Press Release Sosialisasi Fasilitas AKSes Batam FINAL

Berita Pers

Batam, Penutup Rangkaian Sosialisasi Fasilitas AKSes
Tahun 2014
Batam, 9 Desember 2014 - Sebagai penutup rangkaian kegiatan sosialisasi Fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas) di beberapa kota, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
mengunjungi kota Batam sebagai tujuan terakhir kegiatan sosialisasi Fasilitas AKSes di tahun
2014 ini.
Batam merupakan salah satu dari sekitar 3.000 pulau yang membentuk Kepulauan Riau
dengan jarak paling dekat dengan Singapura hanya 20km atau tiga puluh menit menggunakan
feri. Memiliki populasi sekitar 1 juta penduduk dan terus tumbuh dengan cepat, kota Batam
diupayakan menjadi sebuah kota jasa pendalaman pada fungsi-fungsi awal kewilayahan,
sebagai kota dagang, kota pariwisata dan kota alih kapal serta kota industri yang ramah
lingkungan dengan sentuhan teknologi.
Sejalan perkembangan perekonomian, sektor perbankan di kota Batam juga berkembang
dengan baik. Hal ini terlihat dengan telah beroperasinya 74 Bank dengan total 209 kantor
jumlah di Pulau Batam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Batam yang
dikutip di laman http://batamkota.bps.go.id, penyerapan dana dari masyarakat dari tahun ke
tahunnya menunjukkan kenaikan yang sangat berarti. Jumlah dana yang tersimpan pada
Bank Pemerintah dan Bank Swasta di kota Batam pada tahun 2013 mencapai 31.792,7 milyar
rupiah atau meningkat sebesar 37,30% dibandingkan tahun 2012 yaitu senilai 23.154,6 milyar

rupiah. Dana yang tersimpan di bank berupa tabungan yang mencapai 39,96% serta
simpanan dalam bentuk deposito dan giro masing-masing senilai 26,19% dan 33,85%.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyatakan besarnya potensi masyarakat di Batam untuk menjadi investor di pasar modal
Indonesia. Berdasarkan data KSEI per 28 November 2014, di kota Batam tercatat sekitar
2.107 penduduk di Batam yang telah menjadi, meningkat sekitar 15% dibandingkan dengan
data di bulan November tahun sebelumnya yang tercatat sejumlah 1.834 investor, angka ini
dapat dikatakan masih sangat kecil dari total populasi Batam. Demikian juga dengan total nilai
aset investor Kepulauan Riau di pasar modal, berdasarkan data yang ada di KSEI baru ada di
kisaran Rp 673 milyar.
Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada. Jumlah investor
misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Batam yang telah
mencapai sekitar 1,1 juta jiwa atau baru sekitar 0.2%. Demikian juga dengan nilai investasi
bila dibandingkan dengan dana yang tersimpan di bank yang mencapai hampir Rp 32 milyar.
Secara umum, masyarakat sebenarnya sudah melakukan berbagai kegiatan investasi secara
konvensional, misalnya berupa tanah, properti dan lainnya. Aset dalam bentuk emas juga
umum dimiliki masyarakat, demikian juga simpanan berupa dana dalam bentuk tabungan
ataupun deposito. Melihat Batam sebagai daerah yang relatif baru dikembangkan dengan
posisi geografis serta akses yang sangat terbuka dengan daerah atau bahkan negara lain,
investasi di pasar modal mungkin juga sudah menjadi salah satu pilihan bagi penduduk

Batam. Namun bila menilik dari data yang ada, hal tersebut belum terlihat bila yang
dibicarakan adalah investasi di pasar modal Indonesia.
Secara nasional KSEI bersama SRO lain (BEI dan KPEI), senantiasa melakukan sosialisasi
dan edukasi kepada seluruh masyarakat untuk mulai berinvetassi di pasar modal. Otoritas
pasar modal juga memandang perlunya langkah kongkrit untuk melakukan pengembangan
infrastruktur di pasar modal yang mudah digunakan masyarakat untuk mendukung aktifitas
investasinya di pasar modal Indonesia. "Infrastruktur yang dapat mempermudah akses
1/3

masyarakat ke pasar modal ini penting untuk dikembangkan. Bila masyarakat sudah tahu,
mampu dan mau untuk berinvestasi di pasar modal tapi merasa sulit untuk melakukannya,
jumlah investor di pasar modal kita juga akan lambat pertumbuhannya. BIsa saja yang terjadi
saat ini adalah masyakarat Batam lebih banyak berinvestasi di Singapura atau Malaysia
karena dirasakan lebih mudah", ungkap Alec.
Salah satu terobosan yang dilakukan KSEI untuk pengembangan infrastruktur adalah dengan
melakukan sinergi pasar modal dan industri perbankan melalui kerja sama pengembangan
Co-Branding Fasilitas AKSes. Menggandeng bank-bank yang telah bekerja sama dengan
KSEI sebagai Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN), salah satunya dengan PT
Bank Permata Tbk (PermataBank), KSEI mengembangkan layanan melalui mesin
PermataATM yang memungkinkan, investor melakukan monitoring portofolio investasinya di

pasar modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan oleh Perusahaan Efek di KSEI.
Sementara itu, Sabrina Sidabutar, Head of Cash Product PermataBank menyampaikan, "Kami
berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal Indonesia, baik dalam mendukung
kebijakan dan program dari Regulator, maupun kebutuhan pelaku pasar modal. Apa yang
kami lakukan saat ini dengan meluncurkan Co-Branding PermataATM dan AKSes KSEI
merupakan wujud nyata PermataBank dalam mendukung secara penuh perkembangan pasar
modal Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Alec menyatakan kerja sama dengan Bank Permata untuk pengembangan
layanan monitoring invetasi melalui PermataATM ini merupakan langkah awal. Ke depannya
infrastruktur ini akan dikembangkan lebih lanjut antara lain untuk instruksi pemesanan dan
pembelian saham perdana (IPO), Obligasi atau Sukuk Ritel, pembelian/penjualan reksadana
dan lain sebagainya. "Industri perbankan lebih mapan dan infrastruktur perbankan secara luas
telah menjangkau hingga pelosok wilayah Indonesia. Kerja sama dengan perbankan
merupakan untuk pengembangan infrastruktur pasar modal diharapkan dapat membuat
kegiatan berinvestasi di pasar modal yang lebih mudah dan memasyarakat” imbuhnya.
Sabrina menambahkan, “Sebagai pionir untuk projek Co-Branding dengan AKSes KSEI,
PermataBank melalui PermataATM telah menawarkan fitur tambahan yaitu fasiltas untuk
penyampaian instruksi penarikan dana. Melalui fitur ini investor dapat dengan mudah
memasukkan instruksi penarikan dana investasinya kepada Perusahaan Sekuritas, tanpa
perlu mengisi dan mengirimkan formulir melalui fax”. PermataBank memberikan kemudahan

bagi nasabahnya apabila ingin menggunakan fasilitas ini, investor cukup menjadi nasabah
dan memiliki rekening tabungan di PermataBank agar memperoleh kartu ATM, serta memiliki
RDN yang dibukakan di PermataBank oleh Perusahan Efeknya. Penggunaannya pun mudah,
tidak perlu mengganti kartu ATM dan tetap menggunakan nomor PIN yang sama, selanjutnya
investor dapat melakukan satu kali saja registrasi untuk dapat melakukan cek saldo Efek dan
dana melalui ATM.
Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus dilakukan diharapkan
masyarakat mendapat kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan dukungan
pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target peningkatan jumlah
investor di pasar modal dapat dicapai khususnya di Kepulauan Riau, dimana hal ini sejalan
dengan visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pendalaman pasar.
*****
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thirda
Phone. (021) 5299 1062
Fax. (021) 5299 1199
2/3