5ae58 pertemuan 5 excel

Mengenal Formula pada Excel
Pengantar
Salah satu hal yang membuat aplikasi Excel terkenal adalah kelengkapan fitur Formulas dan
Functions yang di Indonesia mungkin lebih dikenal dengan istilah rumus. Formula dan fungsi
ini digunakan untuk membantu Anda dalam mengerjakan beragam proses perhitungan data
secara cepat dan semi otomatis. Formula ini bisa Anda gunakan dalam perhitungan yang
sederhana hingga yang kompleks, baik untuk data berupa angka, data teks, data tanggal, data
waktu, atau kombinasi dari data-data tersebut.
Contoh penggunaannya misalnya semua karyawan akan mendapat bonus sebesar 5% dari
pendapatan mereka perbulan, bagaimana cara menghitungnya? Dengan proses perhitungan
biasa maka Anda tentunya harus menghitung data karyawan satu demi satu. Namun dengan
menggunakan formula pada Excel, maka Anda cukup mengerjakan perhitungan untuk satu
data karyawan saja dan data-data karyawan yang lainnya akan mengikuti. Dari contoh
sederhana ini bisa dilihat bahwa dengan adanya formula maka pekerjaan Anda bisa
diselesaikan dengan lebih cepat hingga bisa membuat Anda lebih produktif dan lebih efisien
lagi.

Definisi Formula
Secara garis besar Formula pada aplikasi Excel adalah suatu persamaan matematika untuk
menghitung nilai-nilai tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Penulisan formula selalu diawali tanda sama dengan dan umumnya melibatkan operator dasar

matematika. Sebagai contoh, misalkan Anda hendak menghitung 10 + 15 maka formulanya
adalah:
=10+15
Simbol tanda kurung ataupun tanda-tanda lainnya yang umum digunakan dalam operasi
matematika juga bisa Anda gunakan pada formula Excel, misalnya:
=(25+5)*8
Nilai dalam aplikasi Excel dimuat didalam sel atau range yang memiliki alamat tertentu, oleh
karena itu penulisan formula pun umumnya merujuk pada alamat sel-nya dan bukan pada
nilainya, misalnya:
=(A5*A6)+(B5/C5)
Atau dalam beberapa kondisi bisa juga Anda kombinasikan antara alamat sel dengan suatu
nilai tertentu, misalnya:
=(B4+C4)*150

Definisi Fungsi

Jika Anda bekerja dengan data-data yang kompleks, maka formula yang digunakan juga
umumnya semakin kompleks dan tentunya akan semakin panjang. Sebagai contoh, misalkan
saja Anda hendak menghitung nilai rata-rata penjualan dari 8 unit produk, maka formula yang
digunakan adalah:

=(prod1+prod2+prod3+prod4+prod5+prod6+prod7+prod8)/8
Formula sepanjang itu hanya untuk 8 unit produk saja, bagaimana jika produknya ada 100
unit? atau 10000 unit? Sebagai solusinya maka Excel menyediakan fitur yang dinamakan
dengan Function atau fungsi. Secara garis besar fungsi ini bisa dibilang sebuah preset dari
formula yang bertujuan untuk menyederhanakan formula hingga membuat proses
perhitungan data menjadi lebih singkat dan tentunya relatif lebih mudah untuk dikerjakan.
Fungsi-fungsi dalam Excel memiliki nama-nama yang unik. Jika Anda pernah mendengar
kata SUM, itu adalah nama salah satu fungsi yang paling umum diterapkan pada aplikasi
Excel yang kegunaannya untuk mengitung data pada range tertentu. Lalu bagaimana sebuah
fungsi bisa menyederhanakan perhitungan? dari contoh sebelumnya dimana Anda hendak
menghitung nilai rata-rata dari 8 unit produk, maka Anda cukup menggunakan fungsi untuk
menghitung nilai rata-rata yaitu AVERAGE, dengan demikian formula yang digunakan
adalah:
=AVERAGE(range_produk)
Disini sudah jelas terlihat bagaimana sebuah fungsi dapat menyederhanakan sekaligus
menyingkat sebuah formula yang panjang menjadi lebih sederhana. Dalam penerapannya,
fungsi juga umumnya mengacu pada alamat sel. Misalkan saja data untuk 8 unit produk
tersebut terdapat pada sel B5 hingga B12 maka formulanya akan menjadi:
=AVERAGE(B5:B12)


Cara Penggunaan
Cara menggunakan formula pada aplikasi Excel sebetulnya mudah, karena yang relatif sulit
adalah menentukan komponen-komponen penyusunnya, fungsi yang digunakan, serta
argumen yang menyertainya. Untuk menggunakan formula ini Anda tinggal melakukan klik
mouse pada sel atau range dimana Anda ingin menempatkan hasil perhitungan. Sebagai
contoh, pada tabel dibawah ini tentunya Anda harus melakukan klik mouse pada sel D3 yang
akan menyimpan hasil perhitungan dari sel B3 serta sel C3, dan berikutnya Anda tinggal
menuliskan formula yang sesuai pada sel D3 tersebut.

Misalkan saja formula yang akan Anda gunakan pada tabel diatas adalah Harga dikali Jumlah,
maka tahapan yang Anda lakukan adalah:







Klik sel D3
Ketikan tanda =

Klik sel B3
Ketikan tanda *
Klik sel C3
Tekan Enter

Hasilnya secara otomatis akan ditampilkan pada sel D3 yaitu 25000.
Formula yang Anda tuliskan bisa dilihat sekaligus dimuat dalam sebuah bar yang dinamakan
dengan Formula Bar. Anda tentu mengenal lokasi formula bar ini yang merupakan suatu bar
kosong dengan tulisan fx disampingnya serta terletak di bagian atas bidang kerja utama
aplikasi Excel.

Jika suatu sel Anda isi dengan data biasa maka isi sel ini akan sama dengan isi pada formula
bar, namun jika suatu sel Anda isi dengan formula maka sel akan menampilkan hasil
perhitungan dan formula bar akan memuat formulanya. Sebagai contoh, pada gambar berikut
ini dapat dilihat bahwa sel D3 menampilkan data 25000 yang merupakan hasil perhitungan,
sementara formula bar menampilkan =B3*C3 yang merupakan formula yang digunakan. Jika
Anda hendak menyunting formula tersebut maka Anda tinggal meng-klik mouse pada formula
bar atau menekan tombol F2 pada keyboard.

Untuk menuliskan formula ini, ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan

Function Library serta cara manual. Berikut ini penjelasan singkat untuk kedua cara
tersebut.

Menggunakan Function Library
Pada aplikasi Excel 2010, Function Library bisa Anda temukan pada ribbon didalam tab
Formulas. Isinya berupa seperangkat tombol-tombol perintah penggunaan fungsi yang
terbagi kedalam beberapa kategori spesifik seperti misalnya fungsi yang berhubungan dengan
akunting dan keuangan dimuat dalam kategori Financial, fungsi yang berhubungan dengan
operasi matematika dimuat dalam kategori Math & Trig, dan demikian seterusnya.

Untuk menggunakannya, klik pada sel dimana Anda ingin menuliskan hasil perhitungan
kemudian klik salah satu tombol yang sesuai pada group Function Library tersebut.
Berikutnya pada daftar pilihan fungsi yang ditampilkan, klik pada fungsi yang ingin Anda
gunakan.

Kotak dialog Function Arguments kemudian akan ditampilkan dan Anda tinggal mengisikan
argumen pada kolom-kolom isian yang telah disediakan didalam kotak dialog tersebut sesuai
dengan aturan penulisan formulanya. Argumen-argumen ini akan dibahas di bagian lain
dalam rangkaian artikel ini.


Selain tombol-tombol perintah yang spesifik untuk kategori fungsi tertentu, dalam group
Function Library ini terdapat beberapa tombol perintah lain yang bisa Anda gunakan untuk
mempermudah penulisan formula, yaitu:





Insert Functions: Jika Anda klik maka akan ditampilkan kotak dialog Insert
Function yang berisikan seluruh fungsi yang ada berikut kategorinya. Anda tinggal
memilih fungsi yang sesuai untuk langsung menggunakannya. Fasilitas pencarian juga
disediakan dalam kotak dialog ini untuk membantu Anda mencari fungsi tertentu
secara cepat.
AutoSum: Tombol ini bisa Anda gunakan untuk menuliskan fungsi-fungsi dasar yang
umum digunakan.
Recently Used: Berisikan daftar fungsi-fungsi terakhir yang pernah Anda kerjakan.

Menuliskan Formula Secara Manual
Selain dengan bantuan Function Library, Anda juga dapat menuliskan formula berikut
argumen-argumen yang menyertainya secara manual. Cara ini mungkin terlihat lebih sulit tapi

pada penerapannya kadang malah lebih mudah dengan cara manual ini dibandingkan dengan
menggunakan Function Library. Banyak para praktisi Excel yang malah selalu menuliskan
formula dengan cara manual ini, alasannya terutama karena penulisan argumen formula bisa
dikustomisasi / divariasikan dengan lebih bebas. Keuntungan lainnya adalah Anda akan lebih
mengenal lagi argumen untuk suatu formula tertentu hingga Anda bisa menuliskannya pada
sembarang versi Excel tanpa harus mencari tahu terlebih dahulu dimana letak dan bagaimana
cara penggunaan tombol-tombol perintah Function Library pada tiap-tiap versi Excel.
Mengingat banyaknya pengguna Excel yang lebih memilih penulisan formula secara manual
maka pada beberapa versi Excel yang terakhir (2007 / 2010 / 2013), Microsoft pun

memberikan fitur-fitur bantuan untuk mempermudah penulisan formula secara manual ini.
Fitur-fitur bantuan ini diantaranya adalah:


Intellisense: Fitur ini merupakan sebuah fitur AutoComplete yang akan menjaga
penulisan nama fungsi dari kesalahan ketik sekaligus mempercepat Anda dalam
menuliskan nama fungsi yang akan digunakan. Sebagai contoh misalkan Anda hendak
menggunakan fungsi SUM, maka didalam sel Anda tinggal mengetikan tanda “=”
diikuti huruf “S”. Perhatikan bahwa Excel akan menampilkan daftar semua nama
fungsi yang berawalan huruf S. Berikutnya dari daftar tersebut Anda tinggal klikganda pada nama fungsi SUM untuk memuatnya pada formula bar.




Keterangan Penulisan Argumen: Setelah Anda memilih nama fungsi, berikutnya
Excel akan memberikan bantuan informasi tentang argumen-argumen untuk fungsi
tersebut. Sebagai contoh pada gambar berikut ini, dapat dilihat argumen-argumen
yang digunakan pada fungsi VLOOKUP, yaitu lookup value, table_array, dst.

Aturan Penulisan
Ada beberapa aturan penulisan formula yang harus diketahui dan diperhatikan, terutama jika
Anda hendak menuliskan formula dengan cara manual. Berikut ini adalah aturan-aturan
penulisan tersebut.

Tanda Sama Dengan
Tanda sama dengan atau “=” merupakan tanda awal dari penulisan formula yang mutlak harus
dituliskan jika Anda hendak menggunakan formula apapun. Tanda ini juga bisa digunakan
sebagai rujukan ke data pada lokasi lain. Sebagai contoh misalkan sel A1 berisikan data 10.

Pada sel A5, jika Anda ketikan tanda “=” (tanpa tanda kutip) yang diikuti dengan penekanan
tombol Enter maka sel A5 juga akan berisi data 10.


Tanda Kurung
Tanda kurung atau “( )” digunakan untuk memisah bagian-bagian yang dianggap perlu dalam
suatu formula. Penggunaan tanda ini secara garis besar sama dengan penggunaan dalam
operasi matematika biasa, tentunya agar perhitungan menjadi lebih mudah untuk dibaca dan
dianalisa.
Dalam kaitannya dengan penulisan fungsi, maka tanda kurung umum digunakan setelah
menuliskan nama fungsi-nya, selain itu juga umum digunakan untuk memisahkan satu fungsi
dengan fungsi lainnya jika Anda menggunakan multiple fungsi dalam suatu perhitungan.
Berikut ini contoh beberapa penggunaan tanda kurung dalam penulisan formula pada aplikasi
Excel:





=(A1+A2)*(B1+B2)
=SUM(A1:A7)
=A1*(SUM(B1:B10))
…dst…


Tanda Pemisah Argumen / Variabel
Dalam penerapan formula lanjutan, Anda akan banyak menggunakan banyak argumen
ataupun variabel dalam suatu formula. Untuk memisahkan variabel-variabel ini ada dua tanda
yang digunakan yaitu tanda koma “,” atau titik-koma “;”. Tanda mana yang harus Anda
gunakan? Ini disesuaikan dengan seting regional yang Anda gunakan pada Windows dan
Excel:



Untuk seting regional Indonesia, maka tanda pemisah variabel yang digunakan adalah
titik-koma atau “;”
Untuk seting regional selain Indonesia, maka tanda pemisah variabel yang digunakan
adalah koma atau “,”

Cara memeriksa seting regional ini pada Windows 7 adalah sebagai berikut:





Pastikan aplikasi Excel dalam kondisi tertutup.
Start Menu > Control Panel > Region & Language.
Pada jendela Region and Language yang ditampilkan, pilih seting regional yang
ingin Anda gunakan dengan memilihnya di bagian Format dan klik tombol OK untuk
menyetujuinya.

Tanda Kutip / Petik
Tanda kutip atau “ “ digunakan jika Anda hendak menggunakan isi atau data pada sebuah sel
untuk digunakan pada formula. Sebagai contoh pada tabel dibawah ini menunjukan formula
untuk menghitung jumlah data Jeruk yaitu dengan menggunakan fungsi COUNTIF
(penggunaan fungsi ini lebih lanjut dijelaskan pada tulisan yang lain).

Jika formula dituliskan tanpa tanda kutip yaitu:
=COUNTIF(B2:B9;Jeruk)
Maka hasilnya adalah 0 karena Excel jelas tidak mengenali data Jeruk tersebut. Namun jika
data Jeruk pada formula tersebut kita tambahkan tanda kutip seperti berikut ini:
=COUNTIF(B2:B9;”Jeruk”)

Hasilnya akan keluar yaitu 3 karena dengan ditambahkannya tanda kutip tersebut maka
aplikasi Excel akan mengenali data Jeruk tersebut.
Penggunaan tanda kutip ini akan banyak Anda temukan dalam artikel yang lain pada
rangkaian artikel ini yang membahas tentang contoh-contoh penggunaan formula secara
spesifik.

Gunakan Alamat Sel / Range
Penulisan suatu formula hendaknya selalu merujuk pada alamat sel / range dan jangan
merujuk langsung pada isi sel atau datanya, karena hal ini akan membuat formula menjadi
statis dan terkunci hanya untuk data tersebut saja. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut
ini.
Pada sel D2 akan diisikan formula untuk menjumlahkan Data 1 dan Data 2. Jika formula
langsung merujuk pada isi sel-nya, maka formulanya adalah:
=10+7
Hasilnya tentu saja benar yaitu 17, namun jika Anda salin formula tersebut untuk
menjumlahkan baris berikutnya, maka hasilnya tetap 17. Hal ini disebabkan formula menjadi
statis atau terkunci hanya untuk menghitung baris yang pertama saja.

Namun jika Anda merujuk pada alamat selnya, yaitu B2 dan C2, maka formulanya akan
menjadi:
=B2+C2
Hasilnya tetap 17 namun keuntungannya formula akan bersifat dinamis hingga jika Anda
salin formula ke baris berikutnya maka alamat sel akan mengikuti dan menghasilkan nilai
yang benar yaitu 11 yang didapat dari formula baru yaitu:
=B3+C3

Pahami baik-baik beragam aturan penulisan formula ini karena salah sedikit saja dalam
menempatkan simbol atau mungkin tanda tertentu pada formula akan menyebabkan formula
tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Mengenal Fungsi pada Excel
Fungsi SUM
Pada beberapa artikel terdahulu telah dibahas konsep-konsep dasar yang harus Anda ketahui
tentang formula pada aplikasi Excel. Mulai artikel ini, akan dibahas beberapa fungsi dasar
yang umum digunakan dalam formula Excel untuk membantu proses penghitungan data pada
aktifitas pekerjaan sehari-hari.
Fungsi yang pertama dan bisa dibilang merupakan salah satu fungsi yang paling banyak
diketahui dan digunakan setiap pengguna aplikasi Excel adalah fungsi SUM. Fungsi SUM
digunakan untuk menjumlahkan data dari beberapa sel. Aturan penulisannya sebagai berikut:
=SUM(sel awal:sel akhir)
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan
fungsi SUM juga bisa dituliskan sebagai berikut:
=SUM(range)
Sebagai contoh, pada tabel berikut ini akan dihitung nilai Total Penjualan pada sel C7 untuk
data bulan Januari hingga bulan April, yaitu data pada sel C3 hingga C6.

Sesuai dengan aturan penulisan formula yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, maka
cara penulisan fungsi SUM untuk menghitung nilai Total Penjualan tersebut adalah sebagai
berikut:







Pilih sel C7
Ketikan tanda =
Ketikan SUM atau gunakan fitur Intellisense
Ketikan tanda (
Klik sel C3 lalu drag ke sel C6
Ketikan tanda )



Tekan Enter untuk melihat hasilnya

Dan hasil penjumlahan akan ditampilkan pada sel C7 seperti tampak pada gambar berikut ini.

Dengan demikian, formula yang telah Anda gunakan untuk menghitung nilai Total tersebut
adalah:
C7=SUM(C3:C6)
Untuk memeriksa hasil dari penulisan formula ini, cobalah untuk merubah data pada sel C3
hingga C6 dan lihatlah apakah hasil perhitungan pada sel C7 telah berubah. Jika berubah,
maka penulisan formula sudah sesuai

Fungsi AVERAGE
Fungsi AVERAGE digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari sejumlah data pada
beberapa sel. Aturan penulisannya sebagai berikut:
=AVERAGE(sel awal:sel akhir)
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan
fungsi AVERAGE juga bisa dituliskan sebagai berikut:
=AVERAGE(range)
Sebagai contoh, pada tabel berikut ini akan dihitung nilai rata-rata Penjualan per Tahun pada
sel C7 untuk data tahun 2009 hingga 2012, yaitu data pada sel C3 hingga C6.

Maka formula yang digunakan adalah:
C7=AVERAGE(C3:C6)
Dan hasilnya akan ditampilkan pada sel C7 seperti tampak pada gambar berikut ini.

Fungsi COUNT
Banyak pengguna aplikasi Excel yang menganggap fungsi COUNT ini sama dengan fungsi
SUM, padahal kegunaannya jelas berbeda. Jika fungsi SUM digunakan untuk menghitung
jumlah data maka fungsi COUNT digunakan untuk menghitung banyaknya pemilik data.
Oleh karenanya berhati-hatilah saat Anda harus memutuskan fungsi mana yang akan Anda
gunakan, apakah SUM atau COUNT.
Aturan penulisan fungsi COUNT sebagai berikut:
=COUNT(sel awal:sel akhir)
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan
fungsi COUNT juga bisa dituliskan sebagai berikut:
=COUNT(range)
Agar lebih jelas dalam memahami fungsi COUNT ini juga agar tidak tertukar penggunaannya
dengan fungsi SUM, perhatikan contoh berikut ini. Pada tabel yang ditanyakan adalah jumlah
materi training yang ada dan bukan jumlah nilainya.

Maka formula yang digunakan adalah:
C7=COUNT(C3:C6)
Dan hasilnya akan ditampilkan pada sel C7 seperti tampak pada gambar berikut ini.

Perhatikan bahwa walaupun yang ditanyakan adalah jumlah pemilik data, dalam hal ini
Materi Training, namun alamat range yang dimasukan dalam formula tetap range untuk
datanya yaitu C3:C6 dan bukan B3:B6

Fungsi MAX dan MIN
Fungsi MAX digunakan untuk mengetahui nilai maksimum dari sejumlah data dan
fungsi MIN untuk mengetahui nilai minimum juga dari sejumlah data. Aturan penulisan
fungsi MAX dan MIN sama saja, yaitu sebagai berikut:
=MAX(sel awal:sel akhir)
atau
=MIN(sel awal:sel akhir)
Alamat sel awal hingga sel akhir merupakan sebuah range, dengan demikian aturan penulisan
fungsi MAX / MIN juga bisa dituliskan sebagai berikut:

=MAX(range)
atau
=MIN(range)
Sebagai contoh, pada tabel berikut ini ditanyakan berapa nilai maksimum dan minimum untuk
semua nilai yang ada, yaitu data nilai pada sel C3 hingga C6.

Maka formula yang digunakan untuk melihat nilai maksimum adalah:
C7=MAX(C3:C6)
Dan formula yang digunakan untuk melihat nilai minimum adalah:
C8=MIN(C3:C6)
Hasilnya akan ditampilkan pada sel C7 dan C8 seperti tampak pada gambar berikut ini.

Fungsi COUNTIF
Fungsi dalam aplikasi Excel dikelompokan berdasarkan beberapa kategori tertentu, salah
satunya yaitu kategori fungsi Logika (Logic Functions). Fungsi yang terdapat dalam kategori
ini digunakan untuk menghitung atau menganalisa data yang bersandar pada perbandingan
suatu kondisi atau kriteria tertentu hingga fungsi-fungsi yang termasuk dalam kategori ini
lazim disebut juga dengan Conditional Functions. Ada banyak fungsi yang terdapat pada
kategori ini dimana hampir sebagian besar nama fungsinya memiliki akhiran IF yang jika
diartikan secara harfiah adalah "jika". Fungsi logika juga pada umumnya banyak melibatkan
penggunaan operator pembanding yang telah dibahas sebelumnya pada artikel Operator
Pembanding.
Fungsi COUNTIF termasuk kedalam kategori Logic Functions tersebut. Fungsi ini pada
dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan fungsi COUNT yaitu untuk menghitung
banyaknya data. Namun pada fungsi COUNTIF, banyaknya data ini hanya akan dihitung jika
sesuai dengan kriteria atau kondisi tertentu. Aturan penulisannya sebagai berikut:
=COUNTIF(Range Data;Kondisi)
Dari aturan penulisan tersebut dapat Anda lihat bahwa fungsi COUNTIF ini terdiri dari 2
argumen dimana tiap-tiap argumen dipisahkan dengan tanda pemisah tertentu. Hal ini berbeda
dengan beberapa fungsi yang telah dibahas sebelumnya yang masih menggunakan argumen
tunggal yang sangat sederhana. Perihal tanda pemisah argumen ini telah dibahas sebelumnya
pada artikel Aturan Penulisan.
Agar lebih jelas dalam memahami penggunaan fungsi COUNTIF ini, perhatikan contoh tabel
berikut ini. Tiap-tiap siswa memiliki status kelulusan yang berbeda dimana ada yang LULUS
dan ada yang GAGAL. Sementara yang ditanyakan adalah berapakah jumlah siswa yang
LULUS?

Berdasarkan aturan penulisan COUNTIF, status LULUS merupakan kondisi yang
dikehendaki, dan range yang memuat status LULUS tersebut merupakan range data yang akan
dihitung oleh Excel yaitu sel C3 hingga C6. Dengan demikian formula untuk menghitung
banyaknya siswa yang lulus tersebut adalah sebagai berikut:
C7=COUNTIF(C3:C6;LULUS)

Namun berdasarkan aturan penulisan formula, LULUS adalah variabel yang tidak dikenali
oleh Excel sehingga formula diatas jelas akan menghasilkan pesan kesalahan jika dijalankan.
Agar kata LULUS tersebut dikenali, maka kita berikan tanda kutip diantaranya, sehingga
formulanya menjadi:
C7=COUNTIF(C3:C6;"LULUS")
Dan sekarang formula ini akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak pada gambar
berikut ini.

Pelajari baik-baik penggunaan formula dengan multi argumen ini karena dalam penerapan
Excel lebih lanjut Anda akan banyak menjumpainya.

Fungsi SUMIF
Selain COUNTIF, fungsi logika lainnya yang umum digunakan adalah fungsi SUMIF. Sesuai
dengan fungsi dasarnya yaitu SUM, fungsi SUMIF juga digunakan untuk menjumlahkan data
pada range tertentu, hanya saja data yang akan dijumlahkan mengacu pada kondisi tertentu.
Aturan penulisan fungsi SUMIF ini sebagai berikut:
=SUMIF(range kondisi;kondisi;range data)
Agar lebih jelas perhatikan contoh pada tabel berikut ini. Yang ditanyakan pada tabel tersebut
bukanlah total laba keseluruhan melainkan total laba hanya untuk barang yang bagus saja
serta total laba hanya untuk barang yang rusak saja.

Pada kasus ini, kata BAGUS dan RUSAK merupakan sebuah kondisi yang berada pada range
C3 hingga C6. Sementara data yang akan dijumlahkan berada pada range D3 hingga D6.
Dengan demikian, sesuai dengan aturan penulisan SUMIF, maka formula untuk menghitung
Total Laba Barang Bagus di sel D9 adalah sebagai berikut:
D9=SUMIF(C3:C6;BAGUS;D3:D6)
Sesuai dengan aturan penulisan formula, kata BAGUS bukan merupakan variabel yang
dikenali Excel, maka kita perlu menambahkan tanda kutip untuk mengapit kata tersebut,
hingga formulanya akan menjadi:
D9=SUMIF(C3:C6;"BAGUS";D3:D6)
Lalu untuk menghitung Total Laba Barang Rusak di sel D10, tentunya Anda tinggal
mengganti kata BAGUS menjadi RUSAK, hingga formulanya menjadi:
D10=SUMIF(C3:C6;"RUSAK";D3:D6)
Dan contoh hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penggabungan Fungsi
Pada artikel sebelumnya telah dibahas contoh beberapa fungsi yang umum digunakan.
Banyak para pengguna aplikasi Excel yang mengira bahwa dalam satu sel dan satu formula
hanya boleh digunakan satu fungsi saja. Opini ini tentunya salah besar, karena dalam
penggunaannya, Anda dapat menggabungkan beberapa fungsi sekaligus untuk menghitung
nilai yang dicari. Dan justru karena adanya penggabungan beberapa fungsi ini maka aplikasi
Excel menjadi semakin powerfull namun tetap efisien. Salah satu hal yang mutlak harus
diperhatikan dalam penggabungan beberapa fungsi sekaligus dalam satu formula adalah
penggunaan tanda kurung serta tanda pemisah argumen yang telah dibahas sebelumnya pada
artikel aturan penulisan formula.
Tanda kurung ini berfungsi untuk memisahkan antara fungsi yang satu dengan fungsi yang
lainnya. Kesalahan penempatan tanda kurung ini tentunya akan mengakibatkan formula
menjadi error hingga Excel akan menampilkan pesan kesalahan. Jika Anda mengalami
kesulitan dalam menempatkan tanda kurung ini, misalnya saja karena terlalu banyaknya
fungsi yang akan digabungkan, akan lebih baik jika Anda menuliskannya dulu di kertas dalam
bentuk coretan kasar. Gunakan saja prinsip matematika dasar dimana tiap-tiap perhitungan
dalam suatu perhitungan yang kompleks selalu dipisahkan dengan tanda kurung.
Mulai Excel 2007, Microsoft juga telah menambahkan fitur berupa warna yang berbeda untuk
tiap-tiap tanda kurung yang saling berhubungan. Fitur ini tentunya bisa Anda gunakan juga
sebagai bantuan.
Berikut ini beberapa contoh untuk penggabungan fungsi ini.

Contoh 1: Menggabungkan Fungsi SUM dengan Perkalian
Pada tabel berikut ini Anda diminta untuk menghitung Total Laba pada sel C10.

Secara matematika, Total Laba tentunya diperoleh dengan menambahkan semua unit yang
terjual kemudian dikalikan dengan Laba per Unit. Namun pada tabel tersebut tidak terdapat
sel khusus untuk menghitung jumlah keseluruhan Unit Terjual. Dengan demikian solusinya
adalah Anda harus menggabungkan fungsi SUM untuk menghitung jumlah Unit Terjual
yang kemudian dikalikan dengan Laba per Unit. Formulanya sebagai berikut ini.
C10=SUM(C3:C6)*C8
Atau agar sesuai dengan konsep dasar matematika mengingat ada 2 perhitungan yang
digunakan maka Anda juga dapat menuliskan formulanya sebagai berikut:
C10=(SUM(C3:C6))*C8
Contoh hasil akhirnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Contoh 2: Menggunakan 2 Fungsi SUMIF dalam 1
Formula
Pada tabel berikut ini Anda diminta untuk menghitung stok Barang Bagus pada sel D9 serta
stok Barang Rusak pada sel D10. Data stok barang tersebut diambil dari tabel Laporan Stok
Gudang.

Jika data hanya diambil dari satu gudang saja, misal Gudang 1 maka dengan mudah Anda
dapat menghitung stok yang diminta yaitu dengan menggunakan formula SUMIF yang telah
Anda pelajari sebelumnya. Namun dalam kasus ini gudangnya ada 2, maka solusinya Anda
tinggal gabungkan saja formula SUMIF untuk-tiap gudang dalam 1 formula.
Formula untuk menghitung stok barang bagus dari Gudang 1 adalah:
=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";D4:D6)
Dan formula untuk menghitung stok barang bagus dari Gudang 2 adalah:
=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";E4:E6)
Dengan demikian formula akhirnya pada sel D9 adalah sebagai berikut:
D9=SUMIF(C4:C6;"BAGUS";D4:D6)+SUMIF(C4:C6;"BAGUS";E4:E6)
Untuk menghitung stok barang rusak tentunya Anda bisa menggunakan fitur Auto Fill. Dan
contoh hasil akhirnya bisa Anda lihat pada gambar berikut ini.

Fungsi IF
Dari semua fungsi logika yang terdapat dalam aplikasi Excel, fungsi IF adalah fungsi logika
yang paling banyak diaplikasikan, terutama dalam penerapan formula lanjutan yang
melibatkan banyak data dan keputusan bercabang. Kegunaan dari fungsi IF ini sebetulnya
sangat sederhana, fungsi ini akan mengambil suatu kondisi tertentu kemudian menentukan
nilai TRUE atau FALSE. Nilai TRUE adalah nilai dimana kondisi tersebut terpenuhi dan
nilai FALSE adalah nilai untuk kondisi yang tidak terpenuhi.
Aturan penulisan fungsi IF ini adalah sebagai berikut:
=IF(kondisi;nilai_TRUE;nilai_FALSE)




kondisi merupakan kriteria acuan yang dijadikan pembanding
nilai_TRUE merupakan nilai untuk kondisi yang terpenuhi
nilai_FALSE merupakan nilai untuk kondisi yang tidak terpenuhi

Agar lebih jelas dalam memahami penggunaan fungsi IF ini, perhatikan contoh pada tabel
berikut ini.

Pada tabel tersebut kolom Status akan diisi dengan kata LULUS atau GAGAL. Namun
untuk mengisinya ada kondisi yang harus dipenuhi, misalkan saja siswa akan lulus jika
nilainya diatas 60. Dari pernyataan ini maka didapat beberapa point, yaitu:





Kondisi: Nilai diatas 60. Nilai ini berada pada sel C3 hingga C6. Dan karena ada nilai
acuan yaitu 60 sebagai pembanding maka Anda harus menggunakan Operator
Pembanding untuk melengkapi argumen pada kondisi ini. Operator pembanding yang
digunakan tentunya tanda lebih besar ">".
Kondisi 1: Jika nilai diatas 60, maka siswa Lulus. Kondisi ini merupakan nilai
untuk kondisi TRUE yaitu kondisi yang terpenuhi
Kondisi 2: Jika nilai dibawah 60, artinya tidak diatas 60, maka siswa Gagal.
Kondisi ini adalah nilai untuk kondisi FALSE yaitu kondisi yang tidak terpenuhi.

Berikutnya Anda tinggal menerapkan point-point tersebut pada fungsi IF disesuaikan dengan
aturan penulisannya. Dan karena data tiap-tiap siswa bervariasi, maka tabel akan diisi untuk
siswa yang pertama dulu yaitu Siti Nurhaliza. Formulanya sebagai berikut:
D3=IF(C3>60;"LULUS";"GAGAL")
Arti dari formula tersebut jika diterjemahkan dalam kalimat biasa adalah "Jika nilai dalam sel
C3 lebih besar dari 60, maka tuliskan kata LULUS pada sel D3. Namun jika nilainya ternyata
tidak lebih besar dari 60 maka tuliskan kata GAGAL pada sel D3".
Contoh hasilnya dapat Anda lihat pada gambar berikut ini:

Untuk memeriksa apakah formula yang dituliskan sudah benar, cobalah untuk mengganti nilai
pada sel C3, misalnya menjadi 40, lalu perhatikan hasilnya. Jika tertulis GAGAL maka
artinya formula yang digunakan sudah benar.
Lalu bagaimana mengisikan baris-baris selanjutnya? Menuliskan formula secara manual satu
persatu jelas bisa, namun hal ini akan sangat menyita waktu. Cara cepatnya, gunakan saja fitur
Auto Fill yang telah dibahas pada artikel sebelumnya.

Dan hasilnya semua kolom Status kini telah terisi dengan nilai yang benar.

Fungsi IF Bercabang
Fungsi logika IF yang telah dibahas pada artikel sebelumnya adalah salah satu fungsi yang
relatif banyak digunakan, terutama di lingkungan bisnis / perusahaan. Namun fungsi IF ini
memiliki keterbatasan karena kondisi yang menjadi acuan hanya satu saja. Bagaimana jika
data Anda menggunakan beberapa kondisi sekaligus?
Seperti yang telah dibahas pada artikel Pengabungan Fungsi, penerapan fungsi pada aplikasi
Excel bisa digabungkan untuk memenuhi satu tujuan atau hasil tertentu. Dan dalam kasus ini,
dimana data memiliki beberapa kondisi yang harus dibandingkan, maka fungsi yang
digunakan tetap fungsi IF, namun bukan hanya satu IF (IF tunggal) melainkan beberapa IF
sekaligus. Dalam aplikasi Excel, penggunaan beberapa IF (Multiple IF) dalam satu formula
ini lazim disebut dengan fungsi IF Bercabang atau Nested IF.
Pada dasarnya aturan penulisan fungsi IF bercabang ini sama saja dengan IF tunggal, yaitu:
=IF(kondisi;nilai_TRUE;nilai_FALSE)




kondisi merupakan kriteria acuan yang dijadikan pembanding
nilai_TRUE merupakan nilai untuk kondisi yang terpenuhi
nilai_FALSE merupakan nilai untuk kondisi yang tidak terpenuhi

Karena kondisi-nya lebih dari satu, maka untuk nilai_FALSE digunakan kembali fungsi IF
berikutnya. Misalnya jika kondisi-nya ada 2, maka aturan penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;nilai_FALSE)))
Jika dijabarkan, maka formula tersebut berarti:





Lihat kondisi_1, jika terpenuhi maka gunakan nilai_TRUE1.
Jika kondisi_1 tidak terpenuhi, maka lihat kondisi_2.
Jika kondisi_2 terpenuhi, maka gunakan nilai_TRUE2.
Jika kondisi_2 tidak terpenuhi, maka gunakan nilai_FALSE.

Fungsi IF bercabang ini tentunya tidak hanya untuk 2 kondisi saja, misalnya jika ada 3
kondisi maka aturan penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;(IF(kondisi_3;nilai_TRUE3;nil
ai_FALSE)))))
Atau jika kondisinya ada 4 maka aturan penulisannya menjadi:
=IF(kondisi_1;nilai_TRUE1;(IF(kondisi_2;nilai_TRUE2;(IF(kondisi_3;nilai_TRUE3;(I
F(kondisi_4;nilai_TRUE4;nilai_FALSE)))))))
Dan demikian seterusnya.
Agar penggunaan fungsi IF bercabang ini lebih jelas, perhatikan contoh tabel berikut ini.

Misalkan saja pada tabel daftar barang tersebut Anda diminta untuk mengisi nilai diskon pada
sel C3 hingga C6, dengan kondisi bahwa produk Mouse dan produk Keyboard akan
mendapatkan diskon sebesar 5%. Diluar produk tersebut tidak diberikan diskon.
Analisa dari kasus tersebut adalah ada 2 kondisi yang menjadi acuan, yaitu Mouse diskon
5% serta Keyboard diskon 5%. Kedua kondisi ini tentunya harus dimasukan kedalam
formula IF satu persatu, boleh diawali dengan kondisi untuk Mouse ataupun untuk Keyboard.
Sebagai contoh diambil kondisi untuk Mouse terlebih dahulu. Untuk memperjelas
pembahasan, berikut ini dituliskan kembali aturan penulisan fungsi IF.
C3=IF(kondisi;nilai_TRUE;nilai_FALSE)

Kondisi pertama adalah Mouse dengan diskon 5%. Mouse serta produk-produk lainnya
berada pada kolom 3 dan diawali dengan alamat sel B3. Maka formulanya akan menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Nilai jika B3 adalah Mouse merupakan nilai_TRUE yaitu 5%, maka formulanya menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";5%;nilai_FALSE)
Nilai_FALSE digunakan jika ternyata isi sel bukan Mouse, artinya produk lainnya. Dan
karena ada satu kondisi lagi yaitu Keyboard maka kita masukan kondisi tersebut sebagai
kondisi pada fungsi IF berikutnya:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";nilai_TRUE2;nilai_FALSE)))
Jika B3 adalah Keyboard maka nilai_TRUE2 adalah 5% karena kondisinya terpenuhi.
Sehingga formulanya akan menjadi:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";5%;nilai_FALSE)))
Jika ternyata B3 tidak berisikan Mouse ataupun Keyboard, maka tidak diberikan diskon
sama sekali atau diskon sama dengan 0. Nilai ini tentunya merupakan nilai_FALSE untuk
semua kondisi yang telah dibandingkan. Dengan demikian formula akhirnya adalah sebagai
berikut:
C3=IF(B3="Mouse";5%;(IF(B3="Keyboard";5%;0)))
Dan formula tersebut jika dijalankan pada sel C3 tentunya akan menghasilkan nilai yang
benar seperti tampak pada gambar berikut ini.

Dan untuk mengisi sel-sel berikutnya seperti biasa Anda dapat menggunakan Auto Fill.

Pelajari baik-baik penggunaan formula IF bercabang ini karena dalam penerapan aplikasi
Excel lanjutan Anda akan banyak menggunakan formula ini. Hati-hati dengan penggunaan
tanda kurung karena semakin banyak IF yang Anda gunakan maka Anda akan menggunakan
tanda kurung yang banyak juga.

Fungsi OR
Fungsi OR juga termasuk kedalam fungsi logika. Kegunaannya adalah untuk membandingkan
2 atau lebih kondisi dan menghasilkan nilai TRUE atau FALSE. Nilai TRUE akan digunakan
jika salah satu kondisi atau semua kondisi terpenuhi. Sedangkan nilai FALSE akan
digunakan jika semua kondisi tidak terpenuhi.
Agar lebih jelas, tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai OR yang dihasilkan untuk 2
buah kondisi:

Dan tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai OR yang dihasilkan untuk 3 buah kondisi:

Aturan penulisan fungsi OR pada dasarnya sangat sederhana yaitu hanya memuat kondisinya
saja sebagai berikut:
=OR(kondisi_1;kondisi_2;kondisi_3;......;kondisi_n)
Jika formula tersebut dijalankan, maka nilai yang akan dihasilkan adalah TRUE atau FALSE.
Agar TRUE atau FALSE tersebut ada nilainya, maka fungsi OR umum digabungkan
penggunaannya dengan IF hingga fungsi ini juga kemudian lazim disebut dengan fungsi IFOR. Aturan penulisannya adalah sebagai berikut:
=IF(OR(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Dalam penerapannya, fungsi OR dapat Anda gunakan untuk menyederhanakan fungsi IF
Bercabang. Sebagai contoh pada artikel IF Bercabang yang telah dibahas sebelumnya,
terdapat tabel diskon sebagai berikut, dimana ada kondisi untuk produk Mouse dan produk
Keyboard yang akan mendapatkan diskon sebesar 5%.

Kondisi yang diinginkan tersebut jika dianalogikan dalam kalimat akan menjadi "Jika produk
Mouse ATAU Keyboard, maka berikan diskon sebesar 5%, namun jika bukan maka tidak ada
diskon". Dari kalimat ini didapatkan beberapa point penting, yaitu:





kondisi_1: B3=Mouse
kondisi_2: B3=Keyboard
nilai_TRUE: 5%
nilai_FALSE: 0

Dan point-point ini tentunya tinggal Anda masukan kedalam fungsi IF-OR. Diawali dengan
aturan penulisannya terlebih dahulu:
C3=IF(OR(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Kemudian tinggal Anda ganti tiap-tiap argumen dengan nilai yang sesuai. Dengan demikian
formula akhirnya adalah sebagai berikut:
C3=IF(OR(B3="Mouse";B3="Keyboard");5%;0)
Dan formula ini jika Anda jalankan tentunya akan menghasilkan nilai yang benar seperti
tampak pada gambar berikut ini.

Kemudian seperti biasanya untuk mengisi sel-sel berikutnya Anda tinggal mengunakan Auto
Fill.

Dari contoh tersebut, Anda dapat melihat bahwa fungsi IF-OR bisa Anda gunakan untuk
menyederhanakan penggunaan formula IF Bercabang.

Fungsi AND
Fungsi AND adalah kebalikan dari fungsi OR. Kegunaannya sama yaitu untuk
membandingkan 2 atau lebih kondisi dan menghasilkan nilai TRUE atau FALSE. Perbedaan
AND dengan OR adalah nilai untuk kondisi TRUE dan FALSE-nya. Pada fungsi AND, nilai
TRUE akan digunakan jika semua kondisi terpenuhi, dan nilai FALSE akan digunakan jika
salah satu atau semua kondisi tidak terpenuhi.
Agar lebih jelas, tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai AND yang dihasilkan untuk 2
buah kondisi:

Dan tabel berikut ini memperlihatkan contoh nilai AND yang dihasilkan untuk 3 buah
kondisi:

Aturan penulisan fungsi AND juga sama dengan OR yaitu hanya memuat kondisinya saja,
dan agar kondisi TRUE dan FALSE ada nilainya maka fungsi AND juga umum digabungkan
penggunaannya dengan IF hingga kemudian lazim disebut dengan fungsi IF-AND dengan
aturan penulisan sebagai berikut:
=IF(AND(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Contoh penggunaan fungsi AND ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Misalkan pada kolom Status akan diisi dengan kata LULUS atau GAGAL. Status LULUS
akan didapatkan Siswa jika kedua nilai yaitu nilai Bahasa dan nilai Matematika diatas 60.
Jika salah satu nilai saja dibawah 60 maka siswa dinyatakan gagal.
Kondisi yang diinginkan tersebut jika dianalogikan dalam kalimat akan menjadi "Jika nilai
Bahasa DAN Matematika diatas 60 maka siswa akan Lulus. Namun jika tidak maka siswa
akan Gagal". Dari kalimat ini didapatkan beberapa point penting, yaitu:





kondisi_1: C3>60
kondisi_2: D3>60
nilai_TRUE: LULUS
nilai_FALSE: GAGAL

Dan point-point ini tentunya tinggal Anda masukan kedalam fungsi IF-AND. Diawali dengan
aturan penulisannya terlebih dahulu:
E3=IF(AND(kondisi_1;kondisi_2);nilai_TRUE;nilai_FALSE)
Berikutnya Anda tinggal mengganti argumen-argumen tersebut dengan nilai yang sesuai.
Dengan demikian formula akhirnya adalah sebagai berikut:

E3=IF(AND(C3>60;D3>60);"LULUS";"GAGAL")
Formula ini jika Anda jalankan tentunya akan menghasilkan nilai yang benar seperti tampak
pada gambar berikut ini.

Kemudian seperti biasanya untuk mengisi sel-sel berikutnya Anda tinggal mengunakan Auto
Fill.

Fungsi Tanggal
Perhitungan dalam aplikasi Excel adakalanya melibatkan sistem penanggalan, misalnya saja
untuk menghitung lama waktu cicilan atau tanggal jatuh tempo. Untuk mempermudah
perhitungan tersebut maka Anda dapat menggunakan beberapa Fungsi Tanggal yang
disediakan oleh Excel.
Beberapa fungsi tanggal yang umum digunakan berikut aturan penulisannya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Contoh penerapan fungsi penanggalan ini misalnya saja untuk menghitung tanggal jatuh
tempo seperti tabel berikut ini.

Karena yang ditanyakan adalah tanggal Jatuh Tempo, maka fungsi yang digunakan adalah
fungsi DATE dimana fungsi DATE ini bisa digunakan untuk memasukan format tanggal
tertentu. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aturan penulisan fungsi DATE ini adalah
sebagai berikut.
D3=DATE(YEAR;MONTH;DAY)
Tahun, Bulan, dan Tanggal diambil dari Tanggal Kredit yaitu sel B3. Hingga formulanya
menjadi:
D3=DATE(YEAR(B3);MONTH(B3);DAY(B3))
Karena lama cicilan adalah 10 bulan yang terletak di sel C3, maka Anda tinggal
menambahkan MONTH(B3) dengan C3. Dan formula akhirnya adalah sebagai berikut.
D3=DATE(YEAR(B3);MONTH(B3)+C3;DAY(B3))

Contoh penerapan lain untuk fungsi tanggal ini misalnya untuk menghitung durasi
berdasarkan tanggal awal dan akhir seperti tabel berikut ini.

Yang ditanyakan dari tabel tersebut adalah Lama Project dalam satuan Bulan. Untuk
menghitungnya maka Anda tinggal mengurangi data pada sel C3 dengan sel B3. Atau jika
dituliskan formula dasarnya sebagai berikut:
D3=C3-B3
Karena yang ditanyakan Bulan, maka data yang diambil jelas hanya data Tahun dan Bulan
saja. Kemudian Excel juga memiliki fungsi YEAR dan MONTH untuk mengambil data
Tahun dan Bulan dari sel tertentu (lihat tabel aturan penulisan diatas), maka formulanya
menjadi:
D3=(YEAR(C3)-YEAR(B3))+(MONTH(C3)-MONTH(B3))
Kemudian karena dalam 1 tahun ada 12 bulan, maka tentunya hasil pengurangan data tahun
harus dikalikan dengan 12. Hingga formula akhirnya adalah sebagai berikut:
D3=(YEAR(C3)-YEAR(B3))*12+(MONTH(C3)-MONTH(B3))

Saat menggunakan fungsi-fungsi penanggalan ini, perhatikan selalu format sel yang
digunakan. Hasil yang diharapkan akan meleset jika format sel yang Anda gunakan tidak
sesuai

Fungsi Waktu
Selain Fungsi Tanggal, Excel juga menyediakan beragam fungsi untuk menghitung waktu
atau jam. Beberapa Fungsi Waktu yang umum digunakan berikut aturan penulisannya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Cara menggunakan fungsi waktu tersebut sama saja dengan fungsi tanggal yang telah dibahas
sebelumnya, hanya saja yang berbeda adalah satuannya. Jika fungsi tanggal menggunakan 3
satuan utama YEAR; MONTH; dan DAY, maka fungsi waktu menggunakan 3 satuan utama
HOUR; MINUTE; dan SECOND.
Kemudian jika Anda akan menghitung total waktu, baik dalam bentuk jam, menit, ataupun
detik maka total waktu yang didapat dari hasil perhitungan harus dikalikan dengan bilangan
yang sesuai dengan satuannya. Aturannya bilangan pengali ini adalah sebagai berikut:




Jam: 24
Menit: 1440
Detik: 86400

Agar lebih jelas, perhatikan contoh tabel berikut ini.

Yang ditanyakan dari tabel tersebut adalah Total Jam, Total Menit, serta Total Detik. Untuk
menghitungnya sangatlah mudah. Anda tinggal mengurangi data Jam Keluar pada sel C3
dengan data Jam Masuk pada sel B3 dan kemudian mengalikannya denan bilangan yang
sesuai.
Misalnya untuk menghitung Total Jam, maka formulanya sebagai berikut:
C5=(C3-B3)*24
Kemudian untuk menghitung Total Menit Anda tinggal mengganti bilangan pengalinya
dengan 1440 dan untuk menghitung Total Detik maka bilangan pengali yang digunakan
adalah 86400. Berikut ini formula akhirnya.
C6=(C3-B3)*1440
C7=(C3-B3)*86400

Sama halnya dengan fungsi penanggalan ini, perhatikan selalu format sel yang digunakan.
Hasil yang diharapkan akan meleset jika format sel yang Anda gunakan tidak sesuai.

Fungsi Pembulatan
Untuk menyederhanakan hasil perhitungan, Excel juga menyediakan Fungsi Pembulatan yang
bisa Anda gunakan untuk membulatkan angka tertentu berdasarkan kriteria pembulatan yang
bisa Anda pilih sesuai kebutuhan.
Ada 4 varian fungsi pembulatan yang umum digunakan, yaitu INT, ROUND, ROUNDUP,
dan ROUNDDOWN. Perbedaan fungsi-fungsi tersebut berikut aturan penulisannya bisa
dilihat pada tabel berikut ini.

Pada aturan penulisan tersebut, angka merupakan angka yang akan Anda bulatkan dan digit
mengatur jumlah bilangan dibelakang koma. Agar lebih jelas dalam memahami fungsi
pembulatan ini, misalkan saja Anda hendak membulatkan angka 8,762.
Jika Anda menggunakan fungsi INT maka formulanya adalah:
=INT(8,762)
Hasil dari formula tersebut adalah 8 karena INT akan membulatkan suatu angka kebawah
sekaligus menghilangkan angka dibelakang koma.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUND dan menginginkan ada 2 angka dibelakang koma,
maka formulanya adalah:
=ROUND(8,762;2)

Hasilnya adalah 8,76 karena fungsi ROUND ini akan membulatkan angka sesuai kaidah
matematika.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUNDUP dan menginginkan ada 2 angka dibelakang
koma, maka formulanya adalah:
=ROUNDUP(8,762;2)
Hasilnya adalah 8,77 karena fungsi ROUNDUP ini akan membulatkan angka keatas.
Jika Anda menggunakan fungsi ROUNDDOWN dan menginginkan ada 2 angka dibelakang
koma, maka formulanya adalah:
=ROUNDDOWN(8,762;2)
Hasilnya adalah 8,76 karena fungsi ROUNDDOWN ini akan membulatkan angka kebawah.
Dalam penerapannya, tentu saja angka yang hendak dibulatkan tidak selalu berbentuk angka
melainkan bisa merujuk pada data angka di sel tertentu ataupun hasil dari suatu perhitungan.
Sebagai contoh pada tabel berikut ini, fungsi ROUNDDOWN digunakan untuk membulatkan
hasil penjumlahan yang didapat dari formula SUM.

Fungsi Teks
Formula pada aplikasi Excel tidak hanya diperuntukan bagi data berupa angka, karena Excel
menyediakan juga beberapa fungsi untuk mengolah data berupa teks, diantaranya yang sering
digunakan adalah fungsi LEFT; MID; dan RIGHT. Ketiga fungsi tersebut memiliki
kegunaan yang sama yaitu untuk mengambil beberapa karakter dari suatu teks. Sementara
perbedaannya terletak pada posisi atau arah pengambilan karakternya. Penjelasan serta aturan
penulisan untuk ketiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
Fungsi LEFT akan mengambil sejumlah karakter dari arah kiri. Jumlah karakter yang akan
diambil ditentukan pada argumen jumlah_karakter. Aturan penulisan selengkapnya adalah
sebagai berikut:
=LEFT(teks;jumlah_karakter)
Sebagai contoh jika pada sel B2 Anda ketikan formula berikut ini:
=LEFT("KOMPUTER";3)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata KOM, yaitu 3 karakter pertama dari
arah kiri pada kata KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.

Fungsi MID akan mengambil sejumlah karakter dari arah kiri. Namun awal pengambilan
karakter tersebut bisa Anda tentukan sendiri pada argumen awal. Dan jumlah karakter yang
akan diambil tetap ditentukan pada argumen jumlah_karakter. Aturan penulisan
selengkapnya adalah sebagai berikut:
=MID(teks;awal;jumlah_karakter)
Sebagai contoh jika pada sel B2 Anda ketikan formula berikut ini:
=MID("KOMPUTER";4;2)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata PU, yaitu 2 karakter yang dihitung
mulai karakter ke-4 pada kata KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.

Fungsi RIGHT akan mengambil sejumlah karakter dari arah kanan. Jumlah karakter yang
akan diambil ditentukan pada argumen jumlah_karakter. Aturan penulisan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
=RIGHT(teks;jumlah_karakter)
Sebagai contoh jika pada sel B2 Anda ketikan formula berikut ini:
=RIGHT("KOMPUTER";3)
Maka hasilnya sel B2 tersebut akan menampilkan kata TER, yaitu 3 karakter pertama dari
arah kanan pada kata KOMPUTER seperti tampak pada gambar berikut ini.

Seperti halnya formula lainnya, penggunaan fungsi teks ini tentu saja dapat merujuk ke alamat
sel tertentu. Sebagai contoh perhatikan tabel berikut ini. Pada sel C2 digunakan formula MID
dengan teks yang merujuk pada sel B2.

Pesan Kesalahan
Saat bekerja dengan formula pada aplikasi Excel, mungkin saja ada kesalahan yang Anda
lakukan. Kesalahan ini akan ditampilkan oleh aplikasi Excel dalam bentuk kode atau pesan
kesalahan tertentu. Dengan mengetahui arti dari pesan-pesan kesalahan tersebut diharapkan
Anda bisa segera mencari solusi atau memperbaikinya. Berikut ini beberapa pesan kesalahan
yang akan ditampilkan oleh Excel tersebut:

#####
Pesan kesalahan ini umum disebut dengan istilah "Railroad tracks”. Beberapa penyebab
munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:



Anda menuliskan data yang panjang namun lebar kolomnya terlalu sempit hingga sel
tidak dapat menampilkan data tersebut.
Anda mengisi angka atau bilangan negatif pada suatu sel dimana sel tersebut memiliki
format sel Date (tanggal) atau Time (waktu).

#REF!
REF bisa diartikan dengan REFERENCE atau referensi, hingga pesan kesalahan ini umumnya
berhubungan dengan kesalahan pada formula yang melibatkan penggunaan tabel referensi
sebagai acuan. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:





Anda membuat suatu formula yang terhubung dengan suatu tabel referensi namun
kemudian tabel referensi tersebut terhapus.
Pada fungsi lookup atau referensi seperti misalnya VLOOKUP dan HLOOKUP, Anda
menggunakan nomor index kolom atau baris yang lebih besar dari jumlah kolom atau
baris pada tabel referensinya.
Data rujukan yang digunakan dalam formula dipindahkan ke tempat lain.

#VALUE!
VALUE bisa diartikan dengan nilai, hingga pesan kesalahan ini umumnya berhubungan
dengan kesalahan nilai yang digunakan pada formula. Beberapa penyebab munculnya pesan
kesalahan ini diantaranya adalah:




Anda menggunakan parameter teks pada argumen suatu fungsi yang seharusnya
menggunakan parameter berupa angka atau bilangan. Misalnya seperti
=HLOOKUP(B8;C3:E4;"dua";FALSE).
Anda menjalankan formula perhitungan dengan Operator Dasar ataupun fungsi
perhitungan lain namun argumen yang digunakan merujuk pada sel yang berisikan
teks. Misalnya sel A1 berisikan data KOTA dan sel A2 berisikan data BANDUNG.
Jika Anda menjalankan formula =A1+A2 maka hasilnya adalah pesan kesalahan ini.

#DIV/0!

DIV/0 bisa diartikan dengan Divide by Zero atau dibagi dengan nol, hingga pesan kesalahan
ini umumnya berhubungan dengan proses pembagian dengan bilangan nol. Beberapa
penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:



Formula yang Anda gunakan dibagi dengan angka nol.
Formula yang Anda gunakan dibagi dengan sel yang kosong atau belum ada data
apapun didalamnya.

#NULL!
NULL bisa diartikan dengan kosong atau belum ditentukan hingga pesan kesalahan ini
umumnya berhubungan dengan argumen atau simbol yang hilang, atau bisa juga karena ada
posisi penempatan simbol yang kosong. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini
diantaranya adalah:



Tidak ada tanda pemisah titik-dua (:) pada alamat range. Misalnya seharusnya tertulis
A1:C1 tapi Anda menuliskannya (A1 C1).
Terdapat spasi diantara alamat sel atau range. Hal ini jelas tidak diperkenankan karena
diantara alamat sel atau range setidaknya Anda harus menggunakan Operator Dasar
atau tanda pemisah argumen koma atau titik-koma.

#NUM!
NUM bisa diartikan dengan number atau bilangan hingga pesan kesalahan ini umumnya
berhubungan dengan kesalahan yang terkait dengan bilangan. Beberapa penyebab munculnya
pesan kesalahan ini diantaranya adalah:



Hasil perhitungan formula melebihi batas nilai yang dikenali Excel.
Anda menggunakan fungsi iteratif seperti misalnya fungsi IRR dan formula yang
Anda gunakan tidak dapat menemukan hasilnya.

#NAME?
NAME bisa diartikan dengan nama yang maksudnya ditujukan untuk nama sel. Jadi pesan
kesalahan ini umumnya berhubungan dengan kesalahan pada penamaan alamat suatu sel atau
range. Beberapa penyebab munculnya pesan kesalahan ini diantaranya adalah:





Penulisan alamat range yang disatukan atau tidak dipisahkan tanda titik-dua. Misalkan
range A1:D1 namun Anda tuliskan dengan A1D1.
Nama suatu alamat range yang tidak ditemukan karena belum dibuat atau kesalahan
dalam penulisan nama range tersebut.
Nama fungsi yang Anda gunakan salah, misalnya saja HLOOKUP tapi Anda
menuliskannya HHLOKUP.
Teks pada suatu formula yang tidak diapit tanda kutip.

#N/A!

N/A bisa diartikan dengan Not Available atau tidak tersedia. Pesan kesalahan ini akan
ditampilkan jika:




Anda menggunakan fungsi lookup atau referensi seperti misalnya VLOOKUP atau
HLOOKUP dalam suatu formula dan nilai yang dicari tidak ditemukan dalam tabel
referensi atau tabel yang dijadikan acuan.
Pesan ini juga me