ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH ANDRE DALAM NOVEL IBUKU PEREMPUAN BERWAJAH SURGA; KAJIAN TEORI KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH ANDRE DALAM NOVEL

  

KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program

Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

  

Oleh

L. Toni Suherman

E1C112065

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

  

2017

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Kegagalan bukanlah menandakan kebodohan, namun

kegagalan adalah tanda dan bukti keberanian

diri untuk bertindak meraih sesuatu.

Engkau bisalah menjadi raja dari segala raja

dalam hayalan, namun realitas kehidupan tidak

seindah bermain menghabiskan waktu di kepala.

Berusaha dan berdoalah selagi masih ada orang

orang tercinta tegak berdiri mendampingi dan

mendukungmu.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak L. Suhad dan IbuBq. Harni Wati yang telah merawat, membesarkan dan memberikan dukungan baik berupa materi dan do’anya sehingga skripsi dapat terselesaikan.

2. Kepada semua keluarga khususnya nenekt ercinta Bq. Alisah dan Dende

  Haluwiyah serta adik tersayang L. Diky Zeftian dan Bq. Diana Suhandini 3. Kepada Nisrina Wardati yang selalu menemani dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini dan sahabat sahabat bastrindo Rizka Aditya

  Santika, Nusyirol Khaerani dan Megawati Abidin yang selalu mendukung dan memotivasi selama proses penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah

  • – Nya, baik berupa kesehatan dan kesejahteraan. Berkat usaha dan do’a yang selalu terpanjatkan sehingga penulisan skripsi yang berjudul

  Analisis Psikologis Tokoh Andre dalam Novel IbukuPerempuan Berwajah Surga; Kajian Teori Kepribadian Simund Freud dapat diselsaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktu yang telah direncanakan, skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelsaikan program sarjana ( SI ) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Selama pelaksanaan penelitian sampai penyususnan skripsi ini, tidak terlepas dari berkat bimbingan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, ucapan terimakasih disampaikan kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Wildan, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

  2. Ibu Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd. Ketua jurusan Pendididkan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Mataram sekaligus dosen Pembimbing Akademik.

  3. Bapak Drs. I Nyoman Sudika, M.Hum, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram.

  4. Bapak Drs. Khairul Paridi, M.Hum, Ketua Pengelola Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Sore.

  5. Bapak Drs. Mari’I, M.Si, Dosen Pembimbing I 6.

  Bapak Murahim, M.Pd, dosen Pembimbing II 7. Rekan rekan mahasiswa Bastrindo Angkatan 2012, khususnya Nusyirol khaerani dan Riska Aditya kelas B Reguler Sore.

  8. Semua dosen di FKIP Universitas Mataram, khususnya pada Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

  9. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan serta dukungan dalam penyelsaian skripsi ini.

  Skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan serta berbagai acuan pada penulisan selanjutnya. Smoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

  DAFTAR ISI COVER HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………. iii MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………. i v KATA P

ENGANTAR……………………………………………..

v DAFTAR ISI………………………………………………………. vii ABSTRAK…………………………………………………………. i x

  2.2 Landasan Teori…………………………………………………… 12

  3.2 .1 Data………………………………………………………. 23

  3.2 Data dan Sumber Data …………………………………………… 23

  BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….. 22 3,1 Jenis Penelitian……………………………………………………. 22

  2.3 Teori Keprib adian Sigmund Freud……………………………… 18

  2.2.3 Psikologi Sastra………………………………………….. 16

  14

  2.2.2 P engertian Novel………………………………………...

  2.2.1 Pengertian Sastra………………………………………... 12

  2.1 Penelitian yang Relevan………………………………………….. 8

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 8

  1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………. 7

  1.4.1 Manfaat Teoritis………………………………………… 6

  1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………….. 6

  1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 6

  6

  1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..

  1

  1.1 Latar Belakang…………………………………………………...

  3.2 .2 Sumber Data……………………………………………... 23

  3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………….. 24

  3.4 Instrumen P enelitian……………………………………………… 26

  

3.5 Metode Anaisis Data……………………………………………… 27

  

3.6 Penyajian Hasil…………………………………………………… 28

BAB IV PEMBAHASAN

  29 …………………………………………..

  

4.1 Deskripsi Psikologi Tokoh Andre dalam Novel Ibuku Perempuan

Berwajah Surga Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud 29

  4.1.1 Analisis Id, Ego, Super Ego Andre untuk Menikah dengan Risma dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga. 30

  4.1.2 Analisis Id, Ego, Super Ego Andre untuk bertemu dengan Risma

dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga

……… 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 51

  5.1 Simpulan…………………………………………………………... 51

5.2 Saran………………………………………………………………. 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan psikologi tokoh Andre dalam novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya Novanka Raja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: teknik kepustakaan dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah teori psikonalisis Sigmund Freud pada aspek struktur kepribadian yang terdiri dari Id, Ego, dan Super Ego. Kemudian hasil analaisis dalam novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya Novanka Raja terdapat Id Andre yang sangat kuat untuk dapat menikah dengan Risma hal tersebut terlihat saat Andre yang selalu membayangkan sesuatu yang indah jika dirinya bisa hidup bersama Risma. Id Andre untuk dapat meikah dengan Risma sangat kuat sehingga mendorong Ego dalam diri Andre sebagai pelaksana untuk merealisiskan keinginan yang dituntut Id sesuai dengan Realitas. Hal tersebut terlihat ketika Andre berusaha mencari Risma di kota Malang dan membawanya ke Surabaya untuk membicarakan dengan keluarga tentang rencananya menikahi Risma sekaligus memperkenalkan gadis pilihanya itu kepada keluarganya. Sebelumnya Andre sudah tahu jika orang tuanya pasti akan menentang keinginannya untuk menikahi Risma namun Super Ego berperan besar dalam diri Andre sebagai pengendali dalam dalam upaya pemuasan Id, sehingga Andre tetap bertekad menemui dan membawa Risma kepada orang tuanya. Sebagai seorang anak ia harus berbakti kepada orang tua sehingga ia meminta restu dari orang tuanya terlebih dahulu untuk menikah dengan Risma

  Kata Kunci: Psikologi, struktur kepribadian, novel

  

ABSTRACT

  This study aims to describe the psychology of Andre's character in Novanka Raja's novel My Woman's Mother-in-Paradise novel. This type of research is a qualitative research. Data collection methods used in this research are: literature techniques and record techniques. Data analysis method used is Sigmund Freud's psychoanalytical theory on the aspect of personality structure consisting of Id, Ego, and Super Ego. Then the result of analaisis in novel of My Lady's Woman of Sheaven's Paradise by Novanka Raja there is Id Andre very strong to be able to marry with Risma it Seen when Andre is always imagine something beautiful if he can live with Risma. Andre's Id to be married to Risma is so strong that it encourages Ego in Andre as the executor to analyze the desires that the Id demands with reality. It is seen when Andre tried to find Risma in the city of Malang and took him to Surabaya to discuss with the family about his plan to marry Risma as well as introduce the girl's choice to his family.

  Previously Andre already knew if his parents would be opposed to his desire to marry Risma but Super Ego played a major role in Andre as a controller in an effort to satisfy Id, so Andre was determined to meet and bring Risma to his parents as a child he must devote to him so he Asking for the blessing of his parents first to marry Risma.

  Keywords: Psychology, personality structure, novel

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa karya berbentuk tulisan dan karya sastra lisan. Karya sastra tidak lahir dari dunia yang kosong melainkan karya lahir dari proses penyerapan realita pengalaman manusia. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, dan sebuah imajinasi. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa sebagai tulisan, karya sastra tidak terelakkan dari situasi dan kondisi nyata produksinya (Ricoeur 1981 dalam Faruk, 2012: 45). Ini menunjukkan peristiwa yang terjadi pada cerita karya sastra yang tidak terlepas dalam realita atau kenyataan kehidupan manusia, karena sebagai tulisan karya sastra menjadi sesuatu yang mengembang bebas, yang dapat terarah kepada siapa saja dan mengacu pada apa saja yang ada dalam berbagai kemungkinan ruang dan waktu (Faruk, 2012: 46).

  Dalam karya sastra terdapat berbagai genre, misalnya puisi, drama, roman, dan prosa. Salah satu hasil karya sastra berupa prosa adalah novel.

  Novel yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

  Novel merupakan gambaran hidup tokoh yang menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang berbeda beda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup.

  Novel Ibuku perempuan berwajah surga karya Novanka Raja merupakan obek dari penelitian ini. Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang mahasiswa yang rajin, cerdas, tampan yang berasal dari keluarga yang sangat kaya dan terpandang skaligus sebagai pewaris tunggal dari keluargnya, mahasiswa itu bernama Andre. Tokoh Andre dalam novel tersebut di ceritakan sebagai tokoh yang baik dan nurut kepada orang tua.

  Andre tidak pernah membangkang apapun yang di perintahkan orang tuanya. Semakin lama Andre bekeinginan untuk menikah karena Ia sudah merasa dewasa. Andre berkeinginan untuk mencari pasangan sesuai dengan pilihannya sendiri. Suatu hari Andre membawa pulang gadis pujaannya dan memperkenalkan ke orang tuanya, Ia yakin bahwa gadis pilihanya pasti membuat orangtuanya bangga karena gadis itu cantik, sederhana dan juga cerdas. Orang tua Andre justru memandang gadis itu dengan sinis.

  Orang tua Andre ingin melihat anaknya menikah dengan gadis yang setara dengan keluarganya. Sama sama berasal dari keluarga terpandang seperti keluarganya itulah impian dari orang tua Andre. Hal ini membuat

  

Andre merasa tertekan dengan apa yang di inginkan orang tuanya karena ia

  sangat mencintai kekasihnya dan tidak mau melepaskannya begitu saja. Andre berusaha keras membujuk orang tuanya untuk merestui hubungannya dengan kekasihnya dengan berbagai alasan, termasuk dengan alasan bahwa kekasihnya telah mengandung anak dari darah dagingnya sendiri. Alasan itu tidak sedikitpun membuat hati orang tuanya luluh. Orang tua Andre tetap menolak dan tidak mau merestui hubungan mereka, dengan alasan orang tuanya tidak mau melihat Andre mengotori nama baik keluarganya. Karena keluarganya merupakan keluarga yang terpandang dan tidak sebanding dengan keluarga gadis pilihan Andre. Di satu sisi Andre berat melepaskan kekasihnya karena dia sedang mengandung dan di satu sisi Andre juga tidak mau menentang perintah orang tuanya karena dia tidak mau menjadi anak yang durhaka, dan Andre tidak mau melihat Ibunya sakit karena masalah tersebut.

  Saat itu Andre merasa gelisah dan tidak bisa berbuat apa apa lagi. Ia hanya terus berpikir bagaimana cara membujuk orang tuanya supaya Ia bisa mendapatkan restu untuk hidup bersama gadis yang di cintainya.

  Tokoh Andre dalam Novel Ibuku perempuan Berwajah Surga menarik untuk di teliti lebih dalam lagi. Tokoh Andre dalam novel tersebut memiliki banyak sekali keinginan namun tidak bisa di wujudkan. Hal inilah yang sangat mempengaruhi psikologis tokoh Andre. Sesuai dengan pendapat Sigmund freud “ jika keinginan tidak bisa terpenuhi maka akan menimbulkan ketegangan dan kecemasa n ”.

  Setiap manusia tentunya memiliki keinginan tersendiri untuk diwujudkan. Manusia akan melakukan upaya apapun demi terwujudnya keinginan dari dalam hatinya tersebut. Apabila keinginan tersebut dapat terpenuhi, maka akan memberikan kepuasan batin yang tidak ternilai harganya. Terkadang ada banyak hal yang tidak mendukung terwujudnya keinginan tersebut. Penghalang itu datangnya bisa dari mana saja. Termasuk dari lingkungan tempat tinggal maupun kondisi dari dalam keluarga. Hal inilah yang menekan psikologi tokoh Andre dalam Novel Ibuku Perempuan tesebut.

  Berwajah Surga

  Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Psikologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

  Psikologi dalam dunia sastra atau lebih dikenal dengan psikologi sastra. Psikologi turut berperan penting dalam penganalisian sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Hal ini menunjukan bahwa dari segi kejiwaan, sastra bisa dipelajari dan ditelaah dengan menggunakan teori psikologi. karya sastra dan psikologi memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Dikatakan pertautan tak langsung karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama, yaitu manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan jiwa orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Namun sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra sering menunjukkan kemiripan, sehingga psikologi sastra memang tepat dilakukan. Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra. Teori psikoanalisis ini pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud. Dalam kajian psikologi sastra akan berusaha diungkapkan psikoanalisis kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu id, ego, dan superego.

  Penelitian psikologi sastra memang memiliki landasan pijak yang kokoh. Baik sastra maupun psikologi sama sama mempelajari kehidupan manusia. Bedanya kalau sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan illahi secara rill. Pemilihan unsur psikologi sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena pendekatan psikologi lebih menekankan pada penelitian tentang kejiwaan. Penelitian ini ingin membahas lebih dalam tentang unsur kepribadian yang merupakan bagian dari unsur kejiwaan dari Tokoh Andre

  

Dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga dengan Teori kepribadian

Sigmund Freud, pada aspek struktur kepribadian. sehingga penelitian ini

  mengangkat judul; “Analisis Psikologis Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga; Kajian Teori Kepribadian Sigmund Freud”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimanakah psikologi tokoh Andre berdasarkan teori struktur kepribadian Sigmund freud dalam novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya Novanka Raja?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui psikologi tokoh Andre berdasarkan teori struktur kepribadian Sigmund freud dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya Novanka Raja.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan maanfaat bagi pembacanya, adapun manfaat yang diambil dari penlitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan masukan dan pengetahuan tambahan tentang teori-teori sastra dalam ilmu pembelajaran sastra dan studi analisis terhadap sastra Indonesia, khususnya dengan teori psikonalisis Simund Freud dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga karya Novanka Raja.

1.4.2 Manfaat Praktis

  Diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa serta para pembaca tentang karya sastra pada novel khususnya pada Novel Ibuku

  Perempuan Berwajah Surga . Serta dapat dijadikan sebagai refrensi tambahan dalam analisis karya sastra selanjutnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

  Suatu penelitian mengenai bidang tertentu dapat menjadi acuan kepada suatu penelitian, hal itu dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya. Oleh sebab itu, penting untuk meninjau penelitian sebelumnya guna mengetahui relevansinya.

  Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan Penelitian analisis psikologis tokoh dalam novel yang pernah dilakukan oleh Lasmaria Magdalena (2013) tentang Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam Novel "Catatan Ichiyo" Karya Rei Kimura. Gadis Jepang bernama Ichiyo tersebut memiliki obsesi untuk menjadi sastrawan wanita Jepang di tengah kondisi zaman yang tidak mendukung seorang perempuan untuk berkarya dalam dunia sastra. Perempuan pada zamannya dikhususkan untuk menjadi wanita pada umumnya, yaitu menikah dan mengurus masalah rumah tangga. Namun, Ichiyo tidak menyerah begitu saja. Ia tetap fokus terhadap tujuannya untuk menjadi sastrawan wanita Jepang. Meskipun halangan yang dihadapinya sangat banyak. Termasuk kondisi keluarganya yang sangat miskin yang tidak memungkinkannya untuk diterima dan berkembang di dunia sastra. Dalam menghadapi penghalang- penghalang inilah Ichiyo mengalami pergulatan pikiran yang tiada habisnya.

  Banyak konflik batin yang dialaminya sepanjang perjalanan hidupnya memperjuangkan cita-citanya menjadi seorang penulis hingga akhirnya Ichiyo menjadi penulis wanita yang paling diperhitungkan di Jepang. Penelitian Magdalena ini menganalisis terjemahan karya sastra dari japang ke dalam bahasa indonesia. Penelitian Magdalena ini juga menitik beratkan analisisnya pada dua struktur yaitu struktur kepribadian dan struktur dinamika kepribadian. struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan super ego dan struktur dinamika kepribadian terdiri dari insting, dan kecemasan. Dalam penelitian Analisis Psikologis Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku Perempuan

  

Berwajah Surga karya Novanka Raja ini memiliki kesamaan dengan

  penelitian yang dilakukan Lasmaria Magdalena yaitu, sama sama membahas tentang analisis tokoh dan menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud.

  Namun penelitian Analisis Psikologis Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku

  

Perempuan Berwajah Syurga karya Novanka Raja ini juga berbeda dengan

  penelitian yang pernah di lakukan Magdalena. Dalam penelitian Analisis

  

Psikilogis Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga ini

  menganalisis kepribadian tokoh dalam novel dari Indonesia bukan novel terjemahan dan penelitian ini juga menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud namun dalam penelitian ini hanya menfokuskan analisis pada satu aspek, yaitu pada aspek struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan super ego. Jadi penelitian ini tidak menitik beratkan analisis pada dua struktur, struktur keperibadian dan struktur dinamika kepribadian, namun penelitian ini hanya menitik beratkan analisis pada satu aspek.

  Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2014) yang berjudul Analisis Psikologi Tokoh Ruwita dalam Novel Ruwita karya Bagus Takwin Serta Kaitannya Dengan Pembelajaran di SMP. Penelitian tersebut menganalisis tokoh Ruwita yang memiliki keinginan akan kebutuhan dasar seperti teman, makan, rumah dan hiburan seperti menyanyi. Struktur kepribadian Ruwita yang paling mendominasi yaitu ego yang tampak pada setiap tindakan ruwita untuk memiliki teman, dan tidak mau berjauhan dengan temannya, rumah yang nyaman, dan selalu bernyanyi sebagai penghibur hatinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh winarni, ia menganalisis tokoh dalam sebuah novel dengan menggunakan teori psikologi sigmund freud. Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Warni tentang analisis Psikologi Tokoh Ruwita Dalam Novel Ruwita Karya Bagas Takwin Serta Kaitannya Dengan Pembelajaran Sastra Di Smp dengan penelitian ini, sama sama menganalisis psikologi tokoh dalam novel dan sama sama menggunakan teori psikonalisis sigmun freud. Penelitian Analisis Psikologis Tokoh Andre Dalam

  

Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga ini juga berbeda dengan penelitian

  yang dilakukan oleh Winarni. Dalam penelitian yang dilakukan oleh winarni analisisnya menitik beratkan pada teori psikonalisis sigmund freud pada dua aspek yaitu, struktur kepribadian dan struktur dinamika kepribadian serta mengaitkan analisisnya dengan pembelajaran sastra di smp. Sedangkan dalam penelitian analisis Psikologi Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku Perempuan

  

Berwajah Surga ini menitik beratkan analisis pada satu aspek yaitu, aspek

  struktur kepribadian dan tidak mengaitkan analisis dengan pembelajaran sastra di sekolah.

  Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ridatul Aswati (2015) yang berjudul Analisis Psikologi Tokoh Sandra dalam Novel 3600 Detik karya Charon Kajian Psikonalisis Sigmund Freud. Penelitian ini menganalisis tokoh Sandra yang merupakan anak yang baik, sopan, berprestasi dan menghargai orang lain semenjak orang tuanya bercerai Ia menjadi berubah derastis. Sandra berubah menjadi anak nakal, sering membolos sekolah, bandel, urak urakan serta suka merokok. Keinginannya sangat kuat untuk tinggal bersama papanya. Hal ini yang membuat Ia berpikir untuk menjadi anak nakal sehingga tidak jarang ia terlibat konflik dengan para tokoh didalamnya. Tetapi akhirnya ada tokoh Leon yang mampu merubah tokoh Sndra menjadi lebih baik. Dalam penelitian Analisis psikologis tokoh Andre dalam Novel Ibuku Perempuan memiliki kesamaan dengan dengan penelitian yang dilakukan

  Berwajah Surga

  oleh Ridatul Aswati yaitu sama sama menganalisis psikologi tokoh dan menggunakan teori psikonalisis sigmund freud. Penelitian Analisis Psikologis

  

Tokoh Andre Dalam Novel Ibuku Perempuan Berwajah Surga juga memiliki

  perbedaan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ridatul Aswati. Perbedaan tersebut terletak pada objek kajiannya, dalam penelitian Ridatul Aswati menganalisis novel 3600 detik sedangkan dalam penelitian ini menganalisis novel yang berjudul Ibuku Perempuan Berwajah surga karya Novanka Raja.

  Dalam penelitian Ridatul Aswati juga menitik beratkan penelitiannya pada seluruh aspek dalam teori psikonalisis sigmund Freud sedangkan dalam penelitian ini hanya menitikberatkan kajian pada struktur kepribadian saja.

  Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menjadi refrensi dalam penelitian ini. Dalam sebuah penelitian tentu ada refensi sebagai panduan atau acuan dalam melakukan suatu penelitian. Hal inilah yang dilakukan dalam penilitian Analisis Psikologi Tokoh Andre Dalam Novel

  

Ibuku Perempuan Berwajah Surga ini menjadikan penelitian sebelumnya sebagai refrensi, acuan untuk dapat dijadikan sebagai pertimbangan serta perbandingan dalam penelitian.

2.2 Landasan Teori

  2.2.1 Pengertian Sastra Sastra merupakan karya fiksi imajinatif yang mencerminkan kehidupan manusia yang terjadi dalam kegiatan bermasyarakat, sastra telah menjadi bagian dari produk perilaku manusia yang dapat diceritakan kembali melalui sebuah karya tulis yang penuh makna dan pembelajaran bagi pembacanya. Ungkapan pikiran dan perasaan pengarang dituangkan dalam tulisan-tulisan yang membuat pembaca merasa ikut terlibat ke dalam cerita pada karya sastra.

  Sumardjo & Saini (1997) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan ( keyakinan ), ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa.

  Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris- natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia.

  Menurut Saryono (2009) sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik, ekonomi, kesenian, dan kebudayaan. Sastra dianggap mampu menjadi pemandu menuju jalan kebenaran karena sastra yang baik adalah sastra yang ditulis dengan penuh kejujuran, kebeningan, kesungguhan, kearifan, dan keluhuran nurani manusia. Sastra yang baik tersebut mampu mengingatkan, menyadarkan, dan mengembalikan manusia ke jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam usaha menunaikan tugas-tugas kehidupannya (Saryono, 2009: 20). Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial (Luxemburg, 1984: 23). Hal itu dikarenakan sastra ditulis dalam kurun waktu tertentu yang langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat itiadat zaman itu dan pengarang sastra merupakan bagian dari suatu masyarakat atau menempatkan dirinya sebagai anggota dari masyarakat tersebut.

  Abrams (via Nurgyantoro, 2009 dan yang lainnya) Dunia kesastraan juga mengenal karya sastra yang berdasarkan cerita atau realita.

  Karya yang demikian menurut disebut sebagai fiksi historis (historcal fiction) jika penulisannya berdasarkan fakta sejarah, fiksi biografis (biografical fiction) jika berdasarkan fakta biografis, dan fiksi sains sains ( science fiction ) jika penulisannya berdasarkan pada ilmu pengetahuan.

  Ketiga jenis ini disebut fiksi nonfiksi (nonfiction fiction).

  Menurut pandangan Sugihastuti (2007) karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan- gagasan dan pengalamannya. Sebagai media, peran karya sastra sebagai media untuk menghubungkan pikiran-pikiran pengarang untuk disampaikan kepada pembaca. Selain itu, karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda. Selain itu, karya sastra dapat menghibur, menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu menuliskannya dalam bentuk naratif. Sehingga pesan disampaikan kepada pembaca tanpa berkesan mengguruinya.

  2.2.2 Pengertian Novel Novel merupakan sebuah karya fiksi berbentuk prosa yang ditulis secara naratif dalam bentuk cerita. Cerita dalam novel biasanya tentang kehidupan manusia dalam menjalani kesehariannya, juga merupakan sebuah karya sastra yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan sekelilingnya dengan menunjukkan watak serta konflik yang terjadi, juga memunculkan peristiwa-peristiwa yang menarik sehingga menjadi daya tarik tersendiri dalam membaca sebuah novel.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Siswanto (2008: 141) Novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak atau pelaku.

  Aminudin (2000: 66) novel yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

  Menurut Nurgiyantoro (2007: 11) novel dapat mengungkapkan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih kompleks. Kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”.

  Nurgiyantoro (2007: 15) Novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi misalnya surat, biografi, kronik, atau sejumlah sejarah.

  Jadi novel berkembang dari dokumen-dokumen, dan secara stabilistik menekankan pentingnya detail dan bersifat mimesis (Nurgiyantoro, 2007: 15). novel lebih mengacu kepada realitas yang lebih tinggi dan psikologis yang lebih mendalam.

  Esten (2000: 12) Mengartikan novel sebagai pengungkapan dari pragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dimana terjadi konfliks-konfliks yang akhirnya menyebabkan perubahan jalan hidup antara para pelakunya.

  2.2.3 Psikologi Sastra Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevensi dan peranan studi psikologis. Artinya, psikologi turut berperan penting dalam penganalisian sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pata tokoh tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara satra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru yang disebut dengan psikologi sastra.

  Endaswara (2008 : 96) psikologi adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa dan karya dalam berkarya. Begitu juga pembaca, dalam menanggapi karya juga tidak lepas dari kejiwaan masing masing.

  Bahkan psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan Wellek dan Austin (1989), psikologi sastra sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Sedangkan sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis menulis. Maka jika diartikan secara keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu yang mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaanya. Ratna (2004 : 340)

  Menurut Ratna (2004 : 350) psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis.

  Artinya, psikologi turut berperan penting dalam menganalisis karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya.

  Walgito (2004 : 1) menjelaskan bahwa, ditinjau dari segi bahasa, psikologi berasal dari psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan, karena itu psikologis sering diartikan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari dan menyelidiki aktivitas dan tingkahlaku manusia aktivitas tingkah laku tersebut manifestasi kehidupan jiwanya. Jadi jiwa manusia terdiri dari dua alam yaitu alam sadar ( kesadaran ) dan alam tak sadar ( ketidak sadaran ).

  Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta rasa dan karsa dalam berkarya. Pembaca dalam menanggapu karya tidak lepas dari kejiwaan masing masing.

  Istilah psikologi psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan. Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi kedua, studi proses kreatif, ketiga, studi dan tipe dan hukum hukum psikologi yang di terapkan pada karya sastra dan yang ke empat mempelajari dampak sastra pada pembaca ( psikologi pembaca ). (Rane Wellek dan Austin Waren terjemahan Maelani Budianta, 1989 : 90).

  Sastra berbeda dengan psikologi, sebab sebagaimana sudah kita pahami sastra berhubungan dengan dunia fiksi,drama, puisi, esai yang diklasifikasikan kedalam seni, sedang psikologi merujuk merujuk pada studi ilmiahtentang prilaku manusia dan proses mental. Meski berbeda, keduanya memiliki titiik temu atau kesamaan yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber kejadian. Bicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat, karena psikologi mempelajari prilaku prilaku manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai prilakuynya (siswantoro, 2005 : 29).

  Penelitian psikologi sastra memang memiliki landasan pijak kokok. Karena, baik sastra maupun psikologi sama sama mempelajari kehidupan manusia. Bedanya kalau sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan illahi secara rill.

2.3 Teori Kepribadian Sigmund Freud

  Menurut kepribadian terdiri atas tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan

  super ego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.

1. Id

  Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.

  Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.

  2. Ego Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan

  • – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.

  Ego juga merupakan pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.

3. Superego

  Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang diperoleh dari kedua orang tua dan masyarakat

  • – mengetahui benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian. Super ego merupak cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Dengan terbentuknya super ego berarti pada diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri (self control) menggantikan control dari orang tua (out control). Fungsi utama super ego adalah sebagai berikut :

  1. Pengendali Id, atas dorongan dorongan atau implus implus Id, agar implus implus tersebut di salurkan dengan cara atau bentuk yang dapat di terima oleh masyarakat

  2. Menggerakkan Ego pada tujuan yang sesuai dengan moral dari pada kenyataan.

  3. Mendorong individu pada kesempurnaan. ( dalam Hamabali, 2013: 23-24 )