Press Release TTD CoBranding AKSes dan Bank Mandiri FINAL

Berita Pers

Kerja sama KSEI - Bank Mandiri:
Permudah Akses Masyarakat ke Pasar Modal
Lewat Jaringan Perbankan
Jakarta, 1 September 2014 - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menandatangani
Perjanjian Kerja Sama Co-Branding Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dengan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Senin (1/9) di Main Hall, Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta
guna memberikan kemudahan akses masyarakat ke pasar modal. Penandatanganan
dilakukan Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi dan Direktur Treasury, Financial Institution &
Special Asset Management Bank Mandiri Royke Tumilaar, serta disaksikan Kepala Eksekutif
Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida.
Melalui kerja sama ini, investor dapat menggunakan jaringan e-channel Bank Mandiri untuk
masuk ke fasilitas AKSes serta melakukan cek saldo Rekening Dana Nasabah (RDN) dan
saldo Efek nasabah di KSEI.
Pada tahap awal, kerja sama ini akan diawali dengan pengembangan Fasilitas AKSes melalui
ATM yang dijadwalkan dapat digunakan pada Oktober 2014, kemudian dilanjutkan dengan
jaringan internet banking dan mobile banking. Untuk itu, investor cukup melakukan registrasi
di ATM Bank Mandiri. Investor yang telah memiliki kartu ATM tidak perlu mengganti kartu ATM
untuk menggunakan layanan ini.
Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi menyampaikan, kerja sama ini sejalan dengan inisiatif

strategis KSEI terkait rencana pengembangan infrastruktur pasar modal dalam lima tahun
kedepan yang difokuskan pada dua target, yaitu bagi pelaku pasar dan masyarakat umum
yang menjadi investor.
Bagi para pelaku, saat ini KSEI juga tengah mengembangkan sistem C-BEST Next-G sebagai
sistem utama untuk penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek serta akan membangun
sistem pengelolaan investasi terpadu bagi pelaku di industri Reksa Dana. Dikatakan oleh Heri
bahwa pasar modal Indonesia diharapkan dapat berkembang cepat, dan untuk mengantisipasi
perkembangan di pasar internasional seperti masyarakat ekonomi ASEAN diperlukan strategi
pengembangan yang dapat menjawab kebutuhan pasar akan ketersediaan infrastruktur yang
secara efisien dapat mendukung perkembangannya ke depan.
Heri lebih lanjut mengungkapkan perlunya pengembangan infrastruktur yang dapat
menjangkau pelosok wilayah Indonesia sehingga terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk
mendapatkan akses yang mudah dalam melakukan kegiatan investasi di pasar modal.
Dengan demikian, diharapkan semakin banyak investor lokal yang terlibat di pasar modal.
Sinergi dengan perbankan diharapkan bisa menjadi solusi, karena pengembangan infratruktur
ini memerlukan investasi yang sangat besar dan akan memakan waktu sangat lama bila
dilakukan sendiri oleh industri pasar modal.
"Kerja sama dengan perbankan merupakan langkah awal kami untuk mengembangkan
Fasilitas AKSes menjadi suatu hub finansial bagi investor di pasar modal. Luasnya jaringan
ATM bank yang dilengkapi dengan fasilitas lain seperti internet dan mobile banking serta

kemudahan penggunaannya diharapkan dapat mendukung kegiatan berinvestasi di pasar
modal yang lebih mudah dan memasyakat. Pada tahap awal ini investor melalui ATM, internet
banking atau mobile banking dapat masuk ke fasilitas AKSes untuk melakukan cek saldo
rekening dana nasabah (RDN) dan saldo Efek nasabah di KSEI. Ke depan kita akan terus
kembangkan, sehingga cukup dengan memiliki nomor Single Investor Identification (SID),
investor dapat melakukan berbagai aktivitas investasi di pasar modal, misalnya untuk
1/3

melakukan pembelian saham IPO, ORI atau Sukuk Ritel atau melakukan subscription atau
redemption reksadana," demikian dijelaskan Heri.
Berdasarkan data KSEI, saat ini masih sekitar 60% dari total nilai Efek yang diperdagangkan
di BEI dimiliki oleh investor asing. Dari sisi jumlah, saat ini juga baru tercatat sekitar 330 ribu
warga Indonesia yang menjadi investor di pasar modal dan tercatat memiliki Sub Rekening
Efek di KSEI, atau kurang dari 1% dari total sekitar 230 juta rakyat Indonesia.
Direktur Treasury, Financial Institution & Special Asset Management Bank Mandiri, Royke
Tumilaar menjelaskan, kerja sama ini diharapkan dapat mendukung bisnis perseroan di
segmen retail banking serta memenuhi kebutuhan masyarakat atas kenyamanan bertransaksi.
“Kami percaya, berbagai kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi melalui jaringan
Bank Mandiri akan dapat meningkatkan minat masyarakat bertransaksi di pasar modal. Inilah
wujud komitmen kami dalam mendukung pengembangan pasar modal nasional yang

diharapkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Royke.
Di samping kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes, Royke menambahkan, dukungan Bank
Mandiri pada industri pasar modal nasional juga telah ditunjukkan dengan pemberian layanan
yang terintegrasi sejak IPO hingga penyelesaian transaksi. Yaitu, dengan menjadi bank
pembayaran, bank administrasi RDN, Bank Kustodian, bank penerima dana pemesanan IPO
saham (receiving bank) serta menyediakan jasa wali amanat.
“Bank Mandiri (melalui legacy) telah ditunjuk sebagai Bank Pembayaran KSEI sejak 1995
hingga saat ini. BM juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung penyelesaian transaksi
pasar modal, antara lain fasilitas intraday untuk KSEI, KPEI dan Perusahaan Efek,” jelasnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, yang turut hadir dan menyaksikan
proses penandatanganan kerja sama antara KSEI dan Bank Mandiri, menyambut baik peresmian
kerja sama antara KSEI dan Mandiri ini. Kerja sama pengembangan yang telah merambah ke
e-channel merupakan langkah kongkrit untuk mendukung JK dalam melakukan program
pendalaman financial market yang mencakup seluruh bidang keuangan yaitu pasar modal,
perbankan dan instusi keuangan non bank. Pendalaman pasar dapat dicapai dengan
meningkatkan sisi supply yaitu jumlah emiten dan produk, sisi demand dengan meningkatkan
jumlah investor, pengembangan infrastruktur serta peraturan-peraturan pendukungnya. "Kami dari
OJK sangat menghargai langkah kongkrit KSEI bersama bank mandiri ini. Hal ini tentunya akan
membuka infrastruktur bagi masyarakat luas di seluruh pelosok Indonesia untuk mendapatkan
akses mudah ke pasar modal. Saya berharap bank-bank yang bekerjasama dengan KSEI juga

dapat segera megikuti langkah ini," demikian Nurhaida.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi:
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Syafruddin
Divisi Komunikasi dan Perencanaan
Strategis
Telp. (021) 5299 1041
Fax. (021) 5299 1199
alec@ksei.co.id

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Nixon L.P. Napitupulu
Corporate Secretary
Telp. 021-5245740
Fax. 021-5268246
nixon.napitupulu@bankmandiri.co.id

2/3


PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) didirikan di Jakarta pada tanggal
23 Desember 1997 dan memperoleh izin operasional sebagai Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP) pada tanggal 11 November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal di
Indonesia, KSEI merupakan salah satu Self Regulatory Organization (SRO), bersama dengan
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) serta PT Kliring Penjaminanan Efek Indonesia (KPEI).
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI
menjalankan fungsinya sebagai LPP di pasar modal Indonesia dengan menyediakan Jasa
Kustodian Sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar dan efisien.
Sejak Februari 2012, KSEI bersama dengan SRO lain telah menuntaskan implementasi
Single Investor Identification (SID), Rekening Dana Nasabah (RDN) dan Fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas). Fasilitas AKSes merupakan perwujudan transparansi
informasi di pasar modal Indonesia yang telah diluncurkan KSEI sejak tahun 2009. Melalui
Fasilitas AKSes, investor dapat melakukan pemantauan aset investasinya yang tersimpan di
KSEI secara langsung. Sebagai alternatif untuk melakukan login, KSEI telah mengembangkan
aplikasi AKSes Mobile pada tahun 2012.
Berdasarkan data per Juli 2014, total Sub Rekening Efek yang tercatat di KSEI berjumlah
436.821 dari total 340.554 jumlah investor. Dari jumlah tersebut, 97% atau sejumlah 330.722
adalah investor lokal, dengan 326.278 (99%) diantaranya merupakan investor individu.
Sedangkan total investor yang telah melakukan login ke Fasilitas AKSes secara nasional

berjumlah 43.217 atau sekitar 13%.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Bank Mandiri adalah bank terbesar di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada
nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer
Finance serta Treasury, Financial Institution & Spesial Asset Management. Saat ini Bank
Mandiri memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri
Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah), AXAMandiri Financial Services (asuransi jiwa), Bank Sinar Harapan Bali (UMKM), Mandiri Tunas
Finance (jasa pembiayaan), Mandiri AXA General Insurance (asuransi umum) dan Inhealth
Indonesia (Asuransi Kesehatan dan Jiwa)
Hingga Juni 2014, Bank Mandiri mempekerjakan sekitar 34.442 karyawan dengan 2.087
kantor cabang dan 7 kantor cabang/perwakilan/perusahaan anak di luar negeri. Layanan
distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 11.604 ATM, yang tersambung dalam jaringan
ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, Jaringan Electronic Data Capture (EDC)
sebanyak 250.043 unit serta electronic channels yang meliputi Internet Banking, SMS Banking
dan Call Center.

3/3