HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 6 – 12 BULAN DI DESA GIRIWUNGU PANGGANG GUNUNGKIDUL 2011
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG
MEMPUNYAI BAYI USIA 6- – 12 BULAN
DI DESA GIRIWUNGU PANGGANG
GUNUNGKIDUL 2011
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh
Titin Kariyani
NIM: 201010104205
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
CULTURAL FACTORS RELATED TO SUCCESS IN GRANTING
EXCLUSIVE BREASTFEEDINGMOTHER
WITH BABIES AGES 6-12 MONTHS
IN GIRIWUNGU PANGGANG
GUNUNGKIDUL 2011 ¹
3 Titin Kariyani ² , Dewi Rokhanawati
ABSTRACT
Non-experimental studies with survey design and analytic approach to the retrospective and then analyzed with the chi square test. The research was conducted in mothers who had infants aged 6-12 months in Giriwungu Panggang Gunungkidul Roast with a population of 25. Determination of saturated samples using sampling techniques. Data collection tool that is used is by using a questionnaire. Based on the results of Statistic analysis obtained P value = 0.008 (P <0.05) so that Ho refused and Ha is received this means there is a relationship of cultural factors in the success of exclusive breastfeeding in mothers who had infants aged 6-12 months in Giriwungu Panggang Gunungkidul. Proposed to increase support for mothers to breastfeed their children exclusively by involving allparties. Key words: Cultural factors, relationship, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN Berbagai upaya dilakukan untuk
mempromosikan penggunaan ASI.Latar Belakang UNICEF mencanangkan ASI
Angka Kematian Bayi (AKB) Eksklusif sebagai langkah untuk merupakan indikator untuk menilai menurunkan angka kematian bayi. derajat kesehatan masyarakat. AKB Hal yang sama dilakukan oleh WHO menjadi isu penting dalam kebijakan yang mengeluarkan rekomendasi pemerintah Indonesia terkait dengan untuk ASI Eksklusif hingga bayi pencapaian salah satu Millenium berumur 6 bulan dan menyebarkan
(MDGs) yaitu 10 langkah menuju keberhasilan
Development Goals
penurunan AKB. menyusui. Kampanye tentang Penyebab tingginya AKB penggunaan ASI Eksklusif disebabkan oleh karena banyak hal, digalakkan dimana-mana tetapi salah satunya adalah dari faktor jumlah Ibu yang memberi ASI status gizi bayi. Status gizi bayi Eksklusif belum menggembirakan. dapat ditingkatkan melalui Pemerintah Indonesia menetapkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara target cakupan 80 % ASI Eksklusif eksklusif selama 6 bulan sejak pada tahun 2010. Namun jumlah Ibu kelahiran bayi guna menurunkan yang memberi ASI cenderung 1 AKB di Indonesia setiap tahunnya. menurun (Beatrix, 2006). 2 Thesis Title 3 Students STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
Strategi Nasional PP ASI dan tujuh Pokok Program ASI yang ditetapkan antara lain mengembangkan dan menerapkan legalisasi yang mendukung dan melindungi perilaku PP ASI, meningkatkan kepedulian para pengambil keputusan, tokoh agama, kelompok potensial, para pengusaha serta masyarakat luas dan keluarga tentang pentingnya ASI, membuat Standar Pelayanan Minimal (SPM), Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) sebagai pedoman pemerintah pusat dan daerah, serta mengupayakan agar semua petugas dan sarana kesehatan mendukung perilaku menyusui yang optimal (Adam, 2007).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan di D.I.Yogyakarta turun dari 39,99 % pada tahun 2008 menjadi 34,56 % pada tahun 2009.
Sedangkan cakupan ASI Eksklusif secara Nasional tahun 2007 sebesar 28,6 %.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2011 oleh peneliti di UPT Puskesmas Panggang I, dengan wawancara langsung pada responden didapatkan data bahwa dari 10 ibu menyusui diantaranya hanya 1 ibu yang memberikan ASI Eksklusif, berarti ada 9 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif sampai bayi umur 6 bulan di Posyandu Dwi Manunggal Dusun Pejaten Desa Giriwungu Kecamatan Panggang dengan alasan sudah tradisi sejak dari dulu setelah bayi lahir diberi makanan karena ASInya sedikit dan kalau diberi ASI saja tidak mengenyangkan sehingga bayi rewel karena lapar, diberi makanan selain ASI biar cepat gemuk , kuat dan sehat.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Sugiyono, 2007). Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif yaitu model pendekatan studi epidemiologik untuk menerangkan antara efek atau akibat dengan faktor resiko (Arikunto, 2002).
Variabel Penelitian ini memiliki beberapa variabel yaitu variabel bebas, terikat dan pengganggu. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan data tentang faktor budaya.
Tabel 1. Kisi-kisi pertanyaan faktor budaya Variabel Sub Variabel Nomor soal Jumlah Soal
Faktor 1. 1,5,6,7,14,15
6 Pengetahuan budaya 2. 2,3,4,8,9,12
6 Kepercayaan 3. 10,11
2 Kebiasaan 4.
13
1 Pantangan 5.
16
1 Iklan Jumlah
16 Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan data tentang keberhasilan pemberian ASI eksklusif Tabel 2. Kisi-Kisi Pertanyaan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Variebel Sub Variebel Nomor soal Jumlah soal Pemberian 1. 1,4,5,6,9
5 Memberikan ASI ASI eksklusif 2.
2
1 Kolostrum 3. 3,7,8,10
4 Pemberian PMT Jumlah
10 HASIL PENELITIAN DAN Karakteristik Responden Tabel 3. Karakteristik Responden
PEMBAHASAN Gambaran Umum penelitian di Desa Giriwungu, Kecamatan
Penelitian ini dilaksanakan di Panggang, Kabupaten Gunungkidul Desa Giriwungu, merupakan bagian pada bulan Juni 2011
Karakteristik Frekwensi Presentase
wilayah kerja UPT Puskesmas
responden
Panggang
I. Desa Giriwungu
Usia
merupakan salah satu desa yang
< 20 tahun 5 20,0 %
terletak di Kecamatan Panggang dan
20 13 52,0 %
- – 25 tahun
berada dalam Kabupaten
26 4 16,0 %
- – 30 tahun
31 1 4,0 %
- – 35 tahun Gunungkidul.
> 35 tahun 2 8,0 %
Desa Giriwungu mempunyai luas
Total 25 100 %
wilayah 1.123.000 Ha. Desa Pekerjaan
Tani 16 64,0 %
Giriwungu terdiri dari 5 dusun yaitu
Ibu rumah tangga 7 28,0 %
dusun Jurug, Pudak, Pejaten, Klepu,
Wiraswasta 2 8,0 % Total 25 100%
dan Petung. Jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun
Pendidikan
2010 adalah 2386 jiwa. Komposisi
SD 3 12,0 %
jumlah penduduk yaitu laki-laki SMP
18 72,0 % SMU 4 16,0 %
1158 jiwa dan jumlah penduduk
PT 0,0 %
perempuan 1232 jiwa. Jumlah KK di
Total 25 100 %
desa Giriwungu sampai tahun 2010 yaitu 551 KK.
- – 25 tahun yaitu sebanyak 13 orang (52,0%) dan responden yang sedikit adalah responden yang berusia 31
- – 35 tahun masing
- – masing sebanyak 1 orang (4,0%).
- – variabel lain yang belum diteliti.
2. Tidak ASI eksklusif 14 56,0% Total 25 100 % Sumber: Data Primer diolah
9 responden (36,0%) memberikan ASI eksklusif dan 4 responden (16,0%) tidak memberikan ASI eksklusif. Dari data tersebut juga diketahui sebanyak 12 responden (48,00%) memiliki faktor budaya dalam
Berdasarkan tabel 6 diketahui sebanyak 13 responden (52,00%) memiliki faktor budaya dalam kategori tinggi. Dari 13 responden tersebut, diketahui sebanyak
13 52,0% 12 48,0% 25 100%
56
14
4 16,0% 10 40,0%
9 36,0% 2 8,0% 11 44,0%
Faktor budaya Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi (%) Tidak Eksklusif Frekuensi (%) Total Tinggi Rendah Total
Tabel 6. Tabulasi silang faktor budaya dan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul 2011
Dari tabel 5 diperoleh sebanyak 11 responden (44,00%) memiliki keberhasilan pemberian ASI eksklusif dalam kategori ASI eklusif dan sebanyak 14 responden (56,00%) memiliki keberhasilan pemberian ASI eksklusif dalam kategori tidak ASI eksklusif. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul dalam kategori tidak berhasil dalam pemberian ASI eksklusif.
1. ASI eksklusif 11 44,0%
No Kategori Frekuensi Persentase
Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul 2011
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Yang Mempunyai
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui sebanyak 13 responden (52,00%) memiliki faktor budaya dalam kategori tinggi dan 12 responden (48,00%) memiliki faktor budaya dalam kategori rendah. Dari hasil perhitungan ini diketahui faktor budaya yang paling tinggi di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul dalam kategori tinggi (52,00%).
2. Rendah 12 48,0% Total 25 100 % Sumber: Data Primer diolah
No Kategori Frekuensi Persentase
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor Budaya pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul 2011
Responden penelitian paling banyak adalah responden yang berpendidikan SLTP yaitu sebanyak 18 orang (72,0%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu tidak ada responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi (0,0%).
Pekerjaan responden paling banyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 16 orang (64,0%). Sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 2 orang (8,0%).
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui usia responden paling banyak adalah 20
1. Tinggi 13 52,0%
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebesar 6,997 dan nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0,008.
Saran – saran
Dari data keberhasilan pemberian ASI eksklusif diketahui responden paling banyak pada kategori tidak berhasil dalam pemberian ASI ekslusif, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif ibu pada yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul dalam kategori tidak berhasil dalam pemberian ASI ekslusif.
Keterbatasan penelitian ini yaitu data yang dikumpulkan hanya bersifat pengakuan responden bukan dari wawancara atau observasi langsung dari responden sehingga mengandung kelemahan seperti keseriusan responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga bisa mempengaruhi hasil penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Faktor budaya di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul dalam kategori tinggi (52,00%).
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini untuk meneliti variabel lain yang terkait dengan faktor budaya dan keberhasilan pemberian ASI ekslusif atau dengan variabel
Pemerintahan Desa Giriwungu diharapkan melalui Kepala Desa , perangkat desa , tokoh agama, tokoh masyarakat, kader, dukun bayi dan Bidan desa untuk dapat saling bekerjasama memberikan dukungan pemberian ASI eksklusif, memberikan contoh yang baik, memberikan penguatan bahwa ASI adalah yang terbaik,memberikan informasi tentang budaya-budaya yang mendukung keberhasilan ASI eksklusif, meluruskan hal-hal yang tidak benar yang berhubungan dengan ASI.
Ibu menyusui diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif.
kategori rendah. Dari 12 responden tersebut diketahui sebanyak 2 responden (8,0%) memberikan ASI eksklusif dan 10 responden (40,0%) tidak memberikan ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
square antara faktor budaya dengan
Ada hubungan antara faktor budaya dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Giriwungu Panggang Gunungkidul. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai chi
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Giriwungu, Panggang, Gunungkidul dalam kategori tidak berhasil dalam pemberian ASI eksklusif (56,00%).
Al Qur’an Surat Al Baqarah : 233 Al
Qur’an Surat Luqman : 14 Al Qur’an Surat Ahqof : 15 Adam, 2007, Releksi Pekan ASI
Sedunia, om 2008, Diakses tanggal 12 April 2011. Arikunto S, 2002. Prosedur Notoatmodjo, 2002, Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian Kesehatan, Rineka Praktek , Aneka Cipta. Jakarta. Cipta, Jakarta.
Arifin, 2004, Pemberian ASI Perinasia, 2004, ASI Dan Laktasi, Eksklusif dan faktor- faktor yang Banyu Media, Jakarta.
mempengaruhinya, http://library.usu.ac.id. Diakses Purnamawati S, 2003. Faktor-Faktor
tanggal 12 April 2011. Yang Berhubungan Dengan Pola
Pemberian Asi Pada Bayi Usia 4
Beatrix S, Julia, Madarina, Bulan , Media Litbang Kesehatan, Budiningsari, Dwi R, 2006. Jakarta.
Pengaruh Status Gizi Menyusui Terhadap Eksklusivitas ASI Dan Purwanti, H, 2004 Konsep Penerpan Pertumbuhan Bayi Di RSUD Asi Ekslusif , Buku Kedokteran Prof. Dr. Wz Johannes Kupang EGC. Jakarta. NTT , Jurnal gizi klinik Indonesia
Indonesia vol 2 no. 3. Prasetyono D, 2009. Buku Pintar Asi
Ekslusif, Pengenalan Praktek
BKKBN, 2005, ASI Eksklusif, dan Kemanfaatan-
http://www.kompas.com, Manfaatannya , Diva Press
Diakses tanggal 10 April 2011.Riwidikdo H,2007. Statistik Dinas Kesehatan, 2008, Profil Dinas Kesehatan, Mitra Cendikia
Kesehatan DIY 2008, Press, Yogyakarta http://www.dinkesdiy.go.id,
Diakses tanggal 10 April 2011. Rosita, 2008. Asi Ekslusif Kecerdasan Bayi , Ayyana. Idai, 2010. Rekomendasi ASI,
Diakses tanggal 10 pada Bayi dan Anak, cetakan ke-
April 2010 10, Kanisius, Yogyakarta. Media Y, Rahmalina, Manalu.H, Sugiyono, 2007. Statistik Untuk 2006. Pengetahuan, Persepsi Dan Penelitian , Alfabeta, Bandung.
Perilaku Ibu Tentang Pemberian Asi Ekslusif , Media Litbang ________, 2010, Statistik Untuk
Kesehatan Yogyakarta. penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sunaryo dan Joshi, 2003. Peranan Mass, Linda.T, 2004. Kesehatan Ibu Pengetahuan Ekologi Lokal
Dan Anak Persepsi Budaya Dan dalam Sistem Agroforestri Dampak Kesehatannya . FKM, (ICRF) South East Asia
Universitas Sumatra Utara, USU Regional Office, Bogor, Digital Library Medan. Indonesia.