Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung | Kurniawan | Natural Science: Journal of Science and Technology 7215 24011 1 PB

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
The Quiver of a Connected Path Algebra
Vika Yugi Kurniawan
Program Studi Matematika FMIPA UNS

ABSTRACT
A directed graph can be viewed as a 4-tuple =
, , , t where
and
are
finite sets of vertices and arrows respectively, and , are two maps from
to
. A
directed graph is often called a quiver. For a quiver and a field , we can define a algebra with basis the set of all paths in . This -algebra is called path algebra
. In this

paper, we study the properties of a path algebra over a field . These properties are used to
show interplay betwen a connected path algebra and its quiver. In the end of discussion, we
show that the path algebra KQ is connected if and only if Q is a connected quiver.
Keywords: Idempotent, Indecomposable, Path Algebra, Primitive orthogonal.

ABSTRAK
Graf berarah dapat dipandang sebagai pasangan 4-tupel yang terdiri dari dua himpunan
serta dua pemetaan dan disebut sebagai quiver =
, , , . Untuk sebarang quiver
dan lapangan , dapat didefinisikan suatu -aljabar yang disebut dengan aljabar lintasan
yang memiliki basis berupa himpunan semua lintasan yang ada pada quiver . Pada makalah
ini, dipelajari sifat-sifat dari suatu aljabar lintasan atas lapangan . Selanjutnya sifat-sifat
tersebut digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara aljabar lintasan terhubung dengan
quivernya. Diakhir pembahasan ditunjukan bahwa suatu aljabar lintasan
dari suatu quiver
merupakan aljabar terhubung jika dan hanya jika merupakan quiver terhubung
Kata Kunci : Aljabar lintasan, Idempoten, Indekomposabel, Ortogonal primitif.

Banyak persoalan akan lebih jelas untuk


PENDAHULUAN
dari

difahami apabila direpresentasikan dalam

matematika diskrit yang banyak digunakan

bentuk graf. Konsep graf karya Euler dalam

sebagai alat bantu untuk menggambarkan

menyelesaikan

atau menyatakan suatu persoalan agar lebih

Konigsberg pada tahun 1735 merupakan

mudah

awal dari lahirnya teori graf. Meskipun


Teori

graf

dimengerti

adalah

dan

bagian

diselesaikan.

masalah

Coresponding Author : [email protected] (phone: +62-856-2528-707)
318


Jembatan

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

umurnya relatif muda, teori graf telah

bermanfaat untuk mempelajari hal-hal yang

berkembang sangat pesat akhir-akhir ini,

berkaitan dengan lintasan dari suatu graf

baik dalam bidang pengembangan teori

berarah atau quiver. Salah satunya pada


maupun aplikasi di berbagai bidang.

makalah Redrigues dan Neubaeur (2011)

Graf

secara

umum

yang

merupakan

memberikan

obyek kombinatorial yang terdiri dari garis-

secara


garis

digunakan

(edges)

dan

titik-titik

(vertex).

umum

kesimpulan

aljabar

untuk


bahwa

lintasan

dapat

mengkonstrusi

suatu

Apabila setiap garis dari graf memiliki

pembangun melintang dari graf multi-

orientasi arah, maka graf tersebut disebut

relasional

sebagai graf berarah. Dalam beberapa


tranversal

literatur, graf berarah dapat dipandang

perkembangan

sebagai pasangan 4-tupel yang terdiri dari

lintasan ini cukup pesat sekali, antara lain

dua himpunan serta dua pemetaan dan

yang ditulis oleh Abrams dan Kanuni

disebut sebagai quiver
Himpunan

yang

himpunan titik


dimaksud

dari

himpunan

titik,

dengan



,

, , .

dan

himpunan

yaitu

, ∶

tentang

itu
aljabar

Ruiz dan Tomforde (2013), dan Tomforde

.

(2011).
Pada makalah ini, dipelajari sifat-

ke




kajian

Karena

Ara dan Cortinas (2013), Hazrat (2013),

adalah
panah

engine).

graph

(2013), Alahmadi dan Alasulami (2014),

adalah

dan himpunan panah

Sedangkan pemetaan
pemetaan

=

multi-relational

(a

sifat

,

dari

suatu

alabar

lintasan

atas

disebut sebagai sumber

lapangan. Selajutnya sifat-sifat tersebut



disebut

digunakan untuk menunjukkan keterkaitan

. Barisan

antara quiver terhadap keterhubungan dari

disebut sebagai

aljabar lintasannya. Penulisan makalah ini

lintasan. Dengan mendefinisikan suatu

bersifat studi kepustakaan, dimana penulis

operasi perkalian pada himpunan lintasan,

menghimpun hasil-hasil penelitian dari

maka himpunan semua lintasan pada quiver

berbagai

membentuk struktur semigrup. Selanjutnya

menyajikannya kembali secara runtut dan

untuk sebarang quiver

disertai contoh-contoh supaya pembaca

dari panah



dan

sebagai target dari panah
panah-panah pada quiver



dan lapangan

referensi

kemudian

dapat didefinisikan suatu K-aljabar yang

lebih mudah dalam memahami konsep

disebut dengan aljabar lintasan

aljabar lintasan atas lapangan.

yang

memiliki basis berupa himpunan semua

ALJABAR ATAS LAPANGAN

lintasan yang ada pada quiver tersebut.
Teori

tentang

aljabar

lintasan

Sebelum membahas tentang aljabar

sangat

lintasan,

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
319

terlebih

dahulu

akan

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

diperkenalkan pengertian aljabar beserta



contoh dan sifat-sifatnya. Perlu diketahui
bahwa beberapa pengertian dalam makalah

= {[

×

ini diambil dari Assem (2005) dan Dummit




];

, untuk

}

(2004).

dengan

Definisi 2.1 Aljabar A atas lapangan K
atau K-aljabar adalah sebuah ring A
dengan elemen identitas sedemikian
sehingga sebagai K-ruang vektor A
memenuhi kondisi:

perkalian antar matriks biasa serta



=

untuk setiap ⋋∈



dan ,

=

perkalian

∈ .

merupakan

pemetaan linier dan untuk setiap
=

berlaku

. Jika

,

A. Sub
dari A
elemen
, ∈

Salah satu sub aljabar dari �

adalah

×

himpunan matriks segitiga atas berukuran



× . Matriks identitas I dengan ukuran

bijektif

×

maka A dan B dikatakan isomorfis yang
dinotasikan

Definisi 2.3 Diberikan K-aljabar
ruang B di A disebut sub aljabar
jika elemen identitas A merupakan
identitas B dan untuk setiap
berlaku
∈ .

Perhatikan contoh 2.2 nomor 2.

disebut suatu

homomorfisma K-aljabar jika

matriks

aljabar.

⋋=⋋ . Jika A dan B merupakan K→

dengan

berikut akan diberikan definisi dari sub



sama dengan perkalian skalar dari kiri,
:

skalar

dan

Setelah memahami definisi aljabar,

dengan skalar dari kanan didefinisikan

aljabar, pemetaan

penjumlahan

merupakan aljabar atas lapangan .

Dalam hal ini perkalian vektor

yaitu

operasi

,

merupakan elemen identitas pada

matriks segitiga atas. Hasil kali matriks

≅ . Berikut akan diberikan

beberapa contoh aljabar.

segitiga atas juga berupa matriks segitiga

Contoh 2.2

atas.

aljabar, dengan operasi penjumlahan
perkaliaannya

terdefinisi
Demikian

seperti

dalam
pula

yang

operasi

matriks

berukuran

×

×

Pada
×

operasi

segitiga

bawah

merupakan sub aljabar

.

QUIVER DAN ALJABAR LINTASAN

perkalian skalarnya.
2. Matriks berukuran
, yaitu

himpunan
dari �

lapangannya.
dengan

demikian

perkaliaannya bersifat tertutup. Begitu juga

1. Setiap lapangan K merupakan K-

dan

Dengan

atas lapangan

bagian

ini

akan

diberikan

pengertian dasar beserta contoh dari quiver
dan aljabar lintasan.

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
320

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
Definisi 3.1 Quiver adalah pasangan 4tupel
, , ,
yang terdiri atas dua
himpunan, yaitu
(yang elemenelemennya disebut titik) dan
(yang
elemen-elemennya disebut panah), serta
dua pemetaan
, :

dengan

disebut sumber dari panah ∈
dan

disebut target dari
panah ∈ .
=

bersumber di
di

=

=

,

secara lebih ringkas
saja. Quiver
dan

diberikan sebagai berikut.
Definisi 3.3 Diberikan quiver
=
, , ,
dan
, ∈ . Barisan
| , , … , | dengan

untuk
setiap
, dan berlaku
= ,
=
untuk setiap
+
=
disebut lintasan dengan
dan
panjang
yang bersumber di
dan
bertarget di .

dan bertarget

maka biasa ditulis

Quiver

lintasan pada suatu quiver yang akan



Pada definisi di atas, jika

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

, ,



biasa

=

,

Lintasan dapat ditulis juga sebagai

⟶ .

sebagai berikut

atau

dikatakan berhingga jika

berikut

akan



ini setiap

��





= .

dengan

. Dalam hal

juga dipandang lintasan

yang dengan panjang = , disebut sebagai

diberikan

lintasan trivial pada

pengertian subquiver.
Definisi
, ,

=
′⊆



panjang dinotasikan dengan

terhubung jika ̅ graf terhubung.

Selanjutnya,





dan digambarkan

Himpunan semua lintasan pada

yang arah

dari setiap panahnya diabaikan, maka
quiver



=

merupakan himpunan berhingga.

Apabila graf ̅ adalah quiver



barisan panah

ditulis

dengan � =

3.2 Subquiver dari quiver
=
, merupakan pasangan 4-tupel
′, ′, ′, ′
sedemikian hingga


,
′⊆ ,
= |� ′ ,
=

dan dinotasikan

|| .

Definisi 3.4 Lintasan dengan panjang
yang memiliki sumber dan target pada
titik yang sama disebut siklus. Siklus
dengan panjang 1 disebut loop. Quiver
disebut asiklis jika tidak memiliki siklus.

|� ′ . Selain itu juga dipenuhi jika

⟶ merupakan panah di
sedemikian
hingga
∈ ′ dan
, ∈ ′ maka

= dan ′
= .

pendahulu dari

dasar dari quiver, berikut akan diberikan

pengikut dari . Selanjutnya, jika terdapat

pengertian aljabar lintasan yang merupakan

panah dari

aljabar

pendahulu langsung dari

Pada quiver
dari

Setelah diberikan beberapa pengertian

yang

dibangun

oleh

lintasan-

ke

, jika terdapat lintasan

maka

ke

dan

maka

disebut sebagai
disebut sebagai

disebut sebagai
dan

disebut

lintasan yang ada pada quiver. Tapi

sebagai pengikut langsung dari

. Untuk

sebelumnya perlu diketahui definisi dari

setiap

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
321



,



didefinisikan sebagai

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

Contoh 3.6 Diberikan quiver Q yang terdiri

himpunan semua pendahulu langsung dari
, dan

+

adalah himpunan semua pengikut

langsung dari


. Untuk selanjutnya,

disebut sebagai tetangga dari .
Pada

penelitian

ini

+

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

dari dua buah titik dengan dua buah panah



yang menghubungkan keduanya seperti
pada gambar berikut

diasumsikan

semua quiver yang diberikan merupakan
quiver berhingga. Dengan mendefinisikan
Himpunan {ε , ε , } merupakan basis

suatu operasi perkalian pada himpunan

dari aljabar lintasan KQ dengan definisi

lintasan yang berupa barisan panah-panah,
maka himpunan semua lintasan pada quiver

perkalian yang diberikan pada tabel

membentuk struktur semigrup. Dengan

berikut

demikian himpunan lintasan dengan operasi

ε
ε

penjumlahan dan perkalian merupakan
sebuah ring. Selanjutnya untuk sebarang
K

lapangan

dan

quiver

dapat

didefinisikan suatu K-aljabar yang disebut

ε
ε
0

ε
0
ε
0
0

Α
0
Α
0
0

0
0
0

dengan aljabar lintasan atas lapangan K
Dapat ditunjukkan bahwa KQ isomorfis

pada .

dengan aljabar matriks segitiga bawah,

Definisi 3.5 Diberikan quiver . Aljabar
atas K yang sebagai basisnya adalah
himpunan
semua
lintasan
| , , … , | dengan panjang
di disebut sebagai aljabar lintasan
.
Pada aljabar lintasan
dua buah lintasan
didefinsikan dengan

{









=

; jika
; jika

yaitu
K
T K =[
K

dan

a
b, c

={[

, hasil kali


K

]

d

] | a, b, c, d ∈ K}.

Isomorfisma tersebut diberikan oleh
suatu

pemetaan

linier

sedemikian

hingga
=


.

ε ⟼[

Untuk lebih memperjelas pengertian aljabar

⟼[

lintasan yang telah diberikan di atas,
berikut akan diberikan beberapa contoh
sederhana dari aljabar lintasan.
Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
322

,

,

],ε ⟼ [
], ⟼ [

,

,

],

].

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969
=�
= .
berhingga, maka ∑

SIFAT-SIFAT ALJABAR LINTASAN
Jika

Setelah mamahami definisi aljabar

∈�

adalah

lintasan beserta contoh-contohnya, berikut

identitas untuk

akan diberikan sifat-sifat aljabar lintasan.

Sebaliknya diandaikan bahwa

tak

Beberapa sifat di makalah ini diambil dari

berhingga. Misalkan

adalah

Assem (2005) yang akan disajikan dengan

elemen identitas dari

=∑= ⋋

lebih terurut dan bukti-bukti yang lebih

skalar tak nol dan

jelas. Sifat yang pertama menunjukkan

Himpunan semua sumber dari lintasan-

hubungan antara keberhinggaan quiver

lintasan

dengan aljabar lintasannya. Ada tidaknya

memiliki

siklus dan keberhinggaan jumlah titik pada

Diambil


suatu quiver memiliki hubungan terhadap
keberhinggan dimensi aljabar lintasannya.

.



, dengan ⋋ adalah
lintasan di

.

′, paling banyak

, katakan

elemen dan jelas berhingga.
sebarang



maka



\

′,

� . = ,

karena
terjadi

kontradiksi. Jadi, diperoleh bahwa

berhingga.
Lema 4.1 Diberikan quiver
dan
tak berhinga, maka basis dari
merupakan aljabar lintasan dari , maka (c) Andaikan
berlaku:
juga berdimensi tak hingga. Jika
=

(a)
(b)

adalah aljabar asosiatif,
memiliki sebuah elemen identitas
jika dan hanya jika
berhingga,
(c)
berdimensi hingga jika dan hanya
jika berhingga dan asikslis.
Bukti:



merupakan siklus di

maka untuk setiap
=

basis

,

diperoleh vektor



sehingga

juga

berdimensi tak hingga. Sebaliknya, jika
berhingga dan asikslis, maka
memuat

(a) Dengan memperhatikan kembali definisi

sehingga

pergandaan dua buah lintasan pada aljabar

lintasan

berhingga

berdimensi hingga.

Sebelum

lintasan, dapat diketahui bahwa hasil kali

sebanyak

hanya

membahas

tentang

lintasan yang jelas bersifat asosiatif.

lintasan, akan diberikan pengertian dari

|…|

(∑

untuk mendefinisikan aljabar terhubung

merupakan sebuah idempoten dari

Diambil

sebarang

lintasan

di , diperoleh

aljabar

elemen idempoten yang akan bermanfaat

(b) Jelas bahwa setiap lintasan stasioner � =
.

suatu

lanjut

vektor-vektor basis merupakan komposisi

||

keterhubungan

lebih

dan membahas sifat-sifatnya.

=

Definisi 4.2 Diberikan sebuah K-aljabar .
Elemen dikatakan idempoten jika
= .
Elemen idempoten dikatakan idempotent
pusat jika untuk setiap ∈ berlaku
=

� � ) = (� + � + + � � )
=�
+ +�
+ +� �
= + + +�
+ + +

� ∈�

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
323



Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
.
Elemen
idempotent
, ∈
dikatakan saling ortogonal jika
=
= . Elemen idempoten
dikatakan
primitif jika tidak dapat ditulis sebagai
jumlahan dari dua elemen idempoten
ortogonal tak nol di .

Sedangkan

Perhatikan bahwa
idempoten

diberikan

],

[

Jelas bahwa



], dan

=[


=

�.



=[



berlaku



=[

Diambil sebarang

, diperoleh

=

=[

]=[

][

][

=[

Dengan demikian



]=

.



dan
sehingga

=[

=[

dan

][

digunakan

untuk

contohnya

perhatikan
=�

tidak memiliki idempoten pusat selain

=

dan

]∈

�.

Setiap aljabar

memiliki dua

merupakan idempoten yang tidak trivial
maka



juga idempotent yang

tidak trivial, dengan sifat
ortogonal.

Akibat

dan

lainnya

− saling

juga

akan

terdapat dekomposisi -modul kanan

]=[



idempotent trivial yaitu 0 dan 1. Jika

]

]=[



� ⊕�



. Sebaliknya, jika

adalah dekomposisi

yang tidak trivial dan

]

∈�,

],

maka

,

=

+





=

=

-modul

dengan

adalah pasangan

idempoten ortogonal dari

merupakan idempoten

yang saling ortogonal. Selain itu

.

merupakan aljabar terhubung karena

juga merupakan

][

atas

Contoh 4.3. Aljabar matriks

].

idempoten pusat. Selanjutnya perhatikan
bahwa

di

Sebagai

dari


+

Definisi 4.4 Aljabar
disebut aljabar
terhubung (atau aljabar indekomposabel)
jika
bukan merupakan jumlahan
langsung dari dua aljabar, atau secara
ekuivalen,
dikatakan aljabar terhubung
jika
tidak memiliki idempotent pusat
selain 0 dan 1.

merupakan idempoten pusat

karena untuk setiap


],

=

berikut.

].

=[



menyatakan definisi dari aljabar terhubung

memiliki empat buah

yaitu

bukan merupakan elemen

Definisi idempoten pusat yang telah

Contoh 4.3 Diberikan sebuah K-aljabar
matriks berukuran × yaitu
=[



idempoten primitif karena

Untuk lebih memahami definisi di
atas, berikut akan diberikan sebuah contoh.

=�

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

, dan � =

indekomposabel jika dan hanya jika

dan

primitif.

juga merupakan idempoten primitif karena

Jika

tidak dapat ditulis sebagai jumlahan dari

maka

dua buah idempoten ortogonal tak nol di .
Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
324

merupakan idempotent pusat,


juga

idempotent

pusat,

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
sehingga
sisi



dan

adalah ideal dua

dan keduanya

menjadi





=

=[

-aljabar



dengan elemen identitas


ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

dan







adalah dekomposisi

merupakan

sebuah

dengan sifat

mengakibatkan
dekomposisi
,…,

=

dengan
ideal-ideal

=

kanan



=

=
Dengan demikian

⨁…⨁

=

merupakan

disebut

himpunan

lengkap

[

Diperoleh

]

=[

elemen idempoten primitif. Sifat berikut

=

akan sangat bermanfaaat dalam pembuktian
sifat-sifat berikutnya.

=

adalah

+

dengan

], dan
+

=

Lema 4.6 Sebuah idempoten ∈
jika dan hanya jika aljabar
memiliki idempoten dan .

=

][

=[

],

primitif
hanya

Bukti:

�.

(

) Diketahui



merupakan elemen

=

+

idempoten primitif, artinya
=[

}

,

Selanjutnya akan diberikan sebuah

Idempoten-idempoten

],

merupakan ideal-ideal

lema yang menyatakan sifat dari suatu

ortogonal primitif dari
[

=

=

,

idempoten ortogonal primitif dari aljabar .

}

idempoten

Contoh 4.5 Diberikan K-aljabar
].

=

dengan

merupakan himpunan lengkap idempoten-

ortogonal primitif dari .

[



memiliki dekomposisi

kanan indekomposabel. Jadi { ,

dekomposisi

indekomposabel dan himpunan { , … ,



, dan

indekomposabel.

sebagai

].

terdapat

Dekomposisi seperti diatas selanjutnya
disebut

]

]

=[

idempoten-idempoten

orthogonal primitif dari
+

][

=[

} yang

Setiap himpunan { , … ,

],

=[

. Pada kasus ini dekomposisi

jumlahan langsung dari aljabar .

+

][

ditulis sebagai

]

tidak dapat
dengan

elemen idempoten ortogonal tak nol di
Diambil sebarang idempoten
katakan

=

dengan

∈ .



,

.
,

Karena
merupakan idempoten maka
= sehingga diperoleh

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
325

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
=

=

=

=

=

=

Dengan demikian diperoleh
.
(

)

Akan

kontraposisi.

elemen

primitif,katakan


tetapi

=

=

atau dengan kata lain

+

Bukti:

dengan



Diandaikan

} yang merupakan himpunan dari semua
lintasan stasioner � = ||
adalah
himpunan lengkap idempoten-idempoten
ortogonal primitif untuk
.

=

atau

ditunjukkan

merupakan
,

=

Sesuai dengan definisi pergandaan, �

bukan

merupakan idempoten ortogonal untuk

idempoten

Karena

dengan

,

merupakan

=

=

+

Diambil

+





selain

kontradiksi sehingga

dan

memiliki

sebarang

+

�∈

idempoten

� . Jelas bahwa � dapat ditulis
dan

adalah kombinasi linier dari siklus-siklus
yang memuat

dengan panjang

.

Karena � idempoten maka � = �, sehingga

diperoleh persamaan

.

Dengan demiian aljabar
idempoten

tidak

dengan � =⋋ � + , dengan ⋋∈

=
Diperoleh idempoten





aljabar

+
+

. Selanjutnya

idempoten selain 0 dan � .

+



∈�

ekuivalen dengan menunjukkan bahwa

Perhatikan bahwa
+

.

tinggal ditunjukkan bahwa � primitif, atau

idempoten yang saling orthogonal.

=

=∑

berhingga, maka

adalah identitas dari

=

dan

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

= � − � = ⋋ −⋋ � +
+ .

memiliki
.

Terjadi

merupakan elemen

idempoten primitif.
Setelah diberikan pengertian dari

⋋−
=

Dari persamaan diatas diperoleh
∎ ⋋ −⋋= , sehingga ⋋=

⋋= , maka � =⋋ � +

idempoten ortogonal primitif, berikut akan

atau ⋋= . Jika
= � . Di sisi

lain jika ⋋= , maka � =⋋ � +

diberikan lema yang mengatakan bahwa

= .

� tidak memiliki

Dengan demikian �

himpunan semua lintasan stasioner dari

dan

idempoten selain 0 dan � , sehingga

merupakan himpunan lengkap idempoten-

terbukti � primitif.

idempoten ortogonal primitif.

Himpunan

{� | ∈

}

yang

merupakan himpunan lengkap idempoten

Lema 4.7 Diberikan sebuah quiver
berhingga
. Elemen
= ∑ ∈� �
merupakan identitas dari
dan {� | ∈

ortogonal primitif untuk

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
326

tidak selalu



Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
=∑

tunggal. Seperti pada contoh 3.6(2), selain
himpunan {� , � }, himpunan {� + , � −

, ∈

= (∑

} juga merupakan himpunan lengkap

idempotent ortogonal primitif untuk

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

Jadi

.



idempoten ortogonal primitif untuk aljabar

Diandaikan aljabar
maka sesuai definisi

Lema 4.8 Diberikan
aljabar asosiatif
dengan elemen identitas, dan dimisalkan
bahwa { , … , } adalah himpunan
lengkap berhingga dari idempotentidempoten orthogonal primitif. Aljabar
terhubung jika dan hanya jika tidak
terdapat suatu partisi yang tidak trivial
∪̇ dari himpunan { , , … , } sedemikian
hingga untuk ∈ dan ∈ berakibat
= =
.

pusat dengan

karena



maka



merupakan

={|

untuk

setiap

=

∈ ,
=

∈ dan ∈ . Akibatnya
= (∑

= (∑





) = (∑
)(∑ ∈



=

+∑

=

=

atau

= } dan

∪̇

={|

)

,

=

idempoten dari

=

diperoleh
diperoleh

=

,

,

. Karena

=

. Misalkan

=

}. Karena

sebuah partisi yang

= , dan jika
=

.

∈ ,
∈ ,

Dengan

demikian, jika ∈ dan ∈ , diperoleh

.

=

∈ . Dari

Selanjutnya diambil sebarang
yang diketahui

=

=

tidak trivial dari { , , … , }. Jika

= , dan

=

(∑

=

≠ , , jelas

merupakan idempoten.
∈ ,

Untuk setiap

=∑=

=

primitif,

idempoten-idempoten

otrogonal, maka

≠ . Diperoleh

dan

pusat. Diambil

sehingga

≠ . Dan karena

dan

=∑,

=

. Karena partisi tersebut tidak trivial,



memuat idempoten

maka diperoleh

=

yang tidak trivial dan dimisalkan



tidak terhubung,

= . . = ∑=

Diandaikan terdapat sebuah partisi

=

aljabar terhubung.

tersebut.

Bukti:

.

. Terjadi kontradiksi

karena diketahui

aljabar dengan partisi himpunan lengkap

)=



adalah dekomposisi yang

tidak trivial dari

lema yang menyatakan keterkaitan suatu

) (∑

adalah idempoten pusat, dan



Berikutnya akan diberikan sebuah

+∑∈



=

= .

Secara analog diperoleh juga
= .

Dari beberapa sifat di atas dapat

, ketika

ditarik syarat perlu dan cukup dari suatu
)



aljabar

lintasan

terhubung.

Telah

ditunjukkan pada Lema 4.7 bahwa {� | ∈

)

} yang merupakan himpunan dari semua

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
327

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016
lintasan

� =

stasioner

||

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969



adalah

� =

dan juga �

� = .

himpunan lengkap idempoten-idempoten

Dengan Lema 4.8, diperoleh

ortogonal primitif untuk aljabar lintasan

terhubung, sehingga terjadi kontradiksi.

. Padahal menurut Lema 4.8 dikatakan

Jadi

suatu aljabar terhubung jika dan hanya jika

quiver
dan

{� | ∈

jika

}

terpisah
jika

yang

||

quiver

terhubung.



′ ∪̇

dan

=�

" sedemikian hingga


terhubung maka terdapat

tidak terpartisi. Hal

� .

"

maka

Karena



′ dan



" yang bertetangga. Tanpa mengurangi

tersebut hanya akan terpenuhi jika

merupakan



=

� =



merupakan himpunan dari semua lintasan
stasioner � =

tidak terhubung. Dengan

Lema 4.8, maka terdapat partisi gabungan

dari suatu

merupakan aljabar terhubung jika
hanya

adalah quiver terhubung.

Diandaikan

ortogonal primitif tidak terpartisi. Dengan
demikian aljabar lintasan

adalah quiver terhubung.
Diketahui

himpunan lengkap idempoten-idempoten

tidak

keumuman, terdapat

Lebih

karena

jelasnya akan ditunjukkan dalam teorema

dan

diperoleh �

sebagai berikut.

kontradiksi.
Teorema 4.9 Diberikan
quiver
berhingga. Aljabar lintasan
terhubung
jika dan hanya jika quiver terhubung.



panah



bertentangga. Akan tetapi
� ∈�

� = , terjadi

Jadi,

adalah

aljabar

terhubung.
Dari pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa keterhubungan suatu

Bukti:

aljabar

Diketahui

terhubung. Diandaikan

tidak terhubung, dan misalkan
komponen terhubung dari
subquiver penuh dari
"=

himpunan titik
′ maupun


berada di salah satu

′ atau

maka �

Kasus yang lain, jika �



aljabar lintasan

dari suatu quiver

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi

terhubung, maka sebarang lintasan
� =



′. Jelas bahwa

Karena

kasus jika

dengan

quivernya. Telah ditunjukkan bahwa suatu

yang memiliki

" tidak kosong. Diambil


erat

merupakan aljabar terhubung jika dan

".

dan

terkait

"

. Misalkan

\

lintasan

hanya jika



dasar untuk penelitian lebih lanjut dengan

tidak

mempelajari teori representasi dan kategori.

di

Sebagaimana disebutkan Savage (2006),

". Dipilih

=

merupakan quiver terhubung.

bahwa kategori modul-modul berdimensi

� = .

hingga atas aljabar lintasan

ekuivalen

dengan kategori representasi-representasi

maka

� = . Hal ini menunjukkan bahwa

berdimensi hingga dari quiver .

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
328



Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :318-329
Desember 2016

Savage A., 2006, Finite-dimensional
algebras and quivers, Encyclopedia
or Mathematical Physics, 2 : 313-320.

DAFTAR PUSTAKA
Abrams, G., Kanuni, M., 2013, Cohn path
algebras have Invariant Basis
Number. ArXiV: 1303.2122v2.

Tomforde, M., 2011, Leavitt path algebras
with coefficients in a commutative
ring, J. Pure Appl. Algebra 215(4) :
471-484.

Alahmadi, A., Alsulami, H., 2014,
Simplicity of the Lie algebra of skew
symmetric elements of a Leavitt path
algebra. ArXiv:1304.2385.
Ara, P., Corti˜nas, G., 2013, Tensor
products of Leavitt path algebras,
Proc. Amer. Math. Soc. 141(8): 2629
– 2639.
Assem, I., Simson, D. & Skowronski, A.,
2005 Elemens of the Representation
Theory of Associative Algebras,
London Math.Soc Student Text 65.
Cambridge University Press.
Dummit, D.S., and Foote, R.M., 2004,
Abstract Algebra, Third Edition, John
Wiley & Sons, United State of
America.
Hazrat, R., 2013, A note on the
isomorphism conjectures for Leavitt
path algebras, J. Algebra 375 : 33–
40.
Rodriguez, M.A., Neubauer, P., 2011, A
path algebra for multi-relational
graphs, Proceedings of the 2011
IEEE 27th International Conference
on Data Engineering Workshops,
Vol. April 11-16 : 128-131.
Ruiz,

ISSN-p: 2338-0950
ISSN-e : 2541-1969

E.,
Tomforde,
M.,
2013,
Classification of unital simple Leavitt
path algebras of infinite graphs, J.
Algebra 384 45–83.

Quiver dari Aljabar Lintasan Terhubung
(Vika Yugi Kurniawan)
329