Kewirausahaan Perguruan Tinggi Diperkuat.

[(OMPAS
~.__

Sf:/iJSiJ

i
I

1

\

17
\

2

20

19


18

Pl'b

'\ Ja/J

5

4

3

Mill

"u

__.._

Rab(i


6
21

7
22

C) J(JfTJat

Kalil'S

0

()

Sabru

9

23


10

24

IAul
.11111

'Winrrgu

r~-

--.

8

0

11

25._-~- 26


Jill

12

27

13

28

~

15

29

30

~


~

~

Kewirausahaan Perguruan
Tinggi Diperkuat

~diri

--

Universitas

Ciputra

Entre-

preneurship Center (UCEe),
mengatakan, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan mesti jadi

fokus juga, yang perlu mendapat
perhatian dan bantuan dari pemerintah. Dengan tumbuhnyajiwa kewirausahaan dalam berbagai sektor, generasi muda Indonesia mampu membawa perubahan bangsa karena selalu mencari peluang untuk memakmurkan. bangsa.

31

() Ags . Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des

PENDIDIKAN

JAKARTA, KOMPAS - Pendidikan kewirausahaan mesti
beIjalan secara berkesinambungan dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari seluruh proses
pendidikan di perguruan tinggi.
Upaya tersebut perlu dilakukan
untuk mengatasi pengangguran
terdidik yang terus meningkat
dengan menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang tidak hanya
berorientasi sebagai pencarj kerja, tetapi juga sebagai pencipta
lapangan keIja.
Sampai saat ini, sebanyak 82,2

persen luJ,usan perguruan tinggi
bekeIja sebagai pegawai. Adapun
masa tunggu lulusan perguruan
tinggi untuk mendapatkan pekeIjaan selama enam bulan hingga tiga tahun.
Pengangguran terdidik pun
tidak terhindarkan. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik,
pada Februari 2008 tercatat 9,43
juta penganggur atau sebanyak
8,46 persen dari total penduduk
Pengangguran
di
tingkat
SD-SMP beIjumlah 4,8 juta
orang, sedangkan di jenjang
SMA-universitas mencapai 4,5
juta orang.
Fasli Jalal, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas, di
Jakarta, Jumat (11/9), mengatakan, tingginyajumlah pengangguran ~rpendidikan tinggi me,nunjukkan bahwa proses pendidikan di perguruan tinggi kurang menyentuh persoalan-persoalan nyata di dalam masyarakat. Perguruan tinggi belum bisa

menghasilkan
lulusan
yang
mampu berkreasi di dalam keterbatasan dan berdaya juang di
dalam tekanan.
"Rata-rata lama bersekolah
mestinya linear dengan pendapatan, tetapi di Indonesia tidak
demikian. Persoalan ini mesti serius diatasi. Salah satunya dengan
pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di kampus-kaJllpus
supaya para saIjana tidak berpikir hanya berburu pekeIjaan,
tetapi juga menciptakan peluang
berusaha karena sudah dilatih di
kampus," kata Fasli.
Ciputra, pengusaha dan pen-

16

Sebagai pendampingan program pengembangan kewirausahaan mahasiswa, Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas telah bekeIja sama dengan UCEC untuk
melatih 1.317dosen dari 317perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Salah satu hal yang diharapkan dari kegiatan pelatihan
ini adalah pembentukan pusat

kewirausahaan di sejumlah perguruan tinggi.
Pusat pengembangan kewira.usahaan yang tumbuh di perguruan-perguruan tinggi negeri
dan swasta itu selanjutnya bisa
bergabung dalam persatuan pusat usahawan Indonesia yang segera dibentuk
Tujuannya supaya institusi itu
bisa jadi inspirator, katalisator,
dan agen perubahan untuk membangun dan memperluas masyarakat usahawan di Indonesia dengan cara beIjejaring dan saling
belajar di antara pusat kewirausahaan dan individu pendidik
kewirausahaan di seluruh Indonesia.

"
Perguruan tinggi
belum bisa
menghasilkan
lulusan yang
mampu berkreasi.

Fasli mengatakan, adanya
pengalaman berwirausaha selama di perguruan tinggi, minimal
dua tahun, bisa memudahkan lulusan perguruan tinggi untuk bisa

mengembangkan usahanya di kemudian hari. Termasuk juga terbukanya peluang untuk mendapatkan kucuran kredit usaha dari
pemerintah.
Dengan gencarnya pendidikan
kewirausahaan, baik yang diintegrasikan dalam kurikulum
maupun kegiatan kemahasiswaan, pada tahun 2014 ditargetkan
sebanyak 20 persen lulusan perguruan tinggi berhasil menjadi
usahawan.
Penciptaan komunitas usahawan dari kalangan dosen dan
lulusan perguruan tinggi ini ditargetkan bisa mempercepat penambahan jumlah usahawan Indonesia yang saat ini barn berjumlah 0,18 persen dari ideal 2
persen yang dibutuhkan untuk --_.
menggerakkan
pertumbuhan
ekonomi bangsa. (ELN)
----------.---