BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA SITUASI PEMBELIAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA KONSUMEN TOKO BUKU GRAMEDIA MATRAMAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara situasi pembelian dengan keputusan pembelian produk pada konsumen Toko Buku Gramedia Matraman di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta berdasarkan data atau fakta yang tepat (sahih, benar dan valid) dan dapat dipercaya (diandalkan, reliabel).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Tepatnya berada di Kompleks Kampus A UNJ Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur 13220.
Peneliti mengadakan penelitian di tempat tersebut karena berdasarkan hasil survey awal, keputusan pembelian produk Toko Buku Gramedia Matraman oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi masih rendah, padahal mahasiswa dianggap familiar dengan Toko Buku Gramedia Matraman yang memang dilihat secara lokasi sangat terjangkau dari kampus, dan juga mahasiswa merupakan konsumen potensial dalam pasar industri
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Maret sampai Juni 2012. Waktu ini dipilih dengan pertimbangan bahwa dalam rentang waktu tersebut peneliti sudah tidak ada perkuliahan, sehingga peneliti merasa lebih leluasa dan dapat secara maksimal dalam melakukan penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan “Cara ilmiah yang digunakan untuk
62
mendapatkan data dengan tujuan tertentu” . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan korelasional.
Kerlinger mengemukakan bahwa: Metode survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel Adapun alasan menggunakan pendekatan korelasional adalah “Untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungan serta
63
berarti atau tidaknya hubungan tersebut” . Dengan pendekatan korelasional dapat dilihat hubungan dua variabel yaitu variabel bebas (situasi pembelian) yang mempengaruhi dan diberi simbol X, dengan variabel terikat (keputusan pembelian) sebagai yang dipengaruhi dan diberi simbol Y.
D.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
64 untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” .
Berdasarkan obyek penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang telah melakukan pembelian produk di Toko Buku Gramedia Matraman yang berjumlah 215 orang sedangkan populasi terjangkaunya adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 karena berdasarkan hasil survey awal, populasi yang sesuai dengan karakteristik penelitian ini paling banyak terdapat pada angkatan 2009 yaitu sebanyak 65 orang seperti terlihat pada tabel III.1, dengan pembagian konsentrasi Pendidikan Akuntansi sebanyak 23 orang, konsentrasi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi sebanyak 22 orang, dan konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran sebanyak 20 orang.
Tabel III.1
Jumlah Populasi per Angkatan Berdasarkan Hasil Survey Awal
Program Studi dan Angkatan Jumlah PopulasiPendidikan Ekonomi 2008
62 Pendidikan Ekonomi 2009
65 Pendidikan Ekonomi 2010
48 Pendidikan Ekonomi 2011
40 TOTAL JUMLAH POPULASI 215
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
65
populasi tersebut” . Berdasarkan tabel “Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, dengan taraf kesalahan 5%
66
sampelnya adalah 55 orang” . Alasan jumlah pengambilan sampel ialah karena studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya
67
hubungan . Jumlah sampel dari masing-masing konsentrasi diambil secara proporsional dengan menggunakan teknik acak sederhana. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa seluruh populasi terjangkau yang akan peneliti teliti memiliki karakteristik yang dapat dianggap homogen. Adapun perhitungan proporsi jumlah mahasiwa setiap konsentrasi disajikan pada tabel III.2.
Tabel III.2
Proporsi Sampel Penelitian
Konsentrasi Jumlah Perhitungan Jumlah Sampel Mahasiswa Jumlah SampelPend. Akuntansi 23 23/65 x 55
20 Pend. Ekonomi 22 22/65 x 55
18 Koperasi Pend. Adm. 20 20/65 x 55
17 Perkantoran TOTAL 65
55
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini meneliti dua variabel, yaitu situasi pembelian (variabel X) dan keputusan pembelian (variabel Y). Adapun instrumen untuk mengukur kedua variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Keputusan Pembelian (Variabel Y) a. Definisi Konseptual
Keputusan pembelian adalah serangkaian proses atau tahapan demi tahapan yang dilalui konsumen untuk memilih dan benar-benar membeli satu yang paling disukai di antara beberapa alternatif pilihan produk yang ada.
b. Definisi Operasional
Keputusan pembelian ini dapat diamati melalui dimensi pengenalan kebutuhan dengan indikator kebutuhan rasional dan kebutuhan emosional, dimensi pencarian informasi dengan indikator penguatan perhatian dan keaktifan mencari informasi, dimensi evaluasi alternatif dengan indikator harga produk, keragaman produk dan pelayanan, dimensi pengambilan keputusan dengan indikator yakin tepat untuk membeli dan membeli pilihan utama menggunakan instrumen berbentuk kuesioner dengan model skala likert.
c. Kisi-Kisi Instrumen Keputusan Pembelian
Kisi-kisi instrumen penelitian tentang keputusan pembelian yang disajikan pada tabel III.3 merupakan kisi-kisi instrumen yang
- Kebutuhan rasional
- Kebutuhan emosional
- Penguatan perhatian
- Keaktifan mencari informasi
17,
- Harga produk
- Keragaman produk
- Pelayanan 5, 22
28
19
28
29 7, 19
5, 22 6, 18, 32 23, 30
17 4.
Pengambilan Keputusan
8
9
24
31
8
9
24
32 7, 23, 30
6, 18, 29,
Alternatif
26 2 1, 12, 13, 20, 25 21, 15,
cobakan dan juga sebagai kisi-kisi instrumen final yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian. Dan kisi-kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai butir- butir yang dimasukkan setelah dilakukan uji coba dan uji reliabilitas.
Tabel III.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y (Keputusan Pembelian) Dimensi Indikator Item Uji Coba Drop Item Valid + - + - 1.
Pengenalan Kebutuhan
1, 12, 13, 20, 25 2, 21, 15,
26 2. Pencarian
11 3. Evaluasi
Informasi
2, 12 4, 16, 27
8 11 16,
27 2, 12
4
8
- Yakin tepat untuk membeli
- Membeli pilihan utama
31 Untuk mengisi setiap butir pernyataan dengan menggunakan model skala likert, terdapat 5 alternatif jawaban yang telah disediakan dan setiap jawaban bernilai 1 sampai 5 sesuai dengan tingkat jawabannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABEL III.4
Skala Penilaian Instrumen Keputusan Pembelian
Item Item NO. Alternatif Jawaban
Positif Negatif
1. SS : Sangat Setuju
5
1
2. S : Setuju
4
2
3. RR : Ragu-ragu
3
3
4. TS : Tidak Setuju
2
4
5. STS: Sangat Tidak Setuju
1
5 d.
Validasi Instrumen Keputusan Pembelian
Proses pengembangan instrumen keputusan pembelian dimulai dengan menyusun instrumen berbentuk skala likert, pernyataan akan mengacu pada indikator-indikator variabel keputusan pembelian seperti terlihat pada tabel
III.3 yang disebut sebagai konsep instrumen untuk mengukur variabel keputusan pembelian.
Tahap berikutnya konsep instrumen dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu seberapa jauh butir- butir instrumen tersebut telah mengukur dimensi dan indikator dari variabel keputusan pembelian sebagaimana telah tercantum pada tabel III.3. Setelah konsep instrumen disetujui, langkah selanjutnya adalah instrumen tersebut diuji cobakan kepada 30 orang responden uji coba. Sampel uji coba diambil secara acak kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2010 yang mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel final.
skor butir dengan skor total instrumen. Rumus yang digunakan adalah
68
sebagai berikut :
x yi . yt xt
∑
r= it
2
2 yi yt x
x
∑ ∑
Dimana : r it = Koefisien skor butir dengan skor total instrumen x i = Deviasi skor butir dari Xi x t = Deviasi skor dari Xt
Kriteria batas minimum pernyataan yang diterima adalah r tabel = 0.361, jika r hitung > r tabel , maka butir pernyataan dianggap valid. Sedangkan, jika r < r , maka butir pernyataan dianggap tidak valid, yang kemudian
hitung tabel
butir pernyataan tersebut tidak digunakan atau harus di-drop. Pada hasil uji coba didapat 25 pernyataan valid dan 7 pernyataan drop. Sehingga butir pernyataan final yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian menjadi 25 butir pernyataan (perhitungan dapat dilihat di lampiran 11). Selanjutnya, dihitung reliabilitasnya terhadap butir-butir pernyataan yang telah dianggap valid dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang sebelumnya dihitung terlebih dahulu varian butir dan varian total.
69 Uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach yaitu : 2 ⎡ ⎤
si
k∑ rii = 1 −
⎢ ⎥
2
k − 1 st⎢ ⎥ ⎣ ⎦
Dimana : r ii = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pernyataan ( yang valid)
2
= Jumlah varians skor butir ∑si
2
st = Varian skor total Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
70
sebagai berikut : 2
( ∑ Xi²)
2 ( )
Yi∑
Yi − ∑ Xi² 2 ∑ n Si = n
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil Si²= 0,41, St² = 93,65 dan r ii sebesar 0,839 (perhitungan dapat dilihat di lampiran 12). Hal ini menunjukkan bahwa “Koefisien reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat tinggi”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang berjumlah 25 pernyataan inilah yang akan digunakan sebagai instrumen final untuk mengukur keputusan pembelian.
Tahap berikutnya adalah, sesuai dengan rumus rerata, masing- masing jumlah jawaban dari setiap variabel dikalikan dengan nilai jawabannya. Kemudian semua hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden yang menjawab. Hasil perhitungan ini akan memberikan nilai tertentu bagi setiap variabel. Dengan menggunakan metode sederhana, kita dapat menganggap setiap variabel memiliki bobot kepentingan yang sama besar. Formulasi perhitungannya (proses perhitungan dapat dilihat di
71
lampiran 40 dan 41) menjadi : Ns =
∑(Nj x Ni) n
di mana: Ns = Nilai sikap yang diberikan responden terhadap masing-masing variabel Nj = Jumlah jawaban responden dari setiap variabel Ni = Nilai maing-masing responden dari setiap variabel N = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan
Nilai sikap responden terhadap indikator diperoleh dengan cara berikut (perhitungan dapat dilihat di lampiran 43): nilai sikap yang diberikan responden (Ns) dijumlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah variabel yang membentuk indikator sebagai berikut:
Nilai Indikator = ∑Ns n di mana: Nilai Indikator = Nilai sikap responden terhadap indikator a = Jumlah variabel yang membentuk suatu indikator
Setelah nilai masing-masing variabel diperoleh, selanjutnya nilai ini
72
dibandingkan dengan nilai standar berikut :
- 1,00 ≤ Nilai Indikator ≤ 2,50, artinya pelanggan mempunyai sikap yang negatif terhadap indikator yang bersangkutan.
- 2,51 ≤ Nilai Indikator ≤ 3,50, artinya pelanggan mempunyai sikap yang netral terhadap indikator yang bersangkutan.
3,51 ≤ Nilai Indikator ≤ 5,00, artinya pelanggan mempunyai sikap yang negatif terhadap indikator yang bersangkutan.
2. Situasi Pembelian (Variabel X)
a. Definisi Konseptual
Situasi pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami atau dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa yang secara langsung dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen tersebut.
b. Definisi Operasional
Situasi pembelian dapat diukur melalui indikator lingkungan fisik dengan subindikator lingkungan informasi (informasi harga, informasi produk) dan lingkungan toko, indikator lingkungan sosial dengan subindikator pramuniaga atau tenaga penjual dan keluarga atau kerabat, indikator waktu dengan subindikator waktu sebagai variabel situasi dimana banyaknya waktu yang dimiliki konsumen untuk berbelanja, indikator definisi tugas dengan subindikator alasan pembelian dan indikator suasana hati dengan sub indikator tanggapan emosional yang dibawa pada saat situasi menggunakan instrumen berbentuk kuesioner dengan model skala likert.
c. Kisi-kisi Instrumen Situasi Pembelian
Kisi-kisi instrumen situasi pembelian yang disajikan pada bagian ini merupakan kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel situasi pembelian yang diuji cobakan dan juga sebagai kisi-kisi instrumen final yang digunakan untuk mengukur variabel situasi pembelian. Dan kisi- kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai
butir-butir yang dimasukkan setelah uji coba dan reliabilitas. Kisi-kisi instrumen situasi pembelian dapat dilihat pada tabel III. 5
Tabel III.5
Kisi-Kisi Instrumen Situasi Pembelian
(Variabel X)
Item Uji Coba Drop Item ValidIndikator Sub Indikator - + - +
1. 1, 4, 9 20,10 20,10 1,4,9 Lingkungan • Lingkungan
Fisik informasi (informasi harga, produk)
2,11, 3,13, 3,13, 2,11, 29,14,
- Lingkungan 21,12, 29,14, 23,30 21,
36 toko 22,24, 23,30, 12,
28 36 22, 24,
28 2.
5
15
5
15 Lingkungan • Pramuniaga Sosial atau tenaga penjual
25
31
25
31
- Keluarga atau kerabat
3. 6, 16 26, 32 26, 32 6, 16 Waktu
- Waktu sebagai variabel situasi
4. 7,17, 18,19, 33 7,17, 18,19, Definisi • Alasan
Tugas 27,33
35
27
35 pembelian 5. 8 34
8
34 Suasana • Tanggapan Hati emosional yang dibawa saat
Untuk mengisi setiap butir pernyataan dengan menggunakan model skala likert, terdapat 5 alternatif jawaban yang telah disediakan dan setiap jawaban bernilai 1 sampai 5 sesuai dengan tingkat jawabannya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut:
Tabel III.6 Skala Penilaian untuk Instrumen Penelitian Situasi Pembelian
Item Item NO. Alternatif Jawaban
Positif Negatif
1. SS : Sangat Setuju
5
1
2. S : Setuju
4
2
3. RR : Ragu-ragu
3
3
4. TS : Tidak Setuju
2
4
5. STS: Sangat Tidak Setuju
1
5 d.
Validasi Instrumen Situasi Pembelian
Proses pengembangan instrumen situasi pembelian dimulai dengan penyusunan instrumen model skala likert yang mengacu pada model indikator-indikator variabel situasi pembelian terlihat pada tabel III.5. Tahap berikutnya konsep instrumen dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu seberapa jauh butir- butir indikator tersebut telah mengukur indikator dan sub indikator dari variabel situasi pembelian sebagaimana tercantum pada tabel III.5. Setelah konsep instrumen disetujui, langkah selanjutnya adalah instrumen tersebut diuji cobakan kepada 30 orang responden uji coba. Sampel uji coba diambil
secara acak kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2010 yang mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel final.
Proses validasi dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba instrumen yaitu validitas butir dengan menggunakan koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Rumus yang digunakan
73
adalah sebagai berikut :
x xt yi . yt
∑
r = it2
2 yi yt x
x
∑ ∑
Dimana : r it = Koefisien skor butir dengan skor total instrumen x i = Deviasi skor butir dari Xi x = Deviasi skor dari Xt
t
Kriteria batas minimum pernyataan yang diterima adalah r tabel = 0.361, jika r > r maka butir pernyataan dianggap valid. Sedangkan, jika
hitung tabel
r hitung < r tabel , maka butir pernyataan dianggap tidak valid, yang kemudian butir pernyataan tersebut tidak digunakan atau harus di-drop. Pada hasil uji coba didapat 27 pernyataan valid dan 9 pernyataan drop. Sehingga butir pernyataan final yang digunakan untuk mengukur variabel situasi pembelian menjadi 27 butir pernyataan (perhitungan dapat dilihat di lampiran 7). Selanjutnya dihitung reliabilitasnya terhadap butir-butir pernyataan yang telah dianggap valid dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang sebelumnya dihitung terlebih dahulu varian butir dan varian total.
74 Uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach yaitu : 2
⎡ ⎤
si k
∑
rii = 1 −
⎢ ⎥
2 − k 1 st
⎢ ⎥
⎣ ⎦
Dimana : r ii = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pernyataan ( yang valid)
2
= Jumlah varians skor butir ∑si
2
st = Varian skor total Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan
75
rumus sebagai berikut : 2
(
∑ Xi²) 2 ( ) Yi ∑Yi − ∑ Xi² 2 ∑ n Si =
n
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil Si²= 0,27, St² = 126,31 dan r ii sebesar 0,840 (perhitungan dapat dilihat di lampiran 8). Hal ini menunjukkan bahwa “Koefisien reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat tinggi”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang berjumlah 27 pernyataan inilah yang akan digunakan sebagai instrumen final untuk mengukur situasi pembelian.
Tahap berikutnya adalah, sesuai dengan rumus rerata, masing- masing jumlah jawaban dari setiap variabel dikalikan dengan nilai jawabannya. Kemudian semua hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden yang menjawab. Hasil perhitungan ini akan memberikan nilai tertentu bagi setiap variabel. Dengan menggunakan metode sederhana, kita dapat menganggap setiap variabel memiliki bobot kepentingan yang
sama besar. Formulasi perhitungannya (proses perhitungan dapat dilihat di
76
lampiran 38 dan 39) menjadi : Ns =
∑(Nj x Ni) n di mana: Ns = Nilai sikap yang diberikan responden terhadap masing-masing variabel Nj = Jumlah jawaban responden dari setiap variabel Ni = Nilai maing-masing responden dari setiap variabel N = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan
Nilai sikap responden terhadap indikator diperoleh dengan cara berikut (perhitungan dapat dilihat di lampiran 42): nilai sikap yang diberikan responden (Ns) dijumlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah variabel yang membentuk indikator sebagai berikut:
Nilai Indikator = ∑Ns n di mana: Nilai Indikator = Nilai sikap responden terhadap indikator a = Jumlah variabel yang membentuk suatu indikator
Setelah nilai masing-masing variabel diperoleh, selanjutnya nilai ini
77
dibandingkan dengan nilai standar berikut :
- 1,00 ≤ Nilai Indikator ≤ 2,50, artinya pelanggan mempunyai sikap yang negatif terhadap indikator yang bersangkutan.
- 2,51 ≤ Nilai Indikator ≤ 3,50, artinya pelanggan mempunyai sikap yang netral terhadap indikator yang bersangkutan.
- 3,51 ≤ Nilai Indikator ≤ 5,00, artinya pelanggan mempunyai sikap yang negatif terhadap indikator yang bersangkutan.
F. Konstelasi Hubungan antar Variabel
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel X (Situasi Pembelian) dengan variabel Y (Keputusan Pembelian). Maka konstelasi hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat digambarkan sebagai berikut:
X Y Keterangan: Variabel Bebas (X) : Situasi Pembelian Variabel Terikat (Y) : Keputusan Pembelian : Arah Hubungan
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan uji regresi dan korelasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari Persamaan Regresi
78 Mencari persamaan regresi dengan rumus :
Ŷ = a + bX
79 Dimana koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Dimana: (
ƩX)² Ʃx² = ƩX² - n
( ƩY)²
Ʃy² = ƩY² - n (
ƩX).(ƩY) Ʃxy = ƩXY - n Keterangan: Ŷ = Variabel terikat X = Variabel bebas a = Konstanta b = Koefisien arah regresi 2.
Uji Persyaratan Analisis a.
Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X Sebelum data yang diperoleh dipakai dalam perhitungan, data tersebut diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan uji Liliefors, pada taraf signifikan (
α) = 0,05. Dengan hipotesis statistik: Ho : Galat Taksiran Regresi Y atas X berdistribusi normal H
1 : Galat Taksiran Regresi Y atas X tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian: Terima Ho jika L hitung < L tabel , berarti galat taksiran regresi Y atas X berdistribusi normal Tolak Ho jika L hitung > L tabel , berarti galat taksiran regresi Y atas X tidak berdistribusi normal b.
Uji Linearitas Regresi Uji linearitas regresi ini dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh merupakan bentuk linear atau tidak linear. Dengan hipotesis statistika:
Ho : Y = α + βX (regresi linier)
Hi : Y ≠ α + βX (regresi tidak linier)
Kriteria pengujian: Tolak Ho jika F hitung > F tabel , maka regresi tidak linier Terima Ho jika F < F , maka regresi linier
hitung tabel
Untuk mengetahui keberartian dan linearitas persamaan regresi di atas
80
digunakan tabel ANAVA pada tabel III.7 berikut ini :
Tabel III.7 DAFTAR ANALISIS VARIANS UNTUK UJI KEBERARTIAN DAN LINEARITAS REGRESI
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Rata- Fhitung Ftabel Varians Bebas (JK) Rata (Fo) (Ft)
(db) Jumlah Kuadrat
(RJK)
2 Total N - - -
ΣY (T)
Regresi 1 - - - (a)
Regresi 1 b( Fo>Ft Σxy)
(b/a) Maka regresi berarti
Sisa (s) n – 2 JK(T) – JK(a) – JK(b/a) - - Tuna k – 2 JK(s) – JK (G) Fo>Ft
Cocok Maka
(TC) regresi linier
Galat n – k
- (G) 3.
Uji Hipotesis a.
Uji Keberartian Regresi Uji keberartian regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh berarti atau tidak berarti, dengan kriteria pengujian bahwa regresi sangat berarti apabila F hitung > F tabel .
Dengan hipotesis statistik : H O :
β = 0 (regresi tidak berarti) H
1 :
β ≠ 0 (regresi berarti)
Kriteria Pengujian : Tolak Ho, jika F hitung > F tabel, maka regresi berarti atau signifikan.
Terima Ho, jika F < F , maka regresi tidak berarti atau tidak
hitung tabel signifikan.
b.
Perhitungan Koefisien Korelasi Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap variabel Y (besar kecilnya pengaruh antara kedua variabel), maka menghitung r dapat menggunakan rumus r Product Moment dan
xy xy
81 Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana: r = Tingkat keterkaitan hubungan
xy
Σx = Jumlah skor dalam sebaran X = Jumlah skor dalam sebaran Y
Σy c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji-t)
Untuk mengetahui keberartian pengaruh antara kedua variabel
82
digunakan Uji-t, dengan rumus sebagai berikut : Dimana:
T hitung = Skor signifikan koefisien korelasi r = Koefisien korelasi product moment xy
Hipotesis statistik: Ho :
ρ ≤ 0 Hi :
ρ > 0 Dengan kriteria pengujian: Hal ini dilakukan pada taraf signifikansi (
α) = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.
Tolak Ho jika t hitung > t tabel , maka koefisien korelasi dinyatakan signifikan Terima Ho jika t hitung < t tabel , maka koefisien korelasi dinyatakan tidak signifikan d.
Perhitungan Koefisien Determinasi Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien determinasi (penentu) yaitu untuk mengetahui persentase besarnya variasi variabel Y ditentukan oleh variabel X dengan menggunakan rumus koefisien
83
determinasi sebagai berikut : KD = (r)² xy Dimana : KD = Koefisien determinasi (r)² xy = Koefisien korelasi product moment Jika koefisien determinasi dipersentasekan maka hasilnya harus dikalikan 100%.