IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80% HERBA Scoparia dulcis Linn. Repository - UNAIR REPOSITORY

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS
HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80%
HERBA Scoparia dulcis Linn.

LAILA NURHIDAYATUS SHOLIKIN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2016

i

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....


LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS
HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80%
HERBA Scoparia dulcis Linn.

LAILA NURHIDAYATUS SHOLIKIN
051211131167

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2016

i


SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH

Demi

perkembangan

ilmu

pengetahlJllll,

saya


menyetujui

skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTNIRUS HEPATITIS C DAR!
EKSTRAK ETANOL80% HERBAScoparia dukis Linn.

untuk dipublikasikan eli internet, digital library Perpustakaan Universitas
Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademil< sebatas sesuai
dengan Undang-Undang Hak Cipta
Demikian pemyataan persetujuan publikasi skripsilkarya ilmiah

ini saya buat dengan sebenamya.

051211131167

ii

SKRIPSI


IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMDAR PERNV ATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama

: Laila Nurhidayatus ShoJi kin

NIM

:051211131167

Fakullas


: Farmasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil skripsi/tugas akhir yang
saya tuJis dengan judul :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI
EKSTRAK ETANOL 80% HERDA Scoparla dalcls Linn.
Adalah benar-benar merupakan hasH karya saya sendiri. ApabHa di
kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarisme,
mak. s.y. bersedi. menerim. sanksi borup. pembatalan kelulusan alau
pencabulan gelar yang saya peroleh.
Dcmikian surat pemyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.



SlIrabaya, 08 September 20 I 6

". ~. ;f-t~1


~ ~

"" OAEFOB2 1

1;00

RIIUMUPIAH

.
.

Leila Nurhjdayatus ShQJikjn
05121 I 131167

iii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....


LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lembar Pengesahan

LDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF
ANTIVIRUS HEPATITIS C Dar; EKSTRAK ETANOL 80%
BERBA (Scoparia dulcis Linn).

SKRIPSI

Dibuat uDtuk memeouhi syarat meocapai gelar Sarjana Farmasi
pada FakuJtas Farmasi Universitas AirlBogga

2016

Oleb:

Laila Nurbidayatus Sholikin


NlM.051211131167

skripsi ini telab disetujui oleb:

Pembimbing Sena

Dr. Ach ad Fuad Aarid M.S.

Dr. Aty Widyawaruyanti. M.S..Apt.

NIP. 195212121981031009

NIP. 196204261 990022001

iv

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....


LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat, rakhmat, karunia,
serta hikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C
Dari EKSTRAK ETANOL 80% HERBA Scoparia dulcis Linn”.
Penelitian dilakukan di Laboratorium SATREPS, ITD kampus C
Universitas Airlangga, untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Penulis menyadari bahwa selama pengerjaan skripsi ini terdapat
banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan Tuhan Yang Maha
Esa serta bantuan dan dukungan moral dari berbagai pihak maka skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Dr. Umi Atiyah, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
dalam mengikuti program S1 pendidikan apoteker.

2.

Dr. Achmad Fuad Hafid, MS. selaku dosen pembimbing utama yang
selalu memberikan motivasi dan masukan dalam mendampingi saya
dengan penuh kesabaran di Fakultas Farmasi.

3.

Dr.Aty Widyawaruyanti, Msi. selaku dosen pembimbing kedua dan
sekaligus pemimpin proyek pada penelitian ini yang selalu meluangkan
waktunya untuk memberikan banyak bantuan dan masukan dalam
menyusun skripsi ini.

v

SKRIPSI


IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.

Dr.rer.nat.Mulja Hadi Santosa dan Neny Purwitasari, S.Farm., Msc.
selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan
untuk perbaikan skripsi.

5.

Dr. Tristiana Erawati Munandar, M.Si., Apt. Selaku dosen wali yang
senantiasa memberi motivasi selama menempuh pendidikan di Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga.

6.

Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah
mendidik dan membimbing selama menjalankan program pendidikan
S-1 Farmasi.

7.

Para staff yang berada di Departemen Farmakognosi dan Fitokimia
serta Laboratorium SATREPS, Lydia Tumewu, Myrna Adianti, Adita
Permanasari, Hikayatul Hilmi, Mas Burhan, dan Pak Parto selama
proses pengerjaan skripsi telah banyak membantu, memberikan
bimbingan dan dukungan.

8.

Bapak Sholikin dan Ibu Susiah selaku kedua orang tua saya yang telah
memberikan dukungan, doa, bimbingan dan kasih sayangnya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9.

Ardi Nugraha yang selalu ada memberikan waktu dan semangatnya di
saat penulis merasa jenuh hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.

10. Teman-teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, dan Yaya yang
selalu memberikan semangat dan saling menguatkan sehingga skripsi
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
11. Sahabat seperjuangan

laskar paradise selama di Fakultas Farmasi,

Fina, Berthy, Emy, Fiqih, Dewul, dan Wanda terima kasih atas
kebersamaannya dan bantuannya selama 4 tahun ini.

vi

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12. Semua pihak dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah membantu baik selama proses perkuliahan, dalam
proses penelitian maupun dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan
ini. Karenanya penulis senantiasa mengharapkan masukan baik berupa
kritik maupun saran dari semua pihak.Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat dan memberikan tambahan informasi ilmu pengetahuan maupun
untuk penelitian lanjutan penemuan senyawa aktif dari tanaman yang dapat
digunakan sebagai antivirus hepatitis C.
Surabaya, September 2016

Penulis

vii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C
DARI EKSTRAK ETANOL 80% HERBA
Scoparia dulcis Linn.
Laila Nurhidayatus Sholikin
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia yang
dapat menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia namun belum
ada vaksin yang tersedia untuk HCV. Saat ini terapi kombinasi pegylated
interferon (PegIFN-α) dan ribavirin digunakan sebagai terapi standar untuk
infeksi HCV kronis. Pengobatan dengan kombinasi interferon standard dan
Ribavirin memiliki manfaat yang terbatas karena dapat menimbulkan
resistensi selama pengobatan jangka panjang dan membutuhkan biaya yang
cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian-penelitian untuk
memperoleh obat-obat hepatitis baru yang potensial. Tanaman merupakan
sumber yang menjanjikan sebagai obat hepatitis baru.
Dalam penelitian ini digunakan tanaman Scoparia dulcis yang
berasal dari suku Scrophulariaceae. Tanaman ini secara tradisional
digunakan untuk pengobatan masalah lambung. Bagian tanaman yang
digunakan adalah akar atau seluruh bagian tanaman. Penelitian pendahuluan
yang pernah dilakukan terhadap ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis
menunjukkan aktivitas sebagai antivirus hepatitis C yang potensial terhadap
virus JFH1a dengan IC50 17,79 µg/ml. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui fraksi yang aktif dari ekstrak etanol 80%
herba Scoparia dulcis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi yang aktif
sebagai antivirus hepatitis C dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis.
Pada penelitian ini, dilakukan fraksinasi ekstrak etanol 80% herba Scoparia
dulcis dengan metode fraksinasi cair-cair dengan 3 pelarut yakni
diklorometana, etil asetat, dan butanol. Dari hasil fraksinasi tersebut
diperoleh 4 fraksi yakni fraksi diklorometana, fraksi etil asetat, dan fraksi
air yang kemudian dilakukan uji aktivitas antivirus hepatitis C dan uji
toksisitas mengunakan metode MTT-assay Selain itu juga dilakukan
pengamatan profil kromatogram untuk mengetahui senyawa yang berperan
terhadap aktivitasnya sebagai antivirus Hepatitis C.
Uji aktivitas dilakukan dengan menggunakan virus JFH1a dan sel
Huh7it pada 6 konsentrasi yakni 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25µg/ml, 12,5
µg/ml, 6,25 µg/ml, dan 3,125 µg/ml.. Hasil uji aktivitas antivirus hepatitis
C secara in-vitro diperoleh IC50 fraksi diklorometana, fraksi etil asetat,
viii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
fraksi butanol, dan fraksi air dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis
secara berturut-turut adalah 5,32±0,50 µg/ml, >100 µg/ml, >100 µg/ml, dan
>100 µg/ml. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi
diklorometana mempunyai aktivitas sebagai antivirus hepatitis C.
Sedangkan fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air tidak memiliki
aktivitas sebagai antivirus hepatitis C karena memiliki nilai IC50 lebih dari
>100 µg/ml.
Untuk uji toksisitas digunakan metode MTT assay dengan 8
konsentrasi uji yakni 800 µg/ml, 400 µg/ml, 200µg/ml, 100 µg/ml, 50
µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, dan 6,25 µg/ml. Hasil uji toksisitas diperoleh
50% cytototoxic concentracion (CC50) dari keempat fraksi dari dari ekstrak
etanol 80% herba Scoparia dulcis secara berturut-turut adalah 23,313
µg/ml, >800 µg/ml, >800 µg/ml, dan >800 µg/ml. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa fraksi diklorometana mempunyai toksisitas yang
tinggi terhadap sel dengan nilai CC50 23,313 µg/ml jika dibandingkan
dengan ketiga fraksi lain yang memiliki nilai CC50 lebih dari >800 µg/ml.
Ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana memiliki nilai SI
secara berturu-turut sebesar 7,723 dan 4,382. Nilai ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai SI dari fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan
fraksi air yang memiliki nilai SI lebih dari 8.
Pengamatan profil kromatogram menggunakan KLT fase normal
dan fase terbalik. Untuk KLT fase normal digunakan fase diam : Kieselgel
60 GF, fase gerak : Kloroform : metanol (9:1) dan Penampak noda: H2SO4
10% dalam metanol. Sedangkan KLT fase terbalik menggunakan fase diam
: Kieselgel 60 RP-18 F254, fase gerak : Asetonitril:metanol:air (1:2:2) dan
penampak noda : H2SO4 10% dalam metanol. Berdasarkan hasil
pengamatan profil kromatogram ekstrak etanol 80% dan fraksi
diklorometana mempunyai kandungan senyawa golongan klorofil,
flavonoid dan terpenoid. Sedangkan fraksi etil asetat dan fraksi butanol
mempunyai kandungan senyawa flavonoid. Untuk fraksi air noda yang
terlihat tidak begitu jelas.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak
etanol 80% dan fraksi diklorometana memiliki aktivitas sebagai antivirus
hepatitis C, namun ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana
mempunyai toksisitas yang tinggi terhadap sel. Senyawa yang berperan
terhadap aktivitas dari ekstrak etanol 80% dan fraksi dikloromena sebagai
antivirus hepatitis C adalah senyawa golongan klorofil, flavonoid, dan
terpenoid.

ix

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF ACTIVE FRACTIONS OF ANTIVIRAL
HEPATITIS C FROM EXTRACT ETHANOL 80%
Scopari dulcis Linn HERBS.
Laila Nurhidayatus Sholikin
Scoparia dulcis is a plant that belongs to Scrophulariaceae family. It
used traditionally as remedies for stomach trouble. Previous study showed
that ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs has antiviral activity
againts hepatitis C virus JFH1a infected hepatocyte cell Huh7it with IC50
value of 17.79 µg/ml. Further study is conducted on ethanol extract 80% of
Scoparia dulcis herbs by using fractination liquid-liquid method and
dichloromethane, ethyl acetate, and butanol as the solvent. The result
showed that the dichloromethane fraction of ethanol extract 80% of
Scoparia dulcis herbs has IC50 value 5.32 ± 0.50 µg/ml. Ethyl acetate,
butanol and water fraction of ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs
has IC50 value more than 100µg/ml. Dichloromethane fraction of 80%
ethanol extract of Scoparia dulcis showed the highest activity (IC50 5.32 ±
0.50 µg/ml) compare to ethyl acetate, butanol, and water fractions (IC50
more than 100 µg/ml). Dichloromethane fraction of 80% ethanol extract of
Scoparia dulcis has the highest toxicity with CC50 value 23,31 µg/ml and SI
4,38. Ethyl acetate, butanol fraction, and water fraction of ethanol extract
80% of Scoparia dulcis herbs has CC50 value more than 800µg/ml and SI
more than 8. In conclusion, dichloromethane fraction of 80% ethanol extract
of Scoparia dulcis has the highest antiviral activity hepatitis C, but it also
toxic. It has chemical compound such as chlorophyll, terpenoid, and
flavonoid.
Keyword : Scoparia dulcis, extract, fractions, antiHepatitis C virus

x

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BUKAN HASIL PLAGIARISME ................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
RINGKASAN ............................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 5
1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1 Tinjauan tentang S. dulcis ................................................................... 6
2.1.1 Klasifikasi tanaman ..................................................................... 6
xi

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.2 Nama daerah Jawa ...................................................................... 7
2.1.3 Deskripsi Tanaman ..................................................................... 7
2.1.4 Penyebaran Tanaman .................................................................. 8
2.1.5 Kandungan Kimia dalam Tanaman ............................................. 8
2.1.6 Bagian Tanaman yang digunakan ............................................... 8
2.1.7 Kegunaan Tanaman ..................................................................... 8
2.2 Tinjauan Tentang Hepatitis C .............................................................. 9
2.2.1 Pengertian Hepatitis C ................................................................ 9
2.2.2 Terapi Hepatitis C ..................................................................... 13
2.3 Tinjauan tentang ekstrak .................................................................... 17
2.5 Tinjauan tentang Kromatografi .......................................................... 21
2.5.1 Pengertian Kromatografi ........................................................... 21
2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .............................................. 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL..................................................... 24
3.1 Uraian Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 24
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 28
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 28
4.1.1 Ekstraksi dan fraksinasi herba S. dulcis .................................... 28
4.1.2 Uji aktivitas antihepatitis C hasil fraksinasi dari ekstrak etanol
80% secara in-vitro ................................................................. 28
4.1.3 Uji toksisitas sel ....................................................................... 29
4.1.4 Pengamatan profil kromatogram ekstrak etanol 80% dan hasil
fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis ....... 29
4.2 Sampel Penelitian.............................................................................. 29
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 31
4.3.1 Variabel Penelitian .................................................................... 31
4.3.2 Definisi Operasional ................................................................ 31
xii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.4 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................. 32
4.4.1 Bahan Tanaman......................................................................... 32
4.4.2 Bahan untuk ekstraksi, fraksinasi, dan skrinning fitokimia ...... 32
4.4.3 Bahan virus dan sel ................................................................... 32
4.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 33
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 34
4.7 Prosedur Penelitian ........................................................................... 34
4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis ....................... 34
4.7.2 Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis ........................ 34
4.7.3 Pengamatan Profil Kromatogram Ekstrak dan Fraksi Etanol 80%
Herba S. dulcis secara Kromatografi Lapis Tipis .................... 35
4.7.4 Uji Aktivitas Anti Hepatitis C secara in-vitro ........................... 36
4.7.5 Uji Toksisitas Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba
S.dulcis .................................................................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 51
5.1 Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi Herba S. dulcis .................................. 51
5.2 Profil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol 80%, Fraksi
Diklorometana, Fraksi Etil asetat, Fraksi Butanol, dan Fraksi Air dari
Herba S. dulcis ................................................................................... 52
5.3 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak dan Fraksi dari
Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis Secara In-Vitro .......................... 56
5.4 Hasil Uji Aktivitas Sitotoksisitas Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak
Etanol 80% herba S. dulcis dengan metode MTT-assay .................... 62
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 78
7.2 KESIMPULAN ................................................................................. 78
7.3 SARAN ............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

xiii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar BAB 2
Gambar 2. 1 S. dulcis L. .............................................................................. 6
Gambar 2. 2 Siklus Hidup Hepatitis C........................................................ 12
Gambar 2. 3 Mekanisme Aksi dari Interferon ........................................... 14
Gambar BAB 3
Gambar 3. 1 Skema Kerangka Konseptual ................................................. 27
Gambar BAB 4
Gambar 4. 1 Skema Rancangan Penelitian ................................................. 30
Gambar BAB 5
Gambar 5. 1 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan
hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis,
dengan Fase diam : Kieselgel 60 F254 dan Fase gerak :
Kloroform : metanol (9:1) (A) setelah dieluasi dan dilihat
pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada lampu UV
dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H 2SO4 10% dalam
metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol
dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm ............................. 53
Gambar 5. 2 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan
hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis,
dengan Fase diam : Kieselgel 60 RP-18 F254 dan Fase gerak :
Asetonotril : metanol:air (1:2:2) (A) setelah dieluasi dan
dilihat pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada
lampu UV dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H 2SO4
10% dalam metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam
metanol dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm ............... 55
Gambar 5. 3 Gambar Pengamatan Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Pada
Ekstrak Etanol 80% dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80%
herba S. dulcis di bawah Mikroskop .................................... 61

xiv

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel BAB 2
Tabel 2. 1. Kombinasi Terapi untuk Hepatitis C Kronik ............................ 16
Tabel BAB 4
Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian ................................................. 31
Tabel 4. 2 Pengenceran Virus dengan Ekstrak ........................................... 40
Tabel BAB 5
Tabel 5. 1 Berat ekstrak dan masing-masing fraksi yang didapatkan dari
hasil ekstraksi dan fraksinasi cair- cair ................................... 51
Tabel 5. 2 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak Etanol
80% herba S. dulcis ................................................................. 56
Tabel 5. 3 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak Etanol
80% herba S. dulcis ................................................................. 57
Tabel 5. 4 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Etil Asetat dari
Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ....................................... 58
Tabel 5. 5 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Butanol
dari Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ................................. 59
Tabel 5. 6 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Air dari
Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ....................................... 60
Tabel 5. 7 Hasil Uji Sitotoksisitas Ekstrak etanol 80% dari Ekstrak Etanol
80% herba S. dulcis ................................................................. 63
Tabel 5. 8 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Diklorometana dari Ekstrak
Etanol 80% herba S.a dulcis ................................................... 64
Tabel 5. 9 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol
80% herba S. dulcis ................................................................. 65
Tabel 5. 10 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Butanol dari Ekstrak Etanol
80% herba Sa dulcis ................................................................ 66
Tabel 5. 11 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Air dari Ekstrak Etanol 80%
herba S. dulcis ......................................................................... 67
Tabel 5. 12
Hasil Perhitungan IC50, CC50, dan Selectivity Index (SI)
Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis.. 68

xv

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Analisis IC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan
SPSS Replikasi 1 ............................................................... 85

Lampiran 2

Analisis IC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan
SPSS Replikasi 2 ............................................................... 87

Lampiran 3

Analisis IC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan
SPSS Replikasi 1

Lampiran 4

.......................................................... 90

Analisis IC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan
SPSS Replikasi 2 ............................................................... 93

Lampiran 5

Analisis IC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 1 ......................................................................... 96

Lampiran 6

Analisis IC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 2 ......................................................................... 97

Lampiran 7

Analisis IC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 1 ......................................................................... 98

Lampiran 8

Analisis IC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 2 ......................................................................... 99

Lampiran 9

Analisis IC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 1 ....................................................................... 102

Lampiran 10 Analisis IC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS
Replikasi 2 ....................................................................... 102
Lampiran 11 Analisis CC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan
SPSS ................................................................................ 103
Lampiran 12 Analisis CC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan
SPSS ................................................................................ 106
xvi

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 13

Analisis CC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan
SPSS ................................................................................ 109

Lampiran 14

Analisis CC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS

.................................................................................................................. 111
Lampiran 15

Analisis CC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS . 114

Lampiran 16

Perhitungan IC50 Ekstrak Etanol 80% dan Hasil Fraksinasi
Herba S. dulcis................................................................. 117

Lampiran 17

Surat Keterangan Identifikasi Tanaman S. dulcis ............ 120

Lampiran 18

Surat Pernyataan Skripsi ................................................. 121

xvii

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia
yang dapat menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia.
Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus seperti virus
hepatitis A,B,C,D, dan E (WHO, 2002). Hepatitis C merupakan
salah satu penyebab utama dari penyakit sirosis hepatis dan HCC
(hepatocellular carcinoma) (WHO, 2002). Lebih dari 185 juta orang
diseluruh dunia terinfeksi

oleh virus Hepatitis C, dan 350.000

diantaranya meninggal dalam setiap tahun (WHO, 2014). Di Asia
Tenggara, lebih dari 11 juta orang telah terinfeksi oleh virus
Hepatitis C (WHO, 2014). Di Indonesia, diperkirakan telah terdapat
24 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi virus Hepatitis B dan C,
14 juta diantaranya berpotensi menjadi penyakit hati yang kronik.
Penderita yang telah berkembang menjadi penyakit hati yang kronik,
sekitar 1,4 juta diantaranya berpotensi untuk berkembang menjadi
kanker hati (Depkes RI, 2014).
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tidak terdeteksi
pada seseorang selama puluhan tahun, namun perlahan-lahan akan
merusak organ hati. Biasanya orang yang menderita penyakit
hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita penyakit
ini. Hal ini disebabkan tidak ada gejala khusus yang terlihat pada
penyakit ini (Depkes RI, 2007). Hepatitis C virus (HCV) sebagian
besar ditularkan melalui kontak dengan darah. Hal ini bisa terjadi
1

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

lewat transfusi darah, suntikan yang terkontaminasi selama proses
medis terjadi, dan melalui penggunaan narkoba dengan jarum suntik.
Hubungan seksual juga dapat menyebabkan penyakit ini namun
kurang umum terjadi (WHO, 2012).
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk hepatitis C
(Depkes RI, 2014). Saat ini terapi kombinasi pegylated interferon
(PegIFN-α) dan ribavirin digunakan sebagai terapi standar untuk
infeksi HCV kronis karena dapat menghambat replikasi virus
(Depkes RI 2014). Namun, sebanyak 40-50% dari pasien gagal
untuk menerima efek terapi dari pemberian terapi (PegIFN-α) atau
Ribavirin. Timbulnya

efek samping (sakit kepala, kelelahan,

mialgia, depresi, neutropenia, trombositopenia) pada pasien yang
menerima PEG interferon standar menyebabkan penghentian terapi
(Javed et al., 2012). Selain itu, pengobatan yang berbasis IFN dapat
berpotensi menyebabkan gangguan autoimun (Helen et al., 2012).
Terapi baru untuk infeksi HCV telah banyak dikembangkan,
namun khasiat terapi yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan.
Tanaman obat merupakan sumber yang menjanjikan sebagai calon
obat untuk infeksi HCV (Wahyuni et al., 2012). Pada tanaman yang
memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavonoid, terpenoid,
lignan, sulfida, polifenol, kumarin, saponin, senyawa furil, alkaloid,
polyines, thiophenes, protein dan peptida, cenderung dapat
menghambat siklus replikasi berbagai jenis DNA virus RNA (Javed
et al., 2012). Beberapa tanaman dilaporkan memiliki aktivitas
sebagai anti virus hepatitis C. Eucalyptus globulus mempunyai
aktivitas antihepatitis C yang potensial terhadap virus hepatitis C
JFH1a (Versiati et al., 2014). Phyllantus amarus secara signifikan
dapat menghambat HCV NS3 protease dengan IC50 sebesar 5µg/ml

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

(Ravikumar, 2011). Ekstrak dari Acacia nilotica, Boswellia carterii,
Embelia

schimperi,

Piper

cubeba,

Quercus

infectoria,

Trachyspermum ammi, dan Syzygium aromaticum secara signifikan
menghambat aktivitas protease HCV secara in vitro (Lee jihye et al.,
2012).
Pemilihan

tanaman

Scoparia

dulcis

didasarkan

pada

pendekatan kemotaksonomi dan penelitian pendahuluan yang pernah
dilaksanakan sebelumnya. Melalui pendekatan kemotaksonomi,
tanaman Picrorhiza kurroa yang mempunyai familia sama dengan
S.dulcis yaitu Scrophulariaceae mempunyai aktivitas terhadap virus
HCV (Mohanapriya et al., 2013). Pada penelitian pendahuluan yang
pernah dilakukan sebelumnya, dilakukan dengan menguji tiga
sampel tanaman yaitu S.dulcis, Spigellia anthelmia, dan Asystasia
gangetica. Ketiga tanaman tersebut menunjukkan aktivitas sebagai
antivirus Hepatitis C dengan IC50 masing-masing secara berturutturut sebesar 17,79 µg/ml, 83,93 µg/ml, dan lebih dari 100 µg/ml
terhadap virus JFH1a (Adianti et al., 2015). Ekstrak tanaman dengan
kadar IC50 < 30 µg/ml dinyatakan mempunyai aktivitas sebagai anti
HCV yang signifikan (Wahyuni et al., 2012). Hal ini menguatkan
dugaan bahwa terdapat aktivitas sebagai antivirus hepatitis C pada
tanaman S.dulcis.
Tanaman S.dulcis mempunyai familia Scrophulariaceae.
Tanaman ini di Indonesia lebih dikenal dengan nama Jaka Tuwa.
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tanaman S.dulcis
adalah kumarin, fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid,
terpenoid, dan katekolamin (Murti et al.,2012). Secara tradisional
tanaman S.dulcis digunakan untuk mengobati masalah lambung,
hipertensi, diabetes, bronkitis dan sebagai analgesik dan agen

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

antipiretik (Murti et al.,2012). Pada studi literatur lain, tanaman
S.dulcis aktif sebagai antiviral pada pengujian untuk virus Herpes
Simplex type 1 (Murti et al.,2012).
Pada penelitian ini akan dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak
etanol 80% herba S.dulcis berturut-turut menggunakan pelarut
diklorometana, etil asetat, dan butanol. Pemilihan pelarut tersebut
didasarkan pada perbedaan polaritas dari non polar, semi polar,
hingga polar. Sehingga diharapkan senyawa yang bersifat polar,
semipolar, maupun non polar pada tanaman S.dulcis dapat
terekstraksi secara maksimal. Pada penelitian pendahuluan yang
pernah dilakukan terhadap ekstrak etanol 80% herba S.dulcis
menggunakan virus JFH1a pada sel hepatosit Huh7it menunjukkan
aktivitas sebagai antivirus hepatitis C dengan IC50 sebesar 17,79
µg/ml, CC50 115,51 µg/ml, Selective Index 6,49 µg/ml (Adianti et
al., 2015) . Hal ini menguatkan dugaan bahwa terdapat fraksi yang
aktif dari hasil fraksinasi menggunakan ekstrak etanol 80% herba
S.dulcis. Sehingga dapat digunakan sebagai produk obat anti
Hepatitis C. Selanjutnya, akan dilakukan

pengamatan profil

kromatogram hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis
secara Kromatografi Lapis Tipis dan pengujian aktivitas antivirus
hepatitis C in-vitro untuk identifikasi fraksi yang aktif.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.

Bagaimanakah aktivitas dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%
herba S dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro ?

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

2.

Bagaimanakah toksisitas dari hasil fraksinasi ekstrak etanol
80% herba S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.

Untuk mengetahui aktivitas hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%
herba S.dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro.

2.

Untuk mengetahui toksisitas hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%
herba S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay.

1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Menentukan IC50 hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba
S.dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro.

2.

Menentukan CC50 hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba
S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay.

1.4 Hipotesis Penelitian
Terdapat fraksi yang aktif dari hasil fraksinasi ekstrak etanol
80% herba S. dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro .
1.5 Manfaat Penelitian
Mendapatkan informasi mengenai aktivitas antivirus Hepatitis
C dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis sehingga
dapat dijadikan dasar pengembangan tanaman S.dulcis sebagai
produk obat anti hepatitis C.

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Scoparia dulcis
2.1.1 Klasifikasi tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Bangsa

: Scrophulariales

Suku

: Scrophulariaceae

Genus

: Scoparia

Jenis

: Scoparia dulcis Linn.

(Backer and Bakhuizen Van Den Brink, 1965)

Gambar 2. 1 Scoparia dulcis L.
6

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

2.1.2 Nama daerah Jawa
Jaka tuwa (Jawa) (Simda); Grinje menir, Grinje jepun (Jawa)
2.1.3 Deskripsi Tanaman
Habitus

: Tanaman herba tahunan, tegak, tinggi hingga 2 m.

Batang

: Bulat, licin, sedikit berkayu, hijau.

Daun

: Helaian daun bentuk oval, pangkal meruncing, ujung
runcing, tepi bergerigi, panjang 1-2 cm,l ebar 0,5-1
cm,

pertulangan

menyirip,

permukaan

kasar,

berwarna hijau, tangkai daun panjang 2-8 mm.
Bunga

: Tunggal di ketiak daun dan berkelompok dua,
hemaprodit, tangkai panjang 2-5

mm, bunga

sempurna, mahkota bentuk bulat, berwarna kuning
pucat hingga keputihan dengan bagian gelap di
tengah, dengan diameter 6-7 mm, 4 helai, kelopak
bunga berlepasan 4 helai, panjang 2-3 ram, hijau,
gundul, benang sari 4, tangkai sari disisipkan di
bagian atas mahkota bunga, kepala sari tegak dengan
panjang 2 mm, putik terpotong menjadi 2 bagian,
waktu berbunga hampir sepanjang tahun.
Buah

: Bentuk bujur telur, keras, hijau.

Biji

: Bulat, kecil, dalam jumlah banyak, hijau

Akar

: Serabut, berwarna putih kecoklatan.

(Backer and Bakhuizen Van Den Brink, 1965)

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

2.1.4 Penyebaran Tanaman
Merupakan tumbuhan liar yang umumnya ditemukan di
pinggiran sawah, pinggir jalan, tepi-tepi sungai atau di semak-semak,
dari ketinggian 10 m sampai 800 m di atas permukaan laut.
Pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun (Ristek, 2012).
Di Negara–Negara lain tanaman S. dulcis lebih dikenal
dengan nama “sweet broomweed”. Tanaman ini terdistribusi luas di
daerah tropis dan subtropis seperti Asia dan Amerika selatan. Habitat
asli dari tanaman ini adalah di Amerika (Murti et al., 2012).
2.1.5 Kandungan Kimia dalam Tanaman
Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman ini adalah
kumarin, fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid, terpenoid,
dan katekolamin. Senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman
S.dulcis adalah scoparic acid A, scoparic acid B, scoparinol,
scopadulcic acid A dan B, scopadulciol, dan scopadulin yang
merupakan golongan terpenoid (Murti et al.,2012).
2.1.6 Bagian Tanaman yang digunakan
Akar dan seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau
setelah dikeringkan (Ristek, 2012).
2.1.7 Kegunaan Tanaman
2.1.7.1 Secara Empiris
Obat disentri, peluruh air seni dan obat batuk. Selain itu,
tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat untuk masalah perut
(Satyanarayana, 1969), hipertensi (Chow et al., 1974), diabetes

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

(Perry, 1980), bronkitis (Gonzalez -Torres, 1986 ) dan sebagai
analgesik dan agen antipiretik (De Farias Freire dkk., 1993).
2.1.7.2 Berdasarkan uji preklinik
Ekstrak dari S.dulcis secara signifikan dapat meningkatkan
produksi insulin pada uji yang dilakukan terhadap tikus wistar
jantan. Senyawa diterpenoid yaitu scopadulcic acid A dari tanaman
S.dulcis mempunyai aktivitas sebagai anti malaria terhadap
Plasmodium falciparum secara in-vitro. Scopadulcic acid B yang
merupakan senyawa diterpenoid dapat menghambat replikasi dari
virus herpes simplex type 1 pada hamster. Ekstrak etanol dari
Scoparia dulcis mempunyai aktivitas sebagai analgesik dan antiinflamatory pada uji writhing-test terhadap mencit (Murti., et al
2012). Studi lain secara in-vitro, tanaman S.dulcis mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan (Patra., et al 2013).
2.1.7.3 Berdasarkan uji klinik
Pada studi secara in-vivo senyawa scopadulcic acid B dari
tanaman Scoparia dulcis dapat menghambat tumor pada promoter
12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA) (Murti., et al 2012).
2.2 Tinjauan Tentang Hepatitis C
2.2.1 Pengertian Hepatitis C
Hepatitis secara umum diartikan sebagai inflamasi atau
radang pada hati yang dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme
termasuk agen pembawa infeksi. Virus Hepatitis C dapat disebabkan
oleh berbagai macam virus seperti virus Hepatitis A,B,C,D, dan E.
Karakteristik dari penyakit hati ini adalah terjadinya jaundice atau

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

penyakit kuning dan penyebabnya bukan hanya virus. Diagnosis
yang tepat hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan antibodi
spesifik pada pasien (WHO, 2002).
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis C (HCV)
yang merupakan virus RNA rantai tunggal dan beramplop. Virus ini
menginfeksi sel-sel hati dan mengakibatkan peradangan berat pada
hati sehingga terjadi berbagai macam komplikasi dalam jangka
panjang. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini tidak spesifik
yang ditandai dengan anoreksia, perut terasa tidak nyaman,mual dan
muntah, demam, dan terjadi jaundice pada sekitar 25% pasien dan
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hepatitis B. Dari pasien
yang terinfeksi HCV sekitar 40% dari mereka sembuh total namun
20% dari pasien berkembang menjadi sirosis hati dan lebih dari 20%
lainnya berkembang menjadi kanker hati (WHO, 2002).
Virus Hepatitis C merupakan virus RNA yang beramplop
dengan diameter 50 nm dan memiliki panjang 9.6 kb (WHO, 2014).
Hepatitis C virus diklasifikasikan dalam genus Hepacivirus dan
familia flaviviridae. Virus ini memilki genom yang bervariasi dan
genotip-subgenotip yang bermacam-macam (WHO, 2014). Genom
dari HCV memiliki kemampuan mutasi yang tinggi karena HCV
merupakan virus RNA dan memiliki kemampuan proofreading yang
kurang efisien. HCV mengalami mutasi yang cepat pada daerah
hypervariable dari genom yang mengkode untuk protein amplop dan
menyebabkan kehilangan kekebalan tubuh dari host. Sebagai
akibatnya banyak orang yang terinfeksi HCV berkembang menjadi
infeksi yang kronis (WHO, 2002).
Virus hepatitis C (HCV) sebagian besar ditularkan melalui
kontak dengan darah yang tertular oleh HCV. Hal ini bisa terjadi

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi oleh
HCV, suntikan yang terkontaminasi selama prosedur medis, dan
melalui penggunaan narkoba dengan menggunakan suntikan (WHO,
2012). HCV tidak disebarkan oleh ibu menyusui, bersin, batuk, dan
memeluk (WHO 2002). HCV bisa ditularkan dari ibu yang positif
HCV kepada bayi selama proses kelahiran.
Virus Hepatitis C dapat menyebabkan infeksi kronis dan akut.
Infeksi HCV akut dapat didefinisikan sebagai keberadaan virus
Hepatitis C dalam tubuh dengan jangka waktu enam bulan setelah
terjadinya paparan dan infeksi. Hal ini biasanya tidak terdapat gejala
yang terlihat, dan hanya terjadi pada penyakit yang dapat
mengancam jiwa. Pembersihan secara spontan HCV akut terjadi
dalam waktu enam bulan dari infeksi pada 15-45% individu yang
terinfeksi dengan tidak adanya pengobatan. Antibodi anti-HCV
merupakan bagian dari infeksi akut virus Hepatitis C. Seseorang
dengan antibody anti-HCV dapat melakukan tes asam nukleat (NAT)
untuk mendeteksi keberadaan RNA virus hepatitis C dan diperlukan
sebagai diagnosis untuk infeksi HCV kronik (WHO, 2014).
Lebih dari 85% pasien yang terjangkit HCV akan berubah
dari akut menjadi kronis, dimana RNA HCV dapat dideteksi secara
persisten dalam waktu 6 bulan atau lebih. Kadar RNA HCV dan
ALT dalam darah dapat fluktuatif dan bahkan ada periode dimana
RNA HCV terdeteksi dan kadar ALT menjadi normal. Gejala yang
biasanya timbul dari infeksi kronis adalah kelelahan secara terusmenerus dan beberapa gejala lainnya, yaitu nyeri pada quadrant,
mual serta nafsu makan turun. Peradangan liver secara kronis pada
pasien dengan infeksi kronis HCV dapat mengakibatkan timbulnya
fibrosis hati. Kecepatan perkembangan fibrosis dapat bervariasi dan

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

tidak dapat dijadikan tolak ukur berkembangnya sirosis. Sekitar 20%
pasien dengan infeksi kronis HCV akan mengidap sirosis hati
(Dipiro et al., 2011).
Pada infeksi akut HCV, kebanyakan pasien tidak merasakan
gejala apapun dan tidak terdiagnosis. RNA HCV dapat dideteksi
pada minggu pertama hingga ke-2 sejak dari mulai tertular dan
kadarnya meningkat tajam selama minggu-minggu awal. Kadar RNA
HCV pada masa-masa tersebut berkisar antara 105 hingga 107 IU/ml.
Selain itu, kadar ALT akan meningkat yang mengindikasikan adanya
kerusakan hati dan nekrosis sel. Biasanya, gejala mulai muncul pada
minggu ke-7 setelah terinfeksi, denagan kisaran anatara 3 sampai 12
minggu (Dipiro et al., 2011).

Gambar 2. 2 Siklus Hidup Hepatitis C

(Carnero elena, 2015)
HCV terdiri dari komponen virus (bola hijau) yang terikat
dengan lipoprotein (bola kuning). Partikel virus masuk ke dalam
hepatosit menggunakan paling sedikit 4 faktor termasuk transporter
kolesterol SR-B+. Masuknya HCV ke dalam sel terjadi melalui

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

reseptor endositosis. Setibanya di awal endosome, terjadi fusi
amplop virus dengan endosome dan melepaskan genom (meteri
genetik) ke dalam sitosol. RNA virus ini kemudian diterjemahkan ke
dalam poliprotein virus. Protein non-struktual NS3 sampai NS5B
membentuk kompleks replikasi yang terkait dengan membran derivat
ER yang disebut membran web dan mereplikasikan genom tersebut.
Setelah akumulasi neosynthesized RNA genomik dan protein virus,
partikel HCV dirakit dalam kompartemen ER-terkait yang dekat
dengan jalur biogenesis VLDL. Kemudian, partikel HCV yang
berikatan dengan lipoprotein, dikirim ke jalur sekresi (keluar dari
sel) (Carnero Elena, 2015).
2.2.2 Terapi Hepatitis C
Pengobatan standar untuk hepatitis C virus (HCV) adalah
terapi kombinasi Pegylated Interferon (PegIFN-α) dan Ribavirin
(RBV) yang dipakai selama 48 minggu (Depkes RI 2014).
2.2.2.1 Interferon (IFN)
IFN adalah protein yang dibuat oleh berbagai sel dari sistem
kekebalan tubuh, termasuk sel darah putih. IFN dibuat sebagai
tanggapan terhadap sel asing termasuk virus, bakteri, parasit, dan sel
tumor. Nama “interferon” berasal dari kemampuan IFN untuk
mengganggu perkembangbiakan sel asing. Selama infeksi apapun,
IFN dilepaskan dan meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh.
Tanggapan ini bertanggungjawab atas banyak efek samping yang
ditimbulkan oleh IFN. Tipe dari IFN adalah: alpha, beta, gamma dan
lambda. Interferon sintetik (buatan manusia) telah dikembangkan
dengan memakai teknologi DNA. Saat ini ada 12 jenis interferon dan

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

ada lagi jenis lain yang sedang dalam penelitian. Berbagai jenis
interferon telah disetujui untuk mengobati penyakit yang berbeda.
Penelitian terbaru telah tertuju pada penggunaan interferon untuk
meningkatkan keberhasilan terapi lain, misalnya untuk mengobati
kanker payudara
IFN-α mempunyai efek antivirus dengan mekanisme yaitu:
(1) induksi antivirus non spesifik pada sel yang terinfeksi ; (2) efek
immunodilator yang meningkatkan respon imun antivirus spesifik
pada inang serta mempercepat kematian sel yang terinfeksi (Huang
et al., 2014).

Gambar 2. 3 Mekanisme Aksi dari Interferon
(Huang et al., 2014).

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

2.2.2.2 Ribavirin (RBV)
RBV adalah obat antivirus yang ditemukan pada tahun 1970.
Ribavirin merupakan analog guanosin yang terfosforilasi intraseluler
pada enzim sel inang. Obat ini digunakan bersama interferon alfa.
Pengobatan Ribavirin harus diberikan sesuai dengan berat badan
(Terdapat pada tabel 2.1). Pengobatan dengan kombinasi
Ribavirin dan Interferon akan menghasilkan respon ketika melawan
virus. Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika
jumlah virus Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi
pada tes standar RNA virus.
Beberapa hipotesis tentang mekanisme aksi dari ribavirin,
yaitu : (1) efek antivirus terhadap HCV RNA-dependent RNA
polimerase (2) penipisan intraseluler guanosin trifosfat (GTP)
melalui aksinya sebagai inhibitor inosin dehidrogenase mono-fosfat
(IMPDH) (3) induksi misin nukleotida oleh RNA polimerase virus,
yang mengarah ke

mutagenesis dan produksi virus dengan

pengurangan infektivitas (4) perubahan dalam keseimbangan sitokin
pembantu dari profil Th2 ke profil Th1 lebih antivirus (Raymond
T.Chung et al., 2008).

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

Tabel 2. 1. Kombinasi Terapi untuk Hepatitis C Kronik
Obat
Pegylated Interferon α -2 α
Ribavirin (Copegus ®)
Pegylated Interferon α -2β
Ribavirin (Rebetol®)

Dosis
100 µg seminggu sekali
105 kg : 1400 mg

*Non-pegylated Interferon termasuk interferon α -2α (Roferon®, dosis: 3-4,5
mill IU 3 waktu tiap minggu (TIW); Interferon α -2 β (Intron A®, dosis 3
mill IU TIW); dan Consensus Interferon (Infergen®: dosis 9 µg TIW)

(Raymond T.Chung et al., 2008)

2.2.2.3 Peginterferon (PegIFN)
Maksud dari “pegilasi” adalah penambahan polimer inert
polietilen glikol (PEG) pada protein terapetik seperti IFN. Semakin
besar ukuran molekul senyawa, maka akan menghasilkan paruh
waktu yang lebih lama akibat dari penurunan klirens sehingga
aktivitas biologisnya dapat dipertahankan serta dosis yang lebih
nyaman yaitu cukup diberiakan satu kali seminggu (Yu and Chuang,
2008).
2.2.2.4 Terapi Lain
Terapi menggunakan Telaprevir atau Boceprevir, diberikan
melalui kombinasi dengan PegIFN dan Ribavirin. Terapi ini
digunakan untuk infeksi HCV kronik dengan genotip 1 dan
penggunaan terapi ini lebih baik dibandingkan dengan monoterapi
PegIFN dan Ribavirin. Simeprevir diberikan kombinasi dengan
PegIFN dan Ribavirin, terapi ini direkomendasikan untuk orang

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....

LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

dengan infeksi HCV genotip 1b dan genotip 1a tanpa adanya
polimorfisme Q80K. Sofosbuvir

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI FLAVONOID BEBAS ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO(Andrographis paniculata)

0 0 8

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TRITERPENOID DARI BIJI MOMORDICA CHARANTIA L. Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 81

GENOTIPE DAN SUBTIPE VIRUS HEPATITIS B PADA PENDONOR DARAH DENGAN HEPATITIS B SURFACE ANTIGEN (HBsAg) POSITIF DI JAYAPURA, PROVINSI PAPUA, INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 140

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PROFIL KLT METABOLIT JAMUR ENDOFIT DARI Agave amaniensis Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 119

SKRINING AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL 80% TANAMAN Ardisia sp., Psychotria sp., DAN Piper sp. TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923, Eschericia coli ATCC 25922, DAN Candida albicans Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 117

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETANOL 60% DAN FASA AIR Justicia gendarussa Burm.f. TERHADAP AKTIVITAS HIALURONIDASE EC 3.2.1.35 IN VITRO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 60

MEKANISME EKSTRAK ETANOL HERBA Centella asiatica (Pegagan)DALAM MENINGKATKAN APOPTOSIS SEL ALVEOLAR MAKROFAG DARI JARINGAN PARU TIKUS YANG DIINFEKSIMycobacterium tuberculosis Repository - UNAIR REPOSITORY

0 3 194

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG Curcuma domestica DARI BERBAGAI DAERAH TERHADAP Bacillus cereus DAN Klebsiella pneumoniae Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 72

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI SELULOLITIK DARI TANAH MANGROVE MUARA SUNGAI GUNUNG ANYAR, SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 76

UJI HEMAGLUTINASI IMUNOGLOBULIN M DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN GRATOPHYLLUM PICTUM (L.) GRIFF. Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 33