Implementasi Ketentuan Tentang Penyidik Independen Komisi Pemberantasan Korupsi Di.

IMPLEMENTASI KETENTUAN TENTANG PENYIDIK INDEPENDEN
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DIKAITKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NO 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI
PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM UPAYA PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
Abstrak
Fajar Aulia
110110080123
Implementasi ketentuan anggota penyidik KPK menurut Pasal 45
ayat (1) terhadap pembentukan penyidik independen merupakan sebuah
kewenangan KPK sebagai lembaga independen dalam upaya
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Di dalam praktiknya, penyidik
KPK selama ini berasal dari Kepolisian dan Kejaksaan yang selanjutnya
diatur mengenai masa penugasan menurut Peraturan Pemerintah No. 63
Tahun 2005 jo. Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2012. Efektivitas
penyidik independen dalam upaya pemberantasan tindak pidan korupsi
dikaitkan dengan UU KPK.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
implementasi dari pasal 45 ayat (1) UU No 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam proses rekrutmen penyidik independen
oleh KPK dikaitkan dengan pembentukan penyidik sendiri diluar dari

penyidik yang berasal dari Kepolisian dan Kejaksaan, serta Untuk
mengetahui dan memahami pengaruh pembentukan penyidik independen
terhadap efektivitas pelaksanaan pemberantasan tindak pidana korupsi di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis
yaitu menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh berupa data
sekunder dan didukung oleh data primer yang berkaitan dengan faktafakta yang berkaitan dengan implementasi ketentuan tentang penyidik
independen pada komisi pemberantasan korupsi dikaitkan dengan UU No
30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Metode
pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, serta tahap penelitian
terdiri dari penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama urgensi
implementasi pasal 45 ayat (1) UU KPK terkait pembentukan penyidik
independen telah melanggar asas derogat lex specialis derogat lex
generali terhadap KUHAP yang bersifat lebih umum. Terkecuali apabila
perekrutan penyidik independen tersebut dilakukan terhadap pegawai
negeri sipil yang berada di dalam lingkungan interen KPK., dan kedua
Efektivitas penyidik independen dalam upaya pemberantasan korupsi
akan mencerminkan tercapainya tujuan dari UU KPK, oleh karena itu
pembentukan penyidik independen akan lebih profesional dan
memfokuskan konsentrasi pemberantasan yang bersih dari intervensi

pihak lain seperti yang disebutkan Pasal 3 UU KPK.

iv