Pengembangan Peta Bencana Longsoran Pada Rencana Waduk Manikin Di Nusa Tenggara Timur.
iii
PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA
RENCANA WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR
Hikmat
NRP : 9021020 NIRM: 41077011900138 Pembimbing : Ir. Theo F. Najoan, M.Eng
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Pergerakan tanah, atau umumnya disebut sebagai longsoran, dapat menjadi kendala dan ancaman yang serius bagi kehidupan manusia karena sifat-sifatnya yang tidak mudah untuk ditebak dan ditentukan. Pada penulisan Tugas Akhir ini akan dibahas salah satu cara mengantisipasi bahaya longsoran, yaitu dengan membuat peta bencana longsoran sehingga dapat diketahui daerah-daerah yang rawan terhadap longsoran.
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada pengembangan peta bencana longsoran pada rencana pembangunan waduk Manikin di Nusa Tenggara Timur sedangkan metode analisa yang digunakan adalah analisa menggunakan grafik stabilitas metode Infinite Slope dengan dan perhitungan percepatan gempa kritis. Berdasarkan hasil analisa parameter tanah yang didapat dari Puslitbang Air dengan kondisi kemiringan tanah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter) maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada tanah jenis alluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.4148 sampai dengan 5.8239 dan nilai percepatan gempa kritis ak dari 0 sampai dengan 0.4204.
2. Pada tanah jenis kolluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.5136 sampai dengan 3.9051 dan nilai percepatan gempa kritis ak dari 0 sampai dengan 0.2532.
3. Pada tanah jenis Noelle menggunakan kuat geser normal didapatkan nilai FK sebesar 1.3709 sampai dengan 8.8786 dan nilai percepatan gempa kritis ak dari 0 sampai dengan 0.6866.
4. Pada tanah jenis Bobonaro menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.9494 sampai dengan 3.9115 dan nilai percepatan gempa kritis ak dari 0 sampai dengan 0.2537
(2)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR……….……….……..i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR………..……...ii
ABSTRAK……….………...…..………..……...iii
KATA PENGANTAR…….………..………..iv
DAFTAR ISI……….………..………..………..vi
DAFTAR GAMBAR …….………..….…………..…..………..ix
DAFTAR TABEL…….……….………..….…...…………..……..…..xii
DAFTAR NOTASI………...………….………..….…...…………..…..…..xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………1
1.2Maksud dan Tujuan………2
1.3Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian………3
1.4Sistematika Pembahasan………..…….………..………3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan………..….5
2.2 Prinsip Tegangan Tanah Efektif………7
2.2.1 Tanah Jenuh Sempurna (Saturated Soil)………...7
2.2.2 Tanah Jenuh Sebagian (Unsaturated Soil)………8
2.3 Tegangan Pada Massa Tanah………9
(3)
vii
2.5 Stress Path………14
2.6 Pengujian Kuat Geser Tanah……….16
2.7 Lereng………..……….…18
2.7.1 Faktor Pengaruh Luar………..…….20
2.7.2 Faktor Pengaruh Dalam……….….…..21
2.8 Kestabilan Lereng………..……23
2.9 Metode Analisa Stabilitas………..26
2.9.1 Metode Sayatan (Slice)……….27
2.9.2 Metode Bishop………..29
2.9.3 Metode Janbu………..……..33
2.9.4 Metode Infinite Slope Cara Grafis……….……...…..……..35
2.9.5 Metode Infinite Slope Cara Analitis………..…...…..……..37
2.10 Contoh Kasus Kestabilan Lereng………...…..…..39
2.10.1 Analisa Metode Infinite Slope Cara Grafis………40
2.10.2 Analisa Metode Infinite Slope Cara Analitis…….………42
BAB 3 TINJAUAN GEMPA 3.1 Tinjauan Umum……….45
3.2 Peta Zona Gempa………..46
3.3 Koreksi Pengaruh Jenis Tanah Setempat…………..………48
3.4 Percepatan Gempa Desain dan Kritis………..….50
BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Geomorfologi Daerah Waduk Manikin………52
4.2 Jenis Batuan Daerah Waduk Manikin………..…53
(4)
viii
4.4 Contoh Perhitungan Analisis Stabilitas Tanpa Gempa……….…..57 4.5 Analisa Stabilitas Lereng Dengan Gempa………..…63
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….72 5.2 Saran………73
DAFTAR PUSTAKA……….75
LAMPIRAN A Peta Kemiringan Lereng Waduk Manikin
LAMPIRAN B Peta Geologi Permukaan Waduk Manikin
LAMPIRAN C Laboratory Soil Test Rencana Bendung Manikin, Kupang
LAMPIRAN D Tabel Perhitungan Faktor Keamanan Tanpa Gempa
LAMPIRAN E Tabel Analisis Stabilitas Dengan Gempa
(5)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Faktor Keamanan Minimum untuk Beberapa Kondisi Kestabilan
Lereng………...…...……...……..26
Tabel 2.2 Analisa FK Dengan Metode Infinite Slope Cara Grafis………..…...40
Tabel 2.3 Analisa FK Dengan Metode Infinite Slope Cara Analitis……...…...42
Tabel 3.1 Koefisien Zona Gempa……….……....46
Tabel 3.2 Percepatan Gempa Dasar………..…..…..…48
Tabel 3.3 Penggolongan Jenis Lapisan Tanah………..49
(6)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ko Sebagai Hubungan Antara OCR dan IP…..……...…….……..11
Gambar 2.2 Mohr Envelope…..……...……….………...……..12
Gambar 2.3 Mohr-Coulomb Envelope .……….12
Gambar 2.4 Perubahan Keadaan Tegangan Menggunakan Lingkaran Mohr…14 Gambar 2.5 Stress Path Peningkatan Beban………...15
Gambar 2.6 Kurva Tegangan vs Regangan………...17
Gambar 2.7 Jenis-Jenis Longsoran………....22
Gambar 2.8 Metode Sayatan……….………....28
Gambar 2.9 Irisan Penampang..……….………....28
Gambar 2.10 Bidang Longsor Kritis………...………....30
Gambar 2.11 Sistem Gaya Pada Potongan………...………....30
Gambar 2.12 Sistem Gaya Pada Potongan Metode Janbu……...………....33
Gambar 2.13 Grafik Hubungan d/L dengan Faktor Koreksi……...…………....35
Gambar 2.14 Grafik Stabilitas untuk Infinite Slope……...……….…....37
Gambar 2.15 Potongan Elemen dan Gaya yang Bekerja……….…....38
Gambar 2.16 Contoh Kasus kestabilan Lereng………....39
Gambar 2.17 Grafik Kemiringan Lereng vs FK Berbagai Variasi Kedalaman Cara Grafis…………...……….……….…....41
Gambar 2.18 Grafik Kemiringan Lereng vs FK Berbagai Variasi Kedalaman Cara Analitis………....……….……….…....43
(7)
x
Gambar 3.1 Peta Zonasi Gempa……….………47 Gambar 3.2 Vs Pada Lapisan Tanah………….……….………50 Gambar 4.1 Model Contoh Perhitungan Lereng………..………..….57 Gambar 4.2 Grafik FK Lapisan Alluvial dengan Kuat Geser Peak ………..….59 Gambar 4.3 Grafik FK Lapisan Alluvial dengan Kuat Geser Residual…....….59 Gambar 4.4 Grafik FK Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser Peak…..…..….60 Gambar 4.5 Grafik FK Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser Normal…....….60 Gambar 4.6 Grafik FK Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser Residual….…..61 Gambar 4.7 Grafik FK Lapisan Noelle dengan Kuat Geser Normal……....….61 Gambar 4.8 Grafik FK Lapisan Bobonaro dengan Kuat Geser Peak…..…..…62 Gambar 4.9 Grafik FK Lapisan Bobonaro dengan Kuat Geser Normal.…..….62 Gambar 4.10 Grafik FK Lapisan Bobonaro dengan Kuat Geser Residual..…....63 Gambar 4.11 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Alluvial dengan Kuat Geser
Peak……….…………...65
Gambar 4.12 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Alluvial dengan Kuat Geser
Residual……….………….……....65
Gambar 4.13 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser
Peak……….…………...66
Gambar 4.14 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser
Normal……….…………...66
Gambar 4.15 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Kolluvial dengan Kuat Geser
(8)
xi
Gambar 4.16 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Noelle dengan Kuat Geser
Normal……….…………...67
Gambar 4.17 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Bobonaro dengan Kuat Geser
Peak……….…………...68
Gambar 4.18 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Bobonaro dengan Kuat Geser
Normal……….…………...68
Gambar 4.19 Grafik Stabilitas Gempa Lapisan Bobnaro dengan Kuat Geser
Residual……….……….…………...69
Gambar 4.20 Peta FK Tanah Waduk Manikin, NTT………70 Gambar 4.21 Peta FK Tanah Waduk Manikin, NTT (MAT = 3 meter)………71
(9)
xii
DAFTAR NOTASI
A = luas penampang
Cc = koefisien kompresibilitas Cu = koefisien keseragaman D = diameter partikel (mm)
Dr = derajat kompaksi untuk tanah berbutir kasar (%) D10 = Ukuran efektif partikel tanah (mm)
D30 = ukuran bukaan sieve dimana nilai persen lolos sebesar 30% (mm). D60 = ukuran bukaan sieve dimana nilai persen lolos sebesar 60% (mm). e = kadar pori
Gs = massa jenis relatif h = tinggi energi (cm) i = gradien hidrolik
k = koefisien rembesan (cm/det) L = panjang aliran (cm)
n = porositas
q = debit atau volume aliran Sr = derajat kejenuhan (%)
t = waktu yang dibutuhkan air untuk merembes (detik). V = kecepatan (cm/det)
(10)
xiii Vs = volume butir (cm3)
Vw = volume air (cm3) w = kadar air (%) Ws = berat butir (gram) Ww = berat air (gram) ∆h = beda tinggi (cm)
γ
=
berat jenis tanah (gr/cm3)γd
=
berat jenis kering tanah (gr/cm3) γsat = berat jenis jenuh tanah (gr/cm3) γw = berat volume air (gr/cm3) η = viskositas air(11)
LAMPIRAN A
PETA KEMIRINGAN
(12)
LAMPIRAN B
PETA GEOLOGI PERMUKAAN
WADUK MANIKIN, NTT
(13)
LAMPIRAN C
LABORATORY SOIL TEST
(14)
LAMPIRAN D
TABEL PERHITUNGAN
(15)
LAMPIRAN E
TABEL ANALISIS STABILITAS
DENGAN GEMPA
(16)
LAMPIRAN F
(17)
ANALISA FAKTOR KEAMANAN
Menggunakan metode Infinite Slope dalam menghitung Faktor Keamanan masing-masing lapisan tanah untuk lereng kolam waduk dengan persamaan sebagai berikut :
H c B A FK γ β φ ' tan ' tan + =
PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN
PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NTT
PETA BENCANA LONGSORAN
Membuat peta bencana longsoran berdasarkan hasil analisis PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data tanah di daerah rencana waduk Manikin berupa : 1. Kondisi topografi : meliputi peta kontur, profil lereng,
drainase permukaan, serta perubahan-perubahan topografi. 2. Kondisi Geologi : meliputi stratifikasi tanah, patahan,
diskontinuitas, dan pelapukan.
3. Parameter tanah : meliputi wn, γn, Gs, γsat, LL, PL, IP, φ’ dan
c’, k, serta jenis tanah berdasarkan USCS.
4. Percepatan gempa maksimum pada daerah tersebut.
ANALISA PENGARUH GEMPA
Melakukan analisa perhitungan gempa per 100 tahun terhadap kestabilan lereng dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan koefisien gempa Z yang didapat dari peta zona gempa. 2. Menentukan percepatan gempa dasar ac per 100 tahun.
3. Menentukan faktor koreksi v akibat pengaruh jenis tanah. 4. Menghitung percepatan gempa maksimum ag = Z x ac
5. Menghitung percepatan gempa desain ad = v x ag
6. Menghitung percepatan maksimum sebagai batasan k = ad / g
7. Menghitung percepatan kritis ak = (FK – 1) g sin α
8. Lereng stabil jika ak > k
MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan : Membuat peta bencana longsoran
Maksud: Agar menjadi acuan dalam pemilihan lokasi dan desain kemiringan waduk
(18)
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE TANPA M.A.T
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.1 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Alluvial Kondisi Tanpa MAT
GRAFIK SUDUT M IRING VS FK M ETODE INFINITE SLOPE TANPA M .A.T
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.2 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Kolluvial Kondisi Tanpa MAT
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE TANPA M.A.T
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.3 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Noelle Kondisi Tanpa MAT
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE TANPA M.A.T
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.4 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Bobonaro Kondisi Tanpa MAT
(19)
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 1 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.5 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Alluvial Kondisi MAT = 1 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 1 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.6 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Kolluvial Kondisi MAT = 1m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 1 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35
SUDUT KEM IRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.7 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Noelle Kondisi MAT = 1 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 1 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.8 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Bobonaro Kondisi MAT = 1 m
(20)
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 2 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.9 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Alluvial Kondisi MAT = 2 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 2 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.10 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Kolluvial Kondisi MAT = 2 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 2 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35
SUDUT KEM IRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.11 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Noelle Kondisi MAT = 2 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 2 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.12 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Bobonaro Kondisi MAT = 2 m
(21)
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 3 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 5 10 15 20 25 30 35
SUDUT KEM IRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.13 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Alluvial Kondisi MAT = 3 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 3 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.14 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Kolluvial Kondisi MAT = 3 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 3 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35
SUDUT KEM IRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.15 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Noelle Kondisi MAT = 3 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 3 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.16 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Bobonaro Kondisi MAT = 3 m
(22)
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 4 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.17 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Alluvial Kondisi MAT = 4 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 4 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.18 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Kolluvial Kondisi MAT = 4 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 4 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0 5 10 15 20 25 30 35
SUDUT KEM IRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.19 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Noelle Kondisi MAT = 4 m
GRAFIK SUDUT MIRING VS FK METODE INFINITE SLOPE M.A.T = 4 M
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0 5 10 15 20 25 30 35 SUDUT KEMIRINGAN
F
K
H = 1 M H = 5 M H = 10 M H = 15 M
Gambar 4.20 Grafik Sudut Kemiringan vs FK Lapisan Bobonaro Kondisi MAT = 4 m
(23)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
SEMINAR ISI
Bidang : Geoteknik
Judul : Pengembangan Peta Bencana Longsoran pada Rencana
Waduk Manikin di Nusa Tenggara Timur
Nama : Hikmat
NRP : 9021020
Pembimbing : Ir. Theo F. Najoan, M.Eng.
Penguji : 1. Ir. Ibrahim Surya, M.Eng.
2. Ir. Herianto Wibowo, M.T.
3. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang Sidang Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Bandung, November 2003
Mengetahui,
Ir. Rini I. Rusandi. Ir. Theo F. Najoan, M.Eng.
(24)
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Jl. Prof. Drg Suria Sumantri No. 65 BANDUNG
SEMINAR JUDUL
Bidang : Geoteknik
Judul : Pengembangan Peta Bencana Longsoran pada Rencana
Waduk Manikin di Nusa Tenggara Timur
Nama : Hikmat
NRP : 9021020
Pembimbing : Ir. Theo F. Najoan, M.Eng.
Penguji : 1. Ir. Ibrahim Surya, M.Eng.
2. Ir. Herianto Wibowo, M.T.
3. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang Sidang Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Bandung, Maret 2003
Mengetahui,
Ir. Hendaryanto W. Ir. Theo F. Najoan, M.Eng. Koordinator Tugas Akhir Dosen Pembimbing
(25)
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
Yang bertandatangan di bawah ini, selaku Pembimbing Tugas Akhir dari : Nama : Hikmat
NRP : 9021020
Menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa di atas dengan judul : PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN
PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, November 2003
Ir. Theo F. Najoan, M.Eng Pembimbing Tugas Akhir
(26)
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 680/TA/FTS/UKM/II/2003 tanggal 17 Februari 2003, dengan ini saya selaku Pembimbing Tugas Akhir memberikan tugas kepada :
Nama : Hikmat
NRP : 9021020
untuk membuat Tugas Akhir dengan judul :
PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA
WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR
Pokok-pokok pembahasan Tugas Akhir tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Tinjauan Gempa
4. Studi Kasus
5. Kesimpulan dan Saran
Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan Tugas Akhir ini.
Bandung, Februari 2003
Ir. Theo F. Najoan, M.Eng Pembimbing Tugas Akhir
(27)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergerakan tanah, atau umumnya disebut sebagai longsoran, dapat menjadi kendala dan ancaman yang serius bagi kehidupan manusia karena sifat-sifatnya yang tidak mudah untuk ditebak dan ditentukan. Pada penulisan Tugas Akhir ini akan dibahas salah satu cara mengantisipasi bahaya longsoran, yaitu dengan membuat peta bencana longsoran sehingga dapat diketahui daerah-daerah yang rawan terhadap longsoran.
(28)
2 Pergerakan tanah dapat terjadi secara tiba-tiba dalam massa yang besar, sehingga dapat membahayakan keberadaan struktur bangunan dan kelangsungan hidup penduduk yang tinggal di sekitarnya. Pergerakan tanah ini disebabkan berbagai faktor, yang akan dibahas kemudian pada bab-bab selanjutnya.
Dalam studi penelitian ini, penelitian dibatasi pada bahaya longsoran terhadap bangunan air seperti bendung dan waduk, dengan maksud untuk mengetahui titik-titik rawan longsor pada daerah rencana pembangunan waduk sehingga kerusakan dan ancaman yang timbul akibat longsoran dapat diantisipasi sebelumnya. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, akan dikembangkan sebuah peta bencana longsoran pada suatu daerah rencana pembangunan waduk sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi para perencana dan praktisi dalam pemilihan lokasi pembangunan waduk dan cara-cara penanggulangannya dalam menghadapi ancaman bahaya longsoran.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk membuat dan mengembangkan sebuah peta bencana longsoran pada suatu daerah rencana pembangunan waduk, dengan maksud agar peta tersebut dapat menjadi acuan dan masukan yang berarti dalam pemilihan lokasi pembangunan waduk serta perencanaan kemiringan lerengnya.
(29)
3
1.3 Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada pengembangan peta bencana longsoran pada rencana pembangunan waduk Manikin di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data tanah pada daerah rencana pembangunan waduk Manikin di NTT.
2. Analisa perhitungan nilai faktor keamanan setiap lapisan tanah untuk lereng kolam waduk yang akan dibangun dengan menggunakan metode Infinite Slope.
3. Analisa perhitungan akibat gempa terhadap Faktor Keamanan.
4. Pembuatan peta bencana longsoran berdasarkan nilai FK statik tanpa gempa dan dengan gempa, yang didapat dari hasil analisa sehingga diketahui titik-titik yang rawan terhadap bahaya longsoran.
1.4 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, maka penyusunan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari sub bab-sub bab pembahasan.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi dan ruang lingkup yang digunakan, serta sistematika pembahasan.
(30)
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori tentang lereng, tegangan efektif, parameter kuat geser, stress path, pengujian kuat geser, faktor-faktor penyebab longsoran, serta metode yang digunakan untuk menganalisa bahaya longsoran dan runtuhan.
BAB 3 TINJAUAN GEMPA
Berisi tinjauan umum tentang gempa, teori kegempaan, gelombang gempa, peta zona gempa, dan hal-hal lain yang berhubungan.
BAB 4 ANALISIS MASALAH
Berisi analisis perhitungan nilai FK statik dan dengan gempa berdasarkan data-data topografi, geologi, parameter tanah dan tinjauan gempa untuk kemudian dibuat dalam bentuk peta bencana longsoran.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
(31)
72
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa parameter data tanah kuat geser residual menggunakan metode grafik stabilitas Infinite Slope dan faktor percepatan gempa maka kestabilan tanah pada daerah waduk Manikin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada tanah jenis alluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.4148 sampai dengan 5.8239 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.4204 dengan kondisi kemiringan tanah
(32)
73 sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
2. Pada tanah jenis kolluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan
nilai FK sebesar 0.5136 sampai dengan 3.9051 dan nilai percepatan gempa
kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.2532 dengan kondisi kemiringan
tamah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
3. Pada tanah jenis Noelle menggunakan kuat geser normal didapatkan nilai
FK sebesar 1.3709 sampai dengan 8.8786 dan nilai percepatan gempa
kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.6866 dengan kondisi kemiringan
tamah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
4. Pada tanah jenis Bobonaro menggunakan kuat geser residual didapatkan
nilai FK sebesar 0.9494 sampai dengan 3.9115 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.2537 dengan kondisi kemiringan tanah
sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
5.2 Saran
1. Karena minimnya data tanah yang ada maka sebagian data tanah yang ada
diambil dari daerah waduk Kolhua yang kebetulan mempunyai jenis tanah yang sama dengan daerah waduk Manikin, juga tidak adanya data kuat geser peak dan residual pada jenis tanah Noelle maka disarankan untuk
(33)
74 mengadakan uji lapangan yang lebih teliti dan menyeluruh sehingga peta bahaya longsoran menjadi lebih akurat.
2. Disarankan untuk mengukur ketinggian muka air di lapangan
menggunakan piezometer yang menghasilkan data yang lebih akurat dibanding hasil uji lab berupa kadar air alami saja.
3. Sebagai bahan perbandingan disarankan untuk menggunakan beberapa
metode perhitungan stabilitas yang lain sehingga dapat dilakukan cross check dan perata-rataan.
(34)
75
DAFTAR PUSTAKA
1. Abramson L.W, Lee T.S, Sharma S, Boyce G.M, (1996), “Slope Stability
and Stabilization Methods”, Wiley Interscience.
2. Bowles,J.E. (1993), “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Penerbit
Erlangga.
3. Bramantyo (2003), “Analisis dan Mitigasi Peta Bencana Longsoran di
Waduk Kolhua Nusa Tenggara Timur,” Skripsi, Unika Parahyangan.
4. Coduto, D.P (1999), “Geotechnical Engineering: Principles and Practices,”
5. Connoly, Helen (1997),”Slope Design,” World Wide Web Pages for Slope
Design, School of University of Durham.
6. Das, Braja M (1993), “Principles of Soil Dynamics,” PWS-Kent Publishing
Company, Boston.
7. Holtz, Robert D. and Kovacs, William D. (1981), “An Introduction to
Geotechnical Engineering”, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J. 07632.
8. Janbu, N, “Stability Analysis of Slopes with Dimensionless Parameter”,
Harvard Soil Mechanics Series No. 46
9. Najoan, Th.F, “Aspek Geoteknik dalam Rekayasa Gempa”, UNIKA
Parahyangan.
10. Najoan, Th.F, “Perancangan Struktur Tanah”, UNIKA Parahyangan.
11. Rahardjo, Paulus P. (2001), “In-Situ Testings and Soil Properties
Correlation”, Geotechnics Laboratory, UNIKA Parahyangan.
(1)
1.3 Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada pengembangan peta bencana longsoran pada rencana pembangunan waduk Manikin di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data tanah pada daerah rencana pembangunan waduk Manikin di NTT.
2. Analisa perhitungan nilai faktor keamanan setiap lapisan tanah untuk lereng kolam waduk yang akan dibangun dengan menggunakan metode Infinite Slope.
3. Analisa perhitungan akibat gempa terhadap Faktor Keamanan.
4. Pembuatan peta bencana longsoran berdasarkan nilai FK statik tanpa gempa dan dengan gempa, yang didapat dari hasil analisa sehingga diketahui titik-titik yang rawan terhadap bahaya longsoran.
1.4 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, maka penyusunan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari sub bab-sub bab pembahasan.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi dan ruang lingkup yang digunakan, serta sistematika pembahasan.
(2)
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori tentang lereng, tegangan efektif, parameter kuat geser, stress path, pengujian kuat geser, faktor-faktor penyebab longsoran, serta metode yang digunakan untuk menganalisa bahaya longsoran dan runtuhan.
BAB 3 TINJAUAN GEMPA
Berisi tinjauan umum tentang gempa, teori kegempaan, gelombang gempa, peta zona gempa, dan hal-hal lain yang berhubungan.
BAB 4 ANALISIS MASALAH
Berisi analisis perhitungan nilai FK statik dan dengan gempa berdasarkan data-data topografi, geologi, parameter tanah dan tinjauan gempa untuk kemudian dibuat dalam bentuk peta bencana longsoran.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran.
(3)
72
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa parameter data tanah kuat geser residual menggunakan metode grafik stabilitas Infinite Slope dan faktor percepatan gempa maka kestabilan tanah pada daerah waduk Manikin dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada tanah jenis alluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.4148 sampai dengan 5.8239 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.4204 dengan kondisi kemiringan tanah
(4)
73 sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
2. Pada tanah jenis kolluvial menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.5136 sampai dengan 3.9051 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.2532 dengan kondisi kemiringan tamah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
3. Pada tanah jenis Noelle menggunakan kuat geser normal didapatkan nilai FK sebesar 1.3709 sampai dengan 8.8786 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.6866 dengan kondisi kemiringan tamah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
4. Pada tanah jenis Bobonaro menggunakan kuat geser residual didapatkan nilai FK sebesar 0.9494 sampai dengan 3.9115 dan nilai percepatan gempa kritis ak sebesar 0 sampai dengan 0.2537 dengan kondisi kemiringan tanah sebesar 5° sampai 30° dan kondisi muka air tanah dari tanpa air tanah sampai kondisi jenuh (MAT = 4 meter).
5.2 Saran
1. Karena minimnya data tanah yang ada maka sebagian data tanah yang ada diambil dari daerah waduk Kolhua yang kebetulan mempunyai jenis tanah yang sama dengan daerah waduk Manikin, juga tidak adanya data kuat geser peak dan residual pada jenis tanah Noelle maka disarankan untuk
(5)
mengadakan uji lapangan yang lebih teliti dan menyeluruh sehingga peta bahaya longsoran menjadi lebih akurat.
2. Disarankan untuk mengukur ketinggian muka air di lapangan menggunakan piezometer yang menghasilkan data yang lebih akurat dibanding hasil uji lab berupa kadar air alami saja.
3. Sebagai bahan perbandingan disarankan untuk menggunakan beberapa metode perhitungan stabilitas yang lain sehingga dapat dilakukan cross check dan perata-rataan.
(6)
75
DAFTAR PUSTAKA
1. Abramson L.W, Lee T.S, Sharma S, Boyce G.M, (1996), “Slope Stability and Stabilization Methods”, Wiley Interscience.
2. Bowles,J.E. (1993), “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Penerbit Erlangga.
3. Bramantyo (2003), “Analisis dan Mitigasi Peta Bencana Longsoran di Waduk Kolhua Nusa Tenggara Timur,” Skripsi, Unika Parahyangan.
4. Coduto, D.P (1999), “Geotechnical Engineering: Principles and Practices,”
5. Connoly, Helen (1997),”Slope Design,” World Wide Web Pages for Slope Design, School of University of Durham.
6. Das, Braja M (1993), “Principles of Soil Dynamics,” PWS-Kent Publishing Company, Boston.
7. Holtz, Robert D. and Kovacs, William D. (1981), “An Introduction to Geotechnical Engineering”, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J. 07632.
8. Janbu, N, “Stability Analysis of Slopes with Dimensionless Parameter”, Harvard Soil Mechanics Series No. 46
9. Najoan, Th.F, “Aspek Geoteknik dalam Rekayasa Gempa”, UNIKA Parahyangan.
10. Najoan, Th.F, “Perancangan Struktur Tanah”, UNIKA Parahyangan.
11. Rahardjo, Paulus P. (2001), “In-Situ Testings and Soil Properties Correlation”, Geotechnics Laboratory, UNIKA Parahyangan.