PEMBINAAN ETOS KERJA PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN: Studi Kasus Pola Pembinaan Yang Dilakukan Oleh PPL Terhadap Petani Kecil Di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja - Banjab.
PEMBINAAN EXOS
KERJA
PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN
PENYULUHAN
(STUDI KASUS POLA PEMBINAAN YANG DILAKUKAN OLEH PPL
TERHADAP PETANI KECIL DI DESA MEKARHARJA
KECAMATAN PURWAHARJA - BANJAB)
T
E
S
I
S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilmi Pendidikan Bandung
untuk •eaenuhi sebagian dari syarat
Prograa Pascasarjana Bidang Studi
Pendidikan Luar Sekolah
OLEH:
CIK SUABUANA
No.
STB. 9132340
PROGRAM PASCASARJANA
INSTIXUX KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1994
TANDA
PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh tim Pembimbing
PROF.
DR.
H.
PROF.
SUTARYAT TRISNAMANSYAH.
DR.
NURSID
M.A.
SUMAATMADJA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KBGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1994
PEMBINAAN
ETOS
MELALUI
KERJA
KEGIAIAN
PETANI
KECIL
PENYULUHAN
ABSTRAK
Sejak
masa-masa
sebelum PELITA
banyak
dilakukan kegiatan pembangunan
dengan
pembinaan pihak pemerintah. Baik
penyuluhan
dan
pendidikan khusus
hingga
kini
pedesaan,
telah
terutama
pembinaan
berupa
berbagai
sektor
dalam
pembangunan, maupun disertai dengan pelayanan dan pengaturan yang diperlukan.
Akan
tetapi
ternyata
bahwa
pembinaan
oleh. pihak
pemerintah itu belum banyak menjangkau lapisan bawah masyarakat
pedesaan yang sebagian besar terdiri
dari
golongan
petani kecil. Padahal mereka adalah golongan penduduk
yang
berpendapatan sangat rendah, malah dapat digolongkan kepada
golongan
mereka
Sikap
orang-orang miskin. Selain miskin,
masih bersikap belum responsif
ini
bertalian erat dengan etos
pada
terhadap
kerja
belum "dinamis" yang disebabkan karena proses
umumnya
kemajuan.
mereka
perkembangan
1ingkungannya yang terbentuk dalam waktu yang lama.
kurang
umumnya
yang
Karena
terjangkau oleh pembinaan itu, keadaan mereka
tidak banyak berubah dibandingkan dengan
yang dapat dicapai oleh golongan rakyat lainnya.
pada
kemajuan
Sebenarnya
penting
dalam
peranan
golongan
akselerasi
petani
pembangunan,
kecil
sangat
apabila
potensi
mereka telah berkembang sebagaimana mestinya. Malah peranan
mereka
itu
seluruh
petani
pada akhirnya
pembangunan.
Hal
dapat
ini
menentukan
mengingat
keberhasilan
bahwa
golongan
kecil itu merupakan golongan rakyat Indonesia
yang
terbesar termasuk di dalamnya "berjuta-juta" angkatan kerja
yang seharusnya produktif.
Sekarang ini pemerintah mulai mencurahkan
nya
terhadap pembinaan lapisan bawah
itu.
perhatian-
masyarakat
pedesaan
Salah s'atu usaha pemerintah dalam hal ini ialah
jalankan
antaranya
kegiatan yang disebut PEMBINAAN PETANI
adalah
dengan mengadakan PEMBINAAN
men-
KECIL
ETOS
di
KERJA
PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN.
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk
meng
adakan penelitian masalah "Sejauhmana petani di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja melaksanakan fungsi dan
pembinaan
nyuluhan
etos
kerja petani kecil
melalui
kegiatan
dalam rangka mengubah prilaku petani kecil
meningkatkan usaha tani mereka?" Secara rinci
ini
akan
peranan
dituangkan dalam
bentuk
pe-
untuk
permasalahan
pertanyaan
penelitian
sebagai berikut:
1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan
peranan
gram pembinaan etos kerja petani kecil melalui
penyciluhan oleh PPL?
11
pro
kegiatan
2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan
etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL?
3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos
kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL?
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkat
kan
kualitas
kegiatan
pembinaan etos kerja
petani
kecil
penyuluhan yang dilakukan oleh PPL
melalui
dalam
rangka
mengubah prilaku petani kecil untuk meningkatkan usaha tani
mereka.
tian
Ada
dua kegunaan utama yang diharapkan dari
ini
yaitu
yang bersifat
teoritis
maupun
peneli
bersifat
praktis.
- Kegunaan Teoritis:
(1)
Sumbangan bagi
teori pembinaan
melalui
kegiatan
penyuluhan; (2) Sumbangan
bagi
upaya
penemuan dan
pengembangan konsep pembinaan
etos
kerja
petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan. Dalam hal
ini
terutama
bagi
upaya mengembangkan suatu
konsep
proses
pembelajaran yang diperuntukkan bagi
sasaran PLS
untuk
daerah pedesaan.
- Kegunaan Praktis: (1) Sebagai masukan bagi pengelola
dan
pelaksana
program pembinaan etos
kerja petani
kecil,
khususnya
bagi PPL dalam upaya
penyempurnaan
pembinaan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan;
(2)
Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
perencana,
pengambil
keputusan dan para pengelola program PLS guna
penyempur
naan program-program belajar yang sedang dan akan
dilaksanakan,
terutama bagi sasaran warga belajar
di
daerah
pedesaan.
l n
Pendekatan
pendekatan
dan metode penelitian adalah
kualitatif yang didasari bahwa
menggunakan
penelitian
mempelajari fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan
naan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan
ini
pembi
penyuluhan.
Sedangkan metode penelitian adalah metode studi kasus
yang
bersifat eksploratif, yaitu suatu metode yang dapat digunakan secara intensif untuk mengungkap latar belakang,
sekarang,
seperti
interaksi dengan 1ingkungannya dari
suatu
unit
individu/kelompok.
Teknik
pengumpulan data digunakan
wawancara,
amatan langsung, dan Studi Dokumentasi. Sedangkan
langkah
status
penelitian
mendapatkan
yang
ditempuh;
(1)
peng-
langkah-
Orientasi:
gambaran umum tentang sasaran penelitian;
guna
(2)
Ekspiorasi: hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan
studi ini;
(3) Member check:
untuk
mempertahankan
kebenaran informasi selama penelitian (hasil wawancara yang
dituangkan
dalam
bentuk
laporan
lapangan
kepada responden untuk dibaca dan diperiksa
diper1ihatkan
kebenarannya);
(4) Triangulasi: data yang diberikan oleh seorang responden
diperiksa lagi kebenarannya kepada responden lainnya sampai
diperoleh persamaannya.
Temuan peneli t ian:
1. Terungkap bahwa etos kerja dan kemampuan menyerap materi
pembinaan etos kerja ketiga responden,
ditentukan oleh
tingkat pendidikan sekolah yang diselesaikannya.
iv
2. Ditemukannya ketidaksesuaian antara latar belakang
kerjaan sebelumnya dengan pekerjaan sekarang.
pe-
3. Terungkapnya latar belakang ketidakmampuan
ke-
ekonomi
luarga subyek penelitian.
4. Keberagaman motivasi dalam mengikuti program pembinaan
etos kerja petani kecil yang ditunjukkan oleh masingmasing responden, ternyata banyak disebabkan oleh kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
5. Beberapa responden kurang menyadari betapa pentingnya
program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh
an.
6. Ada responden yang tidak memahami maksud dan tujuan diadakannya program pembinaan etos kerja melalui kegiatan
penyuluhan.
7. Partisipasi kedua responden (W dan N) di dalam
kegiatan
tersebut terbatas hanya sebagai partisipan pasif.
8. Kurangnya antusiasme kedua responden dalam hal mengikuti
program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh
an.
9. Terungkap bahwa materi pembinaan etos kerja melalui ke
giatan penyuluhan ada yang sesuai dengan kebutuhan pe
tani kecil dan ada yang tidak sesuai.
10. Terungkap bahwa proses pembinaan etos kerja petani kecil
melalui kegiatan penyuluhan lebih
didominasi
oleh pra-
karsa pihak PPL.
11. Terungkap di dalam proses pembinaan etos kerja melalui
kegiatan penyuluhan tidak digunakannya media belajar
yang diambil dari lingkungan tempat kerja petani kecil.
12. Terungkap bahwa waktu dan tempat pembinaan, nampak belum
disesuaikan dengan kondisi petani kecil.
13. Terungkap bahwa kompetensi penyuluh masih
rang memadai di mata para petani kecil.
terlihat
ku
14. Hasil penelitian menunjukkan, ketiga responden mengakui
bahwa bagaimanapun juga program pembinaan etos kerja
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan ada manfaatnya
bagi mereka. Hal ini terbukti
dari adanya peningkatan
pendapatan ekonomi keluarga mereka bila dibandingkan sebelum mengikuti program pembinaan etos kerja.
15. Bila dilihat dari etos kerja yang berkaitan dengan sikap
mental petani kecil,
tentunya masih jauh dari harapan
keberhasilan program tersebut.
16. Ternyata peranan konsep diri bagi petani kecil sangatlah
penting dalam membentuk etos kerjanya.
17. Petani kecil (responden) memiliki pandangan yang berbeda
terhadap arti dari karya manusia.
18. Inovasi yang diperkenalkan PPL kurang berorientasi
pada
hal-hal yang secara nyata mereka butuhkan dan sebaliknya
lebih berorientasi pada hal-hal
yang menurut
anggapan
PPL mereka perlukan.
Kes impulan:
1. Secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar inovasi
yang diperkenalkan PPL belum dilaksanakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh petani kecil
bagi
etos kerjanya (dalam rangka peningkatan
Ini
berarti
bahwa pembinaan etos kerja
belum banyak memberikan perubahan
peningkatan
usaha taninya).
petani
kecil
prilaku mereka.
2. Bahwa PPL yang membina etos kerja petani
kecil
melalui
kegiatan penyuluhan di Desa Mekarharja secara umum tidak
berhasil dalam pelaksanaan pembinaan.
3. KetidakberhasiIan PPL di
dalam
melaksanakan
pembinaan
etos kerja petani kecil tersebut disebabkan oleh bebera-
pa faktor, yakni latar belakang diri dan keluarga petani
kecil
petani
kecil
kecil,
orientasi nilai budaya,
kondisi
kecil, kondisi fisik, kondisi psikologis
ekonomi
petani
sebagai orang dewasa dan kredibilitas penyuluh.
VI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses
pembelajaran dalam pembinaan etos kerja petani kecil me
lalui kegiatan penyuluhan:
binaan etos kerja
(a)
Kesesuaian
dengan kebutuhan
Metode dan pendekatan;
(c) Media
petani
materi
pem
kecil;
pembinaan etos
(b)
kerja
petani kecil; (d) Waktu dan tempat pembinaan; (e) Kridibilitas penyuluh.
Secara khusus dari rangkaian penelitian
diperoleh adanya berbagai
kondisi
serta
dan pengamatan,
prilaku
para
petani keci1.
a. Adanya petani kecil seperti pak Engkoswara yang demikian antusiasnya mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL. Orang yang ulet, mau menanggung resiko,
menyadari dirinya serba kekurangan namun mau merubah
nasib. Dia dikategorikan mempunyai etos kerja tinggi.
b. Adanya petani kecil seperti pak Ngadiman,
yang sedikit antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL.
Orang yang ulet,
kurang mau
menanggung
re
siko, menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun mau merubah nasib. Dia dikategori
kan mempunyai etos kerja sedang.
c. Adanya petani kecil seperti pak Wiharmi,
yang kurang
antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL.
Orang yang kurang ulet, tidak mau menanggung resiko,
menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun ia kurang mau merubah nasib. Dia dikate
gorikan mempunyai etos kerja rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa materi
pembinaan etos kerja petani kecil yang disajikan dalam
penyuluhan oleh PPL, ternyata tidak jauh berbeda dengan
penyuluhan-penyuluhan yang biasa dilakukan oleh PPL
lainnya.
VI 1
Saran
1. Bagi lembaga terkait dengan upaya perencanaan PLS se
perti halnya DIKMAS Tingkat I, II dan Penilik DIKMAS
Kecamatan
dengan
serta-
pihak
lain
yang
langsung
upaya pengembangan masyarakat pedesaan,
hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan;
sanakan
awal
terkait
kegiatan PLS kiranya perlu
berkenaan dengan "analisis
dalam
sebelum melak
mengadakan
kebutuhan"
studi
terhadap
petani kecil. Hal ini dimaksudkan agar program kegiat
an yang dilaksanakan akan lebih inovatif, produktif,
menyentuh setiap kebutuhan masyarakat.
2. Kepada perancang program pembinaan etos
kerja
petani
kecil, hendaknya menggunakan pola pendekatan yang ber-
pusat pada modifikasi program dengan metode partisipatif dalam menyusun program pembinaan etos kerja
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan, agar program
belajar tersebut
dianggap
kebutuhan belajar yang
usaha
oleh
petani kecil sebagai
bermanfaat untuk
meningkatkan
taninya.
3. Perlu adanya kerjasama antara instansi Departemen Per-
tanian
sebagai penyelenggara program
pembinaan
etos
kerja petani kecil dengan instansi lainnya; seperti
Depsos, Depkop, Depdagri, Deptrans serta Bank Pemerin
tah
untuk saling memberikan masukan
langan
berbagai
dalam
hambatan yang dihadapi
penanggu-
oleh
petani
4. Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja
petani
keci1 .
kecil
dan
perlu dipertimbangkan faktor pendidikan
latar belakang pekerjaan petani kecil
dalam proses pembinaan.
VI 1 1
formal
sebelumnya
Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja petani
kecil, perlu adanya tindak lanjut program yang akan
berfungsi sebagai monitoring dan pembinaan lanjutan
terhadap apa yang telah dibina melalui kegiatan penyu
luhan .
Kepada PPL yang melaksanakan pembinaan etos kerja ke
pada petani kecil: (1) Dalam proses "pembelajaran", di
samping menggunakan bentuk "pembinaan massal", perlu
juga menggunakan bentuk "pembinaan individual" di
tempat para petani kecil melakukan pekerjaan; (2)
Hendaknya lebih berperan sebagai fasilitator
dan
motivator
dalam proses "pembelajaran"; (3)
Hendaknya
empati terhadap permasalahan petani kecil; (4) Hendak
nya menggunakan multi metode dalam proses "pembelajaran";
(5) Hendaknya memanfaatkan sarana-sarana di
lingkungan petani untuk media pembelajaran yang kongkrit; (6) Hendaknya menentukan waktu dan tempat pembi
naan, disepakati bersama dengan petani kecil; (7)
Hendaknya berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut dalam masalah pembinaan etos
kerja petani kecil.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan
hal-hal
se
7.1. Perlu diadakan penelitian lanjutan berkenaan
de
bagai berikut:
ngan penelitian ini, terutama lebih diarahkan
pada latar belakang pekerjaan petani kecil dan
penyuluh
terhadap keberhasilan
pengembangan
usaha
tani.
7.2. Perlu adanya penelitian tentang kredibilitas
kompetensi
PPL
dalam pembinaan
kalangan petani kecil.
IX
etos
kerja
dan
di
7.3.
Perlu diadakan penelitian berkenaan dengan
kat
pendidikan
sekolah
pengembangan usaha tani
petani
kecil
di pedesaan.
ting-
terhadap
DAFTAR
ISI
Halaman
ABSTRAKSI
i
RATA PENGANTAR
xi
UCAPAN TERIMA KASIH
xiv
DAFTAR ISI
xviii
DAFTAR TABEL
xx
DAFTAR GAMBAR
BAB
I
xxi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
C. Definisi Operasional
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
7
11
11
PEMBINAAN MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN
DALAM KONSEP
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
DAN
TINJAUAN
TENTANG
ETOS KERJA PETANI KECIL
14
1
B.
BAB
II
5
A. Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan
Pendidikan Luar Sekolah
1.
14
Pendidikan Luar Sekolah
...
14
2. Pembinaan Melalui Kegiatan Penyuluh
an Pertanian
3. Penyuluhan Merupakan Proses
17
Belajar
Orang Dewasa
B. Pola Pembinaan Etos Kerja Petani
20
Kecil
Melalui Penyuluhan Dalam Konsepsi PLS..
1. Masukan sarana
(Instrumental Input)
2. Masukan mentah (Raw Input)
3. Masukan
lingkungan
(Environmental
Input)
26
28
43
47
4. Proses pembinaan melalui kegiatan
penyuluhan
51
5. Keluaran (Output)
6. Masukan lain (Other Input)
7. Pengaruh (Impact)
XV1 11
54
57
58
C. Etos Kerja Petani Kecil
1. Pengertian etos
2. Pengertian etos kerja
58
58
59
3. Karakteristik etos kerja
4. Etos kerja petani kecil
D.
61
65
Pendekatan Edukatif dan Inovatif
terhadap Etos Kerja Petani Kecil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
81
A. Metode Penelitian
81
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Subyek Yang Diteliti
BAB
IV
66
.
82
83
D. Analisis dan Penafsiran Data
85
E. Langkah-langkah Penelitian
88
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
91
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian dan
Kondisi Petani Kecil
91
1. Kondisi Geografis
2. Kondisi Demografis
3. Kondisi Sosial-budaya keagamaan ....
91
93
95
4. Kondisi sosial-ekonomi
5. Kondisi petani kecil
98
100
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
102
C. Analisis Hasil Penelitian
134
D. Hubungan Fungsional antara Komponenkomponen dalam Pembinaan Etos Kerja
melalui Kegiatan Penyuluhan oleh PPL
di Desa Mekarharja
BAB
V
168
KESIMPULAN DAN SARAN
179
A. Kesimpulan
179
B. Saran
185
DAFTAR PUSTAKA
189
LAMPIRAN^LAMPIRAN
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Dimensi Tingkah Laku Mendewasa
56
2. Pembagian Luas Tanah Berdasarkan Penggunaan ....
92
3. Struktur Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Desa
94
Mekarharja
4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..
96
5. Jumlah dan Komposisi Mata Pencaharian Penduduk..
98
6. Latar Belakang Diri dan Keluarga
xx
135
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubungan Fungsional antara Komponen-
Komponen PLS
27
2. Model Komunikasi dari
3. Model-Model
Proses
Perubahan Sikap
Inovasi
yang
33
Berorientasi
pada Individu
4. Model-Model Proses
68
Inovasi
yang
Berorientasi
pada Organisasi
69
5. Proses Pengambilan Keputusan Inovasi
71
6. Tingkat Perbedaan Waktu dan Kemantapan Pembinaan
Tingkah Laku
161
7. Hubungan Fungsional antara Komponen-komponen PLS
dalam Pembinaan Etos Kerja Petani Kecil
Kegiatan Penyuluhan oleh PPL di
xxi
melalui
Desa Mekarharja
169
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sasaran umum Pembangunan Lima Tahun
Keenam
GBHN 1993 adalah tumbuhnya sikap kemandirian
menurut
dalam
diri
manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran
serta,
efisiensi
dan produktivitas rakyat
dalam
hidup ... (Ketetapan MPR RI 1993: 47).
meningkatkan taraf
Seiring dengan kualitas sumber daya manusia, maka
tas
Pembangunan
rangka
Lima Tahun
Keenam
adalah
priori-
"pembangunan
sektor-sektor di bidang ekonomi dengan keterkaitan
industri
dan
dan pertanian serta bidang
pembangunan
peningkatan kualitas sumber daya manusia"
MPR RI
1993:
antara
lainnya
(Ketetapan
47).
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian
nesia,
sebagian dari penduduk
menurut
Indonesia
sensus penduduk tahun 1990, masih
(55,9
persen),
menggantungkan
dirinya dari sektor pertanian, baik langsung maupun
langsung.
Perhatian terhadap sektor
Indo
pertanian
tidak
merupakan
sumber penghidupan sebagian dari rakyat Indonesia.
Walau-
pun golongan petani kaya atau sebagian dari petani
sedang
telah
bagian
dapat
terbesar
garis
ditingkatkan
dari
namun
petani di Indonesia masih hidup
kemiskinan
Napitupulu
pendapatannya,
(1980:
(Dawam Rahardjo, 1984: 278).
8)
mengemukakan
1
bahwa
di
bawah
Sedangkan
penduduk
di
daerah
pedesaan masih ditandai
kemiskinan dan kemelaratan,
oleh ciri-ciri
kebodohan,
pada dasarnya ciri-ciri
terse
but dialamatkan kepada kaum tani di pedesaan.
Dalam membantu masyarakat desa yang
penghasilan
kebanyakan ber-
dari sektor pertanian, diperlukan upaya
bim
bingan
dan pembinaan yang intensif dari pemerintah,
khu
susnya
kepada
banyak
hidup
petani
di
kecil yang
bawah garis
sebagian
kemiskinan.
besar
Hal
masih
tersebut
ditekankan oleh Presiden Soeharto dihadapan para Gubernur,
Bupati
serta Walikota se-Indonesia:
Sebagai Kepala Daerah,
harus
memiliki
peta wilayah
yang memuat informasi mengenai daerah yang penduduknya
masih banyak yang hidup"" di
bawah
garis
Atas dasar tersebut kiranya dapat
program
penanggulangan
kemiskinan,
rawan bencana dan
17 Pebruari 1993: 1).
daerah-daerah kumuh,
terpencil,
kerawanan sosial lainnya (Kompas,
dan pembinaan
disusun
program-
serta
mempermudah
pemantauan perkembangan kesejahteraan petani.
Selanjutnya
Kepala Negara mengingatkan:
Harus terus menerus kita sadari bahwa tujuan utama setiap program dan proyek pembangunan adalah untuk me
ningkatkan mutu
kehidupan
rakyat.
Masyarakat
juga
harus terus didorong untuk membangkitkan prakarsa
dan
kreativitasnya, sehingga dapat makin besar peranan dan
sumbangannya dalam pembangunan
(Kompas,
17
Pebruari
1993: 1).
Sesuai dengan amanat GBHN
pertanian
diarahkan
untuk
1993,
meningkatkan
taraf hidup petani (Ketetapan MPR RI
hal
tersebut
bahwa
dapat terlaksana, maka
pembangunan
pendapatan
1993: 64).
program
dan
Agar halpendidikan
perlu
terus
Luar
Sekolah
ditingkatkan, khususnya
program
(PLS), termasuk kegiatan
Pendidikan
penyuluhan
dalam
bidang pertanian. Sebagaimana diamanatkan GBHN 1993
bahwa
kemampuan
para
teknologi
pertanian
penyuluhan,
1993:
petani
dalam
penerapan
dan
penguasaan
melalui
harus ditumbuhkan
dan pelatihan (Ketetapan
pendidikan
kegiatan
MPR
RI
65).
Soekandar Wiriaatmadja (1973: 7) mengemukakan bahwa:
Penyuluhan
Luar Sekolah
pedesaan, di
menjadi mau,
Pertanian adalah suatu sistem Pendidikan
(PLS) untuk keluarga-keluarga tani di
mana mereka belajar sambil berbuat untuk
tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masa-
lah-masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntung-
kan dan memuaskan.
Berdasarkan
nyuluhan
pertanian
sekolah
yang
dengan
pendapat
tersebut
di
adalah suatu bentuk
cara,
bahan
dan
atas,
maka pe
pendidikan
sarananya
luar
disesuaikan
keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari
sa
saran, waktu maupun tempat.
Kaitannya dengan
diungkapkan
etos
kerja
oleh
petani
yang
dewasa
ini
dengan
mengutip pendapat Reynold (1969), bahwa
melekat
Roni Artasasmita (1989: 8)
ciri-ciri
yang masih melekat pada kaum tani adalah:
(1) Pandangan yang sering tidak masuk akal
(2) Sifat menghambat terhadap perubahan
(3)' Tidak responsif terhadap
teknologi
dan
insentif
yang bersifat ekonomik
(4) Sebagai "pemalas" yang hanya melakukan usaha taninya sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumsinya
sendiri.
Sedangkan
tentang
Koentjaraningrat (1984:
mentalitas
petani
yang
37-41)
mengungkapkan
berkaitan
dengan
etos
kerjanya adalah sebagai berikut: (1) tidak biasa berspekulasi
tentang
manusia;
hakikat dari hidup, karya dan
(2)
persepsi
terhadap
waktu
hasil
terbatas
ketentuan tradisi dan keadaan masa sekarang; (3)
nilai
budaya
sehingga
yang tidak aktif terhadap
cenderung
hidupnya
selaras
alam
etos
sikap konformis. Hal-hal
dengan
kerja
yang rendah di mana
tersebut
etos
kerja
kepada
menganut
sekitarnya
alam;
menilai tinggi konsep sama rata-sama rasa yang
munculnya
karya
(4)
mewajibkan
menunjukkan
berpengaruh
terhadap kerja.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
kerja
pembinaan etos
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan
sangatlah penting untuk diteliti, karena dengan
nosis"
diharap
katan
rangka
mental"
kelemahan-kelemahan di dalam
proses
oleh
"mendiag-
pembangunan,
didapatkan terapi yang tepat dalam upaya
kesejahteraan petani khususnya petani
"menghilangkan kemiskinan"
dan
PPL
pening
kecil
membuka
dalam
"isolasi
yang menyelubungi lapisan bawah masyarakat
pede
saan yang pada waktu ini kondisinya sebagian besar terdiri
atas orang-orang yang berstatus petani kecil yang kehidup-
annya tergantung dari usaha pertanian, agar potensi mereka
berkembang sehingga mereka dapat berperan dalam
an nasional pada umumnya.
pembangun
B.
Identifikasi
Masalah
Kehidupan golongan petani kecil tertinggal bila
bandingkan
lainnya.
dengan perkembangan kemajuan
Mereka
"orang-orang
antara
berpendapatan rendah
miskin".
golongan
sekali,
rakyat
tergolong
Selain keadaan miskin,
banyak
mereka yang berwatak tidak dinamis, etos
relatif
sifatnya yang
"statis", yang
dicirikan
dinamis
terutama
tidak responsif terhadap kemajuan,
belum merupakan
prasarana
mental
yang
di
kerjanya
rendah; malahan banyak pula yang bukan saja tidak
bahkan
di
oleh
sehingga
baik untuk
pem
bangunan.
Sebenarnya peranan golongan petani kecil sangat pen-
ting
dalam
akselerasi pembangunan negara
kita,
apabila
potensi mereka telah berkembang sebagaimana mestinya.
ini
mengingatkan
bahwa golongan petani
kecil
Hal
merupakan
"ujung tombak" di dalam pelaksanaan pengolahan lahan usaha
pertanian,
setidak-tidaknya
mereka
jangan
jadi
beban
pembangunan.
Sejak masa-masa
sebelum
PELITA
(Pembangunan
Tahun) hingga kini telah banyak dilakukan kegiatan
ngunan, pedesaan,
terutama dengan
pemerintah.
pembinaan
didikan
Baik
pembinaan
berupa penyuluhan
dari
dan
khusus dalam berbagai sektor pembangunan,
disertai dengan pelayanan dan
Lima
pemba
pihak
pen
maupun
pengaturan yang diperlukan.
disertai dengan pelayanan dan
Akan
tetapi
kini
pemerintah
itu
masyarakat
pedesaan
pengaturan yang diperlukan.
ternyata bahwa
pembinaan
belum banyak menjangkau
yang
sebagian
oleh
lapisan
besar
pihak
"bawah"
terdiri
atas
golongan petani kecil. Pembinaan kepada petani selama
ialah
tanpa
pembinaan kepada petani secara umum
ini
memper-
hatikan "lemah" tidaknya petani itu, yang ternyata
kurang
terjangkau oleh golongan petani kecil.
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk meng-
adakan
penelitian
Mekarharja
masalah: "Sejauhmana
Kecamatan
Purwaharja
petani
di
melaksanakan fungsi dan
peranan program pembinaan etos kerja petani kecil
kegiatan penyuluhan
yang
rangka mengubah prilaku
usaha
tani
Desa
dilaksanakan
petani kecil
oleh
untuk
melalui
PPL
dalam
meningkatkan
mereka?".
Secara rinci permasalahan ini akan dituangkan
dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan peranan prog
ram pembinaan etos kerja petani kecil melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang
etos kerja petani
oleh PPL?
kecil
mempengaruhi
melalui
kegiatan
pembinaan
penyuluhan
3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL ?
C.
Definisi
Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu
diberikan
definisi operasional.
1stilah-istilah
tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan Etos Kerja
Penulis
sebagai
menggunakan
setiap
pertanian
untuk
istilah pembinaan
usaha yang dilakukan
menumbuhkan
etos
melalui
perubahan
kerja
penyuluhan
prilaku
sasaran
(petani dan keluarganya), agar mereka memiliki etos
kerja
sehingga dengan kekuatan sendiri mampu dan sanggup memper-
baiki/meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat-
nya.
2) Penyuluhan
Penyuluhan
(PLS)
adalah
Satuan Pendidikan
Luar
untuk keluarga-keluarga tani di Pedesaan,
Sekolah
di
mana
mereka betajar sambil bekerja untuk menjadi mau,
tahu
bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi-
nya secara baik, menguntungkan dan memuaskan dirinya.
dan
3) Etos Kerja
Menurut
Websters yang dimaksud dengan etos
adalah:
"the distinguishing character, sentiment, moral nature, or
guiding
beliefs
(Websters,
etos
1975:
of
a
person,
393).
group,
C. Geertz
or
institution"
mengemukakan
bahwa
adalah "sikap yang mendasar terhadap diri dan
dunia
yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek evaluatif,
bersifat menilai" (Taufik Abdullah,
1982:
yang
3).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan
etos
berarti ciri, sifat atau kebiasaan,
adat
bahwa
istiadat,
atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang
liki
seseorang,
dasarkan
suatu kelompok atau suatu
bangsa.
ketentuan ini dapat dikatakan bahwa
berarti
sikap terhadap kerja, pandangan
kebiasaan
dimiBer
etos
terhadap
kerja
kerja,
kerja, ciri atau sifat-sifat cara bekerja
yang
dimiliki seseorang, atau kelompok suatu bangsa.
4) Petani Kecil
Yang dimaksud dengan
usaha
secara
tahun
petani kecil
ialah
pengelola
tani (baik modal produktifnya milik sendiri
menyewa)
yang pendapatan keluarganya
sama atau lebih kecil dari "biaya
dalam
maupun
satu
keperluan
hidup
minimun" keluarga dalam satu tahun (sama atau lebih
kecil
dari "garis kemiskinan" keluarga) serta biasanya
berwatak
belum dinami s.
Modal
milik,
produktif petani kecil (tanah garapan,
ternak,
pemilikan
alat-alat, modal uang),
rata-rata dari semua petani di
yaitu
tanah
di
bawah
desanya.
Untuk
petani yang kegiatannya bercocok tanam hal ini berarti:
- Luas tanah garapannya (sawah dan darat) sempit, yaitu di
bawah garapan rata-rata para petani di desanya.
- Luas tanah miliknya (sawah dan darat) sempit,
yaitu
di
bawah pemilikan rata-rata dari para petani di desanya.
Ukuran
petani
utama
kecil
tingkat
setiap
setahun
untuk menentukan
yang
menentukan
kemiskinan dari besarnya kalori
yang
dikonsumsi
orang per-hari dan ada juga pendapatan
per-kapita
dengan
ukuran beras. Untuk lolos ke
minimal
dirupiahkan
saat
1993:
kemiskinan
sangatlah bervariasi. Ada
kemiskinan,
kapita
tingkat
setahun
2100
kalori
per-hari,
ini setara dengan
Rp
atas
garis
atau
kalau
203.000,00
atau Rp 17.000,00 sebulan (Tempo,
8
per-
Mei
31).
Namun,
tanyaan.
patokan itulah yang sering
mengundang
Karena menggeser ke atas beberapa
rupiah
per-
saja,
yang "jatuh" ke bawah garis kemiskinan bisa jutaan. Ekonom
dari
Universitas Airlangga Surabaya, Suroso Imam
Zadjuli
10
punya versi lain. Seperti dikutip Kompas, Suroso berpendapat, penduduk Indonesia yang berada di bawah garis
kinan
bukan
hanya 27 juta melainkan 46 juta.
diperoleh dari ukuran pendapatan per-kapita Rp
kemis
Angka
ini
240.000,00
per tahun atau Rp 20.000,00 sebulan. Lain lagi ukuran yang
diperkenalkan Sayogyo yang menggunakan patokan
per-kapita
pendapatan
setahun dengan ukuran beras. Miskin bila
penghasilan setara beras kurang dari 240 kg untuk
an,
ber-
pedesa
miskin sekali kalau kurang dari 180 kg (Tempo, 8
1993:
Mei
31).
Berdasarkan
maksud
(baik
dengan
modal
uraian tersebut di atas, maka yang
petani kecil ialah
produktifnya
milik
pengelola
sendiri
usaha
maupun
di
tani
secara
menyewa yang pendapatan per-kapita dalam satu tahun kurang
dari
Rp 240.000,00 atau kurang dari Rp 20.000,00
sebulan
atau bila berpenghasiIan setara beras kurang 240 kg.
5) Fungsi dan Peranan Program Pembinaan
Yang
pembinaan
dimaksud
adalah
dengan fungsi
dan
peranan
kegunaan program pembinaan
program
etos
kerja
bagi kehidupan petani kecil, bersumber pada kualitas
diri
petani
etos
kecil,
diwujudkan dalam tata nilai
sebagai
A
kerja yang kemudian dilaksanakan secara atual dalam
untuk
peningkatan
pendapatan petani kecil
dalam
mengentaskan kemiskinan dan membuka isolasi mental.
kerja
rangka
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
ini
umum yang
adalah
ingin dicapai
untuk meningkatkan
kerja petani kecil melalui
ukan
melalui
kualitas
penelitian
pembinaan
etos
kegiatan penyuluhan yang dilak
oleh PPL dalam rangka mengubah prilaku petani
kecil
untuk meningkatkan usaha tani mereka.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengungkap
tentang
sejauhmana
petani di Desa
Mekar
harja melaksanakan fungsi dan peranan program pembinaan
etos kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan
oleh PPL.
2) Menampilkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembinaan
etos
kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL.
3) Mengungkap hasil
yang
dicapai
dalam pelaksanaan pem
binaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan
penyu
luhan oleh PPL.
E.
Kegunaan
Dari
kegunaan
Penelitian
penelitian
ini
diharapkan
dapat
yang bersifat teoritis maupun bersifat
memberikan
praktis,
sepert i : ••
1) Kegunaan Teoritis
Kontribusi
dalam. aspek
teoritis
yang
diharapkan
meliput i:
(1) Sumbangan
bagi
teori
pembinaan
penyuluhan. Hal tersebut diperlukan,
usaha pengembangan model dan
pendidikan luar
sekolah
melalui
kegiatan
terutama di dalam
strategi
yang dapat
belajar
dalam
dijadikan
dasar
pengembangan model dan strategi pembinaan melalui
ke
giatan penyuluhan bagi petani kecil.
(2) Sumbangan
bagi
upaya
penemuan
dan
pengembangan
konsep pembinaan etos kerja petani kecil
melalui
giatan penyuluhan. Dalam hal ini, terutama bagi
menciptakan
dan
pembelajaran
mengembangkan
yang
suatu
diperuntukkan
upaya
konsep
bagi
ke
proses
sasaran
pendidikan luar sekolah untuk daerah pedesaan, khusus
nya bagi petani kecil.
2) Kegunaan Praktis
Mengenai
kontribusi
dalam
aspek praktis yang
di
harapkan adalah:
(1) Sebagai masukan bagi pengelola
pembinaan etos
penyuluhan
kerja petani
di Desa
dan
kecil
Mekarharja
pelaksana program
melalui
Kecamatan
kegiatan
Purwaharja
kabupxaten Ciamis, khususnya bagi tenaga penyuluh
tanian
lapangan
dalam upaya
per
penyempurnaan pembinaan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan.
(2) Sebagai bahan pertimbangan bagi para perencana,
peng-
ambil keputusan, dan para pengelola program pendidikan
luar sekolah guna
penyempurnaan program-program
ajar yang sedang dan akan
bagi
dilaksanakannya,
sasaran didik di daerah pedesaan.
bel
terutama
BAB
METODOLOGI
A.
Metode
III
PENELITIAN
Penelitian
Pendekatan
yang digunakan di dalam
penelitian
adalah pendekatan kualitatif. "Penelitian kualitatif
hakikatnya
ialah
berinteraksi
mengamati
orang
dalam
pada
1ingkungannya,
dengan mereka, berusaha memahami bahasa
tafsiran tentang
dunia
sekitarnya"
ini
dan
(Nasution, 1988: 5).
Bogdan & Biklen (1982: 31) mengemukakan bahwa dalam pende
katan
kualitatif,
peristiwa
dan
peneliti berusaha mengerti
arti
interaksi yang ada sangkut pautnya
dari
dengan
orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Oleh karena itu,
dalam mengumpulkan datanya melalui kontak langsung
dengan
subyek yang diteliti di tempat di mana mereka biasa berada
dalam melakukan kegiatan.
Pemilihan dan penggunaan pendekatan kualitatif dalam
peneliti ini didasari bahwa penelitian mempelajari fenome-
na
yang
petani
terjadi dalam pelaksanaan pembinaan
kecil
dipandang
melalui kegiatan
tepat
penyuluhan.
digunakan untuk
etos
kerja
Metode
yang
penelitian
ini
metode etudi kasus yang bersifat eksploratif. Yaitu
metode
yang
dapat
digunakan
untuk
mempelajari
adalah
suatu
secara
intensif latar belakang, status sekarang, interaksi dengan
lingkungan,
dari suatu unit seperti
81
individu,
kelompok,
82
Menurut Bogdan & Biklen (1982: 59-61) terdapat tiga
tipe studi kasus kualitatif, yaitu: (1) historical organi
zation case studies, (2) observational case studies, dan
(3)
life
history. Historical organization
case
studies
memusatkan perhatiannya pada organisasi tertentu pada
waktu yang lama, menelusuri suatu organisasi atau peristi
wa
sejak awal pertumbuhannya. Observational case
studies
memusatkan perhatiannya pada organisasi tertentu atau pada
aspek tertentu organisasi tersebut. Life history
kan perhatiannya pada peristiwa yang menyangkut
memusat
riwayat
hidup seorang tokoh.
Tipe studi kasus yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah "observation case studies". Dalam hal ini peneliti
mengarahkan pada perolehan data dari permasalahan yang
menyangkut: Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan
peranan program pembinaan etos kerja petani kecil
kegiatan penyuluhan oleh PPL,
mempengaruhinya
melalui
faktor-faktor apa yang
dan bagaimana hasil
pelaksanaan
program
pembinaan etos kerja tersebut.
B. Teknik Pengumpulan Data
Alat
pengumpul
data dalam
penelitian
ini
adalah
peneliti sendiri. Lexy J. Moleong (1989: 132) mengemukakan
bahwa
'"kedudukan peneliti
dalam
penelitian
kualitatif
cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana,
pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya
menjadi
pelapor
hasil
penelitian".
Sedangkan
teknik
8?,
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yang
mendalam dan pengamatan langsung (participant observation)
baik dalam kegiatan pembinaan melalui penyuluhan, di rumah
maupun
peneliti
di tempat petani kecil bekerja. Dalam
pengamatan,
tidak sepenuhnya berperan dalam kegiatan
pembi
naan melalui penyuluhan petani kecil tetapi tetap
kan
melaku-
fungsi pengamatan. Menurut Buford Junker, teknik
disebut "pemeranserta sebagai pengamat" (Lexy J.
1989: 139).
kegiatan
Moleong,
Sedangkan alat yang digunakan peneliti
wawancara dan pengamatan adalah
tape
ini
dalam
recorder,
catatan lapangan dan alat pemotret (kamera). Tape recorder
digunakan pada waktu mengadakan wawancara, lembaran catat
an dan alat pemotret digunakan pada waktu peneliti
meng
adakan pengamatan.
Selain kedua teknik pengumpul data di atas, peneliti
juga
berupaya memperoleh data yang relevan dengan
meman
faatkan studi dokumentasi. Dalam studi dokumentasi
terse
but diarahkan guna memperoleh data mengenai pembinaan etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan.
C.
Subyek yang Diteliti
Penentuan subyek penelitian dilakukan secara
purpo-
slve sampling. Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti
menurut
ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Sampling
84
yang
purposive adalah "sampel yang dipilih dengan
hingga relevan dengan disain penelitian"
113). Lexy J. Moleong (1989: 182)
"sampel
cermat
(Nasution,
mengemukakan
1982:
ciri-ciri
bertujuan sebagai berikut: 1) Sampel tidak
dapat
ditentukan atau ditarik terlebih dahulu; 2) Tujuan memper
oleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila
satuan sampel dilakukan jika satuan
dijaring
sebelumnya
dan dianalisis; 3) Pada mulanya
sudah
setiap
sampel
dapat sama kedudukannya, namun sesudah makin banyak infor
masi yang masuk dan makin mengembangkan pertanyaan peneli
tian, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih atas
dasar
fokus penelitian; 4) Pada sampel bertujuan, jumlah
sampel
ditentukan
Jika
oleh pertimbangan informasi
diperlukan.
sudah terjadi pengulangan informasi, maka
sudah harus dihentikan." S. Nasution
penarikan
(1988: 11)
kakan
bahwa "metode naturalistik tidak
pling
random atau acakan dan tidak
sampel
yang
mengemu
menggunakan
menggunakan
yang banyak. Sampel biasanya sedikit
sam
populasi
dan
dipilih
menurut tujuan (purposive) penelitian".
Subyek
yang
petani
kecil
Banjar
xian
kepada
petani
diteliti dalam penelitian
di desa
Mekarharja
penyuluh yang
pernah
kecil. Secara
ini
adalah
kecamatan
Purwaharja
memberikan
penyuluhan
keseluruhan
jumlah
kecil
di desa Mekarharja berdasarkan data statistik
tahun
1992/1993 berjumlah 559 orang; dengan
petani
rincian
desa
248
85
orang
petani
pertanian
orang
penggarap sawah yang tidak
memiliki
sendiri, akan tetapi menggarap lahan
lain
dengan sistem sewa menyewa atau
lahan
pertanian
sistem
bagi
hasil pertanian dengan pemilik, 311 orang buruh tani
yang
menggantungkan
golongan
petani
yang
penghidupannya sebagai buruh
petani
tersebut,
penulis
tani.
kelompokkan
Kedua
sebagai
kecil. Sedangkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
pernah memberikan pembinaan etos kerja
melalui
ke
giatan penyuluhan kepada petani kecil berjumlah dua orang.
Cara
pemilihan subyek yang diteliti dilakukan
ber
dasarkan pertimbangan informasi yang berkaitan dengan
jauhmana petani melaksanakan fungsi
pembinaan
dan
peranan
program
etos kerja petani kecil dan faktor-faktor
mempengaruhi pelaksanaan pembinaan etos kerja bagi
kecil
ikuti
berjumlah
petani
tiga orang.
kecil yang menjadi subyek penelitian
pembinaan
etos kerja melalui
kegiatan
Sedangkan penyuluh yang menjadi subyek
di-
Ketiga
telah
meng
penyuluhan
yang pernah dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian
(PPL).
yang
melalui kegiatan penyuluhan. Petani kecil yang
jadikan subyek penelitian
petani
se
Lapangan
penelitian
berjumlah satu orang.
D.
1.
Analisis
dan Penafsiran Data
Analisis Data
Menurut
Patton (1980: 268),
analisis
data
adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
86
suatu pola, kategori dan uraian pembahasan. Pendapat
yang
dengan apa yang
senada
Bogdan & Biklen (1982:
data
145)
dikemukakan
catatan
untuk
hasil observasi,
Patton,
mengemukakan bahwa
adalah proses mencari dan manata
lain
analisis
secara
wawancara dan studi
yakni
sistematis
dokumentasi
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang
diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Selanjutnya,
analisis
selama
Bogdan & Biklen
data
di
itu melalui dua
lapangan
dan
(1982: 146-162)
langkah,
analisis
membedakan
yaitu
sesudah
analisis
meninggalkan
lapangan. Langkah-langkah analisis selama di lapangan
analisis
selama
sesudah meninggalkan
di lapangan adalah:
(2) menetapkan tipe studi,
menerus
peneliti
tema
pertanyaan
sendiri,
penelitian
penjajagan,
(6)
Langkah-langkah
(1) mempersempit fokus
analitik,
(4)
menuliskan
pada subyek responden
membaca
studi,
(3) mengembangkan secara terus-
(5) upaya penjajagan tentang
selama di lapangan,
konsep.
lapangan.
dan
kembali
sebagai
pustaka
yang
komentar
ide
dan
analisis
relevan
(7) menggunakan metaphora, analogi dan
Langkah-langkah
analisis
sesudah
meninggalkan
lapangan adalah: (1) membuat kategori masalah dan menyusun
kodenya/1 (2) menata sekuensi atau urutan penelaahannya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, analisis data
yang
ikut :
dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai
ber
87
- Berdasarkan data yang
dari
dari
terkumpul,
yakni berupa
seluruh deskripsi hasil observasi,
wawancara
catatan
baik
lapangan,
mentasi.
Peneliti
rekaman
"tape
dan abstrak
abstrak
transkrip
hasil
recorder"
dari hasil
memilah-milah data
maupun
studi
doku
tersebut
sesuai
dengan kategori masalahnya.
- Menguraikan
kategori-kategori tersebut
untuk
memahami
aspek yang terdapat di dalamnya sambil menelaah hubungan
antara satu dengan lainnya.
- Menata urutan
masalah
guna
memberikan
tafsiran
yang
menggambarkan perspektif peneliti untuk memberikan makna
terhadap
hasil
analisis
data
dari
kategori
masalah
tersebut.
2.
Penafsiran Data
Rangkaian
siran
data.
penafsiran
Data
dianalisis
dari kegiatan analisis data yaitu
Dengan
data
demikian antara
merupakan
analisis
data
berjalan'1 terus
dan
satu kesatuan tahap kegiatan.
yang diperoleh pada setiap pertemuan
dan ditafsirkan.
penaf
langsung
Analisis dan penafsiran
selama proses penelitian dan
semua
data
data
yang diperlukan terkumpul.
Selama
proses
penelitian,
analisis
dilakukan
muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan patokan
dan
untuk
melacak
terus kasus yang diteliti sampai
diperoleh data
sebanyak mungkin tentang pola pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL.
Oleh
karena
kasus yang
diteliti
menyangkut
pola
pembinaan melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, berkaitan dengan etos kerja
petani kecil, maka hasil penelitian akan dianalisis dengan
menghubungkannya melalui pendekatan pendidikan luar seko
lah.
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dimaksud di
adalah
sini
tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
selama proses
penelitian berlangsung.
Langkah-langkah
penelitian tersebut menurut S. Nasution (1988: 33-34)
adalah
1)
tahap orientasi, 2) tahap ekspiorasi,
dan 3)
tahap "member check".
1. Tahap Orientasi
Tahap awal didahului dengan orientasi guna mendapatkan
gambaran umum tentang sasaran penelitian. Hal
meliputi
gambaran umum "kondisi" petani kecil
keluarganya,
ini
beserta
lahan pertanian dan peristiwa yang dapat
dijadikan fokus penelitian.
8Q
2. Tahap Ekspiorasi
Setiap tahap ekspiorasi didahului dengan orientasi.
Ekspiorasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang ber
kaitan dengan studi ini. Metode yang digunakan adalah
wawancara
intensif dengan petani kecil
Metode lain adalah observasi
penyuluhan dan aktivitas
langsung
sehari-hari
dan penyuluh.
pelaksanaan
petani
kecil.
Hasilnya langsung dianalisis guna menemukan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan dalam pertemuan berikut-
nya. Dari informasi yang dieksplorasi ini berlangsung
terus menerus selama penelitian sampai ditemukan apa
yang menjadi fokus penelitian.
3. Tahap Member Check
Untuk mempertahankan kebenaran informasi yang diperoleh
selama peneltian berlangsung, peneliti melakukan
"member check". Hasil wawancara yang dituangkan dalam
bentuk laporan lapangan diperlihatkan kepada responden
untuk dibaca dan diperiksa kebenarannya, apakah sesuai
dengan yang dikatakan ketika peneliti mengadakan wawan
cara. Jika terdapat kekeliruan, peneliti memberikan
kebebtfsan kepada responden memperbaikinya. Cara yang
ditempuh adalah peneliti membacakan hasil wawancara
kemudian responden mendengarkan apakah sesuai atau
tidak informasi yang diberikan. Hal ini dilakukan atas
90
kesepakatan
responden oleh karena mereka sering
tidak
mau membacanya disebabkan oleh faktor usia yang beraki-
bat penglihatan berkurang atau dikarenakan pihak reponden
membacanya
kurang lancar disebabkan
oleh
faktor
pendidikan yang rendah.
Selain dari tahap-tahap penelitian yang diuraikan di
atas, peneliti juga melakukan kegiatan "Triangulasi" untuk
membuktikan kebenaran suatu informasi yang diperoleh. Data
yang diberikan oleh satu responden diperiksa lagi kebenar
annya kepada responden lainnya sampai diperoleh persamaan.
Hal
ini sesuai dengan
pendapat
S. Nasution (1988:
112)
yang menjelaskan bahwa "data itu harus diakui dan diterima
kebenarannya
oleh sumber informasi, dan selain
tersebut juga harus dibenarkan oleh sumber atau
itu
data
informasi
lainnya".
Untuk
dalam
membuktikan
penelitian
dicantumkan
kebenaran data
ini, setiap
yang
informasi
dalam satu bentuk laporan
dilaporkan
yang
dengan
diperoleh
keterangan
dari mana informasi diperoleh dan kapan dilakukan wawanca
ra
maka
atau pengamatan. Selain itu guna menjaga
kerahasiaan,
semua informasi yang diberikan responden
diupayakan
hanya diketahui oleh peneliti. Dengan demikian
diharapkan
kredibilitas hasil penelitian dapat terjamin.
BAB
KESIMPULAN
Berdasarkan
dengan
deskripsi
V
DAN
SARAN
hasil
penelitian
beserta
hasil analisisnya sebagaimana dipaparkan pada
bab
terdahulu, pada bab V ini yang merupakan bagian akhir dari
keseluruhan tulisan, akan diuraikan
kesimpulan-kesimpulan
dan saran-saran sebagai berikut.
A.
Kesimpulan
Secara
keseluruhan hasil penelitian
(studi
kasus)
ini dapat disimpulkan:
1. Secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar inova
si
yang diperkenalkan PPL belum dilaksanakan
manfaatkan oleh petani kecil bagi
dan
di
kemajuan/peningkatan
etos kerjanya (dalam rangka peningkatan usaha taninya).
Ini
berarti
bahwa pembinaan etos kerja
petani
kecil
melalui kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan PPL belum
banyak memberikan perubahan pada prilaku mereka.
2. Bahwa PPL yang membina etos kerja petani kecil
kegiatan
penyuluhan
di Desa
Mekarharja
melalui
secara
umum
tidak berhasi1'dalam pelaksanaan pembinaan.
3. KetidakberhasiIan PPL di
etos
kerja
petani
dalam
kecil
melaksanakan
tersebut
pembinaan
disebabkan
oleh
beberapa faktor yakni: latar belakang diri dan keluarga
petani
kecil, orientasi nilai budaya, kondisi
petani
kecil,
kondisi fisik psikologis
petani
sebagai orang dewasa dan kredibilitas penyuluh.
179
ekonomi
kecil
180
a.
Latar belakang diri dan keluarga.
Dalam hal
masuk latar belakang pendidikan formal,
kang
pekerjaan
keluarga akan
sebelumnya
dan
mempengaruhi
ini
latar
jumlah
pelakasanaan
ter
bela
tanggungan
pembinaan
etos kerja.
b. Orientasi nilai budaya.
sering
mengadakan
Pada umumnya
interaksi
petani
kecil
dengan 1ingkungannya,
baik di dalam keluarga, kelompok maupun dalam masya
rakatnya. Hasil interaksi dapat membentuk suatu kog
nisi sosial yang dijadikan pedoman melakukan aktivitas yang menganut nilai budaya "tidak aktif"
dap alam sekitarnya,
sehingga
cenderung
sama-rasa yang mewajibkan munculnya sikap
(Koentjaraningrat,
1984: 54).
terha
sama-ratakonformis
Implikasi dalam
binaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan
nyuluhan ialah dalam
penyusunan
etos kerja petani kecil,
program
PPL harus sudah
keadaan budaya petani kecil dalam
rangka
proses pembinaan etos kerja untuk mencapai
c. Kondisi ekonomi petani keci1.
pe
pembinaan
mengetahui
mendorong
tujuan.
Kondisi ekonomi petani
kecil pada umumnya sangat memprihatinkan, untuk
pembinaan etos kerja petani
pem
kecil melalui
itu
kegiatan
penyuluhan haruslah diarahkan untuk peningkatan pen
dapatan ekonomi keluarga mereka.
181
d. Kondisi fisik dan psikologis petani kecil
sebagai
orang. dewasa. Berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa kondisi fisik dan psikologis petani kecil se
bagai orang dewasa dalam proses "pembelajaran" belum
begitu diperhatikan dalam proses pembinaan etos kermelalui kegiatan penyuluhan. Petani kecil dalam
proses pembelajaran masih dipandang sebagai warga
belajar yang belum berpotensi sehingga dianggap per
lu diberikan segenap pengetahuan dan keterampilan
dengan belajar yang berpusat pada sumber belajar.
4. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelakasanaan pro,;
ses pembelajaran dalam pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan:
a. Kesesuaian materi pembinaan
etos keria dengan ke
butuhan petani kecil .
Permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan
adalah tingkat pengalaman petani yang berbeda-beda
sehingga sangat sulit bagi PPL untuk memprogramkan
nya. Bila materi yang akan diberikan diangkat berda
sarkan kebutuhan petani kecil, kemungkinan permasa
lahannya tinggal memprogramkannya sesuai
dengan
tingkat pengalaman dan kebutuhan mereka,
namun
apabila materi pembinaan etos kerja diangkat dari
program
"dari
atas", maka tentu saja
sesuaiannya antara materi
sedikit
pembinaan etos
ke-
kerja
182
petani
kecil
inilah
yang
menganggap
sesuai
dengan kebutuhan
petani
kecil.
menyebabkan adanya petani
materi
pembinaan etos
dan ada yang tidak sesuai
Hal
kecil
yang
ada
yang
kerja
dengan
kebutuhan
mereka.
b. Metode dan pendekatan.
Metode yang digunakan dalam PPL dalam pembinaan etos
kerja
petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan
terbatas hanya menggunakan metode ceramah dan dialog
yang tentu saja tampaknya belum mencapai hasil
yang
optimal
dalam
pen
dekatan
yang digunakan oleh PPL adalah
yang
mencapai tujuannya.
Sedangkan
berpusat pada sumber belajar",
nyuluh
banyak
mendominasi
"pendekatan
sehingga
proses
pe
pembelajaran,
petani kecil hanyalah lebih berperan sebagai peneri
ma
informas i.
c. Media pembinaan etos kerja petani keci1
Dari
hasil
penelitian terungkap bahwa
salah
satu
faktor yang menyebabkan petani kecil kurang memahami
materi
pembinaan etos kerja melalui
nyuluhan
belajar
adalah
karena
KERJA
PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN
PENYULUHAN
(STUDI KASUS POLA PEMBINAAN YANG DILAKUKAN OLEH PPL
TERHADAP PETANI KECIL DI DESA MEKARHARJA
KECAMATAN PURWAHARJA - BANJAB)
T
E
S
I
S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan Ilmi Pendidikan Bandung
untuk •eaenuhi sebagian dari syarat
Prograa Pascasarjana Bidang Studi
Pendidikan Luar Sekolah
OLEH:
CIK SUABUANA
No.
STB. 9132340
PROGRAM PASCASARJANA
INSTIXUX KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1994
TANDA
PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh tim Pembimbing
PROF.
DR.
H.
PROF.
SUTARYAT TRISNAMANSYAH.
DR.
NURSID
M.A.
SUMAATMADJA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KBGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1994
PEMBINAAN
ETOS
MELALUI
KERJA
KEGIAIAN
PETANI
KECIL
PENYULUHAN
ABSTRAK
Sejak
masa-masa
sebelum PELITA
banyak
dilakukan kegiatan pembangunan
dengan
pembinaan pihak pemerintah. Baik
penyuluhan
dan
pendidikan khusus
hingga
kini
pedesaan,
telah
terutama
pembinaan
berupa
berbagai
sektor
dalam
pembangunan, maupun disertai dengan pelayanan dan pengaturan yang diperlukan.
Akan
tetapi
ternyata
bahwa
pembinaan
oleh. pihak
pemerintah itu belum banyak menjangkau lapisan bawah masyarakat
pedesaan yang sebagian besar terdiri
dari
golongan
petani kecil. Padahal mereka adalah golongan penduduk
yang
berpendapatan sangat rendah, malah dapat digolongkan kepada
golongan
mereka
Sikap
orang-orang miskin. Selain miskin,
masih bersikap belum responsif
ini
bertalian erat dengan etos
pada
terhadap
kerja
belum "dinamis" yang disebabkan karena proses
umumnya
kemajuan.
mereka
perkembangan
1ingkungannya yang terbentuk dalam waktu yang lama.
kurang
umumnya
yang
Karena
terjangkau oleh pembinaan itu, keadaan mereka
tidak banyak berubah dibandingkan dengan
yang dapat dicapai oleh golongan rakyat lainnya.
pada
kemajuan
Sebenarnya
penting
dalam
peranan
golongan
akselerasi
petani
pembangunan,
kecil
sangat
apabila
potensi
mereka telah berkembang sebagaimana mestinya. Malah peranan
mereka
itu
seluruh
petani
pada akhirnya
pembangunan.
Hal
dapat
ini
menentukan
mengingat
keberhasilan
bahwa
golongan
kecil itu merupakan golongan rakyat Indonesia
yang
terbesar termasuk di dalamnya "berjuta-juta" angkatan kerja
yang seharusnya produktif.
Sekarang ini pemerintah mulai mencurahkan
nya
terhadap pembinaan lapisan bawah
itu.
perhatian-
masyarakat
pedesaan
Salah s'atu usaha pemerintah dalam hal ini ialah
jalankan
antaranya
kegiatan yang disebut PEMBINAAN PETANI
adalah
dengan mengadakan PEMBINAAN
men-
KECIL
ETOS
di
KERJA
PETANI KECIL MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN.
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk
meng
adakan penelitian masalah "Sejauhmana petani di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja melaksanakan fungsi dan
pembinaan
nyuluhan
etos
kerja petani kecil
melalui
kegiatan
dalam rangka mengubah prilaku petani kecil
meningkatkan usaha tani mereka?" Secara rinci
ini
akan
peranan
dituangkan dalam
bentuk
pe-
untuk
permasalahan
pertanyaan
penelitian
sebagai berikut:
1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan
peranan
gram pembinaan etos kerja petani kecil melalui
penyciluhan oleh PPL?
11
pro
kegiatan
2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan
etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL?
3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos
kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL?
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkat
kan
kualitas
kegiatan
pembinaan etos kerja
petani
kecil
penyuluhan yang dilakukan oleh PPL
melalui
dalam
rangka
mengubah prilaku petani kecil untuk meningkatkan usaha tani
mereka.
tian
Ada
dua kegunaan utama yang diharapkan dari
ini
yaitu
yang bersifat
teoritis
maupun
peneli
bersifat
praktis.
- Kegunaan Teoritis:
(1)
Sumbangan bagi
teori pembinaan
melalui
kegiatan
penyuluhan; (2) Sumbangan
bagi
upaya
penemuan dan
pengembangan konsep pembinaan
etos
kerja
petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan. Dalam hal
ini
terutama
bagi
upaya mengembangkan suatu
konsep
proses
pembelajaran yang diperuntukkan bagi
sasaran PLS
untuk
daerah pedesaan.
- Kegunaan Praktis: (1) Sebagai masukan bagi pengelola
dan
pelaksana
program pembinaan etos
kerja petani
kecil,
khususnya
bagi PPL dalam upaya
penyempurnaan
pembinaan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan;
(2)
Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
perencana,
pengambil
keputusan dan para pengelola program PLS guna
penyempur
naan program-program belajar yang sedang dan akan
dilaksanakan,
terutama bagi sasaran warga belajar
di
daerah
pedesaan.
l n
Pendekatan
pendekatan
dan metode penelitian adalah
kualitatif yang didasari bahwa
menggunakan
penelitian
mempelajari fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan
naan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan
ini
pembi
penyuluhan.
Sedangkan metode penelitian adalah metode studi kasus
yang
bersifat eksploratif, yaitu suatu metode yang dapat digunakan secara intensif untuk mengungkap latar belakang,
sekarang,
seperti
interaksi dengan 1ingkungannya dari
suatu
unit
individu/kelompok.
Teknik
pengumpulan data digunakan
wawancara,
amatan langsung, dan Studi Dokumentasi. Sedangkan
langkah
status
penelitian
mendapatkan
yang
ditempuh;
(1)
peng-
langkah-
Orientasi:
gambaran umum tentang sasaran penelitian;
guna
(2)
Ekspiorasi: hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan
studi ini;
(3) Member check:
untuk
mempertahankan
kebenaran informasi selama penelitian (hasil wawancara yang
dituangkan
dalam
bentuk
laporan
lapangan
kepada responden untuk dibaca dan diperiksa
diper1ihatkan
kebenarannya);
(4) Triangulasi: data yang diberikan oleh seorang responden
diperiksa lagi kebenarannya kepada responden lainnya sampai
diperoleh persamaannya.
Temuan peneli t ian:
1. Terungkap bahwa etos kerja dan kemampuan menyerap materi
pembinaan etos kerja ketiga responden,
ditentukan oleh
tingkat pendidikan sekolah yang diselesaikannya.
iv
2. Ditemukannya ketidaksesuaian antara latar belakang
kerjaan sebelumnya dengan pekerjaan sekarang.
pe-
3. Terungkapnya latar belakang ketidakmampuan
ke-
ekonomi
luarga subyek penelitian.
4. Keberagaman motivasi dalam mengikuti program pembinaan
etos kerja petani kecil yang ditunjukkan oleh masingmasing responden, ternyata banyak disebabkan oleh kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
5. Beberapa responden kurang menyadari betapa pentingnya
program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh
an.
6. Ada responden yang tidak memahami maksud dan tujuan diadakannya program pembinaan etos kerja melalui kegiatan
penyuluhan.
7. Partisipasi kedua responden (W dan N) di dalam
kegiatan
tersebut terbatas hanya sebagai partisipan pasif.
8. Kurangnya antusiasme kedua responden dalam hal mengikuti
program pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluh
an.
9. Terungkap bahwa materi pembinaan etos kerja melalui ke
giatan penyuluhan ada yang sesuai dengan kebutuhan pe
tani kecil dan ada yang tidak sesuai.
10. Terungkap bahwa proses pembinaan etos kerja petani kecil
melalui kegiatan penyuluhan lebih
didominasi
oleh pra-
karsa pihak PPL.
11. Terungkap di dalam proses pembinaan etos kerja melalui
kegiatan penyuluhan tidak digunakannya media belajar
yang diambil dari lingkungan tempat kerja petani kecil.
12. Terungkap bahwa waktu dan tempat pembinaan, nampak belum
disesuaikan dengan kondisi petani kecil.
13. Terungkap bahwa kompetensi penyuluh masih
rang memadai di mata para petani kecil.
terlihat
ku
14. Hasil penelitian menunjukkan, ketiga responden mengakui
bahwa bagaimanapun juga program pembinaan etos kerja
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan ada manfaatnya
bagi mereka. Hal ini terbukti
dari adanya peningkatan
pendapatan ekonomi keluarga mereka bila dibandingkan sebelum mengikuti program pembinaan etos kerja.
15. Bila dilihat dari etos kerja yang berkaitan dengan sikap
mental petani kecil,
tentunya masih jauh dari harapan
keberhasilan program tersebut.
16. Ternyata peranan konsep diri bagi petani kecil sangatlah
penting dalam membentuk etos kerjanya.
17. Petani kecil (responden) memiliki pandangan yang berbeda
terhadap arti dari karya manusia.
18. Inovasi yang diperkenalkan PPL kurang berorientasi
pada
hal-hal yang secara nyata mereka butuhkan dan sebaliknya
lebih berorientasi pada hal-hal
yang menurut
anggapan
PPL mereka perlukan.
Kes impulan:
1. Secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar inovasi
yang diperkenalkan PPL belum dilaksanakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh petani kecil
bagi
etos kerjanya (dalam rangka peningkatan
Ini
berarti
bahwa pembinaan etos kerja
belum banyak memberikan perubahan
peningkatan
usaha taninya).
petani
kecil
prilaku mereka.
2. Bahwa PPL yang membina etos kerja petani
kecil
melalui
kegiatan penyuluhan di Desa Mekarharja secara umum tidak
berhasil dalam pelaksanaan pembinaan.
3. KetidakberhasiIan PPL di
dalam
melaksanakan
pembinaan
etos kerja petani kecil tersebut disebabkan oleh bebera-
pa faktor, yakni latar belakang diri dan keluarga petani
kecil
petani
kecil
kecil,
orientasi nilai budaya,
kondisi
kecil, kondisi fisik, kondisi psikologis
ekonomi
petani
sebagai orang dewasa dan kredibilitas penyuluh.
VI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses
pembelajaran dalam pembinaan etos kerja petani kecil me
lalui kegiatan penyuluhan:
binaan etos kerja
(a)
Kesesuaian
dengan kebutuhan
Metode dan pendekatan;
(c) Media
petani
materi
pem
kecil;
pembinaan etos
(b)
kerja
petani kecil; (d) Waktu dan tempat pembinaan; (e) Kridibilitas penyuluh.
Secara khusus dari rangkaian penelitian
diperoleh adanya berbagai
kondisi
serta
dan pengamatan,
prilaku
para
petani keci1.
a. Adanya petani kecil seperti pak Engkoswara yang demikian antusiasnya mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL. Orang yang ulet, mau menanggung resiko,
menyadari dirinya serba kekurangan namun mau merubah
nasib. Dia dikategorikan mempunyai etos kerja tinggi.
b. Adanya petani kecil seperti pak Ngadiman,
yang sedikit antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL.
Orang yang ulet,
kurang mau
menanggung
re
siko, menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun mau merubah nasib. Dia dikategori
kan mempunyai etos kerja sedang.
c. Adanya petani kecil seperti pak Wiharmi,
yang kurang
antusias mengadopsi berbagai hal yang disuluhkan PPL.
Orang yang kurang ulet, tidak mau menanggung resiko,
menyadari dirinya serba kekurangan dan keterbelakangan, namun ia kurang mau merubah nasib. Dia dikate
gorikan mempunyai etos kerja rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa materi
pembinaan etos kerja petani kecil yang disajikan dalam
penyuluhan oleh PPL, ternyata tidak jauh berbeda dengan
penyuluhan-penyuluhan yang biasa dilakukan oleh PPL
lainnya.
VI 1
Saran
1. Bagi lembaga terkait dengan upaya perencanaan PLS se
perti halnya DIKMAS Tingkat I, II dan Penilik DIKMAS
Kecamatan
dengan
serta-
pihak
lain
yang
langsung
upaya pengembangan masyarakat pedesaan,
hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan;
sanakan
awal
terkait
kegiatan PLS kiranya perlu
berkenaan dengan "analisis
dalam
sebelum melak
mengadakan
kebutuhan"
studi
terhadap
petani kecil. Hal ini dimaksudkan agar program kegiat
an yang dilaksanakan akan lebih inovatif, produktif,
menyentuh setiap kebutuhan masyarakat.
2. Kepada perancang program pembinaan etos
kerja
petani
kecil, hendaknya menggunakan pola pendekatan yang ber-
pusat pada modifikasi program dengan metode partisipatif dalam menyusun program pembinaan etos kerja
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan, agar program
belajar tersebut
dianggap
kebutuhan belajar yang
usaha
oleh
petani kecil sebagai
bermanfaat untuk
meningkatkan
taninya.
3. Perlu adanya kerjasama antara instansi Departemen Per-
tanian
sebagai penyelenggara program
pembinaan
etos
kerja petani kecil dengan instansi lainnya; seperti
Depsos, Depkop, Depdagri, Deptrans serta Bank Pemerin
tah
untuk saling memberikan masukan
langan
berbagai
dalam
hambatan yang dihadapi
penanggu-
oleh
petani
4. Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja
petani
keci1 .
kecil
dan
perlu dipertimbangkan faktor pendidikan
latar belakang pekerjaan petani kecil
dalam proses pembinaan.
VI 1 1
formal
sebelumnya
Dalam pelaksanaan program pembinaan etos kerja petani
kecil, perlu adanya tindak lanjut program yang akan
berfungsi sebagai monitoring dan pembinaan lanjutan
terhadap apa yang telah dibina melalui kegiatan penyu
luhan .
Kepada PPL yang melaksanakan pembinaan etos kerja ke
pada petani kecil: (1) Dalam proses "pembelajaran", di
samping menggunakan bentuk "pembinaan massal", perlu
juga menggunakan bentuk "pembinaan individual" di
tempat para petani kecil melakukan pekerjaan; (2)
Hendaknya lebih berperan sebagai fasilitator
dan
motivator
dalam proses "pembelajaran"; (3)
Hendaknya
empati terhadap permasalahan petani kecil; (4) Hendak
nya menggunakan multi metode dalam proses "pembelajaran";
(5) Hendaknya memanfaatkan sarana-sarana di
lingkungan petani untuk media pembelajaran yang kongkrit; (6) Hendaknya menentukan waktu dan tempat pembi
naan, disepakati bersama dengan petani kecil; (7)
Hendaknya berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut dalam masalah pembinaan etos
kerja petani kecil.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan
hal-hal
se
7.1. Perlu diadakan penelitian lanjutan berkenaan
de
bagai berikut:
ngan penelitian ini, terutama lebih diarahkan
pada latar belakang pekerjaan petani kecil dan
penyuluh
terhadap keberhasilan
pengembangan
usaha
tani.
7.2. Perlu adanya penelitian tentang kredibilitas
kompetensi
PPL
dalam pembinaan
kalangan petani kecil.
IX
etos
kerja
dan
di
7.3.
Perlu diadakan penelitian berkenaan dengan
kat
pendidikan
sekolah
pengembangan usaha tani
petani
kecil
di pedesaan.
ting-
terhadap
DAFTAR
ISI
Halaman
ABSTRAKSI
i
RATA PENGANTAR
xi
UCAPAN TERIMA KASIH
xiv
DAFTAR ISI
xviii
DAFTAR TABEL
xx
DAFTAR GAMBAR
BAB
I
xxi
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
C. Definisi Operasional
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
7
11
11
PEMBINAAN MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN
DALAM KONSEP
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
DAN
TINJAUAN
TENTANG
ETOS KERJA PETANI KECIL
14
1
B.
BAB
II
5
A. Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan
Pendidikan Luar Sekolah
1.
14
Pendidikan Luar Sekolah
...
14
2. Pembinaan Melalui Kegiatan Penyuluh
an Pertanian
3. Penyuluhan Merupakan Proses
17
Belajar
Orang Dewasa
B. Pola Pembinaan Etos Kerja Petani
20
Kecil
Melalui Penyuluhan Dalam Konsepsi PLS..
1. Masukan sarana
(Instrumental Input)
2. Masukan mentah (Raw Input)
3. Masukan
lingkungan
(Environmental
Input)
26
28
43
47
4. Proses pembinaan melalui kegiatan
penyuluhan
51
5. Keluaran (Output)
6. Masukan lain (Other Input)
7. Pengaruh (Impact)
XV1 11
54
57
58
C. Etos Kerja Petani Kecil
1. Pengertian etos
2. Pengertian etos kerja
58
58
59
3. Karakteristik etos kerja
4. Etos kerja petani kecil
D.
61
65
Pendekatan Edukatif dan Inovatif
terhadap Etos Kerja Petani Kecil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
81
A. Metode Penelitian
81
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Subyek Yang Diteliti
BAB
IV
66
.
82
83
D. Analisis dan Penafsiran Data
85
E. Langkah-langkah Penelitian
88
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
91
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian dan
Kondisi Petani Kecil
91
1. Kondisi Geografis
2. Kondisi Demografis
3. Kondisi Sosial-budaya keagamaan ....
91
93
95
4. Kondisi sosial-ekonomi
5. Kondisi petani kecil
98
100
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
102
C. Analisis Hasil Penelitian
134
D. Hubungan Fungsional antara Komponenkomponen dalam Pembinaan Etos Kerja
melalui Kegiatan Penyuluhan oleh PPL
di Desa Mekarharja
BAB
V
168
KESIMPULAN DAN SARAN
179
A. Kesimpulan
179
B. Saran
185
DAFTAR PUSTAKA
189
LAMPIRAN^LAMPIRAN
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Dimensi Tingkah Laku Mendewasa
56
2. Pembagian Luas Tanah Berdasarkan Penggunaan ....
92
3. Struktur Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Desa
94
Mekarharja
4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..
96
5. Jumlah dan Komposisi Mata Pencaharian Penduduk..
98
6. Latar Belakang Diri dan Keluarga
xx
135
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubungan Fungsional antara Komponen-
Komponen PLS
27
2. Model Komunikasi dari
3. Model-Model
Proses
Perubahan Sikap
Inovasi
yang
33
Berorientasi
pada Individu
4. Model-Model Proses
68
Inovasi
yang
Berorientasi
pada Organisasi
69
5. Proses Pengambilan Keputusan Inovasi
71
6. Tingkat Perbedaan Waktu dan Kemantapan Pembinaan
Tingkah Laku
161
7. Hubungan Fungsional antara Komponen-komponen PLS
dalam Pembinaan Etos Kerja Petani Kecil
Kegiatan Penyuluhan oleh PPL di
xxi
melalui
Desa Mekarharja
169
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sasaran umum Pembangunan Lima Tahun
Keenam
GBHN 1993 adalah tumbuhnya sikap kemandirian
menurut
dalam
diri
manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran
serta,
efisiensi
dan produktivitas rakyat
dalam
hidup ... (Ketetapan MPR RI 1993: 47).
meningkatkan taraf
Seiring dengan kualitas sumber daya manusia, maka
tas
Pembangunan
rangka
Lima Tahun
Keenam
adalah
priori-
"pembangunan
sektor-sektor di bidang ekonomi dengan keterkaitan
industri
dan
dan pertanian serta bidang
pembangunan
peningkatan kualitas sumber daya manusia"
MPR RI
1993:
antara
lainnya
(Ketetapan
47).
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian
nesia,
sebagian dari penduduk
menurut
Indonesia
sensus penduduk tahun 1990, masih
(55,9
persen),
menggantungkan
dirinya dari sektor pertanian, baik langsung maupun
langsung.
Perhatian terhadap sektor
Indo
pertanian
tidak
merupakan
sumber penghidupan sebagian dari rakyat Indonesia.
Walau-
pun golongan petani kaya atau sebagian dari petani
sedang
telah
bagian
dapat
terbesar
garis
ditingkatkan
dari
namun
petani di Indonesia masih hidup
kemiskinan
Napitupulu
pendapatannya,
(1980:
(Dawam Rahardjo, 1984: 278).
8)
mengemukakan
1
bahwa
di
bawah
Sedangkan
penduduk
di
daerah
pedesaan masih ditandai
kemiskinan dan kemelaratan,
oleh ciri-ciri
kebodohan,
pada dasarnya ciri-ciri
terse
but dialamatkan kepada kaum tani di pedesaan.
Dalam membantu masyarakat desa yang
penghasilan
kebanyakan ber-
dari sektor pertanian, diperlukan upaya
bim
bingan
dan pembinaan yang intensif dari pemerintah,
khu
susnya
kepada
banyak
hidup
petani
di
kecil yang
bawah garis
sebagian
kemiskinan.
besar
Hal
masih
tersebut
ditekankan oleh Presiden Soeharto dihadapan para Gubernur,
Bupati
serta Walikota se-Indonesia:
Sebagai Kepala Daerah,
harus
memiliki
peta wilayah
yang memuat informasi mengenai daerah yang penduduknya
masih banyak yang hidup"" di
bawah
garis
Atas dasar tersebut kiranya dapat
program
penanggulangan
kemiskinan,
rawan bencana dan
17 Pebruari 1993: 1).
daerah-daerah kumuh,
terpencil,
kerawanan sosial lainnya (Kompas,
dan pembinaan
disusun
program-
serta
mempermudah
pemantauan perkembangan kesejahteraan petani.
Selanjutnya
Kepala Negara mengingatkan:
Harus terus menerus kita sadari bahwa tujuan utama setiap program dan proyek pembangunan adalah untuk me
ningkatkan mutu
kehidupan
rakyat.
Masyarakat
juga
harus terus didorong untuk membangkitkan prakarsa
dan
kreativitasnya, sehingga dapat makin besar peranan dan
sumbangannya dalam pembangunan
(Kompas,
17
Pebruari
1993: 1).
Sesuai dengan amanat GBHN
pertanian
diarahkan
untuk
1993,
meningkatkan
taraf hidup petani (Ketetapan MPR RI
hal
tersebut
bahwa
dapat terlaksana, maka
pembangunan
pendapatan
1993: 64).
program
dan
Agar halpendidikan
perlu
terus
Luar
Sekolah
ditingkatkan, khususnya
program
(PLS), termasuk kegiatan
Pendidikan
penyuluhan
dalam
bidang pertanian. Sebagaimana diamanatkan GBHN 1993
bahwa
kemampuan
para
teknologi
pertanian
penyuluhan,
1993:
petani
dalam
penerapan
dan
penguasaan
melalui
harus ditumbuhkan
dan pelatihan (Ketetapan
pendidikan
kegiatan
MPR
RI
65).
Soekandar Wiriaatmadja (1973: 7) mengemukakan bahwa:
Penyuluhan
Luar Sekolah
pedesaan, di
menjadi mau,
Pertanian adalah suatu sistem Pendidikan
(PLS) untuk keluarga-keluarga tani di
mana mereka belajar sambil berbuat untuk
tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masa-
lah-masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntung-
kan dan memuaskan.
Berdasarkan
nyuluhan
pertanian
sekolah
yang
dengan
pendapat
tersebut
di
adalah suatu bentuk
cara,
bahan
dan
atas,
maka pe
pendidikan
sarananya
luar
disesuaikan
keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari
sa
saran, waktu maupun tempat.
Kaitannya dengan
diungkapkan
etos
kerja
oleh
petani
yang
dewasa
ini
dengan
mengutip pendapat Reynold (1969), bahwa
melekat
Roni Artasasmita (1989: 8)
ciri-ciri
yang masih melekat pada kaum tani adalah:
(1) Pandangan yang sering tidak masuk akal
(2) Sifat menghambat terhadap perubahan
(3)' Tidak responsif terhadap
teknologi
dan
insentif
yang bersifat ekonomik
(4) Sebagai "pemalas" yang hanya melakukan usaha taninya sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumsinya
sendiri.
Sedangkan
tentang
Koentjaraningrat (1984:
mentalitas
petani
yang
37-41)
mengungkapkan
berkaitan
dengan
etos
kerjanya adalah sebagai berikut: (1) tidak biasa berspekulasi
tentang
manusia;
hakikat dari hidup, karya dan
(2)
persepsi
terhadap
waktu
hasil
terbatas
ketentuan tradisi dan keadaan masa sekarang; (3)
nilai
budaya
sehingga
yang tidak aktif terhadap
cenderung
hidupnya
selaras
alam
etos
sikap konformis. Hal-hal
dengan
kerja
yang rendah di mana
tersebut
etos
kerja
kepada
menganut
sekitarnya
alam;
menilai tinggi konsep sama rata-sama rasa yang
munculnya
karya
(4)
mewajibkan
menunjukkan
berpengaruh
terhadap kerja.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
kerja
pembinaan etos
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan
sangatlah penting untuk diteliti, karena dengan
nosis"
diharap
katan
rangka
mental"
kelemahan-kelemahan di dalam
proses
oleh
"mendiag-
pembangunan,
didapatkan terapi yang tepat dalam upaya
kesejahteraan petani khususnya petani
"menghilangkan kemiskinan"
dan
PPL
pening
kecil
membuka
dalam
"isolasi
yang menyelubungi lapisan bawah masyarakat
pede
saan yang pada waktu ini kondisinya sebagian besar terdiri
atas orang-orang yang berstatus petani kecil yang kehidup-
annya tergantung dari usaha pertanian, agar potensi mereka
berkembang sehingga mereka dapat berperan dalam
an nasional pada umumnya.
pembangun
B.
Identifikasi
Masalah
Kehidupan golongan petani kecil tertinggal bila
bandingkan
lainnya.
dengan perkembangan kemajuan
Mereka
"orang-orang
antara
berpendapatan rendah
miskin".
golongan
sekali,
rakyat
tergolong
Selain keadaan miskin,
banyak
mereka yang berwatak tidak dinamis, etos
relatif
sifatnya yang
"statis", yang
dicirikan
dinamis
terutama
tidak responsif terhadap kemajuan,
belum merupakan
prasarana
mental
yang
di
kerjanya
rendah; malahan banyak pula yang bukan saja tidak
bahkan
di
oleh
sehingga
baik untuk
pem
bangunan.
Sebenarnya peranan golongan petani kecil sangat pen-
ting
dalam
akselerasi pembangunan negara
kita,
apabila
potensi mereka telah berkembang sebagaimana mestinya.
ini
mengingatkan
bahwa golongan petani
kecil
Hal
merupakan
"ujung tombak" di dalam pelaksanaan pengolahan lahan usaha
pertanian,
setidak-tidaknya
mereka
jangan
jadi
beban
pembangunan.
Sejak masa-masa
sebelum
PELITA
(Pembangunan
Tahun) hingga kini telah banyak dilakukan kegiatan
ngunan, pedesaan,
terutama dengan
pemerintah.
pembinaan
didikan
Baik
pembinaan
berupa penyuluhan
dari
dan
khusus dalam berbagai sektor pembangunan,
disertai dengan pelayanan dan
Lima
pemba
pihak
pen
maupun
pengaturan yang diperlukan.
disertai dengan pelayanan dan
Akan
tetapi
kini
pemerintah
itu
masyarakat
pedesaan
pengaturan yang diperlukan.
ternyata bahwa
pembinaan
belum banyak menjangkau
yang
sebagian
oleh
lapisan
besar
pihak
"bawah"
terdiri
atas
golongan petani kecil. Pembinaan kepada petani selama
ialah
tanpa
pembinaan kepada petani secara umum
ini
memper-
hatikan "lemah" tidaknya petani itu, yang ternyata
kurang
terjangkau oleh golongan petani kecil.
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk meng-
adakan
penelitian
Mekarharja
masalah: "Sejauhmana
Kecamatan
Purwaharja
petani
di
melaksanakan fungsi dan
peranan program pembinaan etos kerja petani kecil
kegiatan penyuluhan
yang
rangka mengubah prilaku
usaha
tani
Desa
dilaksanakan
petani kecil
oleh
untuk
melalui
PPL
dalam
meningkatkan
mereka?".
Secara rinci permasalahan ini akan dituangkan
dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan peranan prog
ram pembinaan etos kerja petani kecil melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang
etos kerja petani
oleh PPL?
kecil
mempengaruhi
melalui
kegiatan
pembinaan
penyuluhan
3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL ?
C.
Definisi
Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu
diberikan
definisi operasional.
1stilah-istilah
tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan Etos Kerja
Penulis
sebagai
menggunakan
setiap
pertanian
untuk
istilah pembinaan
usaha yang dilakukan
menumbuhkan
etos
melalui
perubahan
kerja
penyuluhan
prilaku
sasaran
(petani dan keluarganya), agar mereka memiliki etos
kerja
sehingga dengan kekuatan sendiri mampu dan sanggup memper-
baiki/meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat-
nya.
2) Penyuluhan
Penyuluhan
(PLS)
adalah
Satuan Pendidikan
Luar
untuk keluarga-keluarga tani di Pedesaan,
Sekolah
di
mana
mereka betajar sambil bekerja untuk menjadi mau,
tahu
bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi-
nya secara baik, menguntungkan dan memuaskan dirinya.
dan
3) Etos Kerja
Menurut
Websters yang dimaksud dengan etos
adalah:
"the distinguishing character, sentiment, moral nature, or
guiding
beliefs
(Websters,
etos
1975:
of
a
person,
393).
group,
C. Geertz
or
institution"
mengemukakan
bahwa
adalah "sikap yang mendasar terhadap diri dan
dunia
yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek evaluatif,
bersifat menilai" (Taufik Abdullah,
1982:
yang
3).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan
etos
berarti ciri, sifat atau kebiasaan,
adat
bahwa
istiadat,
atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang
liki
seseorang,
dasarkan
suatu kelompok atau suatu
bangsa.
ketentuan ini dapat dikatakan bahwa
berarti
sikap terhadap kerja, pandangan
kebiasaan
dimiBer
etos
terhadap
kerja
kerja,
kerja, ciri atau sifat-sifat cara bekerja
yang
dimiliki seseorang, atau kelompok suatu bangsa.
4) Petani Kecil
Yang dimaksud dengan
usaha
secara
tahun
petani kecil
ialah
pengelola
tani (baik modal produktifnya milik sendiri
menyewa)
yang pendapatan keluarganya
sama atau lebih kecil dari "biaya
dalam
maupun
satu
keperluan
hidup
minimun" keluarga dalam satu tahun (sama atau lebih
kecil
dari "garis kemiskinan" keluarga) serta biasanya
berwatak
belum dinami s.
Modal
milik,
produktif petani kecil (tanah garapan,
ternak,
pemilikan
alat-alat, modal uang),
rata-rata dari semua petani di
yaitu
tanah
di
bawah
desanya.
Untuk
petani yang kegiatannya bercocok tanam hal ini berarti:
- Luas tanah garapannya (sawah dan darat) sempit, yaitu di
bawah garapan rata-rata para petani di desanya.
- Luas tanah miliknya (sawah dan darat) sempit,
yaitu
di
bawah pemilikan rata-rata dari para petani di desanya.
Ukuran
petani
utama
kecil
tingkat
setiap
setahun
untuk menentukan
yang
menentukan
kemiskinan dari besarnya kalori
yang
dikonsumsi
orang per-hari dan ada juga pendapatan
per-kapita
dengan
ukuran beras. Untuk lolos ke
minimal
dirupiahkan
saat
1993:
kemiskinan
sangatlah bervariasi. Ada
kemiskinan,
kapita
tingkat
setahun
2100
kalori
per-hari,
ini setara dengan
Rp
atas
garis
atau
kalau
203.000,00
atau Rp 17.000,00 sebulan (Tempo,
8
per-
Mei
31).
Namun,
tanyaan.
patokan itulah yang sering
mengundang
Karena menggeser ke atas beberapa
rupiah
per-
saja,
yang "jatuh" ke bawah garis kemiskinan bisa jutaan. Ekonom
dari
Universitas Airlangga Surabaya, Suroso Imam
Zadjuli
10
punya versi lain. Seperti dikutip Kompas, Suroso berpendapat, penduduk Indonesia yang berada di bawah garis
kinan
bukan
hanya 27 juta melainkan 46 juta.
diperoleh dari ukuran pendapatan per-kapita Rp
kemis
Angka
ini
240.000,00
per tahun atau Rp 20.000,00 sebulan. Lain lagi ukuran yang
diperkenalkan Sayogyo yang menggunakan patokan
per-kapita
pendapatan
setahun dengan ukuran beras. Miskin bila
penghasilan setara beras kurang dari 240 kg untuk
an,
ber-
pedesa
miskin sekali kalau kurang dari 180 kg (Tempo, 8
1993:
Mei
31).
Berdasarkan
maksud
(baik
dengan
modal
uraian tersebut di atas, maka yang
petani kecil ialah
produktifnya
milik
pengelola
sendiri
usaha
maupun
di
tani
secara
menyewa yang pendapatan per-kapita dalam satu tahun kurang
dari
Rp 240.000,00 atau kurang dari Rp 20.000,00
sebulan
atau bila berpenghasiIan setara beras kurang 240 kg.
5) Fungsi dan Peranan Program Pembinaan
Yang
pembinaan
dimaksud
adalah
dengan fungsi
dan
peranan
kegunaan program pembinaan
program
etos
kerja
bagi kehidupan petani kecil, bersumber pada kualitas
diri
petani
etos
kecil,
diwujudkan dalam tata nilai
sebagai
A
kerja yang kemudian dilaksanakan secara atual dalam
untuk
peningkatan
pendapatan petani kecil
dalam
mengentaskan kemiskinan dan membuka isolasi mental.
kerja
rangka
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
ini
umum yang
adalah
ingin dicapai
untuk meningkatkan
kerja petani kecil melalui
ukan
melalui
kualitas
penelitian
pembinaan
etos
kegiatan penyuluhan yang dilak
oleh PPL dalam rangka mengubah prilaku petani
kecil
untuk meningkatkan usaha tani mereka.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengungkap
tentang
sejauhmana
petani di Desa
Mekar
harja melaksanakan fungsi dan peranan program pembinaan
etos kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan
oleh PPL.
2) Menampilkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembinaan
etos
kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL.
3) Mengungkap hasil
yang
dicapai
dalam pelaksanaan pem
binaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan
penyu
luhan oleh PPL.
E.
Kegunaan
Dari
kegunaan
Penelitian
penelitian
ini
diharapkan
dapat
yang bersifat teoritis maupun bersifat
memberikan
praktis,
sepert i : ••
1) Kegunaan Teoritis
Kontribusi
dalam. aspek
teoritis
yang
diharapkan
meliput i:
(1) Sumbangan
bagi
teori
pembinaan
penyuluhan. Hal tersebut diperlukan,
usaha pengembangan model dan
pendidikan luar
sekolah
melalui
kegiatan
terutama di dalam
strategi
yang dapat
belajar
dalam
dijadikan
dasar
pengembangan model dan strategi pembinaan melalui
ke
giatan penyuluhan bagi petani kecil.
(2) Sumbangan
bagi
upaya
penemuan
dan
pengembangan
konsep pembinaan etos kerja petani kecil
melalui
giatan penyuluhan. Dalam hal ini, terutama bagi
menciptakan
dan
pembelajaran
mengembangkan
yang
suatu
diperuntukkan
upaya
konsep
bagi
ke
proses
sasaran
pendidikan luar sekolah untuk daerah pedesaan, khusus
nya bagi petani kecil.
2) Kegunaan Praktis
Mengenai
kontribusi
dalam
aspek praktis yang
di
harapkan adalah:
(1) Sebagai masukan bagi pengelola
pembinaan etos
penyuluhan
kerja petani
di Desa
dan
kecil
Mekarharja
pelaksana program
melalui
Kecamatan
kegiatan
Purwaharja
kabupxaten Ciamis, khususnya bagi tenaga penyuluh
tanian
lapangan
dalam upaya
per
penyempurnaan pembinaan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan.
(2) Sebagai bahan pertimbangan bagi para perencana,
peng-
ambil keputusan, dan para pengelola program pendidikan
luar sekolah guna
penyempurnaan program-program
ajar yang sedang dan akan
bagi
dilaksanakannya,
sasaran didik di daerah pedesaan.
bel
terutama
BAB
METODOLOGI
A.
Metode
III
PENELITIAN
Penelitian
Pendekatan
yang digunakan di dalam
penelitian
adalah pendekatan kualitatif. "Penelitian kualitatif
hakikatnya
ialah
berinteraksi
mengamati
orang
dalam
pada
1ingkungannya,
dengan mereka, berusaha memahami bahasa
tafsiran tentang
dunia
sekitarnya"
ini
dan
(Nasution, 1988: 5).
Bogdan & Biklen (1982: 31) mengemukakan bahwa dalam pende
katan
kualitatif,
peristiwa
dan
peneliti berusaha mengerti
arti
interaksi yang ada sangkut pautnya
dari
dengan
orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Oleh karena itu,
dalam mengumpulkan datanya melalui kontak langsung
dengan
subyek yang diteliti di tempat di mana mereka biasa berada
dalam melakukan kegiatan.
Pemilihan dan penggunaan pendekatan kualitatif dalam
peneliti ini didasari bahwa penelitian mempelajari fenome-
na
yang
petani
terjadi dalam pelaksanaan pembinaan
kecil
dipandang
melalui kegiatan
tepat
penyuluhan.
digunakan untuk
etos
kerja
Metode
yang
penelitian
ini
metode etudi kasus yang bersifat eksploratif. Yaitu
metode
yang
dapat
digunakan
untuk
mempelajari
adalah
suatu
secara
intensif latar belakang, status sekarang, interaksi dengan
lingkungan,
dari suatu unit seperti
81
individu,
kelompok,
82
Menurut Bogdan & Biklen (1982: 59-61) terdapat tiga
tipe studi kasus kualitatif, yaitu: (1) historical organi
zation case studies, (2) observational case studies, dan
(3)
life
history. Historical organization
case
studies
memusatkan perhatiannya pada organisasi tertentu pada
waktu yang lama, menelusuri suatu organisasi atau peristi
wa
sejak awal pertumbuhannya. Observational case
studies
memusatkan perhatiannya pada organisasi tertentu atau pada
aspek tertentu organisasi tersebut. Life history
kan perhatiannya pada peristiwa yang menyangkut
memusat
riwayat
hidup seorang tokoh.
Tipe studi kasus yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah "observation case studies". Dalam hal ini peneliti
mengarahkan pada perolehan data dari permasalahan yang
menyangkut: Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan
peranan program pembinaan etos kerja petani kecil
kegiatan penyuluhan oleh PPL,
mempengaruhinya
melalui
faktor-faktor apa yang
dan bagaimana hasil
pelaksanaan
program
pembinaan etos kerja tersebut.
B. Teknik Pengumpulan Data
Alat
pengumpul
data dalam
penelitian
ini
adalah
peneliti sendiri. Lexy J. Moleong (1989: 132) mengemukakan
bahwa
'"kedudukan peneliti
dalam
penelitian
kualitatif
cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana,
pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya
menjadi
pelapor
hasil
penelitian".
Sedangkan
teknik
8?,
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yang
mendalam dan pengamatan langsung (participant observation)
baik dalam kegiatan pembinaan melalui penyuluhan, di rumah
maupun
peneliti
di tempat petani kecil bekerja. Dalam
pengamatan,
tidak sepenuhnya berperan dalam kegiatan
pembi
naan melalui penyuluhan petani kecil tetapi tetap
kan
melaku-
fungsi pengamatan. Menurut Buford Junker, teknik
disebut "pemeranserta sebagai pengamat" (Lexy J.
1989: 139).
kegiatan
Moleong,
Sedangkan alat yang digunakan peneliti
wawancara dan pengamatan adalah
tape
ini
dalam
recorder,
catatan lapangan dan alat pemotret (kamera). Tape recorder
digunakan pada waktu mengadakan wawancara, lembaran catat
an dan alat pemotret digunakan pada waktu peneliti
meng
adakan pengamatan.
Selain kedua teknik pengumpul data di atas, peneliti
juga
berupaya memperoleh data yang relevan dengan
meman
faatkan studi dokumentasi. Dalam studi dokumentasi
terse
but diarahkan guna memperoleh data mengenai pembinaan etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan.
C.
Subyek yang Diteliti
Penentuan subyek penelitian dilakukan secara
purpo-
slve sampling. Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti
menurut
ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Sampling
84
yang
purposive adalah "sampel yang dipilih dengan
hingga relevan dengan disain penelitian"
113). Lexy J. Moleong (1989: 182)
"sampel
cermat
(Nasution,
mengemukakan
1982:
ciri-ciri
bertujuan sebagai berikut: 1) Sampel tidak
dapat
ditentukan atau ditarik terlebih dahulu; 2) Tujuan memper
oleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila
satuan sampel dilakukan jika satuan
dijaring
sebelumnya
dan dianalisis; 3) Pada mulanya
sudah
setiap
sampel
dapat sama kedudukannya, namun sesudah makin banyak infor
masi yang masuk dan makin mengembangkan pertanyaan peneli
tian, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih atas
dasar
fokus penelitian; 4) Pada sampel bertujuan, jumlah
sampel
ditentukan
Jika
oleh pertimbangan informasi
diperlukan.
sudah terjadi pengulangan informasi, maka
sudah harus dihentikan." S. Nasution
penarikan
(1988: 11)
kakan
bahwa "metode naturalistik tidak
pling
random atau acakan dan tidak
sampel
yang
mengemu
menggunakan
menggunakan
yang banyak. Sampel biasanya sedikit
sam
populasi
dan
dipilih
menurut tujuan (purposive) penelitian".
Subyek
yang
petani
kecil
Banjar
xian
kepada
petani
diteliti dalam penelitian
di desa
Mekarharja
penyuluh yang
pernah
kecil. Secara
ini
adalah
kecamatan
Purwaharja
memberikan
penyuluhan
keseluruhan
jumlah
kecil
di desa Mekarharja berdasarkan data statistik
tahun
1992/1993 berjumlah 559 orang; dengan
petani
rincian
desa
248
85
orang
petani
pertanian
orang
penggarap sawah yang tidak
memiliki
sendiri, akan tetapi menggarap lahan
lain
dengan sistem sewa menyewa atau
lahan
pertanian
sistem
bagi
hasil pertanian dengan pemilik, 311 orang buruh tani
yang
menggantungkan
golongan
petani
yang
penghidupannya sebagai buruh
petani
tersebut,
penulis
tani.
kelompokkan
Kedua
sebagai
kecil. Sedangkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
pernah memberikan pembinaan etos kerja
melalui
ke
giatan penyuluhan kepada petani kecil berjumlah dua orang.
Cara
pemilihan subyek yang diteliti dilakukan
ber
dasarkan pertimbangan informasi yang berkaitan dengan
jauhmana petani melaksanakan fungsi
pembinaan
dan
peranan
program
etos kerja petani kecil dan faktor-faktor
mempengaruhi pelaksanaan pembinaan etos kerja bagi
kecil
ikuti
berjumlah
petani
tiga orang.
kecil yang menjadi subyek penelitian
pembinaan
etos kerja melalui
kegiatan
Sedangkan penyuluh yang menjadi subyek
di-
Ketiga
telah
meng
penyuluhan
yang pernah dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian
(PPL).
yang
melalui kegiatan penyuluhan. Petani kecil yang
jadikan subyek penelitian
petani
se
Lapangan
penelitian
berjumlah satu orang.
D.
1.
Analisis
dan Penafsiran Data
Analisis Data
Menurut
Patton (1980: 268),
analisis
data
adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
86
suatu pola, kategori dan uraian pembahasan. Pendapat
yang
dengan apa yang
senada
Bogdan & Biklen (1982:
data
145)
dikemukakan
catatan
untuk
hasil observasi,
Patton,
mengemukakan bahwa
adalah proses mencari dan manata
lain
analisis
secara
wawancara dan studi
yakni
sistematis
dokumentasi
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang
diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Selanjutnya,
analisis
selama
Bogdan & Biklen
data
di
itu melalui dua
lapangan
dan
(1982: 146-162)
langkah,
analisis
membedakan
yaitu
sesudah
analisis
meninggalkan
lapangan. Langkah-langkah analisis selama di lapangan
analisis
selama
sesudah meninggalkan
di lapangan adalah:
(2) menetapkan tipe studi,
menerus
peneliti
tema
pertanyaan
sendiri,
penelitian
penjajagan,
(6)
Langkah-langkah
(1) mempersempit fokus
analitik,
(4)
menuliskan
pada subyek responden
membaca
studi,
(3) mengembangkan secara terus-
(5) upaya penjajagan tentang
selama di lapangan,
konsep.
lapangan.
dan
kembali
sebagai
pustaka
yang
komentar
ide
dan
analisis
relevan
(7) menggunakan metaphora, analogi dan
Langkah-langkah
analisis
sesudah
meninggalkan
lapangan adalah: (1) membuat kategori masalah dan menyusun
kodenya/1 (2) menata sekuensi atau urutan penelaahannya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, analisis data
yang
ikut :
dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai
ber
87
- Berdasarkan data yang
dari
dari
terkumpul,
yakni berupa
seluruh deskripsi hasil observasi,
wawancara
catatan
baik
lapangan,
mentasi.
Peneliti
rekaman
"tape
dan abstrak
abstrak
transkrip
hasil
recorder"
dari hasil
memilah-milah data
maupun
studi
doku
tersebut
sesuai
dengan kategori masalahnya.
- Menguraikan
kategori-kategori tersebut
untuk
memahami
aspek yang terdapat di dalamnya sambil menelaah hubungan
antara satu dengan lainnya.
- Menata urutan
masalah
guna
memberikan
tafsiran
yang
menggambarkan perspektif peneliti untuk memberikan makna
terhadap
hasil
analisis
data
dari
kategori
masalah
tersebut.
2.
Penafsiran Data
Rangkaian
siran
data.
penafsiran
Data
dianalisis
dari kegiatan analisis data yaitu
Dengan
data
demikian antara
merupakan
analisis
data
berjalan'1 terus
dan
satu kesatuan tahap kegiatan.
yang diperoleh pada setiap pertemuan
dan ditafsirkan.
penaf
langsung
Analisis dan penafsiran
selama proses penelitian dan
semua
data
data
yang diperlukan terkumpul.
Selama
proses
penelitian,
analisis
dilakukan
muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan patokan
dan
untuk
melacak
terus kasus yang diteliti sampai
diperoleh data
sebanyak mungkin tentang pola pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL.
Oleh
karena
kasus yang
diteliti
menyangkut
pola
pembinaan melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, berkaitan dengan etos kerja
petani kecil, maka hasil penelitian akan dianalisis dengan
menghubungkannya melalui pendekatan pendidikan luar seko
lah.
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dimaksud di
adalah
sini
tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
selama proses
penelitian berlangsung.
Langkah-langkah
penelitian tersebut menurut S. Nasution (1988: 33-34)
adalah
1)
tahap orientasi, 2) tahap ekspiorasi,
dan 3)
tahap "member check".
1. Tahap Orientasi
Tahap awal didahului dengan orientasi guna mendapatkan
gambaran umum tentang sasaran penelitian. Hal
meliputi
gambaran umum "kondisi" petani kecil
keluarganya,
ini
beserta
lahan pertanian dan peristiwa yang dapat
dijadikan fokus penelitian.
8Q
2. Tahap Ekspiorasi
Setiap tahap ekspiorasi didahului dengan orientasi.
Ekspiorasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang ber
kaitan dengan studi ini. Metode yang digunakan adalah
wawancara
intensif dengan petani kecil
Metode lain adalah observasi
penyuluhan dan aktivitas
langsung
sehari-hari
dan penyuluh.
pelaksanaan
petani
kecil.
Hasilnya langsung dianalisis guna menemukan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan dalam pertemuan berikut-
nya. Dari informasi yang dieksplorasi ini berlangsung
terus menerus selama penelitian sampai ditemukan apa
yang menjadi fokus penelitian.
3. Tahap Member Check
Untuk mempertahankan kebenaran informasi yang diperoleh
selama peneltian berlangsung, peneliti melakukan
"member check". Hasil wawancara yang dituangkan dalam
bentuk laporan lapangan diperlihatkan kepada responden
untuk dibaca dan diperiksa kebenarannya, apakah sesuai
dengan yang dikatakan ketika peneliti mengadakan wawan
cara. Jika terdapat kekeliruan, peneliti memberikan
kebebtfsan kepada responden memperbaikinya. Cara yang
ditempuh adalah peneliti membacakan hasil wawancara
kemudian responden mendengarkan apakah sesuai atau
tidak informasi yang diberikan. Hal ini dilakukan atas
90
kesepakatan
responden oleh karena mereka sering
tidak
mau membacanya disebabkan oleh faktor usia yang beraki-
bat penglihatan berkurang atau dikarenakan pihak reponden
membacanya
kurang lancar disebabkan
oleh
faktor
pendidikan yang rendah.
Selain dari tahap-tahap penelitian yang diuraikan di
atas, peneliti juga melakukan kegiatan "Triangulasi" untuk
membuktikan kebenaran suatu informasi yang diperoleh. Data
yang diberikan oleh satu responden diperiksa lagi kebenar
annya kepada responden lainnya sampai diperoleh persamaan.
Hal
ini sesuai dengan
pendapat
S. Nasution (1988:
112)
yang menjelaskan bahwa "data itu harus diakui dan diterima
kebenarannya
oleh sumber informasi, dan selain
tersebut juga harus dibenarkan oleh sumber atau
itu
data
informasi
lainnya".
Untuk
dalam
membuktikan
penelitian
dicantumkan
kebenaran data
ini, setiap
yang
informasi
dalam satu bentuk laporan
dilaporkan
yang
dengan
diperoleh
keterangan
dari mana informasi diperoleh dan kapan dilakukan wawanca
ra
maka
atau pengamatan. Selain itu guna menjaga
kerahasiaan,
semua informasi yang diberikan responden
diupayakan
hanya diketahui oleh peneliti. Dengan demikian
diharapkan
kredibilitas hasil penelitian dapat terjamin.
BAB
KESIMPULAN
Berdasarkan
dengan
deskripsi
V
DAN
SARAN
hasil
penelitian
beserta
hasil analisisnya sebagaimana dipaparkan pada
bab
terdahulu, pada bab V ini yang merupakan bagian akhir dari
keseluruhan tulisan, akan diuraikan
kesimpulan-kesimpulan
dan saran-saran sebagai berikut.
A.
Kesimpulan
Secara
keseluruhan hasil penelitian
(studi
kasus)
ini dapat disimpulkan:
1. Secara umum dapat diketahui bahwa sebagian besar inova
si
yang diperkenalkan PPL belum dilaksanakan
manfaatkan oleh petani kecil bagi
dan
di
kemajuan/peningkatan
etos kerjanya (dalam rangka peningkatan usaha taninya).
Ini
berarti
bahwa pembinaan etos kerja
petani
kecil
melalui kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan PPL belum
banyak memberikan perubahan pada prilaku mereka.
2. Bahwa PPL yang membina etos kerja petani kecil
kegiatan
penyuluhan
di Desa
Mekarharja
melalui
secara
umum
tidak berhasi1'dalam pelaksanaan pembinaan.
3. KetidakberhasiIan PPL di
etos
kerja
petani
dalam
kecil
melaksanakan
tersebut
pembinaan
disebabkan
oleh
beberapa faktor yakni: latar belakang diri dan keluarga
petani
kecil, orientasi nilai budaya, kondisi
petani
kecil,
kondisi fisik psikologis
petani
sebagai orang dewasa dan kredibilitas penyuluh.
179
ekonomi
kecil
180
a.
Latar belakang diri dan keluarga.
Dalam hal
masuk latar belakang pendidikan formal,
kang
pekerjaan
keluarga akan
sebelumnya
dan
mempengaruhi
ini
latar
jumlah
pelakasanaan
ter
bela
tanggungan
pembinaan
etos kerja.
b. Orientasi nilai budaya.
sering
mengadakan
Pada umumnya
interaksi
petani
kecil
dengan 1ingkungannya,
baik di dalam keluarga, kelompok maupun dalam masya
rakatnya. Hasil interaksi dapat membentuk suatu kog
nisi sosial yang dijadikan pedoman melakukan aktivitas yang menganut nilai budaya "tidak aktif"
dap alam sekitarnya,
sehingga
cenderung
sama-rasa yang mewajibkan munculnya sikap
(Koentjaraningrat,
1984: 54).
terha
sama-ratakonformis
Implikasi dalam
binaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan
nyuluhan ialah dalam
penyusunan
etos kerja petani kecil,
program
PPL harus sudah
keadaan budaya petani kecil dalam
rangka
proses pembinaan etos kerja untuk mencapai
c. Kondisi ekonomi petani keci1.
pe
pembinaan
mengetahui
mendorong
tujuan.
Kondisi ekonomi petani
kecil pada umumnya sangat memprihatinkan, untuk
pembinaan etos kerja petani
pem
kecil melalui
itu
kegiatan
penyuluhan haruslah diarahkan untuk peningkatan pen
dapatan ekonomi keluarga mereka.
181
d. Kondisi fisik dan psikologis petani kecil
sebagai
orang. dewasa. Berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa kondisi fisik dan psikologis petani kecil se
bagai orang dewasa dalam proses "pembelajaran" belum
begitu diperhatikan dalam proses pembinaan etos kermelalui kegiatan penyuluhan. Petani kecil dalam
proses pembelajaran masih dipandang sebagai warga
belajar yang belum berpotensi sehingga dianggap per
lu diberikan segenap pengetahuan dan keterampilan
dengan belajar yang berpusat pada sumber belajar.
4. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelakasanaan pro,;
ses pembelajaran dalam pembinaan etos kerja petani
kecil melalui kegiatan penyuluhan:
a. Kesesuaian materi pembinaan
etos keria dengan ke
butuhan petani kecil .
Permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan etos
kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan
adalah tingkat pengalaman petani yang berbeda-beda
sehingga sangat sulit bagi PPL untuk memprogramkan
nya. Bila materi yang akan diberikan diangkat berda
sarkan kebutuhan petani kecil, kemungkinan permasa
lahannya tinggal memprogramkannya sesuai
dengan
tingkat pengalaman dan kebutuhan mereka,
namun
apabila materi pembinaan etos kerja diangkat dari
program
"dari
atas", maka tentu saja
sesuaiannya antara materi
sedikit
pembinaan etos
ke-
kerja
182
petani
kecil
inilah
yang
menganggap
sesuai
dengan kebutuhan
petani
kecil.
menyebabkan adanya petani
materi
pembinaan etos
dan ada yang tidak sesuai
Hal
kecil
yang
ada
yang
kerja
dengan
kebutuhan
mereka.
b. Metode dan pendekatan.
Metode yang digunakan dalam PPL dalam pembinaan etos
kerja
petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan
terbatas hanya menggunakan metode ceramah dan dialog
yang tentu saja tampaknya belum mencapai hasil
yang
optimal
dalam
pen
dekatan
yang digunakan oleh PPL adalah
yang
mencapai tujuannya.
Sedangkan
berpusat pada sumber belajar",
nyuluh
banyak
mendominasi
"pendekatan
sehingga
proses
pe
pembelajaran,
petani kecil hanyalah lebih berperan sebagai peneri
ma
informas i.
c. Media pembinaan etos kerja petani keci1
Dari
hasil
penelitian terungkap bahwa
salah
satu
faktor yang menyebabkan petani kecil kurang memahami
materi
pembinaan etos kerja melalui
nyuluhan
belajar
adalah
karena