Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah Menengah Pertama.

(B. pendidikan)
Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran IPS Terpadu di
Sekolah Menengah Pertama
Kata kunci : model, pendidikan karakter, IPS terpadu
Sugiyanto; Prihadi, Singgih
Fakultas KIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersing, 2012
Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan model pendidikan karakter yang terintegrasi pada
pembelajaran IPS Terpadu di SMP. Latar belakang dari kegiatan penelitian ini adalah: (1) Fungsi
pendidikan untuk mengembangkan kebudayaan dan membangun karakter bangsa dalam menghadapi
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta persaingan dalam era globalisasi; (2)
Pendidikan karakter di sekolah merupakan kebutuhan vital agar generasi penerus dapat dibekali dengan
kemampuan-kemampuan dasar yang tidak saja mampu menjadikannya life-long learners sebagai salah
satu karakter penting untuk hidup di era informasi yang bersifat global, tetapi juga mampu berfungsi
dengan peran serta yang positif baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara,
maupun warga dunia; (3) Iklim pendidikan karakter belum sepenuhnya kondusif. Setiap lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas, bahkan perguruan tinggi
hendaknya memiliki program pendidikan karakter yang terintegrasi dengan semua bidang studi melalui
kegiatan baik intra maupun ekstrakurikuler.
Penelitian ini menjawab permasalahan mengenai bagaimana mengembangkan prototipe model
pembelajaran pendidikan karakter yang diintegrasikan pada materi IPS Terpadu, dan bagaimana
kelayakan dan keefektivan prototipe model tersebut. Model penelitian yang digunakan adalah Research

& Development (R&D). Untuk mendesain produk awal, pada penelitian ini dilakukan analisis kebutuhan
sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat yang tepat guna. Validasi dilakukan oleh pakar model
pembelajaran dan pakar materi IPS Terpadu untuk mengetahui kelayakan prototipe model yang
dikembangkan , untuk selanjutnya diujicobakan secara sederhana di sekolah. Sekolah yang digunakan
untuk ujicoba sederhana adalah SMP Negeri 10 Surakarta, dengan pertimbangan di sekolah tersebut
sudah menerapkan pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan cara menggunakan lembar observasi dan wawancara. Pada analisis data, data
diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat validasi dan ujicoba sederhana kemudian dianalisis
dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian sebagai berikut : (1) Prototipe model pendidikan karakter dikembangkan melalui tahapan
penelitian pendahuluan, pengembangan silabus, RPP, dan instrumen validasi produk, dinilai layak oleh
ahli model pembelajaran dan ahli materi, serta ujicoba sederhana. Dilihat dari aspek model
pembelajaran nilai modus 5 termasuk kategori sangat baik, dilihat dari aspek materi pembelajaran
dengan nilai modus 4 termasuk kategori baik, (2) Prototipe model pendidikan karakter dinyatakan layak
dan efektif. Dikatakan layak karena dinyatakan sangat baik oleh ahli model pembelajaran, dan dinyatakan
baik oleh ahli materi pembelajaran, melalui kegiatan validasi produk. Dikatakan efektif karena adanya
perubahan sikap siswa terkait dengan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan kesiapan dan kesadaran siswa dalam berbagai bentuk sikap
positif dalam prosespembelajaran, yaitu 80,77% siswa tertarik menerima contoh keteladanan/ budi
pekerti dari guru; 63,47% siswa bersedia mengimplementasikan sikap keteladanan/ budi pekerti; 55,75%

siswa memiliki rasa tanggungjawab dan kejujuran untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran; 75%

siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran; dan 55,77% siswa merasa dihargai dan diperhatikan
dalam proses pembelajaran terkait internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa. Proses
internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter (unsur knowing the good meliputi kejujuran, kedisiplinan;
unsur feeling the good meliputi keadilan, kepedulian; dan unsur acting the good meliputi kesabaran,
tanggungjawab) pada kelima kelompok memiliki modus 4 yang berarti masuk kategori baik.