Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga Tahun 2012/2013 T1 132009008 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia.
Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara
berinteraksi mulai berubah. Menurut Bungin (2006), ada catatan beberapa cara
orang dalam melakukan komunikasi, yaitu komunikasi pos berkuda, telegraf dan
telepon, teleks dan faksimili, pesawat pager dan SMS, telepon seluler, serta
jaringan internet.
Dewasa ini internet telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan
masyarakat. Tidak hanya melalui komputer atau laptop melainkan juga melalui
seluler. Masyarakat bisa mengakses internet dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling
sering dilakukan adalah membuka situs jejaring sosial dengan persentase sekitar
58%. Penggunaan situs jejaring sosial sebagai media berinteraksi sosial secara
online saat ini memang sedang menjadi suatu tren. Situs jejaring sosial merupakan
situs internet yang menawarkan berbagai macam cara untuk berkomunikasi
melalui internet dengan orang-orang baru dari seluruh dunia. Salah satu situs
jejaring sosial yang terkenal adalah Facebook. Facebook diluncurkan pertama kali
pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Universitas
Harvard. Facebook memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya antara
lain; pengguna Facebook dapat tetap berhubungan dengan teman dan keluarga,
1
dapat bertemu dan berhubungan dengan teman lama, berkenalan dengan teman
dari sahabat, serta berkenalan dengan orang yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Selain itu, pengguna situs ini memiliki kesempatan untuk
berkomunikasi dan berbagi pengalaman, hobi, dan minat dengan orang-orang
dengan latar belakang, budaya, dan negara yang berbeda.
Berdasarkan hasil survey pada Checkfacebook.com (2013) diperoleh data
bahwa jumlah pengguna Facebook di Indonesia menduduki peringkat ke empat
dari seluruh pengguna Facebook. Total pengguna Facebook di Indonesia per 13
Mei 2013 adalah 47.983.640 orang dari total pengguna 981.819.820. Dari total
pengguna di Indonesia diperoleh data bahwa pengguna Facebook pria lebih
banyak dari pada wanita, yaitu sebesar 59,1%. Sedangkan berdasarkan usia,
pengguna paling banyak adalah pengguna dengan usia sekitar 18-24 tahun yaitu
sebesar 48,8% dan usia 16-17 tahun yaitu sebesar 16,8% dari total pengguna.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Facebook sangat diminati oleh
masyarakat, terutama dikalangan remaja.
Pada dasarnya setiap orang mengakses fitur Facebook untuk dapat
berinteraksi dengan orang lain. Melalui Facebook seseorang dapat dengan mudah
berinteraksi dengan orang lain, bahkan individu yang pemalu atau berkepribadian
introvert dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain meskipun belum
dikenalnya. Begitu juga dengan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan di dunia
nyata, dapat diekspresikan di dunia maya (secara virtual), meskipun tidak
sepenuhnya yang ditampilkan itu adalah identitas sebenarnya. Melalui Facebook,
seseorang bisa tampil dan membuka dirinya, misalnya dengan memasang foto-
2
foto diri, memasang karya tulisannya, berekspresi sesuai keinginan ketika
menggunakan situs facebook seperti menuliskan profil sesuai dengan kepribadian
masing-masing, menceritakan perasaan, pemikiran, serta kegiatan di statusnya,
mengomentari tulisan teman-teman Facebook, dan kegiatan lain yang mungkin
sulit dilakukan pada dunia nyata.
Punyanunt-Carter (dalam Yoseptian, 2011) menemukan salah satu perilaku
remaja ketika mereka menggunakan internet yaitu keterbukaan diri. Menurut
Bungin (2006) keterbukaan diri atau self disclosure merupakan proses
mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain dan sebaliknya. Keterbukaan
diri merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam komunikasi
interpersonal. Karena dilatarbelakangi oleh besarnya ketertarikan remaja akan
hubungan interpersonal, maka hal tersebut menyebabkan remaja membuka dirinya
di Facebook. Situs Facebook memang mampu menjadikan diri seseorang menjadi
pribadi yang lebih terbuka dengan fasilitas status yang terdapat di situs micro
blogging tersebut. Terutama bagi para remaja SMA yang merupakan salah satu
pengguna Facebook yang cukup aktif.
Juniahmad
(dalam
Nalle,
2005)
berpendapat
bahwa
setiap
orang
membutuhkan teman, karena setiap orang perlu untuk mencurahkan isi hati dan
perasaan yang terpendam dalam diri individu. Dan melalui situs Facebook
seseorang dapat mengungkapkan apa yang dia rasakan baik kepada teman yang
sudah dikenal maupun teman yang ada di dunia maya. Dengan adanya aplikasi
pada Facebook membuat para remaja tertarik untuk menggunakannya. Begitupun
dengan banyaknya aplikasi dalam Facebook, memungkinkan para remaja dapat
3
mengungkapkan diri mereka pada aplikasi Information Profile (Informasi Profil),
Status, Wall (Dinding), Chat, Message (Pesan), maupun Comments (Komentar).
Dalam situs jaringan sosial, respon memainkan peran penting dalam
pemeliharaan hubungan dan pengembangan hubungan. Misalnya, timbal balik
dapat terjadi ketika seseorang memberi pengungkapan dengan posting foto atau
profilnya. Hal ini dapat mendorong orang lain melakukan pengungkapan dengan
komentar di posting foto atau tulisan-tulisan tersebut, dan pada gilirannya terjadi
komunikasi yang lebih intens dan kembali mendorong orang pertama untuk lebih
terbuka dalam pengungkapan dirinya.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2010) yang meneliti
tentang hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri di
kalangan pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara
penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri siswa SMA Negeri 2 Purwakarta
mempunyai nilai yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2010) menyatakan
informasi tersembunyi di kehidupan nyata ( offline) cenderung diungkapkan pada
Facebook (online) secara terbuka oleh Facebooker (informan penelitian). Remaja
putri di Surabaya (informan penelitian) melakukan self disclosure di Facebook
untuk memenuhi kebutuhan menjalin hubungan pertemanan, khususnya
pertemanan lama dan mengaktualisasikan diri.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh
Prameswara (2011), menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara introversi dengan keterbukaan diri dalam menggunakan
4
Facebook pada remaja. Dimana semakin tinggi introversi subjek maka semakin
rendah tingkat keterbukaan diri dalam menggunakan Facebook pada remaja dan
begitupula sebaliknya, semakin rendah introversi subjek maka semakin tinggi
keterbukaan diri dalam menggunakan Facebook pada remaja.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan beberapa temuan di lapangan maka
peneliti tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook
Terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga”
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah adakah pengaruh yang
signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri siswa kelas XI
SMK Pelita Salatiga tahun 2012/2013.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui
signifikansi
pengaruh penggunaan
fitur
Facebook
terhadap
keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga tahun 2012/2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritik
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan di bidang ilmu
pengetahuan tentang peranan dari perkembangan teknologi terhadap
keterbukaan diri remaja.
5
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama, tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk :
a.
Guru
Memberi masukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
situs pertemanan Facebook terhadap keterbukaan diri siswa sehingga
keberadaan situs Facebook dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
siswa.
b.
Orangtua
Agar lebih dapat mengontrol penggunaan situs Facebook sehingga tidak
mengganggu kegiatan lain terutama kegiatan belajar.
c.
Siswa
Agar dapat menggunakan dan memanfaatkan situs Facebook sesuai
kebutuhan sehingga tidak terjerumus pada penyalahgunaan situs
Facebook.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Berisi : Latar Belakang, Rumuan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori. Berisi : Facebook, Keterbukaan Diri, Temuan
Relevan, Hipotesis
6
Bab III Metode Penelitian. Berisi : Metode Penelitian, Populasi dan Sampel,
Variabel Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data, Uji Validitas dan reliabilitas,
Tehnik Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi : Deskripsi Subjek
Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis, Analisis dan Hasil penelitian,
Uji Hipotesis, Pembahasan
Bab V Penutup. Berisi : Kesimpulan dan Saran.
7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia.
Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara
berinteraksi mulai berubah. Menurut Bungin (2006), ada catatan beberapa cara
orang dalam melakukan komunikasi, yaitu komunikasi pos berkuda, telegraf dan
telepon, teleks dan faksimili, pesawat pager dan SMS, telepon seluler, serta
jaringan internet.
Dewasa ini internet telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan
masyarakat. Tidak hanya melalui komputer atau laptop melainkan juga melalui
seluler. Masyarakat bisa mengakses internet dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling
sering dilakukan adalah membuka situs jejaring sosial dengan persentase sekitar
58%. Penggunaan situs jejaring sosial sebagai media berinteraksi sosial secara
online saat ini memang sedang menjadi suatu tren. Situs jejaring sosial merupakan
situs internet yang menawarkan berbagai macam cara untuk berkomunikasi
melalui internet dengan orang-orang baru dari seluruh dunia. Salah satu situs
jejaring sosial yang terkenal adalah Facebook. Facebook diluncurkan pertama kali
pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Universitas
Harvard. Facebook memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya antara
lain; pengguna Facebook dapat tetap berhubungan dengan teman dan keluarga,
1
dapat bertemu dan berhubungan dengan teman lama, berkenalan dengan teman
dari sahabat, serta berkenalan dengan orang yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Selain itu, pengguna situs ini memiliki kesempatan untuk
berkomunikasi dan berbagi pengalaman, hobi, dan minat dengan orang-orang
dengan latar belakang, budaya, dan negara yang berbeda.
Berdasarkan hasil survey pada Checkfacebook.com (2013) diperoleh data
bahwa jumlah pengguna Facebook di Indonesia menduduki peringkat ke empat
dari seluruh pengguna Facebook. Total pengguna Facebook di Indonesia per 13
Mei 2013 adalah 47.983.640 orang dari total pengguna 981.819.820. Dari total
pengguna di Indonesia diperoleh data bahwa pengguna Facebook pria lebih
banyak dari pada wanita, yaitu sebesar 59,1%. Sedangkan berdasarkan usia,
pengguna paling banyak adalah pengguna dengan usia sekitar 18-24 tahun yaitu
sebesar 48,8% dan usia 16-17 tahun yaitu sebesar 16,8% dari total pengguna.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Facebook sangat diminati oleh
masyarakat, terutama dikalangan remaja.
Pada dasarnya setiap orang mengakses fitur Facebook untuk dapat
berinteraksi dengan orang lain. Melalui Facebook seseorang dapat dengan mudah
berinteraksi dengan orang lain, bahkan individu yang pemalu atau berkepribadian
introvert dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain meskipun belum
dikenalnya. Begitu juga dengan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan di dunia
nyata, dapat diekspresikan di dunia maya (secara virtual), meskipun tidak
sepenuhnya yang ditampilkan itu adalah identitas sebenarnya. Melalui Facebook,
seseorang bisa tampil dan membuka dirinya, misalnya dengan memasang foto-
2
foto diri, memasang karya tulisannya, berekspresi sesuai keinginan ketika
menggunakan situs facebook seperti menuliskan profil sesuai dengan kepribadian
masing-masing, menceritakan perasaan, pemikiran, serta kegiatan di statusnya,
mengomentari tulisan teman-teman Facebook, dan kegiatan lain yang mungkin
sulit dilakukan pada dunia nyata.
Punyanunt-Carter (dalam Yoseptian, 2011) menemukan salah satu perilaku
remaja ketika mereka menggunakan internet yaitu keterbukaan diri. Menurut
Bungin (2006) keterbukaan diri atau self disclosure merupakan proses
mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain dan sebaliknya. Keterbukaan
diri merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam komunikasi
interpersonal. Karena dilatarbelakangi oleh besarnya ketertarikan remaja akan
hubungan interpersonal, maka hal tersebut menyebabkan remaja membuka dirinya
di Facebook. Situs Facebook memang mampu menjadikan diri seseorang menjadi
pribadi yang lebih terbuka dengan fasilitas status yang terdapat di situs micro
blogging tersebut. Terutama bagi para remaja SMA yang merupakan salah satu
pengguna Facebook yang cukup aktif.
Juniahmad
(dalam
Nalle,
2005)
berpendapat
bahwa
setiap
orang
membutuhkan teman, karena setiap orang perlu untuk mencurahkan isi hati dan
perasaan yang terpendam dalam diri individu. Dan melalui situs Facebook
seseorang dapat mengungkapkan apa yang dia rasakan baik kepada teman yang
sudah dikenal maupun teman yang ada di dunia maya. Dengan adanya aplikasi
pada Facebook membuat para remaja tertarik untuk menggunakannya. Begitupun
dengan banyaknya aplikasi dalam Facebook, memungkinkan para remaja dapat
3
mengungkapkan diri mereka pada aplikasi Information Profile (Informasi Profil),
Status, Wall (Dinding), Chat, Message (Pesan), maupun Comments (Komentar).
Dalam situs jaringan sosial, respon memainkan peran penting dalam
pemeliharaan hubungan dan pengembangan hubungan. Misalnya, timbal balik
dapat terjadi ketika seseorang memberi pengungkapan dengan posting foto atau
profilnya. Hal ini dapat mendorong orang lain melakukan pengungkapan dengan
komentar di posting foto atau tulisan-tulisan tersebut, dan pada gilirannya terjadi
komunikasi yang lebih intens dan kembali mendorong orang pertama untuk lebih
terbuka dalam pengungkapan dirinya.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2010) yang meneliti
tentang hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri di
kalangan pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara
penggunaan Facebook dengan keterbukaan diri siswa SMA Negeri 2 Purwakarta
mempunyai nilai yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2010) menyatakan
informasi tersembunyi di kehidupan nyata ( offline) cenderung diungkapkan pada
Facebook (online) secara terbuka oleh Facebooker (informan penelitian). Remaja
putri di Surabaya (informan penelitian) melakukan self disclosure di Facebook
untuk memenuhi kebutuhan menjalin hubungan pertemanan, khususnya
pertemanan lama dan mengaktualisasikan diri.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh
Prameswara (2011), menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara introversi dengan keterbukaan diri dalam menggunakan
4
Facebook pada remaja. Dimana semakin tinggi introversi subjek maka semakin
rendah tingkat keterbukaan diri dalam menggunakan Facebook pada remaja dan
begitupula sebaliknya, semakin rendah introversi subjek maka semakin tinggi
keterbukaan diri dalam menggunakan Facebook pada remaja.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan beberapa temuan di lapangan maka
peneliti tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook
Terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga”
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah adakah pengaruh yang
signifikan penggunaan fitur Facebook terhadap keterbukaan diri siswa kelas XI
SMK Pelita Salatiga tahun 2012/2013.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui
signifikansi
pengaruh penggunaan
fitur
terhadap
keterbukaan diri siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga tahun 2012/2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritik
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan di bidang ilmu
pengetahuan tentang peranan dari perkembangan teknologi terhadap
keterbukaan diri remaja.
5
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama, tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk :
a.
Guru
Memberi masukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
situs pertemanan Facebook terhadap keterbukaan diri siswa sehingga
keberadaan situs Facebook dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah
siswa.
b.
Orangtua
Agar lebih dapat mengontrol penggunaan situs Facebook sehingga tidak
mengganggu kegiatan lain terutama kegiatan belajar.
c.
Siswa
Agar dapat menggunakan dan memanfaatkan situs Facebook sesuai
kebutuhan sehingga tidak terjerumus pada penyalahgunaan situs
Facebook.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan. Berisi : Latar Belakang, Rumuan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori. Berisi : Facebook, Keterbukaan Diri, Temuan
Relevan, Hipotesis
6
Bab III Metode Penelitian. Berisi : Metode Penelitian, Populasi dan Sampel,
Variabel Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data, Uji Validitas dan reliabilitas,
Tehnik Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi : Deskripsi Subjek
Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis, Analisis dan Hasil penelitian,
Uji Hipotesis, Pembahasan
Bab V Penutup. Berisi : Kesimpulan dan Saran.
7