LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI LAUT (1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAPANGAN BOTANI LAUT

Disusun Oleh: Kelompok 2 / Oseanografi A

ABDILLAH RANADIPURA 26020212130025 MELATI PERTIWI

26020216120015 BERNARDUS B.A.S

26020216120016 HANIFA ZUHAIRA

26020216120017 ANGGARDHA AYU P

26020216120018 DIKA AHMAD ROJIKIN

26020216120019 NOVIA SARI

26020216120020 SYAKINAH MAGHFIRAH A

26020216120022 MA’ARIQ BRADUTAMAM S

26020216120023 REXCHA OKTAVANIA S

26020216120024 SITI JUBAEDAH

Dosen Pengampu Mata Kuliah Botani Laut : Ir. Hadi Endrawati, DESU

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya dalam penyusunan Laporan Resmi “BOTANI LAUT”.

Harapan penulis, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi terciptanya kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 18 Mei 2017

Penulis

I. LAMUN

1.1 ENHALUS ACROIDES

Sumber : algaebase.org Gambar 1. Enhalus acoroides

1.1.1 KLASIFIKASI

Menurut den Hartog (1970), Enhalus acoroides dapat diklasifikasikan kedalam : Kingdom

Sub famili : Vallisnerioidea Genus

: Enhalus

Spesies

: Enhalus acoroides

1.1.2 BIOLOGI

Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut- rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut- rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar

3 – 5 mm. Daun dari tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm (Philips dan Menez 1988 dalam Latuconsina, 2002). Menurut Thomascik et al (1997), akar E. acoroides dapat mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga dapat menancap secara kuat pada substrat. E. acoroides ini hidup pada perairan yang terlindung dengan substrat pasir atau lumpur (Philips dan Menez 1988 dalam Latuconsina 2002), liat dan lumpur dimana bioturbidity besar (Thomascik et al. 1997).

1.1.3 DISTRIBUSI

Enhalus acoroides tersebar luas di Indo-Pasifik. Di Pasifik, ditemukan dari Jepang selatan ke Taiwan ke Filipina, Indonesia, dan Malaysia yang membentang di sepanjang Teluk Thailand dan pesisir Vietnam ke Hainan, China. Hal ini terjadi di Asia Tenggara yang tidak beraturan ke Kaledonia Baru, Australia utara dan seluruh Mikronesia ke Kepulauan Mariana Utara. Di Samudera Hindia, ditemukan di Teluk Roebuck, Australia utara, membentang melintasi Laut Timor, pantai selatan Indonesia, dan di sepanjang Laut Andaman dan utara Myanmar. Itu terjadi di India bagian selatan, Sri Lanka, dan Kepulauan Lakshadweep. Ini berkisar dari Laut Merah selatan sampai utara Mozambik, dan di Seychelles (Rappe, 2010).

1.1.4 MANFAAT

Menurut Setiawan (2012), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang Menurut Setiawan (2012), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang

1. Sebagai produsen primer

2. Sebagai habitat biota

3. Sebagai penangkap sedimen

4. Sebagai pendaur zat hara

1.1.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Beberapa faktor lingkungan Azkab (1988) bahwa yang berpengaruh terhadap kestabilan ekosistem padang lamun adalah :

5. Kecepatan arusaya

1.2 THALASIA HEMPPRICII

Sumber : Google Gambar 2. Thalassia hemprichii

1.2.1 KLASIFIKASI

Menurut den Hartog (1970), Thalassia hemprichii dapat diklasifikasikan:

Sub famili : Vallisnerioideae Genus : Thalassia Spesies : Thalassia hemprichii

1.2.2 BIOLOGI

Thalassia hemprichii merupakan salah satu jenis lamun yang tumbuh di perairan tropik dan penyebarannya cukup luas (Thomascik et. al, 1997). Menurut Kiswara (1992) lamun jenis ini sangat umum dan banyak ditemukan di daerah rataan terumbu, baik yang tumbuh sendiri- sendiri (monospesifik) maupun yang tumbuh bersama-sama dengan lamun jenis lain atau tumbuhan lain (mixed vegetasi).

1.2.3 DISTRIBUSI

Thalassia hemprichii memiliki distribusi Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan di Jepang selatan ke Taiwan, menuju ke Hainan, China, Filipina, dan seluruh Asia Tenggara. Hal ini juga terjadi di Australia utara dan di kepulauan Pasifik barat sampai Kaledonia Baru dan Kepulauan Marshall. Di Samudera Hindia, T. hemprichii ditemukan dari Australia bagian barat sampai Laut Timor, di sepanjang pesisir selatan Indonesia melalui Laut Andaman; Juga dari Pantai Koromandel ke Pantai Malabar di India termasuk Lakshadweep dan Kepulauan

Maldives. Hal ini ditemukan dari Oman ke bagian utara Afrika Selatan termasuk Laut Merah dan Teluk Aden serta Madagaskar dan pulau-pulau di Samudera Hindia bagian barat (Rappe, 2010).

1.2.4 MANFAAT

Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus). Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sisten akr yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam topan badai sekalipun. Sebaliknya, sistem ini dapat melindungi banyak organisme. Jadi terdapat banyak hewan umum yang dijumpai di kebun lamun, tetapi tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung. Kebun lamun berperan juga sebagi tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya dilingkungan lain. (Nyabaken, JW. 1992).

1.2.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Menurut Supriadi et al. (2012) Lamun Dipengaruhi oleh :

1. Penetrasi cahaya matahari, kecerahan, kedalaman air. Lamun tumbuh di perairan dangkal karena membutuhkan cahaya matahari. Namun pada perairan jernih yang memungkinkan penetrasi cahaya dapat masuk lebih dalam, maka lamun dapat hidup di daerah tersebut.

2. Sumber Karbon dan Metabolisme. Sumber karbon anorganik untuk fotosintesis umumnya adalah dari karbon dioksida dan bikarbonat. Suplai karbon anorganik ini sangat penting bagi lamun dalam pertumbuhannya.

3. Suhu Air Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Perubahan suhu terhadap kehidupan lamun, antara lain dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun.

1.3 CYMODOCEA ROTUNDATA

Sumber : algaebase.org Gambar 3. Cymodocea rotundata

1.3.1 KLASIFIKASI

Menurut den Hartog (1970), Thalassia hemprichii dapat diklasifikasikan kedalam :

Kingdom

: Plantae

Divisio

: Anthophyta

: Cymodocea rotundata

1.3.2 BIOLOGI

Cymodocea rotundata adalah salah satu jenis tumbuhan laut dari keluarga Cymodoceaceae. Tumbuhan ini sering terjadi di air jernih, dan di zona intertidal tinggi. Spesies ini tahan terhadap kondisi marjinal. Seperti banyak spesies intertidal, morfologi spesies ini dapat bervariasi, dan untuk alasan ini kadang-kadang dapat menjadi bingung dengan spesies lain (yaitu, Thalassia hemprichii, dengan daun yang sempit atau Halodule uninervis , daun lebar). Spesies ini tidak seperti paparan penuh surut/full exposure at low tide (kondisi kering) (Kepel, 2011).

1.3.3 DISTRIBUSI

Cymodocea rotundata memiliki distribusi Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan di selatan Jepang, meluas ke Hainan, China, Filipina, Malaysia, Indonesia, ujung selatan Vietnam, dan Teluk Thailand di Asia Tenggara yang melingkar sampai New Caledonia, Australia utara dan seluruh Mikronesia. Di Samudra Hindia, ditemukan di Teluk Roebuck di barat laut Australia yang membentang melintasi Laut Timor, pantai selatan Indonesia, dan sepanjang Laut Andaman. Di India, ditemukan dari Pantai Koromandel sampai ke Pantai Malabar dan di Kepulauan Lakshadweep; Juga di Kepulauan Maldive. Ini berkisar dari

Laut Merah selatan ke pantai timur Afrika Selatan sampai Madagaskar dan pulau-pulau di Samudera Hindia bagian barat ( Kopalit, 2011).

1.3.4 MANFAAT

Menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai :

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan –tekanan dari arus dan gelombang.

2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi.

3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.

4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.

5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.

6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan.

7. Produsen detritus dan zat hara.

1.3.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Menurut Supriadi et al. (2010) Lamun dipengaruhi oleh :

1. Penetrasi cahaya matahari, kecerahan, kedalaman air.

2. Sumber Karbon dan Metabolisme.

3. Suhu Air

4. Salinitas

5. Pergerakan Air

1.4 CYMODOCEA SERULLATA

Sumber : Google Gambar 4. Cymodocea serrulata

1.4.1 KLASIFIKASI

Klasifikasi Kingdom

: Plantae

Phylum/Division

Binomial Name

: Cymodocea serrulata

1.4.2 BIOLOGI

Cymodocea serrulata tumbuh di pasir berlumpur, pasir halus atau pasir dengan substrat pecahan karang di zona intertidal. Tumbuhan Ini adalah spesies pertengahan suksesi, dan dapat tumbuh dengan cepat. Rumput laut ini dapat dengan cepat memulihkan atau kembali setelah gangguan. Sehingga menjadi tanaman pionir di Mozambique, di saluran yang tertimbun lumpur. Di Australia timur, hal tersebut terjadi di Cymodocea serrulata tumbuh di pasir berlumpur, pasir halus atau pasir dengan substrat pecahan karang di zona intertidal. Tumbuhan Ini adalah spesies pertengahan suksesi, dan dapat tumbuh dengan cepat. Rumput laut ini dapat dengan cepat memulihkan atau kembali setelah gangguan. Sehingga menjadi tanaman pionir di Mozambique, di saluran yang tertimbun lumpur. Di Australia timur, hal tersebut terjadi di

1.4.3 DISTRIBUSI

Cymodocea serrulata memiliki distribusi di Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan dari selatan Jepang, Taiwan dan Hainan, Cina, Filipina, Indonesia, dan Malaysia memperluas ke ujung selatan Vietnam dan Teluk Thailand dan di seluruh picik Asia Tenggara ke Kaledonia Baru, Australia utara dan di Mikronesia (Poedjirahajoe, 2013).

1.4.4 MANFAAT

Cymodoceae rotundat berbulutanpa tangkai, berada dalam seludang daun. Buah berbentuk setengah lingkaran dan agak keras, bagian bawah berlekuk dengan 3-4 geligi runcing. Sedangkan pada Cymodoceae serrulata buahnya berbulu dengan panjang 7-10 mm,bentuk bulat panjang dan agak keras. Sehingga dapat diambil kesimpulan kembali bahwa morfologi dari Cymodoceae serrulatalebih mampu menetralisir hempasan gelombang laut (Podjirahajoe, 2013).

1.4.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Kondisi habitat padang lamun sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter hidro- oseanografi perairan di sekitar habitat hidup lamun. Parameter perairan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan lamun adalah kondisi fisika, kimia dan biologi perairan. Parameter-parameter tersebut antara lain berupa: suhu Kondisi habitat padang lamun sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter hidro- oseanografi perairan di sekitar habitat hidup lamun. Parameter perairan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan lamun adalah kondisi fisika, kimia dan biologi perairan. Parameter-parameter tersebut antara lain berupa: suhu

1.5 HALOPHILA MINOR

Sumber : Google Gambar 5. Halophila minor

: Halophila minor

1.5.2 BIOLOGI

jenistumbuhan lamun yang memiliki 4-7 pasang tulang daun, daun berbentuk bulat panjang seperti telur, pasangan daun dengan tegakan pendek, dan panjang daun 0,5-1,5 cm (Sri Hardiyanto, 2012).

Menurut Sri Hardiyanto (2012), dijelaskan bahwa : Bentuk daunnya :

 bulat panjang,  bentuk seperti telur atau pisau wali  panjang daun 5-15 mm

Bentuk akarnya :  akar berbentuk tipis (fragile),

 seperti rambut,  diameter kecil,

1.5.3 DISTRIBUSI

Zonasi sebaran lamun dari pantai kearah tubir pada umumnya berkesinambungan, perbedaan yang terdapat biasanya pada komposisi jenisnya (vegetasi tunggal atau campuran) maupun luas penutupannya. Penyebarannya, padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Padang lamun lebih dominan tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu. Penyebaran lamun memang 10 sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut (Sri Hardiyanto, 2012).

1.5.4 MANFAAT

Beberapa manfaat lamun contohnya manfaat ekologis yang sangat potensial berupa perlindungan bagi invertebrata dan ikan kecil. Daun- daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu karang (Sri Hardiyanto, 2012).

1.5.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Halophila minor memiliki hubungan dengan faktor oseanografi yaitu kecepatan arus, kecepatan arus diukur dengan menggunakan layangan arus yang dilengkapi dengan tali sepanjang 10 m. Alat ini dilepaskan di perairan dan dibiarkan hanyut hingga tali tegang/lurus. Selisih waktu pada saat pelepasan alat dan saat tali tegang maka dihitung waktu yang digunakan dengan menggunakan stop watch. Kedalaman dilakukan dengan menggunakan tali/tiang berskala untuk perairan dangkal (Sri Hardiyanto, 2012).

1.6 HALOPHILA DECIPIENS

Sumber : google Gambar 6. Halophilla decipiens

1.6.1 KLASIFIKASI

Menurut den Hartog (1970), Halophilla decipiens dapat diklasifikasikan kedalam :

: Halophila decipiens

1.6.2 BIOLOGI

Daun Halophila decipiens bulat panjang, bentuk seperti telur atau pisau wali, panjang daun 5-15 mm, pasangan daun dengan tegakan pendek. Memiliki daun berbentuk bulat panjang menyerupai telur, mempunyai daun 4 – 7 pasang tulang daun, pasangan daun dengan tegakan pendek, serta mempunyai panjang daun 0,5 – 1,5 cm. Dapat tumbuh di perairan dangkal dengan substrat berpasir dan berlumpur atau kadang – kadang di terumbu karang ( Kopalit, 2011).

1.6.3 DISTRIBUSI

Halophila decipiens memiliki distribusi Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan di selatan Jepang, meluas ke Hainan, China, Filipina, Malaysia, Indonesia, ujung selatan Vietnam, dan Teluk Thailand di Asia Tenggara yang melingkar sampai New Caledonia, Australia utara dan seluruh Mikronesia. Di Samudra Hindia, ditemukan di Teluk

Roebuck di barat laut Australia yang membentang melintasi Laut Timor, pantai selatan Indonesia, dan sepanjang Laut Andaman. Di India, ditemukan dari Pantai Koromandel sampai ke Pantai Malabar dan di Kepulauan Lakshadweep; Juga di Kepulauan Maldive. Ini berkisar dari Laut Merah selatan ke pantai timur Afrika Selatan sampai Madagaskar dan pulau-pulau di Samudera Hindia bagian barat ( Kopalit, 2011).

1.6.4 MANFAAT

Menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai :

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan –tekanan dari arus dan gelombang.

2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi.

3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun.

4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.

1.6.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Menurut Supriadi et al. (2010) Lamun dipengaruhi oleh penetrasi cahaya matahari, kecerahan, kedalaman air. Lamun tumbuh di perairan dangkal karena membutuhkan cahaya matahari. Namun pada perairan jernih yang memungkinkan penetrasi cahaya dapat masuk lebih dalam, maka lamun dapat hidup di daerah tersebut.

1.7 HALOPHILA OVALIS

Sumber : Google Gambar 7. Halophila ovalis

1.7.1 KLASIFIKASI

Klasifikasi Kingdom

: Halophila ovalis

1.7.2 BIOLOGI

Pertumbuhannya cepat, dan merupakan jenis pionir. Umum dijumpai pada substrat berlumpur, dapat merupakan jenis yang dominan di daerah intertidal dan mampu tumbuh sampai kedalaman 25 meter (Priosambodo,2007).

Menurut (Priosambodo,2007), menjelaskan bahwa ciri – ciri morfologi dari Halophila ovalis adalah :

a. Tiap nodus terdiri dari 2 tegakan.

b. Mempunyai akar tunggal di tiap nodus.

c. Tulang daun menyirip dan berjumlah + 10 – 25 pasang.

d. Jarak antar nodus + 1,5 cm.

e. Panjang helai daun + 10 – 40 mm.

f. Panjang tangkai daun yaitu + 3 cm

1.7.3 DISTRIBUSI

Halophila ovalis tersebar luas di Indo-Pasifik. Di Pasifik, terjadi dari selatan Jepang dan di seluruh Asia Tenggara, serta banyak pulau- pulau di Pasifik Barat. Selain itu, juga terdapat di pantai selatan Australia serta Lord Howe dan Kepulauan Norfolk, sampai ke arah timur seperti negara Tonga dan Samoa. Di Samudera Hindia. H. ovalis ditemukan dari barat daya Australia ke Afrika Timur dan Laut Merah, termasuk Madagaskar, dengan beberapa pengecualian dari pulau atau garis pantai tanpa catatan. Baru-baru ini, H. ovalis telah ditemukan di Samudera Atlantik di Pulau Antigua (Suhud, 2010).

1.7.4 MANFAAT

Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme.Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme.Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh,

1.7.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Padang lamun Indo-Pasifik merupakan autotrof bersih selama siklus tahunan, dengan produktivitas mereka mengubah kimia karbonat dan meningkatkan pH air laut. Hal ini kemudian memiliki kemampuan secara lokal (dalam habitat) untuk mengimbangi dampak dari

pengasaman air laut akibat peningkatan keadaan saturasi CaCO 3 . Daun lamun yang lebat akan memperlambat gerak air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi (Gosari, 2012).

1.8 HALOPHILA SPINULOSA

Sumber : Google Gambar 8. Halophila spinulosa

: Halophila spinulosa

1.8.2 BIOLOGI

Halophila spinulosa merupakan jenis tumbuhan lamun yang memiliki bentuk daun bulat panjang, bentuk seperti telur atau pisau, daun dengan 4-7 pasang tulang daun, daun sampai 22 pasang, tidak mempunyai tangkai daun, tangkai panjang, bunga jantan dan betina berada pada individu yang berbeda, bunga muncul dari dasar daun, pada saat matang, buah menjulur keluar dari vertikel stem, mengandung sampai 30 biji kecil (diameter sekitar 0,5 mm). tepi daun bergerigi, daun baru muncul pada ujung verikel stem dan daun lama yatuh meninggalkan scars (Rene CH Kepel dan Sandra Baulu, 2012).

1.8.3 DISTRIBUSI

Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat tinggi produktifitas organiknya. Penyebarannya, Halophila spinulosa tersebar luas di Indo-Pasifik. Di Pasifik, terjadi dari selatan Jepang dan di seluruh Asia Tenggara, serta banyak pulau-pulau di Pasifik Barat.

Selain itu, juga terdapat di pantai selatan Australia serta Lord Howe dan Kepulauan Norfolk, sampai ke arah timur seperti negara Tonga dan Samoa. Di Samudera Hindia, H. ovalis ditemukan dari barat daya Australia ke Afrika Timur dan Laut Merah, termasuk Madagaskar, dengan beberapa pengecualian dari pulau atau garis pantai tanpa catatan. Baru-baru ini, H. ovalis telah ditemukan di Samudera Atlantik di Pulau Antigua (Rene CH Kepel dan Sandra Baulu, 2012).

1.8.4 MANFAAT

Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus). Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sistem akar yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam topan badai sekalipun. Sebaliknya, sistem ini dapat melindungi banyak organisme. Kebun lamun berperan juga sebagi tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya dilingkungan lain (Rene CH Kepel dan Sandra Baulu, 2012).

1.8.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Halophila spinulosa memiliki hubungan dengan faktor oseanografi yaitu kecepatan arus, kecepatan arus diukur dengan menggunakan layangan arus yang dilengkapi dengan tali sepanjang 10 m. Alat ini dilepaskan di perairan dan dibiarkan hanyut hingga tali Halophila spinulosa memiliki hubungan dengan faktor oseanografi yaitu kecepatan arus, kecepatan arus diukur dengan menggunakan layangan arus yang dilengkapi dengan tali sepanjang 10 m. Alat ini dilepaskan di perairan dan dibiarkan hanyut hingga tali

1.9 HALODULE PINIFOLIA

Sumber : Google Gambar 9. Halodule pinifolia

1.9.1 KLASIFIKASI

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Antophyta

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Helobiae

: Halodule pinifolia

1.9.2 BIOLOGI

Halodule pinifolia merupakan jenis tumbuhan lamun yang mempunyai tulang daun lebih dari tiga, ujung daun membulat dan menyerupai gergaji, daun datar, bunga tunggal dengan lembaran daun bunga, akar cenderung serabut tanpa cabang dengan tonjolan kecil pada setiap nodus (Gosari, 2012).

1.9.3 DISTRIBUSI

Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam

2 famili. Penyebarannya tumbuh pada pasir-lumpuran sampai pecahan karang mulai dari surut terendah sampai ke surut tengah, bercampur dengan jenis lamun lain, tetapi kadang-kadang ditemukan tumbuh sendiri. Jenis ini merupakan lamun terbesar di Kuta dan tingginya sampai satu meter. Tersebar luas di bagian tropis Samudra Hindia dan Pasifik Barat dan sangat umum di Kepulauan Indo-Melayu dan di Filipina (Gosari, 2012).

1.9.4 MANFAAT

Dilihat dari kualitas air, lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air. Perlindungannya, lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai. Serta memberikan perlindungan pada biota disekitarnya. Dari segi Dilihat dari kualitas air, lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air. Perlindungannya, lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai. Serta memberikan perlindungan pada biota disekitarnya. Dari segi

1.9.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Menurut Nontji (1993), dijelaskan bahwa parameter yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan lamun dengan oseanografi adalah sebagai berikut ;

 Suhu  Arus  Salinitas

1.10 HALODULE UNINERVIS

Sumber : Google Gambar 10. Halodule uninervis

1.10.1 KLASIFIKASI

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Antophyta

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Helobiae

Famili

: Potamogetonaceae

: Halodule uninervis

1.10.2 BIOLOGI

Menurut (Priosambodo, 2007), dijelaskan bahwa Halodule univervis Membentuk padang lamun jenis tunggal pada rataan terumbu karang yang sudah rusak. Ciri – ciri morfologi dari Halodule uninervis adalah :

a. Tiap nodus hanya terdiri dari satu tegakan.

b. Tiap tangkai daun terdiri dari 1 sampai 2 helai daun.

c. Tiap nodus berakar tunggal dan banyak. Tidak bercabang.

d. Rimpangnya berbuku – buku.

e. Jarak antar nodus + 2 cm.

f. Ujung daun merbentuk gelombang menyerupai huruf W

1.10.3 DISTRIBUSI

Halodule uninervis memiliki distribusi yang luas di Indo-Pasifik. Di Pasifik, ditemukan di selatan Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, Indonesia, sepanjang Teluk Thailand, sepanjang pantai Vietnam, Cina selatan, timur laut ke Kepulauan Mariana Utara, Mikronesia, dan tenggara Kepulauan Fiji, serta di bagian utara Australia dan Great Barrier Reef (Fatmawati, 2013).

H. uninervis adalah lamun sublittoral ditemukan dari pertengahan pasang surut hingga kedalaman 20 m. Umumnya pada kedalaman antara 0-3 m di laguna sublittoral dan di dekat terumbu karang. H. uninervis dapat tumbuh di berbagai habitat yang berbeda.. Lamun ini dapat H. uninervis adalah lamun sublittoral ditemukan dari pertengahan pasang surut hingga kedalaman 20 m. Umumnya pada kedalaman antara 0-3 m di laguna sublittoral dan di dekat terumbu karang. H. uninervis dapat tumbuh di berbagai habitat yang berbeda.. Lamun ini dapat

1.10.4 MANFAAT

H. uninervis termasuk dalam famili Potamogetonaceae. Ciri khas dati famili ini Jenis H. uninervis memiliki bentuk daun Parvozosterids, dengan daun memanjang dan sempit. Ciri khas H. uninervis adalah ujung daunnya yang berbentuk trisula dengan satu vena sentral yang membujur dengan ukuran lebar daun 1-1,7mm. Umur daun H. uninervis ±55 hari dengan produksi tegakan sebanyak 38 tegakan/tahun (Fatmawati, 2013).

1.10.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Kecepatan arus di padang lamun mempunyai pengaruh yang sangat nyata. Produktifitas padang lamun tampak dari pengaruh keadaan kecepatan arus perairan, dimana mempunyai kemampuan maksimum menghasilkan “standing crop” pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/det. Berdasarkan kecepatan arusnya maka perairan dapat dikelompokkan menjadi berarus sangat cepat (> 1 m/s), cepat (0,5 -1 m/s), sedang (0,25 – 0,5 m/s), lambat (0,01 –0,25 m/s) dan sangat lambat (< 0,01 m/s). Kualitas air: Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air. Perlindungan: Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai (Suhud, 2010).

Padang lamun Indo-Pasifik merupakan autotrof bersih selama siklus tahunan, dengan produktivitas mereka mengubah kimia karbonat dan meningkatkan pH air laut. Daun lamun yang lebat akan Padang lamun Indo-Pasifik merupakan autotrof bersih selama siklus tahunan, dengan produktivitas mereka mengubah kimia karbonat dan meningkatkan pH air laut. Daun lamun yang lebat akan

1.11 SYRINGODIUM ISOETIFOLIUM

Sumber : algaebase.org Gambar 11. Syringodium Isoetifolium

1.11.1 KLASIFIKASI

Menurut Romimohtarto dan Juwana ( 2001), Syringodium Isoetifolium dapat diklasifikasikan kedalam : Kingdom

Sub famili : Cymodoceoideae Genus

: Syringodium

Spesies : Syringodium Isoetifolium

1.11.2 BIOLOGI

Panjang daun berkisar 5-10 cm, tapi dapat tumbuh hingga 50 cm. Lamun ini memiliki daun berbentuk tabung. Daunnya memiliki ujung runcing halus. Rimpang (batang bawah tanah) yang ramping (diameter 1,5mm). Tunas muncul dari rimpang, masing-masing tunas dengan 2-3 daun, bagian yang lebih rendah terbungkus dalam seludang. Daunnya mengandung rongga udara dan mengapung dengan mudah bila terpisah. Daun yang lebih tua cenderung lebih rapuh sehingga mudah patah (McKenzie, 2007).

1.11.3 DISTRIBUSI

dalam famili Potamogetonaceae dengan ciri-ciri utama yaitu tidak memiliki ligula seperti pada famili Hydrocaritaceae. Ditemukan di seluruh wilayah Indo- Barat Pasifik tropis. Tumbuh dengan kepadatan tinggi tanpa spesies lain. Namun bila tumbuh dengan spesies lain ukurannya akan lebih kecil. Jenis lamun ini jarang ditemukan di daerah intertidal dangkal (McKenzie, 2007).

Menurut Setiawan (2012), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, berikut Menurut Setiawan (2012), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, berikut

1.11.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Beberapa faktor lingkungan menurut Azkab (1988), menjelaskan bahwa yang berpengaruh terhadap distribusi dan kestabilan ekosistem padang lamun adalah :

5. Kecepatan arusaya

1.12 THALLASODENDROM CILIATUM

Sumber : algaebase.org Gambar 12. Thalassodendrum ciliatum

1.12.1 KLASIFIKASI

Menurut den Hartog (1970), Thalassodendrum ciliatum dapat diklasifikasikan kedalam : Kingdom

: Plantae

Divisio

: Anthophyta

Sub famili : Cymodoideae Genus : Thalassia Spesies : Thalassodendrum ciliatum

1.12.2 BIOLOGI

Thalassodendron ciliatum memiliki rhizoma yang sangat keras dan berkayu, terdapat ligule, akar berjumlah 1-5, ujung daun membentuk seperti gigi, dan helaian daunnya lebar serta pipih. Daun-daunnya berbentuk sabit, dimana agak menyempit pada bagian pangkalnya (Den Hartog; Philips dan Menez 1988).

1.12.3 DISTRIBUSI

Thalassdendrum ciliatum memiliki distribusi Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan di Jepang selatan ke Taiwan, menuju ke Hainan, China, Filipina, dan seluruh Asia Tenggara. Hal ini juga terjadi di Australia utara dan di kepulauan Pasifik barat sampai Kaledonia Baru dan Kepulauan Marshall. Di Samudera Hindia, T. hemprichii ditemukan dari Australia bagian barat sampai Laut Timor, di sepanjang pesisir selatan Indonesia melalui Laut Andaman; Juga dari Pantai Koromandel ke Pantai Malabar di India termasuk Lakshadweep dan Kepulauan Maldives. Hal ini ditemukan dari Oman ke bagian utara Afrika Selatan termasuk Laut Merah dan Teluk Aden serta Madagaskar dan pulau-pulau di Samudera Hindia bagian barat (Rappe, 2010).

1.12.4 MANFAAT

Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus). Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sisten akr yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam topan badai sekalipun. Sebaliknya, sistem ini dapat melindungi banyak organisme. Jadi terdapat banyak hewan umum yang dijumpai di kebun lamun, tetapi tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung. Kebun lamun berperan juga sebagi tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya dilingkungan lain (Nyabaken, JW. 1992).

1.12.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Lamun tumbuh di perairan dangkal karena membutuhkan cahaya matahari. Namun pada perairan jernih yang memungkinkan penetrasi cahaya dapat masuk lebih dalam, maka lamun dapat hidup di daerah tersebut. Misalnya lamun jenis Thalassia testudinum yang mampu tumbuh pada kedalaman 13 meter. Kemampuan tumbuh lamun pada kedalaman tertentu sangat dipengaruhi oleh saturasi cahaya setiap individunya. Kekeruhan karena suspensi sedimen dapat menghambat penetrasi cahaya, dan secara otomatis kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan lamun. Selaim itu, kekeruhan juga dapat disebabkan oleh Lamun tumbuh di perairan dangkal karena membutuhkan cahaya matahari. Namun pada perairan jernih yang memungkinkan penetrasi cahaya dapat masuk lebih dalam, maka lamun dapat hidup di daerah tersebut. Misalnya lamun jenis Thalassia testudinum yang mampu tumbuh pada kedalaman 13 meter. Kemampuan tumbuh lamun pada kedalaman tertentu sangat dipengaruhi oleh saturasi cahaya setiap individunya. Kekeruhan karena suspensi sedimen dapat menghambat penetrasi cahaya, dan secara otomatis kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan lamun. Selaim itu, kekeruhan juga dapat disebabkan oleh

II. MANGROVE

2.1 RHIZOPHORA APICULATA

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 13. Bagian bunga dan pohon Rhizophora apiculata

: Rhizophora apiculata

2.1.2 BIOLOGI

Secara umum jenis mangrove ini menyerupai pohon dengan ketinggian mencapai 30 meter dan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran tunjang yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter dan terkadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Bagian daunnya berkulit berwarna hijau tua dan pada bagian tengahnya berwarna hijau muda serta pada bagian bawah berwarna kemerahan. Unit dan letaknya sederhana dan berlawanan dengan bentuk elips menyempit dan ujung meruncing. Ukuran daun 7-19 x 3,5-8 cm ( Ding & Leyden, 1958).

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 14. Bagian-bagian Rhizophora apiculata

2.1.3 DISTRIBUSI

Menurut Ding dan Leyden (1958), mangrove jenis Rhizophora apiculata ini tingkat dominasinya mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi, selain itu mangrove ini menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen. Mangrove jenis ini tersebar di Sri Langka, Malaysia, Indonesia hingga Australia Tropis dan Kepulauan Pasifik. Di kawasan

Indonesia kelimpahan Mangrove jenis Rhizophora apiculata ini sangat melimpah dan tersebar jarang di Australia.

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 15. Distribusi Mangrove Rhizophora apiculata

2.1.4 MANFAAT

Secara umum ditinjau dari segi ekologi, mangrove memiliki manfaat dan peranan penting dalam melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman dari angin kencang atau intrusi air laut. Di pulau Jawa jenis ini sering ditanam dipinggiran tambak untuk melindungi pematang, dan sering digunakan sebagai tanaman penghijauan (Noor et al.,1999).

Selain itu, mangrove jenis ini juga bermanfaat bagi manusia, seperti kayunya dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit kayunya berisi hingga 30% tanin dan cabang akar dapat digunakan sebagai jangkar dengan diberati oleh batu (Noor et al.,1999).

2.1.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Mangrove jenis Rhizophora apiculata ini tumbuh pada tanah berlumpur, halus, daerah dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Selain itu mangrove jenis ini tidak menyukai substrat yang lebih keras dan bercampur dengan pasir (Tomlinson, 1986)

2.2 BRUGUIERA CYLINDRICA

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 16. Bagian Mangrove Bruguiera cylindrica

: Bruguiera cylindrica

2.2.2 BIOLOGI

Secara umum mangrove jenis Bruguiera cylindrica berbentuk pohon dan selalu hijau, berakar lutut dan akar papan yang melebar ke samping di bagian pangkal pohon. Ketinggian pohon bisa mencapai 23 meter dengan kulit kayu berwarna abu-abu, relatif halus dan memiliki sejumlah inti sel kecil (Field, 1995).

Bentuk daun elips dengan ujung agak meruncing, dan bagian permukaan berwarna hijau cerah serta bagian bawahnya hijau agak kekuningan dengan ukuran 7-17 x 2-8 cm. Bunganya mengelompok dan muncul di ujung tandan dengan panjang tandan biasanya 1-2 cm. Sisi luar bunga bagian bawah biasanya memiliki rambut putih. Letak dan formasi daun di ujung atau ketiak tangkai/ tandan bunga. Kelompak bunga berjumlah delapan berwarna hijau kekuningan dimana bagian bawahnya berbentuk seperti tabung. Hipokotilnya berbentuk silindris memanjang, dan sering juga berbentuk kurva. Berwarna hijau didekat pangkal buah dan hijau keunguan di bagian ujung. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga. Ukuran hipokotil biasanya panjang 8-15 cm dengan diameter 5-10 mm. (Field, 1995).

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 17. Bagian Mangrove Bruguiera cylindrica

2.2.3 DISTRIBUSI

Mangrove jenis Bruguiera cylindrica ini tumbuh mengelompok dalam jumlah besar, biasanya pada tanah liat di belakang zona Avicennia, atau di bagian vegetasi mangrove kearah laut. Jenis ini memiliki Mangrove jenis Bruguiera cylindrica ini tumbuh mengelompok dalam jumlah besar, biasanya pada tanah liat di belakang zona Avicennia, atau di bagian vegetasi mangrove kearah laut. Jenis ini memiliki

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 18. Distribusi Mangrove Bruguiera cylindrica

2.2.4 MANFAAT

Secara umum ditinjau dari segi ekologi, mangrove memiliki manfaat dan peranan penting dalam melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman dari angin kencang atau intrusi air laut (Noor el al., 1999). Selain itu mangrove jenis ini juga bermanfaat bagi manusia seperti, kayunya digunakan sebagai kayu bakar, akar muda dari embrionya dimakan dengan gula dan kelapa (Priyono et al., 2010).

2.2.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Mangrove jenis Bruguiera cylindrica ini toleran terhadap salinitas yang tinggi dan mangrove jenis ini mempengaruhi tingkat kecepatan dan tinggi gelombang yang sampai ke daerah pantai. Selain itu mangove jenis

Bruguiera cylindrica ini mampu tumbuh subur pada daerah tengah hingga dalam (Chapman, 1976).

2.3 AVICENNIA MARINA

Sumber: Noor (1999) Gambar 19. Mangove Avicennia marina

: Avicennia marina

2.3.2 BIOLOGI

Secara umum mangrove jenis Avicennia marina terlihat belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar. Ketinggian pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak dengan sejumlah inti sel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan Secara umum mangrove jenis Avicennia marina terlihat belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar. Ketinggian pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak dengan sejumlah inti sel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan

Ditinjau dari daunnya, bagian atas permukaan daun ditutupi bintik-bintik kelenjar berbentuk cekung. Bagian bawah daun berwarna putih – abu-abu muda. Unit dan letak sederhana dan berlawanan. Berbentuk elips, bulat memanjang, bulat telur terbalik. Ujung daun meruncing hingga membundar. Ukuran daun 9 x 4,5 cm (Field, 1995).

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 20. Bagian-bagian Mangove

2.3.3 DISTRIBUSI

Mangrove jenis Avicennia marina ini merupakan tumbuhan pionir pada lahan pantai yang terlindung. Avicennia marina memiliki kemampuan menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang-surut, bahkan di tempat asin sekalipun. Jenis ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling umum ditemukan di habitat pasang-surut, dan biasanya bergerombol membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu (Chapman, 1976).

Avicennia marina tersebar di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Australia, Polynesia dan Selandia Baru. Jenis ini juga ditemukan di seluruh Indonesia dengan kelimpahan yang sangat banyak (Chapman, 1976).

Sumber: Buku Identifikasi Mangrove, 2017 Gambar 21. Distribusi Mangrove Avicennia marina

2.3.4 MANFAAT

Secara umum ditinjau dari segi ekologi, mangrove memiliki manfaat dan peranan penting dalam melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman dari angin kencang atau intrusi air laut. Mangrove jenis Avicennia marina ini dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan tanah timbul. Mangove juga berperan dalam siklus hidup jenis ikan, udang dan moluska karena lingkungan mangrove menyediakan perlindungan dan makanan berupa bahan-bahan organik yang masuk kedalam rantai makanan (Chapman, 1976).

2.3.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Mangrove jenis Avicennia marina ini toleran pada salinitas yang tinggi dan mampu tumbuh pada substrat yang berlumpur dan tepi sungai. Selain itu mangrove jenis in juga berperan terhadap arus dan gelombang Mangrove jenis Avicennia marina ini toleran pada salinitas yang tinggi dan mampu tumbuh pada substrat yang berlumpur dan tepi sungai. Selain itu mangrove jenis in juga berperan terhadap arus dan gelombang

2.4 XYLOCARPUS GRANATUM

Sumber : Google Gambar 22. Xylocarpus granatum

2.4.1 KLASIFIKASI

Menurut (Vadlupudi et al, 2009) menyatakan bahwa, klasifikasi Xylocarpus granatum antara lain: Kingdom

Xylocarpus granatum

2.4.2 BIOLOGI

Pohon dapat mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput (Baba et al, 2016).

2.4.3 DISTRIBUSI

Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin. Seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar. Individu yang telah tua seringkali ditumbuhi oleh epifit. Di Indonesia tumbuh di Jawa, Madura, Bali, Kepulauan Karimun Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Sumba, Irian Jaya (Baba et al, 2016).

2.4.4 MANFAAT

Menurut (Baba et al, 2016) menyatakan bahwa manfaat Xylocarpus granatum antara lain kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan sebagai bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan taninnya yang tinggi (>24% berat kering).

2.4.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Xylocarpus granatum adalah tumbuhan bakau, yang tumbuh pada ekosistem bakau yang berlumpur karena terkena semburan air laut. Xylocarpus granatum dapat menjadi penangkal arus yang sangat Xylocarpus granatum adalah tumbuhan bakau, yang tumbuh pada ekosistem bakau yang berlumpur karena terkena semburan air laut. Xylocarpus granatum dapat menjadi penangkal arus yang sangat

2.5 EXCOECARIA AGALLOCHA

Sumber : Google Gambar 23. Excoecaria agallocha

2.5.1 KLASIFIKASI

Menurut (Deepa et al, 2014) menyatakan bahwa klasifikasi Excoecaria agallocha adalah: Kingdom

: Excoecaria agallocha

2.5.2 BIOLOGI

Menurut (Deepa et al, 2014) menyatakan bahwa morfologi dari Excoecaria agallocha antara lain:

1. Daun hijau tua dan akan berubah menjadi merah bata sebelum rontok, pinggiran bergerigi halus, ada 2 kelenjar pada pangkal daun. Unit & Letak: sederhana, bersilangan. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 6,5-10,5 x 3,5-5 cm.

2. Bunga memiliki bunga jantan atau betina saja, tidak pernah keduanya. Bunga jantan (tanpa gagang) lebih kecil dari betina, dan menyebar di sepanjang tandan. Tandan bunga jantan berbau, tersebar, berwarna hijau dan panjangnya mencapai 11 cm. Letak: di ketiak daun. Formasi: bulir. Daun mahkota: hijau & putih. Kelopak bunga: hijau kekuningan. Benang sari: 3; kuning.

3. Buah berbentuk seperti bola dengan 3 tonjolan, warna hijau, permukaan seperti kulit, berisi biji berwarna coklat tua. Ukuran: diameter 5-7mm.

2.5.3 DISTRIBUSI

Menurut (Arumugam et al, 2012).menyatakan bahwa habitat dan distribusi Excoecaria agallocha adalah tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan, atau kadang- kadang di atas batas air pasang. Jenis ini juga ditemukan tumbuh di sepanjang pinggiran danau asin (90% air laut) di pulau vulkanis Satonda, sebelah utara Sumbawa. Mereka umum ditemukan sebagai jenis yang tumbuh kemudian pada beberapa hutan yang telah ditebang, misalnya di Suaka Margasatwa. Karang-Gading Langkat Timur Laut, dekat Medan, Sumatera Utara. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyerbukan Menurut (Arumugam et al, 2012).menyatakan bahwa habitat dan distribusi Excoecaria agallocha adalah tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan, atau kadang- kadang di atas batas air pasang. Jenis ini juga ditemukan tumbuh di sepanjang pinggiran danau asin (90% air laut) di pulau vulkanis Satonda, sebelah utara Sumbawa. Mereka umum ditemukan sebagai jenis yang tumbuh kemudian pada beberapa hutan yang telah ditebang, misalnya di Suaka Margasatwa. Karang-Gading Langkat Timur Laut, dekat Medan, Sumatera Utara. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyerbukan

2.5.4 MANFAAT

Menurut (Patra et al, 2009) menyatakan bahwa manfaat Excoecaria agallocha adalah akarnya dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan pembengkakan. Kayu digunakan untuk bahan ukiran. Kayu tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar karena bau wanginya tidak sedap bagi masakan. Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Getah digunakan untuk membunuh ikan. Kayunya kadang-kadang dijual karena wanginya, akan tetapi wanginya akan hilang beberapa tahun kemudian.

2.5.5 HUBUNGAN DENGAN OSEANOGRAFI

Pada umumnya pantai berpasir lebih banyak dikenal oleh manusia dibanding denganjenis pantai yang lain. Hal ini dikarenakan pantai berpasir memiliki manfaat yang sangatbanyak dibanding dengan pantai jenis yang lainnya.Pantai berpasir adalah pantai denganukuran substrat 0.002-2 mm. Jenis pantai berpasir termasuk dalam jenis pantai denganpartikel yang halus. Tumbuhan Ipomoea pes capraetahan terhadap hempasan gelombang dan angin dimana tumbuhan ini menjalar disepanjangpantai dan memiliki karakteristik daun yang tebal. Gerakan ombak tidak begitu besarkarena tidak ditumbuhi oleh terumbu Pada umumnya pantai berpasir lebih banyak dikenal oleh manusia dibanding denganjenis pantai yang lain. Hal ini dikarenakan pantai berpasir memiliki manfaat yang sangatbanyak dibanding dengan pantai jenis yang lainnya.Pantai berpasir adalah pantai denganukuran substrat 0.002-2 mm. Jenis pantai berpasir termasuk dalam jenis pantai denganpartikel yang halus. Tumbuhan Ipomoea pes capraetahan terhadap hempasan gelombang dan angin dimana tumbuhan ini menjalar disepanjangpantai dan memiliki karakteristik daun yang tebal. Gerakan ombak tidak begitu besarkarena tidak ditumbuhi oleh terumbu

2.6 AEGICERAS CORNICULATUM

Sumber : Google Gambar 24. Aegiceras Corniculatum

2.6.1 KLASIFIKASI

Berikut adalah klasifikasi Aegiceras corniculatum menurut Roemer & Schultes, 2008 : Kingdom : Plantae Division : Angiospermophyta Class : Magnoliopsida Order : Primulales Family : Myrsinaceae Genus : Aegiceras Species : Aegiceras corniculatum

2.6.2 BIOLOGI

Aegiceras corniculatum merupakan semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan ketinggian pohon mencapai 6 m. Akar menjalar di permukaan tanah. Kulit kayu bagian luar abu-abu Aegiceras corniculatum merupakan semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan ketinggian pohon mencapai 6 m. Akar menjalar di permukaan tanah. Kulit kayu bagian luar abu-abu

2.6.3 DISTRIBUSI