PENGARUH THRUST MANIPULATION THORACIC SPINE DAN STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Thrust Manipulation Thoracic Spine Dan Stretching Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Leher Pasien Dengan Nyeri Leher.
PENGARUH THRUST MANIPULATION THORACIC SPINE
DAN STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN FUNGSI LEHER PASIEN DENGAN NYERI
LEHER
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Dalam
Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi
Disusun oleh:
YAYUK KUSMAWATI
J110100022
PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi Ilmiah Dengan Judul Pengaruh Thrust Manipulation Thoracic
Spine Dan Stretching terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Leher Pasien
dengan Nyeri Leher
Naskah Publikasi Ilmiah ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk di
Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh:
Yayuk Kusmawati
J 110 100 022
Pembimbing I
Pembimbing II
Umi Budi Rahayu, S.Fis.M.Kes
Wahyuni, S.Fis.M.Kes
Mengetahui,
Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS
(Isnaini Herawati, S.Fis.M.Sc)
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Yayuk Kusmawati
NIM
: J 110 100 022
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Kesehatan/ Diploma IV Fisioterapi
Jenis Penelitian
: Skripsi
Judul
: Pengaruh Thrust Manipulation Thoracic Spine Dan
Stretching terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Leher
Pasien dengan Nyeri Leher
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengambangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan,
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistriibusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta,
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 17 Juli 2014
Yang Menyatakan
(Yayuk Kusmawati)
“PENGARUH THRUST MANIPULATION THORACIC SPINE DAN
STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI
LEHER PASIEN DENGAN NYERI LEHER”
Yayuk Kusmawati
Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Leher melakukan fungsi paling penting dalam menyangga
kepala dan memungkinkan gerakan leher sepenuhnya sekaligus melindungi
sumsum tulang belakang yang halus. Nyeri leher adalah kejadian umum dengan
kejadian seumur hidup mulai dari 22% sampai 70%. Lebih dari sepertiga pasien
akan merasakan gejala kronis selama lebih dari 6 bulan lamanya, 3 di antaranya
termasuk masalah kesehatan yang serius. Lebih dari 50% pasien sakit leher
dirujuk ke fisioterapi. Prevalensi puncak pada usia pertengahan. Faktor risiko
meliputi pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama
dengan posisi leher fleksi, merokok, dan sebelumnya pernah mengalami cedera
leher/bahu.
Tujuan Penelitian: mengetahui pengaruh terapi thrust manipulasi thoracic spine
dan stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri
leher dan beda pengaruh terapi thrust manipulasi thoracic spine dan stretching
terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher .
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasi
Experiment dengan pendekatan two group pre test dan post test selama 4 minggu
dengan dosis 2 kali dalam seminggu terhadap peningkatan kemampuan fungsi
leher pada nyeri leher dengan analisa data dengan uji wilcoxon dan uji mann
whitney.
Hasil Penelitian: Pemberian thrust manipulation thoracic spine dan strecthing
sebelum dan sesudah didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji beda pengaruh
antara thrust manipulation thoracic spine dan stretching di peroleh p-value 0,750,
sehingga disimpulkan tidak ada beda pengaruh antara pemberian thrust
manipulation thoracic spine dan stretching.
Kesimpulan: Thrust manipulation thoracic spine dan stretching terbukti dapat
meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher. Thrust
manipulation thoracic spine lebih efektif meningkatkan kemampuan fungsi leher
pasien dengan nyeri leher dibandingkan stretching.
Kata Kunci: Nyeri Leher, Thrust Manipulation Thoracic Spine, Stretching, Neck
Disability Indeks.
PENDAHULUAN
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,
telah diwujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan
ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia
akibat jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung
lebih cepat (Bandiyah, 2009).
Leher (tulang cervikal) melakukan fungsi paling penting dalam
menyangga kepala dan memungkinkan gerakan leher sepenuhnya sekaligus
melindungi sumsum tulang belakang yang halus. Tulang leher terdiri atas tujuh
tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing tulang.
Setiap kali mengangguk atau menggelengkan kepala, vertebra dan cakram bekerja
sama sehingga leher dapat bergerak. Otot pada bagian punggung dan bahu atas
melekat pada tulang leher ini (IOG, 2011).
Sakit leher adalah kejadian umum dengan kejadian seumur hidup
mulai dari 22% sampai 70%. Lebih dari sepertiga pasien akan merasakan gejala
kronis selama lebih dari 6 bulan lamanya, 3 di antaranya termasuk masalah
kesehatan yang serius. Lebih dari 50% pasien dengan sakit leher dirujuk untuk
fisioterapi.
Prevalensi puncak pada usia pertengahan. Faktor risiko meliputi
pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dengan
posisi leher fleksi (menekuk ke depan), merokok, dan sebelumnya pernah
mengalami cedera leher/bahu (Cleland, 2007).
Fisioterapi mempunyai peran penting dalam pengembalian gerak dan
fungsi. Dengan menggunakan modalitas fisioterapi diharapkan dapat membantu
dalam proses rehabilitasi sehingga masalah yang di alami oleh penderita dapat
ditangani. Salah satu modalitas fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan seperti gangguan kemampuan fungsi leher adalah dengan terapi
thrust manipulation thoracic spine dan stretching.
Nyeri leher dapat mengganggu aktivitas seseorang disebabkan rasa sakit
yang dapat mengganggu kemampuan fungsi leher seperti bekerja, membaca,
berkonsentrasi, mengendarai kendaraan, berolahraga atau rekreasi bahkan
seseorang yang mengalami nyeri leher juga dapat mengalami kesulitan tidur.
Dalam kasus ini diharapkan fisioterapi mempunyai peran dalam membantu
mengembalikan kemampuan fungsi leher pasien. Karena bila tidak dilakukan atau
diberi tindakan fisioterapi, maka akan timbul masalah baru yaitu (1) adanya
kontraktur otot otot leher, (2) penurunan nilai kekuatan otot, (3) adanya spasme
otot-otot pada ektremitas, (4) adanya gangguan postural.
TUJUAN
Untuk memperdalam pengetahuan tentang pengaruh terapi thrust
manipulasi thoracic spine dan stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi
leher pasien dengan nyeri leher.
METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014. Penelitian dilakukan karena
pekerjaan para pekerja di Konveksi Star, Jaten Karanganyar adalah statis dengan
posisi duduk dalam waktu yang lama sehingga kecenderungan dapat
menyebabkan timbulnya nyeri pada leher sehingga menggangu aktivitas
fungsionalnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasi
Experiment dengan pendekatan two group pre test dan post test dengan tujuan
untuk mengetahui manfaat pemberian terapi thrust manipulationi thoracic spine
dan stretching selama 4 minggu terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher
pada nyeri leher. Sample dalam penelitian berjumlah 10 orang dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling di mana peneliti memilih sample
memenuhi kriteria insklusi pada populasi dan menggunakan teknik Random untuk
pembagian intervensi pada sampel.
KERANGKA TEORI
Thrust manipulation thoracic spine
adalah suatu gerakan pasif,
berkecepatan tinggi, dengan amplitudo kecil yang diterapkan pada gerakan dan
tidak melampaui batas lingkup gerak sendi normal dengan maksud untuk
mengembalikan gerak optimal, fungsi, dan atau untuk mengurangi rasa sakit
(IFOMPT, 2012).
Stretching adalah latihan fisik yang merengangkan sekumpulan otot agar
mendapatkan otot yang elastis dan nyaman yang biasanya dilakukan sebelum atau
sesudah olahraga. Stretching juga merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan setiap manuver terapi yang dirancang untuk meningkatkan
pemanjangan jaringan lunak, dengan demikian meningkatkan fleksibilitas dengan
memperpanjang struktur yang adaptif diperpendek dan telah menjadi hypomobile
dari waktu ke waktu (Kisner, 2007).
Intensitas dari kekuatan peregangan (stretching) ditentukan oleh beban
ditempatkan pada jaringan lunak dengan intensitas rendah. stretching dengan
intensitas rendah dan tinggi membuat peregangan manuver lebih nyaman bagi
pasien dan meminimalkan otot bantu sehingga pasien dapat tetap rileks atau
membantu dengan peregangan manuver. Intensitas rendah ditambah dengan
durasi panjang untuk peregangan menghasilkan peningkatan ROM yang optimal
tanpa mengekspos jaringan, saat diberikan imobilisasi, pemberian beban yang
berlebihan dapat memicu potensial untuk terjadinya cedera. Intensitas rendah
juga telah menunjukkan
untuk memanjangkan jaringan ikat padat
yaitu
komponen penting dari otot yang mengalami kontraktur lama. Stretching dengan
intensitas rendah lebih efektif dalam mengurangi kerusakan jaringan lunak dan
nyeri dari pada stretching dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan pengukuran Neck Disability Indeks (NDI) kemampuan fungsi
leher terdiri dari tidak adanya rasa nyeri, perawatan diri, membaca, tidak adanya
nyeri kepala, konsentrasi, bekerja, menyetir, tidur, dan rekreasi. NDI telah
menjadi instrumen standar untuk mengukur ketidakmampuan karena sakit leher
dan digunakan oleh para peneliti (Frank, 2013). Cara pengukurannya yaitu
masing-masing dari 10 item yang ada mempunyai skor dari 0-5 sesuai urutan
pilihan. Oleh karena itu, nilai maksimum (nilai normal) adalah 50 skor yang
diperoleh dapat dikalikan dengan 2 untuk menghasilkan persentase skor (Frank,
2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji Wilcoxon pada hasil pre test dan post test thrust
manipulation
thoracic
spine
menunjukan bahwa dari kelompok thrust
manipulation thoracic spine ada pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
fungsi leher pasien dengan nyeri leher karena nilai p = 0,042 yang berarti nilai p <
0,05.
Nyeri leher yang seringkali dirasakan oleh para penjahit di Konveksi Star
pada akhirnya menyebabkan penurunan kemampuan fungsi leher sehingga para
penjahit mengalami keterbatasan dalam aktivitasnya sehari-hari. Solusi yang
dapat diberikan untuk nyeri leher adalah salah satunya thrust manipulation
thoracic spine yang mana mempunyai efek dalam mengurangi nyeri dan
meningkatkan kemampuan fungsi leher.
Penguncian akut pada sendi facet adalah suatu kondisi dengan tiba-tiba
kehilangan mobilitas sendi yang sering disebabkan oleh peristiwa nontraumatic.
Sendi yang cenderung untuk mengunci memiliki meniscoids. Mekanisme
penguncian melibatkan baik penjeratan meniscoid di sebuah tempat di tulang
rawan artikular Struktur meniscoid intracapsular yang hadir dalam sendi facet
tulang belakang. Facet meniscoids diyakini mampu menjadi perangkap antara dua
permukaan facet, menyebabkan permukaan sendi mengunci, yang berhubungan
dengan nyeri dengan gerakan ke bawah dan beban pada sendi facet. Teknik
manipulasi dengan metode teknik manipulasi sendi atau isometrik yang secara
teoritis menarik facet kapsul sendi sisi lateral diyakini untuk menghilangkan
gejala, dan pasien menunjukkan peningkatan langsung dalam gerak sendi dan
mengurangi nyeri pada gerakan lehernya. Saat nyeri berkurang dan gerakan yang
terjadi meluas, maka peningkatan aktivitas fisik akan mengalami peningkatan
yang signifikan (Olson, 2009).
Stretching adalah latihan fisik yang merengangkan sekumpulan otot agar
mendapatkan otot yang elastis dan nyaman yang biasanya dilakukan sebelum atau
sesudah olahraga. Stretching juga merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan setiap manuver terapi yang dirancang untuk meningkatkan
pemanjangan jaringan lunak, dengan demikian meningkatkan fleksibilitas dengan
memperpanjang struktur yang adaptif diperpendek dan telah menjadi hypomobile
dari waktu ke waktu (Kisner, 2007).
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada pre test dan post test
stretching menunjukan bahwa dari kelompok stretching ada pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher karena nilai p =
0,042 yang berarti nilai p < 0,05. Hal ini diperkuat dari teori bahwa stretching
dapat mengurangi nyeri leher dan meningkatkan kemampuan fungsi leher sesuai
dengan mekanismenya.
Ketika otot ditarik dan memanjang, kekuatan peregangan ditransmisikan
ke serat serta otot melalui jaringan ikat (endomysium dan perimysium) di dalam
dan di sekitar serat. Ini adalah dugaan bahwa interaksi antar molekul
menghubungkan eleman noncontractile ke unit kontraktil otot selama peregangan
pasif baik longitudinal maupan lateral dengan kekuatan transduksi occurs. Ketika
pemanjangan awal terjadi pada elastisitas jaringan ikat, ketegangan meningkat
tajam dan filamen filamen otot terpisah terjadi pemanjangan tiba tiba pada
sarcormer. Ketika gaya peregangan dilepaskan sarcomer kembali istirahat. Dari
proses pemanjangan dan pemendekan akan mempengaruhi sifat salah satu otot
yaitu elastisitas otot yang bertambah. Jika elastisitas dapat kembali maka
pergerakan pada otot akan lebih luas (Kisner, 2012).
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney test antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, didapatkan nilai p-value 0,750 sehingga tidak ada perbedaan
pengaruh antara kelompok thrust manipulation thoracic spine dan kelompok
stretching karena nilai p-value > 0,05. Berdasarkan statistik dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan skor peningkatan
kemampuan fungsi leher kelompok ekperimental thrust manipulation thoracic
spine dengan perubahan skor peningkatan kemampuan fungsi leher kelompok
stretching setelah dan sebelum diberikan perlakuan terapi. Hasil ini sesuai dengan
teori, di mana thrust manipulation thoracic spine dan stretching dapat
meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher.
Berdasarkan hasil uji skor didapatkan hasil nilai rata rata thrust
manipulation thoracic spine lebih besar dibandingkan nilai rata rata stretching.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa thrust manipulation thoracic spine lebih lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan permasalahan
pada facet join sedangkan stretching juga efektif dalam meningkatkan
kemampuan fungsi leher pasien dengan permasalahan pada otot yang mengalami
ketegangan yang mana sesuai dengan teori dan pada penelitian tahun 2007
mengatakan bahwa thrust manipulation thoracic spine lebih efektif dibandingkan
latihan lainnya untuk mengurangi nyeri leher maupun meningkatkan kualitas leher
pada seseorang. Hal ini diperkuat dengan pemberian thrust manipulation thoracic
spine langsung ke permasalahan facet join pasien dan mempunyai efek stretch di
dalamnya, sedangkan perlakuan stretching murni peregangan pada otot-otot yang
mengalami ketegangan (Cleland, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari analisa data dan perhitungan uji statistik, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh thrust manipulation thoracic spine dan
stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri
leher, dan thrust manipulation thoracic spine lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan fungsi leher pasien dengan nyaeri leher.
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: Disarankan bagi responden untuk
sering melakukan peregangan saat bekerja agar tidak selalu statis dalam bekerja,
Disarankan bagi responden untuk sering berolahraga terutama senam leher untuk
mengurangi nyeri lehernya. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperkuat hasil
penelitian ini, disarankan dilakukan penelitian lanjut dengan menambah jumlah
sample dan menambah waktu penelitian dan disarankan tehnik dan durasi lain
yang bisa digunakan dalam peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan
nyeri leher.
DAFTAR PUSTAKA
Anna. 2010. aktifitas fungsional & terapi rekreasi. Diakses tanggal 12 Desember
2013. Pukul 15.00
http://ann8110.blogspot.com/2010/05/aktifitas-fungsional-terapirekreasi.html
Bandiyah, 2009. Indonesia Sehat 2009. Surabaya: Griyalis.
Bernad. 2008. Total Kesehatan Anda.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013 .
Pukul 15.20.
http://www.totalkesehatananda.com/neckpain1.html
Cleland A Joshua, Childs D John. 2006 . Patient EducationUse of Thoracic Spine
Manipulation, Exercise, and Treatment of a Subgroup of Patients With
Neck Pain: Development of a Clinical Prediction Rule for Guiding .
PHYS THER. 2007; 87:9-23.
Cleland A Joshua, Gllyn Paul. 2007. Clinical TrialSpine in Patients With Neck
Pain: A Randomized Mobilization/Manipulation Directed at the
Thoracic Short-Term Effects of Thrust Versus Nonthrust. PHYS THER.
2007; 87:431-440.
Cleland A Joshua, E Paul. 2010. Randomized Clinical Trial Cervical Range of
Motion Exercise: Multi-Center Thoracic Spine Thrust Manipulation and
a General Patients With Neck Pain Likely to Benefit From Examination
of a Clinical Prediction Rule to Identify. PHYS THER. 2010; 90:12391250.
Holmes, Bruce. 2013.Pengertian Peregangan (Stretching) dan Melakukannya
dengan Benar. Diakses tanggal 12 Desember 2013 . Pukul 15.00.
http://aboutbeladiri.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-melakukanstretching-dengan-benar.html.
IFOMPT, 2010. IFOMPT provides world-wide promotion of excellence and unity
in clinical and academic standards for manual/musculoskeletal
physiotherapists. Diakses tanggal 20 November 2013. Pukul 16.00.
http://www.ifompt.com/
Island Orthopedic Group. 2011. Nyeri leher. Diakses tanggal 20 November 2013.
Pukul 16.00.
http://Nyeri-Leher-«-Island-Orthopaedic-Consultants.html
Jones, Staecy. 2012. Spinal Manipulations. Diakses tanggal 16 Desember 2013 .
Pukul 17.10
http://www.physio-pedia.com/Spinal_Manipulation
Kisner, carolyne. 2007. Therapeutic Excercise. Colombus: David Plus
Lee, Bernad. 2010. Jangan Sepelekan Nyeri Leher!. Diakses tanggal 16
Desember 2013 . Pukul 17.25
http://health.kompas.com/read/2010/08/26/08404098/Jangan.Sepelekan.
Nyeri.Leher
M, Frank. 2013. Scoring Oswestry or the Neck Disability Index. Diakses tanggal
21 Januari 2014 . Pukul 14.00
http://www.chiro.org/LINKS/OUTCOME/Painter_1.shtml
Makosfky,W Howard. 2010. Spinal Manual Therapy an Introduction to Soft
tissue mobilization, Spinal manipulation, Therapeutic and Home
Excercise. America: Slack Incorporated.
Mun Cheung lau, Herman. 2010. The Effectiviness of Thoracic Manipulation on
Patients with Cronic Menanical Neck Pain. Hongkong: Elsevier.
Olson, A Kenneth. 2010. Manual Physical Therapy of the Spine. China: Saunders
Elsevier
Samara, Diana. 2007. Nyeri Muskuloskeletal pada Leher Pekerja dengan Posisi
Pekerjaan yang Statis. Jakarta: Universa Medicina
Sulistyo, Priyo. 2010. Senam Atasi Nyeri Leher . Diakses tanggal 20 Desember
2013 . Pukul 19.00
http://mardhotillah-islamic-deepfeeling.blogspot.com/2010/02/senamatasi-nyeri-leher.html
Tulaar, Angela B.M. 2008. Nyeri Leher dan Punggung. Jakarta : Maj Kedokt
Indon.
DAN STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN FUNGSI LEHER PASIEN DENGAN NYERI
LEHER
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Dalam
Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi
Disusun oleh:
YAYUK KUSMAWATI
J110100022
PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi Ilmiah Dengan Judul Pengaruh Thrust Manipulation Thoracic
Spine Dan Stretching terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Leher Pasien
dengan Nyeri Leher
Naskah Publikasi Ilmiah ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk di
Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh:
Yayuk Kusmawati
J 110 100 022
Pembimbing I
Pembimbing II
Umi Budi Rahayu, S.Fis.M.Kes
Wahyuni, S.Fis.M.Kes
Mengetahui,
Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS
(Isnaini Herawati, S.Fis.M.Sc)
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Yayuk Kusmawati
NIM
: J 110 100 022
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Kesehatan/ Diploma IV Fisioterapi
Jenis Penelitian
: Skripsi
Judul
: Pengaruh Thrust Manipulation Thoracic Spine Dan
Stretching terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsi Leher
Pasien dengan Nyeri Leher
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengambangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan,
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistriibusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta,
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 17 Juli 2014
Yang Menyatakan
(Yayuk Kusmawati)
“PENGARUH THRUST MANIPULATION THORACIC SPINE DAN
STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI
LEHER PASIEN DENGAN NYERI LEHER”
Yayuk Kusmawati
Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Leher melakukan fungsi paling penting dalam menyangga
kepala dan memungkinkan gerakan leher sepenuhnya sekaligus melindungi
sumsum tulang belakang yang halus. Nyeri leher adalah kejadian umum dengan
kejadian seumur hidup mulai dari 22% sampai 70%. Lebih dari sepertiga pasien
akan merasakan gejala kronis selama lebih dari 6 bulan lamanya, 3 di antaranya
termasuk masalah kesehatan yang serius. Lebih dari 50% pasien sakit leher
dirujuk ke fisioterapi. Prevalensi puncak pada usia pertengahan. Faktor risiko
meliputi pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama
dengan posisi leher fleksi, merokok, dan sebelumnya pernah mengalami cedera
leher/bahu.
Tujuan Penelitian: mengetahui pengaruh terapi thrust manipulasi thoracic spine
dan stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri
leher dan beda pengaruh terapi thrust manipulasi thoracic spine dan stretching
terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher .
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasi
Experiment dengan pendekatan two group pre test dan post test selama 4 minggu
dengan dosis 2 kali dalam seminggu terhadap peningkatan kemampuan fungsi
leher pada nyeri leher dengan analisa data dengan uji wilcoxon dan uji mann
whitney.
Hasil Penelitian: Pemberian thrust manipulation thoracic spine dan strecthing
sebelum dan sesudah didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji beda pengaruh
antara thrust manipulation thoracic spine dan stretching di peroleh p-value 0,750,
sehingga disimpulkan tidak ada beda pengaruh antara pemberian thrust
manipulation thoracic spine dan stretching.
Kesimpulan: Thrust manipulation thoracic spine dan stretching terbukti dapat
meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher. Thrust
manipulation thoracic spine lebih efektif meningkatkan kemampuan fungsi leher
pasien dengan nyeri leher dibandingkan stretching.
Kata Kunci: Nyeri Leher, Thrust Manipulation Thoracic Spine, Stretching, Neck
Disability Indeks.
PENDAHULUAN
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,
telah diwujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan
ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia
akibat jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung
lebih cepat (Bandiyah, 2009).
Leher (tulang cervikal) melakukan fungsi paling penting dalam
menyangga kepala dan memungkinkan gerakan leher sepenuhnya sekaligus
melindungi sumsum tulang belakang yang halus. Tulang leher terdiri atas tujuh
tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing tulang.
Setiap kali mengangguk atau menggelengkan kepala, vertebra dan cakram bekerja
sama sehingga leher dapat bergerak. Otot pada bagian punggung dan bahu atas
melekat pada tulang leher ini (IOG, 2011).
Sakit leher adalah kejadian umum dengan kejadian seumur hidup
mulai dari 22% sampai 70%. Lebih dari sepertiga pasien akan merasakan gejala
kronis selama lebih dari 6 bulan lamanya, 3 di antaranya termasuk masalah
kesehatan yang serius. Lebih dari 50% pasien dengan sakit leher dirujuk untuk
fisioterapi.
Prevalensi puncak pada usia pertengahan. Faktor risiko meliputi
pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dengan
posisi leher fleksi (menekuk ke depan), merokok, dan sebelumnya pernah
mengalami cedera leher/bahu (Cleland, 2007).
Fisioterapi mempunyai peran penting dalam pengembalian gerak dan
fungsi. Dengan menggunakan modalitas fisioterapi diharapkan dapat membantu
dalam proses rehabilitasi sehingga masalah yang di alami oleh penderita dapat
ditangani. Salah satu modalitas fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan seperti gangguan kemampuan fungsi leher adalah dengan terapi
thrust manipulation thoracic spine dan stretching.
Nyeri leher dapat mengganggu aktivitas seseorang disebabkan rasa sakit
yang dapat mengganggu kemampuan fungsi leher seperti bekerja, membaca,
berkonsentrasi, mengendarai kendaraan, berolahraga atau rekreasi bahkan
seseorang yang mengalami nyeri leher juga dapat mengalami kesulitan tidur.
Dalam kasus ini diharapkan fisioterapi mempunyai peran dalam membantu
mengembalikan kemampuan fungsi leher pasien. Karena bila tidak dilakukan atau
diberi tindakan fisioterapi, maka akan timbul masalah baru yaitu (1) adanya
kontraktur otot otot leher, (2) penurunan nilai kekuatan otot, (3) adanya spasme
otot-otot pada ektremitas, (4) adanya gangguan postural.
TUJUAN
Untuk memperdalam pengetahuan tentang pengaruh terapi thrust
manipulasi thoracic spine dan stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi
leher pasien dengan nyeri leher.
METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014. Penelitian dilakukan karena
pekerjaan para pekerja di Konveksi Star, Jaten Karanganyar adalah statis dengan
posisi duduk dalam waktu yang lama sehingga kecenderungan dapat
menyebabkan timbulnya nyeri pada leher sehingga menggangu aktivitas
fungsionalnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasi
Experiment dengan pendekatan two group pre test dan post test dengan tujuan
untuk mengetahui manfaat pemberian terapi thrust manipulationi thoracic spine
dan stretching selama 4 minggu terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher
pada nyeri leher. Sample dalam penelitian berjumlah 10 orang dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling di mana peneliti memilih sample
memenuhi kriteria insklusi pada populasi dan menggunakan teknik Random untuk
pembagian intervensi pada sampel.
KERANGKA TEORI
Thrust manipulation thoracic spine
adalah suatu gerakan pasif,
berkecepatan tinggi, dengan amplitudo kecil yang diterapkan pada gerakan dan
tidak melampaui batas lingkup gerak sendi normal dengan maksud untuk
mengembalikan gerak optimal, fungsi, dan atau untuk mengurangi rasa sakit
(IFOMPT, 2012).
Stretching adalah latihan fisik yang merengangkan sekumpulan otot agar
mendapatkan otot yang elastis dan nyaman yang biasanya dilakukan sebelum atau
sesudah olahraga. Stretching juga merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan setiap manuver terapi yang dirancang untuk meningkatkan
pemanjangan jaringan lunak, dengan demikian meningkatkan fleksibilitas dengan
memperpanjang struktur yang adaptif diperpendek dan telah menjadi hypomobile
dari waktu ke waktu (Kisner, 2007).
Intensitas dari kekuatan peregangan (stretching) ditentukan oleh beban
ditempatkan pada jaringan lunak dengan intensitas rendah. stretching dengan
intensitas rendah dan tinggi membuat peregangan manuver lebih nyaman bagi
pasien dan meminimalkan otot bantu sehingga pasien dapat tetap rileks atau
membantu dengan peregangan manuver. Intensitas rendah ditambah dengan
durasi panjang untuk peregangan menghasilkan peningkatan ROM yang optimal
tanpa mengekspos jaringan, saat diberikan imobilisasi, pemberian beban yang
berlebihan dapat memicu potensial untuk terjadinya cedera. Intensitas rendah
juga telah menunjukkan
untuk memanjangkan jaringan ikat padat
yaitu
komponen penting dari otot yang mengalami kontraktur lama. Stretching dengan
intensitas rendah lebih efektif dalam mengurangi kerusakan jaringan lunak dan
nyeri dari pada stretching dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan pengukuran Neck Disability Indeks (NDI) kemampuan fungsi
leher terdiri dari tidak adanya rasa nyeri, perawatan diri, membaca, tidak adanya
nyeri kepala, konsentrasi, bekerja, menyetir, tidur, dan rekreasi. NDI telah
menjadi instrumen standar untuk mengukur ketidakmampuan karena sakit leher
dan digunakan oleh para peneliti (Frank, 2013). Cara pengukurannya yaitu
masing-masing dari 10 item yang ada mempunyai skor dari 0-5 sesuai urutan
pilihan. Oleh karena itu, nilai maksimum (nilai normal) adalah 50 skor yang
diperoleh dapat dikalikan dengan 2 untuk menghasilkan persentase skor (Frank,
2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji Wilcoxon pada hasil pre test dan post test thrust
manipulation
thoracic
spine
menunjukan bahwa dari kelompok thrust
manipulation thoracic spine ada pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
fungsi leher pasien dengan nyeri leher karena nilai p = 0,042 yang berarti nilai p <
0,05.
Nyeri leher yang seringkali dirasakan oleh para penjahit di Konveksi Star
pada akhirnya menyebabkan penurunan kemampuan fungsi leher sehingga para
penjahit mengalami keterbatasan dalam aktivitasnya sehari-hari. Solusi yang
dapat diberikan untuk nyeri leher adalah salah satunya thrust manipulation
thoracic spine yang mana mempunyai efek dalam mengurangi nyeri dan
meningkatkan kemampuan fungsi leher.
Penguncian akut pada sendi facet adalah suatu kondisi dengan tiba-tiba
kehilangan mobilitas sendi yang sering disebabkan oleh peristiwa nontraumatic.
Sendi yang cenderung untuk mengunci memiliki meniscoids. Mekanisme
penguncian melibatkan baik penjeratan meniscoid di sebuah tempat di tulang
rawan artikular Struktur meniscoid intracapsular yang hadir dalam sendi facet
tulang belakang. Facet meniscoids diyakini mampu menjadi perangkap antara dua
permukaan facet, menyebabkan permukaan sendi mengunci, yang berhubungan
dengan nyeri dengan gerakan ke bawah dan beban pada sendi facet. Teknik
manipulasi dengan metode teknik manipulasi sendi atau isometrik yang secara
teoritis menarik facet kapsul sendi sisi lateral diyakini untuk menghilangkan
gejala, dan pasien menunjukkan peningkatan langsung dalam gerak sendi dan
mengurangi nyeri pada gerakan lehernya. Saat nyeri berkurang dan gerakan yang
terjadi meluas, maka peningkatan aktivitas fisik akan mengalami peningkatan
yang signifikan (Olson, 2009).
Stretching adalah latihan fisik yang merengangkan sekumpulan otot agar
mendapatkan otot yang elastis dan nyaman yang biasanya dilakukan sebelum atau
sesudah olahraga. Stretching juga merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan setiap manuver terapi yang dirancang untuk meningkatkan
pemanjangan jaringan lunak, dengan demikian meningkatkan fleksibilitas dengan
memperpanjang struktur yang adaptif diperpendek dan telah menjadi hypomobile
dari waktu ke waktu (Kisner, 2007).
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada pre test dan post test
stretching menunjukan bahwa dari kelompok stretching ada pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher karena nilai p =
0,042 yang berarti nilai p < 0,05. Hal ini diperkuat dari teori bahwa stretching
dapat mengurangi nyeri leher dan meningkatkan kemampuan fungsi leher sesuai
dengan mekanismenya.
Ketika otot ditarik dan memanjang, kekuatan peregangan ditransmisikan
ke serat serta otot melalui jaringan ikat (endomysium dan perimysium) di dalam
dan di sekitar serat. Ini adalah dugaan bahwa interaksi antar molekul
menghubungkan eleman noncontractile ke unit kontraktil otot selama peregangan
pasif baik longitudinal maupan lateral dengan kekuatan transduksi occurs. Ketika
pemanjangan awal terjadi pada elastisitas jaringan ikat, ketegangan meningkat
tajam dan filamen filamen otot terpisah terjadi pemanjangan tiba tiba pada
sarcormer. Ketika gaya peregangan dilepaskan sarcomer kembali istirahat. Dari
proses pemanjangan dan pemendekan akan mempengaruhi sifat salah satu otot
yaitu elastisitas otot yang bertambah. Jika elastisitas dapat kembali maka
pergerakan pada otot akan lebih luas (Kisner, 2012).
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney test antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, didapatkan nilai p-value 0,750 sehingga tidak ada perbedaan
pengaruh antara kelompok thrust manipulation thoracic spine dan kelompok
stretching karena nilai p-value > 0,05. Berdasarkan statistik dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan skor peningkatan
kemampuan fungsi leher kelompok ekperimental thrust manipulation thoracic
spine dengan perubahan skor peningkatan kemampuan fungsi leher kelompok
stretching setelah dan sebelum diberikan perlakuan terapi. Hasil ini sesuai dengan
teori, di mana thrust manipulation thoracic spine dan stretching dapat
meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri leher.
Berdasarkan hasil uji skor didapatkan hasil nilai rata rata thrust
manipulation thoracic spine lebih besar dibandingkan nilai rata rata stretching.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa thrust manipulation thoracic spine lebih lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan fungsi leher pasien dengan permasalahan
pada facet join sedangkan stretching juga efektif dalam meningkatkan
kemampuan fungsi leher pasien dengan permasalahan pada otot yang mengalami
ketegangan yang mana sesuai dengan teori dan pada penelitian tahun 2007
mengatakan bahwa thrust manipulation thoracic spine lebih efektif dibandingkan
latihan lainnya untuk mengurangi nyeri leher maupun meningkatkan kualitas leher
pada seseorang. Hal ini diperkuat dengan pemberian thrust manipulation thoracic
spine langsung ke permasalahan facet join pasien dan mempunyai efek stretch di
dalamnya, sedangkan perlakuan stretching murni peregangan pada otot-otot yang
mengalami ketegangan (Cleland, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari analisa data dan perhitungan uji statistik, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh thrust manipulation thoracic spine dan
stretching terhadap peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan nyeri
leher, dan thrust manipulation thoracic spine lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan fungsi leher pasien dengan nyaeri leher.
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: Disarankan bagi responden untuk
sering melakukan peregangan saat bekerja agar tidak selalu statis dalam bekerja,
Disarankan bagi responden untuk sering berolahraga terutama senam leher untuk
mengurangi nyeri lehernya. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperkuat hasil
penelitian ini, disarankan dilakukan penelitian lanjut dengan menambah jumlah
sample dan menambah waktu penelitian dan disarankan tehnik dan durasi lain
yang bisa digunakan dalam peningkatan kemampuan fungsi leher pasien dengan
nyeri leher.
DAFTAR PUSTAKA
Anna. 2010. aktifitas fungsional & terapi rekreasi. Diakses tanggal 12 Desember
2013. Pukul 15.00
http://ann8110.blogspot.com/2010/05/aktifitas-fungsional-terapirekreasi.html
Bandiyah, 2009. Indonesia Sehat 2009. Surabaya: Griyalis.
Bernad. 2008. Total Kesehatan Anda.com. Diakses tanggal 12 Desember 2013 .
Pukul 15.20.
http://www.totalkesehatananda.com/neckpain1.html
Cleland A Joshua, Childs D John. 2006 . Patient EducationUse of Thoracic Spine
Manipulation, Exercise, and Treatment of a Subgroup of Patients With
Neck Pain: Development of a Clinical Prediction Rule for Guiding .
PHYS THER. 2007; 87:9-23.
Cleland A Joshua, Gllyn Paul. 2007. Clinical TrialSpine in Patients With Neck
Pain: A Randomized Mobilization/Manipulation Directed at the
Thoracic Short-Term Effects of Thrust Versus Nonthrust. PHYS THER.
2007; 87:431-440.
Cleland A Joshua, E Paul. 2010. Randomized Clinical Trial Cervical Range of
Motion Exercise: Multi-Center Thoracic Spine Thrust Manipulation and
a General Patients With Neck Pain Likely to Benefit From Examination
of a Clinical Prediction Rule to Identify. PHYS THER. 2010; 90:12391250.
Holmes, Bruce. 2013.Pengertian Peregangan (Stretching) dan Melakukannya
dengan Benar. Diakses tanggal 12 Desember 2013 . Pukul 15.00.
http://aboutbeladiri.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-melakukanstretching-dengan-benar.html.
IFOMPT, 2010. IFOMPT provides world-wide promotion of excellence and unity
in clinical and academic standards for manual/musculoskeletal
physiotherapists. Diakses tanggal 20 November 2013. Pukul 16.00.
http://www.ifompt.com/
Island Orthopedic Group. 2011. Nyeri leher. Diakses tanggal 20 November 2013.
Pukul 16.00.
http://Nyeri-Leher-«-Island-Orthopaedic-Consultants.html
Jones, Staecy. 2012. Spinal Manipulations. Diakses tanggal 16 Desember 2013 .
Pukul 17.10
http://www.physio-pedia.com/Spinal_Manipulation
Kisner, carolyne. 2007. Therapeutic Excercise. Colombus: David Plus
Lee, Bernad. 2010. Jangan Sepelekan Nyeri Leher!. Diakses tanggal 16
Desember 2013 . Pukul 17.25
http://health.kompas.com/read/2010/08/26/08404098/Jangan.Sepelekan.
Nyeri.Leher
M, Frank. 2013. Scoring Oswestry or the Neck Disability Index. Diakses tanggal
21 Januari 2014 . Pukul 14.00
http://www.chiro.org/LINKS/OUTCOME/Painter_1.shtml
Makosfky,W Howard. 2010. Spinal Manual Therapy an Introduction to Soft
tissue mobilization, Spinal manipulation, Therapeutic and Home
Excercise. America: Slack Incorporated.
Mun Cheung lau, Herman. 2010. The Effectiviness of Thoracic Manipulation on
Patients with Cronic Menanical Neck Pain. Hongkong: Elsevier.
Olson, A Kenneth. 2010. Manual Physical Therapy of the Spine. China: Saunders
Elsevier
Samara, Diana. 2007. Nyeri Muskuloskeletal pada Leher Pekerja dengan Posisi
Pekerjaan yang Statis. Jakarta: Universa Medicina
Sulistyo, Priyo. 2010. Senam Atasi Nyeri Leher . Diakses tanggal 20 Desember
2013 . Pukul 19.00
http://mardhotillah-islamic-deepfeeling.blogspot.com/2010/02/senamatasi-nyeri-leher.html
Tulaar, Angela B.M. 2008. Nyeri Leher dan Punggung. Jakarta : Maj Kedokt
Indon.