Daftar Kolokium 2007

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

INVENTARISASI ENDAPAN GAMBUT DAERAH BARAMBAI DAN SEKITARNYA
KAB. BARITO KUALA, PROV. KALIMANTAN SELATAN
J.A. Eko Tjahjono
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

SARI
Daerah penyelidikan endapan gambut terletak di Daerah Barambai dan sekitarnya, yang berjarak
50 Km sebelah Baratlaut Kota Banjarmasin. Secara Administratip masuk dalam wilayah Kecamatan
Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara Geografis daerah penyelidikan
dibatasi dengan koordinat 2050’00” sampai 3005’00” LS dan 114030’00” sampai 114045’00” BT. Luas
daerah penyelidikan sekitar 756 Km2.
Geologi regional daerah penyelidikan terletak dalam Cekungan Barito yaitu pada posisi “Back
Arch Basin”. Batuan tertua yang terdapat disekitar daerah tersebut yaitu batuan yang berumur PraTersier, yang tersingkap disekitar lereng barat Pegunungan Meratus, terletak disebelah Timur daerah
penyelidikan, antara lain terdiri dari batuan Pra-Tersier dan batuan sedimen Tersier dari Formasi Tanjung,
Berai, dan Formasi warukin. Terakhir yaitu endapan batuan Kuarter yang berumur Plistosen dari Formasi
Dahor dan batuan Holosen yang berupa endapan Aluvium, tediri dari endapan pasir, lempung, sisa-sisa
tumbuhan dan endapan gambut yang diendapkan dalam lingkungan paralic sampai fluviatil. Daerah
inventarisasi umumnya didominasi oleh endapan gambut yaitu sekitar 50%, sedangkan sisanya berupa

endapan aluvial sungai.
Data fisik gambut di daerah ini berwarna cokelat tua hingga kehitaman, dengan derajat
pembusukan sedang sampai tinggi, yaitu H5 – H7 (hemic - safric) dalam skala Van Post, kandungan serat
umumnya sekitar 10% sampai 15%, sedikit terdapat serat kayu dan akar, kandungan air cukup tinggi.
Ketebalan endapan gambut mencapai lebih dari 5 meter.
Hasil rata-rata analisis kimia contoh gambut, menunjukkan bahwa Lembab Nisbi sekitar 89,32%;
Lembab Jumlah 90,34%; Moisture 9,57%; Zat Terbang 53,79%; Karbon tertambat 31,29%; Abu 5,35%;
Total Sulphur 0,97%; keasaman 3,2; Bulk Density 0,127 dan Nilai Kalori rata-rata sekitar 4828 Cal/gr.
Sumberdaya Tereka endapan gambut yang tebalnya lebih besar dari 1 meter di daerah
penyelidikan yaitu sekitar 9.582.683 Ton gambut kering, dengan luas lahan gambut yang tebalnya lebih
dari 1 meter yaitu sekitar 4.010 Hektar.

PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan.
Dalam rangka merealisasikan kebijakan
pemerintah, tentang diversifikasi penggunaan
energi lain selain minyak bumi, yang harus terus
digalakkan, guna menunjang tersedianya
kebutuhan energi yang berkelanjutan, agar laju
pertumbuhan perekonomian di Indonesia dapat

berjalan secarara progresif, oleh karena itu perlu
adanya gagasan baru yang menyangkut
mengenai antisipasi kondisi tersebut, yaitu
dengan melakukan penyelidikan mengenai
endapan gambut yang diperkirakan banyak
terdapat di seluruh wilayah Indonesia,
khususnya di Kabupaten Barito Kuala yang

terkenal sebagai bagian dari lahan gambut sejuta
hektar.
Tujuan penyelidikan ini yaitu untuk
mengetahui sebaran, ketebalan, sumber daya,
mutu, bentuk endapan dan kondisi geologi
endapan gambut di daerah penyelidikan. Selain
hal tersebut juga untuk mengetahui data umum
wilayah seperti infra struktur, kondisi sosial
masyarakat, iklim, curah hujan, demografi dan
hal-hal lain yang erat kaitannya dengan kegiatan
selanjutnya. Seluruh data yang didapat
diharapkan merupakan data inventarisasi yang

akan menunjang dalam menentukan prospek
pemanfaatan dan pengembangan penggunaannya
dikemudian hari.
Tujuan lain penyelidikan endapan gambut di
wilayah Kabupaten Barito Kuala, yaitu selain

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

inventarisasi untuk penyusunan data base dan
penambahan
informasi
mengenai
keanekaragaman bahan galian yang terdapat di
daerah tersebut, juga bertujuan untuk menggali
potensi bahan energi yang mungkin dapat
dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan
perekonomian maupun perolehan devisa daerah
setempat.
Lokasi Daerah Penyelidikan.

Daerah penyelidikan terletak di bagian hilir
antara Sungai Barito dengan Sungai Kapuas
Murung, yaitu sekitar 50 Km Baratlaut Kota
Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan
kendaraan bermotor. Secara administratip, lokasi
daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah
Kecamatan Barambai dan sekitarnya, Kab.
Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (
Gambar 1 ). Secara Geografis daerah
penyelidikan dibatasi oleh koordinat 2050’00”
sampai 3005’00” Lintang Selatan dan
114030’00” sampai 114045’00” Bujur Timur.
Peta dasar yang dipergunakan yaitu Peta
Rupabumi Indonesia dari Bakosurtanal Kedar 1 :
50.000 ( lembar Peta Palingkau Baru 1713-21 )
dan ( lembar Peta Belawang 1712-53 ) serta
Peta Geologi Lembar Amuntai dan Banjarmasin
Kedar 1 : 250.000. Luas daerah penyelidikan
sekitar 756 Km2 (27,5 Km Panjang x 27,5 Km
Lebar).


GEOLOGI REGIONAL.
Stratigrafi Regional.
Daerah penyelidikan terdapat dalam cekungan
Barito, yaitu pada posisi “Back Arch Basin”.
Batuan tertua yang dijumpai disekitar daerah
tersebut yaitu batuan yang berumur Pra-Tersier,
yang tersingkap disekitar lereng barat
Pegunungan Meratus, yaitu terletak disebelah
Timur daerah penyelidikan, antara lain terdiri
dari batuan Pra-Tersier dan batuan sedimen
Tersier dari Formasi Tanjung, Berai, dan
Formasi warukin. Terakhir yaitu endapan batuan
Kuarter yang berumur Plistosen yang terdapat
Formasi Dahor dan pada Holosen terdapat
endapan Aluvium, yang mana pada endapan
aluvium tersebut terdapat endapan pasir,
lempung, sisa-sisa tumbuhan dan endapan
gambut yang diendapkan dalam lingkungan
paralic sampai fluviatil ( Gambar 2 )


Formasi batuan Tersier tertua yang tersingkap
disekitar Kabupaten Barito Kuala yaitu Formasi
Tanjung, tersingkap pada bagian timur daerah
kabupaten tersebut, sedangkan formasi-formasi
batuan lainnya yang tersingkap yaitu Formasi
Berai, Warukin dan Formasi Dahor serta Satuan
Endapan Permukaan yang berupa aluvial dan
gambut ( Tabel 1 ). Stratigrafi satuan batuan
yang terdapat di daerah penyelidikan hanyalah
berupa Satuan endapan alluvium dan gambut
yang berumur Holosen, yang hampir seluruhnya
di dominasi oleh endapan gambut dan sedikit
endapan aluvial.
Struktur Geologi
Secara umum daerah penyelidikan tersebut
berupa pedataran, sedangkan struktur geologi
yang berhubungan dengan kegiatan tektonik,
tidak dijumpai di lokasi daerah penyelidikan,
akan tetapi disebelah timur wilayah Kabupaten

Barito Kuala terdapat beberapa struktur sinklin
dan antiklin, yang dikenal dengan nama
antiklinorium Meratus, yang terdapat di bagian
timurlaut Kota Banjarmasin dan sekitarnya,
yang sumbu sumbu utama umumnya berarah
timurlaut - baratdaya. Sedangkan patahan naik
umumnya juga berarah timurlaut - baratdaya.
Indikasi Endapan Gambut.
Potensi lahan gambut di Indonesia merupakan
peringkat nomer empat terbesar dunia, dan
berdasarkan kajian pustaka diambil dari tulisan
penyelidikan terdahulu, yaitu mengenai dataran
rendah dan rawa-rawa sepanjang pantai timur
Sumatra dan pantai barat sampai selatan
Kalimantan yang terbentuk kira-kira 5000 tahun
yang lalu, menyebutkan bahwa Wilayah Pesisir
barat sampai selatan Pulau Kalimantan
umumnya terdiri dari endapan gambut yang
sangat luas, seperti halnya di daerah Inventarisi
disekitar lokasi daerah penyelidikan, yaitu di

daerah Barambai dan sekitarnya, Kabupaten
Barito Kuala, dari 50% wilayahnya didominasi
oleh endapan gambut, sisanya berupa endapan
aluvial
Indikasi endapan gambut di lapangan, yaitu
ditandai dengan adanya morfologi bentang alam
pedataran. Terdapat rawa-rawa yang airnya
berwarna cokelat tua sampai kehitaman, dengan
pola aliran air yang bermeander dan mempunyai
ketinggian permukaan yang hampir sama dengan
permukaan air laut. Tanah di daerah ini

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

umumnya berwarna cokelat tua sampai
kehitaman, sangat lunak dan mudah ditusuktusuk, tanah di daerah tersebut umumnya kurang
subur, meranggas serta kering, asam dan mudah
terbakar pada musim kemarau, yang disebabkan
oleh turunnya permukaan air tanah pada

endapan gambut, sehingga endapan gambut
menjadi sangat kering. Pada endapan gambut
yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 meter,
umumnya dijumpai pemukiman penduduk,
perkebunan tanaman keras seperti kelapa sawit,
tetapi pada endapan gambut yang mempunyai
ketebalan lebih dari 1 meter umumnya
ditumbuhi oleh tanaman semak seperti
rerumputan liar serta hutan kayu galam yang
khas terdapat di daerah Kalimantan Selatan.

KEGIATAN PENYELIDIKAN
Penyelidikan Lapangan.
Penyelidikan tersebut yaitu untuk melakukan
evaluasi mengenai sumberdaya dan kualitas
endapan
gambut
pada
lokasi
daerah

penyelidikan, dengan melakukan kegiatan
pengukuran koordinat memakai alat GPS, serta
ketinggian permukaan lokasi titik bor gambut
memakai alat Altimeter, dan melakukan
kegiatan bor tangan untuk uji kedalaman serta
pengukuran ketebalan endapan gambut dengan
melakukan diskripsi hasil bor, disertai
pengambilan contoh gambut untuk dianalisis di
laboratorium kimia dan fisika mineral. Dari
perolehan data lapangan tersebut akan dibuat
tabel lokasi titik-titik bor gambut, yang berisi
koordinat titik bor, ketinggian topografi gambut
pada lubang bor dan ketebalan endapan gambut.
Dari perolehan data endapan gambut pada
daerah penyelidikan, akan dibuat isopach
endapan gambut dengan interval 1 meter dan
penampangan, dengan sekala 1 : 50.000. Hal ini
dilakukan
untuk
menghitung

cakupan
sumberdaya endapan gambut disekitar daerah
tersebut, demikian pula mengenai evaluasi
kualitasnya.
Metoda
Pengumpulan
Data,
meliputi
pengumpulan data sekunder dan data primer.
Pengumpulan data sekunder merupakan
pengumpulan data sebaran endapan gambut
yang
diperkirakan
tersebar
di
daerah
penyelidikan, yang dapat diperoleh dari kantor
PEMDA dan kantor terkait lainnya serta dari

usaha pertambangan, yang digabungkan dengan
data yang ada di Pusat Sumber Daya Geologi,
sedangkan data primer yaitu data endapan
gambut yang diperoleh dari pelaksanaan
pekerjaan lapangan di daerah penyelidikan dan
sekitarnya, yang meliputi pekerjaan Pemetaan,
Pemboran,
Pengukuran,
Pencatatan,
Pengambilan contoh endapan gambut dan
sebagainya, dengan menggunakan peralatan
lapangan.
Pengumpulan Data Lapangan
Meliputi pengumpulan data primer, yaitu
melakukan penyelidikan dan evaluasi mengenai
sebaran, bentuk endapan dan sumberdaya serta
kualitas endapan gambut pada lokasi daerah
sasaran,
dengan
melakukan
kegiatan
penyelidikan lapangan sebagai berikut :
-Pemetaan Geologi, yaitu untuk menentukan
batas-batas sebaran satuan batuan yang ada
disekitar daerah inventarisasi, terutama batas
antara endapan alluvial dengan endapan gambut
di daerah penyelidikan dan sekitarnya.
-Pemboran, dengan menggunakan bor tangan,
yaitu sebagai bor uji kedalaman serta ketebalan
endapan gambut dari Top sampai Bottomnya,
yang dilakukan secara acak dan semi sistematis
dengan interval jarak tertentu, yang nantinya
untuk pembuatan Peta sebaran dan Isopach
endapan gambut.
-Pengukuran Koordinat dengan GPS serta
Ketinggian Permukaan Lokasi Titik Bor gambut
dengan menggunakan alat altimeter, yang
selanjutnya untuk di plot pada peta kerja, guna
pembuatan penampangan endapan gambut.
-Mendiskripsi dan mencatat hasil pemboran
gambut mengenai ciri-ciri dan perubahan sifat
fisik endapan gambut, seperti warna, tingkat
pembusukan, kandungan serat dan akar, serta
klasifikasi lainnya sampai ke dasar endapan
gambut.
-Pengambilan contoh endapan gambut pada
posisi kedalaman tertentu secara komposit,
dengan kode tertentu, yang nantinya akan
dianalisis di Laboratorium.
Data Pemboran Gambut.
Data pemboran endapan gambut di daerah
penyelidikan tersebut, dibuat dari hasil kegiatan
pemboran tangan gambut dan pengukuran
koordinat serta ketinggian dari setiap lokasi
titik-titik bor di lapangan. Penempatan lokasi

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

titik-titik bor di lapangan tersebut direncanakan
dan ditentukan secara acak dan semi sistematis
yang disesuaikan dengan sarana dan prasarana
yang ada di lapangan, yaitu dengan cara
menyusuri sungai, jalan setapak kanal dan
paritan.
Jarak titik-titik bor terdekat yaitu berkisar dari
250 meter hingga 1500 meter dalam setiap jarak
penyusuran lintasan pemboran. Setiap titik
lokasi bor telah diukur koordinatnya dengan
menggunakan GPS 12CX merek Garmen dan
diukur ketinggiannya dari permukaan air laut
dengan menggunakan alat ukur altimer SILVA
merek Alba, yang mana mengambil datum yang
ada dari Desa Antar Jaya dengan ketinggian
sekitar 12 meter dari permukaan air laut.
Daerah penyelidikan dialiri sungai besar
utama yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas
Murung yang terdapat pada bagian timur dan
barat daerah penyelidikan, mengalir dari arah
timurlaut kearah baratdaya yang dihubungkan
dengan tiga buah kanal utama dan puluhan
Kanal Sekunder, maka dari beberapa Kanal
Sekunder dihubungkan dengan paritan tersier
dan jalan setapak. Kegiatan pemboran gambut di
sekeliling daerah penyelidikan tersebut telah
dilakukan pemboran sebanyak 70 lokasi titik
bor, yaitu dari kode nomor bor BR-01 sampai
BR-70, yang letaknya kira kira terdapat pada
bagian
tengah
sebelah
utara
daerah
penyelidikan, yang mana diperkirakan masih
banyak terdapat adanya sebaran endapan
gambut. Oleh karena itu, data titik-titik bor
endapan gambut yang menyangkut data
ketebalan, koordinat dan elevasi titik bor, telah
dirangkum dan ditabulasikan.
Sifat Fisik Endapan Gambut.
Warna, warna endapan gambut yang terdapat
dekat permukaan, setempat dijumpai berwarna
cokelat tua sampai kehitaman. Warna hitam
diperkirakan karena pengaruh dari terbakarnya
material pembentuk gambut di permukaan, serta
pengaruh dari derajat pembusukan dan
kandungan zat organik. Selanjutnya di bagian
tengah, umumnya endapan gambut berwarna
cokelat tua, warna ini bergradasi menjadi cokelat
kehitaman bila semakin dekat dengan dasar
sedimentasi. Dasar sedimentasi umumnya
berupa endapan lempung dan lanau, berwarna
abu-abu gelap, dengan sisipan tipis berupa
laminasi dari karbonan sisa tumbuh-tumbuhan.

Derajat
Pembusukan
(H),
derajat
pembusukan endapan gambut di daerah tersebut,
teutama yang dekat permukaan, mempunyai
tingkat pembusukan relatip sedang, adapun
untuk daerah yang mendekati dasar cekungan,
derajat pembusukannya tinggi. Namun secara
umum sebaran ke arah horisontal tidak
memperlihatkan perubahan perbedaan yang
mencolok, terutama pada bagian tengah yang
mempunyai tingkat pembusukan sedang, yang
menurut sekala Van Post yaitu berkisar dari H5
sampai H7, atau dalam kelompok Hemic - Safric
sampai Safric dengan kandungan serat berkisar
dari 10% - 15%.
Kandungan kayu (W), kandungan kayu
dalam satu sekuen dari atas sampai ke bawah
dalam suatu endapan gambut yaitu tidak
homogen, kandungan kayu dijumpai pada
bagian bawah dalam jumlah yang relatip rendah
dibandingkan pada bagian atas, hal ini
dipengaruhi oleh faktor derajat pembusukan
serta kecepatan pembentukan gambut, biasanya
kayu yang terdapat dibawah muka air tanah,
lebih cepat mengalami proses penggambutan,
sedangkan kayu yang terdapat diatas muka air
tanah mengalami pembusukan. Kandungan kayu
di daerah tersebut hanya sekitar 5% sampai
10%.
Kandungan Akar (R), umumnya dijumpai
pada bagian atas dalam endapan gambut, tetapi
jumlahnya tidak banyak, yaitu berkisar dari 5%
sampai 10%. Akar ini diperkirakan berasal dari
tumbuhan baru yang baru tumbuh diatas
tanaman lama yang sudah hancur.
Kandungan Air (M), kandungan air atau
kelembaban berkaitan erat dengan kondisi muka
air tanah. Gambut yang terdapat diatas muka air
tanah biasanya mempunyai kelembaban sekitar
80% sampai 90%, sedangkan yang terdapat
dibawah muka air tanah biasanya mempunyai
kelembaban lebih besar dari 90%. Kondisi
kandungan air tersebut juga dipengaruhi oleh
keadaan cuaca pada saat pengambilan contoh di
lapangan.
Analisis Laboratorium.
Secara megaskopis, endapan gambut berwarna
cokelat tua kehitaman, dengan derajat
pembusukan di daerah tersebut relatip sedang
sampai tinggi. Kandungan kayu dan akar dalam
satu sekuen dari atas sampai ke bawah yaitu
tidak homogen dan relatip sedikit. Kandungan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

HASIL PENYELIDIKAN

dan rawa-rawa yang segera ditumbuhi oleh
tanaman rawa seperti nipah dan bakau yang
kemudian disusul oleh tumbuhan hutan rawa.
Lingkungan pengendapan yang tadinya Fluvial
berubah menjadi Paralik, yang mana tumbuhan
dan binatang air tawar mulai berkembang.
Tumbuhan yang telah mati, roboh dan
sebagian besar terendam terawetkan dalam
rawa-rawa, yang jenuh air dan tidak teroksidasi,
selanjutnya dengan bantuan bakteri aerobic dan
baketi anaerobic, tumbuhan tersebut terurai
menjadi sisa-sisa tumbuhan yang lebih stabil,
yang selanjutnya terproses menjadi endapan
organic yang disebut gambut (peatification).
Sifat dari endapan gambut ini adalah selalu
jenuh air hingga 90% walaupun letaknya diatas
permukaan laut, seperti yang terdapat pada
daerah lokasi inventarisasi. Adapun endapan
gambut yang terdapat di daerah ini disebut
gambut naik (rise mire) atau disebut juga
gambut Ombrothrop, yang berbentuk seperti
kubah (dome). Berdasarkan data pengukuran
dasar (bottom) endapan gambut di daerah
tersebut, pada umumnya diatas permukaan laut,
yang menunjukkan bahwa permukaan air laut di
daerah tersebut turun kembali setelah terjadinya
endapan gambut.

Geologi Endapan Gambut.
Pada Awal Kuarter adalah merupakan Zaman
Es (Diluvium), sehingga terjadi penurunan muka
air laut (regresi) yang menyebabkan erosi kuat di
hulu-hulu sungai dan menghasilkan endapan
batuan kasar seperti gravel dan kerikil yang
disebut “Old alluvium” yang diendapkan di atas
sedimen Tersier yang menjadi dasar cekungan
gambut.
Setelah akhir dari fase regresi, yang
berlangsung pada perioda “Wurm”, yaitu pada
Akhir Plistosen sampai Awal Holosen, dengan
mencairnya Zaman Es, maka permukaan air laut
naik (transgresi) perlahan sampai sekarang.
Peningkatan air laut tersebut dibarengi dengan
Peningkatan suhu dan curah hujan di
daerahKalimantan dan
Sumatera, yang
menyebabkan batuan di sepanjang Perbukitan
Scwaner dan Meratus mengalami pelapukan
kimia yang kuat dan menghasilkan endapan
lempung halus pada garis pantai di Pesisir pantai
barat dan selatan Kalimantan, sehingga garis
pantai semakin maju kearah laut, selanjutnya
terbentuklah tanggul-tanggul sungai, meander

Potensi Endapan Gambut.
Potensi endapan gambut di daerah
penyelidikan yaitu relatif tidak banyak bila
dibandingkan dengan lahan gambut yang ada di
pesisir barat dan selatan Kalimantan lainnya,
karena selain sebarannya sedikit dan tipis tipis,
serta sering dibakar oleh penduduk, luas gambut
hanya tinggal ribuan Hektar saja, adapun model
dan bentuk geometri endapan gambut tersebut
seperti kubah atau dome yang umumnya
cembung kebawah. Gambut di daerah ini
berwarna cokelat tua sampai kehitaman, tidak
banyak mengandung serat kayu dan akar, tingkat
pembusukannya relatip sedang sampai tinggi,
oleh karena itu gambut di daerah ini dapat
digunakan sebagai briket bahan bakar, maupun
sebagai bahan baku media tanaman.
Berdasarkan hasil olah data di lapangan,
maka data ketebalan endapan gambut dari 70
buah lokasi titik-titik bor, yang telah
menghasilkan bentuk sebaran dan gambaran
mengenai isopach endapan gambut yang
berinterval 1 meter, dapat diketahui bahwa
endapan gambut di daerah tersebut mempunyai

air atau kelembaban cukup besar. Analisa kimia
dan fisika contoh endapan gambut dilakukan
secara komposit, adapun jenis pengerjaan
analisis kimia dan fisika contoh gambut di
laboratorium dengan parameternya yang akan
diuji yaitu: Lembab Nisbi (LN), Lembab Jumlah
(LJ), Persentasi Air Tertambat (M), Zat Terbang
(VM), Karbon Tertambat (FC), Kandungan Abu
(Ash), Sulfur Total (S), Bulk Density (BD),
Nilai Kalori (CV) dan Keasaman (pH). Adapun
contoh endapan gambut yang telah diuji di
laboratorium yaitu berjumlah sebanyak 12 buah
contoh, yang mana diperkirakan dapat mewakili
daerah
penyelidikan
tersebut
secara
proporsional, yaitu yang diambil pada setiap
perubahan interval ketebalan dari endapan
gambut di lapangan, yang mana contoh gambut
tersebut dicampur dari bagian atas sampai
bawah secara komposit. Contoh gambut yang
telah dianalisis di laboratorium adalah sesuai
dengan daftar kode contoh dari lapangan sebagai
berikut : BR-04, BR-08, BR-20, BR-28, BR-32,
BR-40, BR-43, BR-45, BR-50, BR-55, BR-60,
BR-68.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

model endapan yang berbentuk kubah ( dome )
yang mempunyai ketinggian bottom kubah
sekitar 7 meter dan top kubah sampai 12 meter
diatas muka air laut serta mempunyai ketebalan
hingga lebih dari 5 meter ( Gambar 3 ), maka
Sumberdaya Tereka endapan gambut yang
tebalnya lebih besar dari 1 meter di daerah
penyelidikan tersebut dapat dihitung.
Perhitungan tonase sumberdaya endapan
gambut kering tersebut yaitu dalam bentuk
perkalian Volume Gambut basah dengan besaran
Bulk Density, sedangkan Volume Gambut basah
diperoleh dari perkalian antara Luas antar
Isopach sebaran gambut dikalikan dengan
ketebalan rata-rata antar isopach tersebut. Luas
daerah sebaran endapan gambut di Blok Barat
yaitu sekitar 24.438.043m2 dan di Blok Timur
sekitar 15.662.957m2 Sehingga luas sebaran
endapan gambut seluruhnya yaitu sekitar
40.100.998m2 atau sekitar 4.010 Hektar. Maka
hasil perhitungan Sumberdaya Tereka endapan
gambut kering yaitu sekitar 9.582.683 Ton,
dengan ketentuan bahwa besaran dari Bulk
Density yaitu berkisar sekitar 0,12 sampai 0,14.
Keterangan lain mengenai hasil perhitungan
Sumberdaya Tereka endapan gambut di daerah
penyelidikan
tersebut
dirangkum
dan
ditabulasikan seperti dalam tabel ( Tabel 3 )
Maka total sumberdaya Tereka endapan
gambut di daerah penyelidikan yang mempunyai
ketebalan antara 1 meter sampai lebih dari 5m
yaitu sekitar 9.582.683 Ton gambut kering, dan
mempunyai luas sebaran endapan gambut yang
mempunyai ketebalan lebih dari 1 meter yaitu
sekitar 4.010 Hektar.
Dari hasil analisis laboratorium telah
diperoleh kesimpulan bahwa nilai kisaran
analisis kimia dan fisika endapan gambut di
daerah penyelidikan adalah sebagai berikut : 1.
Lembab Nisbi berkisar dari 84,13 % sampai
99,36 %; 2. Lembab Jenuh berkisar dari 85,50 %
sampai 99,42 %; 3. Moisture berkisar dari 8,64
% sampai 10,39 %; 4. Volatile Matter berkisar
dari 48,26 % sampai 56,30 %; 5. Fixed Carbon
berkisar dari 28,03 % sampai 32,31 %; 6. Ash
(abu) berkisar dari 3,25 % sampai 15,07 %; 7.
Total Sulphur berkisaran dari 0,85 % sampai
1,27 %; 8. Bulk Density berkisar dari 0,11
sampai 0,14; 9. Ph (keasaman) berkisar dari 3,0
sampai 3,5; 10. Calorific Value, berkisar 4254
sampai 5051 Cal/gr. ( Tabel 2 )
Prospek Pemanfaatan Gambut.

Prospek pemanfaatan dan pengembangan
endapan gambut, mengingat sebaran lahan
gambut yang relatif tidak luas di daerah ini,
maka pemanfaatan lahan gambut tersebut dapat
dibagi menjadi 3 kelompok zona daerah
berdasarkan ketebalannya, yaitu :
Kelompok pertama, daerah lahan gambut
yang mempunjai ketebalan gambut kurang dari 1
meter, disarankan dapat digunakan sebagai lahan
pemukiman penduduk dan persawahan, karena
daerah ini sebagian besar terdiri dari endapan
alluvial dan gambut tipis. Pembuatan bangunan
di daerah ini akan lebih stabil bila dibandingkan
dengan daerah lainnya, dan persawahan akan
lebih baik karena mengandung nutrisi yang
cukup.
Kelompok kedua, daerah lahan gambut yang
mempunyai ketebalan gambut berkisar dari 1
meter hingga 2 meter, disarankan dapat
digunakan sebagai lahan perkebunan, terutama
tanaman keras seperti kelapa sawit, karet dan
kayu-kayuan lainnya, karena akar tanaman keras
tersebut masih bisa mencapai pada lapisan
sedimen yang berada dibawah lapisan gambut
bila sistem pengairannya baik.
Kelompok ketiga, daerah lahan gambut yang
mempunyai ketebalan gambut lebih dari 2 meter
dan posisinya berada diatas muka air laut,
disarankan dapat dimanfaatkan untuk bahan
baku industri, sebagai bahan baku energi industri
yang berupa briket dan sebagainya, karena
menurut hasil analisis megaskopis gambut di
daerah ini adalah baik untuk bahan baku energi
dan media tanaman, disarankan pula bila
ketinggian gambut dibawah atau sama dengan
permukaan air tanah, sebaiknya lahan gambut ini
baik untuk konservasi alam guna menjaga
ekosistem lingkungan air tanah dan sebagainya.
Kegunaan gambut yaitu dapat dimanfaatkan
pada berbagai keperluan seperti bahan bakar dan
bahan dasar industri. Sebagai bahan bakar bisa
berupa sod peat dan milled peat, yang kemudian
dapat dikembangkan lagi menjadi briquettes,
pellets, gas dan lainnya. Bahan bakar ini dapat
digunakan untuk industri seperti industri
pembangkit tenaga listrik, semen, keramik, gelas
atau dipakai untuk keperluan rumah tangga.
Sebagai bahan dasar industri, gambut dapat
menghasilkan bahan-bahan tertentu setelah
mengalami proses tertentu pula, seperti untuk
lumpur pemboran, pelarut plastik, karbon aktip
yang berporosity tinggi, macam-macam gas,

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

lilin, bahan penyerap (air, protein, sulfat dan
pewarna), bila ditambah sodium sulfat dapat
menyerap logam berat (Air raksa, Pb, Cd),
dengan menambah unsur tertentu gambut dapat
dipakai sebagai pupuk, dan serat-serat gambut
dapat dipakai sebagai boart.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kenampakan megaskopis, endapan gambut
di daerah ini berwarna cokelat tua kehitaman,
dengan tingkat pembusukan sedang, H5 – H7
(hemic - safric), kandungan serat umumnya
sekitar 10% sampai 15%, sedikit terdapat serat
kayu dan akar, kadar kandungan air umumnya
cukup tinggi. Ketebalan endapan gambut
mencapai lebih dari 5 meter. Posisi dasar
endapan gambut mencapai 7 meter diatas
permukaan air laut, sedangkan posisi puncak
kubah endapan gambut bisa mencapai 12 meter
diatas muka air laut, dengan bentang alam
umumnya pedataran dan di beberapa tempat
bermorfologi sedikit berundulasi lemah.
2. Hasil analisis laboratorium digunakan
untuk mengetahui mutu endapan gambut, yang
secara tidak langsung akan berpengaruh pula
dengan penentuan pemanfaatan dan penggunaan
endapan gambut tersebut, yang antara lain
mempunyai kadar abu rata – rata sekitar 5,35 %,
total sulhpur rata – rata sekitar 0,97 % dan
Calorific value rata - rata sekitar 4828 Cal/gr.
3. Sumberdaya Tereka endapan gambut yang
mempunyai ketebalan lebih besar dari 1 meter di
daerah penyelidikan tersebut yaitu sekitar
9.582.683 Ton gambut kering dengan Bulk
Density sekitar 0,11 sampai 0,14. Luas sebaran
lahan gambut yang ketebalannya lebih besar dari
1 meter yaitu sekitar 4.010 Hektar.
4. Potensi utama bahan galian yang terdapat
di daerah, Kab Barito Kuala adalah endapan
gambut, sebab selain ketebalan gambut hingga
mencapai lebih besar dari 5 meter, yang
penyebarannya menebal pada bagian tengah
utara daerah penyelidikan, mempunyai bentuk
geometri serta model endapan gambut yang
menyerupai kubah atau dome, yang posisi
umumnya terletak di atas permukaan air laut,
sehingga sangat memungkinkan lahan gambut
tersebut untuk dimanfaatkan / dikembangkan
lebih lanjut.

Saran.
Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu,
bahwasanya eksploitasi endapan gambut
disarankan hanya pada daerah-daerah lahan
gambut yang ketebalannya di atas 2 meter dan
yang posisinya diatas permukaan air laut,
dengan mempertimbangkan ekosistem air tanah
dan hidrologi yang harus tetap terjaga.
Lahan yang telah rusak karena tebal gambut
yang umumnya kurang dari 1 meter habis
dibakar, maka harus direvitalisasi agar dapat
difungsikan kembali.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And
Development Of The Peat Swamps Of Serawak
And Brunei. Journal of Tropical Geography. vol.
18, 1964.
2. Diemont, W.H., and Supardi, 1986:
Genesis of Indonesia Lowland Peats and
Possibilities for Development. Symposium
and exhibition lowland development in
Indonesia, Jakarta. University of Illinois.
3. Euroconsult, (1984) : Preliminary
Assestment of Peat Development Potential.
Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The
Netherland.
4. Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974):
Global changes in post Glacial Sea Level.
A Memorial Calculation Quartenary Research
P.264-287.
5. James C. Cobb and C. Blaine Cecil.,
1993, Modern and Ancient Coal Forming
Environments; The Geological Society of
America, Special Paper 286.
6. Keller G.H., Richards A Drian F.,1967;
Sediments of the Malacca strait, Southeast
Asia, Department of Geology, University of
Illinois, Urbana, Illinois.
7. N. Sikumbang dan R Heryanto., (1994),
Peta Geologi Lembar Amuntai Kalimantan
Selatan, P3G Bandung.
8. Shell International, (1983) : Utilization of
Indonesian Peat for Power Generation. Shell
International Petroleum, London.
9. Truman Wijaya, (2001), Penyelidikan
Pendahuluan Endapan Gambut Daerah
Muara Pulau dan Sekitarnya, Kalimantan
Selatan, Dit Inventarisasi Sumberdaya
Mineral, Bandung.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 1. Stratigrafi Regional Formasi Batuan Sekitar Daerah Penyelidikan
Kala

Formasi

Lithologi

Lingk.
endapan

Holosen

Aluvium

Gambut, sisa tumbuhan, lempung, pasir
dan lanau.Berupa endapan sungai, rawa

Paralic

Plistosen

Dahor

Batupasir tufaan dan konglomerat lepas
lempung, oksida besi, lignitan abu-abu.

Fluviatil

Pliosen

Warukin
Atas

Batupasir selingan batulempung dngan
Sisipan batubara hingga 20 meter

Darat-laut

Miosen

Warukin
Bawah

Batupasir kapuran berfosil, napal,
batulempung dan batupasir kuarsa

Laut

Oligosen

Berai

Napal, batugamping massif, tebal,
berfosil Sisipan serpih abu-abu.

Laut

Eosen

Tanjung

Zaman

Kuarter

Tersier

Batupasir kuarsa, serpih dengan sisipan
batubara,setempat sisipan batugamping

Darat-laut

Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Kimia Endapan Gambut Daerah Barambai, Kalsel
ANALYSIS

UNIT

HASIL ANALYSIS

BASIS

Kisaran

Rata-rata

Lembab Nisbi

%

ar

84,13

99,36

89,32

Lembab Jumlah

%

ar

85,50

99,42

90,34

Moisture

%

adb

8,64

10,39

9,57

Volatile Matter

%

adb

48,26

56,30

53,79

Fixed Carbon

%

adb

28,03

32,23

31,29

Ash

%

adb

3,25

15,07

5,35

Total Sulphur

%

adb

0,85

1,27

0,97

Bulk Density

adb

0,11

0,14

0.127

Ph

adb

3,0

3,5

3,2

adb

4254

5051

4828

PROXIMATE

Calorific value

Cal / gr

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 3. Hasil Perhitungan Sumberdaya Endapan Gambut Daerah Penyelidikan
Isopach
(m)
Blok Barat

No

Tebal
(m)

Luas
(m2)

Volume
(m3)

Bulk
Density

Sumberdaya
(ton)

1

1-2

1,5

16.520.172

24.780.258

0,14

3.469.236

2

2-3

2,5

4.200.013

10.500.033

0,12

1.260.004

3

3-4

3,5

2.433.736

8.518.076

0,12

1.022.169

4

4-5

4,5

1.002.572

4.511.574

0,12

541.389

5

>5

5

281.550

1.407.750

0,12

168.930

Blok Timur
1

1-2

1,5

14.181.202

21.271.803

0,13

2.765.334

2

>2

2

1.481.753

2.963.506

0,12

355.621

40.100.998

73.953.000

Jumlah

9.582.683

DAERAH PENYELIDIKAN

Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan Endapan Gambut di Daerah Barambai
Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DAERAH PENYELIDIKAN

Gambar 2. Peta Geologi Regional disekitar Daerah Penyelidikan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3
BARABAI
Pantai Hambawang

114°40'00" BT

39'

Mu
run
g
Ka
pu
as

H.

1

2
at
ng
ma
3
Se
an
ter
Ve
H.

ter
Ve

an

Karya Jadi

H.

ter
Ve

an

1

BR-62 H.
BR-63

0,5 m

H.

lai
Ni

BR-64

rc
na
Si

H.

H.

1,2 m

BR-65

2

2°55'00" LS

m

ti
pa

L A U T

ak
. Pu

8

H.

H.

KECAMATAN
BAKUMPAI

ri
Ak

H.

Ko

dr

a

at
H

H.

Pe

BR-27

H.

1,4 m

Pe
H.

1

BR-28
2,5 m

Si

. Si

U

an
ap
ar
rH
na

54'

ri
r Sa
na
om
.R
H

tik
an

H

ar
.K

ni
ta
ya

1

Antarbaru
2

BR-25

3,0 m

0,3 m

BR-29

0,0 m

BR-16

1,2 m

1,4 m

H

i3
an
at
ry
. Ka

SKALA 1 : 50.000

BR-24

BR-22

2,5 m

m
La

. Km
H

runa
Ta

1,0 m

3,5 m

BR-48
BR-19

0,0 m

Pitran

1,8 m
H.

H
H

H.

. Si

m
pa

Pal
ang
kai

BR-20

BR-15

2,5 m

1,0 m

BR-18

1,7 m

BR-13

1,5 m

BR-17

2

3

4

5 Km

2

4

6

8

10 Cm

1,2 m

0,4 m

BR-08

57'

Lokasi Titik Bor Gambut
BR-45 : Lokasi titik bor
3 m : Kedalaman gambut

BR 45
3m

1,2 m

0,3 m
. Le

1

0

KETERANGAN :

1,3 m

BR-21
KECAMATAN
BARAMBAI

BR-12
H

0

56'

BR-14

. Ba
ru

ng
ga
ya

Pi
tra
n

57'
wu

BR-11
H.

H.

H.

Be
lah

an

Ba

0,0 m

Si
m
pa
ng
Me
ru
nd
un

Rig
et

BR-04

BR-05

BR-03

1,1m

Ma

ka
lag
un

Ma

BR-07

1,1 m

0,3 m

2

3

1

Isopach Endapan Gambut

Barambai Karyatani

Rumah/Gubuk

Dwipasari
H.
H.
Sa

BR-09

0,8 m

0,3 m

58'

H.

116° BT

Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah

53'

i
uc

lita

2
0,3 m

1,5 m

J A W A

115°BT

st
. Ka
H

5,4 m

A

H. Ma
lang
pan
glim
a

. Si

a
ag
Si

BR-43

BR-47

Badandan

u

H.

0,3 m

3,2 m

P. LAUT

4° LS

na
ru
ta
er
nd
ku
. Se
H

2°55'00" LS

ng
kin
ga
nb
ar

ru
Ba

H

n
ria
Du

BR-45

BR-23
. Ca

p
du

H

BR-26

BR-33
BR-41

Pagatan

Satui

n
ra
la
Ta

H

Handilbaru

H.

Batu Licin

Sabamban

PLEIHARI

52'

jir
An

Cangkingan

Handilbaru

56'

D

A

T

Antar Jaya

0,3 m

BR-40

4,4 m

LIM

LA

Asam-Asam

ti

BR-30

2,2 m

B
BR-42
5
4
3 BR-44
4,5 m

2
1

BR-46
1,7 m

H. Sim
pan
gpu
dak

sip
ku
ng
Ma

BR-31

1,5 m

C

1,3 m

H. Bad
and
an

Pudak

H.

BR-32

0,5 m

SE

N

Kintap

lita

Palingkai

rbak
na

1,1 m

0,0 m

BR-39

BR-58
H. Pal
ang
kaib
ujur

. hi
H

KA

AREAL
PT. ARGOJAYA MANDIRI
(KODECO)

ru
Ba

A
NT

AN

Jorong

0,0 m

BR-38

1,9 m

3,0 m

1,8 m

n
ha

0,9 m

BR-37
BR-54

3,1 m

BR-56
BR-57

da
in
.P

BR-36

BR-55

kiri

kan
an

H

Pe

H. Han
diw
ung

Pulau Petak

Si

ng
bu
da
Ga

an
rap
r Ha
na
Si

H.

H. Ban
gkir
an

H.

lu
hu
ng
Pe

BR-34
BR-35

0,3 m

1,5 m
H. Han
diw
ung

H. Bun
gas
ari

54'

H.

1,1 m

KOTABARU

1,1 m

BR-53

0,0 m

Binuang

BANJARMASIN

51'

BR-51

0,3 m

BR-67

H. Han
ibua
ng

PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH

BR-49

1

. Hi

2

BR-52
Handiwung

BR-50
2,1 m

du
p

1,9 m

0,9 m

H

H. Ben
ama

Ba
ru

BR-66
H. Tala
sjag
a

53'

KALIMANTAN

3°LS

tah
erin
Pem

BANJARBARU

a
ay
ah

0,9 m

BR-68

alan
al/J

i
ad
ap
ng
Bu

Antar Jaya

1,0 m

H.

0,3 m

KANDANGAN

RANTAU

a
rni
Ku

H.

BR-59

1,3 m

BR-61

1,3 m

KECAMATAN
TABUKAN

Lokasi
Penyelidikan

MARTAPURA

H.

BR-60

0,0 m

BR-69

H. Jer
ana
ng

Kan

ri
sa
an
nd
Pa

1,1 m
a
ah
us

BR-70

Po
nti
k

H. Nya
muk

Anjirpalambang

114°45'00" BT

Tambarangan

2

H
. Te
la
ga

pan
gbu
nga
l

at
ng
ma
Se

H.

H.

H. Sim

H.

Karya Indah

H. Bin
jai

H. Itik

52'

Ba
ru

1

H.

lai

44'

2

ka
ba

1

Ma
lan
gs
ari

S.

amb
ang

Su

n
uka
S. Tab

Pa
mp
olo

S. Pantang

H. Pal

H.

43'

H
. Ka
bu
au

Munting

H.

Nyamuk

42'

dim
Ko

2°50'00" LS

r
sa
. La
H

H.

Binjai

Palingkau Baru
51'

41'

H.

lita

38'

3

37'

H
.K
ar
ya
ta
ni

36'

ga

114°35'00" BT

34'

H
. Sw
ar

33'

na
rU
sa
ha

32'
Palingkau Lama

H
. Si

31'

S. Karang

2°50'00" LS

114°30'00" BT

BR-02

BR-10

0,0m

0,0 m

58'

lan
g1

Desa/Perkampungan
BR-01

lan
g2

KECAMATAN
BELAWANG

0,4 m

Jalan Utama/Aspal
BR-06
0,0 m
H.
Lu

59'

59'

k
nu

Barambai Kolam Kiri

Jalan Setapak

KAPUAS HILIR

Sungai

Barambai Kolam Kanan
Sumber Rahayu

Belawang Kolam Kanan

Suryakanta

Kanal

Belawang Kolam Kanan

Belawang Kolam Kiri

Belawang Kolam Kanan

Surkanta

3°00'00" LS

3°00'00" LS

CERBON

Handil/Parit

01'

Batas Kecamatan

Sungkai

Batas Provinsi

Karya Baru

Belawang Kolam Kanan

KECAMATAN
CERBON

S.

Belawang Kolam Kanan

Sungairaya

S. Gu
nun
g

Belawang Kolam Kiri

01'

S.

p
ga
ga
Be

u
ya
Ja

BARAMBAI

Sidomulyo

D
B

S.

Ka

C

Penampang

A

m
ba

i

S.

Pendalaman

Barambai Muara

S. Serunai

S. Tin
ggir

an

H

Babatraya

RI
S. B A

S. Sakasan

a

n
ngu
Ru

.H
ab
ib

S.

p
ru
tu
ka
Sa

BARITOKUALA
Kolam Makmur

02'

Sungai Kambat

02'

TO

Pendalaman Baru
S.

Barambai Kolam Kiri

.M
es

jid

H
. An
ut

m
no
ka
ka
Sa

Pinangbahang

H

03'

S.

S. Kali

Waringin Kencana
Ba
ra
ba
i

Sungairasau

Bagagap

O
IT

H
.D
ah
la
n

ng
Lamp
ihu

Pa

Ilu

ha
ng

H.

H.

H.

ram
pang

an

.G
an
tu
ng
H

.D
um
an
H

lay

Pa
ng
su
k

un
g

Bambangin

Ma

H.

Ma

rha
na
ng

Ha

3°05'00" LS

nj
un
g

ja
Ar

Sungaigampaasah

H.

H
. Si

S.

S.

33'

S.
an
mb

Manteren
32'

04'

Sungaibamban

KECAMATAN
SUNGAI GAMPA

Ba

Danau Karya
Blok C
31'

Sungaigampa

arjin
gah

Sukaramai

S.

114°30'00" BT

S. Ban

Handilbarabai
Roham Raya
Tumih

i
ura
S. Sah

3°05'00" LS

R
S.

Ka
de
n
H.

Simpang Jaya
kapuas Timur

S. Hab
aya

Simpangarja

BA

.W
as
pa
da
H

KAPUAS

04'

ku
Ba

Sungaikali

34'

36'

114°35'00" BT

37'

38'

03'

H.

Sinarbaru

BELAWANG

39'

114°40'00" BT

41'

42'

43'

Sungaisahurai
44'

114°45'00" BT

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI

Penampang A-B C-D

PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Vertikal
1 : 500
Skala = ------------------------------Horizontal 1 : 50.000

B

A
15

10

BR-48

BR-47

0,00m

0,00m

BR-46

BR-45

1,7 m

3,0 m

C

BR-44 BR-43 BR-42
4,5 m

5,4 m

4,4 m

BR-41
3,2 m

BR-40

BR-33

1,5 m

0,3 m

PETA SEBARAN ENDAPAN GAMBUT

D
BR-32

BR-31

1,5 m

2,2 m

15
BR-30
0,00m

DAERAH BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

10

5

5

Disusun

: Ir. J.A. Eko Tjahjono, DEES.

Diperiksa

: Ir. Asep Suryana.

Peta

0

0

Digambar

: Agus Maryono

Disetujui

: Ir. Sukardjo, M.Sc.

Tahun : 2007

: 1

Gambar 3. Peta Sebaran Endapan Gambut Daerah Barambai Kab. Barito Kuala