132710 AKJ 2006 02 16 Gambaran Punokawan Sebagai Simbol Budaya Lokal

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
: Gambaran Punokawan Sebagai Simbol Budaya Lokal
Lokasi
: Hotel Limaran Jogjakarta
Reporter & Camerawan : Intro dan Heru

Tanggal Liptan

: 15 Februari 2006

Dalam dunia hiburan berbagai kreatifitas dari beragam ide telah mempengaruhi terhadap semua aspek
kehidupan dalam masyarakat dan tidak sedikit pula mampu menjadi sebuah icon/ atau menjadikannya sebuah
trend yang selalu di tirukan dalam kehidupan sehari – hari baik pada sikap/ gaya/ dan prilaku// dalam hal ini
hiburan ditawarkan melalui beragam konsep dan cara/ ada yang lewat beberapa media/ dan ada pula yang
langsung dilaksanakan melalui sebuah event//
Untuk suatu hiburan akan berlangsung sukses apabila dibuat dengan konsep yang bagus dan mampu
menimbulkan efek yang mempengaruhi pada penikmatnya/ selain itu juga dalam acara harus di tunjang oleh
beberapa aksesoris lapangan/ yang terdapat di lokasi pertunjukkan agar terkesan lebih menarik dan bisa
memberikan kepuasan bagi orang yang menyaksikannya//
Anak – anak merupakan segmen dalam sebuah tujuan hiburan yang sangat penting/ dan arus di perhatikan/

karena selain di tuntut bisa membuat mereka tertawa/ juga bisa memberikan unsur yang mendidik dan bahkan
mempunyai nilai belajar dalam pemikiran mereka//
Badut misalnya/ dengan berbagai kreatifitas dan ide/ orang yang sebelumnya biasa –biasa saja bisa
berubah menjadi sebuah karakter yang beragam// Hal ini biasanya di ambil dari beberapa tokoh dalam film atau
tokoh imajinasi lainnya// pembentukan sebuah karakter badut sangat dipengaruhi oleh tata rias atau make up
yang dibuat dan bentuk kostumnya/ terutama pada bagian wajah karena bisa dimanipulasi sesuai dengan
suasana dan tema acara dan juga bisa menggambarkan perasaan sang badut seperti sedang sedih/ bergembira/
seram/ lucu/ dan lain sebagainya//
Kesenian badut sebenarnya telah kita miliki melalui seni pertunjukkan wayang traditional/ yang biasanya
diperankan oleh beberapa orang/ dengan menggunakan tata rias sederhana/ dan ditambah berbagai aksesoris
tertentu/ menunjukkan karakter sebagai abdi kerajaan atau punokawan// wajah mereka telah dibentuk dengan
make up/ seperti Semar/ Petruk/ gareng/bagong dan lain sebagainya/ biasanya dilaksanakan untuk
mencerminkan karakteristik mereka masing - masing dalam konsep budaya lokal// pak Tedjo / merupakan salah
seorang yang berprofesi sebagai badut di Jogjakarta// Kreatifitasannya yang tinggi/ Tedjo Badut / orang
menyapanya/ merias sendiri saat akan tampil// Dengan berbekal kombinasi antara kosmetik dengan make up
tradisional / dapat menampilkan berbagai gaya badut// Material untuk merias dengan cara tradisional/ mereka
biasanya memakai singuit//
==statement==
Pak Tedjo badut
(material yang digunakan untuk merias.....)

Dari segi kesenian yang terdapat pada badut/ badut merupakan obyek penghibur saja// Beda lagi dengan
badut lokal atau teman – teman punokawan/ yang terdapat di pulau jawa ini// Bagong / semar / Gareng dan
lainnya/ adalah sebuah gambaran tokoh badut yang dapat menghibur sekaligus memberi panutan kepada
penontonnya// akan tetapi/ masyarakat luas banyak yang tidak menggandrungi badut lokal ini// Mereka lebih
menyukai badut pada umumnya atau sering dikenal sebagai badut impor//
==statement==
Pak Tedjo badut
(perbedaan badut import dan badut tradisional)
Dalam keterampillan untuk membuat sebuah karakter pada tokoh badut sebenarnya tidak harus
mempunyai basic dalam tehnik make up/ namun pengalaman sangat mempengaruhi dan di butuhkan keuletan
dalam membentuk serta merias agar terciptanya seorang tokoh badut yang kemudian akan menjadikannya dapat
di minati oleh anak – anak//
Intro dan Heru melaporkan untuk Apa Kabar Jogja RBTV//

ACC

Redaktur

Narator


Editor

1