Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

JELAMU ARDU MARIUS

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

vi

ABSTRACT
JELAMU ARDU MARIUS. The Development of the Competencies of the Agricultural
Extension Agents in East Nusa Tenggara Province. Under direction of SUMARDJO,
MARGONO SLAMET, and PANG S. ASNGARI

The objective of this research are : (1) to analyse the influence of the internal and external
factors of the agricultural extension agents to their competencies in doing work, (2) to analyse
the correlation between the competencies with the performance of the agricultural extension, (3)
to analyse the influence of the farmer’s individual characterization (formal education, non formal
education, age, cosmopolitant, adopter category, and income) to their perception in evaluating the
performance of the agricultural extension activities, and (4) to compose the strategy for
developing the competencies of the agricultural extension agents in Nusa Tenggara Province.
The individual characterization of the agricultural extension agents (formal education, non formal
education, age, work experience, cosmopolitant, motivation, and the income) were the internal
factors which assumed to influence their competencies, and those other i.e the non formal
education (diklat), the milieu, and the extension organization structure were the external factors.
As a “social agent” the agricultural extension agents have to matter the competencies in working.
The main works of the agricultural extension agents were: preparing the extension, implementing
, evaluating and reporting, developing the extension, achieving the professionalism,
communicating and sosial interacting. The farmers”s individual characterization were formal
education, non formal education, age, cosmopolitant, adopter category, and income.
The respondents were the agricultural extension agents and the farmers of the three
regency of research area (Kupang regency, Timor Tengah Selatan regency and Manggarai
regency). There were 72 agricultural extension agents selected by the census method in six
districts and 180 farmers selected by the stratified random sampling method of 18 villages The

research was conducted since Juni 2006 to January 2007 by using survey technique, interview,
observation, and indepth interview. Data analysis was done by statistical descriptive, Cronbach
Alpha, t-test, Rank Spearmen correlation, and path analysis. The analysis showed that internal
factor influenced significantly to the competencies of the agricultural extension agents. One of
the external factors i.e non formal education (diklat) was not influenced significantly to the
competencies of the agricultural extension agents, but the other external factors i.e the milieu, and
the organization structure were influenced significantly to the competencies of the agricultural
extension agents. The research showed also that the farmers’s individual characterization i,e
formal education, non formal education, cosmopolitan, adopter category, and income were
influenced significantly to their positive perception in evaluating the performance of the
agricultural extension; but the age was not influenced significantly to their positive perception in
evaluating the performance of the agricultural axtension. When the age to be higher, the
perception tends to be negative. The motivation of the agricultural extension agents was the
dominant element in influencing the competencies. The good income was the dominant element
of the farmers to give the positive perception for the performance of agricultural extension.
Key words: competence, agricultural extension agent, the performance of agricultural
extension, farmer, perception.

i


RINGKASAN
JELAMU ARDU MARIUS. Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian di Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Dibimbing oleh SUMARDJO, MARGONO SLAMET, dan
PANG S. ASNGARI.
Pembangunan pertanian di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peranan penyuluh
pertanian. Dalam pembangunan pertanian peranan penyuluh pertanian adalah memberdayakan
petani agar bisa menolong dirinya sendiri. Penyuluh pertanian bekerja bersama petani agar
mereka mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu bertani lebih baik, berusaha
tani lebih baik, dan mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu,
seorang penyuluh harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya yang disebut
kompetensi. Ada empat tujuan utama dari penelitian ini, yakni: pertama, untuk menganalisis
pengaruh faktor internal dan eksternal penyuluh terhadap kompetensi mereka dalam
melaksanakan tugasnya; kedua, untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja
penyuluhan; ketiga, untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu petani dengan penilaian
kinerja penyuluhan; dan keempat untuk menyusun strategi pengembangan kompetensi penyuluh
di Provinsi Nusa Tenggara Timur ke depan. Faktor internal penyuluh dalam penelitian ini adalah
karakteristik individu penyuluh seperti pendidikan formal, pendidikan non formal, umur, masa
kerja, sifat kosmopolitan, motivasi, dan pendapatan; sedangkan faktor eksternal penyuluh di sini
adalah diklat penyuluhan, lingkungan dan struktur organisasi penyuluhan. Sebagai seorang
pemberdaya masyarakat, seorang penyuluh harus memiliki kompetensi dalam hal: (1)

menyiapkan penyuluhan, (2) melaksanakan penyuluhan, (3) membuat evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penyuluhan, (4) mengembangkan penyuluhan, (5) berkomunikasi,
dan (6)
berinteraksi sosial. Karakteristik individu petani terdiri dari pendidikan formal, pendidikan non
formal, umur, sifat kosmopolitan, kategori adopter, dan pendapatan.
Responden penelitian terdiri dari 72 orang penyuluh Pegawai Negeri Sipil yang dipilih
secara sensus di enam kecamatan di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan
Kabupaten Manggarai, serta 180 orang petani yang dipilih dengan teknik stratified random
sampling,berdasarkan tingkat keinovatifan petani. Penyuluh di setiap kabupaten digolongkan
menjadi dua kategori yakni Penyuluh Ahli yang saat diangkat sebagai penyuluh berlatarbekalang
sarjana dan Penyuluh Trampil yang berlatarbelakang SLTA dan Diploma. Penyuluh Ahli dan
Penyuluh Trampil dibagi lagi atas dasar jenis usaha yang disuluh yakni Penyuluh Ahli dan
Penyuluh Trampil sektor pangan dan Penyuluh Ahli dan Penyuluh trampil sektor hortikultura.
Petani dari ketiga kabupaten juga dibagi atas jenis usahanya, yakni petani sektor pangan dan
petani sektor horikultura. Penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2006 sampai dengan Januari
2007dengan menggunakan survey, wawancara dan pengamatan. Statistik yang digunakan adalah
Cronbach Alpha, Uji Beda, Korelasi Spearmen, dan Analisis Jalur. Secara rinci, analisis data
yang digunakan untuk menjawab masing-masing tujuan adalah: (1) untuk menjawab tujuan
pertama yakni menganalisis faktor-faktor yang menentukan/berpengaruh terhadap kompetensi
penyuluh digunakan metode regresi linear berganda. Model analisis regresi linier yang digunakan

yakni : Y 1 = α + β1X1+β2 X2 +β3 X3 + ....+ β9 X9 + ∈ (keterangan: α=Konstanta, β1,β2...β9 adalah
parameter ,Y1=Kompetensi Penyuluh, X1=PendidikanFormal,X2=PendidikanNon Formal,
X3=Masa Kerja,X4=SifatKosmpolitan ,X5=Pendapatan Ekonomi, X6
=Motivasi
,
X7
=Struktur Organisasi Penyuluhan, X8=Diklat Penyuluhan, X9=Lingkungan, e = Galat);
(2)
untuk
menjawab
tujuan
kedua,
yakni
menganalisis
faktor-faktor
yang
menentukan/berpengaruh terhadap kinerja penyuluhan, digunakan metode regresi linear
berganda. Model analisis regresi linier yang digunakan yakni : Y1-2 = α + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 +

ii


....+ β7 X7 + ∈ (Keterangan: α =Konstanta, β1, β2...β7 adalah parameter , Y1= Kinerja penyuluhan
Y2=Kepuasan petani atas kompetensi Penyuluh , X1 =Kompetensi Penyuluh , X2=Pendidikan
Formal, X3= Pendidikan Non Formal, X4=
Umur,
X5=Sifat
Kosmpolitan
,
X6=
Pendapatan Ekonomi X7=Kategori Adopter , e = Galat); (3) Menjelaskan kaitan antara
karakteristik individu petani dengan penilaiannya terhadap kinerja penyuluhan digunakan analisis
korelasi Spearman dan analisis regresi liner berganda. Model analisis regresi linier yang
digunakan yakni : Y1 = α + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + ....+ β5 X5 + ∈ (Keterangan:α = Konstanta, β1,
β2...β5 adalah parameter , Y1= Kinerja penyuluhan, X1 =Pendidikan Formal, X2=Pendidikan Non
Formal, X3=Umur , X4 =Sifat Kosmpolitan , X5=Pendapatan Ekonomi, e=Galat);(4)
Merumuskan rekomendasi strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian yang tepat
bagi Nusa Tenggara Timur di era Otonomi Daerah. X1………X n = Peubah terikat e = error.
Untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Penyuluh
Pertanian dan kinerja penyuluhan digunakan metode Path Analysis (analisis jalur) dengan rumus :
.rij = pij + Σ k p ij r jk ( Keterangan : r = Koefisien korelasi, p = Koefisien jalur i, j, k =

Variabel i, j dan k).
Hasil analisis linier berganda dengan metode Backward menunjukkan bahwa faktor
internal dan eksternal penyuluh berpengaruh nyata pada kompetensi penyuluh dengan nilai Adj
R2 0.606, Sig F 0,000. Dengan kata lain pengaruh faktor internal dan eksternal penyuluh terhadap
kompetensi adalah sebesar 60,6 persen, sedangkan sisanya 39,4 persen disebabkan oleh faktor
lain di luar model. Aspek motivasi adalah dimensi yang besar pengaruhnya terhadap kompetensi
penyuluh pertanian (0.628), sebaliknya masa kerja penyuluh adalah aspek yang paling tidak
berpengaruh terhadap kompetensi penyuluh (-0.281). Pada faktor eksternal aspek dukungan
lingkungan khususnya dukungan politik pemda adalah dimensi yang paling berpengaruh terhadap
kompetensi penyuluh pertanian (0.384), sedangkan aspek diklat penyuluhan adalah dimensi yang
paling tidak berpengaruh terhadap pembentukan kompetensi penyuluh pertanian (-0.141).
Dengan metode yang sama yakni metode Backward menghasilkan bahwa karakteristik
individu petani berpengaruh nyata pada penilaian kinerja penyuluhan dengan nilai Adj R2 0.518,
Sig F 0,000: artinya, pengaruh karakteristik individu petani terhadap penilaian kinerja penyuluhan
sebesar 51,8 persen, dan sisanya 48,2 persen disebabkan oleh faktor lain. Dalam karakteristik
individu petani, aspek pendapatan ekonomi adalah dimensi yang paling berpengaruh terhadap
penilaian kinerja penyuluhan (0,265), disusul sifat kosmopolitan (0,245) serta pendidikan non
formal (0,152), sedangkan aspek umur yang sudah lanjut adalah dimensi yang berpengaruh
negatif terhadap penilaian kinerja penyuluhan. Korelasi Spearmen juga menunjukkan adanya
hasil yang hampir sama dengan analisis regresi linear berganda dimana karakteristik individu

petani berhubungan sangat nyata dengan kinerja penyuluhan pada tingkat kepercayaan Alpha
0,01 (atau 99 persen), kecuali umur yang semakin tua berhubungan negatif dengan kinerja
penyuluhan. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa karakteristik petani berpengaruh pada
tingkat kepuasan petani akan kompetensi yang diperlihatkan penyuluh dalam melaksanakan
tugasnya (nilai koefisien 0,399). Artinya sebanyak 39,9 persen penilaian petani terhadap
kompetensi penyuluh ditentukan oleh karakteristik individunya dan 60,1 persen ditentukan oleh
faktor lain di luar model. Aspek sifat kosmopolitan petani adalah dimensi karakteristik individu
petani yang paling berpengaruh dalam penilaian kepuasan terhadap kompetensi penyuluh (0,282)
disusul dengan pendidikan formal petani itu (0.225).
Metode analisis jalur (path analysis) menunjukkan juga adanya hasil temuan yang hampir
sama dengan analisis linier berganda (metode Backward) dimana peubah yang sangat
berpengaruh terhadap kepuasan penyuluh atas kinerjanya adalah motivasi penyuluh itu sendiri
dengan koefisien jalur sebesar 0,654, sedangkan peubah yang sangat berpengaruh terhadap
penilaian kinerja penyuluhan dari sisi petani yang menonjol dari semua aspek adalah pendapatan
ekonominya dengan koefisien jalur 0,265, dan pendidikan formal petani (0,242). Dengan
demikian strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian di Provinsi Nusa Tenggara

iii

Timur perlu diarahkan pada peningkatan motivasi diri penyuluh pertanian dengan memberikan

perhatian yang penuh terhadap penyuluh pertanian dan kegiatan penyuluhan. Fakta
memperlihatkan menurunnya motivasi dan semangat penyuluh dan berdampak pada rendahnya
kinerja penyuluhan yang dalam penelitian ini skor-nya hanya 56,3. Upaya meningkatkan motivasi
penyuluh pertanian yang menurun ini hanya bisa dilakukan dengan memberikan perhatian dan
komitmen politik terhadap pembangunan pertanian umumnya dan penyuluhan pada khususnya
termasuk menata struktur kelembagaan penyuluhan sesuai dengan amanat Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Kata kunci : kompetensi, penyuluh pertanian, petani, kinerja penyuluhan pertanian,
persepsi.

iv

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak mengindahkan kepentingan yang wajar IPB

2.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam
bentuk apapun tanpa izin IPB.

v

Judul Disertasi

: Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian
di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Nama

: Jelamu Ardu Marius

NRP

: P061030091


Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo, MS
Ketua

Prof. Dr. Margono Slamet
Anggota

Prof. Dr. Pang S. Asngari
Anggota

Diketahui

Ketua Departemen
Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 23 Oktober 2007

Tanggal Lulus:

vii

PRAKATA
Ke depan pembaca, penulis menyajikan sebuah disertasi berjudul ”Pengembangan
Kompetensi Penyuluh Pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur.” Karya ilmiah ini
merupakan salah satu syarat mencapai gelar doktor sebagai gelar akademik yang tertinggi yang
telah diuji dalam Sidang Ujian Terbuka pada hari Selasa, 23 Oktober Tahun 2007 di Lantai 6
Rektorat Institut Pertanian Bogor. Karya ilmiah ini adalah salah satu wujud nyata dari kata-kata
bijak Alber Eistein. ” manusia, sayuran, atau debu semesta, dan kita semua menari dengan nada
misterius yang disenandungkan dari kejauhan oleh seorang pemain yang tak kelihatan.” Penulis
menyadar i dengan penuh iman bahwa sentuhan tangan dari seorang pemain yang tak kelihatan,
Allah yang Maha Agung telah membimbing, dan memberikan rahmat serta berkahNya yang
berlimpah kepada penulis sampai menyelesaikan pendidikan doktoral di kampus yang tercinta ini,
Institut Pertanian Bogor. Sentuhan tangan-tangan yang kelihatan pun ikut serta memberikan
perannya kepada penulis selama ini sehingga disertasi ini juga merupakan hasil olah pikir
bersama melalui proses pembimbingan, proses belajar mengajar, proses diskusi, dan sebagainya.
Dalam ranah itu Einstein juga memberikan kesempatan kepada kita untuk merenungkan makna
dari kata-kata bijaknya yang lain. ” Agama sejati adalah kehidupan nyata. Kehidupan dengan
seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebajikan dan budi baik seseorang.”
Dari hati yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan untuk yang
terhormat Bapak Dr. Ir, Sumardjo, MS selaku ketua komisi pembimbing, Prof. Dr. Margono
Slamet, dan Prof. Dr. Pang S. Asngari selaku anggota komisi pembimbing. Beliau-beliau telah
memperkaya, mencerdaskan, dan ”mengusik” secara intelektual permenungan filosofis dan
pergulatan intelektual penulis yang sedang mencari, mengkaji, berasumsi dan membuktikan
kebenaran suatu hipotesis untuk diuji secara ilmiah. Beliau-beliau telah menjalankan peran (role)
secara profesional dan penuh integritas keilmuan. Terima kasih dan penghargaan juga
disampaikan kepada yang terhormat Bapak Dr. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc, Staf Pengajar
Progam Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pascasarjana IPB yang bertindak sebagai Penguji
Luar Komisi pada Ujian Tertutup tanggal 16 Agustus 2007 dan Bapak Prof. (Ris). Dr. Djoko
Susanto, SKM, APU, Staf Pengajar Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pascasarjana
IPB, serta Dr. Ir. Momon Rusmono, MS, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Departemen
Pertanian RI, yang bertindak sebagai Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka tanggal 23
Oktober 2007. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Amri Jahi, mantan
Koordinator Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB dan Dr. Ir. Lala Kolapaking, MS, Ketua
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB yang ikut serta memberikan

viii

pertanyaan kritis saat berlangsung Ujian Terbuka. Terima kasih atas semua masukan yang cerdas,
dan intelektual yang memperkaya karya ilmiah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan IPB yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di IPB

yaitu Rektor IPB (Prof. Dr. Ir.

Ahmad Ansori Mattjik, MSc), mantan Dekan Pascasarjana IPB (Prof. Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto,
MSc), Dekan Pascasarjana IPB Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS, Dekan Fakultas
Ekologi Manusia (FEMA) IPB, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Departemen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Dr. Ir. Lala Kolapaking, MS, Mantan Ketua Program Mayor Ilmu
Penyuluhan Pembangunan

Dr. Ir. Amri Jahi, Ketua Program Mayor Ilmu Penyuluhan

Pembangunan, Dr. Ir. Siti Amanah, MSc, semua Dosen dan Staf Pengajar Program Major Ilmu
Penyuluhan Pembangunan, serta semua petugas sekretariat di Rektorat dan sekretariat di Program
Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan atas semua kelancaran pelayanan akademik.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sahabat dan rekan
penulis, Dr. Adhyaksa Dault, SH, M.Si, Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Republik
Indonesia yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis selama bersama-sama
mengikuti Program Magister di UI dan Program Doktoral di IPB. Penghargaan yang sama
disampaikan juga kepada sahabat dan rekan penulis, Drs. Abdul Malik, M.Si, Kepala Biro
Kepegawaian Departemen Sosial Republik Indonesia, Dra. A. M. Sasanti, M.Si, dan Drs.
Kusgyarto, pegawai pada Depsos RI yang memberikan dukungan moril saat Ujian Terbuka
Doktor di IPB.
Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Gubernur Nusa Tenggara Timur, Piet A. Tallo, SH , Bapak Wakil Gubernur Nusa
Tenggara Timur, Drs. Frans Leburaya, Bapak Drs. Pake Pani, Mantan Wakil Gubernur Nusa
Tenggara Timur, Bapak Drs. Th. Hermanus, Ma ntan Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur yang telah mengizinkan penulis melanjutkan pendidikan Doktoral di IPB.
Penghargaan dan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan angkatan Tahun
2003 yang dalam proses perkuliahan senantiasa saling mendukung: Dr. Ir. Mulyadi, Dr. Dasmin
Sidu, SP, MS, Dr. Drs. Dwi Purwoko, M.Si, Dr. Muksin, SP, M.Si, Dr. Drs. H. Ibrahim Saragih,
M.M, Dr. Wildani Pinkan, ST, MS. Ir. Sapja Anantanyu, M.Si, Dr. Dra. Sri Tjahyorini, M.Si, Dr.
Syafiudin, SPd, M.Si, Drs. Bustang Mappaseling, M.Si, Dra. Marlyati, Msi, dan Drs. Bahrin,
M.Si.
Terima kasih kepada seluruh keluarga yang mendukung: Isteri tercinta Jean d’Arch Mbua
dan anak-anak tersayang Lani, Ebi, Oba, Fani, Tepan, dan Mira. Kamu telah ditinggalkan sekian
lama dalam kesendirian dan bertahan dalam derita. Hormatku yang besar kepada mama yang

ix

tercinta, Mama Lusia Lembut yang telah melahirkan dan membesarkanku, serta selalu
mendoakanku setiap hari. Doaku untuk almarhum ayah Bapak Lukas Jelamu yang tidak sempat
melihat keberhasilan putra sulungnya. Terima kasih juga kepada mama Mertuaku, mama Mia,
doaku untuk almarhum Bapa mertua, Bapa Alo Susuk. Terima kasih kepada kakak, dan adik:
kaka Drs. Saverius dan Meri Jelamu sekeluarga, kaka Marten dan Since Jelamu, adik Heribertus
Jelamu, SH, sekeluarga, adik Ir. Yos Jelamu sek., adik Kris dan Sefi Jelamu sek., adik Adrianus
dan Emi Jelamu sek., adik John Jelamu (almarhum) sek., serta seluruh keluarga besar.
Semoga semua jasa dan pengorbanan para guru, pendidik, budi baik serta simpati dari semua
pihak yang telah membantu penulis, dibalas oleh Tuhan yang Maha Agung yang mengetahui
setiap perbuatan maklukNya. Terima Kasih.

Bogor, Nopember 2007

Jelamu Ardu Jelamu
P061030091

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cancar, Manggarai, Flores Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur
tanggal 15 Agustus 1963 sebagai anak ketiga dari ayah Bapak Lukas Jelamu (alm) yang
berprofesi sebagai Guru Sekolah Dasar (SD) dan Ibu Lusia Lembut. Pendidikan sarjana ditempuh
di Sekolah Tinggi Filsafat/Teologi Katolik Ledalero, Maumere Flores, lulus tahun 1989. Pada
tahun 9997, penulis diterima di Program Studi Sosiologi pada Program Pascasarjana Universitas
Indonesia dan menamatkannya pada tahun 1999. Pada tahun 2003 diterima di Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Beasiswa
pendidikan diperoleh dari Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Penulis adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan bekerja sebagai Widyaiswara pada Badan Pendidikan dan Pelatihan.

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

Halaman
xv
xix

PENDAHULUAN.......................................................................................
Latar Belakang......................................................................................
Permasalahahan Penelitian....................................................................
Tujuan Penelitian..................................................................................
Kegunaan Penelitian..............................................................................

1
1
6
10
10

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
Konsep Penyuluhan Pembangunan.......................................................
Tugas dan Peranan Penyuluh Pertanian ...............................................
Mutu dan Kinerja Penyuluhan..............................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian ..........................................................
Kompetensi Menyiapkan Penyuluhan Pertanian...............................
Kompetensi Melaksanakan Penyuluhan Pertanian............................
Kompetensi Mengevaluasi dan Melaporkan Hasil Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian....................................................................
Kompetensi Mengembangkan Penyuluhan Pertanian........................
Kompetensi Berkomunikasi...............................................................
Kompetensi Berinteraksi Sosial.........................................................
Karakteristik Individu Penyuluh Pertanian...........................................
Pendidikan dan Pelatihan Penyuluhan Pertanian..................................
Lingkungan...........................................................................................
Struktur Organisasi Penyuluhan Pertanian...........................................

11
11
16
18
22
24
27

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS............................................
Kerangka Berpikir.................................................................................
Bagan hubungan antara Peubah............................................................
Hipotesis Penelitian...............................................................................

54
54
65
66

METODE PENELITIAN............................................................................
Rancangan Penelitian............................................................................
Populasi dan Sampel.............................................................................
Data dan Instrumentasi..........................................................................
Validitas Instrumen...............................................................................
Reliabilitas Instrumen...........................................................................
Pengukuran Peubah Penelitian..............................................................
Analisis Data.........................................................................................
Definisi Istilah………………………………………………………...

67
67
67
69
71
73
74
79
83

30
32
33
34
36
38
45
53

xii

HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................
Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................
Kondisi Penyuluhan pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur........................................................................................................
Struktur Kelembagaan........................................................................
Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian.......................................
Pendidikan dan Pelatihan Penyuluhan Pertanian...............................
Sebaran Penyuluh Pertanian di kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai...............................................................
Penyebaran Penyuluh Pertanian di kabupaten Kupang......................
Penyebaran Penyuluh Pertanian di Timor Tengah Selatan................
Penyebaran Penyuluh Pertanian di kabupaten Manggarai.................
Karakteristik Responden.......................................................................
Karakteristik Individu Penyuluh Pertanian di kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Manggarai.....................................
Karakteristik Individu Petani di kabupaten Kupang, Timor
Tengah Selatan, dan Manggarai Tahun 2006 ....................................
Sebaran Pendapat Penyuluh kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai tentang Diklat Penyuluhan................
Sebaran Pendapat Penyuluh kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai tentang Lingkungan...........................
Sebaran Pendapat Penyuluh kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai tentang Struktur Organisasi
Penyuluhan.........................................................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian...........................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Menyiapkan Penyuluhan
Pertanian.............................................................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Melaksanakan Penyuluhan
Pertanian.............................................................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Membuat Evaluasi dan PePelaporan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian...................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Mengembangkan Penyuluhan Pertanian........................................................................................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Dalam Berkomunikasi.....................
Kompetensi Penyuluh Pertanian Berinteraksi Sosial...........................
Kategori Adopter Petani dan Sebaran Pendapat Petani tentang
Kinerja Penyuluhan di kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Manggarai Tahun 2006.............................................................
Pendapat Petani tentang Manfaat Organisasi Penyuluhan sebagai Pemasok Jasa Informasi Penyuluhan bagi Petani.....................
Pendapat Petani tentang Kesesuaian Materi Penyuluhan dengan Kebutuhan Aktual Petani...........................................................
Pendapat Petani tentang Kepuasan Penerapan Metode Penyuluhan...................................................................................................
Pendapat Petani tentang Manfaat Kelompok Tani dan Lemba-

89
89
91
91
93
94
98
98
99
100
101
101
108
110
115

128
134
135
145
156
157
163
169

173
173
174
175

xiii

ga Ekonomi Tani bagi Petani.............................................................
Pendapat Petani tentang Manfaat Kepemimpinan Tani, Wani
ta dan Pemuda Tani bagi Petani.........................................................
Pendapat Petani tentang Kompetensi Penyuluh Pertanian.................
Besaran Nilai Kompetensi Penyuluh Pertanian menurut Petani.........................................................................................................
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian...........................................................................................
Pengaruh Kompetensi Penyuluh Pertanian terhadap Kinerja Penyuluhan....................................................................................................
Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Penilaiannya terhadap Kinerja Penyuluhan........................................................................
Jalur Peubah yang Berpengaruh terhadap Kinerja Penyuluhan................
Implikasi Temuan Penelitian terhadap Pelaksanaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan................................................................
Standar Kompetensi Penyuluh Pertanian...............................................
Peningkatan Pendidikan Formal diikuti oleh Peningkatan Pendidikan Non Formal.............................................................................
Sertifikasi Berdasarkan Pendidikan dan Sertifikasi Berdasarkan Pengalaman...................................................................................

179
181
186
188
189
192
193
197

200
206
207
210

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH
PERTANIAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR.....................

211

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
Kesimpulan...........................................................................................
Saran......................................................................................................

219
219
220

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

222

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman
1 Elemen-elemen Karakter Sosial Individu Penyuluh Pertanian yang
Ideal dan yang tidak Ideal........................................................................
2 Aspek Ideal diklat yang memberdayakan dan tidak memberdayakan......
3 Faktor lingkungan yang kondusif dan tidak kondusif bagi pengembangan penyuluhan pertanian............................................................................
4 Aspek struktur organisasi penyuluhan yang kondusif dan tidak kondusif...............................................................................................................
5 Kompetensi penyuluh pertanian menurut pola yang memberdakan dan
yang tidak memberdayakan.......................................................................
6 Kinerja yang memuaskan dan yang tidak memuaskan.............................
7 Populasi dan Sample Penyuluh Pertanian serta Petani..............................
8 Kisaran nilai koefisien korelasi uji validitas instrumen............................
9 Nilai Koefisien Alpha Hasil Uji Reliabilitas.............................................
10 Sebaran penyuluh pertanian berdasarkan jabatan Penyuluh Pertanian
Trampil dan Penyuluh Pertanian Ahli di masing-masing abupaten
lokasi penelitian........................................................................................
11 Kualifikasi pendidikan penyuluh pertanian di kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai.......................................................
12 Kegiatan diklat bagi penyuluh pertanian tahun 2005 di Kupang.............
13 Kegiatan diklat bagi penyuluh pertanian tahun 2006 di Kupang.............
14 Sebaran penyuluh pertanian di kabupaten Kupang Tahun 2006 berdasarkan wilayah kerja.................................................................................
15 Sebaran penyuluh pertanian di kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun
2006 berdasarkan wilayah kerja...............................................................
16 Sebaran penyuluh pertanian di kabupaten Manggarai Tahun 2006 berdasarkan wilayah kerja.............................................................................
17 Karakteristik Individu Penyuluh Pertanian kabupaten Kupang...............
18 Karakteristik Individu Penyuluh Pertanian kabupaten Timor Tengah
Selatan Tahun 2006..................................................................................
19 Karakteristik Individu Penyuluh Pertanian kabupaten Manggarai Tahun 2006...................................................................................................
20 Hasil Uji Beda Karakteristik Individu Penyuluh antara Lahan Kering
(Kupang dan Timor Tengah Selatan) dan Lahan Basah (Manggarai).....
21 Hasil Uji Beda Karakteristik Individu antara Penyuluh Ahli dan Penyuluh Trampil...............................................................................................
22 Analisis Uji Beda Karakteristik Individu Penyuluh Usahatani Hortikultura dan Pangan........................................................................................
23 Karaktersitik Petani di Tiga Kabupaten Penelitian..................................

55
56
58
60
61
63
68
72
74

93
94
97
97
99
100
101
102
104
105
107
107
108
109

xv

24 Hasil Uji Beda Karakteristik Petani antara Lahan Kering (Kupang dan
Timor Tengah Selatan) dan Lahan Basah (Manggarai)...........................
25 Hasil Uji Beda Karakteristik Individu Petani Hortikultura dan Pangan..
26 Pendapat penyuluh kabuupaten Kupang tentang diklat penyuluhan........
27 Pendapat penyuluh kabupaten Timor Tengah Selatan tentang diklat penyuluhan...................................................................................................
28 Pendapat penyuluh kabupaten Manggarai tentang diklat penyuluhan.....
29 Hasil Uji Beda Penilaian diklat Penyuluhan antara Lahan Kering ( Kupang, dan Timor Tengah Selatan) dan Lahan Basah (Manggarai)...........
30 Hasil Uji Beda Penilaian Diklat Penyuluhan antara Penyuluh Ahli dan
PenyuluhTrampil......................................................................................
31 Hasil Uji Beda Diklat Penyuluhan antara Penyuluh Hortikultura dan
Penyuluh Pangan......................................................................................
32 Pendapat penyuluh kabupaten Kupang tentang Lingkungan...................
33 Pendapat penyuluh kabupaten Timor Tengah Selatan tentang Lingkung
an .............................................................................................................
34 Pendapat penyuluh kabupaten Manggarai tentang lingkungan................
35 Hasil Uji Beda penilaian dukungan lingkungan antara Penyuluh Lahan
Kering (Kupang dan Timor Tengah Selatan) dan Lahan Basah (Manggarai)........................................................................................................
36 Hasil Uji Beda penilaian dukungan lingkungan antara Penyuluh Ahli
dan Penyuluh Trampil.............................................................................
37 Analisis Uji Beda penilaian dukungan lingkungan antara Penyuluh Hor
tikultura dan Penyuluh Pangan.................................................................
38 Pendapat penyuluh kabupaten Kupang tentang struktur organisasi penyuluhan...................................................................................................
39 Pendapat penyuluh kabupaten Timor Tengah Selatan tentang struktur
organisasi penyuluhan..............................................................................
40 Pendapat penyuluh kabupaten Manggarai tentang struktur orga nisasi
penyuluhan...............................................................................................
41 Hasil Uji Beda dukungan struktur organisasi penyuluhan antara penyu
luh lahan kering (Kupang dan Timor Tengah Selatan) dan penyuluh lahan basah (Manggarai).............................................................................
42 Hasil Uji Beda dukungan struktur organisasi penyuluhan me nurut Penyuluh Ahli dan Penyuluh Trampil..........................................................
43 Analisis uji Beda dukungan struktur organisasi penyuluhan me nurut
Penyuluh hortukultura dan Penyuluh pangan...........................................
44 Kemampuan Penyuluh mengidentifikasi potensi wilayah.......................
45 Kemampuan Penyuluh mengidentifikasi agroekosistem.........................
46 Kemampuan Penyuluh mengidentifikasi kebutuhan teknologi pertanian
47 Kemampuan Penyuluh menyusun program penyuluhan..........................
48 Kemampuan Penyuluh menyusun rencana kerja penyuluhan..................

49 Kemampuan Penyuluh menyusun materi penyuluhan............................
50 kemampuan Penyuluh menerapkan metode penyuluhan perorangan.....

109
110
111
112
113
114
115
115
116
119
122

126
127
127
128
130
131

133
133
134
136
138
141
143
144

146
148

xvi

51 Kemampuan penyuluh menerapkan metode penyuluhan kelompok.......
52 Kemampuan penyuluh menerapkan metode penyuluhan massal............
53 Kemampuan penyuluh membina kelompok tani sebagai kelompok
pembelajaran............................................................................................
54 Kemampuan penyuluh mengembangkan swadaya petani-nelayan.........
55 Kemampuan penyuluh membuat evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penyuluhan………………………………………..........................
56 Kemampuan penyuluh merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan.........................................................................
57 Kemampuan penyuluh menyusun pedoman pelaksanaan penyuluhan....
58 Kemampuan penyuluh mengembangkan metode/system kerja penyuluhan........................................................................................................
59 Kemampuan penyuluh berkomunikasi lisan............................................
60 Kemampuan penyuluh berkomunikasi secara tertulis.............................
61 Kemampuan penyuluh berinteraksi sosial...............................................
62 Hasil Uji Beda kompetensi penyuluh antara lahan kering (Kupang dan
Timor Tengah Selatan) dan lahan basah (Manggarai).............................
63 Hasil Uji Beda kompetensi penyuluh antara Penyuluh Ahli dan Penyuluh Trampil..............................................................................................
64 Analisis uji Beda kompetensi antara penyuluh hortikultura dan penyuluh pangan................................................................................................
65 Pendapat petani tentang manfaat organisasi penyuluhan sebagai pema sok jasa informasi penyuluhan bagi petani..............................................
66 Pendapat petani tentang kesesuaian materi penyuluhan dengan kebutuhan aktual petani...................................................................................
67 Pendapat petani tentang kepuasan penerapan metode penyuluhan perorangan .....................................................................................................
68 Pendapat petani tentang kepuasan penerapan metode penyuluhan kelompok.....................................................................................................
69 Pendapat petani tentang kepuasan penerapan metode penyuluhan masal khususnya Radio................................................................................
70 Pendapat petani tentang manfaat kelompok tani.....................................
71 Pendapat petani tentang manfaat lembaga ekonomi tani.........................
72 Pendapat petani tentang manfaat kepemimpinan tani.............................
73 Pendapat petani tentang manfaat kepemimpinan wanita tani..................
74 Pendapat petani tentang manfaat kepemimpinan pemuda tani................
75 Hasil Uji Beda penilaian kinerja penyuluhan antara penyuluh pertani
an lahan kering (Kupang dan Timor Tengah Selatan) dan lahan basah
(Manggarai) ..........................................................................................
76 Hasil Uji Beda kinerja penyuluhan antara penyuluh ahli dan penyuluh
trampil menurut petani.............................................................................
77 Hasil Uji Beda kinerja penyuluh hortikultura dan pangan......................
78 Pendapat petani tentang kepuasan terhadap kompetensi penyuluh pertanian.......................................................................................................

149
151
153
155
156
159
161
163
166
168
170
171
172
172
173
174
175
177
178
179
180
181
183
184

185
185
186
187

xvii

79 Pengaruh faktor internal dan eksternal penyuluh terhadap kompetensi
penyuluh pertanian...................................................................................
80 Kaitan antara kompetensi penyuluh dengan kinerja penyuluhan............
81 Korelasi antara karakteristik individu petani dengan penilaian kinerja
penyuluhan...............................................................................................
82 Kaitan antara karakteristik individu petani dengan penilaian kinerja
penyuluhan...............................................................................................
83 Kaitan antara Karakteristik Individu Petani dengan penilaian kepuasan
terhadap Kompetensi Penyuluh...............................................................
84 Analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian........................................................................................................
85 Anallisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan terhadap
kompetensi penyuluh pertanian...............................................................

189
193
194
196
197
198
199

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Hubungan saling pengaruh antara karakter individu penyuluh per
tanian, diklat penyuluhan, lingkungan, struktur organisasi
penyuluhan dan kompetensi penyuluh pertanian..........................
2 Peta Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur................................
3 Kinerja penyuluhan pertanian menurut pendapat petani................
4 Analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi penyuluh pertanian dan kinerja penyuluhan......................................
5 Analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penyu
luhan.............................................................................................

65
89
188
212
217

xix

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam peta ekonomi politik Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah salah satu provinsi yang masih tertinggal dari provinsi lainnya bukan saja
dalam hal pembangunan fisik tetapi juga terkait dengan pembangunan dan
pengembangan sumberdaya manusianya. Menurut Bank Dunia (1999), Human
Development Index (HDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya 54,3 (urutan
ketiga terendah secara nasional setelah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Irian
Jaya yang sekarang berganti nama menjadi Provinsi Papua). Lambannya
pembangunan dan pengembangan sumberdaya manusia di provinsi kepulauan ini
berdampak pada rendahnya kemampuan sosial, ekonomi, dan berbagai akses
kesejahteraan lainnya sebagaimana yang dimiliki oleh warga di wilayah lain
terutama di Indonesia bagian barat. Ketimpangan kebijakan pembangunan antara
Indonesia bagian barat dan timur hampir di semua sektor kehidupan termasuk
dalam pengembangan sumberdaya manusia menjadikan wilayah ini menjadi salah
satu zona ekonomi dan sosial yang tidak kompetitif secara nasional (Sayogyo,
1994).
Ketimpangan

pembangunan

antara

wilayah

di

Indonesia

telah

mengakibatkan jarak sosial dan ekonomi yang semakin lebar di antara wilayah
barat dan timur. Bahkan menurut Sayogyo, sebagai subsistem sosial ekonomi,
sejak tahun 1970-an, Provinsi Nusa Tenggara Timur tergolong terisolasi dari arus
pembangunan ekonomi Indonesia yang dampaknya sangat terasa hingga sekarang.
Isolasi sosial, ekonomi dan fisik telah menyebabkan provinsi ini tergolong sebagai
provinsi yang miskin dan tertinggal. Menurut Kuncoro (2004), penduduk miskin
di Provinsi Nusa Tenggara Timur sampai tahun 2001 mencapai 1.317.500.000
orang (33,01 persen dari kurang lebih 4 juta penduduk). Pada tahun 2003
pendapatan per kapita penduduk sebesar Rp. 2,2 juta/tahun atau Rp. 183.300/
bulan (BPS NTT).
Keterbatasan kualitas sumberdaya manusia dan ancaman kemiskinan
penduduk di Provinsi Cendana ini berjalan seiring dengan keterbatasan
sumberdaya alam dengan iklimnya yang tidak menentu. Seperti tempat lain di

2
Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni-September arus angin berasal dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember-Maret arus angin banyak mengandung
uap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pasifik sehingga terjadi musim hujan.
Namun musim hujan di Nusa Tenggara Timur berlangsung lebih singkat (Januari
sampai dengan Maret dan Desember), dan 8 bulan lainnya relatif adalah kering.
Keadaan ini menyebabkan Nusa Tenggara Timur tergolong wilayah yang kering
dan berdampak pada merosotnya produktivitas pertanian di daerah ini (Badan
Pusat Statistik Provinsi NTT, 2003).
Penyebaran curah hujan di seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
juga tidak merata. Curah hujan tertinggi terdapat di Flores bagian barat, Timor
bagian tengah dan Sumba Barat, yaitu antara 1200 – 3000 mm/tahun. Di Flores
Timur, Alor dan Sumba Timur curah hujan rata-rata antara 800 – 1000 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan sekitar 100 – 150 hari/tahun. Rendahnya curah hujan ini
juga menjadi faktor utama penyebab kurang majunya pertanian di provinsi ini
selain karena keterbatasan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Kendatipun
tersedia lahan yang luas, namun jika tidak didukung oleh ketersediaan air, maka
usaha pertanian tetap akan menjadi sia-sia.
Dari segi ekologi dan wilayah, iklim Nusa Tenggara Timur yang lebih
kering (pengaruh benua Australia) berbeda dari iklim “tropik basah” yang
mencirikan sebagian besar Indonesia bagian barat. Sebagai daerah yang beriklim
kering (Semi Arid), sumberdaya lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
didominasi oleh lahan kering. Lahan kering adalah lahan yang tidak mengalami
genangan secara permanen ataupun tidak dapat digenangi air (upland). Lahan
kering di wilayah ini adalah lahan kering beriklim kering, sehingga sangat
berbeda dengan lahan kering beriklim basah seperti di Kalimantan atau Sumatra,
yang pada umumnya terdiri dari tanah Podsolik Merah Kuning. Ciri-ciri umum
lahan kering di Nusa Tenggara Timur, antara lain : (a) kandungan humus/bahan
organiknya rendah sampai sangat rendah, (b) tingkat keasamannya netral, (c)
solum tanahnya tipis sampai sedang, (d) keadaan tanah umumnya berbatu, (e)
tekstur tanah umumnya lembung sampai liat kecuali di daerah pantai, (f)

3
kesuburan kimiawi tanah relatif masih tinggi, namun karena kekurangan air maka
tingkat kesuburannya tergolong rendah (lahan marginal), dan (g) jenis tanah
umumnya mediteran merah kuning, grumusal andosol, regosol dan tanah
kompleks.
Topografi Nusa Tenggara Timur yang umumnya terdiri dari tanah
pegunungan dan daerah perbukitan serta padang luas yang tandus, kering dan
tidak subur dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah menjadi hambatan
lain dalam membangun wilayah ini selain masih rendahnya komitmen pemerintah
pusat dalam membuka isolasi fisik, sosial dan ekonomi yang menerpa wilayah ini
dari dahulu sampai sekarang. Kebijakan pembangunan yang tidak merata antara
wilayah barat dan timur Indonesia menyebabkan sebagian besar wilayah Timur
Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur terisolasi bukan saja secara fisik tetapi
juga secara sosial, ekonomi dan budaya (Sayogyo, 1994). Ketidakmerataan dalam
pembangunan infrastruktur, sarana transportasi dan komunikasi menyebabkan
wilayah ini sangat lamban untuk bertumbuh dan berkembang sebagaimana
wilayah lainnya.
Hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara keterbatasan
sumberdaya alam dengan kualitas sumberdaya manusia di Nusa Tenggara Timur
telah menyebabkan provinsi ini tergolong sebagai salah satu wilayah yang
termiskin dan tertinggal di Indonesia. Keterbatasan kemampuan kualitas
sumberdaya manusia di provinsi ini berpengaruh pada keseluruhan kinerja dan
etos kerja warga yang pada gilirannya berdampak pada rendahnya kesejahteraan
sosial dan ekonomi. Padahal sumberdaya manusia atau human resources adalah
penduduk yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha
pencapaian tujuan organisasional (the people who are ready, willing and able to
contribute to organizational goals) yang tidak hanya terbatas pada industri atau
perusahaan, tetapi juga organisasi di berbagai bidang seperti politik,
pemerintahan, hukum, sosial, budaya, lingkungan, masyarakat ataupun negara
(Ndraha, 1999).
Sebagai bagian dari sumberdaya manusia Nusa Tenggara Timur, Penyuluh
Pertanian yang selama ini menjadi agen pemberdaya bagi petani akan berhadapan
dengan kenyataan keterbatasan sosial, ekonomi, sumberdaya alam dan kualitas

4
sumberdaya manusia itu sendiri. Berbagai persoalan itu akan berpengaruh pada
kinerja penyuluhan pada umumnya. Martinez (1987) mengatakan bahwa penyuluh
adalah seorang profesional garis depan yang berinisiatif melakukan perubahan,
membantu

masyarakat

sasaran

melaksanakan

aktivitas

usaha

taninya,

memperkenalkan dan menyebarkan ide-ide baru, mendorong partisipasi dan
menyokong kepentingan masyarakat sasaran. Peran penyuluh ini terkait dengan
tiga tujuan utama penyuluhan yakni bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih baik (better business) dan mencapai kehidupan