Puncak Tertinggi Kampoeng ABG 70-155 MDPL - Repositori UIN Alauddin Makassar

  PUNCAK TERTINGGI KAMPOENG ABG 70-155 MDPL Editor : Dr. Hasyim Haddade, M. Ag.

  Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Si.

  Kontributor :

  Muh Ramli Anita Darwis

  Nur almaidatul Jannah Zulfadli Amran

  Muh Nur Alim Tompo Rismawati

  Sitti Aminah Tinni Aswira

  Adriansyah Arifin Didi Assiddiqqie

PUSAKA ALMAIDA 2017

  ii PUNCAK TERTINGGI KAMPOENG ABG 70-155 MDPL/ Dr. Hasyim Haddade, M. Ag. Dan Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Si.

  Makassar: Pusaka Almaida, 2017 xii + 186 hlm : 16 X 23 cm

  ISBN: 978-602-5813-31-3 Cetakan Pertama : 2017 Desain Sampul : Rustan Penerbit : Pusaka Almaida Sanksi Pelanggaran Pasal 44 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7Tahun 1987.

  1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000.,- (seratus juta rupiah)

  2. Barang siapa yang dengan sengajamenyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau baranghasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.50.000.000.,- (lima puluh juta rupiah)

  Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip atas memperbanyak Sebagian atau seluruh isi buku ini dalam Bentuk apapun tanpa seizin dari Penulis iii

SAMBUTAN REKTOR

  Pelaksanaan KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan agenda rutin dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar di bawah bimbingan Dosen Pembimbing KKN yang didampingi oleh Badan Pelaksana KKN. Pelaksanaannya melibatkan seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan dengan asumsi bahwa pelaksanaan KKN ini dalam melakukan program-program kerjanya dilakukan dengan multi disipliner

  approach,

  sehingga program kerja KKN bisa dilaksanakan dalam berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa yang ditempatkan di posko-posko KKN.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) tentu diharapkan mampu mendekatkan teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan berbagai problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian ini, pihak universitas memberikan tugas pokok kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), khususnya pada Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Dalam pelaksanaannya, Rektor UIN Alauddin Makassar berharap agar pelaksanaan KKN bisa berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmiahan dalam arti bahwa program yang dilakukan di lokasi KKN adalah program yang diangkat dari sebuah analisis ilmiah (hasil survey) dan dilaksanakan dengan langkah-langkah ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  Atas nama pimpinan UIN Alauddin Makassar, Rektor menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Ketua LP2M saudara Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D. terkhusus kepada Kepala PPM saudara Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI atas inisiatifnya untuk mempublikasikan dan mengabadikan karya-karya iv

  KKN akan menjadi refrensi pengabdian pada masa-masa yang akan datang.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Musafir, M.Si.

  NIP. 19560717 198603 1 003 v

SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN

DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN

  

ALAUDDIN

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Dalam hal pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, KKN merupakan wadah pengabdian yang diharapkan memberikan bekal dan peluang kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan di kampus.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebelum memperoleh gelar sarjana dalam bidang disiplin ilmu masing-masing. Pelaksanaan KKN ini tidak hanya sekedar datang dan mengabdi ke dearah-dearah lokasi pelaksanaan KKN, tetapi harus tetap diletakkan dalam bingkai sebagai sebuah kegiatan ilmiah. Dalam perspektif ini, maka KKN harus dirancang, dilaksanakan, dan terlaporkan secara ilmiah sehingga dapat terukur pencapaiannya. Pada kerangka ini, LP2M UIN Alauddin Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan pelaksanaan KKN ini.

  Olehnya itu, LP2M UIN Alauddin Makassar menginisiasi untuk mempublikasikan rancangan, pelaksanaan, dan pelaporan KKN dengan melakukan analisis ilmiah terhadap setiap program-program kerja KKN yang dilakukan selama ber-KKN. Hal ini dilakukan agar segala capaian pelaksanaan KKN dapat terlaporkan dengan baik dan dapat terukur pencapaiannya, sehingga KKN yang merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswa dapat dilakukan secara sistematis dari masa ke masa.

  Adanya upaya mengabadikan dalam bentuk publikasi hasil-hasil KKN ini tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan oleh segala pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN ini, olehnya itu, Ketua LP2M menghaturkan penghargaan dan terima kasih kepada Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Drs. H.M. Gazali Suyuti, vi

  serta apresiasi tinggi atas upaya yang tak kenal lelah untuk melakukan inovasi di PPM, baik secara internal maupun terbangunnya jaringan antar PPM sesama PTKAIN

  Makassar, 1 Agustus 2017 Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D.

  NIP. 19681110 1993031 006 vii

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

  

(PPM)

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN Alauddin Makassar senantiasa berusaha melakukan terobosan dan langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan kegiatan- kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semakin baik dan inovatif. Upaya ini adalah wujud tanggung jawab pengabdian terhadap masyarakat dan UIN Alauddin Makassar, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat bisa semakin mendekatkan pihak civitas akademika UIN Alauddin dengan masyarakat dan mewujudkan keterlibatan langsung dalam pembangunan masyarakat.

  Upaya membukukan dan publikasi laporan pelaksanaan KKN ini merupakan inovasi yang telah dilakukan oleh PPM UIN Alauddin sebagai upaya memudahkan kepada semua pihak untuk dapat mengakses hasil-hasil pengabdian yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di bawah bimbingan dosen pembimbing. Dengan adanya publikasi ini, program-program KKN dapat diukur capaiannya dan jika suatu saat nanti lokasi yang yang ditempati ber-KKN itu kembali ditempati oleh mahasiswa angkatan berikutnya, maka akan mudah untuk menganalisis capaian yang telah ada untuk selanjutnya dibuatkan program-program yang berkesinambungan.

  Publikasi laporan KKN ini diinspirasi dari hasil ‘kunjungan pendalaman’ ke beberapa PTKIN (Jakarta, Bandung, dan Cirebon) serta bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dan bimbingan Bapak Rektor, Ketua dan Sekretaris LP2M, serta seluruh staf LP2M. Terkhusus kepada seluruh dosen pembimbing dan anggota Badan Pelaksana KKN UIN Alauddin Makassar saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, berkat ketekunan dan kerjasamanya sehingga program i

  Angkatan ke-54 dan 55 atas segala upaya pengabdian yang dilakukan dan menjadi kontributor utama penulisan buku laporan ini.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Kepala PPM UIN Alauddin Makassar Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI.

  NIP. 19560603 198703 1 003 ix

PENGANTAR PENULIS

  Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabiyullah Muhammad saw. Atas rahmat, petunjuk dan risalah yang mengiringi kehadiran Rasulullah saw. di bumi, sebagai orang yang patut diteladani.

  Laporan ini merupakan laporan akhir KKN Angk. Ke-54 UIN Alauddin Makassar Tahun 2017 di Desa Abbanuange sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban. Akan tetapi, kami menyadari bahwa buku laporan akhir KKN ini tentu tidak bisa terwujud tanpa partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis akan menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebanyak- banyaknya kepada pihak yang membantu dalam hal pembuatan laporan :

  1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Abbanuange.

  2. Prof. Dr. Saleh Tajuddin, M.Ag., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan peluang untuk melaksanakan KKN di Desa Abbanuange.

  3. Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI., selaku Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) yang telah memberikan pembekalan dan membantu dalam proses penyelesaian KKN Angk. 54 di Desa Abbanuange.

4. Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag., selaku Badan Pelaksana (BP)

  KKN yang turut disibukkan untuk memfasilitasi kami dalam x

  5. Dr. Hasyim Haddade, M. Ag., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing kami dan tetap sabar meski kadang direpotkan dengan berbagai masalah yang dihadapi di lokasi KKN.

  6. Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing kami dan memberikan saran tentang proker yang kami laksanakan.

  7. Bapak Sapiruddin kepala desa Abbanuange yang telah memberikan kami fasilitas yang sangat luar biasa.

  8. Seluruh Kepala Dusun dan imam masjid di Desa Abbanuange yang telah bersedia meluangkan waktu membantu kami dalam merampungkan program KKN di desa Abbanuange.

  9. Seluruh masyarakat Desa Abbanuange yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan program KKN di Desa Abbanuange.

  10. Kawan-kawan mahasiswa KKN UIN Alauddin Angkatan ke-54 yang mau berbagi dalam suka dan duka selama ber-KKN di Desa M Abbanuange. Semoga buku ini dapat memberi manfaat buat kita semua, khususnya kepada kampus tercinta “Kampus Peradaban” UIN Alauddin dan diri kami semua. Saran dan kritik senantiasa penulis harapkan dari para pembaca.

  Abbanuange, 28 Sya’ban 1438 H.

  22 Mei 2017 M.

  Penulis xi

LEMBAR PENGESAHAN

  Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Pada Masyarakat oleh Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-54 di Desa Abbanuange, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng

  • – 155 Mdpl telah yang berjudul : Puncak Tertinggi Kampoeng Abg 70 diperiksa dan disahkan oleh: Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

  

Dr. Hasyim Haddade, M. Ag Dr. Mashuri Masri, S.Si, M. Kes

  NIP: 197505052001121001 NIP: 198012162009121003 Mengetahui:

  Ketua PPM UIN Alauddin BP KKN UIN Alauddin

Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI. Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag.

  NIP. 195606031987031003 NIP. 197411182000031001

  xii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN REKTOR ………………………........................ iii

  SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN

ALAUDDIN ……………………….......................................... v

KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN ALAUDDIN

MAKASSAR…………………................................................... vii

KATA PENGANTAR …………………………....................... ix

xi DAFTAR ISI…………….…....................................................

  BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1 A.Dasar Pemikiran …………………………………………………….1 B.Gambaran Umum Desa Abbanuange ……………………………… 2 BAB II Kumpulan Program Kerja KKN ANGKATAN 54 UIN Alauddin Makassar A. Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah Oleh Muh Nur Alim Tompo dan Nuralmaidatul Jannah …………………………………………… 14 Jum’at Bersih Oleh Adriansyah Arifin dan Aswira………………... 35 B. C. Mengajar Di Sekolah Dasar Oleh Aswira dan Anita Darwis ……… 58 D. Penyuluhan Anti Narkoba Oleh Anita Darwis dan Aswira ………. 81 E. Pembinaan TK/TPA Oleh Muh Ramli dan Zulfadli Amran ……. 105 F.Festival Anak Soleh Oleh Didi Assidddqqie dan Sitti Aminah Tinn i………………………………………………………………. 126 BAB III PENUTUP ………………………………………………. 149 …………………………………………………….. 149

  A. Kesimpulan

  B. Rekomendasi …………………………………………………… 150

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Kuliah Kerja Nyata sesungguhnya adalah kuliah yang dilakukan

  dari ruang kelas ke ruang masyarakat. Ruang yang sangat luas dan heterogen dalam menguji teori-teori keilmuan yang telah didapatkan di bangku kuliah. Masyarakat adalah guru kehidupan yang ditemukannya di lokasi KKN. Teori-teori keilmuan yang didapatkan di bangku kuliah, kemudian diperhadapkan pada fakta-fakta lapangan sebagai salah satu alat menguji kebenaran teori tersebut. Di sinilah dibutuhkan kreatifitas mahasiswa sebagai bagian dari pengembangan diri dan uji nyali sebelum terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

  Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepadadengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat di untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yakepada masyarakat. Kuliah kerja nyata dilaksanakan secara melembaga dan terstruktur sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi ilmu hukum strata satu (S1) dengan status intrakurikuler wajib.

  Mahasiswa perlu menelaah dan merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat serta memberikan alternatif pemecahannya (penelitian), kemudian membantu memecahkan dan menanggulangi masalah tersebut.

  Tujuan besar yang didapatkan oleh mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata adalah untuk mengoptimalkan pencapaian maksud dan tujuan perguruan tinggi, yakni menghasilkan sarjana yang menghayati permasalahan masyarakat dan mampu memberi solusi permasalahan secara pragmatis, dan membentuk kepribadian mahasiswa sebagai kader pembangunan dengan wawasan berfikir yang komprehensif. mahasiswa mendapatkan pemaknaan dan penghayatan mengenai manfaat ilmu,teknologi, dan seni bagi pelaksanaan pembangunan, mahasiswa memiliki skill untuk merumuskan serta memecahkan persoalan yang bersifat “cross sectoral” secara pragmatis ilmiah dengan pendekatan interdisipliner, serta tumbuhnya kepedulian social dalam masyarakat.

  Bagi masyarakat dan Pemerintah, program Kuliah Kerja Nyata adalah bagian dari kerja kreatif mahasiswa dalam memberikan bantuan pemikiran dan tenaga dalam pemecahan masalah pembangunan daerah setempat, dalam memperbaiki pola pikir dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan berbagai program pembangunan, khususnya dipedesaan yang kemungkinan masih dianggap baru bagi masyarakat setempat, serta menumbuhkan potensi dan inovasi di kalangan anggota masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan ilmu dan teknologi.

  Kepentingan lain dari program kuliah kerja nyata ini dapat ditemukan antara lain: Melalui mahasiswa/dosen pembimbing, diperoleh umpan-balik sebagai pengayaan materi kuliah, penyempurnaan kurikulum, dan sumber inspirasi bagi suatu rancangan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang lain atau penelitian. Demikian pula, diperolehnya bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerjasama dengan pemerintahan setempat, termasuk dengan instansi vertikal yang terkait.

  B. Gambaran Umum Desa Abbanuange Kecamatan Lilirilau Secara Umum 1. Sebelum Berstatus Kecamatan Seperti kita ketahui bahwa, sebelum keluarnya Undang-Undang

No. 29 Tahun 1959 Daerah Soppeng ini berstatus Swapraja yang terdiri

dari 7 Wanua yang setingkat dengan Distrik yaitu :

  a. Wanua Lalabata Ibu Negerinya Watansoppeng

  b. Wanua Lilirilau Ibu Negerinya Cabenge

  c. Wanua Liliriaja Ibu Negerinya Cangadi

  d. Wanua Marioriawa Ibu Negerinya Batu-batu f. Wanua Pattojo Ibu Negerinya Maccini

  g. Wanua Citta Ibu Negerinya Pacongkang Khusus Wanua Lilirilau lazim juga disebut “LOMPENGENG”

yang dikepalai oleh seora ng Kepala Wanua yang bergelar “ARUNG

LOMPENGENG”.

  Wanua Lilirilau terbagi atas 4 Wanua bawahan masing-masing :

  a. Wanua Bawahan Lompengeng Kepalanya Bergelar Sulewatang

  b. Wanua Bawahan Pajalesang Kepalanya Bergelar Sulewatang

  c. Wanua Bawahan Macanre Kepalanya Bergelar Sulewatang

  d. Wanua Bawahan Baringeng Kepalanya Bergelar Arung Tiap-tiap Wanua bawahan terbagi atas kampong-kampung yang dikepalai oleh seorang yang bergelar “MATOA” antara lain :

  a. Wanua Bawahan lompengeng terdiri atas 10 Kampung yaitu · Kampung Salaonro kepalanya bergelar Kepala Salaonro · Kampung Kecce kepalanya bergelar Kepala Kecce · Kampung Paroto kepalanya bergelar Matoa Paroto · Kampung Marale kepalanya bergelar Matoa Marale · Kampung Tetewatu kepalanya bergelar Matoa Tetewatu · Kampung Abbanuange kepalanya bergelar Kepala Abbanuange · Kampung PeppaE kepalanya bergelar Kepala PeppaE · Kampung Saleng kepalanya bergelar Kepala Saleng · Kampung Ujung kepalanya bergelar Kepala Ujung · Kampung Berru kepalanya bergelar Kepala Berru b. Wanua Bawahan Pajalesang terdiri atas 5 Kampung yaitu

  

· Kampung Allimbangeng kepalanya bergelar Kepala Allimbangeng

· Kampung Talipu kepalanya bergelar Kepala Talipu

· Kampung Sumpang Salo kepalanya bergelar Kepala Sumpang

Salo · Kampung Pajalesang kepalanya bergelar Matoa Pajalesang · Kampung Lenrang kepalanya bergelar Matoa Lenrang c. Wanua Bawahan Macanre terdiri atas 2 Kampung yaitu : · Kampung Toawo kepalanya bergelar Kepala Toawo · Kampung Macanre kepalanya bergelar Matoa Macanre

  d. Wanua Bawahan Baringeng terdiri dari 10 Kampung yaitu : · Kampung Tanjonge kepalanya bergelar Kepala Tanjonge · Kampung Pompulu kepalanya bergelar Kepala Pompulu

· Kampung Mappalakkae kepalanya bergelar Kepala Mappalakkae

· Kampung Takku kepalanya bergelar Kepala Takku · Kampung Buruccenge kepalanya bergelar Kepala Buruccenge · Kampung Leppangeng kepalanya bergelar Kepala Leppangeng · Kampung Masing kepalanya bergelar Matoa Masing · Kampung Lagoe kepalanya bergelar Matoa Lagoe · Kampung Bila kepalanya bergelar Matoa Bila · Kampung Palero kepalanya bergelar Matoa Palero

2. Setelah Berstatus Kecamatan

  Kecamatan Lilirilau dibentuk bersama-sama dengan

Kecamatan-kecamatan lainnya dalam Kabupaten Soppeng, berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Tenggara tanggal 16

  

Administrasi terendah di Sulawesi Selatan Tenggara dalam Tahun 1961.

Kabupaten Soppeng terdiri 7 Wanua (Distrik) dilebur menjadi 5

Kecamatan yaitu : Kecamatan Lalabata, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan

Liliriaja, Kecamatan Marioriawa dan Kecamatan Marioriwawo.

Sedangkan 2 Wanua lainnya masing-masing Wanua Citta dimasukkan

dalam wilayah Keacamatan Lilirilau dan Wanua Pattojo dimasukkan

dalam wilayah Kecamatan Liliriaja.

  Dengan terbentuknya Kecamatan-kecamatan di Kabupaten

Soppeng, Kecamatan Lilirilau mengalami perubahan-perubahan baik

Daerah Hukumnya maupun Struktur Organisasi Pemerintah/Aparatnya

yaitu : a. Daerah Hukumnya :

· Kampung Lenrang tadinya masuk wilayah Kecamatan Lilirilau tetapi

mengalami perubahan, maka masuk Wilayah Kecamatan Liliriaja.

· Wanua (Distrik) Citta yang terdiri dari 11 Kampung dilebur

seluruhnya, 10 Kampung dimasukkan ke Wilayah Kecamatan Lilirilau

dan 1 Kampung dimasukkan kedalam Wiyaha Kecamatan Liliriaja.

· Kampung Kebo dan Lompulle dari wilayah Kecamatan Liliriaja

masuk ke Wilayah Kecamatan Lilirilau.

  

· Jadi Wilayah Kecamatan Lilirilau semula berukuran 1 Kampung,

tetapi akhirnya bertambah 12 Kampung sehingga daerah hukumnya

bertambah luas, dari 27 kampung menjadi 38 Kampung.

b. Struktur Organisasi Pemerintahan/Aparatnya.

  

· Kepala Wanua yang bergelar Arung Lompengeng diganti dengan

sebutan Kepala Kecamatan dan status Pegawai Negeri

· Wanua bawahan dihapuskan menjadi Pegawai Negeri dan seorang

diantaranya di pensiunkan, yaitu Sulewatang Macanre.

  Pembentukan Desa Gaya Baru

Dalam rangka pembentukan Desa Gaya Baru di Sulawesi Selatan, maka

di Kabupaten Soppeng termasuk

di Kecamatan Lilirilau telah 2 kali mengalami reorganisasi kampung-

kampung yaitu beberapa beberapa kampung digabung menjadi 1

  • - Pertama, dilakukan pada Tahun 1963 berdasarkan Surat Keputusan

    DPRD GR Kabupaten Soppeng No. 19/DPRD-GR/63 Tanggal 10

    April 1963 yaitu dari 176 kampung menjadi 66 kampung (Desa Gaya

    Baru) dimana Kecamatan Lilirilau dari 38 Kampung menjadi 14 Desa

    Gaya Baru.
  • - Kedua, dilakukan pada Tahun 1968, berdasarkan Surat Keputusan

    Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 20 Desember 1965 No.

    450/XII/1965 jo Surat Keputusan DPRD Kabupaten Soppeng No.

    43/DPRD/1967 tanggal 22 Desember 1967 yaitu dari 66 Desa Gaya

    Baru yang diberi nama Wanua, dimana Kecamatan Lilirilau terdapat 6

    Desa Gaya Baru (Wanua).

  Sehubungan dengan Pembentukan Desa Gaya Baru, maka 4

buah kecamatan dalam Kabupaten Soppeng termasuk Kecamatan

Lilirilau mengalami perubahan-perubahan yaitu :

  

a. Bekas wilayah Wanua (Distrik) Citta yang dimasukkan dalam

Kecamatan Lilirilau dikeluarkan seluruhnya dan dimasukkan dalm

Wilayah Kecamatan Liliriaja.

  

b. Sebutan Desa Gaya Baru Lama (Mattanru) yang diliputi 2 buah

kampung dari Kecamatan Liliriaja dimasukkan dalam wilayah

Kecamatan Lilirilau.

  Dengan terbentuknya Desa Gaya Baru yang diberi nama

“Wanua” sebagai hasil Reorganisasi kampung-kampung yang kedua, dan

perubahan-perubahan batas wilayah hukum Kecamatan, maka

Kecamatan Lilirilau yang tadinya terdiri 14 Desa Gaya Baru, sekarang

menjadi 6 Wanua yaitu :

  a. Wanua Pajalesang Ibu Negerinya Pajalesang

  b. Wanua Ujung Ibu Negerinya Ujung

  c. Wanua Tetewatu Ibu Negerinya Tetewat

  d. Wanua Abbanuange Ibu Negerinya Abbanuange

  e. Wanua Baringeng Ibu Negerinya Baringeng

  f. Wanua Lompulle Ibu Negerinya Lompulle

  Tiap-tiap Wanua dikepalai oleh seorang Kepala Wanua dan

meliputi beberapa lingkungan yang dikepalai oleh seorang kepala

lingkungan yang bergelar “Matoa”.

  Dengan adanya perbedaan sebutan nama Desa dibeberapa

daerah Tk.II di Sulawesi Selatan, maka pemerintah daerah Tk. I Sulawesi

Selatan menetapkan nama Desa yang berlaku umum pada daerah-daerah

Tk.II di Sulawesi Selatan dengan Surat Keputusannya No. 309/IX/73

tanggal 11 September 1973 pada pasal 1.

  Dengan berpedoman pada Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tk.I Sulawesi Selatan No. 308/IX/1973 pasal 3 ayat 1,2 dan 3

yang isinya mengatur tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi

berdirinya Desa baru hasil pemekaran, maka dengan berdasar pada surat

Bupati Kepala Daerah Tk. II Soppeng maka keluarlah Surat Keputusan

Gubernur Sulawesi Selatan No. 757/XI/1977 Tanggal 3 Nopember

1977 tetang persetujuan penambahan Desa di Kabupaten Daerah Tk. II

Soppeng, setelah mendapat pengesahan dari Menteri Dalam Negeri

dengan suratnya tanggal 12 April 1977 tentang penambahan jumlah

Desa di Kecamatan lilirilau dari 6 buah menjadi 7 buah desa, dan

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk I Sulawesi

Selatan No. 175/II/1989 tanggal 17 Februari 1989 tentang

pembentukan Desa Persiapan manjadi DESA dalam wilayah Kabupaten

Daerah Tk. II Soppeng, maka Kecamatan LIlirilau mendapat

penambahan dari 7 buah Desa menjadi 9 Desa, yaitu :

  1. Kelurahan Pajalesang

  2. Desa Tetewatu

  3. Desa Abbanuange

  4. Kelurahan Ujung

  5. Kelurahan Macanre

  6. Desa Lompulle

  7. Desa Kebo

  8. Desa Baringeng

  9. Desa Masing Dan selanjutnya dari 9 Desa berdasarkan surat Keputusan

  

Tanggal 25 September 1989 tentang pengesahan Desa Persiapan dalam

wilayah Kabupaten Daerah Tk. II Soppeng, di Kecamatan Lilirilau dari 9

Desa ditambah lagi 3 Desa persiapan menjadi 12 Desa yaitu :

  A Kelurahan Pajalesang b Desa Tetewatu

  Kampung Pajalesang Dusun Tonronge Kampung Cabenge Dusun Callawe Kampung Sumpang Salo

  C Desa Abbanuange d Kelurahan Ujung

  Dusun Abbanuange Kampung Berru Dusun Peppae Kampung Salaonro Dusun Saleng

  E Kelurahan Macanre f Desa Lompulle

  Kampung Macanre Dusun Alliwengeng Kampung Toawo Dusun Mattanru

  G Desa Kebo h Desa Baringeng

  Dusun Watnlompulle Dusun Baringeng Dusun Kebo Dusun Tanjonge

  I Desa Masing j Desa Pers. Parenring

  Dusun Masing Dusun Temmakatue Dusun Buruccenge Dusun Dungriaja

  Dusun Batu

  

k Desa Pers. Paroto l Desa Pers. Palangiseng

  Dusun Paroto Dusun Bila Dusun Marale Dusun Palero Dusun Kecce

  Kecamatan Lilirilau sebelum berstatus Kecamatan di sebut Wanua

yang setingkat dengan “Distrik” bagi tanah-tanah GAU ER NAMEN di

Sulawesi Selatan, Kepala Wanua Lilirilau bergelar “ARUNG

LOMPENGENG” wilayah hukumnya 4 Wanua bawahan dan 27

Kampung. Setelah berstatus kecamatan pada tahun 1962 istilah Wanua

dihapuskan dan Lilirilau meliputi 38 Kampung. Pada Tahun 1968

dengan diadakan reorganisasi Desa Gaya Baru, maka Kecamatan

Lilirilau hanya terdiri dari 6 Wanua yang setingkat dengan Desa. Pada

Tahun 1977 adanya pemekaran Desa dalam Daerah Tk.II Soppeng,

maka Kecamatan Lilirilau dari 6 Desa menjadi 7 Desa. Pada Tanggal 17

Februari 1989 pemekaran Desa untuk kedua kalinya di kecamatan

lilirilau dari 7 Desa menjadi 9 Desa. Kemudian pada Tanggal 25

September 1989 pemekaran Desa untuk ketiga kalinya dalam Daerah Tk.

  

II Soppeng dimana Kecamatan Lilirilau yang terdiri dari 9 Buah Desa

menjadi 12 Buah Desa/Kelurahan.

  Desa Abbanuange 1. Sejarah Singkat Nama Abbanuange Nama Abbanuange berarti tempat berkumpul, bersatu.

  Dinamakan demikian menurut sejarahnya dikarenakan pada zaman dahulu desa Abbanuange dijadikan tempat berkumpul bagi orang-orang dari luar Abbanuange temasuk dari daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Soppeng seperti Bone.

2. Letak Geografis

  Desa Abbanuange merupakan salah satu Desa dari dua belas (12) desa yang ada di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Desa Abbanuange merupakan desa/kelurahan terluas di Kecamatan Lilirilau,

  2 Kabupaten Soppeng dengan total luas wilayah sebesar 29 km sedangkan

  2 daerah dengan luas terkecil adalah Kelurahan Macanre yaitu 4 km .

  Selain itu, Desa Abbanuange merupakan desa dengan ketinggian tertinggi di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng yang berada pada memilki ketinggian terendah adalah Kelurahan Cabenge, Kelurahan Pajalesang, Kebo, dan Macanre yang memilki ketinggian berkisar antara 10-30 meter di atas permukaan laut. Berikut ini perbandingan ketinggian tiap-tiap desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng sebagai berikut.

  

Desa/Kelurahan Ketinggian

Pajalesang

  10-30

  Cabenge

  10-30

  Paroto

  10-130

  Palangiseng

  40-90

  Tetewatu

  50-150

  Abbanuange

  70-155

  Parenring

  50-150

  Ujung

  10-50

  Masing

  45-100

  Baringeng

  15-105

  Kebo

  10-30

  Macanre

  10-30 Jarak terdekat ke ibukota Kecamatan adalah Kelurahan Pajalesang dan Cabenge yaitu 1 km sedangkan desa yang memilki jarak terjauh ke

  Ibukota Kecamatan adalah Desa Palangiseng yaitu 22 km. Sementara Desa Abbanuange memilki jarak kedua terjauh setelah Desa Palangiseng yaitu 21 km. Berikut tabel perbandingan jarak masing-masing Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan sebagai berikut.

  Desa/Kelurahan Jarak Ke (Km)

  Ibukota Kec Ibukota Kab Pajalesang

  1

  12 Cabenge

  1

  13 Paroto

  9

  22 Palangiseng

  22

  34 Tetewatu

  15

  21 Abbanuange

  21

  33 Parenring

  11

  19 Ujung

  6

  18 Masing

  16

  20 Baringeng

  8

  21 Kebo

  8

  21 Macanre

  2

  14

  3. Pemerintahan

  Dari delapan desa yang ada di Kecamatan Lilirilau, Desa Abbanuange memilki empat dusun dibandingkan desa-desa yang lain yang rata-rata terdiri dari dua dusun. Dimana masing-masing desa memilki badan Permusyawaratan Desa (BPD). Berikut struktur organisasi Pemerintahan Desa Abbanuange sebagai berikut.

  STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA Kepala Desa SAPIRUDDIN BADAN LPM / Lembaga Adat, BKAD PERMUSYAWARATAN & BUMDes DESA (bpd) Sekretaris Desa BABA, S.Sos Kaur Kaur Kaur Administrasi Keuangan Umum Kasi Kasi Kasi Pemerinta Pembangun Kesejahtera han an an Kadus Kadus Kadus Saleng Kadus Berru Abbanuange

  

Peppae

  4. Jumlah Penduduk

  Tahun 2015 jumlah penduduk Desa Abbanuange berjumlah 3.363 yang terdiri dari 1.538 penduduk laki-laki dan 1.825 penduduk perempuan. Sementara jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan

  5.320 jiwa sedngkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Tetewatu sebanyak 1.542 jiwa. Berikut tabel perbandingan jumlah penduduk Desa?Kelurahan di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng sebagai berikut.

  Desa/Kelurahan Jenis kelamin

  Laki-laki Perempuan Jumlah Pajalesang 2.528 2.792 5.320

  Cabenge 2.121 2.387 4.508 Paroto 1.171 1.130 2.501

  Palangiseng 851 981 1.832 Tetewatu 717 825 1.542

  Abbanuange 1.538 1.825 3.363 Parenring 937 1.023 1.960

  Ujung 1.164 1.824 3.488 Masing 1.017 1.175 2.192

  Baringeng 2.751 3.182 5.993 Kebo 1.307 1.640 2.947

  Macanre 1.414 1.614 3.028

  Lilirilau 18.068 20.598 38.614

5. Pendidikan

  Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam pembangunan bangsasehingga dalam pelaksanaannya harus didukung oleh sarana dan Desa Abbanuange yaitu adanya bangunan gedung sekolah berjumlah empat buah yaitu: a. SDN 129 Abbanuange yang terletak di Dusun Abbanuange

  b. SDN 173 Tocampu yang terletak di Dusun Peppae c.

  SDN 252 Patiroi yang terletak di Dusun Berru

  d. SDN 131 Saleng yang terletak di dusun Saleng Selain sarana dan prasarana pendidikan umum, di Desa

  Abbanuange juga terdapat sarana dan prasarana pendidikan agama berupa Taman Pengajian al- Qur’an (TPA) yaitu:

  1. TPA Sipurioe,

  2. TPA Sipurennue

  3. TPA at-Taubah Selain kedua TPA tersebut, masih ada beberapa TPA yang bersifat tradisional atau belum terdaaftar di pemerintahan.

  6. Kesehatan

  Sarana dan prasrana kesehatan di Desa Abbanuange hanya memilki sebuah Puskesmas yaitu Puskesmas Cakkuridi yang berlokasi di Dusun Abbanuange. Sarana dan prasarana kesehatan ini masih tergolong minim dikarenakan dengan luas wilayah paling luas di Kecamatan Lilirilau, seharusnya Desa Abbanuange memilki lebih dari satu sarana dan prasarana kesehatan mengingat akses menuju puskesmas Cakkuridi masih tergolong jauh dari tiga dusun yang ada di desa Abbanuange. Sementara menurut Data Statistik Daerah Lilirilau tahun 2016 menyatakan bahwa infeksi saluran pernapasan merupakan penyakit yang banyak di derita masyarakat di kecamatan Lilirilau. Berdasarkan hal ini seharusnya fasilitas kesehatan di Desa Abbanuange dapat ditambah, minimal tersedianya fasilitas pertolongan pertama sebelum akhirnya penderita penyakit dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai baik dari segi peralatan maupun tenaga kesehatannya.

  7. Pertanian dan Perdagangan

  Pada umumnya masyarakat Desa Abbanuange berprofesi sebagai petani terutama petani jagung dikarenakan wilayahnya yang terletak di dataran tinggi. Selain itu, beberapa penduduk juga ada yang berprofesi sebagai petani cokelat. Sementara untuk perdagangan masyarakat menjual hasil panennya ke pengepul untuk selanjutnya dijual ke Kota Makassar. Sementara fasilitas perdaganagn yang ada di Desa Abbanuange hanya berupa toko/warung yang berjumlah 21 dan rumah

BAB II PROGRAM KERJA KKN DESA ABBANUANGE ANGKATAN

  

54 UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PELATIHAN PENYELENGGARAAN JENAZAH

Oleh

Muh Nur Alim Tompo dan Nuralmaidatul Jannah

  

JUM’AT BERSIH

Oleh

Adriansyah Arifin dan Aswira

MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR

  

Oleh

Aswira dan Anita Darwis

PENYULUHAN ANTI NARKOTIKA

Oleh

  

Anita Darwis dan Rismawati

PEMBINAAN TKA/TPA

Oleh

Zulfadli Amran dan Muh Ramli

  

FESTIVAL ANAK SALEH

Oleh

Didi Ashidiqie dan Sitti Aminah Tinni

  

PROGRAM KERJA

PELATIHAN PENYELENGGARAAN JENAZAH

Di Susun Oleh:

MUH NUR ALIM TOMPO

  

NIM: 20100113122

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

NURALMAIDATUL JANNAH

  

NIM: 10600113022

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

KKN UIN ALAUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 54

DESA ABBANUANGE KEC. LILIRILAU KAB. SOPPENG

  

2017

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Mahasiswa dalam pengembangan pendidikan di masyarakat dapat

  diharapkan mampu mengembangkan segala sesuatu yang dimiliki masyarakat menjadi hal yang bernilai dan diperlukan. Kekayaan alam dan kualitas yang ada pada mereka tidak akan diam di tempat, namun mampu melangkah ke dunia luar (secara global) dan diperhatikan oleh bangsa lain. Segala sesuatu yang telah di dapatkan perkuliahan merupakan ilmu yang sifatnya teoritis. Sehingga pada dasarnya perlu untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu tersebut dalam dunia nyata, yang dalam tahap sarjana muda adalah dengan melakukan kerja praktek.

  Kuliah kerja nyata merupakan mata kuliah wajib yang wajib ditempuh oleh mahasiswa. KKN pada dasar dilaksanakan di masyarakat dan langsung berinteraksi dengan masyarakat sehingga tujuannya untuk mengembangkan daerah sekitar melalui berbagai program yang dirancang. Sehingga dari kedua belah pihak yaitu mahasiswa dan masyarakat dapat saling belajar satu sama lain. Proses pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menghubungkan konsep-konsep perkuliahan dengan kehidupan nyata yang ada di masyarakat.

  Konsep-konsep yang menjadi program kerja yang dapat diterapkan kemasyarakat adalah melalui penerapan berbagai hasil penelitian dan pengembangan teknologi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Mahasiswa pelaksana program KKN pun dapat memperoleh pengalaman nyata yang didapatkan langsung dari masyarakat sehingga dapat memperkaya pengalaman teoritis maupun praktek yang diperoleh di perguruan tinggi. Sehingga mahasiswa mengadakan suatu program kerja yang mana hasilnya akan berkenang dan bernilai sehingga nantinya akan membantu didalam kehidupan masyarakat. Adapun program yang usulkan adalah praktek atau pelatihan penyelenggaraan Jenazah. Program tersebut bermaksud untuk membantu merawat Jenazah sesuai dengan ajaran Islam. Persoalan merawat Jenazah menjadi suatu permasalahan dalam masyarakat terutama bagi mereka yang samasekali tidak mengetahui bagaimana tatacara nya memandikan Jenazah, mengkafani jenazah, Maenshalati Jenazah dan menguburkan Jenazah. Berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah sebuah program kerja tentang tentang pelatihan

  B. Gambaran Umum Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah

  Fenomena keberadaan sumber daya manusia dalam membantu masyarakat menyelenggaraan Jenazah di Desa Abbanuange ini mulai terasa kurang. Selain itu proses penyelenggaraannya pun kurang sesuai apa yang dicontohkan oleh Nabi kita. Dalam mengantisipasi hal diatas Kami Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar mengadakan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Taqwa Bureccenge Desa Abbanuange dengan jumlah peserta yang mencukupi tentu banyak dari kalangan Orang tua dan Tokoh Masyarakat termasuk para Imam Desa. Sebagai Pemateri dalam kegiatan ini Ustadz Suardi selaku perwakilan dari Kantor Urusan Agama Kec. Lilirilau Kab. Soppeng. Dalam penjelasannya Ustadz Suardi memberikan beberapa hal yang berkaitan tentang Kematian dan tanda-tandanya. Setelah memberikan penjelasan tentang hal diatas, beliau langsung menuntun tata cara penyelenggaran Jenazah, yang di mulai dari tata cara Memandikan, Mengkafani, Menshalatkan, dan Cara Menguburkan Jenazah. Salah seorang peserta dari kalangan Orang tua dan Tokoh Masyarakat sangat terkesan kegiatan ini karena beliau tidak pernah mengikuti Pelatihan sebelumnya, dan Insya Allah Pelatihan ini akan kembali diselenggarakan oleh Ustadz Suardi beliau siap apabila ada masyarakat yang membutuhkan tenaganya.

D. Permasalahan

  Adapun Permasalahan pelaksanaan program kerja tentang pelatihan penyelenggaraan Jeazah di desa Abbanuange sebagai berikut: Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama 3 hari, ditemukan beberapa masalah yang memungkinkan untuk diselesaikan selama masa

  Kuliah Kerja Nyata, di antaranya : Masih banyak warga yang belum memahami cara merawat

   jenazah Beberapa tata cara merawat jenazah yang berlaku di

   masyarakat masih tidak sesuai dengan ajaran islam Masih banyak warga yang belum tahu bacaan dalam shalat

   Jenazah Kurangnya sosialisasi dari KUA tentang pentingnya

   pelatihan penyelenggaraan Jenazah

  E.

  No. Nama Barang Jumlah Harga (Rp)

  4. Uang Trasportasi

  50 Kotak Rp. 30.000

  3. Konsumsi

  1 Bungkus Rp. 5.000

  2. Kapas

  15 Meter Rp. 30.000

  1. Kain kafan

  Dana yang dikeluarkan pada pelaksanaan program Pelatihan penyelenggaraan Jenazah yaitu sebesar Rp. 165.000 dengan rincian sebagai berikut:

   Tujuan/ Target

  G. Pendanaan

  12 Mei 2017 13.00-selesai Masjid Nuruttaqwa

  No. Tanggal Waktu Tempat 1.