TEKNOLOGI PENUNJANG SISTEM USABATANI L ABAN GAMBUT
TEKNOLOGI PENUNJANG SISTEM USABATANI
LABAN GAMBUTJIHGFEDCBA
I s d i j a n t o A r - R i z a kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaro
PEN D A H U LU A N
Lahan gam but m em punyai potensi yang besar untuk usaha pertanian. Sebagian
besar lahan yang telah dibuka dihuni oleh penduduk transm igrasi yang berasal dari
berbagai daerah, dengan kebiasaan dan ketram pilan bertani yang berbeda.
Lahan gam but m em punyai kendala yang lebih ringan dibanding dengan lahan
sulfat m asam . N am un dem ikian, tidak berarti tidak ada kendala yang m engham bat.
K endala yang dihadapi pada um um nya adalah: l).Tingkat kem asakan gam but yang
berbeda, sehingga m enyebabkan tingkat kesuburan lahan yang berbeda pula,
2).Tingkat ketebalan gam but yang bervariasi, sehingga diperlukan kom oditi dan
teknologi yang berbeda, 3). K ahat unsur m ikro terutam a Cu, M g dan Zn, sehingga
sering m enim bulkan keham paan biji, dan 4). Sistem tata air yang kurang baik, sehingga m enyebabkan tingkat subsidensi yang cepat, dan sering terlanda kebakaran.
K endala-kendala sem acam ini perlu diperhatikan dan ditangani sebaik-baiknya,
agar usahatani di lahan gam but berjalan dengan baik. U ntuk m engatasi m asalah
tersebut telah dilaksanakan penelitian sistem usahatani terpadu, dengan tujuan m eningkatkan pendapatan petani, dengan cara m em adukan berbagai kom oditas yang
sesuai dan m em punyai nilai ekonom i yang baik, diantaranya adalah tanam an padi,
jagung, kedelai, hortikultura term asuk tanam an keras, dan tem ak.
D alam penelitian kom ponen teknologi tidak seluruh kom oditi diteliti secara
H anya beberapa yang dinilai sangat penting untuk segera dipecahkan dan
dilaksanakan secara insitu.
in s itu .
K O M O D ITA S PA D I
Padi m erupakan kom ponen utam a dalam sistem usahatani di lahan gam but,
, dengan kontribusi 65% dari total pendapatan. Tanam an padi dapat berhasil baik dan
m em berikan kontribusi yang lebih besar, apabila beberapa aspek kegiatan tanam padi
didukung hasil penelitian i n s i t u . D iantaranya adalah untuk m enentukan penyiapan
lahan dan pengolahan tanah dan pem upukan yang sesuai diperlukan gam baran status
hara lahan terse but. A dapun aspek kegiatan lain diam bilkan dari hasil penelitian dari
lokasi lain.
S is te m
U s a h a ta n i
d o n T e k n o lo g i
P e n u n ja n g
63
U ntuk m engetahui status hara di lahan G am but Sakalagun telah dilaksanakan JIHGF
O n e . D iuji 12 perlakuan dan 1 perlakuan kontrol (Tabell).
p e n e litia n M in u s
Penelitian dilaksanaan m enggunakan Rancangan A cak Lengkap 3 ulangan.
Sebagai bahan penelitian digunakan varietas K apuas yang ditanam di dalam pot yang
telah diisi 6 kg tanah gam but. Takaran pupuk yang diuji telah dikonversi dalam hektar
seperti pada Tabel 2.
Tabel
1.
Perlakuan
Selatan.
M inus
O ne pada
tanah
G am but,
Perlakuan
N o.
1.
Tabel
pupuk
Lengkap
Sakalagun,
K alim antan
Perlakuan
N o.
(N , P, K , Ca, M g, S,
7.
Lengkap
- S
Fe, Cu, Zn, Bo, Si)
8.
Lengkap
- Fe
2.
Lengkap
- N
9.
Lengkap
- Cu
3.
Lengkap
- P
10.
Lengkap
- Zn
4.
Lengkap
- IHGFEDCBA
K
11.
Lengkap
- Bo
5.
Lengkap
- Ca
12.
Lengkap
- Si
6.
Lengkap
- Mg
13.
Tanpa pupuk
2.
Takaran pupuk pada
K alim antan
Selatan.
U nsur
H ara
perlakuan
M inus
O ne tanah
gam but,
D os
Sum ber
(gr / pot)
Sakalagun,
is
(kg / ha)
N itrogen
U rea
1,00
90
Fosfor
TSP
0,67
60
K alium
K CL
0,52
50
Calsium
CaO
0,49
70
M agnesium
M gSo4H 20
10,00
20
Sulfur
ZA
0,44
21
Fe rum
FE-ED TA
0,25
4
Cuprum
Cu-ED TA
0,20
4
Zink
Zn-ED TA
0,20
4
Boron
H 3B03
Silikon
Terak baja
96%
64 A r-Riza: T e k n o lo g i P e n u n ja n g S U I L a h a n G a m b u t
0,012
4,20
4
1400
D ari penelitian tersebut diperoleh bahw a pada pem upukan lengkap tanam an padi
tarnpak hijau, tanam an lebih tingg dengan jum lah anakan yang lebih banyak.
Pada perlakuan tanpa nitrogen, tanam an tam pak lebih pucat, khlorosis, daun lebih
sem pit, tanam an lebih pendek, denganjum lah
anakan sedikit. Sim tom yang dem ikian
m enunjukkan bahw a tanam an tersebut difisiensi unsur nitrogen (Tabel 3).
Tabel
3.
Tinggi tanam an dan jum lah anakan pada
gam but, Sakalagun, K alim antan
Selatan.
1.
Lengkap
M inus
O ne
di tanah
Tinggi Tanam an
7M ST (em )
Jum lah A nakan.
7M ST
86
23
- N
79
18
24
20
Perlakuan
N o.
perlakuan
(N , P, K , Ca, M g, S,
Fe, Cu, Zn, Bo, Si)
2.
Lengkap
3.
Lengkap
- P
82
4.
Lengkap
- K
78
5.
Lengkap
- Ca
88
22
6.
Lengkap
- Mg
89
22
7.
Lengkap
- S
80
18
8.
Lengkap
- Fe
80
20
9.
Lengkap
- Cu
80
20
80
21
10.
II.
Lengkap
- Zn
Lengkap
- Bo
84
22
12.
Lengkap
- Si
79
22
13.
Tanpa pupuk
73
16
Sum ber:
D M RT. 0,05
A rifin
(19& & ).
Pada perlakuan tanpa fosfat, tanam an lebih rendah, daun keras, w am a hijau tua.
G ejala tersebut m enunjukkan bahw a pada tanah tersebut kahat fosfat, hal ini karena
reaksi tanah yang m asam , sehingga fosfor banyak dalam bentuk senyaw a terikat.
A dapun unsur m ikro yang m enam pakkan
gejala defisiensi
adalah :
a). M agnesium , tanam an tam pak m engalam i khlorosis, sehingga tanam an Iebih pendek
dan kurus.
b). Cuprum , tanam an tam pak hijau tua seperti kekurangan fosfor, tetapi daun tidak keras.
A pabila gejala ini lanjut akan m enyebabkan gangguan pada proses pengisian biji,
akibatnya banyak biji ham pa. JIHGFEDCBA
S is te m U s a h a ta n i d o n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
65
U ntuk m eneliti lebih lanjut m asalah kahat.unsur m ikro dan eara m engatasinya
telah dilaksanakan penelitian pada tingkat lapang. D iuji 18 kom binasi perlakuan N PK ,
Ca,Cu dan M g, yang disusun m enggunakan Raneangan A eak K elom pok 3 ulangan.
Sebagai bahan penelitian digunakan varietas K apu~ yang ditanam dengan jarak
tanam 25 x 20 em pada petak pereobaan berukuran 4 x 5 m . D iperoIeh hasil bahw a
pem berian pupuk Cu pada takaran 5 kg/ha m endapatkan basil yang lebib besar
(TabeI4).
Tabel 4.
H asil padi varietas IR 64 pada pem berian pup uk N , P, 1(. Ca, M g dan Cu
di Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan Selatan, JIHGFEDCBA
M H .1 9 8 9 /1 9 9 0 .
Takaran
(kglha)
H asil
(ton/ha)
K 20
N
P205
45
60
90
60
100
90
120
100
45
60
50
+
5 kg M gO
45
60
50
+
2,0
45
60
50
+
10 kg M g
4,02*
45
120
50
45
60
50
+
4,0
3,89*
45
120
100
3,81 *
45
60
100
3,89*
3,81*
50 IHGFEDCBA
+ 5 kg Cu
4,46*
4,21*
4,07*
t
CaC03
4,07*
4,05*
3,98*
t
CaC03
0
60
50
90
120
50
3,75
45
60
50
3,62
90
60
50
45
60
50
45
60
0
3,37
0
0
0
3,05
45
0
50
2,89
3,53
+
2,5 kg Cu
3,40
KK
(% )
8,05
BN T
0,05
0,49
Sum ber: Supriyo,
dkk.
(1989).
K eadaan ini m enunjukan bahw a tanah gam but defisiensi unsur hara Cu. Sesuai
dengan basil analisis kim ia tanahnya tem yata kandungan unsur Cu adalah rendah
(0,18 ppm ). Pada pem berian setengah dosis (2,5 kg Cu/ha) telah m am pu m eningkatkan basil sebesar 1,05 tlha dibanding hasil pada tanam an kontrol.
66
A r-Riza :
T e k n o lo g i
P e n u n ja n g
sur
Lahan
G am but
Lebih tingginya hasil yang diperoleh pada tanam an yang diberi pupuk Cu adalah
karena persentase gabah ham panya yang lebih sedikit dibanding hasil pada perlakuan
tanpa Cu.
Pem berian pupuk M g yang dikom binasikan dengan pupuk N PK , m em berikan
hasil yang baik, tetapi tidak ada beda pengaruh antara takaran 5 kg/ha dan 10 kg/ha.
U nsur M g adalah unsuryang dibutuhkan tanam an dalam jum lah yang sedikit, sehingga
kelebihan takaran tidak berm anfaat bagi perbaikan pertum buhan tan am an. Tetapi,
karena M g adalah unsur penyusun khlorofil m aka harus tesedia eukup bagi tanam an,
agar tanam an dapat m elaksanakan fotosintesis dengan baik.
Lahan gam but m em punyai tingkat kem asakan dan ketebalan yang berbeda,
sehingga diperlukan sistem pengolahan tanah yang baik dan benar, serta hububungannya dengan populasi tanam an yang optim al.
U ntuk m engatasi m asalah tersebut telahdilaksanakan penelitian kajian pengolahan tanah dan populasi tanam an terhadap hasil padi varietas IR64. Penelitian disusun
m enggunakan Raneangan Petak Bergaris 3 ulangan.
D iuji dua faktor : Faktor I terdiri dari tiga eara pengolahan tanah: al ). diluku 2 x
dan digaru, a2). dieangkul 2 x dan diratakan, dan a3). disem prot herbisida A laehlor 2
llha 2 m inggu sebelum tanam dan dieangkul ringan. Faktor II, terdiri 4 tingkat populasi
tanam an: bI). 160.000, b2). 200.000, b3). 240.00,"' dan b4). 280.000.
Sebagai bahan penelitian adalah varietas IR 64, yang ditanam dengan jarak tanam
sesuai populasi yang ditentukan (25 x 25 em ; 25 x 20em ; 25 x 16,3 em ; 25 x 15 em )
.pada petak pereobaan berukuran 5 x 8 m .
D ari penelitian tersebut diperoleh hasil bahw a pada populasi tanam an 200.000
tan am an per hektar m em berikan hasil yang lebih baik, yaitu 4,855 tlha dibanding hasil
pada kontrol 4,405 tlha. Sedangkan populasi yang lebih besar lagi akan m enurunkan
hasil.
Pada penelitian ini tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan tingkat
populasi tanam an. Tetapi, perlakuan pengolahan tanah dengan eara dibajak dua kali IHGFED
+
garu + herbisida diperoleh hasil yang lebih baik. H asi-hasil yang lebih baik pada
populasi tanam an 200.000 tanam an per hektar, karena didukung oleh jum lah m alai
yang lebih ban yak (Tabel 5).
Populasi tanam an yang sesuai 200.000 tanam an per hektar, terlihat m enam pilkan
keragaan yang baik, tanam an tam pak tum buh rapat tetapi tidak padat. Sehingga w aJaupun jum lah m alai perum pun banyak, jum lah gabah isi perum pun tetap banyak
(Tabel6).
Pada popuJasi yang sesuai, diperoleh hasil yam g lebih baik, karena didukung oleh
jum lah gabah isi yang lebih banyak dan bobot 1000 biji yang lebih besar.
Pada populasi yang lebih rap at, gabah ham panya lebih banyak. H al ini dikarenakan di antara tanam an telah terjadi saling m enaungi, sehingga proses katabolism e JIHGFE
S is te m
U s a h a ta n i c la n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
67
lebih besar. Tanam an dengan tingkat katabolism e
fotosintesis m enjadi lebih kecil.
yang besar akan m engakibatkan
net
K eadaan pertanam an yang saling m enaungi selain berpengaruh jelek terhadap
proses pengisian biji juga dapat m eningkatkan serangan penyakit tanam an.
Tabel 5.
lum lah m alai per rum pun padi varietas IR 64 pad a perlakuan berbagai populasi tanam an dan eara pengolaban tanab di Lahan G am but, K alsel.
Jum lab m alai per rum pun pada populasi
Pengolahan tanah
160.000
200.000
240.000
280.000
D ibajak IHGFEDCBA
2x
39,50
31,00
23,00
21,50
D icangkul
33,50
24,00
18,00
25,00
25,75
25,50
24,50
22,00
H erbisida
2x
+
Cangkul
Sum ber: Supriyo dan U m ar (1991).
BN T. 0,05
Tabel 6. lum lah gabah isi per m alai dan bobot 1000 bi i IR 64 pada perlakuan berbagai populasi tanam an dan eara pengolaban tanab di Lahan G am but, K alsel.
Populasi tanam an
per hektar
Jum lah gabah isi
per m alai
160.000
82,70
a
29,33 a
200.000
78,50
a
28,80 b
240.000
64,25
b
28,10
280.000
58,50
b
27,43
Bobot
1000 biji (gr)
c
d
Sum ber: Supriyo dan U m ar (1991).
H O RTIK U L
TURA
H ortikultura
m em punyai nilai penting dalam m endukung pendapatan petani,
kontribusinya sekitar 8% dari total pendapatan. Pada um um nya petani m enanam ram butan, jeruk, sayuran seperti kacang panjang, terung dan lom bok. K om oditas tersebut
tidak diteliti secara insitu, tetapi dalam pelaksanaanya, m em ggunakan teknologi hasil
penelitian dari tem pat lain.
68 A r-Riza : JIHGFEDCBA
T e k n o lo g i P e n u n ja n g
sur
Lahan G am but
TomatkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tanam an tornat di lahan gam but rnernpunyai prospek yang baik, bat ini dibuktikan
dengan penanam an pada sistern usahatani uang berbasil cukup baik dan harga yang
diperoleh dinilai sangat baik. Y ang m asih rnenjadi ham batan diantaranya adalah buah
yang dihasilkan m asih berukuran kecil (di baw ah norm al), dan setelah diobservasi
diduga karena kekurangan unsur nitrogen.
U ntuk rnengatasi rnasalah tersebut sekaligus untuk rnengetahui potensi hasilnya,
telah dilaksanakan penelitian pem upukan N PK terhadap varietas Ratna di lahan
gam but.
D iuji 9 kornbinasi takaran N PK dan 1 kontrol, dilaksanakan rnenggunakan
Raneangan aeak kelornpok 3 ulangan. Bibit tom at Ratna yang telah berum ur 15 bari
sernai, ditanam dengan jarak tanam 70 x 30 em pada petak pereobaan berukuran
4 x 5 rn. Pem upukan rnasing-m asing petak tanam an sesuai dengan takaran yangditentukan.
D iperoleh hasil IHGFEDCBA
b a h w a tom at varietas ratna berhasil baik di lahan gam but. Pada
pernupukan dengan kornbinasi N PK 120 + 100 + 90 dapat m enghasilkan buah tom at
13,55 tlha, sedangkan pada kom binasi N PK 0 + 100 + 90 rnem peroleh hasil 4,4 tlha.
K eadaan ini m enunjukan bahw a pupuk N m ernegang peranan sangat penting bagi
keberhasilan tanam an tom at di lahan gam but. Pernupukan yang sesuai akan rnem perban yak jum lah buah sam pai 14 buah per pohonnya.
U ntuk rnengetahui berapa takaran nitrogen yang sesuai selanjutnya dilaksanakan
penelitian pengaruh takaran N terhadap hasil buah tom at di lahan gam but.
Penelitian m enggunakan 5 aras.takaran N , yaitu 45, 90, 135, 180, dan 0 kg N /ha
sebagai kontrol. Bibit tom at varietas Intan yang telah berum ur 15 hari sem ai, ditanam
dengan jarak tanam 60 x 75 em pada petak pereobaan berukuran 6 x 8 m . Pem upukan
N dilaksanakan sesuai takaran N yang telah ditentukan, dan pada seluruh pertanam an
diberi pupuk fostat (60 kg P20s/ha). Setelah panen diperoleh hasil bahw a pada aras
pem upukan dengan dosis 45 dan 90 kg N /ha m em berikan hasil di atas 18 ton/ha.
(TabeI7).
Serapan unsur N sebagian besar dirnanfaatkan untuk pertum buhan vegetatif dan
hanya sebagian keeil dibutuhkan untuk generatif. Pada lahan gam but kebutuhan N
tidak terlalu tinggi. O ptirnalisasi penggunaan N adalah rendah karena kadar bahan
organik yang dikandungknya tinggi.
Sem akin tinggi dosis pernupukan yang diberikan rnaka hasil yang diperoleh
sem akin rendah. K enaikan hasil ditunjukkan pada besam ya diam eter buah dan digam barkan sebagai fungsi kuadratik. D osis pupuk N itrogen 0-135 kg/ha tidak rnem pengaruhi pertum buban vegetatif, baik tinggi tanam an rnaupun diam eter batang. Jum lah
buah yang dihasilkan per pohon berkisar 20-23 buah dengan diam eter buah tertinggi
pada perlakuan 45 kg N /ha.
SistemJIHGFEDCBA
U s a h a t a n i dan T e k n o l o g i
P e n u n ja n g
69
Tabel 7. H asil buah tom at varietas Intan (t/ha), jum lah buah dan diam eter buah pada
perlakuan dosis pupuk: N di Laban G am but, K alim antan Selatan.
(ton/ha)
Jum lah
buahlphn.
D iam eter buah
(m m )
Serangan
peny. layu
Nl
15,97 a
20,0 a
34,0 a
12,1 a
N2
18,23
b
22,0 a
41,5
b
15,0 a
N3
18,18
b
22,8 a
40,0
b
11,5 a
39,2
b
15,0 a
39,0
b
11,9 a
Perlakuan
H asil
N4
16,67 a
2· 1,3 a
N5
15,80 a
20,3 a
Sum ber: U m ar, dkk. (1989).
K ESIM PU LA N IHGFEDCBA
1.
U ntuk m endukung eabang usahatani padi lahan gam but, telah diperoleh teknologi
budidaya m eliputi dosis dan eara pem upukan, populasi tanam an padi, dan eara penyiapan lahan dan pengendalian ham a tikus yang efektif dan efisien.
2.
U ntuk kom oditi hortikultura telah diperoleh eara budidaya tanam an tom at, dengan
teknik pem upukan N yang efektif dan efisien.
3.
Teknologi cabang usahatani lainya seperti peternakan, tan am an keras, palaw ija , diam bilkan dari hasil penelitian di lokasi lain, baik dari Sum atera ataupun yang telah
diperoleh oleh Balittan Banjarbaru.
PEN EU TIA N
U ntuk lebih m em antapkan
lam a m asih diperlukan :
YANG
M A SIH
D IPERLU K A N
hasil dari sistem usahatani
dalam jangka w aktu yang
I.
Teknologi tata air yang selain m am pu m engairi tanam an juga sekaligus kom servasi.
Terutam a pem anfaatan air hutan dan air hujan, sebagai pem asok air untuk keperluan
pertanam an.
2.
Teknologi sistem tanam padi sebar langsung, dalam upaya m enurunkan
tenaga kerja, sehingga petani bisa m engelola lahan yang Iebih luas.
T e k n o lo g i P e n r m ja n g S U I L a h a n G a m b u t
70 A r-Riza: JIHGFEDCBA
eurahan
3.
Penelitian varietas, sebagai upaya untuk m em perbanyak
dalam m em ajukan sistem usahataninya,
D A FfA R
altem atif pilihan bagi petani
PU STA K A
A rifin, Z. 1987. Skrening K endala K eharaan Tanah Bagi Pertum buhan Padi V arietas
K apuas Pada Tanah G am but di Sakalagun. Laporan H asil Penelitian Proyek
Sw am ps II. Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaru. Banjarbaru. p. 15-20.
Supriyo, A . dan Y antiRina. 1988. Potensi Tanam an Pangan D alam Sistem U sahatani
Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan Selatan. Risalah Sem inar H asil Penelitian
Proyek Penelitian Pertanian
19-21 Septem ber 1989.
Lahan Pasang Surut dan Raw a Sw am ps II. Bogor,
Supriyo, A ., Y anti Rina dan Isdijanto A r-Riza. 1988. K ajian Pem upukan N ,P dan K
Terhadap H asil Tom at V arietas Ratna Pada Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan
Selatan. Risalah
Sem inar H asil Penelitian
Proyek
Penelitian
Pangan Surut dan Raw a Sw am ps II. Bogor 19-21 Septem ber
Pertanian
Lahan
1989.
Supriyo, A dan S. U m ar.1991. K ajian Pengolahan Tanah dan Populasi Tanam an Terhadap
H asil Padi V arietas IR 64 Pada Lahan Bergam but. Laporan H asil Penelitian Proyek
Sw am ps II. Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaru. Banjarbaru. p. 82.
U m ar, S., Y anti Rina dan Isdijanto A r-Riza. 1988. Pengaruh Pem upukan N Terhadap
Produksi Tom at Pada M usim H ujan di Lahan G am but Sakalagun. Risalah Sem inar
H asil Penelitian Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Raw a
Sw am ps II. Bogor, 19-21 Septem ber 1989. IHGFEDCBA
'- 1
I f -' U U KP E ~ ? t b.-_~I"','"
",K h ;-< N
I
~ L~I,TI
!'
'. 1 ;:".2
N
'r,RfLt;RU \
\!. ~------.-- --------_._- JIHGFEDC
~
r\
~
I 'I
•_ _.
I
••..
}
.
S is le m
U s a h a ta n i d o n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
11
LABAN GAMBUTJIHGFEDCBA
I s d i j a n t o A r - R i z a kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaro
PEN D A H U LU A N
Lahan gam but m em punyai potensi yang besar untuk usaha pertanian. Sebagian
besar lahan yang telah dibuka dihuni oleh penduduk transm igrasi yang berasal dari
berbagai daerah, dengan kebiasaan dan ketram pilan bertani yang berbeda.
Lahan gam but m em punyai kendala yang lebih ringan dibanding dengan lahan
sulfat m asam . N am un dem ikian, tidak berarti tidak ada kendala yang m engham bat.
K endala yang dihadapi pada um um nya adalah: l).Tingkat kem asakan gam but yang
berbeda, sehingga m enyebabkan tingkat kesuburan lahan yang berbeda pula,
2).Tingkat ketebalan gam but yang bervariasi, sehingga diperlukan kom oditi dan
teknologi yang berbeda, 3). K ahat unsur m ikro terutam a Cu, M g dan Zn, sehingga
sering m enim bulkan keham paan biji, dan 4). Sistem tata air yang kurang baik, sehingga m enyebabkan tingkat subsidensi yang cepat, dan sering terlanda kebakaran.
K endala-kendala sem acam ini perlu diperhatikan dan ditangani sebaik-baiknya,
agar usahatani di lahan gam but berjalan dengan baik. U ntuk m engatasi m asalah
tersebut telah dilaksanakan penelitian sistem usahatani terpadu, dengan tujuan m eningkatkan pendapatan petani, dengan cara m em adukan berbagai kom oditas yang
sesuai dan m em punyai nilai ekonom i yang baik, diantaranya adalah tanam an padi,
jagung, kedelai, hortikultura term asuk tanam an keras, dan tem ak.
D alam penelitian kom ponen teknologi tidak seluruh kom oditi diteliti secara
H anya beberapa yang dinilai sangat penting untuk segera dipecahkan dan
dilaksanakan secara insitu.
in s itu .
K O M O D ITA S PA D I
Padi m erupakan kom ponen utam a dalam sistem usahatani di lahan gam but,
, dengan kontribusi 65% dari total pendapatan. Tanam an padi dapat berhasil baik dan
m em berikan kontribusi yang lebih besar, apabila beberapa aspek kegiatan tanam padi
didukung hasil penelitian i n s i t u . D iantaranya adalah untuk m enentukan penyiapan
lahan dan pengolahan tanah dan pem upukan yang sesuai diperlukan gam baran status
hara lahan terse but. A dapun aspek kegiatan lain diam bilkan dari hasil penelitian dari
lokasi lain.
S is te m
U s a h a ta n i
d o n T e k n o lo g i
P e n u n ja n g
63
U ntuk m engetahui status hara di lahan G am but Sakalagun telah dilaksanakan JIHGF
O n e . D iuji 12 perlakuan dan 1 perlakuan kontrol (Tabell).
p e n e litia n M in u s
Penelitian dilaksanaan m enggunakan Rancangan A cak Lengkap 3 ulangan.
Sebagai bahan penelitian digunakan varietas K apuas yang ditanam di dalam pot yang
telah diisi 6 kg tanah gam but. Takaran pupuk yang diuji telah dikonversi dalam hektar
seperti pada Tabel 2.
Tabel
1.
Perlakuan
Selatan.
M inus
O ne pada
tanah
G am but,
Perlakuan
N o.
1.
Tabel
pupuk
Lengkap
Sakalagun,
K alim antan
Perlakuan
N o.
(N , P, K , Ca, M g, S,
7.
Lengkap
- S
Fe, Cu, Zn, Bo, Si)
8.
Lengkap
- Fe
2.
Lengkap
- N
9.
Lengkap
- Cu
3.
Lengkap
- P
10.
Lengkap
- Zn
4.
Lengkap
- IHGFEDCBA
K
11.
Lengkap
- Bo
5.
Lengkap
- Ca
12.
Lengkap
- Si
6.
Lengkap
- Mg
13.
Tanpa pupuk
2.
Takaran pupuk pada
K alim antan
Selatan.
U nsur
H ara
perlakuan
M inus
O ne tanah
gam but,
D os
Sum ber
(gr / pot)
Sakalagun,
is
(kg / ha)
N itrogen
U rea
1,00
90
Fosfor
TSP
0,67
60
K alium
K CL
0,52
50
Calsium
CaO
0,49
70
M agnesium
M gSo4H 20
10,00
20
Sulfur
ZA
0,44
21
Fe rum
FE-ED TA
0,25
4
Cuprum
Cu-ED TA
0,20
4
Zink
Zn-ED TA
0,20
4
Boron
H 3B03
Silikon
Terak baja
96%
64 A r-Riza: T e k n o lo g i P e n u n ja n g S U I L a h a n G a m b u t
0,012
4,20
4
1400
D ari penelitian tersebut diperoleh bahw a pada pem upukan lengkap tanam an padi
tarnpak hijau, tanam an lebih tingg dengan jum lah anakan yang lebih banyak.
Pada perlakuan tanpa nitrogen, tanam an tam pak lebih pucat, khlorosis, daun lebih
sem pit, tanam an lebih pendek, denganjum lah
anakan sedikit. Sim tom yang dem ikian
m enunjukkan bahw a tanam an tersebut difisiensi unsur nitrogen (Tabel 3).
Tabel
3.
Tinggi tanam an dan jum lah anakan pada
gam but, Sakalagun, K alim antan
Selatan.
1.
Lengkap
M inus
O ne
di tanah
Tinggi Tanam an
7M ST (em )
Jum lah A nakan.
7M ST
86
23
- N
79
18
24
20
Perlakuan
N o.
perlakuan
(N , P, K , Ca, M g, S,
Fe, Cu, Zn, Bo, Si)
2.
Lengkap
3.
Lengkap
- P
82
4.
Lengkap
- K
78
5.
Lengkap
- Ca
88
22
6.
Lengkap
- Mg
89
22
7.
Lengkap
- S
80
18
8.
Lengkap
- Fe
80
20
9.
Lengkap
- Cu
80
20
80
21
10.
II.
Lengkap
- Zn
Lengkap
- Bo
84
22
12.
Lengkap
- Si
79
22
13.
Tanpa pupuk
73
16
Sum ber:
D M RT. 0,05
A rifin
(19& & ).
Pada perlakuan tanpa fosfat, tanam an lebih rendah, daun keras, w am a hijau tua.
G ejala tersebut m enunjukkan bahw a pada tanah tersebut kahat fosfat, hal ini karena
reaksi tanah yang m asam , sehingga fosfor banyak dalam bentuk senyaw a terikat.
A dapun unsur m ikro yang m enam pakkan
gejala defisiensi
adalah :
a). M agnesium , tanam an tam pak m engalam i khlorosis, sehingga tanam an Iebih pendek
dan kurus.
b). Cuprum , tanam an tam pak hijau tua seperti kekurangan fosfor, tetapi daun tidak keras.
A pabila gejala ini lanjut akan m enyebabkan gangguan pada proses pengisian biji,
akibatnya banyak biji ham pa. JIHGFEDCBA
S is te m U s a h a ta n i d o n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
65
U ntuk m eneliti lebih lanjut m asalah kahat.unsur m ikro dan eara m engatasinya
telah dilaksanakan penelitian pada tingkat lapang. D iuji 18 kom binasi perlakuan N PK ,
Ca,Cu dan M g, yang disusun m enggunakan Raneangan A eak K elom pok 3 ulangan.
Sebagai bahan penelitian digunakan varietas K apu~ yang ditanam dengan jarak
tanam 25 x 20 em pada petak pereobaan berukuran 4 x 5 m . D iperoIeh hasil bahw a
pem berian pupuk Cu pada takaran 5 kg/ha m endapatkan basil yang lebib besar
(TabeI4).
Tabel 4.
H asil padi varietas IR 64 pada pem berian pup uk N , P, 1(. Ca, M g dan Cu
di Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan Selatan, JIHGFEDCBA
M H .1 9 8 9 /1 9 9 0 .
Takaran
(kglha)
H asil
(ton/ha)
K 20
N
P205
45
60
90
60
100
90
120
100
45
60
50
+
5 kg M gO
45
60
50
+
2,0
45
60
50
+
10 kg M g
4,02*
45
120
50
45
60
50
+
4,0
3,89*
45
120
100
3,81 *
45
60
100
3,89*
3,81*
50 IHGFEDCBA
+ 5 kg Cu
4,46*
4,21*
4,07*
t
CaC03
4,07*
4,05*
3,98*
t
CaC03
0
60
50
90
120
50
3,75
45
60
50
3,62
90
60
50
45
60
50
45
60
0
3,37
0
0
0
3,05
45
0
50
2,89
3,53
+
2,5 kg Cu
3,40
KK
(% )
8,05
BN T
0,05
0,49
Sum ber: Supriyo,
dkk.
(1989).
K eadaan ini m enunjukan bahw a tanah gam but defisiensi unsur hara Cu. Sesuai
dengan basil analisis kim ia tanahnya tem yata kandungan unsur Cu adalah rendah
(0,18 ppm ). Pada pem berian setengah dosis (2,5 kg Cu/ha) telah m am pu m eningkatkan basil sebesar 1,05 tlha dibanding hasil pada tanam an kontrol.
66
A r-Riza :
T e k n o lo g i
P e n u n ja n g
sur
Lahan
G am but
Lebih tingginya hasil yang diperoleh pada tanam an yang diberi pupuk Cu adalah
karena persentase gabah ham panya yang lebih sedikit dibanding hasil pada perlakuan
tanpa Cu.
Pem berian pupuk M g yang dikom binasikan dengan pupuk N PK , m em berikan
hasil yang baik, tetapi tidak ada beda pengaruh antara takaran 5 kg/ha dan 10 kg/ha.
U nsur M g adalah unsuryang dibutuhkan tanam an dalam jum lah yang sedikit, sehingga
kelebihan takaran tidak berm anfaat bagi perbaikan pertum buhan tan am an. Tetapi,
karena M g adalah unsur penyusun khlorofil m aka harus tesedia eukup bagi tanam an,
agar tanam an dapat m elaksanakan fotosintesis dengan baik.
Lahan gam but m em punyai tingkat kem asakan dan ketebalan yang berbeda,
sehingga diperlukan sistem pengolahan tanah yang baik dan benar, serta hububungannya dengan populasi tanam an yang optim al.
U ntuk m engatasi m asalah tersebut telahdilaksanakan penelitian kajian pengolahan tanah dan populasi tanam an terhadap hasil padi varietas IR64. Penelitian disusun
m enggunakan Raneangan Petak Bergaris 3 ulangan.
D iuji dua faktor : Faktor I terdiri dari tiga eara pengolahan tanah: al ). diluku 2 x
dan digaru, a2). dieangkul 2 x dan diratakan, dan a3). disem prot herbisida A laehlor 2
llha 2 m inggu sebelum tanam dan dieangkul ringan. Faktor II, terdiri 4 tingkat populasi
tanam an: bI). 160.000, b2). 200.000, b3). 240.00,"' dan b4). 280.000.
Sebagai bahan penelitian adalah varietas IR 64, yang ditanam dengan jarak tanam
sesuai populasi yang ditentukan (25 x 25 em ; 25 x 20em ; 25 x 16,3 em ; 25 x 15 em )
.pada petak pereobaan berukuran 5 x 8 m .
D ari penelitian tersebut diperoleh hasil bahw a pada populasi tanam an 200.000
tan am an per hektar m em berikan hasil yang lebih baik, yaitu 4,855 tlha dibanding hasil
pada kontrol 4,405 tlha. Sedangkan populasi yang lebih besar lagi akan m enurunkan
hasil.
Pada penelitian ini tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan tingkat
populasi tanam an. Tetapi, perlakuan pengolahan tanah dengan eara dibajak dua kali IHGFED
+
garu + herbisida diperoleh hasil yang lebih baik. H asi-hasil yang lebih baik pada
populasi tanam an 200.000 tanam an per hektar, karena didukung oleh jum lah m alai
yang lebih ban yak (Tabel 5).
Populasi tanam an yang sesuai 200.000 tanam an per hektar, terlihat m enam pilkan
keragaan yang baik, tanam an tam pak tum buh rapat tetapi tidak padat. Sehingga w aJaupun jum lah m alai perum pun banyak, jum lah gabah isi perum pun tetap banyak
(Tabel6).
Pada popuJasi yang sesuai, diperoleh hasil yam g lebih baik, karena didukung oleh
jum lah gabah isi yang lebih banyak dan bobot 1000 biji yang lebih besar.
Pada populasi yang lebih rap at, gabah ham panya lebih banyak. H al ini dikarenakan di antara tanam an telah terjadi saling m enaungi, sehingga proses katabolism e JIHGFE
S is te m
U s a h a ta n i c la n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
67
lebih besar. Tanam an dengan tingkat katabolism e
fotosintesis m enjadi lebih kecil.
yang besar akan m engakibatkan
net
K eadaan pertanam an yang saling m enaungi selain berpengaruh jelek terhadap
proses pengisian biji juga dapat m eningkatkan serangan penyakit tanam an.
Tabel 5.
lum lah m alai per rum pun padi varietas IR 64 pad a perlakuan berbagai populasi tanam an dan eara pengolaban tanab di Lahan G am but, K alsel.
Jum lab m alai per rum pun pada populasi
Pengolahan tanah
160.000
200.000
240.000
280.000
D ibajak IHGFEDCBA
2x
39,50
31,00
23,00
21,50
D icangkul
33,50
24,00
18,00
25,00
25,75
25,50
24,50
22,00
H erbisida
2x
+
Cangkul
Sum ber: Supriyo dan U m ar (1991).
BN T. 0,05
Tabel 6. lum lah gabah isi per m alai dan bobot 1000 bi i IR 64 pada perlakuan berbagai populasi tanam an dan eara pengolaban tanab di Lahan G am but, K alsel.
Populasi tanam an
per hektar
Jum lah gabah isi
per m alai
160.000
82,70
a
29,33 a
200.000
78,50
a
28,80 b
240.000
64,25
b
28,10
280.000
58,50
b
27,43
Bobot
1000 biji (gr)
c
d
Sum ber: Supriyo dan U m ar (1991).
H O RTIK U L
TURA
H ortikultura
m em punyai nilai penting dalam m endukung pendapatan petani,
kontribusinya sekitar 8% dari total pendapatan. Pada um um nya petani m enanam ram butan, jeruk, sayuran seperti kacang panjang, terung dan lom bok. K om oditas tersebut
tidak diteliti secara insitu, tetapi dalam pelaksanaanya, m em ggunakan teknologi hasil
penelitian dari tem pat lain.
68 A r-Riza : JIHGFEDCBA
T e k n o lo g i P e n u n ja n g
sur
Lahan G am but
TomatkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tanam an tornat di lahan gam but rnernpunyai prospek yang baik, bat ini dibuktikan
dengan penanam an pada sistern usahatani uang berbasil cukup baik dan harga yang
diperoleh dinilai sangat baik. Y ang m asih rnenjadi ham batan diantaranya adalah buah
yang dihasilkan m asih berukuran kecil (di baw ah norm al), dan setelah diobservasi
diduga karena kekurangan unsur nitrogen.
U ntuk rnengatasi rnasalah tersebut sekaligus untuk rnengetahui potensi hasilnya,
telah dilaksanakan penelitian pem upukan N PK terhadap varietas Ratna di lahan
gam but.
D iuji 9 kornbinasi takaran N PK dan 1 kontrol, dilaksanakan rnenggunakan
Raneangan aeak kelornpok 3 ulangan. Bibit tom at Ratna yang telah berum ur 15 bari
sernai, ditanam dengan jarak tanam 70 x 30 em pada petak pereobaan berukuran
4 x 5 rn. Pem upukan rnasing-m asing petak tanam an sesuai dengan takaran yangditentukan.
D iperoleh hasil IHGFEDCBA
b a h w a tom at varietas ratna berhasil baik di lahan gam but. Pada
pernupukan dengan kornbinasi N PK 120 + 100 + 90 dapat m enghasilkan buah tom at
13,55 tlha, sedangkan pada kom binasi N PK 0 + 100 + 90 rnem peroleh hasil 4,4 tlha.
K eadaan ini m enunjukan bahw a pupuk N m ernegang peranan sangat penting bagi
keberhasilan tanam an tom at di lahan gam but. Pernupukan yang sesuai akan rnem perban yak jum lah buah sam pai 14 buah per pohonnya.
U ntuk rnengetahui berapa takaran nitrogen yang sesuai selanjutnya dilaksanakan
penelitian pengaruh takaran N terhadap hasil buah tom at di lahan gam but.
Penelitian m enggunakan 5 aras.takaran N , yaitu 45, 90, 135, 180, dan 0 kg N /ha
sebagai kontrol. Bibit tom at varietas Intan yang telah berum ur 15 hari sem ai, ditanam
dengan jarak tanam 60 x 75 em pada petak pereobaan berukuran 6 x 8 m . Pem upukan
N dilaksanakan sesuai takaran N yang telah ditentukan, dan pada seluruh pertanam an
diberi pupuk fostat (60 kg P20s/ha). Setelah panen diperoleh hasil bahw a pada aras
pem upukan dengan dosis 45 dan 90 kg N /ha m em berikan hasil di atas 18 ton/ha.
(TabeI7).
Serapan unsur N sebagian besar dirnanfaatkan untuk pertum buhan vegetatif dan
hanya sebagian keeil dibutuhkan untuk generatif. Pada lahan gam but kebutuhan N
tidak terlalu tinggi. O ptirnalisasi penggunaan N adalah rendah karena kadar bahan
organik yang dikandungknya tinggi.
Sem akin tinggi dosis pernupukan yang diberikan rnaka hasil yang diperoleh
sem akin rendah. K enaikan hasil ditunjukkan pada besam ya diam eter buah dan digam barkan sebagai fungsi kuadratik. D osis pupuk N itrogen 0-135 kg/ha tidak rnem pengaruhi pertum buban vegetatif, baik tinggi tanam an rnaupun diam eter batang. Jum lah
buah yang dihasilkan per pohon berkisar 20-23 buah dengan diam eter buah tertinggi
pada perlakuan 45 kg N /ha.
SistemJIHGFEDCBA
U s a h a t a n i dan T e k n o l o g i
P e n u n ja n g
69
Tabel 7. H asil buah tom at varietas Intan (t/ha), jum lah buah dan diam eter buah pada
perlakuan dosis pupuk: N di Laban G am but, K alim antan Selatan.
(ton/ha)
Jum lah
buahlphn.
D iam eter buah
(m m )
Serangan
peny. layu
Nl
15,97 a
20,0 a
34,0 a
12,1 a
N2
18,23
b
22,0 a
41,5
b
15,0 a
N3
18,18
b
22,8 a
40,0
b
11,5 a
39,2
b
15,0 a
39,0
b
11,9 a
Perlakuan
H asil
N4
16,67 a
2· 1,3 a
N5
15,80 a
20,3 a
Sum ber: U m ar, dkk. (1989).
K ESIM PU LA N IHGFEDCBA
1.
U ntuk m endukung eabang usahatani padi lahan gam but, telah diperoleh teknologi
budidaya m eliputi dosis dan eara pem upukan, populasi tanam an padi, dan eara penyiapan lahan dan pengendalian ham a tikus yang efektif dan efisien.
2.
U ntuk kom oditi hortikultura telah diperoleh eara budidaya tanam an tom at, dengan
teknik pem upukan N yang efektif dan efisien.
3.
Teknologi cabang usahatani lainya seperti peternakan, tan am an keras, palaw ija , diam bilkan dari hasil penelitian di lokasi lain, baik dari Sum atera ataupun yang telah
diperoleh oleh Balittan Banjarbaru.
PEN EU TIA N
U ntuk lebih m em antapkan
lam a m asih diperlukan :
YANG
M A SIH
D IPERLU K A N
hasil dari sistem usahatani
dalam jangka w aktu yang
I.
Teknologi tata air yang selain m am pu m engairi tanam an juga sekaligus kom servasi.
Terutam a pem anfaatan air hutan dan air hujan, sebagai pem asok air untuk keperluan
pertanam an.
2.
Teknologi sistem tanam padi sebar langsung, dalam upaya m enurunkan
tenaga kerja, sehingga petani bisa m engelola lahan yang Iebih luas.
T e k n o lo g i P e n r m ja n g S U I L a h a n G a m b u t
70 A r-Riza: JIHGFEDCBA
eurahan
3.
Penelitian varietas, sebagai upaya untuk m em perbanyak
dalam m em ajukan sistem usahataninya,
D A FfA R
altem atif pilihan bagi petani
PU STA K A
A rifin, Z. 1987. Skrening K endala K eharaan Tanah Bagi Pertum buhan Padi V arietas
K apuas Pada Tanah G am but di Sakalagun. Laporan H asil Penelitian Proyek
Sw am ps II. Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaru. Banjarbaru. p. 15-20.
Supriyo, A . dan Y antiRina. 1988. Potensi Tanam an Pangan D alam Sistem U sahatani
Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan Selatan. Risalah Sem inar H asil Penelitian
Proyek Penelitian Pertanian
19-21 Septem ber 1989.
Lahan Pasang Surut dan Raw a Sw am ps II. Bogor,
Supriyo, A ., Y anti Rina dan Isdijanto A r-Riza. 1988. K ajian Pem upukan N ,P dan K
Terhadap H asil Tom at V arietas Ratna Pada Lahan G am but, Sakalagun, K alim antan
Selatan. Risalah
Sem inar H asil Penelitian
Proyek
Penelitian
Pangan Surut dan Raw a Sw am ps II. Bogor 19-21 Septem ber
Pertanian
Lahan
1989.
Supriyo, A dan S. U m ar.1991. K ajian Pengolahan Tanah dan Populasi Tanam an Terhadap
H asil Padi V arietas IR 64 Pada Lahan Bergam but. Laporan H asil Penelitian Proyek
Sw am ps II. Balai Penelitian Tanam an Pangan Banjarbaru. Banjarbaru. p. 82.
U m ar, S., Y anti Rina dan Isdijanto A r-Riza. 1988. Pengaruh Pem upukan N Terhadap
Produksi Tom at Pada M usim H ujan di Lahan G am but Sakalagun. Risalah Sem inar
H asil Penelitian Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Raw a
Sw am ps II. Bogor, 19-21 Septem ber 1989. IHGFEDCBA
'- 1
I f -' U U KP E ~ ? t b.-_~I"','"
",K h ;-< N
I
~ L~I,TI
!'
'. 1 ;:".2
N
'r,RfLt;RU \
\!. ~------.-- --------_._- JIHGFEDC
~
r\
~
I 'I
•_ _.
I
••..
}
.
S is le m
U s a h a ta n i d o n T e k n o lo g i P e n u n ja n g
11