jurnal Debby Yolanda

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Artikel Penelitian

Perbedaan

Kadar

C-Reactive

Protein

Serum

Ibu

pada

Kehamilan Aterm Ketuban Pecah Dini dan Kehamilan Normal
Debby Yolanda1, Ariadi2, Nur Indrawaty Lipoeto3


Abstrak
Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) masih merupakan masalah penting dalam bidang obstetri,
karena berkaitan dengan penyulit atau komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas serta mortalitas maternal dan
perinatal. Salah satu faktor risiko KPD yaitu infeksi. C-reactive protein (CRP) merupakan salah satu protein yang
meningkat pada saat terjadi infeksi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan kadar CRP serum ibu pada
kehamilan aterm KPD dan normal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional. Dilaksanakan di Ruang Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014. Sampel penelitian ini
adalah ibu hamil aterm dengan jumlah 60 orang yang diambil dengan Consecutive Sampling, sampel dibagi menjadi 2
kelompok yaitu ibu hamil ketuban pecah dini dan ibu hamil normal. Pemeriksaan kadar CRP dengan menggunakan
metode ELISA. Data dianalisa menggunakan t-test independent, dan nilai p0,05). Hasil t-test menunjukkan terdapat

Penelitian

Smith et al pada tahun 2012

mempunyai hasil yang berbeda dengan penelitian ini,
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)

939


http://jurnal.fk.unand.ac.id

dimana pada evaluasi keluaran dari penelitian tersebut,

kadar CRP, sitokin, dan fibronektin janin dapat

tidak terdapat perbedaan kadar CRP yang signifikan

membantu dalam mendiagnosis adanya inflamasi intra

antara pasien dengan korioamnionitis dengan pasien

amnion.

tanpa korioamnionitis. Namun peningkatkan CRP pada

meningkat jika terdapat infeksi mikroba ataupun tanpa

pada penelitian ini secara signifikan dapat digunakan


adanya

sebagai identifikasi korioamnionitis pada kejadian

ditambahkan bahwa interleukin 6 (IL-6) merangsang

KPD.19

produksi CRP. Kadar IL-6 akan meningkat sebelum
Lee et al pada tahun 2011 juga meneliti

terjadi

Dinyatakan juga bahwa kadar CRP dapat
infeksi

mikroba.

peningkatan


Dalam

kadar

penelitian

CRP.

ini

Kombinasi

keakuratan diagnostik serum CRP ibu untuk menilai

penggunaan kadar IL-6 dan CRP sebagai prediktor

funisitis dan sepsis neonatal early-onset pada ibu hamil

inflamasi intra amnion dinyatakan mempunyai nilai


dengan KPD prematur ataupun matur. Pada penelitian

prediksi yang lebih baik.23

ini pengukuran CRP dilakukan selama 72 jam pada ibu

Adanya beberapa penelitian yang mempunyai

hamil. Kesimpulan penelitian ini yaitu pengukuran CRP

hasil yang berbeda dengan teori yang ada dan hasil

pada 72 jam sebelum persalinan merupakan factor

penelitian ini mungkin juga disebabkan oleh adanya

independen sebagai prediksi funisitis dan sepsis

keterbatasan penelitian ini. Namun, memang untuk


neonatal early-onset pada ibu hamil dengan prematur

keterbatasan dari penelitian ini, faktor-faktor lain yang

KPD maupun aterm

KPD.20

akan menjadi faktor perancu tidak semua faktor

Sebuah review yang dilakukan oleh Martinez et
al pada tahun 2007, review ini menganalis berbagai

dimasukkan ke dalam kriteria ekslusi sampel penelitian
ini.

penelitian yang meneliti penggunaan CRP sebagai

Pada


penelitian

ini,

jika

melihat

kembali

prediksi kejadian korioamnionitis pada kejadian KPD

distribusi kadar CRP pada sampel, pada ibu hamil

prematur. Namun, hasil penelitian ini menyatakan

normal, dari 30 orang responden dengan hamil normal,

penggunaan CRP sebagai prediksi tunggal untuk


terdapat 8 orang responden yang ditemukan kadar

mendiagnosis kejadian korioamnionitis pada kejadian

CRP lebih tinggi dari normal. Menurut penelitian Wang

KPD tidak

terbukti.21

Penelitian diatas juga meneliti

dan Hoy pada tahun 2005 yang menyatakan bahwa

kegunaan tes CRP sebagai prediksi terhadap dampak

kadar

infeksi intrauterin pada KPD yaitu korioamnionitis,


pertambahan usia, jadi semakin bertambah usia

funisitis,

seseorang maka kadar CRP plasma akan semakin

bahkan

sepsis

neonatal

early-onset.

Sementara penelitian ini tidak menganalisis kegunaan

plasma

meningkat


seiring

dengan

meningkat.23

lebih lanjut dari penggunaan tes CRP sebagai prediksi
dampak infeksi intrauterin oleh KPD.

CRP

Usia, tekanan darah sistilik dan diastolic,
trigliserida, fibrinogen, BMI, insulin dan rasio pinggang-

Penelitian oleh Loukovaraa et al pada tahun

paha berhubungan secara positif dengan kadar CRP,

2002 juga menganalisis konsentrasi CRP serum


artinya semakin bertambah usia maka kadar CRP juga

sebagai penanda infeksi subklinis pada ibu hamil

akan semakin meningkat.24 Penelitian Nazmi et al pata

dengan KPD. Penelitian ini dilakukan karena adanya

tahun

inflamasi

meningkatkan

hubungan yang signifikan antara paritas dengan kadar

konsentrasi CRP dalam serum. CRP pada kejadian

CRP dalam darah, dinyatakan bahwa ibu yang sudah

KPD biasanya berhubungan dengan kejadian infeksi

memiliki 3 atau lebih mempunyai kadar CRP 30% lebih

intrauterin. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan

tinggi dari pada ibu yang belum memiliki anak.25

bahwa adanya peningkatan konsentrasi CRP dalam

Penelitian Sacks et al pada tahun 2004 yang

serum

subklinis

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu

signifikan antara paritas dengan peningkatan kadar

tingkat

menandakan

intrauterine.22

rendah

adanya

dapat

inflamasi

sampel yang diambil oleh Loukovaara yaitu ibu hamil
dengan KPD prematur, sedangkan pada penelitian ini
ibu hamil aterm dengan KPD.

2008

juga

menyebutkan

bahwa

terdapat

CRP dalam darah.26
Berdasarkan data 8 orang responden yang
ditemukan

kadar

CRP

lebih

tinggi

dari

normal

Beberapa penelitian lain juga menyebutkan

didapatkan usia diatas 35 tahun sebanyak 5 orang dan

bahwa deteksi dan estimasi dengan menggunakan

riwayat multipara sebanyak 6 orang responden.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)

940

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Penelitian Gurung tahun 2005 menambahkan faktor

early onset neonatal infection and chorioamnionitis

lain yang mungkin juga menyebabkan peningkatan

in cases of prematur rupture of membranans at or

kadar CRP terlepas dari adanya infeksi yaitu adanya

after 34 weeks of gestation: a two center

penyakit autoimun ibu seperti rheumatoid arthritis (RA),

prospective study. Biomedcentral Journal. 2011;

dan systemic

erythematosus.27

11(26):1-9.

Fungsi bidan sebagai pemberi asuhan dalam

7. Mulyantoro, Inu. Pola kuman aerob di kanalis

hal ini asuhan antenatal yang bermutu tinggi termasuk

servikalis pada ketuban pecah dini. Semarang:

deteksi

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

dini

komplikasi

pertama

kegawatdaruratan

dengan

rujukan.

kehamilan,
kemudian

Sehingga,

penanganan
dilanjutkan

adanya

Kedokteran Universitas Diponegoro; 200:11-5.

faktor

8. RSUD Achmad Mochtar. Profil Rumah Sakit Umum

keterlambatan dalam rujukan ke rumah sakit dapat

Daerah Dr. Achmad Mochtar. Bukittinggi: RSAM;

dihindari, penanganan pasien dengan KPD dapat

2004.

dilakukan lebih cepat dan tepat. Perlu dipahami bahwa

9. Alamsyah M, Handono B. Ketuban pecah dini pada

bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang

kehamilan preterm. Edisi ke-1. Bandung: PT Refika

memiliki posisi strategis terutama dalam deteksi dini

Aditama; 2009.

komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas. Melihat

10. Baratawidjaja K, Rengganis I. Imunologi dasar.

kembali hasil penelitian ini, dengan adanya deteksi dini

Jakarta:

dan diagnosis yang tepat dari bidan sehubungan

Universitas Indonesia; 2010.

Balai

Penerbit

Fakultas

Kedokteran

dengan faktor risiko ketuban pecah dini dan konseling

11. Pitiphat W, Gillman MW, Joshipura KJ, Williams

yang tepat maka proses peradangan dan infeksi

PL, Douglass CW, Rich-Edwards JW. Plasma C-

mungkin dapat dicegah atau perkembangan inflamasi

reactive protein in eary pregnancy and preterm

ataupun infeksi lanjut dapat dikurangi.

delivery. American Jurnal of Epidemiology. October
2005; 162(11):1108-13.
12. Dhok AJ, Daf S, Mohod K, Kumar S. Role of early

KESIMPULAN
Terdapat perbedaan yang bermakna antara

second trimester high sensitivity C-reactive protein

rata-rata kadar CRP serum pada ibu hamil aterm KPD

for prediction of adverse pregnancy outcome.

dan kehamilan normal.

Bioinformatics

Centre

MGIMS.

July

2011;

13(3):141-4.
13. Dahlan S. Besar sampel dan cara pengambilan

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Buku acuan pelayanan kesehatan
maternal

dan

neonatal.

Edisi

ke-3.

Jakarta:

sampel. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
14. Dahlan

S.

Statistik

Untuk

Kedokteran

dan

Kesehatan.Salemba Medika. Jakarta: Salemba

Yayasan Bina Pustaka; 2002.
2. Caughey A, Robinson J, Norwitz E. Contemporary

Medika; 2010.

diagnosis and management of preterm prematur

15. Tavassoli, F. Ghasemi, M. Mohamad-zade, A.

rupture of membranes. Journal of Obstet Gynecol.

Sharifian J. Survey of pregnancy outcome in

2008;1(1):11-22.

preterm prematur rupture of membranes with

3. Feryanto A, Fadlun. Asuhan kebidanan patologis.

amniotic fluid index 5. Oman Medical
Journal. 2010; 25(2):1-6.

Jakarta: Salemba Medika; 2011.
4. Kepmenkes RI. Pedoman pelayanan antenatal

16. Newburn-cook CV, Onyskiw JE. Is older maternal

terpadu Edisi kedua. Jakarta: Direktorat Jenderal

age a risk factor for preterm birth and fetal growth

Bina

Kementrian

restriction? A systematic review. Health for women

5. Sujiyantini, Mufdillah, Hidayat A. Asuhan patologi

17. Goldman JC, Malone FD, Vidaver J, Ball RH,

Kesehatan

Ibu

dan

Anak

Kesehatan RI; 2012.
kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.
6. Popowski T, Goffinet F, Maillard F, Schmitz T,
Leroy S, Kayem G. Maternal markers for detedting

international Journal. 2005; 26:852-75.
Nyberg DA, Comstock CH, et al. Impact of
maternal age on obstetric outcome. Journal of
American

College

of

Obstetricians

and

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)

941

http://jurnal.fk.unand.ac.id

942

23. Wang Z, Hoy WE. Population distribution of high

Gynecologists. 2005; 105:983-90.
18. Lohsoonthom V, Qiu C, Williams MA. Maternal

sensitivity C - reactive protein values in aboriginal

serum C-reactive protein concerations in early

Australians: A comparison with other populations.

pregnancy and subsequent risk of preterm delivery.

Journal of Clinical Biochemistry. 2005; 11(016):1-7.

Clinical Biochemistry Journal. March 2007; 40:5-6.

24. Yamada S, Gotoh T, Nakashima Y, Kayaba K,

19. Smith EJ, Muller CL, Sartorius JA, White DR,

Ishikawa S, Nago N, et al. 2001. Distribution of

Maslow AS. C-reactive protein as a prediksi of

serum C-reactive protein and its association with

chorioamnionitis. JAOA. 2012; 112(10):660-4.

atherosclerotic

20. Lee SY, Park KH, Jeong EH, Oh KJ, Ryu A, Park
KU. Relationship between maternal serum Creactive protein, funisitis, and early onset neonatal

population.

risk

Journal

factors
of

in

a

japanese

Epidemiology.

2011;

153(12):1183-90.
25. Nazmi A, Oliviera IO, Victora CG. Correlates of C-

sepsis. Journal Korean Medicine. 2011; 27:674-

reactive

80.

population-based cohort study of 3827 subjects in

21. Martinez T, Smith P, Lamont RF. Use of Creactive protein as a prediksi of chorioamnionitis in
pretem

prelabour

rupture

of

membranes:

protein

levels

in

young

adults:

a

Brazil. Brazilian Journal of Medical and Biological
Research. 2008; 41(5):357-67.

a

26. Sacks GP, Seyani L, Lavery S, Trew G. Maternal

systematic review. BJOG Journal. 2007; 1471:796-

C-reactive protein levels are raised at 4 weeks

801.

gestation. Journal of Human Reproduction. 2004;

22. Loukovaraa MJ, Alfhtan HV, Kurki MT, Hiilesmaa

19(4):1025-30.

VK, Anderson SHM. Serum highly sensitive C-

27. Gurung S. Positive C-reactive protein and prematur

reactive protein in preterm prematur rupture of

rupture of membrane. Nepal: National Academy of

membranes. European journal of obstetric and

Medical Sciences; 2005.

gynecology. 2002; 110(1):26-8.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3)