ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN WANPRESTASI NASABAH DALAM AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT TARUNA SEJAHTERA CABANG SRATEN KEC. TUNTANG - Test Repository

  

ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN WANPRESTASI

NASABAH DALAM AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT

TARUNA SEJAHTERA CABANG SRATEN KEC. TUNTANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Munziroh

NIM 21411010

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI

  ’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  MOTTO Senantiasa Bersabar dalam menghadapi Tantangan maupun Cobaan Hidup

  Sabar Itu Susah Sabar Itu Cape Sabar Itu Sakit Sabar Itu Streess

  Tetapiiii.......... Sabar Itu INDAH

  

PERSEMBAHAN

Alkhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT dengan izin-

Nya Skripsi ini dapat terselesaiakan dengan baik. Skripsi ini

penulis persembahkan untuk orang-orang yang mendukung

penulis dalam menuntut ilmu.

  1. Bapak Suriyanto dan ibu Sutimah yang telah bersusah payah menuntun perjalanan kaki saya agar tetap berada pada jalan yang di Ridloi Allah SWT.

  2. Kang Mas Ahmad Syafi’i yang selalu memberikan dukungan moral maupun material.

  3. Bapak Kyai Chalim AS dan Bapak Kyai Chazim AS yang senantiasa men- Charge perjalan hidupku.

  4. Abah KH. Mahfudz Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang senantiasa memberikan petuah dan doanya.

  5. Mas Abdul Aziz yang selalu bersabar dalam memberikan

semangat kepadaku dalam perjalanan menuntut ilmu.

  6. Keluarga Besar Ya Bismillah (Youth assosiation of Bidik Misi limardhotillah) IAIN Salatiga.

  7. Kawan-kawan Hukum Ekonomi Syari’ah 2011 IAIN Salatiga.

  8. Seluruh sahabat-sahabat santri PP. Edi Mancoro.

KATA PENGANTAR

  

َتبكربّ ّاللّ ةوحرّ نك٘لع ملاّسلا

دِٗ يَه بٌلبوعا ةئّ٘س يهّ بٌسفًأ رّرس يه ّللّبب ذْعًّ ٍرفغتسًّ ٌَ٘عتسًّ ٍدوحً ّللّ دوحلا ّىإ

.

ٍدبع ادّوحه ىأ دِشأّ ّاللّّلاإ َلإ لا ىأ دِشأ َل ٓدبُ لاف للضٗ يَه ّ َل ّلضه لاف ّاللّ

  دعب بهأ .

  . َلْسرّ

ي٘عوجا َبحصّ َلا ٔلعّ دّوحه بًدّ٘س ٔلع نلسّ لص نِّللا

  Puju syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Salatiga. semoga senantiasa tercurahkan

  دٍدمَّوَحهُه دِآ َٔلَعَّ دٍدمَّوَحهُه َبًدِدلَِّ٘س َٔلَع لِّلَص مَّنهُِّللا

  kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari dari alam kegelapan menuju ke alam terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan.

  Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, yang berjudul “Tinjauan

  

Hukum Islam Terhadap Penyelesaian Wanprestasi Nasabah Dalam Akad

Murabahah Di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang

  ” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I dalam Hukum Ekonomi

  Syari‟ah, pada Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangannya. Karenanya patutlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah.

  3. Bapak Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syariah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

  4. Ibu Evi Ariyani, M.H. selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah.

  5. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Bapak Qi Mangku Bahjatullah, Lc. M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penulis skripsi ini.

  7. Pengelola BIDIKMISI IAIN Salatiga yang telah membimbing kami serta memberikan kesempatan mendapatkan beasiswa Bidikmisi.

  8. Bapak ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Bapak Muhammad Muhir selaku Manager BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang beserta stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

  10. Bapak dan ibu serta saudara dan seluruh kelurga di rumah yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  11. Keluarga Besar Ya Bismillah IAIN Salatiga sebagai sahabat senasib seperjuangan dalam mengarungi bahtera tholabul ilmi, kebersamaan kita akan menjadi sebuah cerita yang indah kelak.

12. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2011 di IAIN Salatiga.

  Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.

  Penyusun menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini. Penyusun berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Atas bantuan yang diberikan kepada penyusun, semoga Allah SWT memberikan balasan yang layak, Aamin.

  

َتبكربّ ّاللّ ةوحرّ نك٘لع ملاّسلاّ

  Salatiga, 26 Agustus 2015 Penulis

  Munziroh NIM. 214 11 010

  

ABSTRAK

  Munziroh. 2015. Analisis Terhadap Penyelesaian Wanprestasi Nasabah dalam Akad Murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec.

  Tuntang kab. Semarang

  . Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.Si.

  Kata Kunci: Wanprestasi Nasabah, Akad Murabahah

  KJKS BMT Taruna Sejahtera merupakan lembaga koperasi yang fokus terhadap simpan pinjam dengan sistem syariah. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

  

wanprestasi nasabah dan prosedur penyelesaian wanprestasi nasabah dalam akad

murabahah serta apakah penyelesaian wanprestasi nasabah dalam akad

murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang sudah

sesuai dengan Fatwa DSN MUI.

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitik. Yaitu penelitian dengan mengumpulkan data mengenai penyelesaian wanprestasi dalam pembiayaan di KJKS BMT Taruna Sejahtera ditinjau dari hukum Islam. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer yang berupa data hasil dari wawancara pada obyek yang diteliti dan data sekunder yang berupa Al- Qur‟an, Hadits, buku, internet dan dokumen resmi yang berkait dengan penelitian.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya

  

wanprestasi nasabah pada KJKS BMT Taruna Sejahtera adalah Account Officer

  (AO) kejar target untuk mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya, kondisi usaha anggota sedang menurun, a danya i‟tikad kurang baik dari anggota, berhutang ditempat lain dan proses penyelesaian wanprestasi dalam pembiayaan dilakukan dengan memberikan peringatan secara lisan dengan memberikan jangka waktu sampai akhir bulan, pemberian surat peringatan, akad ulang melalui BMT Taruna Sejahtera kantor pusat dan dengan cara mengambil dari simpanan anggota dengan persetujuan anggota. Proses penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Tuntang sudah sesuai dengan Fatwa DSN No.

  49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah dan Fatwa DSN No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar.

  DAFTAR ISI

  i HALAMAN JUDUL…….……………………………….……...………... LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii NOTA PERSETUJUAN iii PEMBIMBING….………………….…………. iv PENGESAHAN……….………………………..……………………….... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………..………………………. MOTT vi O……………….………………………………………………….. vii PERSEMBAHAN…….…………………………………………………... KATA PENGANTAR. viii

  …………………………………………………… xi ABSTRAK………….…………………………………………………...... xii DAFTAR ISI……….…………………………………………………....... DAFTAR TABEL xiv …..…………………………………………………….. xv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah……………………………..............

  B.

  5 Rumusan Masalah…………………………………………..

  C.

  5 Tujuan Penelitian…………………………………………… D.

  5 Kegunaan Penelitian………………………………………...

  E.

  6 Penegasan Istilah…………………………………………….

  F.

  8 Sistematika Penulisan……………………………………….

  BAB II LANDASAN TEORI A.

  11 TELAAH PUSTAKA................................………………….

  B.

  15 KERANGKA TEORI.............................................................

  1.

  15 Gambaran Umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil)…......

  2.

  20 Bai’ Al-Murabahah ....................………….……………...

  3.

  31 Akad/ Sighat ......................................................................

  4.

  34 Wanprestasi .......................................................................

  5. Penyelesaian Wanprestasi Nasabah ...................................

  Wanprestasi pada Pembiayaan Murabahah di KJKS

  50 BAB

  IV ANALISIS HUKUM

  ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN WANPRESTASI NASABAH DALAM AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT TARUNA

SEJAHTERA CABANG SRATEN KEC. TUNTANG

A.

  Deskripsi Obyek Penelitian dan Hasil Penelitian ............

  B.

  Analisis Hukum Islam Terhadap Penyelesaian

  BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kecamatan Tuntang ....………………………....................................

  48

  51

  72 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan………………………………………………..

  B.

  Saran……………………………………………………….

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  81

  49

  47

  35 BAB III METODE PENELITIAN A.

  F.

  Metode Pendekatan .............................................................

  B.

  Jenis Penelitian ..............................................……….…….

  C.

  Lokasi Penelitian………………………........…………… D.

  Sumber Data ...…………………………………………… E. Prosedur Pengumpulan Data ...............................................

  Analisis Data .......................................................................

  45

  G.

  Pengecekan Keabsahan Data ...............................................

  H.

  Tahap-tahap Penelitian ........................................................

  44

  45

  45

  82 Xiii

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keanggotaan KJKS BMT Taruna Sejahtera

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Gambar 4.1 Struktur organisasi KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec.

  Tuntang

DAFTAR LAMPIRAN A.

  Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang

Penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar .

  B.

  Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah.

  C.

  Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi Akad Murabahah .

  D.

  Contoh Permohonan Pembiayaan di KJKS BMT Taruna Sejahtera, berupa: 1.

  Formulir permohonan pembiayaan 2. Foto copy KTP (Suami/ Istri) 3. Foto copy Kartu Keluarga 4. Foto copy Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB/ BBN-KB dan SWDKLLJ 5. Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor 6. Foto copy BPKB 7. Foto copy Data Realisasi 8. Foto copy Slip Pencairan Pembiayaan 9. Foto copy Putusan Pembiayaan 10.

  Foto copy Akad Murabahah 11. Foto copy Surat Pernyataan Penyerahan Jaminan BPKB E. Kebijaksanaan dan Ketentuan Pembiayaan di KJKS BMT Taruna Sejahtera F. Pedoman Wawancara G.

  Biografi Penulis H. Nota Pembimbing Skripsi I. Lembar Konsultasi J. Surat Keterangan Kegiatan K.

  Surat Keterangan Lulus Ujian Kopmprehensif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah maupun lembaga keuangan syariah

  pada akhir-akhir ini tergolong cepat. Salah satu keyakinannya adalah keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa perbankan maupun lembaga keuangan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang agama Islam. Selain itu terbukti dengan banyaknya lembaga keuangan syariah termasuk “Baitul Mal Wat Tamwil” yang biasa disebut BMT, sesungguhnya dilatar belakangi oleh pelarangan riba secara tegas dalam al- Qur‟an. Sementara disisi lain haramnya riba bersifat mutlak dan disepakati oleh setiap pribadi muslim berdasarkan ayat-ayat al-

  Qur‟an dan ijma‟. Munculnya BMT sebagai lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah sejalan dengan lahirnya Bank

  Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu lembaga yang dapat mengantarkan masyarakat yang berada di daerah-daerah untuk terhindar dari sistem bunga yang diterapkan pada bank konvensional (Sumiyanto, 2008:23). Sejalan dengan itu, BMT mulai berdiri dan berkembang sampai daerah-daerah masyarakat menengah ke bawah, sehingga menghindarkannya

  BMT merupakan lembaga keuangan syariah bukan bank yang bergerak dalam upaya memberdayakan umat. Dilihat dari namanya Baitul Maal berarti lembaga sosial yang bergerak dalam bidang penggalangan dana sosial, baik itu

  

zakat, infaq, shodaqoh dan dana sosial lainnya serta menyalurkan dana tersebut

  untuk kepentingan sosial secara terpola, berkesinambungan dan tentunya sesuai dengan Syariah Islam. Sedangkan Baitul Tamwil berarti lembaga bisnis yang menjadi penyangga operasional BMT. Baitul Tamwil ini bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk simpanan, serta menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan usaha atau yang lebih dikenal dengan kredit, dengan system bagi hasil maupun jasa (Ridwan, 2005:126). Dari pengertian tersebut, Baitul Maal Wat Tamwil merupakan lembaga keuangan mikro Islam sebagai lembaga sosial yang bergerak dalam bidang penggalangan dana sosial dan menyalurkannya pada kepentingan-kepentingan sosial, dan juga bergerak dalam bidang penggalangan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman ataupun pembiayaan.

  BMT dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah harus menggunakan prinsip kehati-hatian agar terhindar dari pembiayaan bermasalah atau pembiayaan macet. Sekiranya untuk menghindari hal tersebut maka BMT harus menerapkannya secara maksimal. Agar tidak terjadi dengan hal-hal yang tidak diinginkan.

  Pihak BMT dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah dibuatlah suatu akad atau perjanjian dimana dalam akad tersebut terdapat beberapa fakta menunjukkan bahwa pembiayaan yang sering dilakukan dengan akad

  

murabahah lebih banyak diminati oleh nasabah karena system dan teknik

  perhitungannya lebih mudah dipahami, namun dalam kenyataannya pada praktek akad murabahah antara BMT dan nasabah masih juga menimbulkan masalah-masalah.

  Pada Implementasinya dalam melakukan transaksi pembiayaan, sebelumnya antara pihak BMT dan nasabah selalu membuat kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak dan kesepakatan tersebut tertuang dalam sebuah akad pembiayaan, baik itu untuk pembiayaan murabahah, musyarakah atau mudharabah. Dengan demikian keduanya secara otomatis telah terikat oleh perjanjian dan hukum yang telah dibuat bersama. Akan tetapi dalam praktiknya, kadang dijumpai cedera janji yang dilakukan oleh pihak nasabah dikarenakan tidak melakukan kewajibannya terhadap BMT sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, entah karena keadaan memaksa, secara sengaja ataupun tidak sengaja (Subekti, 1996:1).

  Kasus pembiayaan bermasalah tersebut terjadinya secara tiba-tiba, karena pada umumnya sebelum mengalami pembiayaan bermasalah, terlebih dahulu akan mengalami tahap bermasalah. Lebih lanjut, apabila pembiayaan memasuki tahap kemacetan maka pihak debitur dianggap telah melakukan atau ingkar janji, dan tentunya hal tersebut merupakan tindakan

  wanprestasi melawan hukum.

  Hal tersebut juga dialami oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat banyak kasus dimana nasabah lalai dalam memenuhi kewajibannya. Baik itu karena disengaja maupun tidak disengaja. Nasabah yang sering melakukan hal tersebut diatas kebanyakan dari produk pembiayaan multi barang dengan menggunakan akad murabahah.

  Dengan adanya kasus tersebut maka nasabah dikatakan telah melakukan

  

wanprestasi. Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak

  memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara pihak KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang dengan anggotanya.

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk membahasnya lebih mendalam, karena untuk dapat bertahan dan memperoleh kepercayaan ditengah-tengah persaingan lembaga keuangan Islam khususnya BMT, perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan oleh KJKS BMT Taruna Sejahtera Cab Sraten Kec. Tuntang dalam mengatasi pembiayaan bermasalah atau wanprestasi nasabah, upaya tersebut berupa tindakan penanganan terhadap nasabahnya sebagai debitur, apabila melakukan

  

wanprestasi atas perjanjian yang telah disepakati ditinjau dari sudut pandang

  hukum Islam. Dari uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul

  

“Analisis Terhadap Penyelesaian Wanprestasi Nasabah dalam Akad

Murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec.

  Tuntang ”.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Apa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya wanprestasi nasabah dalam akad murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera cabang Sraten Kec. Tuntang? 2. Bagaimana prosedur penyelesaian wanprestasi nasabah dalam akad

  murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang? 3.

  Apakah penyelesaian wanprestasi nasabah dalam akad murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

  wanprestasi dalam akad murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang.

  2. Untuk mengetahui prosedur penyelesaian wanprestasi nasabah dalam wanprestasi nasabah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec.

  Tuntang.

  3. Untuk mengetahui apakah penyelesaian wanprestasi nasabah dalam akad

  murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI.

D. Kegunaan Penelitian

  Untuk memberikan hasil yang bermanfaat, serta diharapkan mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya dapat berguna diantaranya:

  1. Kegunaan Teoritis Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan hukum perjanjian di masyarakat.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang penyelesaian

  wanprestasi nasabah di BMT.

  b.

  Bagi KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang Dapat menjadi referensi dalam meningkatkan kinerja manajemen, dan meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan terhadap nasabah.

  c.

  Bagi Masyarakat adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai prosedur penyelesaian wanprestasi nasabah pada BMT.

E. Penegasan Istilah

  Adapun dalam penulisan ini agar tidak terjadi kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti dalam menafsirkan maksud dari judul maka penulis memberi pengertian sebagai berikut.

1. Wanprestasi

  Wanprestasi sebagaimana diamanahkan dalam pasal 1238 perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ia menerapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”. Menurut Ariyani (2012:19) wanprestasi adalah jika seorang debitur tidak melaksanakan sama sekali suatu prestasi atau keliru dalam melakukan suatu prestasi atau terlambat melakukan suatu prestasi.

  Dalam penelitian yang akan peneliti teliti wanprestasi merupakan suatu keadaan dimana nasabah KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang tidak bisa melaksanakan kewajibannya karena kesalahan atau kelalaiannya dengan sengaja atau tidak sengaja sebagai nasabah dalam akad yang sudah disetujui nasabah dan KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang.

  2. Baitul Maal Wat Tamwil

  Baitul Maal Wat Tamwil

  secara etimologis, istilah “Baitul Maal” berarti “rumah uang”, sedangkan “Baitut Tamwil” mengandung pengertian “rumah pembiayaan” (Yunus, 2009:5). BMT memiliki dua fungsi yaitu: pertama, Baitul Maal menjalankan fungsi untuk memberi santunan kepada kaum miskin dengan menyalurkan dana ZIS (zakat, infaq, shodaqoh) kepada yang berhak; kedua, Baitul Tamwil menjalankan fungsi menghimpun simpanan dan membiayai kegiatan ekonomi rakyat dengan menggunakan sistem syariah (Putra, 2008).

  3. Nasabah yaitu orang yang biasa berhubungan dengan Bank atau menjadi yang dimaksudkan diatas adalah nasabah di KJKS BMT Taruna Sejahtera cabang Sraten Kec. Tuntang.

4. Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang di benarkan oleh syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya (Dewi, 2006:47).

  Sedangkan akad menurut Anwar (2010:68) yaitu pertemuan ijab dan qabul sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya.

  Jadi maksud akad dalam pembahasan ini adalah suatu perjanjian antara nasabah dengan KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec.

  Tuntang yang telah disepakati bersama dimana dengan akad tersebut menimbulkan akibat hukum terhadap objek yang diperjanjikan.

  5. Murabahah adalah istilah dalam Fikih yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan yang diinginkan (Ascarya, 2011:81).

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Penegasan Istilah

  BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka B. Kerangka Teori 1. Gambaran Umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) 2. Bai’ Al-Murabahah 3. Akad/ Sighat 4. Wanprestasi 5. Penyelesaian Wanprestasi Nasabah BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan B. Jenis Penelitian C. Lokasi Penelitian D. Sumber Data E. Prosedur Pengumpulan Data F. Analisis Data G. Pengecekan Keabsahan Data H. Tahap-tahap Penelitian BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian dan Hasil Penelitian B. Analisis Data

1. Analisis Terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi

  Wanprestasi pada Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT

  Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kecamatan Tuntang 2. Analisis Terhadap Model-Model Penyelesaian Wanprestasi pada Pembiayaan Murabahah di KJKS BMT Taruna

  Sejahtera Cabang Sraten Kecamatan Tuntang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI A. TELAAH PUSTAKA Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan

  bagi penelitian ini yaitu terdapat beberapa penelitian terkait tentang penelitian BMT pada umumnya dan tentang pembiayaan bermasalah pada khususnya sudah banyak dilakukan sebelumnya. Upaya untuk melihat posisi penelitian dalam penelitian ini, menjadi penting untuk dideskripsikan penelitian- penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

1. Apriya Rukmala Sari. Skripsi. 2011. Universitas Muhammadiyah

  Surakarta. Judul kajian Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Kendaraan Bermotor dengan Jaminan Fidusia (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance). Skripsi tersebut membahas tentang bentuk dan isi perjanjian kredit, cara penyelesaian wanprestasi dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam perjanjian kredit kendaraan bermotor dengan jaminan Fidusia di PT. Mandiri Tunas Finance.

  Hasil dari penelitian tersebut adalah: a.

  Bentuk perjanjian kredit kendaraan bermotor dengan jaminan Fidusia di PT. Mandiri Tunas Finance merupakan perjanjian tertulis yang dibuat dalam bentuk akta dibawah tangan. b.

  Dari wanprestasi yang ditemukan, upaya penyelesaian wanprestasi didasarkan pada beberapa keadaan, diantaranya: 1)

  Keterlambatan pembayaran (over due) 2)

  Penarikan obyek pembiayaan 3) Pengajuan gugatan perdata ataupun pelaporan tindak pidana.

  c.

  Hambatan-hambatan yang dialami oleh PT. Mandiri Tunas Finance dalam penyelesaian wanprestai dalam perjanjian kredit kendaraan bermotor dengan jaminan Fidusia adalah: 1)

  Obyek jaminan telah dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan PT. Mandiri Tunas Finance.

  2) Obyek jaminan hilang atau musnah.

  2. Heri Saputra. Skripsi. 2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Judul Srategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali. Skripsi tersebut membahas tentang faktor penyebab pembiayaan bermasalah, strategi pihak BMT Syariah Sejahtera Boyolali dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah dan upaya yang dilakukan oleh KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali untuk menanggulangi pembiayaan bermasalah supaya tidak terjadi lagi. Hasil dari penelitian tersebut adalah: a.

  Faktor yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah dari pihak nasabah diantaranya tidak adanya i‟tikad baik dari nasabah. Sedangkan dari pihak KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali diantaranya kurang teliti b.

  Strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah di KJKS BMT Syari‟ah Sejahtera Boyolali adalah 1)

  Strategi administrative (peringatan, pemanggilan kemudian mendatangi rumah nasabah).

  2) Strategi rescheduling (penjadwalan kembali). 3) Srategi penyitaan/ atau eksekusi jaminan. 4)

  Strategi penghapus bukuan/ write off c. Upaya pencegahan supaya tidak terjadi lagi pembiayaan yang bermasalah di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali diantaranya yaitu tidak memberikan pembiayaan lagi bagi nasabah yang kena blacklist dan meningkatkan pengawasan internal.

3. M. Irham. Skripsi. 2013. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul Tinjauan

  Hukum Islam terhadap Penyelesaian Kredit Macet di BMT Kube Sejahtera 020 Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta. Skripsi tersebut membahas tentang tinjauan hukum Islam terhadap bagaimana cara penyelesaian kredit macet yang diterapkan oleh BMT Kube Sejahtera 020 Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta.

  Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah menurut hukum Islam cara penyelesaian kredit macet yang diterapkan oleh pihak BMT dengan cara pemutihan atau penghapusan hutang tidak sah, karena tidak sesuai dengan hukum Islam, karena dalam hukum Islam hutang diwajibkan untuk dibayar dan pada pelaksanaan cara penyelesaian tersebut merugikan salah dari pihak BMT sebagai pemilik modal mengijinkan untuk adanya pemutihan dan penghapusan dalam daftar hutang piutang.

  4. Paramitha Try Andini. Skripsi. 2011. Universitas Andalas Padang. Judul Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan berdasarkan Prinsip Murabahah pada Bank Nagari Unit Syariah Padang. Skripsi tersebut membahas tentang langkah-langkah, bentuk penyelesaian dan kendala- kendala dalam menghadapi pembiayaan murabahah yang bermasalah di Bank Nagari Unit Syariah Padang.

  Hasil atau kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: a.

  Upaya yang ditempuh oleh bank dalam menghadapi pembiayaan bermasalah adalah dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian pembiayaan (restructuring) berupa perpanjangan waktu pembiayaan (rescheduling).

  b.

  Upaya penyelesaian sengketa oleh bank adalah melalui dua jalur, yaitu jalur litigasi (penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan) dan jalur non litigasi (penyelesaian sengketa yang dilakukan diluar pengadilan).

  c.

  Kendala yang dihadapi bank diantaranya pembiayaan bermasalah akan diselesaikan jika ada i‟tikad baik dari nasabah.

  5. Riyanti. Skripsi. 2010. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Judul Penyelamatan Wanprestasi dalam Pembiayaan Murabahah Study Kasus di Bank Muamalat Indonesia Cabang Surakarta. Skripsi tersebut membahas dan penyelesaian wanprestasi dalam pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Surakarta.

  Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari penelitian yang ada. Karena dari penelusuran karya ilmiah yang dilakukan oleh peneliti belum ditemukan yang secara spesifik membahas tentang analisis terhadap penyelesaian nasabah wanprestasi di BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang.

  B. KERANGKA TEORI 1. Gambaran Umum Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) a. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-

  usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti;

  zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Sudarsono, 2003:84).

  Secara kelembagaan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetapkan usaha kecil. Dalam prakteknya, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) menetapkan

  Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan pada gilirannya Baitul Maal wat

  Tamwil (BMT) merupakan representasi dari kehidupan masyarakat

  dimana Baitul Maal wat Tamwil (BMT) itu berada, dengan jalan ini

  Baitul Maal wat Tamwil (BMT) mampu mengakomodir kepentingan

(Sumiyanto, 2008:24-25).

  ekonomi masyarakat b.

   Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

  Berdirinya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sangat dibutuhkan masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah, maka dari itu berdirinya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) memiliki beberapa tujuan seperti:

  1) Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya dikalangan usaha mikro, kecil menengah dan koperasi melalui sistem syariah.

  2) Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.

  3) Meningkatkan semangat dan peran anggota masyarakat dalam kegiatan koperasi jasa keuangan syariah.

  Selain beberapa tujuan tersebut, menurut Sudarsono (2003:85) keberadaan BMT mempunyai beberapa peran: 1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syariah. 2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.

  3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera.

  4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

c. Keanggotaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

  Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, BMT memerlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di dalam BMT tersebut. Struktur organisasi BMT meliputi:

  1) Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok, yang memegang kekuasaan tertinggi dalam memutuskan kebijakan-kebijakan makro

  BMT. 2)

  Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai operasionalisasi BMT.

  3) Pembina Manajemen, bertugas untuk membina jalannya BMT dalam merealisasikan programnya.

  4) Manajer, bertugas menjalankan amanat musyawarah anggota BMT dan memimpin BMT dalam merealisasikan programnya.

  5) Pemasaran, bertugas mensosialisasikan dan mengelola produk- produk BMT.

6) Kasir, bertugas melayani nasabah.

  7) Pembukuan, bertugas melakukan pembukuan atas aset dan omset BMT.

  Bentuk struktur organisasi BMT diilustrasikan sebagai berikut.

  Gambar 2.1

  RAT (Rapat Anggota Tahunan) DEWAN PENGAWAS SYARIAH BADAN PENGURUS MANAGER KEPALA KEPALA KEPALA- KEPALA- OPERASIONAL MARKETING KEPALA KEPALA CABANG UNIT USAHA d. Prinsip Operasi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

  Sudarsono (2003:89-90) dalam bukunya mengatakan, dalam menjalan usaha BMT menggunakan 3 prinsip: 1)

  Prinsip bagi hasil. Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT. b) Al-Musyarakah

  c) Al-Muzara’ah

  d) Al-Musaqah

  2) Sistem jual beli. Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up.

  Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.

  a) Bai’ al-Murabahah

  b) Bai’ as-Salam

  c) Bai’ al-Istishna

  d) Bai’ al-Bitsaman Ajil

  3) Sistem non profit. Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja.

  a) Al-Qordhul Hasan

  4) Akad bersyarikat. Akad bersyarikat adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal

  (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian keuntungan/kerugian yang disepakati.

  a) Al-Musyarakah

  5) Produk pembiayaan. Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu.

  a) Pembiayaan al-Murabahah (MBA)

  b) Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)

  c) Pembayaan al-Mudharabah (MDA)

  d) Pembiayaan al-Musyarakah (MSA) 2.

   Bai’ Al-Murabahah a. Pengertian Bai’ Al-Murabahah

  Dalam kamus Arab-Indonesia karangan Yunus (2010: 75)

  Bai’ Al-Murabahah berasal dari kata

  • – – َعَبب

  Bai’ (عَْ٘ب) yang berasal dari

  هُعْ٘دِبَٗ اًبعَْ٘ب yang berarti menjual atau dengan kata lain jual beli dan kata ribhun ( yang berarti berlaba atau

  • – –

  هُ َبْرَٗ َ دِبَر

  حٌ ْبدِر) yang berasal dari اًبحْبدِر beruntung (Yunus 2010: 136). Jadi

  Bai’ Al-Murabahah adalah salah

  satu bentuk jual beli dimana harga kulakan keuntungan yang diambil atau diperoleh penjual disampaikan kepada pembeli.

  Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas oleh para ulama terbilang sangat banyak. Jumlahnya bisa mencapai belasan bentuk akad jual beli. Dari sekian banyak itu, ada tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu

  bai’ al-

  Bai’ al- Murabahah termasuk dalam jual beli. Menurut Muslich

  (2010:174) jual beli adalah tukar menukar apa saja, baik antara barang dengan barang, barang dengan uang, atau uang dengan uang. Menurut istilah syara‟ jual beli terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh ulama mazhab.

  1) Hanafiah, menyatakan bahwa jual beli memiliki dua arti:

  a) Arti khusus. Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang (emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar menukar barang dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus.

  b) Arti umum. Jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta menurut cara yang khusus, harta mencakup zat (barang) atau uang.

  2) Malikiyah, menyatakan bahwa jual beli memiliki dua arti:

  a) Arti umum. Jual beli adalah akad mu’awadhah (timbal balik) atas selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan.

  b) Arti khusus. Jual beli adalah akad mu’awadhah (timbal balik) atas selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan, bersifat mengalahkan salah satu imbalannya bukan emas dan bukan perak, objeknya jelas dan bukan utang.

  3) Syafi‟iyah. Jual beli menurut syara‟ adalah suatu akad yang akan diuraikan nanti untuk memperoleh kepemilikan atas benda atau manfaat untuk waktu selamanya.

  4) Hanabilah. Jual beli menurut syara‟ adalah tukar menukar harta dengan harta, atau tukar menukar manfaat yang mubah dengan manfaat yang mubah untuk waktu selamanya, bukan riba dan bukan utang (Muslich, 2010:175-177).

  Bai’ al- Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

  dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam

  Bai’ al- Murabahah , penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan

  menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2001:101). Misalnya, pedagang eceran membeli handphone dari penjual grosir dengan harga Rp 900.000,00, kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp 199.000,00. Pada umumnya, si pedangan eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran kalau memang akan dibayar secara angsuran.

b. Dasar Hukum Bai’ Al-Murabahah

  Dasar hukum

  Bai’ Al-Murabahah terdapat didalam al- Qu‟ran, sunnah dan ijma‟ para ulama‟.

  1) Dasar hukum dari al- Qur‟an