02. Penyelidikan Pendahuluan Daerah Panas Bumi Taliabu dan Mangole

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Penyelidikan Geologi Dan Geokimia
Di Daerah Panas Bumi Taliabu-Mangole,
Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara
Oleh: Herry Sundhoro, Andri E.A.W, dan Yuano Rezky
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi
Kata kunci: Geologi dan Geokimia, Daerah panas bumi Taliabu-Mangole,
Kabupaten Kepulauan Sula.
SARI
Daerah pembahasan panas bumi Taliabu-Mangole ini terletak di Kabupaten
Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, berada pada posisi geografis antara
123°00'00" - 126°30'00" bujur timur dan 01°00'00" - 02°30'00" lintang selatan atau
650000 mE - 830000 mE dan 9775000 mN - 9820000 mN pada koordinat UTM
Kehadiran manifestasi panas berupa lima kelompok mata air panas di dua
wilayah, yaitu di pulau Taliabu dan di pulau Mangole. Manifestasi di pulau Taliabu
terdiri dari mata air panas Losseng, Kramat dan Air Madi, sedangkan manifestasi di
Pulau Mangole berupa mata air panas Auponia dan mata air panas Bruokol
Stratigrafi daerah penyelidikan Taliabu – Mangole terdiri dari lima daerah potensi
panas bumi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kelima daerah panas bumi
tersebut yaitu, di Desa Losseng Kecamatan Taliabu Timur Selatan dinamakan daerah

panas bumi Losseng, di Desa Kramat Kecamatan Taliabu Barat dinamakan daerah
panas bumi Karma, di wilayah Desa Air Madi Kecamatan Taliabu Utara dinamakan
daerah panas bumi Air Madi, di Desa Auponia Kecamatan Mangole Selatan
dinamakan daerah panasb bumi Auponia dan di wilayah Desa Bruokol Kecamatan
Mangole dinamakan daerah panas bumi Braukol.
Di daerah Losseng ada empat jenis batuan teridentifikasi, Urutan stratigrafi dari
tua ke muda terdiri dari granit Banggai, serpih sisipan batupasir Formasi Buya,
batugamping koral, dan endapan permukaan, aluvium.
Di daerah Kramat teridentifikasi ada tiga jenis batuan. Urutan stratigrafi dari tua
ke muda terdiri dari batu sabak Formasi Menanga, batupasir Kuarsa Formasi Buya dan
endapan permukaan, aluvium.
Di daerah Air Madi dijumpai tiga satuan batuan. Urutan stratigrafi dari tua ke
muda terdiri dari perselingan konglomerat dan serpih bersisipan lignit Formasi Bobong,
serpih Formasi Buya, dan endapan permukaan, alluvium dan endapan gambut.
Di daerah Auponia dijumpai lima satuan batuan. Urutan stratigrafi dari tua ke
muda terdiri dari ; granit, batugamping kristalin Formasi Nofanini, batupasir Formasi
Buya, serpih Formasi Buya dan endapan permukaan, aluvium
Di daerah Bruokol. dijumpai tiga satuan batuan. Urutan stratigrafi dari tua ke
muda terdiri dari breksi gunungapi, Formasi Batuan gunungapi Mangole, batugamping
kristalin Formasi Batugamping Nofanini dan endapan permukaan, alluvium.

Struktur geologi di daerah Taliabu – Mongole yang didasarkan dari analisis citra
ASTER GDEM, hasil penyelidikan lapangan, peta topografi dan gejala-gejala struktur
di permukaan yang berupa pemunculan mata air panas, kelurusan lembah dan
punggungan, kekar-kekar, bidang sesar, dan zona hancuran batuan, maka teramati
pola struktur yang berkembang, terdiri dari tiga pola struktur utama, yakni :arah barat –

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

373

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

timur yang membentuk perlipatan dan sesar normal, arah utara – selatan yang
membentuk sesar sesar mendatar dan sesar normal dan arah baratdaya – timurlaut
dan baratlaut-tenggara yang terdiri dari sesar normal.
Karakteristik geokimia air panas berdasarkan diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3, NaK-Mg dan Cl-Li-B Giggenbach, 1988 menunjukkan bahwa air panas di pulau Taliabu
dan pulau Mangole umumnya bertipe air panas Klorida, sedangkan air panas Auponia
mempunyai tipe air panas Sulfat-bikarbonat. Pengeplotan air panas di dalam diagram
segitiga Na-K-Mg menunjukkan bahwa mata air panas di pulau Taliabu dan pulau
Mangole berada di zona immature water, sedangkan mata air panas Air Madi dan

Losseng 3 terletak di zona partial equilibrium dan merupakan contoh yang representatif
yang berasal dari kedalaman
Hasil pengeplotan di diagram segitiga Cl-Li-B
menunjukkan bahwa semua mata air panas berada di zona Cl.
Perkiraan temperatur geotermometer SiO2 rata-rata berkisar antara 71 – 127°
C, yang termasuk kedalam temperatur panas bumi entalphi rendah, sedangkan
geotermometer Na/K Giggenbach rata-rata berkisar antara 161 - 233° C yang
menunjukkan temperatur cukup tinggi.

PENDAHULUAN
Latar belakang penyelidikan panas
bumi di daerah Taliabu-Mangole karena
berdasarkan informasi penduduk dan
dari informasi terdahulu diketahui bahwa
di daerah ini terdapat manifestasi panas
bumi berupa mata air panas. Kelima
daerah panas bumi yaitu: di Desa
Losseng Kecamatan Taliabu Timur
Selatan, di Desa Kramat Kecamatan
Taliabu Barat, di wilayah Desa Air Madi

Kecamatan Taliabu Utara,
di Desa
Auponia Kecamatan Mangole Selatan
dan di wilayah Desa Bruokol Kecamatan
Mangole.
Penyelidikan ini juga berkaitan
dengan program pemerintah yang
mentargetkan bahwa pada tahun 2015
akan dikembangkan energy listrik
sebesar 10.000 Mwe yang akan
dihasilkan dari potensi energy panas
bumi. Selain itu diharapkan akan
bermanfaat bagi pengembangan daerah
dalam hal peningkatan produksi dan nilai
tambah di sektor energi yang berasal
dari energi panas bumi, sehingga
mampu
mempercepat
peningkatan
kesejahteraan ekonomi bagi daerah


pulau Taliabu dan pulau Mangole,
Kabupaten Sula.
Lokasi penyelidikan geologi dan
geokimia ini berada di dua pulau yang
berdampingan, yaitu pulau Taliabu di
bagian barat dan pulau Mangole di
bagian timur.. Secara administratif
kedua pulau termasuk ke dalam wilayah
Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi
Maluku Utara. Secara geografis daerah
penyelidikan ini berada pada posisi
123°00'00" - 126°30'00" bujur timur dan
01°00'00" - 02°30'00" lintang selatan
atau 650000 mE - 830000 mE dan
9775000 mN - 9820000 mN pada
koordinat sistem UTM (Gambar 1.1).
Daerah panas bumi Taliabu –
Mangole terdiri dari lima wilayah potensi
panas bumi. Kelima wilayah tersebut

berada di desa Losseng Kecamatan
Taliabu Timur Selatan dinamakan
daerah panas bumi Losseng, di Desa
Kramat Kecamatan Taliabu Barat
dinamakan daerah panas bumi Karmat,
di wilayah desa Air Madi Kecamatan
Taliabu Utara dinamakan daerah panas
bumi Air Madi,
di desa Auponia
Kecamatan Mangole Selatan dinamakan
daerah panas bumi Auponia dan di desa

374 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Bruokol Kecamatan Mangole dinamakan
daerah panas bumi Braukol.
Maksud penyelidikan adalah untuk
mengetahui karakteristik geologi dan

karakteristik geokimia yang berkaitan
dengan aspek kepanas bumian di pulau
Taliabu dan pulau Mangole.
Target penyelidikan adalah untuk
mengetahui
daerah
prospek
dan
besarnya potensi kelas Sumber Daya
Spekulatif masing-masing daerah panas
bumi di dua pulau tersebut.
HASIL PENYELIDIKAN
Manifestasi Panas Bumi
Indikasi hadirnya energi panas
bumi di Kabupaten Kepulauan Sula
berupa
adanya
pemunculan
lima
kelompok mata air panas di pulau

Taliabu
dan
di pulau
Mangole.
Manifestasi di pulau Taliabu berupa tiga
kelompok, mata air panas yaitu,
Losseng, Kramat dan Air Madi,
sedangkan manifestasi di pulau Mangole
berupa mata air panas Auponia dan
Bruokol. Karakteristik pemunculan lima
air panas tersebut, sebagai berikut,
1) Mata Air Panas Losseng di desa
Losseng, Kec. Taliabu Timur Selatan,
terdapat tiga mata air panas, yaitu;
Mata air panas Losseng 1, pada
koordinat 723817 mT dan 9787945 mU.
Temperatur
air panas 45,2° C dan temperatur
udara 34,2° C. Pemunculannya terdapat
di dekat\\

aliran
sungai
kecil
sebagai
pemandian warga.
Mata air panas Losseng 2 pada
koordinat 724011 mT dan 9789902
mU. Temperatur air panas 77,4° C
dan temperatur udara 32,7° C. Air
panas muncul dari celah batuan di
pinggir laut.
Mata air panas Losseng 3 pada
koordinat 723698 mT dan 9789651
mU. Temperatur air panas 73,2° C
dan temperatur udara sebesar 31,7°

C, rasa agak asin, berbau H2S. Air
panas Losseng umumnya mempunyai
pH netral (6,82 – 7,32) dengan debit
antara 5 – 6 lt/dt.

2) Mata air panas Kramat terletak di
desa Kramat, Kecamatan Taliabu
Barat dengan koordinat 649496 mT
dan 9789596 mU. Temperatur air
panas sebesar 39,2° C dan
temperatur udara 33.8° C, pH netral
(7,1).Terdapat 3 pemunculan air
panas pada tempat berdekatan dan
keluar dari celah batuan, air panas
berwarna jernih dan tidak berbau H2S.
3) Mata air panas Air Madi terletak di
desa Air Madi, Kecamatan Taliabu
Utara pada koordinat 719964 mT dan
9805107 mU. Temperatur air panas
89,9° C dan temperatur udara 31.8°
C, mempunyai pH netral (7,13);
berbau H2S dan muncul pada aliran
sungai Air Madi.
4) Mata Air Panas Auponia terletak di
desa Auponia Kec. Mangole Selatan,

berupa 3 mata air panas.
Mata air panas Auponia 1 terletak
pada koordinat 776646 mT dan
9788004 mU. Temperatur air panas
45,8° C dan temperatur udara 32,4°
C.
Pemunculannya
melalui
celah=celah batuan. di aliran sungai
Auponia.
Mata air panas Auponia 2 terletak
pada koordinat 777385 mT dan
9787706 mU. Temperatur air panas
sebesar 56° C dan temperatur udara
26,8° C. Air panas keluar dari pinggir
sungai Babalai dan berbau H2S.
Mata air panas Auponia 3 terletak
pada koordinat 777002 mT dan
9788010 mU. Temperatur air panas
sebesar 42,9° C dan temperatur
udara sebesar 28,5° C. Air panas.
muncul di pinggir sungai dan berbau
H2S. Air panas Auponia umumnya
mempunyai pH netral dengan debit
antara 1 – 5 lt/dt.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

375

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

5) Mata Air Panas Bruokol terletak di
desa Bruokol, Kecamatan Mangole
dengan koordinat 805561 mT dan
9787899 mU. Muncul di rawa-rawa
dengan temperatur air panas 49,4 –
31,5° C dan temperatur udara 31,5 –
32,1° C.
Geologi
Distribusi dan urutan batuan di
setiap daerah panas bumi di pulau
Taliabu dan di pulau Mongole berbeda.
Urutan batuan itu adalah.
Di daerah Losseng ada empat
batuan teridentifikasi, Urutan satuan
batuan dari tua ke muda terdiri dari granit
Banggai, serpih sisipan batupasir formasi
Buya, batugamping koral dan endapan
aluvium (Gambar 1.2).
Di daerah Kramat teridentifikasi
ada tiga jenis batuan. Urutan satuan
batuan dari tua ke muda terdiri dari batu
sabak formasi Menanga, batupasir
kuarsa formasi Buya dan endapan,
aluvium. (Gambar 1.3).
Di daerah Air Madi dijumpai tiga
satuan batuan. Urutan satuan batuan
dari tua ke muda terdiri dari perselingan
konglomerat dan serpih bersisipan lignit
Formasi Bobong, serpih formasi Buya,
endapan aluvium dan endapan gambut.(
(Gambar 1.4).
Di daerah Bruokol. dijumpai tiga
satuan batuan. Urutan satuan batuan
dari tua ke muda terdiri dari breksi
gunungapi, Formasi batuan gunungapi
Mangole, Batugamping kristalin Formasi
batugamping Nofanini dan endapan
aluvium (Gambar 1.6).
Di daerah Auponia dijumpai lima
satuan batuan. Urutan satuan batuan
dari tua ke muda terdiri dari; granit,
batugamping kristalin Formasi Nofanini,
batupasir Formasi Buya, serpih Formasi
Buya dan endapan aluvium (Gambar
1.5).

Struktur geologi daerah Taliabu –
Mongole yang didasarkan dari hasil
analisis citra ASTER GDEM, hasil
penyelidikan di lapangan, dari peta
topografi dan terhadap gejala-gejala
struktur
di
permukaan
berupa
pemunculan mata air panas, kelurusan
lembah dan punggungan, kekar-kekar,
bidang sesar dan zona hancuran batuan,
menunjukkan adanya pola struktur yang
berkembang, terdiri dari tiga pola utama,
yaitu struktur :arah barat – timur
membentuk perlipatan dan sesar normal,
struktur arah utara – selatan membentuk
sesar sesar mendatar dan juga sesar
normal dan struktur arah baratdaya –
timurlaut dan baratlaut-tenggara yang
membentuk sesar normal (Gambar 1.7),

Geokimia
Karakteristik dan Tipe Air Panas.
Untuk mengetahui karakteristik dan
tipe air panas daerah penyelidikan, telah
dilakukan plotting komposisi kimia
kandungan ion, kation hasil analisis
laboratorium air ke diagram segitiga Cl SO4 -HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B dari
Giggenbach. 1988. Tujuannya adalah
agar diperoleh tipe air panas, asal
pemunculan manifestasi, lingkungan
pemunculan mata air panas dan
perkiraan
temperatur
di
bawah
permukaan (reservoir).
Komposisi dan konsentrasi air
panas di pulau Taliabu dan pulau
Mangole di diagram segitiga Cl-SO4HCO3 memperlihatkan tipe air panasnya
adalah klorida (Cl-) (Gambar 1.8),
dengan kandungan ion Cl- 701 – 4500
ppm. Konsentrasi Cl tinggi disimpulkan
akibat
kontaminasi air laut. Hal ini
dicirikan oleh rasa air panas asin dan
pemunculan air panas berada di pinggir
pantai. Sedangkan air panas Auponia
mempunyai tipe Sulfat-bikarbonat, yang

376 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

mencerminkan adanya
pengaruh
aktifitas vulkanik.
Tipe
air
panas
sangat
dipengaruhi oleh komposisi, kondisi air
panas, pemunculan dan pengaruh
kontaminasi atau pengenceran air
permukaan serta fluida uap yang berasal
dari bawah permukaan. Fluida panas
dari dalam selanjutnya mengalami
pendinginan. Sehingga gas CO2 dan
sulfur dari fluida uap yang naik
berinteraksi dengan batuan membentuk
ion karbonat dan sulfat.
Melihat
konsentrasi Boron yang relatif tinggi,
menginformasi bahwa air panas yang
muncul di permukaan berkemungkinan
besar telah melewati suatu batuan dasar
sedimen. Demikian juga konsentrasi
kimiawi yang tinggi mengindikasikan
bahwa fluida panas tersebut berasal
langsung dari kedalaman dengan
temperatur dan tekanan tinggi yang
menyebabkan senyawa kimia terlarut
hasil dari interaksi fluida panas dengan
batuan yang dilewatinya di kedalaman.
Pengeplotan air panas dalam
diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg
menunjukkan bahwa air panas di pulau
Taliabu dan pulau Mangole berada di
zona immature water (Gambar 1.9).
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
pemunculan air panas telah mengalami
kontaminasi
dan
terencerkan
air
permukaan. Sedangkan air panas Air
Madi dan Losseng 3 yang ada di zona
partial equilibrium merupakan contoh
representatif mengidentifikasikan fluida
panas berasal langsung dari kedalaman
dan hanya sedikit terpengaruh oleh air
permukaan atau pengenceran air
meteorik.
Hasil pengeplotan dalam diagram
segitiga Cl-Li-B, menunjukkan bahwa
semua air panas berada di zona Cl(Gambar 1.10) yang mengindikasikan
ada pengaruh air laut terhadap
pemunculan air panas sangat besar.

Sedangkan air panas Air Madi yang ada
di
zona
partial
equilibrium
berkemungkinan besar terpengaruhi oleh
aktivitas magmatik.
Pendugaan
Temperatur
Bawah
Permukaan
Geotermometri SiO2 conductivecooling dan Na/K (Giggenbach, 1988)
lajim dipergunakan bagi air panas pH
normal. Hasil estimasi temperatur
bawah permukaan di pulau Taliabu dan
pulau Mangole ditunjukkan dalam Tabel
1.
Perkiraan
geotermometer
SiO2
berkisar antara 71 – 127° C (entalfi
rendah), sedangkan geotermometer
Na/K Giggenbach menunjukkan kisaran
nilai antara 161 - 233° C.
Melihat karakteristik kimia air panas
Air Madi yang berada di zona partial
equilibrium dan air panas Auponia yang
bertipe sulfat-bikarbonat, pH normal dan
suhu permukaan cukup tinggi. Maka
geotermometer Na/K
Giggenbach
untuk air panas Air Madi adalah 173° C
dan air panas Auponia adalah 186° C
yang disimpulkan sebagai temperatur
bawah permukaan bagi kedua daerah
tersebut.
Sedangkan geotermometer
Na-K untuk air panas Losseng, Kramat
dan Bruokol disimpulkan tidak layak,
karena posisi pada segitiga Na/1000K/100-√Mg berada di zona immature
water.
Estimasi geotermometri silika
untuk
ketiga
air
panas
bawah
permukaan daerah Losseng adalah 127°
C, daerah Kramat 121° C dan daerah
Bruokol 102° C.
Isotop 18O dan 2H
Hasil analisis isotop 18O dan
Deuterium sampel air panas di pulau
Taliabu dan pulau Mangole yang
diplotkan pada diagram Oksigen-18 dan
Deuterium,
menunjukkan
posisinya
menjauhi garis air meteorik (meteoric
water line =MWL) (Gambar 1.11). Yang

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

377

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

mengindikasikan
telah
terjadi
pengkayaan 18O akibat dari interaksi
fluida panas dengan batuan yang dilalui,
mencerminkan bahwa mata air panas
yang dianalisis tersebut berasal dari
dalaman,
sedangkan
pengaruh
pengenceran dari air meteorik kecil.
Analisis Gas
Sampel gas dari hembusan gas
yang diambil dari air panas Auponia
telah dianalisis. Kandungan gas sangat
didominasi oleh gas CO2, H2S dan
sedikit N2, sedang kandungan gas-gas
yang lain relatif kecil (Tabel. 2).
Konsentrasi
gas
N2/Ar
6
%
mol
menunjukkan sekitar
menandakan kontaminasi udara luar
sedikit pada sampel gas yang diambil.
Ini akibat kecilnya tekanan gas dari air
panas Auponia yang berakibat udara
luar bisa masuk ke dalam tabung.
Kandungan CO2 yang cukup tinggi
menandakan reaksi yang berlangsung di
kedalaman
telah
menghasilkan
konsentrasi HCO3 yang tinggi di dalam
fluida air panas. Indikasi gas-gas
tersebut dicerminkan oleh komposisi
kimiawi mata air panas Auponia yang
berupa
tingginya
kandungan
ion
karbonat. Hal ini mencerminkan fluida
uap bertemperatur tinggi yang naik dari
kedalaman
mengalami
proses
pendinginan
akibat
penurunan
temperatur. Sedangkan gas CO2 sisa
dalam uap yang naik berinteraksi
dengan
batuan
membentuk
ion
karbonat. Kandungan H2S yang tinggi
diperkirakan
bukan
dari
aktivitas
magmatik, melainkan dari meteoric
water, terlihat dari hasil plotting Grafik
origin
of
gases
(Norman
dan
Moore,1999 (Gambar 1.12). Yang
menunjukkan bahwa gas daerah
Auponia berasal dari meteoric water.
Analisis Sampel Tanah dan Udara Tanah

Pengambilan 87 dan 80 sampel Hg
tanah dan CO2 udara tanah dilakukan
secara random sekitar mata air panas.
Hasil analisis sampel tanah dan udara
tanah diperoleh nilai pH tanah 6,14–8,57,
temperatur udara tanah di kedalaman 1
meter 24,8 – 42,7° C, konsentrasi Hg
15,15–169,75 ppb dan konsentrasi CO2
antara 0,5–14,45 %.
1) Daerah Panas Bumi di Pulau Taliabu
(Losseng, Kramat dan Air Madi)
Kandungan Hg tanah, CO2 udara
tanah, pH tanah dan temperatur tanah
pada Tabel 3. selanjutnya dibuat peta
kontur (Gambar 1.13 - 1.22),
Penghitungan nilai ambang (background
value) Hg tanah dan CO2 berdasarkan
metode
distribusi
dan
populasi,
menunjukkan nilai anomali Hg tanah
diatas 100 ppb untuk Losseng, 110 ppb
untuk Kramat dan 80 ppb untuk Air Madi
dan anomali kandungan CO2 bernilai
diatas 3 % (v/v) untuk Losseng dan 7 %
(v/v) untuk Kramat.
Secara umum sebaran Hg di
Losseng,
Kramat dan Air Madi
menunjukkan pola anomali yang tidak
berarti karena konsentrasinya relatif
merata. Sedang sebaran CO2 udara
tanah menunjukkan anomaly terfokus di
sekitar manifestasi. Sebaran temperatur
dan pH tanah tidak memperlihatkan
adanya pola anomali karena temperatur
dan pH tanah nilainya relatif normal dan
sama.
2) Daerah Panas Bumi Pulau Mangole
(Auponia dan Bruokol)
Data temperatur dan pH tanah di
daerah panas bumi pulau Mangole relatif
seragam tidak mengindikasikan adanya
perbedaan berarti. Besarnya nilai
ambang (background value) Hg tanah
dan CO2 memakai metode distribusi dan
populasi diperoleh nilai anomali diatas
100 ppb bagi Hg tanah daerah Auponia
dan 70 ppb bagi daerah Bruokol.
Kandungan CO2 diatas 4,5 % (v/v) untuk

378 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

daerah Auponia dan 2 % (v/v) bagi
daerah Bruokol.
Kandungan Hg diatas nilai ambang batas
dijumpai terfokus di manifestasi Auponia.
Pola sebaran Hg terkonsentrasi di sekitar
mata air panas Auponia, membuka ke
utara dari mata air panas. Untuk daerah
Bruokol tidak dijumpai adanya anomali
Hg.
Pola sebaran CO2 udara tanah,
temperatur dan pH tanah tidak
memperlihatkan anomali, harga CO2
udara tanah, temperatur dan pH tanah
relatif normal dengan nilai relatif sama.
Sedikit anomali CO2 dijumpai yaitu di
sekitar mata air panas Auponia. Data
menunjukkan bahwa anomali Hg dan
CO2 daerah Auponia dijumpai di sekitar
mata air panas Auponia dengan pola
sebaran ke utara. Diperkirakan daerah
tersebut merupakan zona-zona lemah
dari struktur yang muncul di tempat
tersebut.
ASPEK LINGKUNGAN
Parameter umum sifat fisika dan
sifat kimia air panas di pulau Taliabu dan
pulau Mangole yang dikaitkan dengan
peruntukan air minum yang mengacu
pada standar persyaratan Kepmenkes RI
Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang:
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum, telah dianalisis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa air
panas di pulau Taliabu dan pulau
Mangole tidak layak untuk dipergunakan
bagi air minum karena konsentrasi
senyawa kimia Boron, Na, Cl, Ca, SO4
sangat tinggi dan melebihi batas
maksimum yang diperbolehkan. Nilai
daya hantar listrik (DHL) sangat tinggi
diatas 1.000 μS/cm, bahkan untuk air
panas Losseng nilainya diatas 10.000
μS/cm yang menandakan banyak ion-ion
terlarut di dalam air panas tersebut.

Konsentrasi gas dari air panas di
pulau Taliabu dan pulau Mangole di ukur
dengan detektor gas, menunjukkan
nilainya di bawah ambang batas
konsentrasi gas di udara. Di daerah
Losseng konsentrasi gas CO2 10 ppm,
H2S 2 ppm, SO2 sebesar 0,005 ppm dan
CO tidak terdeteksi, Di Auponia
konsentrasi CO2 150 ppm, H2S 3 ppm,
SO2 dan CO tidak terdeteksi. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak
terdapat pencemaran udara dari air
panas di pulau Taliabu dan di pulau
Mangole.
POTENSI PANAS BUMI DI PULAU
TALIABUDAN DI PULAU MANGOLE
Potensi panas bumi dihitung
berdasarkan
kepada
luas
daerah
prospek dan temperatur fluida bawah
permukaan.
Temperatur
bawah
permukaan
dipergunakan untuk mengasumsikan
nilai rapat daya (MWe/km2), sedangkan
luas daerah prospek diperkirakan dari
sebaran manifestasi permukaan dan
lamparan struktur geologi.
Geotermometri Na-K dipergunakan
untuk air panas Air Madi yang bertipe
klorida, pH netral, di zona partial
equilibrium, sedikit sekali terpengaruh
oleh pengenceran air meteorik, yang
mencerminkan air panas dominan
berasal dari kedalaman.
Daerah Kramat dan Losseng
lebih sesuai apabila menggunakan
geotermometri SiO2 karena air panas
berada di zona immature water yang
menunjukkan pengaruh air permukaan
cukup dominan.
Daerah
Air
Madi
dengan
geotermometer 173° C dan Losseng
127° C (entalfi sedang).. dijadikan satu
lokasi prospek panas bumi.
Luas
2
prospek daerah Air Madi 2 km dengan
rapat daya 10 MWe/km2 dan luas

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

379

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

prospek Losseng 2 km2 dengan rapat
daya 5 MWe/km2 sehingga jumlah
potensi keduanya sebesar 30 MWe.
Daerah Kramat mempunyai suhu
bawah permukaan 120 °C (entalfi
rendah) dengan rapat daya 5 MWe/km2
dan luas daerah prospek 2 km2, maka
potensi kelas Sumber Daya Spekulatif
sebesar 10 MWe.
Daerah panas bumi Auponia
dengan geotermometer 186° C (entalpi
sedang) dengan rapat daya 10
MWe/km2 dan luas daerah prospek 2
km2. didapatkan potensi kelas Sumber
Daya Spekulatif sebesar 20 MWe.
Daerah Bruokol mempunyai
suhu bawah permukaan 102° C (entalpi
rendah) dengan rapat daya 5 MWe/km2
dan luas daerah prospek 1 km2,
didapatkan potensi kelas sumber daya
spekulatif adalah 5 MWe.

Berdasarkan karakteristik geologi,
kimia
air
panas
dan
lokasi
manifestasinya , daerah prospek panas
bumi di pulau Taliabu dan pulau Mangole
dibagi menjadi empat daerah, yaitu
Losseng – Air Madi dengan potensi 30
Mwe, Auponia dengan potensi 20 Mwe,
Kramat dengan potensi 10 Mwe dan
Bruokol dengan potensi 5 Mwe (Gambar
1.16 dan 1.17)

di pulau Taliabu berasosiasi dengan
batuan plutonik, sedangkan sistem
panas
bumi
di
pulau
Mangole
berasosiasi dengan batuan vulkanik dan
plutonik.
Pola struktur yang berkembang di
pulau Taliabu terdiri dari tiga pola r,
yaitu, arah barat – timur yang
membentuk perlipatan dan sesar normal,
arah Utara – selatan yang membentuk
sesar sesar mendatar dan normal dan
arah
baratlaut-tenggara
yang
membentuk sesar normal.
Energi panas yang hilang (heat
loss) di daerah panas bumi pulau Taliabu
dan pulau Mangole adalah sebesar ±
2709.03 kWth atau 2,7 MWth.
Temperatur bawah permukaan
daerah Taliabu sekitar 120 - 173o C dan
daerah Mangole sekitar 100 - 186o C
dengan potensi Sumber Daya Spekulatif
untuk daerah Lossseng-Air Madi sebesar
30 MWe, daerah Kramat 10 MWe,
daerah Auponia 20 MWe dan daerah
Bruokol 5 MWe.
Berdasarkan karakteristik geologi,
kimia air panas dan lokasi manifestasi,
daerah prospek panas bumi di pulau
Taliabu dan pulau Mangole dibagi
menjadi empat daerah,
terdiri dari
potensi di daerah Losseng – Air Madi
sebesar 30 Mwe, di Auponia sebesar 20
Mwe,di Kramat sebesar 10 Mwe dan di
Bruokol sebesar 5 Mwe.

KESIMPULAN

SARAN

Energi panas bumi di pulau Taliabu
dan di pulau Mangole berasosiasi
dengan pembentukan aktivitas magmatik
baru
yang
tidak
tersingkap
di
permukaan, yang menjadi sumber panas
(heat sources) dan juga berhubungan
dengan aktivitas tektonik yang sedang
berproses. Pulau Taliabu dan pulau
Mangole dibentuk oleh dua sistem panas
bumi yang berbeda. Sistem panas bumi

Pengembangan panas bumi untuk
pulau Taliabu dan pulau Mangole kurang
begitu menarik dikarenakan temperatur
manifestasi air panas dan geotermometri
suhu bawah permukaannya tidak tinggi
dan akses pencapaian cukup susah,
berat dan rumit serta infrastruktur di
lokasi belum banyak tersedia karena
hamper seluruh pencapaian lokasi harus

LOKASI PROSPEK PANAS BUMI

380 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

menggunakan jalur
sarana speed boat).

laut

(memakai

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

381

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Daerah penyelidikan

Gambar 1.1. Lokasi penyelidikan

Gambar 1.2. Peta geologi daerah Losseng, Taliabu, Maluku Utara

382 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1.3 Peta Geologi daerah Kramat, Taliabu, Maluku Utara.

\

Gambar 1.4 Peta Geologi daerah Air Madi, Taliabu, Maluku

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

383

BUKU
U 1 : BIDANG
G ENERGI

Gaambar 1.5 Petta Geologi daaerah Auponiaa, Mangole, Maluku
M
Utaraa.

Gaambar 1.6. Peta Geologi daerah
d
Bruokool, Mangole, Maluku Utarra.

G
Gambar
1.7. Pola struktur di pulau Taliiabu dan di pu
ulau Mangolee, Maluku Utaara
384 P

idi

H

il K

i t

P

tS

b

D

G

l

i

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1.8. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3

Gambar 1.9. Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 1.10. Diagram segitiga Cl-Li-B

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

385

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 1. Konsentrasi kimiawi dan geotermometri air panas daerah Taliabu Mangole
Kode Air Panas

APBG

APAP2

APAP3

APLS1

APLS3

APKR

APBR

Temp

89,9

56

42,9

45,2

77,4

39,2

56,2

pH

7,13

7

7

7,32

6,82

7,1

7

SiO2
Na
K
T SiO2 (cc)
T SiO2 (ac)
T NaK (G)

74,38
491,2
21,14
121
119
173

65,28
161,4
8,56
115
114
186

70,12
156,3
9,48
118
117
195

24,17
1588
56,00
71
76
161

83,17
2542,00
257,00
127
124
233

73,19
936,54
69,33
121
119
210

49,11
814,43
53,46
101
102
201

Gambar 1.11. Grafik isotop δ18O terhadap δ2H (Deuterium)

Tabel. 2 Hasil analisis kimia gas daerah Auponia, P. Mangole

UNSUR
H2
O2
Ar
N2
CH4
CO2
SO2
H2S
HCl
NH3

Gas Auponia
(% Mole)
0,0000
1,7933
0,1298
5,0113
0,0056
33,1755
0.0000
59,8847
0.0000
0.0000

386 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUK
KU 1 : BIDANG
G ENERGI

Gam
mbar 1.12. Grrafik origin of gases (Norm
man and Mooore,1999)

Gambar 1.1
13. Peta sebarran CO2 tanah
h daerah Kram
mat

Gambar 1.13. Peta sebaran CO2 tanah
h daerah Lossseng
P

id
di

H

il K

i t

P

tS

b

D

G

l

i

387

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1.14. Peta sebaran CO2 tanah daerah Auponia

Gambar 1.15. Peta sebaran Hg tanah daerah Auponia

388 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1.16. Daerah prospek panas bumi di pulau Mangole

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

389

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1.17. Daerah prospek panas bumi di pulau Mangole

390 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

391