Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Uji Rem Portabel pada Kendaraan Roda 4 Menggunakan Sensor Accelerometer dan Sensor Gaya Berbasis Mikrokontroler T1 612005030 BAB V
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan diberikan kesimpulan mengenai hasil yang telah dicapai dari
pengerjaan skripsi ini. Selain itu juga akan diberikan beberapa saran pengembangan
yang digunakan bagi siapa saja yang ingin mengembangkan skripsi ini.
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil perancangan sistem yang telah direalisaikan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Penerapan
discrimination
window
akan
meredam
error
saat
sensor
accelerometer dalam kondisi diam, namun akan menyebabkan percepatan yang
nilainya mendekati nol akan hilang.
2.
Untuk pengukuran kecepatan, nilainya akan menghasilkan nilai error sebesar
kurang dari 6%
jika benda digerakkan dengan percepatan lebih besar dari
. Jika percepatan yang bekerja pada benda kurang dari
, maka
untuk penghitungan kecepatan akan menghasilkan nilai error lebih besar dari 64
%.
3.
Untuk pengukuran jarak pengereman, nilainya akan menghasilkan nilai error
kurang dari 8 % jika benda digerakkan dengan percepatan lebih besar dari
. Jika percepatan yang bekerja pada benda kurang dari
, maka
untuk penghitungan kecepatan akan menghasilkan nilai error lebih besar dari 64
%.
4.
Dari hasil pengujian dengan mobil, alat yang dirancang mempunyai kelemahan
yaitu ketika mobil berakselerasi menuju di kecepatan 30 km/jam, harus
dilakukan akselerasi yang cepat agar sensor accelerometer bisa mendeteksi
percepatan yang terjadi, karena akselerasi yang lambat menyebabkan sensor
accelerometer akan menganggap benda diam (tidak bergerak). Hal ini akibat
dari penerapan discrimination window.
57
58
5.
Hasil Pengujian Sensor Gaya Flexiforce yang dilakukan oleh Badan Kalibrasi
PT. Multi Instrumentasi Semarang menghasilkan nilai ketidakpastian yaitu
sebesar ±5,64 N dengan tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan k=2.
5.2.
Saran Pengembangan
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu beberapa saran yang dapat
penulis berikan untuk memperoleh sistem yang lebih baik pada masa yang akan datang
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk perhitungan kecepatan dan posisi, akan lebih teruji jika menggunakan
sensor kecepatan seperti proximity sensor atau penggunaan
GPS (Global
Positioning System), karena jika menggunakan sensor accelerometer, saat
kecepatannya tetap maka percepatannya sama dengan nol (a = nol), sehingga
posisi yang didapat dari integral kecepatan akan tidak sesuai dengan jarak yang
sebenarnya.
2.
Mencoba metode pengintegralan untuk perhitungan kecepatan dan posisi selain
menggunakan metode trapezoidal, misalnya dengan metode simpson. Metode
simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan fungsi
polinomial dengan orde yang lebih tinggi.
PENUTUP
Pada bab ini akan diberikan kesimpulan mengenai hasil yang telah dicapai dari
pengerjaan skripsi ini. Selain itu juga akan diberikan beberapa saran pengembangan
yang digunakan bagi siapa saja yang ingin mengembangkan skripsi ini.
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil perancangan sistem yang telah direalisaikan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Penerapan
discrimination
window
akan
meredam
error
saat
sensor
accelerometer dalam kondisi diam, namun akan menyebabkan percepatan yang
nilainya mendekati nol akan hilang.
2.
Untuk pengukuran kecepatan, nilainya akan menghasilkan nilai error sebesar
kurang dari 6%
jika benda digerakkan dengan percepatan lebih besar dari
. Jika percepatan yang bekerja pada benda kurang dari
, maka
untuk penghitungan kecepatan akan menghasilkan nilai error lebih besar dari 64
%.
3.
Untuk pengukuran jarak pengereman, nilainya akan menghasilkan nilai error
kurang dari 8 % jika benda digerakkan dengan percepatan lebih besar dari
. Jika percepatan yang bekerja pada benda kurang dari
, maka
untuk penghitungan kecepatan akan menghasilkan nilai error lebih besar dari 64
%.
4.
Dari hasil pengujian dengan mobil, alat yang dirancang mempunyai kelemahan
yaitu ketika mobil berakselerasi menuju di kecepatan 30 km/jam, harus
dilakukan akselerasi yang cepat agar sensor accelerometer bisa mendeteksi
percepatan yang terjadi, karena akselerasi yang lambat menyebabkan sensor
accelerometer akan menganggap benda diam (tidak bergerak). Hal ini akibat
dari penerapan discrimination window.
57
58
5.
Hasil Pengujian Sensor Gaya Flexiforce yang dilakukan oleh Badan Kalibrasi
PT. Multi Instrumentasi Semarang menghasilkan nilai ketidakpastian yaitu
sebesar ±5,64 N dengan tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan k=2.
5.2.
Saran Pengembangan
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu beberapa saran yang dapat
penulis berikan untuk memperoleh sistem yang lebih baik pada masa yang akan datang
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk perhitungan kecepatan dan posisi, akan lebih teruji jika menggunakan
sensor kecepatan seperti proximity sensor atau penggunaan
GPS (Global
Positioning System), karena jika menggunakan sensor accelerometer, saat
kecepatannya tetap maka percepatannya sama dengan nol (a = nol), sehingga
posisi yang didapat dari integral kecepatan akan tidak sesuai dengan jarak yang
sebenarnya.
2.
Mencoba metode pengintegralan untuk perhitungan kecepatan dan posisi selain
menggunakan metode trapezoidal, misalnya dengan metode simpson. Metode
simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan fungsi
polinomial dengan orde yang lebih tinggi.