Upaya Perguruan Tinggi PT dalam Meningka
Upaya Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi
dan Dana pensiun Dalam Era Pasar Bebas Asean 2015 (MEA)
Oleh: Untung Dwiharjo
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah
Perguruan Tinggi (PT) adalah pencetak sumber daya handal untuk bisa di
serap dalam dunia kerja, tidak terkecuali
PT di Indonesia. Banyak sarjana-
sarjana lulusan PT yang terserap dilapangan pekerjaan baik formal maupun
informal. Tapi dengan adanya jaman era globalisasi ini tantangan PT untuk
menjadikan lulusannya untuk siap kerja akan semakin berat. Dikarenakan pada
tahun 2015 ini akan ada
pasar bebas Asean (MEA) dimana pada era MEA
tersebut akan ada pasar tunggal dimana tercipta integrasi 10 negara Asia
Tenggara dalam suatu kawasan ekonomi eksklusif (harian Jawa Pos, 24-22015). Walaupun demikian PT akan bisa menyiapkan lulusan untuk terserap di
dunia kerja
dengan cara menyiapkan
jurusan yang unik dalam arti tidak
jurusan pasaran serta dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Salah satu jurusan
yang
cukup langka dan dibutuhkan pasar adalah jurusan statistik terutama
dalam mencetak para aktuaria. Sebab
statistik adalah
alat
yang dapat
dipergunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam penelaahan secara
empiris hampir di semua bidang, demikian dikatakan Jujun S, Suriasumantri
dalam bukunya yang terkenal Ilmu dalam Perspektif (1994: 209). Lebih jauh
dikatakan Jujun S. Surisumantri ( 1994:207) Metode statistika semakin sering
digunakan dalam kegiatan niaga. Salah satu unsur yang umumnya dihadapi
oleh para manajer adalah keharusan untuk mengambil keputusan dalam kegiatan
yang tidak menentu, dan seperti yang kita lihat adalah bahwa esensi dari statistik
modern
adalah pengembangan prinsip umum dalam menanggulangi
faktor
ketidakpastian ini secara bijaksana. Sedangkan aktuaria atau aktuarial adalah
fungsi pada perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip matematika
pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/memperhitungkan daftar harga premi
serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan (Sigma, 2011:197).
Dengan demikian maka menunjukan bahwa para aktuaria mempergunakan
perhitungan mtematika terutama statistik dalam melakukan pekerjaan dalam
bidang asuransi dan dana pensiun di tempatnya bekerja. Maka dengan demikian
tidak sembarang orang bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Karena ilmu yang
memenuhi seorang aktuaria adalah statistik khusus tentang asuransi dan dana
pensiun yang sepengetahuan penulis kurang di dalami di level sarjana bahkan
mungkin pasca sarjana jurusan statistik di perguruan tinggi (PT) sekalipun.
B. Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dalam makalah ini adalah:
1. Apa hambatan Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan
Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
2. Bagaimana Upaya Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan
Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
3. Kondisi Global yang bagaimana sehingga peran Perguruan Tinggi (PT)
dalam meningkatkan peran statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi
Industri Asuransi dan Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) mutlak diperlukan?
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup
masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah tentang Upaya
Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran Statistik dan Aktuaria
untuk
Merevitalisasi
Industri
Asuransi
dan Dana pensiun
dalam
era
masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
d. Metodologi
Seluruh
apa
yang
diuraikan
dalam makalah ini
berdasarkan metodologi
Kepustakaan. Pertama , berdasarkan studi kepustakaan berupa buku-buku yang
bertema
statistik dan aktuaria dan tulisan peran perguruan tinggi (PT) dalam
mencetak para aktuaria dan statistika. Kedua, berdasarkan pencarian di internet
atau website tentang wacana statistik dan aktuaria dan peran pertguruan Tinggi
dalam mencetak para aktuaria dan statistik, serta artikel-artikel tentang Aktuaria
dan statistika dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik bahasan
makalah ini.
Bab II
Pembahasan
A. Hambatan Peran PT
Berikut ini
diuraikan
hambatan
hambatan
yang dialami
PT
Meningkatkan Peran Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi
dalam
Industri
Asuransi dan Dana pensiun pensiun Dalam Era Pasar Bebas Asean (MEA):
1. Kurangnya Jurusan Statistik & Aktuaria di PT
Diakui sekarang ini jurusan statistik
dan
Aktuaria adalah jurusan bagi
sebagian besar mahasiswa pada umumnya adalah jurusan yang tidak banyak
peminatnya. Dikarenakan
mungkin ilmunya
susah dan bagi sebagian orang
prospek kerjanya kurang bagus. Setahu penulis PT di Indonesia memang banyak
membuka jurusan stsitik sebagai
ilmu dasar
untuk menjadi aktuaria seperti
IPB, ITB, UI dan ITS. Tetapi berdasarkan penelusuran penulis pada mahasiswa
tingkat Pasca sarjana ITS jurusan statistik misalnya belum diajarkan secara
khusus tentang materi yang membahas industri
dalam materi kuliahnya.
asuransi dan dana pensiun
Ditambah lagi tidak semua universitas di Indonesia
membuka jurusan statistik. Hal tersebut bisa dilihat misalnya pada data berikut:
Data Akkreditasi Statistika PT 2013
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Institut Pertanian
1
04 S1
masih
Statistika 006 2010 A
2015-06-11
Bogor (IPB)
berlaku
Institut Sains dan
masih
Teknologi
2
05 S1
Statistika 006 2009 B
2014-04-30
AKPRIND,
berlaku
Yogyakarta
Institut Teknologi
Sepuluh
3
07 S1
masih
Statistika 023 2010 A
2015-10-29
Nopember (ITS),
berlaku
Surabaya
Universitas Bina
masih
4
03 S1 Nusantara
Statistika 014 2011 B
2016-07-21
berlaku
(UBINUS), Jakarta
Universitas
masih
5
07 S1 Brawijaya,
Statistika 001 2010 A
2014-10-16
berlaku
Malang
Universitas
Diponegoro
6
06 S1
masih
Statistika 032 2008 B
2013-12-05
(UNDIP),
berlaku
Semarang
Universitas
7
07 S1
Statistika 008 2005 C
2008-06-23
Kadaluarsa
Statistika 012 2006 B
2011-08-24
Kadaluarsa
Gajayana, Malang
8
09 S1 Universitas
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Hasanuddin
(UNHAS),
Makassar
Universitas Islam
masih
9
04 S1 Bandung
Statistika 003 2009 B
2014-04-11
berlaku
(UNISBA)
Universitas Islam
masih
10 05 S1 Indonesia (UII),
Statistika 044 2011 B
2016-02-04
berlaku
Yogyakarta
Universitas
masih
11 06 S1 Muhammadiyah Statistika 032 2012 C
2017-10-18
berlaku
Semarang
Universitas
Mulawarman
12 11 S1
masih
Statistika 020 2008 C
2013-08-29
(UNMUL),
berlaku
Samarinda
Universitas
Padjadjaran
13 04 S1
masih
Statistika 013 2012 B
2017-06-08
(UNPAD),
berlaku
Bandung
Universitas PGRI
masih
14 07 S1 Adi Buana
Statistika 004 2012 C
2017-04-27
berlaku
Surabaya
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Universitas
masih
15 03 S1 Terbuka (UT),
Statistika 052 2011 B
2016-03-11
berlaku
Pondok Cabe
Sumber: http://banpt.blogspot.com/2013/02/akreditasi-statistika-2013.html. diakses
13 April 2015
Sedangkan untuk aktuaria sepengetahuan penulis hanya Universitas Indonesia
(UI) yang mempunyai jurusan MM Aktuaria. Itupun jurusan yang sudah tutup
selama 10 tahun, dan kini ada
pertama jurusan
sebanyak
20 mahasiswa sebagai angkatan
tersebut, sebagaimana dikatakan Rhenald Kasali sebagai
penggagas program studi tersebut (News.okezone.com). Memang ada jurusan
S1, tetapi proses ujian untuk menamatkan status sebagai Fellow Society Of
Akturies
Of Indonesia (FSAI)
membutuhkan waktu yang panjang .Hanya
memiliki keahlihan menghitung (matematika) saja ternyata tidak cukup Padahal
data dari PAI (perusahaan aktuaria indonesia) negeri ini membutuhkan 600-an
aktuaria ( Kasali, dalam Sindo 31 Januari 2013). Sungguh kenyataan yang jauh
dari harapan kita bersama.
2. Kurangnya sosialisasi ke Sekolah (calon Mahasiswa )
Ketika Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia sosialisasi jurusan melalui alumni
sekolah tersebut yang menjadi mahasiswa di PT bersangkutan biasanya jurusan
yang di sosialisasikan adalah jurusan yang favorit seperti jurusan akuntansi,
manajemen, hukum dan atau fisip atau jurusan dari PT kedinasan. Tapi jurusan
yang sebenarnya
sangat
dibutuhkan pasar dan gajinya sangat
menjanjikan
kurang tersosialisasi. Seperti jurusan statistik atau MIPA serta jurusan aktuaria.
Padahal jurusan itu sekarang ini sangat menjanjikan. Bahkan penulis dalam suatu
diskusi mahasiswa
mengutip salah seoarng pembicara yang merupakan salah
satu dosen MIPA di sebuah PTN terkenal mengatakan bahwa ia masuk ke MIPA
setelah jurusan lainnya tidak diterima dan bukan pilihan pertama. Mungkin ini
benar pada waktu beliaunya masuk kuliah beberapa puluh tahun yang lalu, tapi
sekarang jurusan
MIPA ( utamanya statistik dan matematika) sangat jadi
primadona sekarang ini karena kebutuhan akan peran statitik dan aktuaria dalam
merevitalisasi industri
asuransi
dan dana pensiun. Untuk itu diperlukan
peraubahan sosialisasi
terutama
jurusan bukan pada berbasis gengsi atau
mentereng tapi pada kebutuhan pasar. Karena di masa datang kita akan
menghadapi situasi yang menuntut perubahan jika kita tidak ingin tertinggal.
Pemberlakuan Masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada akhir Desember 2015
menuntut perubahan perilaku masyarakat utamanya dalam sosialiasi jurusan
kepada para calon mahasiswa di sekolah. Karena sosialisasi ke sekolah harusnya
menyadarkan perlunya menyesuaikan dengan tata kehidupan baru yang penuh
persaingan, etika global, dan perilaku unggul seperti disiplin, bekerja keras,
mandiri dan juga nasionalisme (Suharto, krjogja.com). salah satu caranya dengan
sosialisasi ke calon mahasiswa
dengan memperkenalkan jurusan
yang
dibutuhkan pasar kerja saat ini seperti jurusan statistika dan aktuaria.
3, Kurangnya peminat jurusan Satistik dan aktuaria di PT
Kurangnya
minat calon mahasiswa (lulusan SMU/sederat) kepada jurusan
statistik dan aktuaria di perguruan Tinggi di Indonesia ini terlihat jelas pada
saat ujian saringan masuk PT biasanya jurusan faorit mereka adalah ilmu
Ekonomi, hukum
atau meminjam bahasa Rhenal Kasali dalam salah satu
artikelnya MM Aktuaria dengan istilah ilmu-ilmu sosial pasaran (Sindo, 13
Januari 2013). Lebih jauh tentang minat jurusan lulusan SMU atau sederat
dalam memilih PT dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
10 Perguruan Tinggi Negeri dan Jurusan Favorit Pilihan Siswa dalam SNMPTN 2014
Perincian peserta dan calon mahasiswa yang diterima pada PTN pilihan
pertama sebanyak 118.898 dan yang diterima pada PTN pilihan ke-2 sebanyak
6.506.
Jadi,
secara
tidak
langsung,
hampir
sebagian
besar
PTN
mempertimbangkan penempatan pilihan pertama yang memilih perguruan tinggi
negeri tersebut. Dari data di atas dapat dilihat bahwa pilihan mayoritas calon
mahasiswa PTN adalah jurusan manajemen dan akuntasi, bukan pada jurusan
statistik sebagai alat untuk memahami akatuaria pada dunia asuransi dan dana
pensiun. Padahal sebagaimana dikatakan Rhenal Kasali, seorang aktuaris yang
bekerja di sektor keuangan khusunya asuransi dan dana pensiun, untuk bisa
menjadi aktuaris yang tangguh dibutuhkan ilmu latar belakang ilmu matematika,
fisika atau juga ekonomi keuangan. Dengan begitu dibutuhkan membaca peta
ekonomi makro, statistik dan akuntansi ( Sindo, 31 Januari 2013)
4.Rendahnya Kesadaran Masyarakat terhadap pemtingnya asuransi dan
dana Pensiun.
Faktor ini
terutama
untuk
masyarakat ekonomi lemah dalam memenuhi
kebutuhan akan masa depannya kelak terutama di masa tuanya. Asuransi bagi
mereka apalagi dana pensiun adalah barang mewah bagi mereka.
B. Upaya Perguruan Tinggi (PT)
Sebagaimana
diingatkan
Mantan Menteri
Pendidikan
dan Kebudayaan
(Mendikbud) M.Nuh mengingatkan kampus agar bersiap menghadapi era
tersebut. Pertama , kata Nuh Perguruan Tinggi (PT) harus menyesuaikan standar
mereka dengan standar yang di tetapkan MEA. Kedua, Jika sudah ada standar
yang ditentukan,
maka perguruan
tinggi
harus mengikuti standar tersebut
dengan substansi internalnya. Ketiga, perguruan tinggi harus mengadakan review
tentang pola kerjasama yang dilakukan. Bila hal tersebut tidak dijalankan, maka
bisa jadi antarlembaga pendidikan tidak saling mengakui ( news. Okezone.com).
Maka dalam tulisan ini akan akan dijelaskan upaya Perguruan Tinggi di
Indonesia dalam ranka berperan dalam meningkatkan peran statistik dan aktuaria
untuk merevitalisasi industri
asuransi dan dana pensiun dalam era ekonomi
pasar bebas Asean (MEA) akhir 2015 nanti.
1. Memperbanyak Pasca Sarjana jurusan statistik dan Aktuaria.
Jurusan ini terutama di Tingkat pasca sarjana perlu ada kurikulum dan mata
kuliah yang memberi ketrampilan serta bekal kepada lulusannya terutama untuk
berkecimpung di dunia asuransi dan dana pensiun. Terutama perlunya statistik
kerugian (loss statistics) selain itu statistik pula diharapkan mengajarkan mata
kuliah yang memuat cara menghitung besarnya premi, exposures, besarnya
claim serta menghitung besarnya resiko asuransi (misalnya; kematian) dan dana
pensiun (Abas Salim, 1993). Disamping itu jurusan aktuaria
juga perlu
di
kloning ke Perguruan tinggi selain di MM UI. Dimana penulis mengusulkan
agar
universitas terbaik
di indonesia misalnya UGM, IPB, ITB atau Unair
Misalnya bisa meniru apa yang dilakukan oleh MM UI dengan menghidupkan
kembali jurusan aktuaria sehingga masyarakat umum atau profesional yang ingin
berkecimpung di dunia aktuaria banyak pilihan sehingga peran perguruan tinngi
dalam dalam meningkatkan peran statistik dan
aktuaria untuk merivatilisasi
industri dan dana pensiun semakin kentara. Karena untuk seorang aktuaria
profesional dibutuhkan
keahlihan membaca ekonomi makro,
statistik dan
akuntansi. Apalagi kalau itu berkaitan dengan produk-produk asuransi
yang
resikonya harus diukur yang berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya. Dalam
asuransi jiwa misalnya, hal ini menjadi lebih kompleks karena berhubungan
dengan tradisi menjaga kesehatan,
pengasuransian
dan demografi.
Dan dalam kasus
Indonesia, ada surat keputusan menteri keuangan (Nomor
426/KMK.06/2003) yang mewajibkan
mengangkat aktuaris
perusahaan asuransi jiwa
yang memiliki kompetensi
yang ditetapkan
untuk
dan
disertifikasi oleh persatuan Aktuaris Indonesia ( PAI). Dan diijinkan pula
pemegang sertifikasi dari asosiasi sejenis luar negeri yang terdaftar sebagai
anggota penuh International Association of Actuaries (Rhenald Kasali, dalam
Sindo 31 Januari 2013).
Dari paparan diatas membuktikan bahwa kebutuhan
akan aktuaria khususnya semakin besar, maka tidak terelakan peran perguruan
tinggi dalam meningkatkan peran statistik dan aktuaria
mutlak diperlukan.
Tengoklah misalnya data dari PAI negeri ini membutuhkan 600-an aktuaris
tetapi yang baru tersedia sebanyak 170-an. Sebuah angka yang jauh panggang
dari api dari apa yang dibutuhkan pasar.
2. Sosialisasi yang gencar terhadap prosek Jurusan
statistik dan
aktuaria kepada calon Mahasiswa.
Dimasa datang kita akan menghadapi situasi yang menuntut
perubahan
jika kita tidak ingin tertinggal dari bangsa lain. Pemberlakuan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 nanti menuntut perubahan perilaku
masyarakat dan pemerintah dalam mengelola perekonomian. Salah satunya
adalah pendidikan
masyarakat
yang seharsunya memberikan
pencerahan
bagi
untuk siap selalu menghadapi perubahan ( Suharto, dalam
krjogja.com). Salah satunya adalah perlunya sosialisasi jurusan yang dimasa
datang mendatangkan prospek yang cerah, kalau di masa sebelumnya jurusan
konvensional sepeti ekonomi, Hukum atau Fisip banyak mendominasi. Kini
ada jurusan
yang sangat prospektif yaitu jurusan
statistik dan aktuaria.
Karena jurusan ini sesuai jaman globalisasi saat ini sangat dibutuhkan sebab
memberikan jawaban
terhadap
masyarakat modern
akan
kebutuhan
manajemen resiko salah satunya dengan menjamurnya perusahaan asuransi
di mana didalamnya dibutuhkan ilmu statistik dan aktuaria.
C. Kondisi Global yang dihadapi PT di era MEA
Peran Perguruan Tinggi (PT) dalam meningkatkan peran statistik dan
Aktuaria untuk Merevitalisasi
dalam era
Industri Asuransi dan Dana pensiun
masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mutlak diperlukan
karena kondisi global yang mengharuskan seperti itu. Berikut ini
diutarakan beberapa kondisi global yang di hadapi oleh PT di Indonesia
secara umum.
1. Ancaman tenaga kerja dan produk asing ke Indoensia.
Tidak lama lagi
yaitu
melaksanakan MEA,
sehinga PT Indonesia pun harus menyambut hal
tersebut.
bulan Desember 2015
Dengan memenuhi kabutuhan tenaga
indonesia akan
aktuaria dan para
statistika yang mampu berperan dan menandingi serbuan tenaga asing.
Hal itu didukung dengan fakta dimana produk domestik bruto (PDB)
negara Asean pada kurun waktu 2020 diperkirakan sebasar USD 3
triliun, dengan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 5, 1 %
maka
akan
mengundang
tenaga asing untuk masuk ke Indonesia.
Sebagaimana diketahui MEA adalah pembentukan masyarakat ekonomi
Asean 2015
implementasinya
mengacu pada
MEA blueprint.
Pemberlakuan MEA tahun 2015 menyebabkan perdagangan bebas
Asean
di kawasan Asia Tenggara menjadi tanpa kendala. MEA
sendiri merupakan wujud kesepakatan negara-negara Asia Tenggara
dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi kawasan menjadikan
Asean sebagai basis produksi bagi kurang lebih 500 juta penduduknya
(majalah Humanitarian Initiative, Maret 2015, hal.15). Oleh karena itu
tenaga asing khususnya yang berkeahlian ilmu aktuaria dan statistik akan
masuk ke Indonesia, sehingga persaingan
dalam bidang ini semakin
ketat.
2. Masuknya Perguruan Tinggi asing ke Indonesia.
Dalam era MEA ini salah satu yang bebas masuk ke Indonesia adalah
perguruan Tinggi. Sebelum era MEA akhir 2015 ini perguruan tinggi
asing pun sudah mulai masuk ke Indonesia walaupun belum formal. Di
beberapa daerah kota besar sudah ada beberapa beberapa sekolah asing
berdiri. Nanti pada akhir 2015 hampir pasti PT asing akan berdiri di
kota besar di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya
misalnya
akan berdiri PT asing untuk menyelengarakan pendidikan
tingginya tidak kecuali
pada jurusan statistik dan
aktuaria sehingga
lulusan PT akan bersaing dengan PT luar negeri yang berdiri di kota di
Indonesia.
3. Kemungkinan Pembukaan Jurusan statistik dan Aktuaria oleh
PT Asing.
Pembukaan jurusan statistik dan aktuaria oleh PT asing dalam era
perdagangan bebas masyarakat Asean ( MEA) adalah sebuah kenyataan
yang di depan mata pada tahun 2015 nanti. Apabila nanti terjadi maka
persaingan yang ketat tentu akan terjadi karena PT luar negeri akan
mendirikan jurusan-jurusan yang
diminati oleh pasar atau dibutuhkan
oleh pasar. Tidak terkecuali jurusan statistik dan aktuaria. Dimana ke
depan kedua jurusan ini akan
Indonesia sekarang ini
menjadi primoda karena masyarakat
kesadaran dan minatnya untuk berasuransi
sedang kondisi tren peningkatan. Apalagi menurut survei AC Nelson
pada 2020 terdapat 400 juta penduduk Asean yang masuk dalam middleincome-class dengan membelanjakan uang sebesar USD 16-100 per
hari. Jumlah kelas menengah yang semakin besar memberikan kepastian
dari sisi permintaan ( Firmansyah, dalam Sindo, 27 April 2015).
Kesimpulan
Demikianlah bahwa peran Perguruan Tinggi (PT) guna
peran Statistik dan Aktuaria untuk Merivatalisasi
dan Dana Pensiun
meningkatkan
Industri Asuransi
dalam era MEA ke depan demikian krusial dengan
tantangan dan peluang di dalamnya yang kalau tidak disikapi secara
bijak justru akan
menggerus potensi yang ada di dalam perguruan
Tinggi dalam negeri karena nantinya akan ada PT luar negeri yang
datang ke Indonesia. Padahal potensi
perguruan
di Indonesia untuk
membuka jurusan statistik dan Aktuaria guna merevitalisasi Industri
Asuransi dan pensiun demikian luas karena antara lulusan dan kebutuan
pasar yang demikian tidak berimbang ( kecilnya lulusan).
Daftar Pustaka
BUKU
1. Jujun S, Suriasumantri. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta.YOI.1994
2. Sigma, Jurus Pintar Asuransi. Yogyakarta. 2011
3. Abas Salim. Asuransi & Manajemen Resiko. J akarta. PT. Rajawali
Pers. 1998
Artikel
1. Rhenald Kasali, MM Aktuaria , Sindo 31 Januari 2015
2. Firmansyah, Go Asean. Sindo 27 April 2015
3. Suharto. Ekonomi Zona Nyaman. Koran Kedaulan Rakyat. 13 April
2015
Majalah
majalah Humanitarian Initiative, Maret 2015
Website
http://banpt.blogspot.com/2013/02/akreditasi-statistika-2013.html. diakses 13
April 2015
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi
dan Dana pensiun Dalam Era Pasar Bebas Asean 2015 (MEA)
Oleh: Untung Dwiharjo
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah
Perguruan Tinggi (PT) adalah pencetak sumber daya handal untuk bisa di
serap dalam dunia kerja, tidak terkecuali
PT di Indonesia. Banyak sarjana-
sarjana lulusan PT yang terserap dilapangan pekerjaan baik formal maupun
informal. Tapi dengan adanya jaman era globalisasi ini tantangan PT untuk
menjadikan lulusannya untuk siap kerja akan semakin berat. Dikarenakan pada
tahun 2015 ini akan ada
pasar bebas Asean (MEA) dimana pada era MEA
tersebut akan ada pasar tunggal dimana tercipta integrasi 10 negara Asia
Tenggara dalam suatu kawasan ekonomi eksklusif (harian Jawa Pos, 24-22015). Walaupun demikian PT akan bisa menyiapkan lulusan untuk terserap di
dunia kerja
dengan cara menyiapkan
jurusan yang unik dalam arti tidak
jurusan pasaran serta dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Salah satu jurusan
yang
cukup langka dan dibutuhkan pasar adalah jurusan statistik terutama
dalam mencetak para aktuaria. Sebab
statistik adalah
alat
yang dapat
dipergunakan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam penelaahan secara
empiris hampir di semua bidang, demikian dikatakan Jujun S, Suriasumantri
dalam bukunya yang terkenal Ilmu dalam Perspektif (1994: 209). Lebih jauh
dikatakan Jujun S. Surisumantri ( 1994:207) Metode statistika semakin sering
digunakan dalam kegiatan niaga. Salah satu unsur yang umumnya dihadapi
oleh para manajer adalah keharusan untuk mengambil keputusan dalam kegiatan
yang tidak menentu, dan seperti yang kita lihat adalah bahwa esensi dari statistik
modern
adalah pengembangan prinsip umum dalam menanggulangi
faktor
ketidakpastian ini secara bijaksana. Sedangkan aktuaria atau aktuarial adalah
fungsi pada perusahaan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip matematika
pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/memperhitungkan daftar harga premi
serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan (Sigma, 2011:197).
Dengan demikian maka menunjukan bahwa para aktuaria mempergunakan
perhitungan mtematika terutama statistik dalam melakukan pekerjaan dalam
bidang asuransi dan dana pensiun di tempatnya bekerja. Maka dengan demikian
tidak sembarang orang bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Karena ilmu yang
memenuhi seorang aktuaria adalah statistik khusus tentang asuransi dan dana
pensiun yang sepengetahuan penulis kurang di dalami di level sarjana bahkan
mungkin pasca sarjana jurusan statistik di perguruan tinggi (PT) sekalipun.
B. Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dalam makalah ini adalah:
1. Apa hambatan Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan
Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
2. Bagaimana Upaya Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran
Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan
Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
3. Kondisi Global yang bagaimana sehingga peran Perguruan Tinggi (PT)
dalam meningkatkan peran statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi
Industri Asuransi dan Dana pensiun dalam era masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) mutlak diperlukan?
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup
masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah tentang Upaya
Perguruan Tinggi (PT) dalam Meningkatkan Peran Statistik dan Aktuaria
untuk
Merevitalisasi
Industri
Asuransi
dan Dana pensiun
dalam
era
masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
d. Metodologi
Seluruh
apa
yang
diuraikan
dalam makalah ini
berdasarkan metodologi
Kepustakaan. Pertama , berdasarkan studi kepustakaan berupa buku-buku yang
bertema
statistik dan aktuaria dan tulisan peran perguruan tinggi (PT) dalam
mencetak para aktuaria dan statistika. Kedua, berdasarkan pencarian di internet
atau website tentang wacana statistik dan aktuaria dan peran pertguruan Tinggi
dalam mencetak para aktuaria dan statistik, serta artikel-artikel tentang Aktuaria
dan statistika dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik bahasan
makalah ini.
Bab II
Pembahasan
A. Hambatan Peran PT
Berikut ini
diuraikan
hambatan
hambatan
yang dialami
PT
Meningkatkan Peran Statistik dan Aktuaria untuk Merevitalisasi
dalam
Industri
Asuransi dan Dana pensiun pensiun Dalam Era Pasar Bebas Asean (MEA):
1. Kurangnya Jurusan Statistik & Aktuaria di PT
Diakui sekarang ini jurusan statistik
dan
Aktuaria adalah jurusan bagi
sebagian besar mahasiswa pada umumnya adalah jurusan yang tidak banyak
peminatnya. Dikarenakan
mungkin ilmunya
susah dan bagi sebagian orang
prospek kerjanya kurang bagus. Setahu penulis PT di Indonesia memang banyak
membuka jurusan stsitik sebagai
ilmu dasar
untuk menjadi aktuaria seperti
IPB, ITB, UI dan ITS. Tetapi berdasarkan penelusuran penulis pada mahasiswa
tingkat Pasca sarjana ITS jurusan statistik misalnya belum diajarkan secara
khusus tentang materi yang membahas industri
dalam materi kuliahnya.
asuransi dan dana pensiun
Ditambah lagi tidak semua universitas di Indonesia
membuka jurusan statistik. Hal tersebut bisa dilihat misalnya pada data berikut:
Data Akkreditasi Statistika PT 2013
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Institut Pertanian
1
04 S1
masih
Statistika 006 2010 A
2015-06-11
Bogor (IPB)
berlaku
Institut Sains dan
masih
Teknologi
2
05 S1
Statistika 006 2009 B
2014-04-30
AKPRIND,
berlaku
Yogyakarta
Institut Teknologi
Sepuluh
3
07 S1
masih
Statistika 023 2010 A
2015-10-29
Nopember (ITS),
berlaku
Surabaya
Universitas Bina
masih
4
03 S1 Nusantara
Statistika 014 2011 B
2016-07-21
berlaku
(UBINUS), Jakarta
Universitas
masih
5
07 S1 Brawijaya,
Statistika 001 2010 A
2014-10-16
berlaku
Malang
Universitas
Diponegoro
6
06 S1
masih
Statistika 032 2008 B
2013-12-05
(UNDIP),
berlaku
Semarang
Universitas
7
07 S1
Statistika 008 2005 C
2008-06-23
Kadaluarsa
Statistika 012 2006 B
2011-08-24
Kadaluarsa
Gajayana, Malang
8
09 S1 Universitas
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Hasanuddin
(UNHAS),
Makassar
Universitas Islam
masih
9
04 S1 Bandung
Statistika 003 2009 B
2014-04-11
berlaku
(UNISBA)
Universitas Islam
masih
10 05 S1 Indonesia (UII),
Statistika 044 2011 B
2016-02-04
berlaku
Yogyakarta
Universitas
masih
11 06 S1 Muhammadiyah Statistika 032 2012 C
2017-10-18
berlaku
Semarang
Universitas
Mulawarman
12 11 S1
masih
Statistika 020 2008 C
2013-08-29
(UNMUL),
berlaku
Samarinda
Universitas
Padjadjaran
13 04 S1
masih
Statistika 013 2012 B
2017-06-08
(UNPAD),
berlaku
Bandung
Universitas PGRI
masih
14 07 S1 Adi Buana
Statistika 004 2012 C
2017-04-27
berlaku
Surabaya
Program No. Th.
No. WIL. Tk. Perguruan Tinggi
Tgl. Daluwarsa
Status
(th-bl-tg)
Daluwarsa
Peringkat
Studi
SK SK
Universitas
masih
15 03 S1 Terbuka (UT),
Statistika 052 2011 B
2016-03-11
berlaku
Pondok Cabe
Sumber: http://banpt.blogspot.com/2013/02/akreditasi-statistika-2013.html. diakses
13 April 2015
Sedangkan untuk aktuaria sepengetahuan penulis hanya Universitas Indonesia
(UI) yang mempunyai jurusan MM Aktuaria. Itupun jurusan yang sudah tutup
selama 10 tahun, dan kini ada
pertama jurusan
sebanyak
20 mahasiswa sebagai angkatan
tersebut, sebagaimana dikatakan Rhenald Kasali sebagai
penggagas program studi tersebut (News.okezone.com). Memang ada jurusan
S1, tetapi proses ujian untuk menamatkan status sebagai Fellow Society Of
Akturies
Of Indonesia (FSAI)
membutuhkan waktu yang panjang .Hanya
memiliki keahlihan menghitung (matematika) saja ternyata tidak cukup Padahal
data dari PAI (perusahaan aktuaria indonesia) negeri ini membutuhkan 600-an
aktuaria ( Kasali, dalam Sindo 31 Januari 2013). Sungguh kenyataan yang jauh
dari harapan kita bersama.
2. Kurangnya sosialisasi ke Sekolah (calon Mahasiswa )
Ketika Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia sosialisasi jurusan melalui alumni
sekolah tersebut yang menjadi mahasiswa di PT bersangkutan biasanya jurusan
yang di sosialisasikan adalah jurusan yang favorit seperti jurusan akuntansi,
manajemen, hukum dan atau fisip atau jurusan dari PT kedinasan. Tapi jurusan
yang sebenarnya
sangat
dibutuhkan pasar dan gajinya sangat
menjanjikan
kurang tersosialisasi. Seperti jurusan statistik atau MIPA serta jurusan aktuaria.
Padahal jurusan itu sekarang ini sangat menjanjikan. Bahkan penulis dalam suatu
diskusi mahasiswa
mengutip salah seoarng pembicara yang merupakan salah
satu dosen MIPA di sebuah PTN terkenal mengatakan bahwa ia masuk ke MIPA
setelah jurusan lainnya tidak diterima dan bukan pilihan pertama. Mungkin ini
benar pada waktu beliaunya masuk kuliah beberapa puluh tahun yang lalu, tapi
sekarang jurusan
MIPA ( utamanya statistik dan matematika) sangat jadi
primadona sekarang ini karena kebutuhan akan peran statitik dan aktuaria dalam
merevitalisasi industri
asuransi
dan dana pensiun. Untuk itu diperlukan
peraubahan sosialisasi
terutama
jurusan bukan pada berbasis gengsi atau
mentereng tapi pada kebutuhan pasar. Karena di masa datang kita akan
menghadapi situasi yang menuntut perubahan jika kita tidak ingin tertinggal.
Pemberlakuan Masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada akhir Desember 2015
menuntut perubahan perilaku masyarakat utamanya dalam sosialiasi jurusan
kepada para calon mahasiswa di sekolah. Karena sosialisasi ke sekolah harusnya
menyadarkan perlunya menyesuaikan dengan tata kehidupan baru yang penuh
persaingan, etika global, dan perilaku unggul seperti disiplin, bekerja keras,
mandiri dan juga nasionalisme (Suharto, krjogja.com). salah satu caranya dengan
sosialisasi ke calon mahasiswa
dengan memperkenalkan jurusan
yang
dibutuhkan pasar kerja saat ini seperti jurusan statistika dan aktuaria.
3, Kurangnya peminat jurusan Satistik dan aktuaria di PT
Kurangnya
minat calon mahasiswa (lulusan SMU/sederat) kepada jurusan
statistik dan aktuaria di perguruan Tinggi di Indonesia ini terlihat jelas pada
saat ujian saringan masuk PT biasanya jurusan faorit mereka adalah ilmu
Ekonomi, hukum
atau meminjam bahasa Rhenal Kasali dalam salah satu
artikelnya MM Aktuaria dengan istilah ilmu-ilmu sosial pasaran (Sindo, 13
Januari 2013). Lebih jauh tentang minat jurusan lulusan SMU atau sederat
dalam memilih PT dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
10 Perguruan Tinggi Negeri dan Jurusan Favorit Pilihan Siswa dalam SNMPTN 2014
Perincian peserta dan calon mahasiswa yang diterima pada PTN pilihan
pertama sebanyak 118.898 dan yang diterima pada PTN pilihan ke-2 sebanyak
6.506.
Jadi,
secara
tidak
langsung,
hampir
sebagian
besar
PTN
mempertimbangkan penempatan pilihan pertama yang memilih perguruan tinggi
negeri tersebut. Dari data di atas dapat dilihat bahwa pilihan mayoritas calon
mahasiswa PTN adalah jurusan manajemen dan akuntasi, bukan pada jurusan
statistik sebagai alat untuk memahami akatuaria pada dunia asuransi dan dana
pensiun. Padahal sebagaimana dikatakan Rhenal Kasali, seorang aktuaris yang
bekerja di sektor keuangan khusunya asuransi dan dana pensiun, untuk bisa
menjadi aktuaris yang tangguh dibutuhkan ilmu latar belakang ilmu matematika,
fisika atau juga ekonomi keuangan. Dengan begitu dibutuhkan membaca peta
ekonomi makro, statistik dan akuntansi ( Sindo, 31 Januari 2013)
4.Rendahnya Kesadaran Masyarakat terhadap pemtingnya asuransi dan
dana Pensiun.
Faktor ini
terutama
untuk
masyarakat ekonomi lemah dalam memenuhi
kebutuhan akan masa depannya kelak terutama di masa tuanya. Asuransi bagi
mereka apalagi dana pensiun adalah barang mewah bagi mereka.
B. Upaya Perguruan Tinggi (PT)
Sebagaimana
diingatkan
Mantan Menteri
Pendidikan
dan Kebudayaan
(Mendikbud) M.Nuh mengingatkan kampus agar bersiap menghadapi era
tersebut. Pertama , kata Nuh Perguruan Tinggi (PT) harus menyesuaikan standar
mereka dengan standar yang di tetapkan MEA. Kedua, Jika sudah ada standar
yang ditentukan,
maka perguruan
tinggi
harus mengikuti standar tersebut
dengan substansi internalnya. Ketiga, perguruan tinggi harus mengadakan review
tentang pola kerjasama yang dilakukan. Bila hal tersebut tidak dijalankan, maka
bisa jadi antarlembaga pendidikan tidak saling mengakui ( news. Okezone.com).
Maka dalam tulisan ini akan akan dijelaskan upaya Perguruan Tinggi di
Indonesia dalam ranka berperan dalam meningkatkan peran statistik dan aktuaria
untuk merevitalisasi industri
asuransi dan dana pensiun dalam era ekonomi
pasar bebas Asean (MEA) akhir 2015 nanti.
1. Memperbanyak Pasca Sarjana jurusan statistik dan Aktuaria.
Jurusan ini terutama di Tingkat pasca sarjana perlu ada kurikulum dan mata
kuliah yang memberi ketrampilan serta bekal kepada lulusannya terutama untuk
berkecimpung di dunia asuransi dan dana pensiun. Terutama perlunya statistik
kerugian (loss statistics) selain itu statistik pula diharapkan mengajarkan mata
kuliah yang memuat cara menghitung besarnya premi, exposures, besarnya
claim serta menghitung besarnya resiko asuransi (misalnya; kematian) dan dana
pensiun (Abas Salim, 1993). Disamping itu jurusan aktuaria
juga perlu
di
kloning ke Perguruan tinggi selain di MM UI. Dimana penulis mengusulkan
agar
universitas terbaik
di indonesia misalnya UGM, IPB, ITB atau Unair
Misalnya bisa meniru apa yang dilakukan oleh MM UI dengan menghidupkan
kembali jurusan aktuaria sehingga masyarakat umum atau profesional yang ingin
berkecimpung di dunia aktuaria banyak pilihan sehingga peran perguruan tinngi
dalam dalam meningkatkan peran statistik dan
aktuaria untuk merivatilisasi
industri dan dana pensiun semakin kentara. Karena untuk seorang aktuaria
profesional dibutuhkan
keahlihan membaca ekonomi makro,
statistik dan
akuntansi. Apalagi kalau itu berkaitan dengan produk-produk asuransi
yang
resikonya harus diukur yang berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya. Dalam
asuransi jiwa misalnya, hal ini menjadi lebih kompleks karena berhubungan
dengan tradisi menjaga kesehatan,
pengasuransian
dan demografi.
Dan dalam kasus
Indonesia, ada surat keputusan menteri keuangan (Nomor
426/KMK.06/2003) yang mewajibkan
mengangkat aktuaris
perusahaan asuransi jiwa
yang memiliki kompetensi
yang ditetapkan
untuk
dan
disertifikasi oleh persatuan Aktuaris Indonesia ( PAI). Dan diijinkan pula
pemegang sertifikasi dari asosiasi sejenis luar negeri yang terdaftar sebagai
anggota penuh International Association of Actuaries (Rhenald Kasali, dalam
Sindo 31 Januari 2013).
Dari paparan diatas membuktikan bahwa kebutuhan
akan aktuaria khususnya semakin besar, maka tidak terelakan peran perguruan
tinggi dalam meningkatkan peran statistik dan aktuaria
mutlak diperlukan.
Tengoklah misalnya data dari PAI negeri ini membutuhkan 600-an aktuaris
tetapi yang baru tersedia sebanyak 170-an. Sebuah angka yang jauh panggang
dari api dari apa yang dibutuhkan pasar.
2. Sosialisasi yang gencar terhadap prosek Jurusan
statistik dan
aktuaria kepada calon Mahasiswa.
Dimasa datang kita akan menghadapi situasi yang menuntut
perubahan
jika kita tidak ingin tertinggal dari bangsa lain. Pemberlakuan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 nanti menuntut perubahan perilaku
masyarakat dan pemerintah dalam mengelola perekonomian. Salah satunya
adalah pendidikan
masyarakat
yang seharsunya memberikan
pencerahan
bagi
untuk siap selalu menghadapi perubahan ( Suharto, dalam
krjogja.com). Salah satunya adalah perlunya sosialisasi jurusan yang dimasa
datang mendatangkan prospek yang cerah, kalau di masa sebelumnya jurusan
konvensional sepeti ekonomi, Hukum atau Fisip banyak mendominasi. Kini
ada jurusan
yang sangat prospektif yaitu jurusan
statistik dan aktuaria.
Karena jurusan ini sesuai jaman globalisasi saat ini sangat dibutuhkan sebab
memberikan jawaban
terhadap
masyarakat modern
akan
kebutuhan
manajemen resiko salah satunya dengan menjamurnya perusahaan asuransi
di mana didalamnya dibutuhkan ilmu statistik dan aktuaria.
C. Kondisi Global yang dihadapi PT di era MEA
Peran Perguruan Tinggi (PT) dalam meningkatkan peran statistik dan
Aktuaria untuk Merevitalisasi
dalam era
Industri Asuransi dan Dana pensiun
masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mutlak diperlukan
karena kondisi global yang mengharuskan seperti itu. Berikut ini
diutarakan beberapa kondisi global yang di hadapi oleh PT di Indonesia
secara umum.
1. Ancaman tenaga kerja dan produk asing ke Indoensia.
Tidak lama lagi
yaitu
melaksanakan MEA,
sehinga PT Indonesia pun harus menyambut hal
tersebut.
bulan Desember 2015
Dengan memenuhi kabutuhan tenaga
indonesia akan
aktuaria dan para
statistika yang mampu berperan dan menandingi serbuan tenaga asing.
Hal itu didukung dengan fakta dimana produk domestik bruto (PDB)
negara Asean pada kurun waktu 2020 diperkirakan sebasar USD 3
triliun, dengan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 5, 1 %
maka
akan
mengundang
tenaga asing untuk masuk ke Indonesia.
Sebagaimana diketahui MEA adalah pembentukan masyarakat ekonomi
Asean 2015
implementasinya
mengacu pada
MEA blueprint.
Pemberlakuan MEA tahun 2015 menyebabkan perdagangan bebas
Asean
di kawasan Asia Tenggara menjadi tanpa kendala. MEA
sendiri merupakan wujud kesepakatan negara-negara Asia Tenggara
dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi kawasan menjadikan
Asean sebagai basis produksi bagi kurang lebih 500 juta penduduknya
(majalah Humanitarian Initiative, Maret 2015, hal.15). Oleh karena itu
tenaga asing khususnya yang berkeahlian ilmu aktuaria dan statistik akan
masuk ke Indonesia, sehingga persaingan
dalam bidang ini semakin
ketat.
2. Masuknya Perguruan Tinggi asing ke Indonesia.
Dalam era MEA ini salah satu yang bebas masuk ke Indonesia adalah
perguruan Tinggi. Sebelum era MEA akhir 2015 ini perguruan tinggi
asing pun sudah mulai masuk ke Indonesia walaupun belum formal. Di
beberapa daerah kota besar sudah ada beberapa beberapa sekolah asing
berdiri. Nanti pada akhir 2015 hampir pasti PT asing akan berdiri di
kota besar di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya
misalnya
akan berdiri PT asing untuk menyelengarakan pendidikan
tingginya tidak kecuali
pada jurusan statistik dan
aktuaria sehingga
lulusan PT akan bersaing dengan PT luar negeri yang berdiri di kota di
Indonesia.
3. Kemungkinan Pembukaan Jurusan statistik dan Aktuaria oleh
PT Asing.
Pembukaan jurusan statistik dan aktuaria oleh PT asing dalam era
perdagangan bebas masyarakat Asean ( MEA) adalah sebuah kenyataan
yang di depan mata pada tahun 2015 nanti. Apabila nanti terjadi maka
persaingan yang ketat tentu akan terjadi karena PT luar negeri akan
mendirikan jurusan-jurusan yang
diminati oleh pasar atau dibutuhkan
oleh pasar. Tidak terkecuali jurusan statistik dan aktuaria. Dimana ke
depan kedua jurusan ini akan
Indonesia sekarang ini
menjadi primoda karena masyarakat
kesadaran dan minatnya untuk berasuransi
sedang kondisi tren peningkatan. Apalagi menurut survei AC Nelson
pada 2020 terdapat 400 juta penduduk Asean yang masuk dalam middleincome-class dengan membelanjakan uang sebesar USD 16-100 per
hari. Jumlah kelas menengah yang semakin besar memberikan kepastian
dari sisi permintaan ( Firmansyah, dalam Sindo, 27 April 2015).
Kesimpulan
Demikianlah bahwa peran Perguruan Tinggi (PT) guna
peran Statistik dan Aktuaria untuk Merivatalisasi
dan Dana Pensiun
meningkatkan
Industri Asuransi
dalam era MEA ke depan demikian krusial dengan
tantangan dan peluang di dalamnya yang kalau tidak disikapi secara
bijak justru akan
menggerus potensi yang ada di dalam perguruan
Tinggi dalam negeri karena nantinya akan ada PT luar negeri yang
datang ke Indonesia. Padahal potensi
perguruan
di Indonesia untuk
membuka jurusan statistik dan Aktuaria guna merevitalisasi Industri
Asuransi dan pensiun demikian luas karena antara lulusan dan kebutuan
pasar yang demikian tidak berimbang ( kecilnya lulusan).
Daftar Pustaka
BUKU
1. Jujun S, Suriasumantri. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta.YOI.1994
2. Sigma, Jurus Pintar Asuransi. Yogyakarta. 2011
3. Abas Salim. Asuransi & Manajemen Resiko. J akarta. PT. Rajawali
Pers. 1998
Artikel
1. Rhenald Kasali, MM Aktuaria , Sindo 31 Januari 2015
2. Firmansyah, Go Asean. Sindo 27 April 2015
3. Suharto. Ekonomi Zona Nyaman. Koran Kedaulan Rakyat. 13 April
2015
Majalah
majalah Humanitarian Initiative, Maret 2015
Website
http://banpt.blogspot.com/2013/02/akreditasi-statistika-2013.html. diakses 13
April 2015