PENYELESAIAN WANPRESTASI YANG TERJADI PADA PERJANJIAN KREDIT (Studi kasus KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152) SKRIPSI

  

PENYELESAIAN WANPRESTASI YANG TERJADI

PADA PERJANJIAN KREDIT

(Studi kasus KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

DIDIK SUJARMIKO

NIM 21411033

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI

  ’AH (HES) FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan

janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah

meneguhkannya

  ”. (An-Nahl: 91)

Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai

pertanggung jawabannya .” (Al-Isra`: 34)

  Hidup itu harus bersyukur jangan pernah mengeluh biar bisa menikmati hidup. (Didik Sujarmiko)

  

PERSEMBAHAN

  Buah karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

  1. Orang tuaku yang selalu mengasihi dan menyayangiku dengan tulus dan ikhlas.

  2. Bu Maryatin yang selalu menasehati dan membimbing saya agar menjadi orang yang lebih baik dan selalu jujur.

  3. Kakakku tersayang Joko yang selalu memberi bimbingan tingkah laku dan memberi dukungan baik moril maupun materiil.

  4. Adikku tersayang Jodi yang selalu menemani hari hariku dalam menciptakan hiburan.

  5. Keluarga besar Alm. Simbah Sono yang selalu memberi semangat dan motifasi.

  6. Teman-teman progdi HES yang selalu berjuang dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  7. Temen-temen kontrakan yang selalu mengisi hari-hari tanpa bosan dengan memberi solusi dan kritik.

  8. Teman-teman UKM SSC yang mengajarkan arti kebersamaan, kekompakan, kekeluargaan dan loyalitas.

KATA PENGANTAR

  م يحّرلا نمحّرلا هللا مس ب

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada hamba hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia menuju jalan kebenaran dan keilmuan.

  Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul

  

”Penyelesaian Wanprestasi Yang Terjadi Pada Perjanjian Kredit (Studi Kasus

KJKS BMT ANDA Salatiga Nomer 0152) ini telah selesai. Skripsi ini merupakan

  salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tanpa ada bantuan dari berbagai pihak baik spiritual maupun material, laporan ini tidak akan mungkin akan selesai sesuai yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menghaturkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini.

  Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini adalah:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Ketua Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Dra. Hj. Maryatin M. Pd. sebagai orang yang selalu memberi motivasi dan membimbing dalam pembuatannya.

  6. Ayah Papto Suli tercinta dan tersayang sebagai orang yang bersusah payah dalam membiayai studi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

  IAIN Salatiga.

  7. Kakak serta adikku yang selalu menemani dan memberi motivasi.

  8. Direktur, karyawan dan nasabah BMT ANDA yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.

  Terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya, penulis hanya bisa berdo‟a kepada Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

  Maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skirpsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi civitas akademika IAIN Salatiga.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Penulis

  ABSTRAK

Sujarmiko, Didik. 2016. Penyelesaian Wanprestasi Yang Terjadi Pada

  Perjanjian Kredit (Studi Kasus KJKS BMT ANDA Salatiga Nomer 0152). Skripsi Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

  Institut Agana Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si.

  Kata Kunci: Penyelesaian Wanprestasi

  BMT lahir di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan memberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat, terhindar dari jerat rentenir, dan mengacu pada prinsip syariah. Pemberian pendanaan dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Praktek perjanjian kredit sering terjadi wanprestasi yang menyebabkan kerugian bagi kreditur karena debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memfokuskan penelitian sebagai berikut: (1) Apa sajakah penyebab wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit di BMT ANDA Salatiga nomer 0152? (2) Bagaimana cara penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit di BMT ANDA Salatiga nomer 0152?

  Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah (1) Pendekatan penelitian yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalkan perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk bahasa dan kata-kata. (2) Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian yang mengacu pada perumusan masalah dan ditinjau dari tujuan penelitian hukum yaitu menggunakan jenis penelitian empiris. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang menggunakan data primer sebagai data utama, dimana penulis harus terjun ke lokasi.

  Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama bahwa penyebab wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit di BMT ANDA Salatiga nomer 0152 adalah kreditur memberi pinjaman kepada debitur dengan syarat tertentu yaitu berupa jaminan. Namun jaminan debitur hilang berupa satu unit sepeda motor, selanjutnya debitur tidak melunasi pinjamannya. Kedua bahwa penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit di BMT ANDA Salatiga nomer 0152 adalah Pihak BMT melakukan menyelidiki tentang jaminan tersebut setelah itu diputuskan bawa jaminan hilang maka pihak BMT melaporkan ke POLDA dan dipublikan di media masa bawa ada kehilangan motor. Masalah tersebut jaminannya tidak ketemu, maka yang dilakukan pihak BMT dalam penyelesaian wanprestasi dengan cara pendekatan dan kekeluargaan. Setelah itu BMT ANDA Salatiga memutuskan bahwa debitur tidak melaksanakan kewajibannya dalam perjanjian maka pihak BMT ANDA Salatiga memberikan paksaan kepada debitur dengan kesepakan pihak BMT ANDA Salatiga untuk membayar setengah dari pinjaman kredit maka kedua pihak sama-sama rugi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN

  1 1. Latar Belakang .........................................................................................

  4 2. Fokus Penelitian ......................................................................................

  5 3. Tujuan Penelitian .....................................................................................

  5 4. Kegunaan Penelitian ................................................................................

  6 5. Penegasan Istilah .....................................................................................

  8 6. Tinjauan Pustaka .....................................................................................

  11 7. Metode Penelitian ....................................................................................

  18 8. Sistematika Penulisan ..............................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian ....................................................... 20 Pengertian Perjanjian ........................................................................ 20 i. Syarat-syarat Perjanjian .................................................................... 24 ii. Asas-asas Perjanjian ......................................................................... 28 iii. Berakhirnya Perjanjian ..................................................................... 37 iv.

  2. Tinjauan Umum Tentang Kredit ............................................................. 38

  1. Pengertian Kredit ............................................................................. 38

  2. Unsur-unsur Kredit .......................................................................... 41

  3. Macam-macam Kredit ..................................................................... 43

  4. Penyelesaian Kredit ......................................................................... 45

  3. Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi .................................................... 46

  1. Pengertian Wanprestasi .................................................................... 46

  2. Bentuk Wanprestasi ......................................................................... 48

  3. Akibat Hukum yang Timbul dari Wanprestasi ................................ 49

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

  a. Profil BMT Anda Salatiga ....................................................................... 53

  b. Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA ................................................. 56

  c. Produk-produk Simpanan KJKS BMT ANDA ....................................... 58

  d. Sistem Pemasaran di BMT ANDA Salatiga ............................................ 62

  e. Kegiatan Manajemen terkait dengan Marketing ...................................... 63

  f. Prosedur Pengajuan Pinjaman Kredit di BMT ANDA Salatiga. ............. 66

  g. Data Perjanjian Kredit ............................................................................. 69

  h. Wanprestasi Yang Terjadi Pada BMT ANDA Salatiga Nomer 0152. .... 75

  BAB IV PEMBAHASAN WANPRESTASI a. Proses Penyelesaian Wanprestasi secara umum yang terjadi pada Perjanjian Kredit di BMT ANDA Salatiga. .............................................. 79 b. Faktor-faktor yang menyebabkan wanprestasi di BMT ANDA Salatiga. 86

  c. Penyelesaian Wanprestasi Yang Terjadi Pada Perjanjian Kredit BMT ANDA Salatiga Nomer 0152

  ………………………………………….... 87

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 93 B. Saran ......................................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi BMT Anda Salatiga ...................................... 56Tabel 3.2 Nisbah Bagi Hasil.......................................................................... 59Tabel 3.3 Data Angsuran Perjanjian Kredit Tahun 2014 .............................. 69Tabel 3.4 Data Angsuran Perjanjian Kredit Tahun 2015 .............................. 71

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 2 Lembar Konsultasi Lampiran 3 Nota Pembimbing Lampiran 4 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 Foto profil BMT ANDA Lampiran 6 Daftar Nilai SKK Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasca krisis moneter tahun 1998, hingga kini Indonesia dihadapkan

  pada kondisi ekonomi yang susah stabil. Bencana alam di berbagai propinsi semakin menambah beban berat perintah dalam pembangunan. Sedangkan di pihak masyarakat kecil, keterpurukan juga makin terus mengancam. Akhir- akhir ini, naiknya minyak mentah dunia telah menjadikan kondisi perekonomian Indonesia semakin hari semakin kurang jelas. Indeks kurs rupiah terhadap dollar Amerika senantiasa naik turun, ditambah naiknya beberapa komponen harga yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti naiknya BBM, listrik, telepon serta naiknya harga-harga sembako yang kesemuannya mengakibatkan makin terpuruknya kondisi ekonomi nasional.

  Bagi masyarakat kelas bawah (miskin), kondisi ini semakin menambah kesulitan dalam berusaha dan beraktivitas di lini ekonomi. Diantaranya kesulitan yang mereka hadapi adalah kekurangan permodalan untuk membeli bahan dan alat produksi, atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena terus melambungnya harga. Para pengusaha kecil dan pedagang kecil sangat membutuhkan pihak lain dalam penyediaan pinjaman lunak untuk menambah permodalan.

  Dalam kondisi yang demikian inilah Baitul maal wattamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro berbasis syariah muncul dan coba untuk menawarkan solusi bagi masyarakat kelas bawah. BMT sendiri merupakan salah satu modal lembaga keuangan syariah yang bisa dibilang paling sederhana. Realita di lapangan, dalam beberapa tahun terakhir BMT mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan BMT yang pesat ini terjadi karena tingginya kebutuhan masyarakat, namun di sisi lain ke dunia perbankan yang lebih formal relatif sulit dilakukan.

  BMT lahir di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan memberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat, terhindar dari jerat rentenir, dan mengacu pada prinsip syariah. Geraknya yang gesit, dikelola oleh tenaga- tenaga mudah yang progresif dan inovatif, serta pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan membuat BMT cepat populer (Sumiyanto, 2008:34).

  Pemberian pendanaan dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada penguna dana. Artinya pihak yang memberikan pinjaman percaya kepada pihak yang menerima dana, bahwa dana yang diberikan pasti akan terbayar. Di lain pihak, penerima dana mendapatkan kepercayaan dari pihak yang memberi pinjaman, sehingga penerima diharapkan akan membuat para pihak yang terikat dalam perjanjian memenuhi segala kewajibanya dengan baik. Namun didalam perjanjian pinjam- meminjam tersebut ada kalanya salah satu pihak tidak memenuhi perjanjian sesuai dengan yang telah disepakati bersama (Ismail, 2010: 93).

  Perjanjian kredit yang diberikan oleh BMT mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya BMT harus memperhatikan asas-asas dalam pengkreditan yang sehat. Untuk memperoleh kenyakinan tersebut sebelum memberikan kredit harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, jaminan, prospek dari usaha debitur. Apabila penilaian yang dilakukan oleh pihak BMT ini menunjukan hal yang positif, maka BMT harus memutuskan untuk memberi kredit dan membuat suatu perjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak sehingga terjadilah hubungan hukum antara kedua bela pihak.

  Pada dasarnya apabila pelaksanaan pemberian kredit dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka diharapkan dengan berakhirnya jangka waktu kredit yang ditetapkan, pihak debitur melunasi hutang-hutangnya. Namun tidak jarang terjadi jangka waktu kredit telah habis tetapi debitur tidak atau belum memenuhi kewajibannya. Dengan adanya hal ini dapat dikategorikan dengan istilah kredit tidak lancar atau kredit macet.

  Kredit macet pada mulanya selalu diawali dengan terjadinya “wanprestasi” (ingkar janji/cedera janji), yaitu suatu keadaan dimana debitur tidak mau atau tidak mampu memenuhi janji-janji yang telah dibuatnya sebagaimana yang tertera dalam perjanjian kredit. Penyebab debitur wanprestasi dapat bersifat alamiah (di luar kemampuan dan kemauan debitur), maupun akibat itikad tidak baik buat debitur (Hariyani, 2010: 28).

  Salah satu bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh pihak peminjam terhadap pihak yang meminjamkan ialah adanya pengingkaran janji oleh pihak peminjam yang mana pembayaran kembali dari pinjaman tesebut beserta bunga yang terhutang oleh pihak kedua atau peminjam tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Disebut wanprestasi jika melakukan hal yang dilarang dalam perjanjian, karena ada ingkar janji dalam melakukan dan perbuatan itu dilakukan secara sepihak oleh pihak yang meminjamkan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada peminjam atau ada perjanjian terlebih dahulu secara tertulis.

  Praktek perjanjian kredit sering terjadi wanprestasi yang menyebabkan kerugian bagi kreditur karena debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati. Seperti yang terjadi pada BMT ANDA ada permasalahan antara debitur dan kreditur yang dikarenakan kreditur memberi pinjaman kepada debitur dengan syarat tertentu yaitu berupa jaminan. Namun jaminan debitur hilang berupa satu unit sepeda motor, selanjutnya debitur tidak melunasi pinjamannya. Sehingga dengan fakta ini penulis tertarik mengangkatnya dalam sebuah penelitian yang diberi judul: Penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit (Studi Kasus di BMT ANDA Salatiga nomer 0152).

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diangkat fokus masalah yang diantaranya sebagai berikut:

1. Apa sajakah penyebab wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit

  KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152?

2. Bagaimana penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit

  KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penulisan skripsi dalam mengadakan penelitian ini sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui penyebab wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152.

  2. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152.

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaaat atau kegunaan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

9. Manfaat teoritis

i. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai wanprestasi pada perjanjian kredit.

  j. Meluruskan masalah wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kredit di KJKS BMT ANDA. k. Memberikan solusi kepada BMT ANDA mengenai penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh peminjam.

10. Manfaat praktis

  d. Bagi

  IAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  e. Bagi BMT diharapkan mampu menjalankan penyelesaian wanprestasi sesuai hukum islam.

  f. Bagi kreditor dapat meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan pinjam-meminjam.

  g. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam penelitian.

E. Penegasan Istilah

  Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka penulis perlu menjelaskan maknanya sebagai berikut :

  1. Penyelesaian Menurut kamus besar bahasa Indonesia, penyelesaian adalah jalan keluar, jalan lepas, pemecahan, penanggulangan, resolusi, solusi.

  2. Wanprestasi Wanprestasi adalah suatu sikap dimana seseorang tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagai mana yang telah ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur (Herlien, 2010: 258).

  3. Perjanjian Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal (Subekti, 1995:1)

  4. Kredit Perkataan “kredit” berasal dari bahasa Latin credo yang berarti

  “saya percaya”, yang merupakan kombinasi dari bahasa Sanskerta cred yang artinya “kepercayaan”, dan bahasa Latin do yang artinya “saya tempatkan”. Pengertian ”kredit” menurut UU 10/1998 tentang Perbankan, Pasal 1 angka 11, adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajiban pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” (Hariyani, 2010:10).

  5. KJKS Arti KJKS adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah, sebagaimana disebutkan dalam Kepmen No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, inventasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah) (Sumiyanto, 2008:39).

  6. BMT

  Baitul Mal Wattamwil (BMT) adalah bank yang beroperasi sesuai

  dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur‟an dan Hadist

   Baitul Mal dalam Sistem Ekonomi Islam diunduh pada tanggal 16 November 2015 pukul 19.00).

F. Tinjauan Pustaka

  Menurut skripsi Budi Saputra dengan judul “Wanprestasi dalam

  Perjanjian Sewa Menyewa Ruko di Kota Yogyakarta” menjelaskan bahwa

  kerugian itu diakibatkan wanprestasi yang dilakukan oleh penyewa, yaitu penyewa tidak melaksanakan kewajibannya di dalam perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Hal mana penyewa sama sekali tidak berprestasi dan terlambat berprestasi. Atas persoalan tersebut, pihak yang menyewakan meminta pertanggung jawaban dari pihak penyewa atas kerugian yang dideritanya, namun pihak penyewa yang semestinya memiliki tanggung jawab penuh terhadap kerugian itu, menolak untuk mengganti kerugian yang dialami pihak yang menyewakan.

  Menurut skripsi Ingrit Valendri dengan judul

  “Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang” menjelaskan bahwa dalam praktik

  perjanjian rawat inap diberbagai Rumah Sakit, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Tebing Tinggi, wanprestasi sering dilakukan oleh pasien yaitu dalam hal tidak dapat melakukan kewajibannya melunasi semua biaya perawatan selama di Rumah Sakit. Dari informasi yang didapat dari pihak

  Rumah Sakit, bahwa keadaan pasien tidak mampu dan juga pasien tersebut memiliki tingkat pendidikan cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari identitas pasien atau tanda pengenal pasien yang ditinggalkanya di Rumah Sakit Umum Daerah Tebing Tinggi.

  Menurut skripsi Carina Mutiara Pramudyawadani yang berjudul

  

“Penyelesaian Panprestasi dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak

tanggungan di Mitra Mayapada Usaha di Surakarta” menjelaskan bahwa

  pemberian kredit yang terjadi di Surakarta oleh pihak Mitra Mayapada Usaha tidak selalu dapat berjalan lancar dan baik, suatu saat jika pemberi pinjaman kredit atau kreditur mengalami kesulitan untuk meminta angsuran dari warga Surakarta yang mengajukan pinjaman atau disebut dengan debitur karena kelalaian dan atau kesengajaan debitur dan atau adanya sesuatu hal lain yang sifatnya memaksa serta tiba-tiba, misalnya terjadi bencana alam, tanah longsor, kebakaran, gempa bumi maupun banjir yang melanda di Surakarta menyebabkan warga Surakarta kehilangan sebagaian bahkan seluruh harta kekayaannya yang mereka miliki, pihak Mitra Mayapada Usaha tidak dapat begitu mudah memaksa debitur untuk segera melunasi hutang karena keadaan debitur tidak memungkinkan untuk segera melunasi hutang akan tetapi debitur tetap mempunyai kewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterima berikut bunganya sesuai dengan perjanjian.

  Menurut skripsi Gita Herliana yang berjudul

  “Penyelesaian

Wanprestai dalam Perjanian Sewa Menyewa Mobil antara Penyewa dengan

CV Citra Sarana Rent Car di kota Pekanbaru

  ” menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil yang menimbukan hak dan kewajiaban antara kedua belah pihak secara timbal balik, secara tidak langsung menuntut agar kesua belah pihak dalam pelaksanaanya terikat pada apa yang telah disepakati. Secara umum, hambatan yang terjadi dalam perikatan kedua belah pihak di dalam pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa pada CV Citra Sarana Rent Car secara garis besar adalah wanprestasi oleh penyewa, seperti keterlambatan dalam pengambilan mobil (objek peneliti) dimana pihak penyewa dalam mengembaliakan mobil lewat dari jangka yang telah ditentukan.

  Menurut skripsi Harso Wijay yang berjudul

  “Tinjauan Hukum

mengenai wanprestasi dalam jual beli secara elektronik dihubungkan dengan

buku III kitab Undang Undang Hukum Perdata Tentang P erikatan“

  menjelaskan bahwa keberadaan internet mengakibatkan semakin maraknya kegiatan perekonomian yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan transaksi dalam suatu perdagangan. Jual beli barang dan atau jasa secara elektronik melalui internet sering juga disebut dengan istilah e-

  

commerce , jual beli seperti ini menimbulkan dampak tersendiri terhadap

  perkembangan hukum di Indonesia, termasuk pengaturan mengenai wanprestasi dalam jual beli secara elektronik karena hal tersebut menyangkut kepastian hukum dan kenyamanan bertransaksi melalui media elektronik. Oleh karena itu, perlu adanya aturan yang jelas mengenai transaksi jual beli secara elektronik tersebut, mengingat di Indonesia belum ada satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah e-commerce, sedangkan tuntutan harus adanya perlindungan hukum terhadap pihak yang di rugikan apabila terjadi wanprestasi dalam jual beli secara elektronik sangat mendesak.

  Sehingga peneliti melakukan penelitian yang berjudul penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit (Studi kasus KJKS BMT ANDA Salatiga nomer 0152) menjelaskan bahwa praktek perjanjian kredit sering terjadi wanprestasi yang menyebabkan kerugian bagi kreditur karena debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati. Seperti yang terjadi pada BMT ANDA ada permasalahan antara debitur dan kreditur yang dikarenakan kreditur memberikan pinjaman kepada debitur dengan syarat tertentu yaitu berupa jaminan. namun jaminan debitur tersebut hilang berupa satu unit sepeda motor dan selanjutnya debitur tidak melunasi pinjamannya, maka terjadilah wanprestasi pada perjanjian tersebut.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian dan jenis penelitian

a. Pendekatan penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan hukum empiris artinya dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. Penelitian hukum yang berparadigma sebagai fakta sosial yang mana data hukumnya dieksplorasi dari proses interaksi hukum di masyarakat. Dengan maksud menyelidiki respon atau tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum (Utsman, 2014:2-3).

  Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami gejala hukum di BMT Anda Salatiga yang berhubungan dengan pelaksanaan penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit, apakah sudah sesuai hukum Islam atau belum.

b. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2011:6).

2. Kehadiran peneliti

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangatlah penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi penelitian Peneliti memilih di lokasi KJKS BMT ANDA JL. Merak 90

  Cabean Salatiga karena ada permasalahan unik yang kasusnya hilangnya jaminan berupa sepeda motor dan mengakibatkan kreditur wanprestasi.

  4. Sumber data Sumber data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian yang sifatnya mutlak untuk dilakukan karena data merupakan fenomena yang akan diteliti. Pengumpulan data difokuskan pada pokok pemasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, sebagai berikut: a. Data primer

  Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari objek yang akan diteliti yaitu diperoleh dengan menggunakan wawancara atau interview kepada kreditur dan debitur. Wawancara dilakukan secara bebas terpimpin, dimana peneliti mempersiapakan daftar pertanyaan terlebih dahulu sebelum wawancara dimulai, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan pertanyaan yang lebih luas tetapi sesuai dengan apa yang ada dalam daftar pertanyaan.

  b. Data sekunder Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, penelitian-penelitian lain, buku-buku misalnya

  Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet, BMT Menuju Koperasi Modern dan lain-lain.

5. Prosedur pengumpulan data

  Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keterangan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

  a. Metode interview/wawancara Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan pendidikan Sutrisno Hadi (1987: 206). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai seputar penelitian yang lengkap dan mendalam. Metode ini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan pegawai BMT dan kreditur, untuk mendapatkan data tentang penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada Perjanjian Kredit.

  b. Metode observasi Metode observasi adalah metode yang biasa diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang diselidiki (Moleong, 2001:180). Metode ini digunakan untuk mengetahui prosesi penyelesaian wanprestasi yang timbul pada perjanjian kredit di KJKS BMT ANDA Cabean

  Salatiga. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat nonpartisipan.

c. Metode dokumentasi

  Dokumen merupakam cacatan atau peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 240). Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan geografis, keadaan KJKS BMT ANDA Cabean Salatiga.

6. Analisis data

  Data dan bahan hukum yang diperoleh akan dianalis secara deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan dianalisis secara kualitatif. Kemudian peneliti juga menggunakan pendekatan yuridis normatif dalam mengkaji permasalahan penelitian.

  a. Analisis kualitatif, yaitu penyorotan masalah serta usaha pemecahannya, yang dilakukan dengan upaya-upaya yang banyak didasarkan pada pengukuran yang memecahkan obyek penelitian ke dalam unsur –unsur tertentu, untuk kemudian ditarik suatu generalisasi yang seluas mungkin ruang lingkupnya (Soerjono, 1986: 32).

  b. Analisis deskriptif, yaitu menggambarkan dan menjelaskan data-data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, sehingga mampu menjawab rumusan masalah yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.

7. Pengecekan keabsahan data

  Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal inidimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Menurut Lexy J. Moleong ( 2000:175-178) dalam pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, analisis kasus negative, kecukupan refesional, pengecekan anggota, uraian rinci dan auditing. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan pengecekan keabsahan data sebahai berikut: a. Ketekunan pengamatan

  Bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

  b. Triangulasi Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

8. Tahap-tahap penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan

  1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian.

  2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.

  3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1) Coding, organisir data, katagori.

  2) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian. 3) Pengecekan keabsahan data.

d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian.

  2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing. 3) Perbaikan hasil konsultasi. 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian. 5) Ujian munaqosah skripsi.

H. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan hasil laporan penelitian ini adalah sebagai berikut; Bab I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri atas; latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penelitian.

  Bab II Kajian Pustaka, meliputi tinjauan umum tentang perjanjian yaitu pengertian perjanjian, syarat-syarat perjanjian, asas-asas perjanjian, batalnya perjanjian. diuraikan juga tentang tinjauan umum tentang kredit yaitu pengertian kredit, unsur-unsur kredit, macam-macam kredit, penyelesaian kredit macet. dan tinjauan umum tentang wanprestasi yaitu pengertian wanprestasi, bentuk wanprestasi, akibat hukum yang timbul dari wanprestasi.

  Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian yaitu mendiskripsikan tentang profil BMT ANDA Salatiga, struktur organisasi KJKS BMT ANDA, produk-produk simpanan KJKS BMT ANDA, sistem pemasaran di bmt anda salatiga, kegiatan manajemen terkait dengan marketing, prosedur pengajuan pinjaman kredit di BMT ANDA Salatiga, data perjanjian kredit, wanprestasi yang terjadi pada BMT ANDA Salatiga nomer 0152.

  Bab IV Pembahasan yaitu membahas tentang proses penyelesaian wanprestasi secara umum yang terjadi pada perjanjian kredit di BMT ANDA Salatiga, faktor-faktor yang menyebabkan wanprestasi di BMT ANDA Salatiga, penyelesaian wanprestasi yang terjadi pada perjanjian kredit BMT ANDA Salatiga Nomer 0152.

  Bab V adalah penutup yang merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian pada bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian

1. Pengertian perjanjian

  Istilah perjanjian sudah sangat popular dikalangan masyarakat yang merupakan hal yang senantiasa ditemui dalam lalulintas hubungan hukum. Terhadap pengertian perjanjian, sampai saat ini belum diperoleh satu kesatuan pendapat di antara para sarjana atau ahli hukum. Hal ini disebabkan karena luasnya aspek yang terkandung di dalam perjanjian itu sendiri.

a. Pengertian perjanjian dalam hukum perdata.

  Gambaran untuk mengetahui dan memahami pengertian perjanjian, di dalam ketentuan pasal 1313 KUH Perdata dinyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih lainnya.

  Pengertian diatas tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan perjanjian dengan perikatan sangatlah erat karena dari setiap perjanjian yang diadakan memberikan suatu perikatan hukum di antara kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian tersebut sehingga dapat dilihat bahwa perjanjian adalah sumber terpenting yang melahirkan perikatan dan adanya suatu perjanjian antara kedua belah pihak, maka akan mengakibatkan terjadi perikatan antara kedua belah pihak tersebut.

  Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dalam suatu perjanjian terdapat adanya para pihak, adanya prestasi yang akan dicapai, adanya kesepakatan para pihak. Di samping itu, juga adanya kecakapan, kejujuran serta kepercayaan masing-masing yang mengikatkan diri dalam perjanjian. Mengenai perikatan ini diatur dalam Buku III Pasal 1233 KUH Perdata. Suatu perikatan dapat timbul, baik karena perjanjian maupun karena undang-undang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1233 KUH Perdata yang berbunyi tiap-tiap perikatan melahirkan baik karena persetujuan maupun baik karena undang-undang.

  Perikatan yang timbul karena perjanjian suatu hal yang dikehendaki oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian itu, sedangkan yang timbul karena undang-undang merupakan hal yang di luar kemauan para pihak yang bersangkutan.

b. Pengertian perjanjian menurut hukum Islam.

  Menurut hukum Islam ada dua istilah dalam Al Qur‟an yang berhubungan dengan perjanjian, yaitu al-

  „aqdu (akad) dan al-„ahdu (janji). Pengertian akad secara bahasa adalah ikatan, mengikat.

  Dikatakan ikatan maksudnya adalah menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada yang lainnya hingga keduanya bersambungan dan menjadi seperti seutas tali yang satu. Para ahli hukum Islam memberikan definisi akad sebagai pertalian antara Ijab dan Kobul yang dibenarkan oleh

  syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya (Gemala, 2006: 45).

  Akad (al- „aqdu) sebagaimana dijelaskan dalam A-Qur‟an (QS. 5:1):

                           

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388].

  Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya

  (Al Maa- idah: 1).

  Janji (Al- „ahdu) sebagaimana dijelaskan dalam A-Qur‟an :

  

           

(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang

dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali-Imran 76).

  Selain itu ada beberapa pendapat dari sarjana atau ahli hukum,menurut Abdul Kadir Muhammad (1993: 225) berpendapat bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan sesuatu hal dalam lapangan harta kekayaan.

  Sementara itu Subekti (1995: 1) mengemukakan pula bahwa pengertian perjanjian itu adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Sedangkan menurut hukum islam perjanjian berasal dari kata aqad yang secara etimo logi berarti “menyimpulkan” (Mahmud, 1973:274).

  Pengertian perjanjian menurut Handri Raharjo, “Suatu hubungan hukum di bidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan diantara mereka (para pihak/subjek hukum) saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan subjek hukum yang lain berkewajiban melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum” (Handri, 2009: 42).

  Menurut Abdul Aziz Muhammad (2010: 15) kata aqad dalam istilah bahasa berarti ikatan dan tali pengikat. Dari sinilah kemudian makna aqad diterjemahkan secara bahasa sebagai menghubungkan antara dua perkataan, masuk juga di dalamnya janji dan sumpah, karena sumpah menguatkan niat berjanji untuk melaksanakanya isi sumpah atau meninggalkannya. Demikan juga dengan janji halnya dengan janji sebagai perekat hubungan antara kedua belah pihak yang berjanji dan menguatkanya.

  Perspektif hukum Islam menurut Suhrawardi K. Lubis (1994: 1) mengemukakan bahwa pengertian perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa orang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu.