Pengaruh Model Pendidikan Pembuatan MPASI Terhadap Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun sri wahyuningsih

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1

PENGARUH MODEL PENDIDIKAN PEMBUATAN MP-ASI TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DAN STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Gizi
Minat Utama Human Nutrition

Oleh
Sri Wahyuningsih
S531108011

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
2014

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

PENGARUH MODEL PENDIDIKAN PEMBUATAN MP-ASI TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DAN STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN

TESIS
Oleh
Sri Wahyuningsih
S531108011
Komisi
Pembimbing


Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr., Sp.PK(K)
NIP. 194303221976091001

…………..

…. Agustus 2014

Pembimbing II

Ir. Ruben Dharmawan, dr. Ph.D.Sp.ParK
NIP. 195111201986011001


……………

.… Agustus 2014

Telah dinyatakan memenuhi syarat
pada tanggal …. Agustus 2014
Ketua Program Studi Ilmu Gizi
Program Pascasarjana UNS

Dr. Diffah Hanim. Dra, M.Si
NIP. 196402201990032001

commit
ii to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


3

PENGARUH MODEL PENDIDIKAN PEMBUATAN MP-ASI TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DAN STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN

TESIS
Oleh
Sri Wahyuningsih
S531108011
Telah dipertahankan di depan penguji
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal …. Agustus 2014
Tim Penguji :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


4

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul “PENGARUH MODEL PENDIDIKAN PEMBUATAN
MP-ASI TERHADAP PENGETAHUAN IBU DAN STATUS GIZI ANAK
BAWAH LIMA TAHUN” ini adalah hasil karya penelitian saya sendiri dan
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang
disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila
ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi,
maka saya bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelas magister saya
dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus
menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya.
Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya
bersedia mendapatkan sangsi akademik yang berlaku.

Surakarta, …………………. 2014

commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN




Perjuangan yang berat dan melelahkan akan berakhir dengan kebahagiaan
(Penulis)
Cinta adalah kehidupan, dengan cinta kita bisa membuat orang senang dan
dengan cinta kita bisa membuat orang lain bahagia dan tentu saja dengan cinta

hidup kita akan lebih bermakna
(Penulis)

PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada :
1. Suamiku tercinta
2. Anak-anakku
3. Saudara-saudaraku
4. Teman-teman kuliah
5. Almamater

commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan
judul “Pengaruh Model Pendidikan Pembuatan Mp-ASI Terhadap Pengetahuan Ibu
dan Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan strata dua (S2) Magister Ilmu Gizi pada program studi
gizi Universitas Sebelsa Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
baik selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan usulan penelitian tesis
ini.
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs., M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
program Magister Kesehatan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian ini.
3. Dr. Diffah Hanim, Dra, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr. SpPK(K), selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan perhatian, semangat, bimbingan, arahan, dan nasihat kepada peneliti.

commitvito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7

5. Ir. Ruben Dharmawan, dr., Ph.D., Sp.ParK, selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan petunjuk, perhatian, bimbingan, dorongan
serta saran-saran yang sangat berguna selama penyusunan tesis ini.
6. Rekan-rekan yang telah berkenan membantu dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tesis
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.


Surakarta,
Peneliti

commit
vii to user

Agustus 2014

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

8

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................

i


HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS .................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................

v

KATA PENGANTAR .............................................................................

vi

DAFTAR ISI ...........................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xii

ABSTRAK ............................................................................................

xiii

ABSTRACT ............................................................................................

xiv

BAB

PENDAHULUAN ...............................................................

1

A. Latar Belakang ...............................................................

1

B. Rumusan Masalah...........................................................

4

C. Tujuan Penelitian ............................................................

4

D. Manfaat Penelitian ..........................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................

6

A. Tinjauan Teori ...............................................................

6

B. Penelitian yang Relevan ................................................

48

BAB

I

II

commitviii
to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9

BAB III

BAB IV

BAB V

C. Kerangka Berpikir ........................................................

52

D. Kerangka Konsep ..........................................................

53

E. Hipotesis ........................................................................

53

METODE PENELITIAN ....................................................

54

A. Tempat dan Waktu ........................................................

54

B. Jenis Penelitian ..............................................................

54

C. Populasi dan Sampel .....................................................

56

D. Variabel Penelitian dan Definisi Oeprasional .................

58

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .....................

60

F. Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................

61

G. Teknik Analisis Data ....................................................

63

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................

64

B. Pembahasan .................................................................

73

C. Keterbatasan Penelitian ...............................................

77

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................

78

B. Saran ............................................................................

79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix to user
commit

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan umur ..............................

64

Tabel 4.2. Karakteritik responden berdasarkan pendidikan.......................

64

Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan .......................

65

Tabel 4.4. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak ...................

65

Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan jumlah keluarga .............

66

Tabel 4.6. Karakteristik responden berdasarkan status ekonomi ...............

67

Tabel 4.7. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin..................

67

Tabel 4.8. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi (pretest).........................

68

Tabel 4.9. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi (postest) ........................

68

Tabel 4.10. Status gizi balita pertemuan ke V...........................................

69

Tabel 4.11. Pengetahuan ibu tentang gizi sebelum dan sesudah pendidikan
gizi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ..........

70

Tabel 4.12. Status gizi balita sebelum dan sesudah pendidikan gizi antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ...........................

71

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori ......................................................................

52

Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................................

53

Gambar 3. Status gizi balita .....................................................................

69

commit
xi to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Hasil Uji Realibilitas dan Validitas
Lampiran 3. Informed Concent
Lampiran 4. Hasil Penelitian
Lampiran 5. Ethical Clearance
Lampiran 6. Kartu Konsultasi Penyusunan Tesis
Lampiran 7. Hasil Analisis Data
Lampiran 8. Hasil Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentng Gizi

commitxiito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13

ABSTRAK
Sri Wahyuningsih. S531108011. 2014. Pengaruh Model Pendidikan Pembuatan MPASI Terhadap Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun. TESIS.
Pembimbing I : Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr. Sp.PK.(K) II : Ir. Ruben Dharmawan,
dr., Ph.D., Sp.ParK. Program Studi Ilmu Gizi, Program Pascasarjana, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Latar belakang : Anak balita termasuk dalam golongan masyarakat kelompok
rentan gizi., yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi.
Secara Nasional prevalensi anak balita gizi kurang di Indonesia masih tinggi. Data
Riskesdas 2007 menunjukkan anak balita dengan status gizi kurang sebesar 13,0%
dan gizi buruk 5,4%. Kurang gizi pada anak balita mengakibatkan hambatan
pertumbuhan panjang badan dan hambatan mental serta meningkatkan anemia dan
kematian anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model
pendidikan pembuatan MP-ASI terhadap pengetahuan ibu dan status gizi anak bawah
lima tahun.
Metode : Desain penelitian ini quasi eksperimental dengan rancangan pretest and
posttest with control design. Populasi penelitian ibu yang mempunyai balita status
gizi kurang sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan random
sampling yang memenuhi kriteria inklusi dengan sampel 15 orang kelompok
perlakuan dan 15 orang kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner, antropometri, demonstrasi dan wawancara. Analisis data menggunakan
paired sample t-test dan independent sample t-test.
Hasil : Pengetahuan ibu tentang gizi sebelum perlakuan dengan model pendidikan
pembuatan MP-ASI terbukti dari kelompok perlakuan terdapat rata-rata pretest
13,00 dan setelah pendidikan meningkat menjadi 21,27. Secara statistik peningkatan
ini bermakna (p = 0,000). Status gizi anak balita sebelum pendidikan semua status
gizi kurang dan setelah pendidikan pada kelompok perlakuan 12 anak menjadi status
gizi baik. Penurunan kasus anak balita gizi kurang sebesar 80,00%. Hasil analisis ada
pengaruh pendidikan gizi terhadap status gizi anak balita ( p = 0,030).
Kesimpulan : Ada pengaruh model pendidikan pembuatan MP-ASI terhadap
pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi anak bawah lima tahun dengan status
gizi kurang
Kata Kunci : model pendidikan pembuatan MP-ASI, pengetahuan ibu dan status gizi
anak bawah lima tahun

xiii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14

ABSTRACT
Sri Wahyuningsih. S531108011. The Effect of Education Model of Breast Milk
Complementary Feeding Manufacture on the Nutrition Knowledge of Mothers
and the Nutrition Status of Toddlers. Thesis: Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr. Sp.PK
(K), co-advisor: Ir. Ruben Dharmawan dr. Ph.D. Sp.Park. The Graduate Programin
Nutrition Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2014.
Background: Toddlers are nutrition-vulnerable community group, namely: a
community group which most easily suffer from nutrition disorder. Nationally, the
prevalence of toddlers with less good nutrition is still high. The data released by
Riskesdas in 2007 show that the toddlers with less good nutrition status and poor
nutrition status were 13.0% and 5.4% respectively. The lack of nutrition experienced
by the toddlers will inhibit the growth in their body length and mental development
and increase anemia and child mortality.
Objective: The objective of this research is to investigate the effect of education
model of breast milk complementary feeding manufacture on the nutrition knowledge
of mothers and the nutrition status of toddlers.
Method: This research used the quasi experimental method with the pretest and
posttest with control design. Its population was mothers as many as 30 persons with
toddlers with less good nutrition status. The samples of research were taken by using
the random sampling technique and consisted of 30. They were divided into two
groups, namely: 15 persons in control group and 15 persons in experimental group.
The data of research were gathered through questionnaire, anthropometry, and indepth interview. They were analyzed by using the paired sample t-test.
Result: The results of research show that prior to the treatment with education model
of breast milk complementary feeding manufacture, the mothers’ average score on
nutrition knowledge is 13.00, and following the treatment it becomes 21.27.
Statistically this increase is significant as indicated by the value of p = 0.000. In
addition, prior to the treatment with education model of breast milk complementary
feeding manufacture the nutrition status of all the toddlers is in the poor category, and
following the treatment, the nutrition status of 12 toddlers is in good category. The
number of toddlers with poor nutrition status decreases up to 80%. Thus, there is an
effect of nutrition education on the nutrition status of toddlers as signified by the
value of p = 0.030.
Conclusion: Based on the results of the research, a conclusion is drawn that there is
an effect of education model of breast milk complementary feeding manufacture on
the nutrition knowledge of mothers and the nutrition status of toddlers with poor
nutrition.
Keywords: Model of breast milk complementary feeding manufacture nutrition
education, nutrition knowledge of mothers, and nutrition status of
toddlers.

commit
xivto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2010 – 2014, upaya pembinaan gizi masyarakat merupakan salah satu
prioritas pembangunan nasional. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan
keluarga yang mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat yang
optimal. Salah satu tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rencana aksi
pembinaan gizi masyarakat 2010 – 2014 adalah mengurangi gizi kurang pada
balita. Status gizi balita merupakan gambaran dari status gizi masyarakat.
Rendahnya status gizi balita akan menjadi masalah pada sumber daya manusia
di masa mendatang. Salah satu dampak gizi buruk pada balita adalah
menurunnya tingkat kecerdasan IQ (Kemenkes RI, 2011).
Di Indonesia masih terdapat empat masalah gizi utama yang harus
diselesaikan dengan program perbaikan gizi, yaitu: 1) masalah kurang energi
protein (KEP), 2) masalah kurang vitamin A, 3) masalah anemia zat gizi, dan
4) masalah gangguan akibat kekurangan yodium. Dilihat dari etiologinya,
status gizi penduduk dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, seperti:
sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, lingkungan alam, maupun penduduk yang
saling berkaitan satu dengan lainnya. Terjadinya krisis ekonomi telah
menyebabkan terjadinya peningkatan kasus gizi kurang, dan bahkan kasus gizi

commit
1 to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

buruk di Indonesia yang sebenarnya dapat ditanggulangi sejak dini dengan
pemantauan secara rutin setiap bulannya (Istiono, et al, 2009).
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk
dalam golongan masyarakat kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat
yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka
sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat. Akibat dari kurang
gizi

ini

kerentanan

terhadap

penyakit

infeksi

dapat

menyebabkan

meningkatnya angka kematian balita (Ihsan, et al, 2013).
Status gizi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa ini bersifat
irreversible (tidak dapat pulih) (Irianto, 2009).
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa asupan makanan
itu sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi. Sedangkan faktor
tidak langsung adalah pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga,
pelayanan kesehatan dan sosial budaya. Makanan dan minuman dapat
memelihara kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dapat menjadi
penyebab menurunnya kesehatan seseorang dan status gizi bahkan
mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku seseorang
terhadap makanan tersebut (Notoadmojo, 2007). Ibu merupakan orang yang
paling dekat dengan anak memegang peranan penting dalam menciptakan
status gizi anak yang baik kerena anak belum bisa mengurus dirinya sendiri.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3

Perilaku ibu dalam hal gizi menentukan status gizi anaknya tersebut apakah
baik atau jelek. Perilaku ini salah satunya dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap gizi (Fisher, et al, 2012).
Pendidikan gizi merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku
yang baik. Melalui pendidikan gizi diharapkan ibu yang mempunyai balita
mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang
dinasehatkan sehingga dapat mengasuh dan merawat gizi kurang menjadi gizi
yang lebih baik (Salimar, 2009).
Secara nasional prevalensi balita gizi kurang di Indonesia masih tinggi.
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa balita dengan status gizi kurang
sebesar 13,0% dan gizi buruk 5,4% (Salimar, 2009). Oleh karena itu kurang
gizi termasuk salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kurang gizi pada
balita akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan panjang badan sekitar 10
cm, berat badan 2 kg pada usia sekolah dan hambatan mental berpotensi turun
sampai 10 poin serta meningkatkan anemia dan kematian anak (Muljati, et al,
2006).
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Provinsi Jawa Tengah tahun 2011,
dari 373.120 balita yang diukur terdapat balita KEP 50,861 (13,63%) (Din Kes
Prop. Jateng tahun 2011). Berdasarkan hasil PSG dengan indeks BB/U tahun
2011 Kabupaten Karanganyar dari 3.630 balita yang diukur terdapat balita
KEP 605 (16,67%), hasil PSG tahun 2011 Kecamatan Karangpandan dari 150
balita yang diukur terdapat 29 balita KEP (19,33%) dan untuk anak Desa

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4

Bangsri dari 30 balita yang diukur terdapat 8 KEP (26,67%) (Laporan Hasil
PSG Puskesmas Karangpandan tahun 2012).
Kasus KEP yang terjadi di Kecamatan Karangpandan berada jauh di
atas target yang diharapkan karena target total KEP Nasional tahun 2009
adalah 9,44%. Berdasarkan hasil tersebut target KEP Propinsi Jawa Tengah
belum terealisasi, hal ini disebabkan kebanyakan balita memiliki orang tua
yang bekerja (74,5%) dan berdasarkan hasil observasi pendahuluan kepada 5
ibu dengan memberikan kuesioner sebanyak 5 item soal diketahui bahwa
keseluruhan ibu (100,0%) memiliki pengetahuan gizi yang kurang, dan dari
dari hasil wawancara diketahui bahwa ibu belum pernah memperoleh
pendidikan kesehatan tentang gizi (hasil wawancara pendahuluan, 2014).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pendidikan Pembuatan
MP-ASI Terhadap Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Anak Bawah Lima
Tahun”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
pengaruh model pendidikan pembuatan MP-ASI terhadap pengetahuan ibu
dan status gizi anak bawah lima tahun ?”.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh model pendidikan pembuatan MP-ASI
terhadap pengetahuan ibu dan status gizi anak bawah lima tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteritik keluarga balita gizi kurang
b. Menganalisis pengetahuan gizi ibu sebelum dan sesudah pendidikan
pembuatan MP-ASI.
c. Menganalisis berat badan dan status gizi anak balita sebelum dan
sesudah pendidikan pembuatan MP-ASI.
d. Menganalisis pengaruh model pendidikan pembuatan MP-ASI dengan
pengetahuan gizi ibu dan status gizi pada balita dengan gizi kurang.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bukti empirik bahwa pemberian
pendidikan gizi kepada ibu dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu dan
status gizi anak balita yang menderita kurang gizi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi model intervensi
program perbaikan gizi di Puskesmas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer

materi atau teori dari seseorang ke orang lain, akan tetapi
perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri
individu, atau kelompok masyarakat sendiri (Mubarak dan Chayatin,
2009).
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu:
1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah,
dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan
dukungan dari luar.
3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak dan
Chayatin, 2009).
Tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 36 tahun 2009 maupun WHO adalah meningkatkan kemampuan

commit6to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7

masyarakat; baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan di semua
program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi,
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya.
c. Misi Pendidikan Kesehatan
Misi pendidikan kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi:
1) Advokat (Advocate)
Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa
program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui
kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2) Menjembatani (Mediate)
Diperlukan kerja sama dengan lingkungan maupun sektor lain yang
terkait dalam melaksanakan program-program kesehatan.
3) Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat
agar

mereka

dapat

mandiri

untuk

memelihara

meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2007).
d. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Dimensi ruang lingkup pendidikan kesehatan antara lain:
1) Dimensi Sasaran
a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

commit to user

dan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

8

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
luas.
2) Dimensi Tempat Pelaksanaan
a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dengan sasaran murid.
b) Pendidikan kesehatan di rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya, dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.
c) Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan.
3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) yaitu sebagai berikut :
a) Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
Peningkatan status kesehatan masyarakat dapat dilakukan
melalui beberapa kegiatan seperti pendidikan kesehatan (health
education), penyuluhan kesehatan, pengadaan rumah sakit,
konsultasi

perkawinan,

pendidikan

seks,

pengendalian

lingkungan dan lain-lain.
b) Perlindungan Umum dan Khusus (General and Specific
Protection)
Perlindungan umum dan khusus merupakan usaha kesehatan
untuk memberikan perlindungan secara khusus atau umum
kepada seseorang atau masyarakat. Bentuk perlindungan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9

tersebut

seperti

perlindungan

imunisasi

diri

dari

dan

higiene

kecelakaan,

perseorangan,

kesehatan

kerja,

pengendalian sumber-sumber pencemaran, dan lain-lain.
c) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera atau Adekuat (Early
diagnosis and Prompt Treatment)
Pengetahuan

dan

kesadaran

masyarakat

yang

rendah

terhadap kesehatan mengakibatkan masyarakat mengalami
kesulitan untuk mendeteksi penyakit bahkan enggan untuk
memeriksakan kesehatan dirinya dan mengobatai penyakitnya.
d) Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit sering membuat masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas, yang akhirnya
dapat mengakibatkan kecacatan atau ketidakmampuan.
e) Rahabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi diperlukan untuk pemulihan
telah sembuh

dari

suatu

penyakit

seseorang yang

atau

menjadi

cacat.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya
rehabilitasi

akan

mempengaruhi

tingkat

perkembangan

kesehatan seseorang (Mubarak dan Chayatin, 2009).
e. Metode Pendidikan Kesehatan
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa m

etode pendidikan

kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10

individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Beberapa metode dalam pendidikan
kesehatan antara lain :
1) Metode pendidikan individual, digunakan untuk membina perilaku
baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan antara lain :
a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), dengan
cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dibhas, dan dibantu
penyelesaiannya.
b) Interview (wawancara), Wawancara antara petugas kesehatan
dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat.
2) Metode pendidikan kelompok
a) Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan
metode antara lain (a) Ceramah: metode yang baik untuk
sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. (b) Seminar :
metode ini sangat cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas.
b) Kelompok kecil: apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15
orang. Metode-metode yang cocok yaitu diskusi kelompok,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11

curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling),
kelompok kecil-kecil (bruzz group), role play (memainkan
peranan) dan permainan simulasi (simulation game)
3) Metode pendidikan massa (public)
Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public,
antara lain : ceramah umum, pidato-pidato diskusi tentang
kesehatan melalui media elektronik baik tv maupun radio, simulasi,
tulisan di majalah atau koran dan billboard yang dipasang di pinggir
jalan, spanduk poster dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007)
2. Konsep Perilaku
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007), membagi perilaku dalam
3 (tiga) domain yaitu : kognitif (cognitive), afektif (affective) dan
psikomotor (psycomotor). Dalam perkembangan teori Bloom ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu
pengetahuan, sikap dan tindakan.
a. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan

merupakan

domain

yang

sangat

terbentuknya perilaku terbuka (overt behaviour).

commit to user

penting

untuk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12

Beberapa tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2010) antara lain :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehention)
Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13

hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
4) Analisis (analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti
sebagainya.

Analisis

merupakan

kemampuan

untuk

mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14

Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan

pekerjaan

dapat

menjadikan

seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan
fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

15

4) Minat
Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang

dalam

berinteraksi

dengan

lingkungannya.

Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
7) Informasi
Kemudahan

memperoleh

informasi

dapat

membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

16

b. Sikap (attitude)
1) Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dan
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, yang sifatnya positif
atau negatif terhadap suatu obyek atau situasi secara konsisten,
untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin
terjadi (Notomatmodjo, 2007; Azwar, 2010).
2) Komponen sikap
Menurut Azwar (2010) struktur sikap terdiri dari tiga
komponen yang saling menunjang :
a) Komponen kognitif
Kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap.
b) Komponen afektif
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap
suatu obyek sikap.
c) Komponen konatif
Kecenderungan berperilaku pada yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.
3) Cara pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

17

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui
kuesioenr (Notoatmodjo, 2007).
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain :
pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
dianggap penting, pengaruh kebudayaan dan media massa.
a) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek,
individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan
pengalamannya memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang
terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut
terhadap objek yang bersangkutan.
b) Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi melibatkan faktor emosional.
c) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap
penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

18

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
d) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh
terhadap

sikap

seseorang

terhadap

berbagai

masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,
karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.
e) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar, televisi, radio maupun internet
atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual
disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya,

sehingga

akan

berakibat

terhadap

sikap

kemanusiaan. Media massa membawa pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
f) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga agam sangat
menentukan sistem kepercayaan sehingga konsep tersebut
mempengaruhi sikap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

19

g) Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera
berlaku begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula
merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama
(Azwar, 2010).
5) Ciri-ciri sikap menurut Azwar (2010)
a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan hidup
b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu dapat dipelajari sepanjang
perkembangan hidup.
c) Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu objek.
d) Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan suatu hal.
e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
c. Psikomotor (tindakan)
Tindakan adalah proses melaksanakan atau mempraktekkan apa
yang diketahui atau disikapinya. Tindakan atau praktek memiliki
beberapa tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, 2007)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

20

1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat
pertama.
2) Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh.
3) Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
3. Gizi
a. Pengertian Gizi
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya (Almatsier, 2005). Balita memiliki kebutuhan gizi yang
berbeda dari orang dewasa, kurang gizi pada balita akan berpengaruh
pada perkembangan fisik dan mental anak (Proverawati dan Siti, 2009).
Seorang ibu sebagai pengelola atau penyelenggara makanan
dalam keluarga mempunyai peranan yang besar dalam peningkatan
status gizi anggota keluarga. Gangguan gizi sering terjadi karena kurang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

21

pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan tambahan yang
bergizi, ketidaktahuan menyiapkan makanan tambahan dari bahanbahan lokal yang bergizi, dan kemiskinan, sehingga kurang mampu
menyediakan makanan yang bergizi (Soetjiningsih, 2012). Pengetahuan
ibu tentang gizi seimbang sangatlah penting, mengingat peran ibu
dalam keluarga sebagai pengelola makanan. Ibu yang tidak tahu gizi
makanan, akan menghidangkan makanan yang tidak seimbang gizinya.
b. Macam-macam Gizi Bagi Balita
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi dikatakan baik
apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan
fisik dan perkembangan mental. Tingkat status gizi optimal akan
tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Widodo, 2009).
Menurut Widodo (2009), zat gizi terdiri atas:
1) Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda,
meski terdapat persamaan dari sudut dan fungsinya. Karbohidrat
yang terkandung dalam makanan pada umumnya hanya ada 3 jenis
yaitu: Polisakarida, Disakarida, dan Monosakarida. Karbohidrat
terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan hanya sedikit yang termasuk bahan makanan hewani. Fungsi
utama karbohirat yaitu :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

22

a) Sumber utama energi yang murah.
b) Memberikan rangsangan mekanik.
c) Melancarkan gerakan peristaltik yang melancarkan aliran bubur
makanan serta memudahkan pembuangan tinja.
2) Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang
paling erat hubungannya dengan kehidupan. Protein mengandung
unsur C, H, O dan unsur khusus yang tidak terdapat pada karbohidrat
maupun lemak yaitu nitrogen. Protein nabati dapat diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, sedangkan protein hewani didapat dari hewan.
Protein berfungsi:
a) Membangun sel-sel yang rusak.
b) Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.
c) Membentuk zat energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan
sekitar 4,1 kalori.
3) Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang majemuk, terdiri dari
unsur-unsur C, H, O yang membentuk senyawa asam lemak dan
gliserol, apabila bergabung dengan zat lain akan membentuk lipoid,
fosfolipoid dan sterol. Fungsi lemak antara lain :
a) Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan
bantalan bagi organ tertentu dari tubuh.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

23

b) Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi
kesehatan kulit dan rambut.
c) Sebagai pelarut vitamin-vitamin (A, D, E, K) yang larut dalam
lemak.
4) Vitamin
Vitamin berasal dari kata Vitamine oleh Vladimin Funk karena
disangka suatu ikatan organik amine dan merupakan zat vitamin
yang dibutuhkan untuk kehidupan, ternyata zat ini bukan merupakan
amine, sehingga diubah menjadi vitamin. Fungsi vitamin sebagai
berikut:
a) Vitamin A : fungsi dalam proses melihat, metabolisme umum,
dan reproduksi.
b) Vitamin D : calciferol, berfungsi sebagai prohormon transport
kalsium ke dalam sel. Bahan makanan yang kaya vitamin D
adalah susu.
c) Vitamin E : alpha tocoperol, berfungsi sebagai antioksida
alamiah dan metabolisme selenium. Umumnya bahan makanan
kacang-kacangan atau biji-bijian khususnya bentuk kecambah,
mengandung vitamin E yang baik.
d) Vitamin K : menadion, berfungsi di dalam proses sintesis
prothrombine yang diperlukan dalam pembekuan darah. Vitamin
K terdapat dalam konsentrasi tinggi di dalam ginjal. Paru-paru

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

24

dan sumsum tulang. Pada penyerapan vitamin K diperlukan
garam empedu dan lemak (Sediaoetama, 2010).
5) Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah
yang sedikit.Mineral mempunyai fungsi :
a) Sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, dan
enzim.
b) Sebagai

zat

pengatur

berbagai

proses

metabolisme,

keseimbangan cairan tubuh, proses pembekuan darah dan
kepekaan saraf dan untuk kontraksi otot.
c. Tiga Belas Pesan Dasar Gizi Seimbang
1) Makanlah aneka ragam makanan
Makanan makanan yang beranek ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan zat gizi yang diperlukan tubuh baik
kualitas maupun kuantitasnya, meliputi sumber zat tenaga
(karbohidrat), zat pembangun (protein) dan pengatur (sayursayuran, buah-buahan).
a) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia.
Bahan makanan pokok merupakan sumber utama karbohidrat,
karena selain tinggi kadar amylumnya, juga dapat dimakan
jumlah besar tanpa menimbulkan rasa nek dan mual. Sumber
karbohidrat padi-padian atau serelia, umbi-umbian, kacang-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

25

kacang kering dan gula. Hasil olahannya antara lain : bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya
(Almatsier, 2005).
b) Protein
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi
2 yaitu protein hewani yang terdapat dalam bahan makanan
yang berasal dari binatang (seperti : daging, ikan, telur, susu
dan sebagainya) dan protein nabati yang terdapat pada bahan
makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti dari jagung,
kedelai, kacang, olahannya dapat berupa : tempe, tahu, susu,
kedelai, oncom dan lain-lain).
Kekurangan protein murni pada stadium berat dapat
menyebabkan kwashiorkor pada anak balita. Kekurangan
protein sering ditemukan bersamaan dengan kekurangan energi
yang menyebabkan suatu kondisi yang disebut marasmus.
Sindroma gabungan antara 2 jenis dinamakan Kurang Energi
Protein (KEP) atau Kurang Kalori Protein (KKP) (Almatsier,
2005).
c) Lemak
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energy
dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat
tertentu. Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi lemak
nabati dan hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

26

tumbuhan. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
: alpukat, kacang-kacangan, dan lain-lain. Lemak hewani
berasal dari binatang, yaitu : iklan, telur, daging, susu dan lainlain (Sediaoetama, 2010).
d) Vitamin
Vitamin merupakan salah satu zat gizi yang diperkukan
tubuh dalam jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar tubuh
karena tidak dapat disintesa oleh tubuh. Fungsi vitamin secara
umum sebagai zat pengatur, yaitu mengatur metabolisme dan
mengatur berbagai keseimbangan misalnya keseimbangan air,
asam-basa dan mineral di dalam cairan tubuh. Vitamin dapat
diperoleh dari sayur, buah dan biji-bijian (Soediaoetama, 2005).
e) Mineral
Mineral berfungsi sebagai bagian dari zat aktif dalam
metabolisme atau sebagai bagian penting dalam struktur sel dan
jaringan. Adapula yang memegang fungsinya dalam cairan
tubuh, baik intraseluler maupun ekstrseluler. Mineral-mineral
ini bisa didapatkan dari air, susu, daging, telur, sayur dan
mineral sintesis (Almatsier, 2005).
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup
mengandung energi dengan mengkonsumsi makanan sumber
karbohidrat, protein dan lemak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

27

3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi
Karbohidrat merupakan zat yang paling cepat diubah
menjadi energi oleh tubuh. Misalnya dengan mengkonsumsi nasi,
roti atau mie. Akan tetapi konsumsi yang berlebihan dapat
membuat kita menjadi obesitas. Takarannya 3-5 piring nasi atau
300-500 gram beras, dalam 1 hari yang terbagi dalam 3 kali makan.
100 gr beras = 200 gr nasi (1 piring) selain berfungsi sebagai
energi, karbohidrat juga diuraikan oleh tubuh menjadi glukosa
yang dapat menjadi makanan otak.
4) Pilihlah kadar makanan berkadar lemak sedang dan rendah lemak
jenuh
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan
berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan
vitamin-vitamin A, D, E dan K, serta menambah lezatnya
hidangan. Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak
terbagi 3 golongan meliputi: asam lemak tak jenuh ganda yang
paling mudah dicerna, asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah
dicerna, dan asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda
dan tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati,
kecuali minyak kelapa.makanan sumber asam lemak jenuh
umumnya berasal dari hewani. Potensi lemak dan minyak sebagai

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

28

sumber energi lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein. Tiap
gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, sedang karbohidrat dan
protein hanya 4 kilokalori. Selain tinggi kalori, lemak juga relatif
lama berada dalam sistem pencernaan dibandingkan dengan protein
dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang
lebih lama (Almatsier, 2005).
5) Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya
dengan KIO3 (kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Kebutuhan
yodium dalam sehari sekitar1-2 u g per kg berat badan. Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah gizi
yang sangat serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok
atau pembesaran kelenjar tiroid di leher dan kretinisme (cebol).
Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula
menurunkan tingkat kecerdasan seseorang (Almatsier, 2005).
6) Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Sel darah merah berfungsi sebagai
alat angkut oksigendari paru-paru ke jaringan tubuh.
Sumber zat besi alami dapat diperoleh dari makanan
hewani seperti daging, ayam, ikan, dan telur, serta dari sumber lain
seperti sereali

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan Tahun 2013

2 56 68

Hubungan Pola Makan Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Di Desa Gampoeng Keude Bagok Dan Keude Bagok Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2002

3 50 70

Hubungan Pola Makan Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Di Desa Gampoeng Keude Bagok Dan Keude Bagok Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceb Timur Naoggroe Aceb Darussalam Tahun 2002

0 34 70

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI MPASI TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI POSYANDU SUKOWIDODO 1, 2, DAN 3 DESA Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dan Pengetahuan Ibu Mengenai Mpasi Terhadap Status Gizi Batita Di Posyandu Sukowidodo 1, 2,

0 4 11

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI MPASI TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI POSYANDU Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dan Pengetahuan Ibu Mengenai Mpasi Terhadap Status Gizi Batita Di Posyandu Sukowidodo 1, 2, Dan 3 Desa Ngargorejo, Boyo

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dan Pengetahuan Ibu Mengenai Mpasi Terhadap Status Gizi Batita Di Posyandu Sukowidodo 1, 2, Dan 3 Desa Ngargorejo, Boyolali.

0 3 4

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU, TINGKAT KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH DUA TAHUN DI Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Pangan Dengan Status Gizi Anak Di Bawah Dua Tahun Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsa

0 1 16

Pengaruh Model Pendidikan Pembuatan Mp-Asi Terhadap Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun COVER

0 0 15