se 036 pb 2010 pengadaan tanah bangunan kantor rumah dinas djpbn

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARANJ
Gedung PrlJaol Praptos uhardJo I Lanl 31 II
Jalan Lapangan Banteng Tlmur No 2-4
Jakarta 10710
Kalak Pes 1139

Telepon

34 4-9230 (20 Salural'\) Psw 5200.520 3
384 ·2234, 386·5 130, 344 · 0 107

Fak Slmlle

384-6402 , 345-4640

W ebslle

WNW oerb endaharaan 90 Id

Yth . 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan

2. Para Kepala Kantor W ilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
3. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SURAT EDARAN
Nomor SE- 36 IPB/2010
TENTANG
PENGADAAN TANAH UNTUK BANGUNAN KANTOR DAN RUMAH DINAS
DI LlNGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Dalam rangka tertib administrasi, kelancaran , kenyamanan, dan keamanan dalam
pengadaan tanah untuk bangunan kantor dan rumah dinas di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan , dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
A. UMUM
1. Dalam merencanakan pengadaan tanah agar memperhatikan alokasi anggaran dalam
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) .
2. Pengadaan tanah agar dilakukan secara transparan dengan tetap memperhatikan
prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang 'sah atas tanah;
3. Tanah yang akan diperoleh harus memenuhi kriteria :
a. tidak sedang dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;
b. lokasi strategis, masih di areal perkotaan, dan bebas banjir;

c. memperhatikan rencana tat a ruang wilayah setempat terkait peruntukanl
penggunaan lahan dan batas luas maksimal yang dapat dibangun; dan
d. tidak berdekatan dengan wilayah yang rawan , bising, dan ramai (pasar/terminal
angkutan umum);
4. Dalam pelaksanaan pengadaan tanah agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Proses pelaksanaan pengadaan tanah agar berpedoman pada ketentuan yang
terkait dengan pengadaan tanah dan bangunan , khususnya Peraturan Presiden
Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum beserta perubahannya ;
b. Dalam rangka penentuan harga dan proses pengadaan tanah agar dibentuk Panitia
Pengadaan Tanah pad a masing-masing unit kerja;
c. Penetapan harga pembelian tanah agar mempertimbangkan Nilai Jual Obyek Pajak
(NJOP) dan mencermati kewajaran harga sesuai harga pasar yang berlaku , serta
dilarang melakukan mark up terhadap harga pengadaan tanah;
d. Dalam hal terdapat perbedaan yang signifikan antara harga yang tercantum dalam
NJOP dengan harga yang ditawarkan, agar berkonsultasi secara tertulis dengan
Badan Pertanahan Nasional dan memperhatikan standar harga yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang atau penilaian harga dari Tim Appraisa /lnd ependen.



B. PROSE OUR PENGAOAAN TANAH PAOA INSTANSI VERTIKAL
1. Berdasarkan alokasi pagu pengadaan tanah dalam Oaftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(OIPA) Kantor Wilayah Oirektorat Jend eral Perbendaharaan/Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) di wilayah kerjanya , Kepala Kantor Wilayah Oirektorat
Jenderal Perbendaharaan membentuk Tim Evaluasi Pengadaan Tanah untuk
melakukan:
a. pengadaan tanah untuk Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan ,
meliputi:
1) mencari lokasi tanah yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam
huruf A angka 3;
2) menilai kelayakan harga tanah ;
3) memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah
Oirektorat Jenderal Perbendaharaan.
b. penelaahan/penilaian atas usulan pengadaan tanah yang diajukan KPPN .
2.

Prosedur pengadaan tanah pada Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan
dilakukan sebagai berikut:
a. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah , Kepala Bagian Umum Kantor
Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan menyampaikan usul ijin prinsip

pengadaan tanah Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan kepada
Kepala Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan.
b. Pengajuan ijin prinsip pengadaan tanah kepada Kepala Kantor Wilayah Oirektora!
Jenderal Perbendaharaan dilampiri dokumen pendukung yang terdiri dari:
1) copy sertifikaUbuk!i hak milik;
2) copy sura! keterangan harga !anah dari LurahiCamat;
3) copy sura! pernyataan harga tanah dari pemilik;
4) copy Surat Keterangan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangunan ,:"JJO PBB)

dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat;
surat konfirmasi penggunaan lahan dari Badan Perencanaan
Pembangunan Oaerah;
6) copy surat keterangan kebenaran sertifikaUbukti hak milik dan surat pernyataan
bahwa tanah tersebut tidak sedang dalam sengketa dari Kantor Pertanahan;
5) copy

7) foto lokasi tanah .
c. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah, Kepala Kantor Wilayah
Oirektorat Jenderal Perbendaharaan dapat memberikan persetujuan atau penolakan
atas ijin prinsip pengadaan tanah dimaksud.

d. Ijin prinsip dari Kepala Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan tersebut
tidak termasuk dalam hal penentuan harga yang merupakan kewenangan Panitia
Penyadaan Tanah.
e. Oalam hal ijin prinsip pengadaan tanah ditolak, Kepala Bagian Umum
mengembalikan berkas pengadaan tanah dimaksud untuk dilakukan proses ulang
kepada Ketua Tim Evaluasi Pengadaan Tanah Tingkat Kantor Wilayah Oirektorat
Jenderal Perbendaharaan.
f.

Oalam hal ijin prinsip pengadaan tanah disetujui, Panitia Pengadaan Tanah
melaksanakan pengadaan tanah sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
huruf A angka 4.

- 2-

3. Prosedur pengadaan tanah pada KPPN dilakukan sebagai berikut:
a. Berdasarkan alokasi pagu pengadaan tanah dalam DIPA, Kepala KPPN membentuk
Tim Evaluasi Pengadaan Tanah Tingkat KPPN yang mcmpunyai tugas:
1) mencari lokasi tanah ya ng memen uhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam
huruf A angka 3;

2) menilai kelayakan harga tanah ;
3) memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala KPPN terkait
dengan lokasi tanah dan kelayakan harga tanah .
b. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah Tingkat KPPN , Kepala KPPN
menyampaikan usul ijin prinsip kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dilampiri dokumen pendukung atas lokasi tanah yang diusulkan .
c. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada huruf b, terdiri dari:
1) copy sertifikat/bukti hak milik;
2) copy surat keterangan harga tanah dari Lurah/Camat;

3) copy surat pernyataan harga tanah dari pemilik;
4) copy Surat Keterangan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (NJO PBB)
dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat;
5) copy surat konfirmasi
penggunaan lahan dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah;
6) copy surat keterangan kebenaran sertifikat/bukti hak milik dan surat pernyataan
bahwa tanah tersebut tidak sedang dalam sengketa dari Kantor Pertanahan;
7) foto lokasi tanah .
d. Atas usulan ijin prinsip sebagaimana dimaksud pada huruf b, Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan memerintahkan Tim Evaluasi Pengadaan
Tanah Tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk
melakukan tug as:
1) menelaah ,usulan pengadaan tanah yang diajukan KPPN;
2) mengecek lokasi fisik tanah apabila diperlukan;
3) menilai kelayakan harga tanah;
4) memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Kepala Bagian Umum .
e. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan sebagaimana dimaksud pada huruf d, Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat memberikan persetujuan atau
penolakan atas ijin prinsip pengadaan tanah dimaksud.
f. Ijin prinsip dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan tersebut
tidak termasuk dalam hal penentuan harga yang merupakan kewenangan Panitia
Pengadaan Tanah.
g. Dalam hal ijin prinsip pengadaan tanah ditolak, Kepala Bagian Umum
mengembalikan berkas pengadaan tanah dimaksud untuk dilakukan proses ulang
kepada Kepala KPPN.
h. Dalam hal ijin prinsip pengadaan tanah disetujui, Panitia Pengadaan Tanah
melaksanakan pengadaan tanah sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf A angka 4.
C. PROSEDUR PENGADAAN TANAH PADA KANTOR PUSAT
1. Berdasarkan alokasi pagu pengadaan tanah dalam DIPA, Direktur Jenderal
Perbendaharaan membentuk Tim Evaluasi Pengadaan Tanah yang mempunyai tug as:
a.

mencari atau memberikan rekomendasi atas lokasi tanah yang memenuhi kriteria
sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 3;
- 3-

b. menilai kelayakan harga tanah ;
c. memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Bagian Umum terkait
dengan lokasi tanah dan kelayakan harga tanah .
2. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah , Kepala Bagian Umum
menyampaikan usul ijin prinsip kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dengan dilampiri dokumen pendukung atas lokasi tanah yang diusulkan.
3. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada angka 2 terdiri dari:
a. copy sertifikat/bukti hak milik;
b. copy surat keterangan harga tanah dari Lurah/Camat;
c. copy surat pernyataan harga tanah dari pemilik;

d. copy Surat Keterangan Nilai Jual Obyek Pajak Bumi dan Bangunan (NJO PBB) dari
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat;
e. copy surat konfirmasi penggunaan lahan dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
f. copy surat keterangan kebenaran sertifikat/bukti hak milik dan surat pernyataan
bahwa tanah tersebut tidak sedang dalam sengketa dari Kantor Pertanahan;
g. foto lokasi tanah.
4. Atas pertimbangan Tim Evaluasi Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud pad a angka
2, Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat memberikan persetujuan atau
penolakan atas ijin prinsip pengadaan tanah dimaksud.
5. Ijin prinsip dari Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan terse but tidak termasuk
dalam hal penentuan harga yang merupakan kewenangan Panitia Pengadaan Tanah .
6. Dalam hal ijin prinsip pengadaan tanah ditolak, Kepala Bagian Umum mengembalikan
berkas pengadaan tanah dimaksud kepada Ketua Tim Evaluasi Pengadaan Tanah
untuk untuk dilakukan proses ulang.
7. Dalam hal ijin prinsip pengadaan tanah disetujui, Panitia Pengadaan Tanah Kantor
Pusat melaksanakan pengadaan tanah sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
huruf A angka 4.
D. PENUTUP
1.


Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan para Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan agar mengawasi pelaksanaan surat edaran ini.

2. Dengan berlakunya Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, maka Surat
Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-1 06/PB/2005 tentang Pengadaan
Tanah dan Bangunan Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Z|G |IエNセ@

-4 -

セエZNp

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 8 s・ーセ「イ@
_.
ur Jenderal, t?'

ャj 「 Gャ セ@

TL セ@

2010