Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Waktu Pemberian Giberelin Terhadap Induksi Pembungaan Tanaman Leek (Allium Porrum) T1 512004004 BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan
tanaman hias merupakan salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi pada sektor
pertanian. Bahkan beberapa produk komoditas sayuran Indonesia telah menjadi
mata dagang ekspor dan sumber devisa negara oleh karena itu produksi,
produktivitas, dan kualitas sayuran nasional perlu ditingkatkan terutama untuk
jenis sayuran potensial yang selama ini belum mendapatkan perhatian lebih
(Anonim, 2008a). Diantara beberapa jenis komoditas sayuran yang layak
dikembangkan secara intensif, salah satunya adalah bawang daun. Di Indonesia
tanaman ini sudah ditanam sejak lama bersamaan dengan lintas perdagangan jenis
sayuran komersial lainnya. Daerah pusat penyebaran bawang daun semula
terkonsentrasi di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk seperti di
Cipanas dan Pacet (Cianjur), Lembang (Bandung), dan Malang (Jawa Timur).
Dalam perkembangan selanjutnya, budidaya bawang daun meluas ke berbagai
daerah (wilayah) di seluruh nusantara, baik ditanam di dataran tinggi maupun di
dataran rendah. Salah satu jenis bawang daun yang jarang dibudidayakan di
Indonesia adalah Allium ampeloprasum var. porum L atau leek. Varietas leek yang
diproduksi perusahaan benih di luar negeri jumlahnya cukup banyak, diantaranya
adalah varietas Rami, Albana, Hannibal, Hilari, Ducal, Romil, Porino, Farinto,
Kamush (Nunhems Holland), dan Broad-Leaf (Sakata Seed Jepang), Leek (Chia
Tai Thailand), dan Broad Leaf (Known You Seed Taiwan) (Rukmana, 1995).
Berdasarkan informasi dari Ayep (2008, komunikasi pribadi), untuk
memenuhi kebutuhan bawang daun sebagai bahan dasar makanan instant (siap
saji) diperlukan bawang daun dengan aroma yang cukup kuat. Salah satu yang
memenuhi syarat adalah leek varietas MPLKAT. Varietas ini merupakan varietas
introduksi, yang diimpor dalam bentuk benih, untuk dibudidayakan di daerah
Purwokerto dan Karanganyar, namun relatif masih sedikit petani yang
1
membudidayakan serta ukuran tanaman yang terlalu besar untuk memenuhi
kebutuhan ibu-ibu rumah tangga. Permasalahan dalam budidaya leek varietas
MPLKAT yang dihadapi oleh petani adalah setiap kali akan menanam harus
membeli benih introduksi (impor dari luar negeri). Selanjutnya, benih-benih ini
nantinya masih harus dikecambahkan /disemaikan sehingga harga bibit menjadi
relatif mahal. Meskipun tidak dipungkiri bahwa produktivitas leek jenis ini sangat
bagus bila dibudidayakan, namun alangkah baiknya bila kebutuhan benih untuk
budidaya dapat terpenuhi tanpa impor dari luar negeri.
Varietas MPLKAT (AMS seed) yang dibudidayakan di daerah purwokerto
dan Karanganyar ternyata tidak mampu menghasilkan anakan ataupun bunga
hingga tanaman mencapai umur 9 bulan. Kenyataan tersebut merupakan
permasalahan untuk berbagai tanaman budidaya yang berasal dari daerah
subtropis yang kemudian dibudidayakan di daerah tropis. Sulitnya atau lamanya
leek untuk berbunga dan menghasilkan benih untuk kemudian dikembangkan
secara generatif dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang tidak
terdapat musim dingin sebagai salah satu faktor pemicu pembungaan (Ayep,
2008, komunikasi pribadi).
Untuk mengatasi permasalahan yang dijelaskan di atas maka perlu
dilakukan suatu penelitian yang bertujuan agar tanaman leek varietas MPLKAT
mampu membentuk bunga dan menghasilkan benih. Beberapa metode untuk
merangsang pembungaan adalah melalui perlakuan suhu rendah (vernalisasi) dan
juga perlakuan substansi pengatur tumbuh yang sering dipakai dalam induksi
pembungaan tanaman yakni Giberelin. Giberelin dapat memenuhi kebutuhan
beberapa spesies akan masa dingin untuk menginduksi pembungaan atau agar
berbunga lebih awal (vernalisasi) (Salisbury dan Ross, 1995). Maka, dalam
aplikasi ZPT dalam hal ini Giberelin diperlukan informasi mengenai dosis dan
waktu pemberiannya, yang nanntinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
induksi pembungaan, pertumbuhan serta hasil tanaman leek.
2
1.2.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk;
1. Mengetahui pengaruh perlakuan waktu pemberian Giberelin terhadap
pembungaan, pertumbuhan dan hasil tanaman leek.
2. Menentukan waktu pemberian Giberelin yang tepat untuk pembungaan.
1.3.
Signifikasi Penelitian
Dari segi ilmiah diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
dan pengetahuan tentang penggunaan Giberelin untuk menginduksi pembungaan
dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman leek.
Dari segi praktis diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan waktu pemberian Giberelin yang tepat saat
melakukan budidaya tanaman leek sehingga dapat memberikan hasil yang
optimal.
1.4.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan fisiologis agronomis dengan
masalah yang dikaji adalah pengaruh konsentrasi Giberelin terhadap pembungaan,
pertumbuhan dan hasil tanaman leek. Giberelin sebagai penginduksi diharapkan
mampu memberikan hasil pembungaan tanaman yang baik dan dapat
meningkatkan produktivitas tanaman leek.
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang digunakan
dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut;
Secara alami iklim di Indonesia tidak mampu untuk memicu induksi pembungaan
tanaman leek sehingga tidak bisa menghasilkan benih. Salah satu cara untuk
menginduksi pembungaan adalah dengan menggunakan hormon GA3, tetapi
belum diketahui efektifitas dan teknis penggunannya. Tanaman leek yang
digunakan pada penelitian ini adalah varietas MPLKAT. Sedangkan Giberelin
yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis GA3 murni merk Gibco
Laboratories dengan nomer index 890-1340ij). Saat pemberian GA3 dimulai sejak
tanaman dalam bentuk benih, kecambah, dan tanaman leek yang masih muda.
3
Pembungaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah munculnya kuncup
reproduktif sebagai akibat perubahan diferensiasi.
1.5.
Model Hipotetik
Y3
X1
Y1
Y2
Keterangan :
X
: Perlakuan waktu pemberian Giberelin
Y1
: Pengaruh perlakuan terhadap pembungaan leek
Y2
: Pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan leek
Y3
: Pengaruh perlakuan terhadap hasil leek
4
1.1.
Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan
tanaman hias merupakan salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi pada sektor
pertanian. Bahkan beberapa produk komoditas sayuran Indonesia telah menjadi
mata dagang ekspor dan sumber devisa negara oleh karena itu produksi,
produktivitas, dan kualitas sayuran nasional perlu ditingkatkan terutama untuk
jenis sayuran potensial yang selama ini belum mendapatkan perhatian lebih
(Anonim, 2008a). Diantara beberapa jenis komoditas sayuran yang layak
dikembangkan secara intensif, salah satunya adalah bawang daun. Di Indonesia
tanaman ini sudah ditanam sejak lama bersamaan dengan lintas perdagangan jenis
sayuran komersial lainnya. Daerah pusat penyebaran bawang daun semula
terkonsentrasi di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk seperti di
Cipanas dan Pacet (Cianjur), Lembang (Bandung), dan Malang (Jawa Timur).
Dalam perkembangan selanjutnya, budidaya bawang daun meluas ke berbagai
daerah (wilayah) di seluruh nusantara, baik ditanam di dataran tinggi maupun di
dataran rendah. Salah satu jenis bawang daun yang jarang dibudidayakan di
Indonesia adalah Allium ampeloprasum var. porum L atau leek. Varietas leek yang
diproduksi perusahaan benih di luar negeri jumlahnya cukup banyak, diantaranya
adalah varietas Rami, Albana, Hannibal, Hilari, Ducal, Romil, Porino, Farinto,
Kamush (Nunhems Holland), dan Broad-Leaf (Sakata Seed Jepang), Leek (Chia
Tai Thailand), dan Broad Leaf (Known You Seed Taiwan) (Rukmana, 1995).
Berdasarkan informasi dari Ayep (2008, komunikasi pribadi), untuk
memenuhi kebutuhan bawang daun sebagai bahan dasar makanan instant (siap
saji) diperlukan bawang daun dengan aroma yang cukup kuat. Salah satu yang
memenuhi syarat adalah leek varietas MPLKAT. Varietas ini merupakan varietas
introduksi, yang diimpor dalam bentuk benih, untuk dibudidayakan di daerah
Purwokerto dan Karanganyar, namun relatif masih sedikit petani yang
1
membudidayakan serta ukuran tanaman yang terlalu besar untuk memenuhi
kebutuhan ibu-ibu rumah tangga. Permasalahan dalam budidaya leek varietas
MPLKAT yang dihadapi oleh petani adalah setiap kali akan menanam harus
membeli benih introduksi (impor dari luar negeri). Selanjutnya, benih-benih ini
nantinya masih harus dikecambahkan /disemaikan sehingga harga bibit menjadi
relatif mahal. Meskipun tidak dipungkiri bahwa produktivitas leek jenis ini sangat
bagus bila dibudidayakan, namun alangkah baiknya bila kebutuhan benih untuk
budidaya dapat terpenuhi tanpa impor dari luar negeri.
Varietas MPLKAT (AMS seed) yang dibudidayakan di daerah purwokerto
dan Karanganyar ternyata tidak mampu menghasilkan anakan ataupun bunga
hingga tanaman mencapai umur 9 bulan. Kenyataan tersebut merupakan
permasalahan untuk berbagai tanaman budidaya yang berasal dari daerah
subtropis yang kemudian dibudidayakan di daerah tropis. Sulitnya atau lamanya
leek untuk berbunga dan menghasilkan benih untuk kemudian dikembangkan
secara generatif dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis yang tidak
terdapat musim dingin sebagai salah satu faktor pemicu pembungaan (Ayep,
2008, komunikasi pribadi).
Untuk mengatasi permasalahan yang dijelaskan di atas maka perlu
dilakukan suatu penelitian yang bertujuan agar tanaman leek varietas MPLKAT
mampu membentuk bunga dan menghasilkan benih. Beberapa metode untuk
merangsang pembungaan adalah melalui perlakuan suhu rendah (vernalisasi) dan
juga perlakuan substansi pengatur tumbuh yang sering dipakai dalam induksi
pembungaan tanaman yakni Giberelin. Giberelin dapat memenuhi kebutuhan
beberapa spesies akan masa dingin untuk menginduksi pembungaan atau agar
berbunga lebih awal (vernalisasi) (Salisbury dan Ross, 1995). Maka, dalam
aplikasi ZPT dalam hal ini Giberelin diperlukan informasi mengenai dosis dan
waktu pemberiannya, yang nanntinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
induksi pembungaan, pertumbuhan serta hasil tanaman leek.
2
1.2.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk;
1. Mengetahui pengaruh perlakuan waktu pemberian Giberelin terhadap
pembungaan, pertumbuhan dan hasil tanaman leek.
2. Menentukan waktu pemberian Giberelin yang tepat untuk pembungaan.
1.3.
Signifikasi Penelitian
Dari segi ilmiah diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
dan pengetahuan tentang penggunaan Giberelin untuk menginduksi pembungaan
dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman leek.
Dari segi praktis diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan waktu pemberian Giberelin yang tepat saat
melakukan budidaya tanaman leek sehingga dapat memberikan hasil yang
optimal.
1.4.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan fisiologis agronomis dengan
masalah yang dikaji adalah pengaruh konsentrasi Giberelin terhadap pembungaan,
pertumbuhan dan hasil tanaman leek. Giberelin sebagai penginduksi diharapkan
mampu memberikan hasil pembungaan tanaman yang baik dan dapat
meningkatkan produktivitas tanaman leek.
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang digunakan
dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut;
Secara alami iklim di Indonesia tidak mampu untuk memicu induksi pembungaan
tanaman leek sehingga tidak bisa menghasilkan benih. Salah satu cara untuk
menginduksi pembungaan adalah dengan menggunakan hormon GA3, tetapi
belum diketahui efektifitas dan teknis penggunannya. Tanaman leek yang
digunakan pada penelitian ini adalah varietas MPLKAT. Sedangkan Giberelin
yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis GA3 murni merk Gibco
Laboratories dengan nomer index 890-1340ij). Saat pemberian GA3 dimulai sejak
tanaman dalam bentuk benih, kecambah, dan tanaman leek yang masih muda.
3
Pembungaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah munculnya kuncup
reproduktif sebagai akibat perubahan diferensiasi.
1.5.
Model Hipotetik
Y3
X1
Y1
Y2
Keterangan :
X
: Perlakuan waktu pemberian Giberelin
Y1
: Pengaruh perlakuan terhadap pembungaan leek
Y2
: Pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan leek
Y3
: Pengaruh perlakuan terhadap hasil leek
4