laporan akhir buss plan

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SEDERHANA BAGI
ORANG-ORANG YANG BEKERJA PADA INDUSTRI KREATIF DI
YOGYAKARTA

Oleh:
Lina Nur Hidayati, Arum Darmawati, Dyna Herlina S.

ABSTRAK
Pelatihan penyusunan laporan keuangan sederhana bagi orang-orang yang bekerja
pada industri kreatif di Yogyakarta ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
orang-orang yang bergerak di usaha kreatif dalam memahami arti penting laporan keuangan
bagi suatu usaha dan bagaimana langkah-langkah penyusunan laporan keuangan itu sendiri.
Dalam pelatihan ini diberikan materi mengenai pengertian manajemen keuangan,
permasalahan keuangan yang sering terjadi pada suatu organisasi, jenis-jenis laporan
keuangan yang diperlukan bagi suatu organisasi serta bentuk-bentuk laporan keuangan mulai
dari Neraca, Laporan Rugi Laba, maupun Laporan Arus Kas.
Kegiatan PPM ini dilaksanakan dengan metode ceramah, pemberian contoh kasus dan
praktik penyusunan laporan keuangan. Selanjutnya peserta diajak untuk menyusun laporan
keuangan sesuai dengan jenis usahanya masing-masing berdasarkan transaksi-transaksi yang
telah mereka lakukan.
Kualifikasi tim pengabdi dengan bidang keahlian manajemen keuangan, antusiasme

peserta, dukungan dana dari Fakultas serta dukungan dari berbagai pihak sangat membantu
kelancaran dan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.
Manfaat dari kegiatan PPM ini antara lain peserta dapat menerapkan apa yang telah
diperoleh selama pelatihan kedalam usahanya masing-masing serta mampu mengelola
keuangan usaha dengan cara yang benar.

BAB I
PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana tertulis
betapapun sederhananya harus ada. Namun, wirausaha baru yang tidak mau atau tidak
mampu menulis rencana tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak
tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang
jawaban dari berbagai pernyataan antara lain, usaha apa yang akan dibuka, mengapa memilih
usaha tersebut, di mana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modal dsb.
Tampaknya wirausaha baru seperti ini cenderung melaksanakan kegiatan trial and error atau
coba-coba. Seandainya gagal mereka akan beralih ke usaha yang lain. Model seperti ini
banyak dijumpai dalam masyarakat bisnis kita.
Dinyatakan oleh David H.Bangs Jr bahwa seorang pengusaha yang tidak bisa

membuat perencanaan sebenarnya merencanakan kegagalan. Suatu rencana kerja yang dibuat
tertulis dan resmi guna menjalankan perusahaan (business plan) merupakan perangkat tepat
untuk memegang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha.
Rencana bisnis sangat berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, atribut
produk yang paling diinginkan dan memastikan rencana perusahaan di berbagai aspek seperti
produksi, distribusi, penentuan harga dan pemasaran. Jika ada kendala dalam memulai usaha,
rencana bisnis sangat berguna untuk memeriksa kembali tujuan dan sumber daya yang
dimiliki unit usaha sehingga dapat mengatasi masalah tersebut. Lebih dari itu rencana usaha
yang tertulis merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Rencana usaha
yang baik, membuat investor atau rekanan meyakini potensi usaha tersebut sehingga tertarik
untuk bekerja sama.
Salah satu kelompok wirausaha muda adalah karang taruna. Dari banyak kegiatan
yang dilakukan karang taruna, rintisan usaha adalah kegiatan yang paling diminati. Satu
karang taruna yang aktif melakukan rintisan usaha adalah ‘Taruna Reka’ yang berada di
Dusun Karang Ploso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
Taruna Reka merupakan wadah aktivitas bagi anak muda untuk berkarya bersama
demi sebuah cita-cita untuk menjadi anak muda yang aktif, kreatif, edukatif dan rekreatif.

Sejak awal berdirinya pada tahun 80-an organisasi ini konsen dipengembangan kreatifitas,
wirausaha, pendidikan dan jaringan anak muda di tingkat dusun. Selain sebagai ruang

berekspresi bagi anak muda Taruna Reka juga menjadi tempat untuk berlatih beroganisasi,
berbagi, melakukan kerja bersama di tingkat komunitas dan untuk komunitas. Dari tahun ke
tahun, generasi ke generasi proses transfer pengetahuan berlangsung dengan menyenangkan,
walau kadang sering ada simpang siurnya.
Pada tahun 2000 Taruna Reka mengembangkan jaringan kerjasama di tingkat Kring
(daerah yang disatukan oleh aliran irigasi) untuk pengembangan kawasan. Selain itu juga
aktif di kelompok remaja desa dan Forum Komunikasi Pemuda Piyungan. Selain itu
semenjak gempa melanda Yogyakarta tahun 2006 Taruna Reka menjadi pionir dalam menata
kembali dusun, mengorganisir bantuan, merencanakan pengembangan dan merancang
bersama masa depan dusun.
Disamping itu, hingga saat ini Taruna Reka telah memiliki 4 bidang usaha, yaitu:
pembesaran benih ikan gurami, usaha lilin hias dan penyedia suvenir manten, shooting
manten dan dokumentasi, serta usaha insidental, seperti warung buka puasa.
Usaha yang telah mereka jalankan semuanya berjalan lancar. Akan tetapi semua
usaha tersebut dibuat tanpa perencanaan di awal usaha. Akibatnya mereka kurang mampu
mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dimiliki, manajemen usaha kurang sistematis
dan ketidakmampuan mengatasi kendala selain itu tidak banyak pihak/investor yang bersedia
bekerjasama. Oleh karena itu mereka perlu diberikan pelatihan mengenai pengelolaan usaha
dan perencanaan usaha agar rintisan usahanya berkembang.


B. KAJIAN PUSTAKA
1. Perencanaan Usaha (business plan)
Business plan adalah merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan
kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan
keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
Business plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang yang
pertama kali diikuti tiga tahun berjalan. Business plan merupakan rencana perjalanan atau
road map yang akan diikuti oleh wirausaha. Business plan seakan-akan menjawab
pertanyaan: where am i now? Where am i going? How will i get there?

Perencanaan usaha perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha
yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan sehingga
tertarik untuk bekerja sama. Ada beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun
perencanaan usaha (Bygrave, 1994 dalam Alma, 2007), antara lain:
a) To sell yourself on the business
b) To obtain bank financing
c) To obatin investment funds
d) To arrange strategic alliances
e) To large contracts
f) To attract key employes

g) To complete mergers and acquisitions
h) To motivate and focus your management team.
2. Tahapan Perencanaan Usaha
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mengasilkan suatu rencana
usaha. Terdapat 4 (empat ) tahap yang perlu dilakukan.



Tahap Pertama : Mencari Ide Usaha



Tahap Ketiga : Memulai Usaha



Tahap Kedua : Mencari Informasi Usaha

Tahap Keempat: Tindak Lanjut & Pengembangan Usaha.
Tahap mencari ide usaha merupakan tahapan yang sangat krusial dalam rencana


usaha. Secara garis besar tahap mencari ide usaha didahului dengan menyeleksi sekian
banyak ide-ide usaha yang muncul dan ingin dilaksanakan. Disini perlu dilakukan curah
ide, curah pendapat atau brain storming ide sebanyak-banyaknya dengan diri sendiri,
dengan keluarga, dengan teman dan berbagai pihak lainnya yang bisa diajak diskusi.
Jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan.
Langkah berikutnya ’Menyeleksi Ide Usaha’. Dari sekian banyak ide usaha yang
terkumpul, analisa sesuai keahlian pribadi. Maksudnya keahlian praktis yang dimiliki,
keahlian manajemen usaha, pengetahuan tentang jenis usaha, kecocokan dengan
motivasi, kaitannya dengan pengambilan risiko usaha. Dari sekian banyak ide tersebut
sekarang tinggal 5 s/d 10 ide usaha.

Ide usaha tersebut harus diperkuat dengan usaha mencari bantuan, menghadiri
pelatihan-pelatihan usaha, mengamati pengusaha yang sukses, mempelajari dokumen
usaha yang sejenis. Hasilnya mungkin ada 3-5 ide usaha.
Langkah berikutnya adalah melakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman atau yang dikenal dengan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
Threat). Akhirnya ada satu ide yang terbaik. Merupakan keputusan Ide Usaha yang akan
disusun Rencana Usahanya.
3. Kerangka Rencana Usaha

Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang
mencakup, antara lain:
1) Nama Perusahaan
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik oleh si pemilik
usaha, karena nama ini akan memberikan dampak jangka panjang. Canon dan
Wichert dalam Alma (2007) menyatakan bahwa ciri-ciri merek yang baik adalah:
1. Short (pendek)
2. Simple (sederhana)
3. Easy to spell (mudah dieja)
4. Easy to remember (mudah diingat)
5. Pleasing when read (enak dibaca)
6. No disagreeable sound (tidak ada nada sumbang)
7. Does not go out of date (tidak ketinggalan jaman)
8. Ada hubungannya dengan barang dagangan
9. Bila diekspor mudah dibaca oleh orang asing
10.Tidak menyinggung perasaan/kelompok lain
11.Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk
tersebut
2) Lokasi
Untuk memilih lokasi harus diingat bahwa konsumen lebih suka untuk berbelanja ke

pusat pertokoan atau ke lokasi dimana banyak terdapat jenis barang dagangan.
Biasanya toko akan terpusat di dekat pusat perbelanjaan di daerah baru, dan

kemudian seiring berkembangnya lingkungan sekitar daerah tersebut akan semakin
ramai dan berubah menjadi daerah pertokoan yang strategis
3) Komoditi yang akan diusahakan
Untuk memilih komoditi yang akan diusahakan dapat dipertimbangkan hal-hal sbb:
1. Banyaknya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis usaha tertentu, baik
berupa barang maupun jasa
2. Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang/jasa
tertentu
3. Kurangnya kompetitor yang memiliki usaha yang sama dengan apa yang akan
kita usahakan
4. Adanya kemampuan untuk bersaing dengan kompetitor lain
4) Konsumen yang dituju
Dalam hal ini perlu dianalisa calon-calon konsumen yang diharapkan. Apakah
konsumen bertempat tinggal di lingkungan usaha? Ataukah perusahaan akan
menjangkau konsumen yang lebih luas.
5) Pasar yang akan dimasuki
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya

sebagai market leader, market challenger, market follower, atau maket nicher. Market
leader memiliki pangsa pasar dalam usaha sejenis. Perusahaan ini dapat
mengendalikan harga, membuat produk baru, menggunakan promosi besar-besaran
dan sebagainya.Namun sebagai market leader, perusahaan tidak dapat lengah
sedikitpun oleh ancaman dari perusahaan lain untuk mempertahankan pangsa
pasarnya.
6) Partner yang akan diajak kerjasama
7) Personil yang dipercaya untuk menjalankan usaha
8) Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha jumlahnya sangat minim
atau bahkan nihil. Akan tetapi banyak diantara wirausahawan mampu mengumpulkan
modal dari tabungan, menjual harta atau bahkan dari pinjaman (hutang). Semua
sumber pengumpulan modal harus dicatat, sehingga nantinya dapat ditentukan berapa
modal awal yang dipakai untuk membuka sebuah usaha.

9) Peralatan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan
usaha pertokoan akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk pertama
kali membuka usaha, perlu mempertimbangkan peralatan yang dimiliki, sebab
membeli peralatan akan membebani kas yang kita miliki sebagai modal awal

10) Promosi
Sebagai usaha baru, tentunya usaha yang kita miliki belum dikenal oleh masyarakat.
Oleh sebab itu perlu direncanakan dengan baik strategi promosi apa yang akan
dipilih, media apa yang akan digunakan, keunggulan apa yang akan ditampilkan, serta
dimana kita akan melakukan promosi agar produk kita dikenal oleh konsumen.
4. Bentuk Formal Business plan


Introduction
Adalah item yang berisikan deskripsi dokumen, Untuk siapa dokumen ini dibuat,
Kenapa orang harus membacanya, siapa dan kapan dibuat, langkah-langkah yang




dilakukan, dll.
Table of Content
Daftar isi dari dokumen yang dibuat
Fact Sheet
Berisikan informasi data-data perusahaan: Nama perusahaan, Struktur legal, Lokasi,




Ukuran usaha, Nilai investasi, ROI (return on investment), Promoter, Auditor, etc
Executive Summary
Penjelasan singkat tentang setiap langkah dari rencana dan profil perusahaan dalam



bentuk narasi: visi misi, tujuan, etc
Business Concept
Berisikan konsep-konsep yang akan kita jalankan dalam usaha: Unique Selling
Proposition, Ide dasar, Nilai beda kita dengan pebisnis lain, oportunity yang bisa



didapat, kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan dll
Market Analysis
Penjelasan dan analisa mengenai situasi pasar: Pelanggan, pesaing, proses distribusi,



dan promosi
Operation



Menjelaskan tentang proses produksi: Input, Proses, Output
Financials
Menjelaskan tentang situasi keuangan perusahaan yang terdiri dari: Income



statement, Balance sheet, Cash flow, dan ratio
Organization
Menjelaskan tentang organisasi perusahaan: Kepemilikan/komisaris, Direksi, Stafstaf kunci. Dijelaskan pula posisi, tingkat pendidikan, pengalaman, success story,



potensi masa depan dan data-data lain yang sekiranya menguatkan
Legal
Menjelaskan aspek legal/hukum dari usaha yang dijalankan

5. Manajemen Usaha
Pengelolaan manajemen usaha dibutuhkan dalam konteks internal perusahaan,
agar perusahaan benar-benar memiliki arah dalam menjalankan usaha, terukur, dan
terencana dengan baik. Perencanaan usaha juga akan menjadi “controlling tools”, apakah
dalam perjalanannya nanti, bisnis yang dijalankan berada dalam line yang benar atau
tidak. Terutama dalam bisnis yang relatif baru, penuh dengan kreatifitas, perencanaan
usaha juga semakin dibutuhkan.
Beberapa manfaat yang diperoleh dari pengelolaan usaha adalah:
1. Memilih bisnis yang feasible untuk dijalankan berdasarkan studi kelayakan yang
dilakukan
2. Memiliki usaha yang berbadan hukum jelas
3. Memiliki laporan keuangan (bermanfaat untuk kelangsungan usaha, keuntungan
optimal, pengajuan kredit)
4. Memiliki perencanaan pengembangan dan operasional usaha yang jelas
Untuk menjalankan manajemen usaha diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
1. Identifikasi Peluang Bisnis
Identifikasi peluang bisnis dimulai dari mencari gagasan produk atau jasa usaha
baru. Gagasan tersebut bisa berasal dari kebutuhan, hobi/ kesenangan, mengamati
kecenderungan atau trend, mengamati kekurangan produk atau jasa yang telah ada,
serta mengamati lingkungan sekitar. Dengan mengidentifikasi peluang yang ada

memungkinkan kita untuk mendapatkan ide/gagasan bisnis yang mungkin selama ini
belum terpikirkan oleh orang lain.
Setelah mengidentifikasi peluang bisnis dan mendapatkan ide/gagasan
produk/jasa baru yang akan dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah membuat
perencanaan usaha (business plan). Dinyatakan oleh David H.Bangs Jr bahwa seorang
pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya merencanakan
kegagalan. Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan
perusahaan (business plan) merupakan perangkat tepat untuk memegang kendali
perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang.
Memulai usaha baru tidak tepat kiranya jika langsung dalam bentuk usaha
besar. Memang ada pengusaha yang langsung membuka usaha besar tanpa
mempunyai pengalaman lebih dahulu. Akibatnya jika usaha besar ini mengalami
benturan-benturan bisnis maka akan timbul kepanikan bagi pemiliknya sendiri dan
perusahaan semacam ini gampang jatuh/mengalami kegagalan. Memulai wirausaha
dalam bentuk usaha kecil akan memberikan pengalaman demi pengalaman dalam
mengelola usahanya. Berdasarkan pengalaman setiap tahun dan data yang terkumpul
dianalisa maka dengan mudah perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang
lebih besar.
Setelah perencanaan usaha selesai dibuat, calon pengusaha harus melakukan
studi kelayakan bisnis untuk menilai apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan dilihat
dari beberapa perspektif. Studi kelayakan usaha terdiri dari:


Studi Teknis
Studi teknis meliputi persoalan tempat usaha (apakah sewa, atau milik sendiri),
peralatan yang digunakan (apakah leasing, atau beli, atau sewa)



Studi Manajemen (Sumberdaya Manusia)
Studi manajemen menyangkut sumberdaya manusia yang terlibat dalam
bisnis/usaha yang dijalankan. Bagaimana dengan karyawan, siapa yang mengelola
usaha tersebut, serta bagaimana kemampuan masing-masing SDM dalam
mengelola unit usaha yang dijalankan. Dalam pemilihan SDM juga perlu
pertimbangan, apakah masing-masing jenis pekerjaan disesuaikan dengan
kompetensi ilmu setiap karyawan atau semua bidang ilmu dapat melaksanakan

jenis pekerjaan yang dibebankan. Tentu saja semakin tinggi tingkat pendidikan
karyawan juga mensyaratkan gaji/upah yang tinggi pula.


Studi Pasar (Pemasaran)
Studi pasar meliputi studi mengenai konsumen. Apakah konsumen yang menjadi
pasar sasaran produk/jasa yang akan dijalankan masih terbuka luas dan cukup
banyak, apakah pasar sasaran produk/jasa yang akan dijalankan hanya melayani
segmen tertentu saja, atau bahkan melayani semua segmen.



Studi Modal (Keuangan)
Studi mengenai modal meliputi dari mana sumberdana usaha berasal. Apakah
100% modal pemilik, apakah hutang (bank, pihak lain), ataukah kerjasama dengan
pihak lain. Demikian pula dengan besarnya modal yang digunakan untuk
membuka usaha, apakah diperlukan modal yang sangat besar, sedang, ataukah
cukup dengan modal kecil. Setelah mengatahui seberapa besar modal yang
diperlukan, baru ditentukan apakah modal tersebut cukup didanai dari modal
pemilik saja ataukah perlu meminjam dari pihak lain.



Studi Persaingan
Studi mengenai persaingan meliputi analisis competitor yang juga bermain di
lahan yang sama. Apabila diibaratkan dalam sebuah kue (pasar dan
konsumen/pembeli) banyak orang (penjual) yang menginginkan kue tersebut
(bermain dipasar tersebut) maka, setiap orang (penjual) hanya akan mendapatkan
potongan kue (pasar dan konsumen/pembeli) yang kecil. Namun jika hanya
sedikit orang (penjual) yang menginginkan kue (pasar dan konsumen/pembeli)
tersebut, maka masing-masing orang (penjual) akan mendapatkan potongan kue
(pasar dan konsumen/pembeli) yang cukup besar.

C. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
a. Membuka usaha tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya
b. Keenggganan menulis rencana usaha
c. Kegagalan bisnis karena keterbatasan pengalaman mengelola usaha
d. Banyak benturan bisnis yang terjadi pada usaha yang dijalankan tanpa
perencanaan
2. Perumusan Masalah
Bagaimana membuat perencanaan usaha (business plan) dan pengelolaan usaha bagi
kelompok remaja “Taruna Reka” di dusun Karang Ploso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul,
Yogyakarta?

D. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah:
1. Membekali Kelompok Remaja Taruna Reka” di dusun Karang Ploso, Sitimulyo,
Piyungan, Bantul, Yogyakarta agar memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang
pentingnya perencanaan dan
2. Membekali Kelompok Remaja Taruna Reka” di dusun Karang Ploso, Sitimulyo,
Piyungan, Bantul, Yogyakarta agar memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang
pengelolaan usaha yang tepat.
3. Dapat menyusun perencanaan dan pengelolaan usaha bagi usaha yang telah dijalankan.

E. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya perencanaan dan pengelolaan usaha
2. Memberikan pengetahuan tentang penyusunan Business plan
3. Sebagai forum untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman antara masyarakat dan
perguruan tinggi.

BAB II
METODE KEGIATAN PPM

A. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan pelatihan ini adalah anggota kelompok Remaja Taruna Reka
di Dusun Karangploso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta, dengan jumlah khalayak
sasaran 30 orang. Adapun yang menjadi instruktur dalam pelatihan ini adalah tim pengabdi
atau dosen dari Jurusan Manajemen UNY.

B. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
1. Ceramah bervariasi
Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat prinsip dan
penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi yang diberikan
meliputi: pentingnya perencanaan usaha, pengertian perencanaan usaha, kerangka
rencana usaha, bentuk formal perencanaan usaha dan bagaimana mengelola usaha yang
dijalankan dari aspek pemasaran, sumberdaya manusia dan keuangan.
2. Latihan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business plan )
Dengan metode ini peserta pelatihan akan mempraktikkan pengelolaan usaha pada jenis
usaha yang telah dijalankan dan praktik penyusunan perencanaan usaha (business plan)
sebagai tujuan akhir dari kegiatan pelatihan ini.

C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Agar kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat berjalan dengan lancar maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
No.
1.

Kegiatan
Persiapan

2.

Pelaksanaan

Uraian Kegiatan
a. Survei lapangan
b. Penyusunan proposal
c. Seleksi proposal
d. Seminar perencanaan kegiatan
e. Penyusunan materi pelatihan
a. Koordinasi dengan pihak terkait

3.

Pelaporan

b. Persiapan bahan dan alat
c. Pelaksanaan pelatihan teori
 Ceramah teori perencanaan usaha (business plan)
 Ceramah aspek-aspek pengelolaan usaha
d. Pelaksanaan pelatihan praktek
 Praktek penyusunan perencanaan usaha
 Praktek pengelolaan usaha
e. Monitoring dan evaluasi kegiatan
f. Penyusunan laporan
a. Seminar hasil kegiatan
b. Revisi laporan kegiatan PPM
c. Penggandaan laporan PPM
d. Pengiriman laporan PPM

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan inti kegiatan

selain kegiatan

survei, dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Juli
2010. Tempat pelaksanaan kegiatan adalah di sekretariat Kelompok remaja Taruna Reka di
dusun Karang Ploso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh
pengurus maupun anggota Taruna Reka dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang. Adapun
perincian dari kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tatap
Hari/
muka Tanggal
ke
I
Sabtu, 17
Juli 2010

Materi

Aspek-aspek
perencanaan usaha
a. Pentingnya
perencanaan usaha
b. Pengertian
perencanaan usaha
c. Kerangka rencana
usaha
d. Bentuk
formal
rencana usaha
Sabtu, 17
Praktek
mandiri
Juni 2010 pembuatan rencana
usaha

II

Minggu,
18 Juli
2010

Minggu,
18 Juli
2010

Aspek-aspek
pengelolaan usaha
a. Manajemen
pemasaran
b. Manajemen
sumberdaya
manusia
c. Manajemen
keuangan
Evaluasi hasil
perencanaan usaha dan
tanya jawab
pengelolaan usaha

Media
Makalah

Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Studi kasus
&
permainan

Penyusunan
Praktek mandiri
perencanaan
usaha warnet
Taruna Reka
Makalah
 Ceramah
 Tanya jawab

Hasil
Tanya jawab
perencanaan
usaha warnet
Taruna Reka

B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan secara garis besar mencakup
beberapa komponen, yaitu:
1. Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan
2. Ketercapaian tujuan pelatihan
3. Ketercapaian target materi yang telah direncanakan
4. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi
Ketercapaian target jumlah peserta dapat dilihat dari jumlah peserta yang ditargetkan
adalah 25-30 orang dan pada kenyataannya kegiatan pengabdian pada masyarakat diikuti oleh
30 orang sehingga target jumlah peserta telah dapat terpenuhi. Semua peserta dapat mengikuti
seluruh proses pelatihan dari awal sampai selesai, kegiatan yang dirancang 100% terlaksana,
dan kehadiran narasumber 100%. Target penyampaian materi pelatihan juga tercapai karena
materi dapat disampaikan secara keseluruhan dan antusiasme peserta dalam mengikuti
pelatihan sangat mendukung kegiatan ini.
Penguasaan kompetensi peserta pelatihan dievaluasi melalui praktek mandiri penyusunan
perencanaan usaha dan pengelolaan usaha yang dilakukan.
Selain itu kegiatan ini juga dievaluasi menggunakan instrumen pengukuran kepuasan
pelanggan dari Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UNY. Hasilnya menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta memberikan penilaian dengan skor 3 (baik) atau 4 (sangat baik).

C. FAKTOR PENDUKUNG KEGIATAN
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi faktor pendukung
dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini sebagai berikut:
a) Adanya kerjasama yang baik antara tim pengabdi dengan pengurus dan anggota
Taruna Reka
b) Partisipasi aktif dan antusiasme yang tinggi dari anggota Taruna Reka dalam
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

D. FAKTOR PENGHAMBAT KEGIATAN
Selain itu dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini juga ada beberapa hal yang
dipandang sebagai kendala pelaksanaan yaitu:
a) Latar belakang pendidikan anggota Taruna Reka yang sangat bervariasi sehingga daya
tangkap para peserta terhadap materi juga sangat bervariasi. Beberapa peserta yang
masih sangat muda cukup kesulitan memahami tujuan kegiatan dan manfaatnya bagi
kegiatan rintisan usaha.
b) Beberapa peserta pelatihan belum memiliki pengetahuan awal tentang kewirausahaan
dan pengelolaan usaha, sehingga beberapa peserta mengalami kesulitan dalam praktek
penyusunan perencanaan usaha dan pengelolaan usaha khususnya aspek sumberdaya
manusia dan keuangan

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sesuai dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Kegiatan pengabdian pada masyarakat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
2) Dengan pelatihan ini peserta dapat membuat perencanaan usaha sesuai bisnis yang akan
dijalankan.
3) Dengan pelatihan ini peserta dapat meningkatkan pemahaman mengenai pengelolaan
usaha, khususnya aspek pemasaran, sumberdaya manusia dan keuangan.

B. SARAN
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1) Perlu adanya kegiatan pelatihan lanjutan untuk terus mengembangkan Taruna Reka
agar lebih berkembang dalam menjalankan usahanya
2) Perlu adanya pendampingan dari instansi terkait lainnya (Dinas Perindustrian dan
Perdagangan) agar lini usaha yang selama ini dikelola oleh Taruna Reka dapat terus
maju dan membantu kemakmuran anggotanya.
3) Perlu adanya pelatihan kewirausahaan agar Taruna Reka maupun masyarakat
disekitarnya mampu berwirausaha dalam rangka membantu meningkatkan kondisi
perekonomiannya.