PERAN AKTIVIS DAKWAH SEKOLAH DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA (STUDI ROHIS SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG) - Raden Intan Repository

  

PERAN AKTIVIS DAKWAH SEKOLAH DALAM MEMBINA

AKHLAK REMAJA (STUDI ROHIS SMA

NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

  

YULIANA

NPM: 1411010419

Jurusan: Pendidikan Agama Islam

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

  

PERAN AKTIVIS DAKWAH SEKOLAH DALAM MEMBINA

AKHLAK REMAJA (STUDI ROHIS SMA

NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

  

YULIANA

NPM: 1411010419

Jurusan: Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd

  Pembimbing II : Dr. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

  1439 H / 2018 M

  

ABSTRAK

PERAN AKTIVIS DAKWAH SEKOLAH DALAM MEMBINA AKHLAK

REMAJA (STUDI ROHIS SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG)

  Oleh:

  

YULIANA

  Pembinaan terhadap remaja sebagai iron stock (cadangan masa depan) serta

  

agen of change (generasi pengganti) dengan pembina an akhlak dan pengetahuan

  keislaman adalah kunci sukses suatu Negara. Pembinaan akhlak bagi para remaja perlu dirumuskan dalam berorientasi pada pendekatan psikologi perkembangan yang serasi dengan karakteristik yang dimiliki remaja. Diharapkan remaja akan termotivasi untuk mengenal akhlak yang baik dalam bentuk yang sebenarnya, yaitu dengan ajaran agama yang mengandung nilai-nilai ajaran yang sejalan dengan fitrah manusia dan bertumpu pada pembentukan sikap akhlak yang mulia.

  Sementara Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah (TKS) merupakan alumni Rohis SMA 8 Bandar Lampung yang kembali kesekolahnya untuk berkontribusi dalam dakwah sekolah, mereka itulah yang membina serta membimbing remaja SMA Negeri 8 Bandar Lampung di ROHIS menuju Akhlak yang lebih baik.

  Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview dan dokumentasi. Dalam analisis data digunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis data yang menekankan pada makna penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu) serta menggambarkan mengenai objek yang sedang diteliti.

  Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan mengenai pembinaan akhlak yang dilakukan oleh Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS) Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung.

  Memerhatikan penjelasan diatas, maka temuan yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS) berperan dalam membina akhlak remaja dengan pembiasaan dan kegiatan amal produktif. Karena akhlak yang baik itu lahir dari pembiasaan dan kegiatan yang baik pula. Saran dalam penelitian ini adalah Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS), guru pembina untuk meningkatkan pembinaan dan kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk akhlak yang baik.

  

MOTTO

                 

  

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan

Dia banyak menyebut Allah.

  (QS. Al-Ahzab:21)

  1

  PERSEMBAHAN

  Alhamdulillahirobbil’alamiin, denganpenuh rasa syukurkepada Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan kepada:

  1. Bapakku tercinta Was Maulana dan mamahku tercinta Siti Zubaidah yang terus mendo’akan tiada henti serta memberikan semangat, memberikan dukungan secara moril dan materil.

  2. Kakak-kakakku tercinta, Diana, Aa Ndut, Nanang, Rahman, Sri Wahyuni, Winda Agustina, Dede Sofian Hadi, dan adik tercinta M.Adya Hidayatullah yang senantiasa memberikan Taujih, motivasi dan semangatnya demi tercapai cita- citaku.

  3. Paman, bibi, uwa dari pihak bapak dan mamah yang selalu memberikan semangatnya.

  4. Para sepupu dan keponakanku yang senantiasa memberikan semangatnya.

  5. Semua guru-guruku dari SD Negeri 3 dan SD Negeri 1 Keteguhan, SMP Negeri

  6 Bandar Lampung, SMA Negeri 8 Bandar Lampung, yang memberikan motivasi dan ilmunya sehingga menjadi seperti sekarang ini.

  6. Semua murobiyyah-murobiyyahHalaqohku dari awal sampai sekarang yang telah memberikan Taujih, do’a dan semangatnya selama ini.

  7. Para dosen UIN Raden Intan Lampung dari Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan motivasi dan ilmunya.

  8. Dosen pembimbing I dan II yang selama ini telah membimbing dan mengarahkan saya dengan sabar sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman-teman sekolahku dari SD sampai SMA yang telah memerikan semangatnya.

  10. Murid-murid PPLku dari MA Muhammadiyah dan Adik-adik Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang telah memberikan semangat dan motivasinya.

  11. Guru, Murid dan Wali Murid TK Islam Jerapah Kuning, Tutor dan TKS Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang senantiasa memberikan semangatnya.

  12. Teman-temanku Lismayana, Resti Nur Indah Oktafiani Putri, Sari Munah, Septiana, Suseno, Nova Mutiara Dewi, Wika Apriliya, Yuniarti, Yuyun Yuniati dan Zumrotus Solekha yang selama ini saling mendoakan, memberi semangat dan motivasinya.

  13. Teman-teman sekelasku PAI H 2014 selama lebih dari 3 tahun telah kita lalui suka dan duka bersama dan saling mendoakan.

  14. Teman-teman Kelompok 38 KKN Sidomulyo dan PPL Muhammadiyah yang telah memberikan semangatnya.

  15. Driver gojek tradisional dari semester awal dan driver Ojesa (Ojek Salimah) khususnya Mbak Juliantika dan Ummi Ira yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini serta memberikan do’a dan semangatnya.

  RIWAYAT HIDUP Yuliana dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 28 Juli 1995.

  Buahcintadaripasangan Was MaulanadanSitiZubaidah, yang merupakananak ke-7 dari 8 bersaudara.Pendidikan SD di tempuh di SD Negeri 3 dan SD Negeri 1 Keteguhanselama 6 tahundari 2002-2008. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 6 Bandar Lampung selama 3 tahun dari 2008-2011 dan melanjutkan ke SMA Negeri 8 Bandar Lampung Dari 20011-2014, selama di SMA penulis aktif mengikuti ekstra kulikuler Rohani Islam (ROHIS) dan aktif selama 2 tahun. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan Pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung selama 3,10 tahun (2014-2018).

  Penulis pun di Perguruan tinggi mengikuti organisasi Internal BAPINDA dan organisasi eksternal KAMMI. Penulis juga aktif bergabung dalamorganisasi Dakwah Sekolah di bawah naungan Yayasan Tunas Lampung (YASLAM) dan Forum Kerjasama Alumni Rohis (FKAR) hingga sekarang. Penulis pun menjadi Tenaga Pengajar di TK Islam Jerapah Kuning sejak Januari 2018 hingga sekarang.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingganya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rosululloh SAW serta keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita selalu diberikan kemamapuan untuk menjalankan sunnah sunnahnya dalam kehidupan, sehingganya sebab itulah kita mendapatkan syafaatnya di yaumilakhir kelak.

  Skripsi ini berjudul “Peran Aktivis Dakwah Sekolah Dalam Membina Akhlak Remaja (Studi ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung)”. Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penuli ssadar bahw atanpa bantuan dari berbagai pihak mungkin tidak akan terselesaikan.Untu k itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung dan selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahannya .

  2. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang selalu memberikan bimbingan.

  3. Dr. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag selaku Pembimbing II, yang memberikan bimbingan dan arahannya.

  4. Bapak dan Ibu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  5. Kepala Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung serta staf yang telah meminjamkan buku guna terselesaikannya skripsi ini.

  6. Dra. Hj. Zusmizawati, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Bandar Lampung, Juli Sazali, S.Pd Selaku Waka SMA Negeri 8 Bandar Lampung, Siti Sunia, S.Pd selaku Pembina Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung, Muarif, S.Pi Selaku Ketua Tim Kerjasama Sekolah (TKS) dan Derian Kusuma selaku ketua Tim Kerjasama Sekolah (TKS) yang baru di Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung, Para Tutor Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung dan Segenap Keluarga Besar Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pun dengan apa yang dibuatnya. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukkan yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya pribadi. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

  Bandar Lampung, Juni 2018 Penulis

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................i

ABSTRAK ......................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................v

MOTTO ..............................................................................................vi

PERSEMBAHAN............................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ix

KATA PENGANTAR.........................................................................x

DAFTAR ISI.................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvii

  

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Penegasan Judul..........................................................................1 B. Alasan Memilih Judul.................................................................3 C. Latar Belakang Masalah .............................................................3 D. Rumusan Masalah.....................................................................14 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................15

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................16

A. Aktivis Dakwah Sekolah ........................................................16

  1. Pengertian Aktivis Dakwah Sekolah ........................................16

  2. Tujuan Dakwah Sekolah...........................................................18

  4. Kegiatan Dakwah Sekolah........................................................22

  2. Sumber Data............................................................................42

  B. Analisis Data ............................................................................76

  2. Hasil Wawancara .......................................................................70

  1. Hasil Obervasi ...........................................................................67

  

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA..............................48

A. Deskripsi Data..........................................................................67

  4. Teknik Analisis Data...............................................................44

  3. Teknik Pengumpulan Data......................................................42

  1. Jenis Penelitian........................................................................41

  5. Peran Aktivis Dakwah Sekolah ................................................26

  

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................41

A. Pengertian Metode Penelitian ..............................................41

  4. Metode Membina Akhlak Remaja............................................38

  3. Macam-Macam Akhlak (mulia) ...............................................37

  2. Tujuan Membina Akhlak..........................................................34

  1. Pengertian Membina Akhlak ....................................................31

  B. Membina Akhlak Remaja......................................................31

  

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP .......................77

A. Kesimpulan .............................................................................77 B. Saran........................................................................................78 C. Penutup....................................................................................79 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

  1. Jumlah Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS) yang membina remaja Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung .................... 10

  2. Jumlah remaja Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang pernah pacaran, merokok dan malas dalam melaksanakan sholat lima waktu (tidak full sholat lima waktu) kelas Xsampai kelas XII................................................................................................ 11

  3. Jumlah remaja SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang terbina di Rohis dari kelas X samapai kelas XII (Ikhwan dan Akhwat) ............... 65

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lembar jumlah remaja yang terbina di Rohis SMA Negeri

  8Bandar Lampung dari kelas X sampai kelas XII

  2. Lembar jumlah Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS) yang membina di Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung

  3. Lembar silabus kurikulum Halaqoh Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung

  4. Lembar mutaba’ah yaumiyah (evaluasi ibadah para binaan)

  5. Lembar program kerja Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan TKS dari bidang Presidium, bidang Pengembangan dan bidang Pembinaan)

  6. Lembar kerangka dokumentasi dan observasi

  7. Lembar kerangka wawancara

  8. Lembar surat Pra-Penelitian

  9. Lembar surat Rekomendasi Pra-Penelitian

  10. Lembar pengesahan proposal

  11. Lembar surat permohonan penelitian (dari Dekan dan untuk ke SMA Negeri 8 Bandar Lampung)

  12. Acc Cover Skripsi

  13. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

  dijelaskan beberapa istilah pada judul Skripsi “Peran Aktivis Dakwah Sekolah Dalam Membina Akhlak Remaja (Studi ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung)”.

  1. Peran Menurut Soerjono Soekanto peran adalah proses dinamis kedudukan (status).

  Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

  1 dia menjalankan suatu peranan.

  Peran yang dimaksud dalam skripsi ini adalah peran dari Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) diantaranya, Murobbi atau Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah (TKS) Rohis dalam membina Akhlak remaja Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung.

  2. Aktivis Dakwah Sekolah Aktivis Dakwah Sekolah adalah oang-orang yang aktif berdakwah dengan

  2 menggunakan sarana yang ada di dalam sekolah.

  Yang dimaksud Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) dalam skripsi ini adalah Murobbi atau Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah (TKS) Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung. 1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009),

  h.212-213

  2

  3. Akhlak Akhlak (Akhlak pada Allah, Akhlak pada diri sendiri, dan Akhlak pada

  Sesama) Akhlak berasal dari bahasa Arab. Ia adalah bentuk jama ‟ dari khuluq. Secara

  3

  etimologi, khuluq berarti ath-thab Akhlak ‟u (karakter) dan as-sajiyyah (perangai). adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan pebuatan-perbuatan dengan

  4 gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

  Dengan demikian Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan sehingga menjadi karakter yang melekat dalam diri manusia dan akan muncul dalam tindakan secara

  5 spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.

  Yang dimaksud dengan Akhlak dalam skripsi ini adalah mengenai perbuatan, ucapan atau akhlak Remaja SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang akan diteliti.

  4. Remaja Remaja menurut Hasan Basri adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan tanggung

  6 jawab.

  Remaja adalah suatu usia di mana anak individu menjadi terintegritas ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa dirinya berada dibawah

  7 tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. 3 Ibrahim Bafadhol, Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam, (Jurnal Edukasi Islam Jurnal Pendidikan Islam Vol.06 No.12, Juli 2017),h.46 4 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI, 2000), h. 2 M. Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern Membangun Karakter Generasi Muda,

  (Bandung: MARJA, 2013), h. 25

  Yang dimaksud dengan Remaja dalam skripsi ini adalah siswa yang mengikuti Rohis di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.

  Jadi, Peran Aktivis Dakwah Sekolah Dalam Membina Akhlak Remaja adalah kedudukan seseorang (Tutor dan TKS) dalam menjalankan hak dan kewajibannya untuk membina akhlak remaja (studi Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung).

  B.Alasan Memilih Judul

  1. Pembinaan tentang Akhlak menentukan kepribadian dalam tingkah laku remaja untuk menjadi bekal dalam menghadapi masa depannya.

  2. Remaja siswa masih banyak yang melakukan hal-hal yang tidak baik di lingkungan sekolah dan mereka masih ada yang memiliki akhlak yang kurang baik, misalnya malas sholat, kurangnya rasa malu ketika pernah berpacaran, merokok, sehingganya perlu dibina untuk memperbaiki agar jauh lebih baik.

  3. Membentuk dan mewujudkan Sumber Daya Manusia yang shalih, agar kedepan remaja menjadi generasi yang Tsabat pada agamaNya tercermin dari perubahan akhlak yang baik.

C. Latar Belakang Masalah

  Akidah merupakan fondasi kehidupan mukmin. Takaran kekuatan ruhiyah seseorang ditentukan oleh tancapan akidah yang melekat di hatinya. Islam sebagai din yang Syamil memiliki patokan karakter kepribadian penganutnya, yang tercermin dalam doktrin akidah, syariat maupun akhlak. Kita harus memiliki karakter yang kuat

  7 dan jelas. Perwujudan karakter Muslim yang tampak di permukaan adalah ajaran

  8 akhlak.

  Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, juga bisa dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain termasuk orang tua, akan tetapi

  9 mereka belum mampu bertanggung jawab dalam hal ekonomi dan sosial.

  Menurut Wida Az Zahida dalam bukunya Mentoring Fun (Panduan Asyik Mentoring di Sekolah) remaja adalah masa peralihan anak-anak menuju dewasa.

  Dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia belasan tahun. Pakar psikologi Hurlock membagi masa remaja menjadi dua, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal pada usia 13 tahun hingga 17 tahun. Masa remaja akhir yaitu usia sekitar 17 tahun sampai 18 tahun. Hurlock membedakan menjadi masa remaja awal dan akhir karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Sementara dari sudut pandang muslim dijelaskan bahwa as-Syaikhani (Bukhori-Muslim) meriwayatkan dari Ibnu Umar ra. Berkata:”Saya menawarkan diri kepada Rosulullah saw. ketika perang uhud (untuk ikut serta), waktu itu saya berumur 14 tahun. Maka beliau tidak membolehkan (tidak mengizinkan). Beliau menganggap saya belum baligh.

  Kemudian saya menawarkan diri pada waktu perang Khandaq. Waktu itu saya

8 Cahyadi Takariawan, Keakhwatan 2 Bersama Tarbiyah Ukhti Musimah Tunaikan Amanah,

  berumur 15 tahun, beliau mengizinkan. Beliau mengizinkan, beliau menganggap saya sudah baligh.” Jadi remaja pada intinya sosok dimana mereka telah akil baligh dan pada masa ini seseorang anak harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya

  10 sendiri.

  Pembinaan terhadap remaja dan pelajar sebagai iron stock (cadangan masa depan) serta agen of change ( generasi pengganti) dengan pembinaan akhlak dan pengetahuan keislaman adalah kunci sukses suatu Negara. Hasan al-Banna, seorang pemuda aktivis pergerakan Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa: “Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepada Allah, ikhlas dalam berjuang di jalan-Nya, semangat dalam merealisasikannya dan kesiapan untuk beramal serta berkorban mewujudkannya. Iman, ikhlas, semangat, dan amal ini adalah karakter yang melekat di hati pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah ruhani yang menyala, dasar keikhlasan dalam hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora dan dasar amal adalah

  11 kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.

  Selaras dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan maka kesadaran tentang berprilaku, pada masa remaja berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan akhlak anak-anak menuju metamorfosa Akhlak yang baik. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami goncangan, daya pemikiran abstrak, logik dan kritik mulai berkembang. Emosinya semakin

10 Wida Az Zahida, Mentoring Fun Panduan Asyik Mentoring di Sekolah, (Surakarta: Alfa

  berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja yang demikian itu nampak pula dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan dan konflik

  12 batin.

  Situasi tersebut, menyebabkan remaja sulit menentukan pilihan yang tepat sehingga para remaja cenderung untuk memilih jalan sendiri, dalam situasi yang demikian itu, maka peluang munculnya degradasi moral sangat besar. Menghadapi gejala seperti ini, nilai-nilai agama sebenarnya dapat difungsikan, dalam konteks ini pemuka dan pendidik agama perlu meluruskan paradigma baru dalam menjalankan tugas bimbingannya. Setidaknya pembinaan akhlak bagi para remaja perlu dirumuskan dalam berorientasi pada pendekatan psikologi perkembangan yang serasi dengan karakteristik yang dimiliki remaja. Diharapkan remaja akan termotivasi untuk mengenal akhlak yang baik dalam bentuk yang sebenarnya, yaitu dengan ajaran agama yang mengandung nilai-nilai ajaran yang sejalan dengan fitrah manusia dan bertumpu pada pembentukan sikap akhlak yang mulia.

  Perilaku remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan teman sebayanya. Sebagai contoh, apabila remaja berteman dengan orang yang baik, maka insya Allah dapat dipastikan akan bersinergi terhadapnya menjadi baik pula. Namun, jika beteman dengan yang kurang baik, maka ia juga akan bersinergi menjadi tidak baik pula.

  12

  Kondisi riil tentang perilaku (Akhlak) remaja SMA Negeri 8 Bandar Lampung saat ini masih ada yang kurang baik. Hal ini terbukti dengan masih ada yang malas dalam menjalankan sholat lima waktu, merokok, kemudian masih ada

  13 remaja yang berpacaran.

  Menghadapi kondisi seperti itu, maka Pendidikan Agama Islam sangatlah berperan penting untuk membantu masalah akhlak remaja yang kurang baik. Namun dalam pelaksanaanya, PAI dengan jam pelajaran yang hanya 2 jam dalam sepekan belumlah efektif, yaitu dari segi orientasi PAI yang kurang tepat.

  Menurut Nida Khoiri, membina akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai watak remaja. Maka dari itu, proses membina akhlak itu harus diberikan sejak dini. Dalam Islam, tolak ukur kelakuan baik dan buruk merasuk kepada ketentuan Allah berupa Al-Qur’an dan Rosulullah SAW. Jadi, Rosulullahlah yang membawa akhlakul karimah, seperti yang telah dirumuskan para ulama sesuatu yang dinilai baik menurut aturan Allah dan Rasulnya pasti baik pula

  14 esensinya. Membina akhlak yang mulia merupakan inti dari ajaran Islam.

  Sebagian lebih terfokus pada pengembangan kemampuan kognitif dan minim dalam pembentukan sikap (Afektif), pembiasaan dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan (Psikomotorik). Islam diajarkan lebih pada hafalan, padahal Islam

  13 Hasil Wawancara dengan pembina Rohis, Ibu Siti Sunia, Jum’at 20 Oktober 2017, pukul 16:17 WIB

  14 Nida Khoiri, “Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Islam Masjid (RISMA) Al- Barokah di Desa Rawi Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan”. (Skripsi Sarjana penuh dengan nilai-nilai (Value) yang harus dipraktekkan. Ukuran keberhasilan

  15 pendidikan agama juga masih formalitas (termasuk verbalitas).

  Atas dasar itulah pihak sekolah, khususnya guru PAI meminta Alumni (Tutor dan TKS) Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung untuk mengadakan Ekstrakulikuler Rohis yang diadakan satu pekan sekali. Tetapi, siswa atau remaja tidak dipaksakan untuk mengikuti kegiatan tersebut dan juga mengadakan pembinaan (Tarbiyah) dengan holaqoh yang biasa disebut dengan Liqo dan berbagai kegiatan positif untuk remaja rohis yang bertujuan untuk lebih meningkatkan peran pendidikan agama terutama PAI dalam membina akhlak remaja untuk menjadi lebih baik.

  Selain itu, Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah (TKS) merupakan alumni Rohis SMA 8 Bandar Lampung yang kembali kesekolahnya untuk berkontribusi dalam dakwah sekolah, mereka itulah yang membina serta membimbing remaja SMA Negeri 8 Bandar Lampung di ROHIS menuju Akhlak yang lebih baik.

  Menurut Nugroho, Aktivis dakwah Sekolah (ADS) adalah mereka dari kalangan

siswa, guru, alumni, non-alumni maupun siapa saja yang memberikan kontribusinya secara

16 langsung bagi kebaikan dan kelangsungan dakwah di suatu sekolah.

  Kegiatan pembinaan akhlak pada ekstrakulikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberi jalan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui belajar, serta untuk

15 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep

  Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdikarya, 2004), h.4

  16 mendorong akhlak mereka sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan perkataan lain, tujuan dasarnya adalah untuk membina dan membentuk manusia terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT. Jadi, selain menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, remaja atau peserta didik juga menjadi manusia yang mampu

  17 menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya melalui akhlak yang mulia.

  Sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, sebagai lembaga formal sekolah harus menyiapkan generasi muda yang baik untuk menjadi manusia yang memiliki sikap akhlak yang baik pula.

  Tutor yang merupakan Alumni Rohis kiranya berperan dalam membina akhlak remaja. Pembinaan oleh tutor dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah ini dirasa cukup membangkitkan siswa teradap PAI, daripada mengikuti proses belajar mengajar dikelas. Suasana yang rekreatif yang dibentuk akan membuat remaja siswa lebih senang mengikuti kegiatan pembinaan, sehingga aspek afektif dan psikomotorik dapat tersentuh lebih dari sekedar pembelajaran di kelas yang hanya tersentuh dari dimensi kognitifnya saja.

  Tabel 1.1: Jumlah Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah

  atau TKS) yang membina siswa (Remaja) ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung

  Nama Jabatan Tutor Kelas

Siti Sunia, S.Pd Dewan Pembina Rohis Semua Anggota

Muarif, S.Pi Ketua SC & (Tutor dan TKS)

  XII (Ikhwan) Nindi Fatimah, S.Pd.I TKS - Yudha Bakti, S.Pd.I TKS - Iwan Setiawan, A.md Tutor dan TKS X (Ikhwan)

  Hild Oktaria, S.Pd TKS -

Masdiana, S.Kom Tutor dan TKS X dan XII (Akhwat)

Husnul Khotimah TKS - Yuliana

  

Waka 1 (Internal) Tutor dan

TKS

  XI (Akhwat) Rahma Yanti TKS - Sumardi Waka 2 (Eksternal) TKS - Wahyu Megarani TKS -

  Pratiwi TKS -

Dina TKS -

Masnunah TKS - Edi Sanjaya TKS -

  Azhari TKS - M. Pajri, S.Si Sekretaris Tutor dan TKS

  XI (Ikhwan) Iman Nudin TKS - Reza Arman TKS - Derian Kusuma Ketua TKS & Tutor

  XII (Ikhwan) Lailatul Hasanah S.Si Bendahara Umum TKS - Reza Pahlei, A,Md TKS - Adi Saputra TKS -

  Khairudin TKS - Syarif Khalid TKS - Rafli Alfayed TKS - Aditya TKS -

  Wandira TKS -

  

Tabel 1.2: Jumlah Siswa (Remaja) Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang

  pernah pacaran, merokok dan malas dalam melaksanakan sholat lima waktu (Tidak Full sholat lima waktu) kelas X sampai kelas XII

  Sholat tidak full 5 waktu Merokok Pacaran

  X XI

  XII

  X XI

  XII

  X XI

  XII

  25

  13

  12

  1

  1

  2

  4

  2

  3 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Jumlah :

  50 Orang

  4 Orang

  9 Orang Sumber : Dokumen Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung (Melalui Interview dengan

  para tutor)

  Pada hasil pra-survey yang penulis lakukan di Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung pada tanggal 20 Oktober 2017, penulis mendapatkan info dari wawancara dengan Pembina Rohis, bahwa masih ada siswa (Remaja) yang kurang baik akhlaknya seperti, pernah merokok, berdua-duaan dengan lawan jenis (Pacaran), kemudian ada yang masih malas untuk melaksanakan sholat ketika waktunya telah tiba. Hal tersebut bisa dipengaruhi atau tidak terlepas dari peran orang tua, kebiasaan dan pengaruh lingkungan.

  Seperti tabel 1.1, jumlah Tutor dan Tim Kerjasama Sekolah (TKS) yang membina remaja (Siswa) di ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung lumayan banyak dan sangat berkontribusi di dalam dakwah sekolah, khususnya dalam membina akhlak remaja.

  Bentuk peran Aktivis dakwah Sekolah dalam membina akhlak adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai Murobbi dan Murobbiyah (Tutor atau pembina)

  Murobbi dan Murobbiyah adalah istilah untuk menyebut seseorang yang menjadi penyelenggara atau penanggung jawab proses pembinaan dari suatu kelompok.

  Seorang Murobbi dan Murobbiyah memiliki tanggung jawab untuk mengawal, membersamai, dan mengevaluasi proses pembinaan personal-personal dalam

  18

  kelompok yang menjadi binaannya. Seorang Murobbi dan Murobbiyah pun harus berakhlak dengan akhlak yang mulia, sehingga pengaruh ilmunya nampak pada dirinya, dalam akidah, ibadah, dan dalam semua gerak-geriknya. Karena seorang

  19 Murobbi dan Murobbiyah dituntut sebagai uswah (teladan) bagi binaannya.

  2. Liqo (Halaqoh) Liqo (Halaqoh) yang menjadi agenda wajib sepekan sekali dalam membina akhlak. Halaqoh terbagi menjadi beberapa kelompok (Ikhwan dan Akhwat) dan setiap kelompk terdiri dari 10-12 orang. Dalam halaqoh para Aktivis Dakwah Sekolah (Tutor) tersebut memberikan materi-materi keIslaman yang sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah tersedia atau dengan materi alternatif yang berkaitan. Materinya seperti, syahadatain, Ma’rifatullah, Interaksi dengan lawan jenis, ciri-ciri pribadi Muslim dan materi lainnya. Dalam rangkaian agenda Halaqoh ini, remaja yang terbina diharuskan mengisi Mutaba’ah Yaumiyah, Fungsinya untuk 18 Muhammad Rosyidi, Menjadi Murabbi Itu Mudah,(Solo: PT Era Adicitra Intermedia, melihat dan mengevaluasi perkembangan ibadah harian dalam satu pekan. Membudayakan dan membiasakan mengisi Mutaba’ah Yaumiyah bagi binaan adalah keistimewaan dalam diri untuk mendekatkan diri kepada Allah (Ruhiyah Taqorub

  

Billah) agar intensitasnya dapat ditambah dan dikondisikan istiqomah. Paradigma

  Halaqoh sebagai wadah pembinaan bagi remaja yang dinamis, dibutuhkan tiga modal yaitu, kreativitas Murobbi dan Murobbiyah, fleksibelitas metode pembinaan dan

  20 dukungan peserta binaan.

  3. Membuat Program Kerja (Bidang Presidium, Pembinaan dan Pengembangan) melalui Kegiatan Positif a. Tastqif (Pemberian Wawasan KeIslaman) Tastqif untuk membentuk pemahaman yang benar tentang Islam, memperkokoh kesiapan ilmu dan mental.

  b. Jalsah dan Mabit (untuk Akhwat dan Ikhwan) Agenda jalsah biasanya mengkaji ilmu keIslaman khusus untuk akhwat secara tematik yang menghadirkan pemateri dalam pembahasannya. Misalnya, “Menjadi

  Muslimah yang di cintai Allah”. Ketika mabit khusus untuk Ikhwan pun sama mengkaji ilmu keIslaman, mislanya tentang “Menjadi Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan Kepada Allah”. c. Forum Diskusi (Problem Remaja) Problem remaja yang masih banyak dialami oleh mereka adalah pacaran, valentine days, merokok dan sebagainya. Aktivis dakwah sekolah (tutor dan tks) harus meluruskan pemahaman dengan cara memberi Taujih (arahan) terkait masalah yang terjadi, seperti menjelaskan tentang mengenai pacaran yang termaktub dalam Qur’an surat Al-Isra ayat 32, kemudian tentang merokok dan lain sebagainya.

  d. Mengagendakan Amal-amal Produktif Dauroh (Tahsin, Pasca Kelulusan), Rihlah, Bersih-bersih Mushollah (BBM),

  BBQ Kompetisi dan lain-lain. Akhlak yang baik, terlahir dari kebiasan-kebiasaan dan

  21 kegiatan-kegiatan yang baik pula.

  Pada tabel 2.1 adalah jumlah Siswa (Remaja) Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung yang pernah pacaran, merokok dan malas dalam melaksanakan sholat lima

  22 waktu (Tidak Full sholat lima waktu).

  Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas hal tersebut dalam proposal skripsi dengan judul “Peran Aktivis Dakwah Sekolah dalam Membina Akhlak Remaja (Studi Rohis SMA Negeri 8 Bandar Lampung)”.

D. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu

  21 Hasil Wawancara dengan Tutor kelas X XI dan XII, Sabtu 21 Oktober 2017, pukul 14:43 WIB

  22 Hasil Wawancara dengan Tutor kelas X XI dan XII, Sabtu 21 Oktober 2017, pukul 09:16 merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan

  23 data.

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa masalah ada apabila kenyataan yang ada tidak sesuai dengan hal yang semestinya.

  Maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana peran aktivis dakwah sekolah dalam membina Akhlak remaja (ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung) ?”

  E.Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui peran dari Aktivis Dakwah Sekolah dalam membina akhlak remaja (ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung) Adapun manfaat penelitian ini adalah:

  1. Untuk bahan kajian yang lebih mendalam tentang bagaimana peran aktivis dakwah sekolah dalam membina Akhlak remaja (ROHIS SMA Negeri 8 Bandar Lampung).

  2. Dengan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para Guru maupun Pembina Rohis serta Tutor dan TKS, agar termotivasi untuk mengembangkan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik dalam usaha Membina Akhlak Remaja ke arah yang lebih baik.

  23

BAB II LANDASAN TEORI A. Aktivis Dakwah Sekolah

1. Pengertian Aktivis Dakwah Sekolah

  Aktivis dakwah Sekolah (ADS) adalah mereka dari kalangan siswa, guru, alumni, non-alumni maupun siapa saja yang memberikan kontribusinya secara

  1 langsung bagi kebaikan dan kelangsungan dakwah di suatu sekolah.

  Aktivis Dakwah Sekolah adalah orang-orang yang aktif berdakwah dengan

  2

  menggunakansarana yang ada di dalam sekolah. Pelaku dakwah dalam dakwah sekolah dapat disebut aktifis dakwah sekolah. Untuk menjadi aktivis dakwah sekolah yang aktif, para pelaku dakwah ini harus telah menjadi peserta dakwah khasah (khusus). Mereka adalah para aktivis dakwah baik dari kalangan siswa, guru, alumni, nonalumni, maupun siapa saja yang memberikan kontribusinya secara langsung bagi kebaikan dan kelangsungan dakwah di suatu sekolah. Alumni sebagai pelaku da‘wah pelajar memiliki kelebihan yang khas terhadap medan dakwahnya: kedekatan dengan siswa, guru, dan birokrasi sekolah, pegawai, satpam, petugas kantin, dan sebagainya. Kehadiran alumni ke sekolahnya kembali menjadi penghargaan sendiri bagi pihak sekolah, apalagi jika alumni mampu menunjukkan kesungguhannya dalam 1 Nugroho Widiyantoro, Thariq Yahya, Panduan Dakwah Sekolah Kerja Besar Untuk

  Perubahan Besar,(Solo: Era Intermedia, 2000), h. 69 membangun almamaternya kembali, baik dengan masukan-masukan yang menunjang kualitas sekolah, peran aktif dalam menjalankan proses pendidikannya dalam mentoring pelajaran agama dan bantuan tambahan pelajaran secara informal dalam bentuk kelompok belajar, sampai bantuan fisik material. Kepercayaan yang diberikan sekolah terhadap alumni menjadi pintu pembuka aktivitas dakwah sekolah. Posisi alumni di sekolah pada masanya dulu juga akan memperlancar pendekatan ke sekolah. Seorang mantan ketua OSIS, mantan ketua Rohis, mantan ketua ekstrakurikuler, mantan juara kelas, atau mungkin alumni yang telah berhasil di universitasnya akan mudah masuk ke sekolah dengan nilai kepercayaan yang tinggi dari sekolah. Bukan hanya dalam pendekatan, posisi ini juga akan menambah dukungan pihak sekolah terhadap pelaksanaan program dakwah.

  Dalam pengelolaan dakwah sekolah, Aktivis dakwah sekolah (Tutor dan TKS) memiliki peran yang sangat beragam. Aktivis dakwah sekolah memiliki peran yang strategis dalam pelaksanaan dakwah fardiyah, baik kepada siswa, alumni, maupun pihak sekolah. Selain itu, Aktivis dakwah sekolah (Tutor dan TKS) juga dapat berperan sebagai murobbi (pembina) bagi objek dakwahnya (siswa). Aktivis dakwah sekolah (Tutor dan TKS) sebagai murobbi memiliki nilai tambah karena mereka memiliki pengetahuan medan yang lebih kuat dan spesifik. Hal ini berbeda dengan murobbi dari orang luar yang memiliki pengetahuan yang terbatas tentang medan dakwah siswa yang dibinanya. Peran murobbi bagi alumni ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga ia bisa segera mengkader objek siswa itu untuk memainkan peran sebagai murobbi di tahun mendatang untuk menangani

  3 pembinaan adik kelasnya. Arti penting mengkader adik kelasnya.

  Dakwah sekolah merupakan aktivitas dakwah yang melibatkan seluruh unsur sekolah sebagai institusi yang melingkunginya, baik sebagai objek dakwahnya maupun sebagai pelakunya. Seluruh unsur sekolah ini menjadi pendukung keberhasilan dakwah sekolah. Oleh karena itu, keberhasilan dakwah ini juga tergantung dengan dukungan dan peran aktif setiap unsur dan perangkat yang ada di sekolah.

  Objek dakwah sekolah adalah para objek dakwah yang terdapat di lingkungan sekolah dan sekitarnya yang punya andil dan komunikasi dalam aktivitas dakwah sekolah, baik yang beragama Islam maupun yang beragama non-Islam. Objek dakwah sekolah ini antara lain siswa, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, orang

  4 tua dan wali siswa, serta sesama pelajar di lingkungan sekitar sekolah.

2. Tujuan Dakwah Sekolah

  Sebagai suatu ilmu, tentu saja Dakwah Sekolah mempunyai tujuan yang sangat jelas. Secara singkat tujuan Dakwah Sekolah itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Dakwah adalah kewajiban yang diberikan Allah untuk menjamin tegaknya nilai-nilai kebenaran di muka bumi. Dakwah yang menjadi kewajiban semua muslim 3 Kusmarwanti ,Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah Era Baru, (Solo: Era Intermedia,

  2000), h. 47 bergerak secara estafet sehingga keberadaan penyeru itu akan tetap ada dalam setiap zaman. Dengan konsep ini, maka semua orang akan dibentuk menjadi pendukung dan pelopor tegaknya nilai-nilai kebenaran itu.

  Begitu juga dalam dakwah sekolah. Dakwah sekolah membina para siswa sebagai objek dakwahnya (siswa) agar mereka dapat mengisi barisan pelopor penegak nilai-nilai kebenaran itu sehingga secara estafet dan lebih dini dapat bergabung dalam melaksanakan kewajiban dakwah. Oleh karena itu, mereka dipersiapkan juga untuk ikut memikul beban dakwah. Mempersiapkan siswa menjadi pemikul beban dakwah bukan hanya untuk mengagungkan dakwah tetapi juga untuk memenuhi kewajiban mereka atas dakwah. Sebagaimana Allah swt. berfirman,

  

            

   Artinya:

  “Wahai kaum mukmin, hendaklah di antara kalian ada segolongan orang

yang mengajak untuk mengikuti Allah dan Rasul-Nya, menyuruh berbuat baik dan

mencegah kemungkaran, mereka ynag melakukan amal kebaikan itu adalah orang-

  5 orang yang beruntung di akhirat.” (QS Ali Imran 3:104).