ETOS KERJA PETANI PENGGARAP DAN PETANI PEMILIK DI DESA SUKARAMAI KECAMATAN KERAJAAN KABUPATEN PAKPAK BARAT.
ETOS KERJA PETANI PENGGARAP DAN PETANI PEMILIK
DI DESA SUKARAMAI KECAMATAN KERAJAAN
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
OLEH
LAMRIA SARI PELLA BANCIN
109471001
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi Yang Diajukan Oleh :LAMRIA SARI PELLA BANCIN 109471001
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Medan, Juli 2014 Dosen Pembimbing Skripsi
(Drs. Faber Simorangkir, M.S) NIP. 19550215 198003 1 001
Disetujui Oleh,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
(Dra. Hj. Rosdiana, M. Pd) NIP. 19620310 198703 2 003
(3)
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
Nama : Lamria Sari Pella Bancin Nim : 109471001
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah Program studi : S1
Judu : ETOS KERJA PETANI PENGGARAP DAN PETANI PEMILIK DI DESA SUKARAMAI KECAMATAN KERAJAAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT.
Mahasiswa tersebut di atas benar telah melakukan ujian sidang mempertahankan skripsi pada tanggal 01 juli dan memperbaiki sesuai dengan saran-saran yang telah diberikan pada waktu pelaksanaan ujian sidang mempertahankan skripsi.
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Yang Diajukan Oleh :LAMRIA SARI PELLA BANCIN 109471001
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Telah Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi Pada Tanggal 01 Juli 2014 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Medan, Juli 2014 Panitia Ujian
Ketua Sekretaris,
Drs. Nasrun, M.S Dra. Rosdiana, M.Pd
(5)
i
ABSTRAK
Lamria Sari Pella Bancin. Nim. 109471001. Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik Di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri. Medan. 2014.
Permasalah dalam penelitian ini etos kerja masyarakat petani penyebab lambannya peningkatan pertanian di desa sukaramai. Rendahnya kesadaran petani dalam melakukan pekerjaannya, belum maksimalnya menerapkan panca usaha tani, adanya lahan-lahan yang terbengkalai/lahan kosong tidak diproduksikan, masih bekerja secara tradisonal/turun-temurun, hasil panen terus menurun, pengetahuan petani tentang teknik bertani masih kurang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui etos kerja petani penggarap dan petani pemilik Di Desa Sukaramai.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 517 dan sampel penelitian sebanyak10% menjadi 51 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket berbentuk semi tertutup yang berjumlah 25 item menggunanakan rumus P=F/N×100%.
Etos kerja petani merupakan cara mengubah perilaku kerja yang asal-asalan etos kerja petani memiliki lima sikap yaitu efektif, efisien, kerja keras, disiplin dan orientasi kemasa depan dilihat dari bagaimana cara pengolahan lahan, penggunaan bibit, pemupukan, pengairan dan penggunaan pestisida yang digunakan dalam proses pertanian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja petani penggarap sudah tergolong baik dimana 68% sudah bekerja secara efektif, 62% sudah efisien, 64% sudah kerja keras, 60% sudah disiplin dalam bekerja namun dalam orientasi kemasa depan mayoritas petani penggarap masih kurang baik dilihat hanya 38% yang mampu berorientasi kemasa depan karena hasil yang selama ini diperoleh harus sistem bagi hasil kepada petani pemilik. Sedangkan etos kerja petani pemilik tergolong kurang baik, dilihat dari hanya 37% bekerja secara efektif, 36% bekerja efisien, 49% bekerja keras, 41% yang disiplin dan untuk orientasi kemasa depan, mayoritas petani pemilik dapat dikatakan baik, dilihat dari 60% petani pemilik mampu berorientasi kemasa depan. Diharapkan bagi petani terutama untuk petani pemilik agar mengikis sikap kerja yang asal-asalan dan meningkatkan etos kerja dalam pekerjaan bertani.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ... 11
2.1.1 Etos kerja ... 11
2.1.1.1 Pengertian etos kerja ... 22
2.1.1.2 Tingkatan/Penggolongan Etos Kerja ... 23
2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi etos kerja ... 24
2.1.2 Pertanian/petani ... 27
2.1.2.1 Pengertian pertanian/petani ... 27
2.1.2.2 Jenis-jenis petani ... 30
2.1.3 Bagaimana seharusnya petani ... 32
2.1.3 Etos kerja petani... 40
2.1.3.1 Etos kerja petani penggarap ... 40
2.1.3.2 Etos kerja petani pemilik ... 43
2.2 Kerangka Konseptual ... 45
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ... 48
3.2 Populasi dan Sampel ... 48
3.2.1 Populasi ... 48
3.2.2 Sampel ... 50
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi operesional ... 51
3.3.1 Variabel Penelitian ... 51
3.3.2 Definisi Operasional ... 51
3.4 Alat Pengumpulan Data... 52
3.4.1 Angket ... 53
3.4.2 Dokumentasi ... 56
3.5 Teknik Analisis Data ... 56
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57
3.6.1 Lokasi Penelitian ... 57
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58
4.1.1 Letak Geografis dan Keadaan Penduduk ... 58
4.1.2 Jumlah Penduduk ... 59
4.1.3 Penggunaan Lahan ... 59
4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 60
4.1.5 Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 61
4.1.6 Sarana dan Prasarana Desa ... 62
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 63
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 : Jumlah Populasi ... 49
Tabel 3.3 : Jumlah Sampel ... 50
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket ... 54
Tabel 3.5 : Waktu Penelitian ... 57
Tabel 4.1 : Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 59
Tabel 4.2 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Penggunaan Lahan ... 60
Tabel 4.3 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 61
Tabel 4.4 : Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 62
Tabel 4.5 : Sarana dan Prasarana Desa ... 62
Tabel 4.6 : Efektif dalam Bekerja (Petani penggarap) ... 64
Tabel 4.7 : Efisien dalam Bekerja (Petani penggarap) ... 65
Tabel 4.8 : Kerja Keras (Petani penggarap) ... 66
Tabel 4.9 : Disiplin dalam Bekerja (Petani penggarap) ... 67
Tabel 4.10 : Berorientasi Kemasa Depan (Petani penggarap) ... 68
Tabel 4.11 : Efektif dalam Bekerja (Petani pemilik) ... 69
Tabel 4.12 : Efisien dalam Bekerja (Petani pemilik) ... 70
Tabel 4.13 : Kerja Keras (Petani pemilik) ... 71
Tabel 4.14 : Disiplin dalam Bekerja (Petani pemilik) ... 72
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 : Paradigma Penelitian ... 47
(10)
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Angket ... 85
Lampiran 2 : Rekapitulasi Hasil Angket Petani Penggrap ... 90
Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Angket Petani pemilik ... 92
Lampiran 4 : Daftar Nama Responden ... 94
Lampiran 5 : Surat Izin penelitian ... 97
(11)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebahagian besar mata
pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga
pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan
kehidupan penduduk Indonesia. Sektor pertanian dalam pembangunan nasional
memegang peranan penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi
seluruh penduduk juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa bagi
negara. Tetapi hasil yang diharapkan dari sektor pertanian belum maksimal, hal
itu ditunjukkan dengan masih belum mencukupinya hasil pertanian dalam
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menyebabkan tingkat kesejahteraan
masyarakat petani rendah.
Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan,
pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan
sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari
yang kurang baik menjadi lebih baik. Pembangunan dalam bidang pertanian
merupakan pembangunan yang ditujukan pada masyarakat pedesaan karena pada
umummnya dipedesaan dilaksanakan kegiatan pertanian. Sekitar 60% penduduk
Indonesia hidup disektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Affandi, (1985) “tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya masyarakat pertanian melalui peningkatan
(12)
2
persaingan kerja yang semakin meningkat memaksa setiap orang untuk menguasai
keahlian dan kemampuan tertentu. Jika sebuah bangsa atau kelompok masyarakat
punya tingkat pendapatan perkapita warganya kurang atau tidak makmur maka
sering diduga bahwa penyebabnya ada pada etos kerja. Untuk menjawab
tantangan ini diperlukan adanya dedikasi, kerja keras dan disiplin dalam bekerja. Menurut Anoraga (1992) “manusia yang berhasil harus memiliki pandangan dan sikap menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur untuk eksistensi manusia”.
Kesejahteraan petani di Indonesia tercatat bahwa dari seluruh penduduk
dengan berbagai macam angkatan kerja jumlah petani mencapai peringkat
pertama dari jumlah angkatan kerja di indonesia. Sektor pertanian tetap menjadi
tumpuan hidup bagi sebahagian angkatan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat sekitar 36,5% (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja
pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya disektor pertanian baik sebagai
petani maupun buruh tani. Dari jumlah angkatan kerja lainnya, jumlah petani yang
paling banyak tersebar dan seharusnya produksi pertanian Indonesia mampu
mencukupi seluruh pangan masyarakat Indonesia dan mampu bersaing di dunia
tetapi kenyataanya di Indonesia hasil produksi tidak maksimal terlihat dari krisis
pangan yang melanda negara ini.
Pada Tahun 1999 s/d 2004 Indonesia telah mampu menjadi Negara yang
berswasembada pangan karena telah berhasil dalam penemuan dan pemakaian
bibit unggul. Namun produksi pertanian Indonesia dari tahun ke tahun justru
semakin menurun disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, (a) Secara nasional
(13)
3
produktivitas yang tinggi dialih fungsikan kesektor pembangunan (b) Ada juga
mengatakan bahwa produktivitas/hasil pertanian masyarakat rendah akibat etos
kerja mereka atau etika dalam bekerja pada petani masih tergolong rendah.
Hasil survey Dinas Pertanian tahun 2012 Provinsi Sumatera Utara
menjelaskan bahwa etos kerja petani sebagai ukuran tingkat kesejahteraan dari
masyarakat petani. Jika dikelola dengan baik dan bijak, maka hasilnya adalah
kesejahteraan petani dan swasembada pangan. Namun kenyataan berkata lain,
kemiskinan petani dan krisis panganlah yang terjadi. Mayoritas orang miskin di
negeri ini adalah masyarakat pedesaan yang berprofesi sebagai petani. Data Badan
Pusat Statistik (BPS) 2011, sebanyak 64,23% dari 31,02 juta penduduk miskin.
Jumlah petani miskin sementara di Sumatera Utara sebanyak 14,9 juta jiwa. Oleh
karena itu etos kerja sangat berperan dalam setiap pekerjaan yang akan kita
lakukan.
Menurut Sinamo Jansen (2007) menyatakan bahwa etos kerja merupakan:
Kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa, etos kerja juga merupakan salah satu syarat bagi uapaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Jadi etos kerja yang dimaksudkan disini merupakan suatu sikap, pandangan atau nilai yang mendasari prinsip kerja suatu komunitas.
Motivasi keberhasilan akan muncul dengan adanya kebutuhan dan
keinginan, hal tersebut mempengaruhi perilaku sehingga timbul
dorongan-dorongan, selanjutnya dorongan akan membentuk perilaku yang berupa
usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Etos kerja akan terlihat dari perilaku kehidupan
petani yang bekerja keras, penuh tanggung jawab, ulet, dan mandiri. Unsur-unsur
(14)
4
sehari-hari seperti petani sebagai penggarap sawah yang penuh keterbatasan tetapi
dituntut mempunyai produktivitas yang tinggi. Petani yang memiliki motivasi
keberhasilan tinggi merupakan petani yang mempunyai keinginan untuk berhasil
sangat besar. Sikap inovatif merupakan salah satu unsur kepribadian yang perlu
dimiliki oleh petani dalam menentukan tindakan dan bertingkah laku terhadap
suatu obyek.
Sikap inovatif memiliki komponen kognisi, afeksi dan konasi yang
berhubungan dengan penerapan inovasi dalam mengelola lahan pertanian. Petani
yang memiliki ide-ide baru dalam hal mekanisasi pertanian diharapkan dapat
meningkatkan produktivitasnya, yang dalam hal ini secara filosofis merupakan
sikap mental dan upaya manusia untuk membuat lebih baik dari sebelumnya.
Sedangkan secara operasional produktivitas adalah ratio output terhadap input,
semakin besar rasio tersebut menggambarkan bahwa petani makin produktif.
Petani yang produktif adalah petani yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan
tepat waktu dan sesuai dengan standar mutu dengan menggunakan sumberdaya
yang efisien dan meningkatkan taraf hidup.
Fungsi dari etos kerja itu sendiri adalah sebagai penggerak, pendorong dan
pemicu bekerja pada setiap manusia. Etos kerja menunjukkan motivasi dan
dorongan yang melandasi seseorang melakukan kerja, semakin kuat motivasi dan
dorongan seseorang melakukan kerja semakin mampu pula untuk menyiapkan
rencana yang dipandangnya dapat menyukseskan kerja. Etos kerja seorang petani
akan menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya, apabila dikaitkan dengan
(15)
5
membuka pandangan dan sikap kepada petani untuk menilai tinggi terhadap kerja
keras dan sungguh-sungguh, serta mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak
berorientasi terhadap mutu dan kualitas yang semestinya.
Tetapi kenyataanya kebiasaan kerja yang asal-asalan, kesadaran yang
kurang, motivasi yang rendah, pengetahuan yang kurang dalam teknik bertani
yang menyebabkan hasil yang mereka dapat juga tidak maksimal. Menurunnya
etos kerja masyarakat petani yang mengakibatkan ketertinggalan dari kelompok
masyarakat lainnya. Apalagi tuntutan pembangunan dewasa ini sangat
memerlukan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja yang tinggi. Untuk
itu masyarakat petani perlu memikirkan cara yang baik dan tepat untuk bagaimana
menumbuhkan sikap mampu menghargai kerja. Dengan demikian etos kerja
sangat perlu untuk diterapkan bagi setiap petani dalam hal pekerjaanya agar
dengan memiliki etos kerja mereka mampu meningkatkan produktivitas dari suatu
daerah tersebut dan semakin berkurang tingkat kemiskinan bagi keluarga petani.
Dari sebaran petani yang ada ditempat penelitian saya, petani digolongkan
menjadi dua jenis yaitu petani penggarap (buruh tani) dan petani pemilik. Tetapi
kenyataanya di kabupaten pakpak bharat, khusunya di desa sukaramai banyak
para petani yang menghabiskan waktunya berdiam diri di warung kopi atau di
rumah dan tanpa ada program kerja yang mereka susun dalam melakukan
pekerjaanya tanpa menyadari bahwa profesinya adalah seorang petani yang
seharusnya berada dan bekerja di sawah maupun ladang. Dengan hanya berdiam
diri di warung kopi tanpa ada program kerja mengakibatkan hasil yang diperoleh
(16)
6
susah untuk bangkit merubah keadaan menjadi lebih sejahtera. Seorang pekerja
dalam hal ini petani tidak mungkin dapat melakukan cara kerja yang baik kalau
tidak memiliki acuan atau patokan dalam melaksanakan kerja yaitu etos kerja dan
kemampuan keterampilan kerja. Menurut the Gie Liang (1968:24), menyatakan
bahwa “etos kerja petani memiliki beberapa sikap yaitu: efektif dan efisien, kerja
keras, disiplin, dan orientasi kemasa depan”. Dari sekian jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya di Desa Sukaramai sekitar 55% dari
sebaran penduduk yang ada di Desa tersebut berprofesi sebagai petani. Adapun
data jumlah penduduk yang diterima dari Kepala Desa Sukaramai adalah
sebanyak 400 KK dengan jumlah laki-laki sebanyak 721 orang dan perempuan
sebanyak 926 orang. Berdasarkan pekerjaan masyarakat di Desa Sukaramai PNS
45 orang, pedangan 92 orang, TNI/POLRI 14 orang, Petani 517 orang, wiraswata
32 orang, jasa 13 orang dan buruh 41 orang (Sumber: kantor kepala desa
sukaramai data jumlah angkatan kerja tahun 2014).
Problema yang berpangkal pada menurunnya hasil produksi petani
disebabkan Belum maksimalnya petani dalam menerapkan panca usaha tani,
rendahnya kesadaran petani dalam mengerjakan pekerjaannya sebagai pengelola
lahan pertanian, adanya lahan-lahan yang terbengkalai/lahan kosong yang tidak
diproduksikan, petani masih bekerja secara tradisonal atau pengetahuan tentang
teknik bertani masih kurang, hasil panen terus menurun/tidak maksimal, petani
masih kurang disiplin dalam penggunaan waktu bekerja menyebabkan jauh
(17)
7
produktivitas dari suatu daerah tersebut dan semakin berkurang tingkat
kemiskinan bagi masyarakat petani.
Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kabupaten Pakpak Bharat”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang
relevan dalam penelitian ini yaitu :
1. Belum maksimalnya petani dalam menerapkan sistem panca usaha tani
2. Kurangnya kesadaran petani dalam mengerjakan pekerjaannya sebagai
pengelola lahan pertanian
3. Pengetahuan tentang teknik bertani masih kurang/bekerja secara/turun temurun
4. Adanya lahan-lahan yang terbengkalai/lahan kosong yang tidak diproduksikan
5. Kebiasaan kerja yang asal-asalan menyebabkan hasil panen terus
menurun/tidak maksimal
6. Petani masih kurang disiplin dalam penggunaan waktu bekerja.
1.3 Batasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang muncul, agar masalah tersebut terarah
maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan waktu, dana, tenaga, alat yang diperlukan. Maka
(18)
8
melihat masalah yang timbul yaitu hasil pertanian yang rendah dan lahan-lahan
yang terbengkalai, dan kurang efisien dalam penggunaan waktu bekerja, bekerja
masih bersifat tradisonal yang disebabkan oleh lahan yang tidak subur, iklim yang
tidak mendukung, pengetahuan yang masih kurang, etos kerja yang rendah. Maka
yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten
Pakpak Bharat”. Karena beragamnya jenis petani di daerah tempat penelitian saya, maka peneliti memfokuskan pada satu jenis petani saja yaitu petani padi.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan
kenyataan, dan cara pemecahan masalah tersebut harus segera diambil.
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa Baik Etos Kerja Petani
Penggarap dan Petani Pemilik di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten
Pakpak Bharat.
1.5 Tujuan Penelitian
Pada umumnya sebuah kegiatan penelitian berorientasi kepada tujuan
tertentu, dalam kaitan ini maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini
adalah: Untuk mengetahui Etos Kerja Petani Penggarap dan Petani Pemilik yang
(19)
9
dari seberapa besar keefektifan dan efisienan, kerja keras, disiplin dan orintasi
kemasa depan dalam bekerja dan dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik.
1.6 Manfaaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat bahwa peran
etos kerja sangat penting dalam segala pekerjaan.
b. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah
yang sama dengan penelitian di daerah yang berbeda.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk mahasiswa
dalam menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman untuk
membuat suatu karya ilmiah dimasa yang akan datang.
b. Untuk memberi saran atau masukan kepada Dinas Pertanian maupun
kepada Penyuluh Pertanian yang ada di Desa Sukaramai Kecamatan
Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat bagaimana etos kerja petani yang
sebenarnya yang dilakukan petani di desa tersebut.
c. Dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Sukaramai untuk dapat
mengetahui bagaimana bekerja yang sesungguhnya dengan menerapkan
(20)
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Etos kerja petani penggarap (buruh tani) terhadap tugas atau pekerjaan
bertani sudah tergolong baik untuk bekerja efektif, efisien, kerja keras,
disiplin dalam proses pertanian yang dilakukan, baik itu dalam
pengolahan, penggunaan bibit, pemupukan, penggairan dan penggunaan
pestisida. Namun tentang orientasi kemasa depan, mayoritas petani
penggarap (buruh tani) kurang berorientasi kemasa depan, karena hasil
yang selama ini diperoleh hanya pas untuk kebutuhan sehari-hari, jadi
sulit bagi mereka untuk membeli lahan ataupun menyekolahkan anak
hingga perguruan tinggi.
2. Etos kerja petani pemilik terhadap tugas atau pekerjaan bertani
tergolong kurang baik untuk bekerja efektif, efisien, kerja keras,
disiplin dalam proses pertanian yang dilakukan, baik itu dalam
pengolahan, penggunaan bibit, pemupukan, penggairan dan penggunaan
pestisida. Namun untuk orientasi kemasa depan, mayoritas petani
pemilik dapat dikatakan baik, seperti untuk membeli lahan ataupun
menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, hal ini disadari karena
mendapatkan hasil dari mengelola lahan yang dimiliki dan hasil
(21)
82
B. Saran-Saran
1. Kurangnya kesadaran diri petani untuk dapat mengelola sistem pertanian
dengan baik agar peningkatan produksi pertanian dapat maksimal. Kurangnya
pengetahuan petani tentang pengelolaan teknologi pertanian (alat-alat
pertanian).
2. Agar pemerintah daerah atau instansi terkait dalam hal ini penyuluh pertanian
dapat lebih proaktif dalam memperhatikan petani, agar petani penggrap yang
ada di daerah tersebut tidak selamanya akan menjadi petani penggarap. Agar
keadaan ekonomi ekonomi masyarakat dapat semakin membaik antara lain
melalui kegiatan pelatihan keterampilan maupun pemberian bantuan modal
usaha dengan bunga kredit serendah mungkin, sehingga dengan adanya
bentuk perhatian tersebut maka kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini
sudah terpuruk dapat bangkit kembali.
3. Masyarakat yang belum memiliki keterampilan agar mengikuti pendidikan
non formal yang diberikan oleh dinas pertanian, berupa pengetahuan tentang
teknik bertani yang baik. Hal ini di sadari bahwa dengan aktifnya mengikuti
pendidikan non formal diberikan oleh pemerintah setempat maka
pengetahuan dan keterampilan dalam upaya meningkatkan kondisi ekonomi
keluarga dapat dilakukan.
4. Disarankan instansi terkait dalam hal ini Dinas PU agar kiranya dapat ambil
andil dalam pembangunan jalan agar hasil yang di dapat dari daerah tersebut
(22)
83
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ahmad. 1985. Pembangunan Pertanian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian Indonesia
Arikunto, S. 2006. MetodePenelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Gretzz, Cliford. 1983. Involusi Pertanian Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Gie, R, Liang.1995. Etos Kerja Kaitannya Dengan Nilai Adat Yogyakarta. Jakarta: UI Press.
Juniaty S, 2005. Penerapan Panca Usaha Tani Dalam Meningkatkan produksi
Padi Sawah di Desa Kelapa Tinggi Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Deli Serdang Bedagai. Medan: Skripsi Unimed.
Kantor Kepala Desa, 2013. Kependudukan dan Profil. Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan
Kasryanto, Faisal. 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Marzali, Amri. 1990. Konsep Peisan dan Kajian Masyarakat Pedesaan di
Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Medio. 2012. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Medan: FIP Unimed. 2012. Filsafat Pendidikan. Medan. Diktat.
Mosher, A. T. 2010. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.
Mubyarto. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Rais, Amien. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, ICMI Pusat-ICMI Orwil. Yogyakarta: Aditya Media.
Salamun. Dkk. 1995. Persepsi Etos Kerja Kaitannya Dengan Nilai Budaya
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogjakarta: Eka Putra.
Scott, James C. 1994. Moral Ekonomi Petani Pergolakan dan Subsistensi di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Sinamo, Jansen. 2005. 8 Etos kerja profesional navigator anda menuju sukses. Jakarta: Grafika Mardi Yuana.
Sinamo, Jansen. 2008. The Chinese Ethos memahami Adidaya China abad 21 dari
(23)
84
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, Jakarta: UI Press.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan Kemiskinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Taufik, Abdullah. 1986. Etos kerja dan pembangunan ekonomi. Jakarta: LP3ES dan Yayasan Obor.
Toto, Tasmara. 1991. Etos Kerja Muslim. Jakarta: Labmend.
Sumber Internet:
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/10/etos-kerja-defenisi-fungsi-dancara.html(Diakses tanggal 09 September 2013 Pukul 21.20).
http://koneksiputus.blogspot.com/2013/04/memajukan-pertanian-indonesia.html. (Diakses Tanggal 09 September 2013 Pukul 21.20).
http://meilfamediapublishing.blogspot.com/2012/memanfaatkan-waktu-secara-produktif.html. (Diakses pada 20 Agustus Pukul 08.15).
https://www.google.com/search?q=jumlah+angkatan+kerja+bagi+petani+tahun
+2013&client=firefox.html (Diakses Tanggal 03 September 2013 Pukul
16.45).
Oscar, Handlim. Etos kerja bangsa jerman
http://trainingethos.blogspot.com/2007/11/html (Diakses pada 11 juni 2013). Otto, Iskandar. Etos kerja, motivasi, dan sikap inovatif terhadap hasil
produktivitas program pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta
(24)
RIWAYAT HIDUP
1.
Latar Belakang KeluargaNama : Lamria Sari Pella Bancin
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukaramai, 25 April 1991
Alamat : Jln Rela Gg. Danotoba No.16 Pancing
Nama Ayah : Disman Bancin
Pekerjaan Ayah : Petani
Nama Ibu : Roslince Habeahan
Pekerjaan Ibu : PNS
Alamat Orang tua : Jln. Sulang Silima Sukaramai, Pakpak Bharat
2. Riwayat Pendidikan
Pendidikan SD : SD INPRES SUKARAMAI
Tahun 1997 - 2003
Pendidikan SMP : SMP NEGERI 1 KERAJAAN
Tahun 2003 – 2006
Pendidikan SMA : SMA NEGERI 1 KERAJAAN Tahun 2006 - 2009
PerguruanTinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Tahun 2009 - 2014
(1)
9
dari seberapa besar keefektifan dan efisienan, kerja keras, disiplin dan orintasi kemasa depan dalam bekerja dan dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik.
1.6 Manfaaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat bahwa peran etos kerja sangat penting dalam segala pekerjaan.
b. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian di daerah yang berbeda.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk mahasiswa dalam menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman untuk membuat suatu karya ilmiah dimasa yang akan datang.
b. Untuk memberi saran atau masukan kepada Dinas Pertanian maupun kepada Penyuluh Pertanian yang ada di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat bagaimana etos kerja petani yang sebenarnya yang dilakukan petani di desa tersebut.
c. Dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Sukaramai untuk dapat mengetahui bagaimana bekerja yang sesungguhnya dengan menerapkan etos kerja dalam pekerjaan yang digelutinya.
(2)
81 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Etos kerja petani penggarap (buruh tani) terhadap tugas atau pekerjaan bertani sudah tergolong baik untuk bekerja efektif, efisien, kerja keras, disiplin dalam proses pertanian yang dilakukan, baik itu dalam pengolahan, penggunaan bibit, pemupukan, penggairan dan penggunaan pestisida. Namun tentang orientasi kemasa depan, mayoritas petani penggarap (buruh tani) kurang berorientasi kemasa depan, karena hasil yang selama ini diperoleh hanya pas untuk kebutuhan sehari-hari, jadi sulit bagi mereka untuk membeli lahan ataupun menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi.
2. Etos kerja petani pemilik terhadap tugas atau pekerjaan bertani tergolong kurang baik untuk bekerja efektif, efisien, kerja keras, disiplin dalam proses pertanian yang dilakukan, baik itu dalam pengolahan, penggunaan bibit, pemupukan, penggairan dan penggunaan pestisida. Namun untuk orientasi kemasa depan, mayoritas petani pemilik dapat dikatakan baik, seperti untuk membeli lahan ataupun menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, hal ini disadari karena mendapatkan hasil dari mengelola lahan yang dimiliki dan hasil pembagian hasil dari petani penggarap.
(3)
82
B. Saran-Saran
1. Kurangnya kesadaran diri petani untuk dapat mengelola sistem pertanian dengan baik agar peningkatan produksi pertanian dapat maksimal. Kurangnya pengetahuan petani tentang pengelolaan teknologi pertanian (alat-alat pertanian).
2. Agar pemerintah daerah atau instansi terkait dalam hal ini penyuluh pertanian dapat lebih proaktif dalam memperhatikan petani, agar petani penggrap yang ada di daerah tersebut tidak selamanya akan menjadi petani penggarap. Agar keadaan ekonomi ekonomi masyarakat dapat semakin membaik antara lain melalui kegiatan pelatihan keterampilan maupun pemberian bantuan modal usaha dengan bunga kredit serendah mungkin, sehingga dengan adanya bentuk perhatian tersebut maka kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini sudah terpuruk dapat bangkit kembali.
3. Masyarakat yang belum memiliki keterampilan agar mengikuti pendidikan non formal yang diberikan oleh dinas pertanian, berupa pengetahuan tentang teknik bertani yang baik. Hal ini di sadari bahwa dengan aktifnya mengikuti pendidikan non formal diberikan oleh pemerintah setempat maka pengetahuan dan keterampilan dalam upaya meningkatkan kondisi ekonomi keluarga dapat dilakukan.
4. Disarankan instansi terkait dalam hal ini Dinas PU agar kiranya dapat ambil andil dalam pembangunan jalan agar hasil yang di dapat dari daerah tersebut dapat dengan mudah di pasarkan dengan kondisi jalan yang baik.
(4)
83
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ahmad. 1985. Pembangunan Pertanian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian Indonesia
Arikunto, S. 2006. MetodePenelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Gretzz, Cliford. 1983. Involusi Pertanian Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Gie, R, Liang.1995. Etos Kerja Kaitannya Dengan Nilai Adat Yogyakarta. Jakarta: UI Press.
Juniaty S, 2005. Penerapan Panca Usaha Tani Dalam Meningkatkan produksi
Padi Sawah di Desa Kelapa Tinggi Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Deli Serdang Bedagai. Medan: Skripsi Unimed.
Kantor Kepala Desa, 2013. Kependudukan dan Profil. Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan
Kasryanto, Faisal. 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Marzali, Amri. 1990. Konsep Peisan dan Kajian Masyarakat Pedesaan di
Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Medio. 2012. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Medan: FIP Unimed. 2012. Filsafat Pendidikan. Medan. Diktat.
Mosher, A. T. 2010. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.
Mubyarto. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Rais, Amien. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, ICMI Pusat-ICMI Orwil. Yogyakarta: Aditya Media.
Salamun. Dkk. 1995. Persepsi Etos Kerja Kaitannya Dengan Nilai Budaya
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogjakarta: Eka Putra.
Scott, James C. 1994. Moral Ekonomi Petani Pergolakan dan Subsistensi di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Sinamo, Jansen. 2005. 8 Etos kerja profesional navigator anda menuju sukses. Jakarta: Grafika Mardi Yuana.
Sinamo, Jansen. 2008. The Chinese Ethos memahami Adidaya China abad 21 dari
(5)
84
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, Jakarta: UI Press.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan Kemiskinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Taufik, Abdullah. 1986. Etos kerja dan pembangunan ekonomi. Jakarta: LP3ES dan Yayasan Obor.
Toto, Tasmara. 1991. Etos Kerja Muslim. Jakarta: Labmend.
Sumber Internet:
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/10/etos-kerja-defenisi-fungsi-dancara.html(Diakses tanggal 09 September 2013 Pukul 21.20).
http://koneksiputus.blogspot.com/2013/04/memajukan-pertanian-indonesia.html. (Diakses Tanggal 09 September 2013 Pukul 21.20).
http://meilfamediapublishing.blogspot.com/2012/memanfaatkan-waktu-secara-produktif.html. (Diakses pada 20 Agustus Pukul 08.15).
https://www.google.com/search?q=jumlah+angkatan+kerja+bagi+petani+tahun
+2013&client=firefox.html (Diakses Tanggal 03 September 2013 Pukul
16.45).
Oscar, Handlim. Etos kerja bangsa jerman
http://trainingethos.blogspot.com/2007/11/html (Diakses pada 11 juni 2013). Otto, Iskandar. Etos kerja, motivasi, dan sikap inovatif terhadap hasil
produktivitas program pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta
(6)
RIWAYAT HIDUP
1.
Latar Belakang KeluargaNama : Lamria Sari Pella Bancin
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukaramai, 25 April 1991
Alamat : Jln Rela Gg. Danotoba No.16 Pancing
Nama Ayah : Disman Bancin
Pekerjaan Ayah : Petani
Nama Ibu : Roslince Habeahan
Pekerjaan Ibu : PNS
Alamat Orang tua : Jln. Sulang Silima Sukaramai, Pakpak Bharat
2. Riwayat Pendidikan
Pendidikan SD : SD INPRES SUKARAMAI
Tahun 1997 - 2003
Pendidikan SMP : SMP NEGERI 1 KERAJAAN
Tahun 2003 – 2006
Pendidikan SMA : SMA NEGERI 1 KERAJAAN Tahun 2006 - 2009
PerguruanTinggi : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Tahun 2009 - 2014