %).

  Kata-kata kunci: Komunitas, Fitoplankton, Dusun Ujung.

  ABSTRACT This explorative description research was conducted to analyze the phytoplankton community in shore of Dusun Ujung. Purposive sampling method was used to determine the locations and the time of sampling. The results of this research showed that the community of phytoplankton consist of 92 species. The density of phytoplankton was 4,788.89 individu/liter. The species diversity index (H’) was 2.53. All of identified species of phytoplankton has a low dominance. The most high dominance value was

  Bacteriastrum hyalinum (41.33 %). Key Words: Community, Phytoplankton, Dusun Ujung.

  PENDAHULUAN

  Perairan Teluk Ekas secara administratif berada dalam dua kabupaten yaitu Lombok Timur dan Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terdapat lima desa di sekitar teluk ini yaitu Desa Awang yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Tengah dan 4 desa lainnya yaitu Desa Batu Nampar, Desa Batu Nampar Selatan, Desa Pemongkong dan Desa Sukaraja. Adapun Dusun Ujung masuk dalam wilayah Desa Pemongkong, Kabupaten Lombok Timur (Brodjonegoro et al., 2004).

  Perairan Teluk Ekas merupakan daerah tangkapan ikan dan rajungan. Selain itu daerah ini menjadi daerah budidaya ikan, kerang mutiara dan lobster. Keberadaan fitoplankton sangat penting sebagai komponen dalam rantai makanan dalam kaitan dengan nilai produksi suatu ekosistem. Terutama pada daerah perairan Dusun Ujung yang merupakan daerah perairan kecil dengan berbagai tambak yang tersebar di wilayahnya. Pada daerah ini terdapat keramba jaring apung lobster, ikan dan rakit apung kerang mutiara. Kerang mutiara dan ikan-ikan kecil memakan plankton sebagai pakan alami. Sehingga keberadaan plankton juga ikut menentukan hasil budidaya di daerah perairan laut Dusun Ujung.

  Menurut Romimohtarto dan Juwana (2007), plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagik dan mengapung, menghanyut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.

  Plankton terdiri dari fitplankton (phytoplankton) atau plankton tumbuh- tumbuhan dan zooplankton atau plankton hewan Plankton sebagai bio indikator. Plankton mencakup sejumlah besar biota laut, baik ditijau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Produser primer (fitoplankton), herbivor, konsumen tingkat pertama, larva dan planktonik dari hewan lain, digabung menjadi satu membentuk volume biota laut yang luar biasa besarnya. Mereka hidup di daerah permukaan hingga kedalaman beberapa ratus meter.

  Umumnya sebaran konsentrasi plankton tinggi di perairan pantai sebagai akibat dari tingginya suplai nutrien yang berasal dari daratan melalui limpasan air sungai, dan sebaliknya cenderung rendah di daerah lepas pantai. Meskipun demikian pada beberapa tempat masih ditemukan konsentrasi plankton yang cukup tinggi, meskipun jauh dari daratan. Keadaan tersebut disebabkan oleh adanya proses sirkulasi massa air yang memungkinkan terangkutnya sejumlah nutrien dari tempat lain, seperti yang terjadi pada daerah upwelling (Fitriya, 2011).

  Menurut Odum (1983) dalam Astirin dan Setyawan (2000) Plankton merupakan mikroorganisme penting bagi kehidupan ikan dan organisme air lain, sehingga keberadaannya sangat menentukan ekosistem yang bersangkutan. Keberadaan plankton sangat dibutuhkan untuk budidaya hewan air yang banyak diusahakan dalam skala kecil maupun besar untuk komuditas impor maupun lokal. Berdasarkan hasil observasi apangan, Teluk Ekas merupakan daerah tangkapan ikan dan budidaya yang bergantung pada sumber makanan. Terdapat ikan karnivora, herbivora dan pemakan plankton pada perairan Teluk Ekas.

  Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian terkait dengan komunitas fitoplankton di Perairan Dusun Ujung penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kompleksitas ekosistem di Perairan Dusun Ujung. Penelitian ini juga perlu Dusun Ujung merupakan daerah tangkapan ikan sekaligus daerah budidaya, sehingga informasi terkait akan sangat berguna untuk menentukan komunitas fitoplankton di Perairan Desa Ujung. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan praktikum Botani Tumbuhan Rendah mahasiswa biologi.

  METODE

  Pencacahan sel dilakukan dengan mengikuti rumus ( Romimohtarto dan Juwana, 2007):

  Indeks Keanekaragaman Spesies

  )

  3

  n = Jumlah sel yang dihitung dalam m tetes m = Jumlah tetes contoh yang diperiksa s = Volume contoh dengan pengawetnya (ml) a = Volume tiap tetes contoh (menggunakan pipet otomatik 0,05 ml) v = volume air tersaring (m

  3

  N = Keterangan: N = Jumlah sel per m

  Kepadatan

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena dengan mempelajari faktor-faktor yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Penelitian ini mendeskripsikan komunitas fitoplankton di perairan Dusun Ujung serta hubungannya dengan faktor-faktor lingkungannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies fitoplankton yang terdapat di perairan laut Dusun Ujung, Teluk Ekas, sedangkan sampelnya adalah semua spesies fitoplankton yang tersaring dalam jaring plankton dengan ukuran mata jaring 20 µm.

  Untuk melihat komunitas fitoplankton, maka dilakukan analisis data sebagai berikut: Kepadatan,indeks keanekaragaman spesies, indeks dominasi spesies dan nilai penting.

  , “Introduction to Freshwater Algae oleh Pentecost” ( 1984) dan “Illustrations of The Marine Plankton of Japan” oleh Yamaji ( 1984) .

  1955)

  Sub sampel diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 200 dan 400 kali. Jumlah sub sampel yang diamati adalah 3 tetes pada setiap sampel. Identifikasi spesies fitoplankton berdasarkan morfologi. Identifikasi fitoplankton menggunakan buku “Phytoplankton Identification Catalogue” oleh Botes ( 2001) , “The Marine and Freshwater Plankton” oleh Smith ( 1950) , “The Marine and Freshwater Plankton” oleh Davis (

  Faktor fisika dan kimia yang diukur adalah suhu, pH, dan salinitas. Pengukuran suhu menggunakan thermometer digital, pH menggunakan pH meter dan salinitas menggunakan refraktometer.

  Perairan Dusun Ujung merupakan daerah budidaya, sehingga penelitian komunitas plankton di daerah ini penting dilakukan untuk mengetahui ketersediaan pakan alami untuk biota dalam rakit-rakit budidaya mutiara. Penentuan titik sampling menggunakan Tehnik purposif sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2016 di tiga stasiun saat siang hari sebanyak satu kali pengambilan pada setiap stasiun. Sebaran stasiun adalah tegak lurus garis pantai. Stasiun I merupakan daerah yang didominasi padang lamun, stasiun II banyak terdapat rakit budidaya kerang mutiara dan pada stasiun III terdapat budidaya lobster.

  Keanekaragaman fitoplankton dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (Magurra, 2004 dalam Nalang et al., 2015):

2 Di mana

  1. Diagram Kepadatan Fitoplankton A

  Stasiun II Stasiun III

  7,4-7,51 (Baku edangkan rentang un adalah 33-34, utu air (33-35).

  ). Sedangkan nilai uhan fitoplankton ndividu/liter. Pada liki suhu perairan u Air Laut, hal ini ukuran suhu dilakukan gga kondisi suhu berdampak pada an untuk pH dan sih sesuai dengan ntang nilai pH pada

  6,67 individu/liter m Perbandingan on Antar Stasiun stasiun penelitian, oplankton cukup lipahan tertinggi turut-turut adalah ndividu/liter), stasiun iter) dan stasiun I

  penelitian, nilai cukup berbeda. ketiga stasiun ut adalah 3.690,00;

  HASAN

  no (1994) dalam Al

  Stasiun I Stasiun II In d iv id u /L it e r

  0.00 2000.00 4000.00 6000.00 8000.00

  III (4346.67 individu/liter (3690.00 individu/liter). S kepadatan keseluruhan adalah 4788,89 indivi stasiun I, II dan III memli di atas nilai Baku Mutu A terjadi karena pengukuran pada siang hari, sehingg perairan tidak banyak be fitoplankton. Sedangkan salinitas nilainya masih baku mutu air laut. Rentang ketiga stasiun adalah 7,4 mutu air laut 7-8,5). Seda salinitas ketiga stasiun sesuai dengan baku mutu a

  Dari ketiga stasi nilai kepadatan fitopl berbeda. Nilai kemelipa hingga terendah berturut stasiun II (6330.00 individu/

  Gambar

  Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman S Pi = Indeks Nilai Penting (INP spesies ke-i per indeks Nilai Pe Total (ni/N) ni = Indeks Nilai Penting (INP spesies ke-i N = Indeks Nilai Penting (INP) ∑ = jumlah

  Dari ketiga stasiun pe kepadatan fitoplankton c Nilai kepadatan di penelitian berturut-turut a 6.330,00 dan 4.346,67 (Gambar 1).

  HASIL DAN PEMBAHA Kepadatan

  , 1994 dalam ies ap spesies i ndividu seluruh inasi Rendah ominasi sedang ominasi tinggi unakan untuk

  P) dari P) total gaman (H’) ga kelompok (1≤H’≤3) dan 2007 dalam es adalah du tidak sama suatu spesies ngetahui indeks tat digunakan

  NP) dari Penting

  Nilai penting diguna dapat mengetahui jenis-je mempunyai peranan paling dalam satu komunitas. Tingg penting suatu jenis berbandi dengan peranan jenis tersebut komunitas. Semakin tinggi ni suatu jenis semakin tinggi pe tersebut. Perhitungan nila n Spesies

  Nilai Penting

  C = Indeks dominan spesies ni = Jumlah individu setiap spe N = Jumlah total individu spesies Keterangan : C < 0,50 =Domina 0,50 < C < 0,75 = Domina 0,75 < C < 1 = Domina

  C = ∑(ni/N)

  Dominasi spesies penyebaran jumlah individu dan ada kecenderungan sua mendominasi. Untuk mengeta dominan dalam suatu habitat rumus di bawah ini (Odum, 1994 Usman et al., 2013):

  Indeks Dominasi Spesies

  Indeks keanekaragam dikelompokkan menjadi tiga yaitu tinggi (H’>3), sedang (1≤ rendah (H’<1) (Fachrul, 2007 Nalang, 2015).

  • jenis yang ng penting di ngginya nilai banding lurus but di dalam nilai penting peranan jenis nilai penting menurut Hardjosuwarno ( Idrus (2014):

  Indeks Keanekaragaman Spe

  ,34 dan 1,94 ndingan Indeks ntar Stasiun aman spesies siun I yakni un II dan III

  5; 0,00936 dan rbandingan Indeks nggi tungan indeks nunjukkan bahwa toplankton yang ki dominasi rendah dominasi spesies

  n Chaetoceros Indeks Dominasi

  alinum Lauder, schizodichotomum

  es tertinggi adalah

  Dari ketiga stasiun, keanekaragaman spesies terdapat pada stasiun I y menurun pada stasiun II dan nilai berturut-turut 2,34 (Gambar 2).

  berturut-turut 0,14745; 0,00777 (Gambar 3).

  weiasflogii dengan Inde

  J.J. Copeland dan

  Bacteriastrum hyalinum Heterohormogonium schi

  Indeks dominasi spesies

   Spesies

  un, indeks s tertinggi yakni 2,65, dan III dengan

3.00 Stasiun I Stasiun II

  2,34 dan 1,94 n II memiliki n sedang indeks ketiga stasiun lebih rendah hasil penelitian hitungan nilai yang didapat ukkan bahwa yang ada di asuk dalam nilai indeks keseluruhan adalah 2,53 aman sedang ks dominasi hwa seluruh teridentifikasi memiliki dominasi renda

  0.1

  tzschia longissima reversa W. Smith 0.0111 0.00936

  Lauder memiliki yakni 41,33 %,

  urut-turut 0,14745: ambar 3). Hal ini a di dalam struktur on tidak terdapat kstrim mendominasi ran parameter pH suai menyebabkan tisi, semua spesies sama untuk untuk rkembang dengan fitoplankton yang ukkan bahwa

  schizodichotomum eiasflogii dengan

  ,

  riastrum hyalinum

  Gambar 2. Diagram Perbandinga Keanekaragaman Spesies Anta

  Indeks keanekaragam tertinggi terdapat pada stasiun 2,65, menurun pada stasiun dengan nilai berturut-turut 2,34 (Gambar 2). Stasiun I, II dan indeks keanekaragaman (1≤H’≤3). Rentang keanekaragaman spesies keti (1,94-2,65) masih tergolong le dibandigkan dengan dari hasil Dewi et al. (2015), hasil perhit indeks keanekaragaman yan yaitu 4,30, hal ini menunjukka indeks keanekaragaman yan perairan Selat Bintan masuk kategori tinggi. Sementara ni keanekaragaman spesies ke perairan laut Dusun Ujung a dan tergolong keanekaragam (1≤H’≤3).

  Indeks Dominasi Spesies

  Hasil perhitungan indeks spesies menunjukkan bahw spesies fitoplankton yang ter

  0.2 rendah (C<0,50).

  0.15

  0.05

  2.50

  Stasiun II Stasiun III 0.14745 0.0111

  nilai penting tertinggi y selanjutnya adalah Nitzsc (Brebission) Ralfs var. re

  Bacteriastrum hyalinum L

  Dari 94 spesies fitopl ditemukan meunjukka

  Nilai Penting

  dan Chaetoceros weiasf Indeks Dominasi berturut 0,00936 dan 0,00777 (Gam mengindikasikan bahwa di komunitas fitoplankton spesies yang secara ekstri spesies lainnya. Kiasaran dan salinitas yang sesua tidak terjadinya kompetisi memiliki peluang yang sa dapat tumbuh dan berke baik.

  Heterohormogonium schi

  0.00

  Gambar 3. Diagram Perba Dominasi Spesies Tertingg

  0.50

  1.00

  1.50

  2.00

  Hasil perhitung dominasi spesies menunj seluruh spesies fitopl teridentifikasi memiliki dom (C<0,50). Indeks dom tertinggi adalah Bacteriast

  (13,47 %), Heterohormogonium

  Heterohormogonium schizodichotomum hanya ditemukan pada stasiun II dan III.

  Mataram: Arga Puji Press.

  Al Idrus, A. 2014. Mangrove Gili Sulat Lombok Timur.

  Didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Kepada penelitian berikutnya untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi keanekaragaman fitoplankton di perairan Dusun Ujung dan melakukan penelitian pada waktu dan titik sampling yang lebih luas. (2) Bagi pemilik keramba di perairan Dusun Ujung untuk menggunakan data hasil penelitian sebagai bioindikator dalam mengelola keramba lobster, kerang mutiara dan keramba lainnya. (3) Bagi pemilik keramba sebagai dasar untuk menentukan musim yang tepat untuk aktivitas budidaya laut seperti lobster, kerang mutiara dan lain-lain. (4) Buku Petunjuk Praktikum Ekologi Plankton Perairan Laut Dusun Ujung Teluk Ekas dapat dijadikan sumber belajar bagi mahasiswa biologi di perguruan tinggi.

  SARAN

  komunitas fitoplankton di perairan laut Dusun Ujung dapat dijadikan sebagai sumber bahan praktiukum botani tumbuhan rendah.

  hyalinum yakni 41,33 %. (6) Analisis

  (2) Kepadatan fitoplankton di perairan laut Dusun Ujung adalah 4.788,89 individu/liter. (3) Komunitas fitoplankton perairan laut Dusun Ujung meliputi indeks keanekaragaman spesies keseluruhan yang tergolong sedang dengan nilai 2,53, (1≤H’≤3). (4) Indeks dominasi spesies menunjukkan bahwa seluruh spesies fitoplankton yang teridentifikasi memiliki dominasi rendah (C<0,50). (5) Fitoplankton dengan nilai penting tertinggi adalah Bacteriastrum

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Jumlah fitoplankton yang ditemukan di perairan laut Dusun Ujung, Teluk Ekas terdiri dari 92 Spesies yang merupakan anggota 29 Ordo dan 7 Kelas.

  KESIMPULAN

  Dari data ini dapat dilihat bahwa posisi ketiga spesies sama seperti Diagram Perbandingan Indeks Dominasi Spesies Tertinggi (Gambar 3) yang menunjukkan bahwa Indeks Dominasi Spesies berbanding lurus dengan Nilai penting.

  Begitu pula Nitzschia longissima dapat ditemukan di ketiga stasiun namun tidak mendominasi di tiap stasiun. Sedangkan

  schizodichotomum J.J. Copeland (11,63 %) (Gambar 4).

  Bacteriastrum hyalinum memiliki peran penting di dalam komunitas fitoplankton.

  III. Hal ini menunjukkan bahwa

  stasiun dan mendominasi stasiun II dan

  hyalinum dapat ditemukan di ketiga

  (11,63 %) (Gambar 4). Bacteriastrum

  Nitzschia longissima (13,47 %), dan Heterohormogonium schizodichotomum

  yakni 41,33 %, selanjutnya adalah

  hyalinum memiliki nilai penting tertinggi

  Dari ketiga stasiun, Bacteriastrum

  Gambar 4. Diagram Perbandingan Nilai Penting Tertinggi Spesies

DAFTAR PUSTAKA

  Astirin, O.P. dan A.D. Setyawan. 2000. Smith, G. 1950. The Fresh Water Algae Biodiversitas Plankton di Waduk of The United States . Toronto: Penampung Banjir Jabung, McGraw-Hill Book Company, Kabupaten Lamongan dan Tuban. Inc.

  Biodiversitas . 1(2): 65-71.

  Usman, M.S., J.D. Kusen dan J.R.T.S.L. Botes, L. 2003. Phytoplankton Rimper. 2013. Struktur

  Identification Catalogue. Komunitas Plankton di Perairan Saldanha Bay, South Africa, April Pulau Bangka Kabupaten 2001. GloBallast Minahasa Utara. Jurnal Pesisir MonographSeries No. 7. IMO dan Laut Tropis . 2 (1): 51-57.

  London.

  Yamaji, I. 1984. Illustration of the Brodjonegoro, I.S., W.S. Pranowo, S. Marine Plankton of Japan, Third

  Husrin, R. Tisiana, B. Henrajana, Edition. Published by Hoikusha E. Widjanarko, H. Triwibowo dan Publishing Co., Ltd.

  D. Conbul. 2004. Daya Dukung

  Kelautan dan Perikanan . Jakarta:

  Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan.

  Davis, C. C. 1955. The Marine and

  Freshwater Plankton . USA: Michigan State University Press.

  Fitriya, N., H. Surbakti dan R. Aryawati.

  2011. Pola Sebaran Fitoplankton Serta Klorofil-A pada Bulan November di Perairan Tambelan, Laut Natuna. Maspari Jurnal. 03: 1-8.

  Nalang, A.T.C., E.I.S. Herni, S.A. Nio dan S Ratna. 2015. Struktur dan Komposisi Fitoplankton di Bagian Hulu Sungai Saluesem, Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Sains. 13 (2): 106-110 .

  Pentecost, A. 1984. Introduction to

  Freshwater Algae . England: The Richmond Publishing Co. Ltd.

  Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2007.

  Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan

  . Jakarta:

  tentang Biota Laut Djambatan.