ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Non Hemoragic Di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN:
STROKE NON HEMORAGIC DI RUANG GLADIOL ATAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
ANISA NUR WAKHIDAH
J.200.120.048
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN:
STROKE NON HEMORAGIC DI RUANG GLADIOL ATAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
(Anisa Nur Wakhidah, 2015, 96 halaman)
ABSTRAK
Latar Belakang : Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
infark miokard dan kanker serta penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia.
Dampak stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga
dan masyarakat disekitarnya. Penelitian memperlihatkan bahwa kejadian stroke
terus meningkat di berbagai negara berkembang (termasuk Indonesia). Pada
kenyataannya, banyak klien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan yang
sudah jauh menurun dan stroke merupakan penyakit yang memerlukan perawatan
dan penanganan yang cukup lama.
Tujuan : Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non
hemoragik yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
Metode : Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu dengan melakukan
asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik mulai dari pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien
dengan stroke non hemoragik masalah resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral, kerusakan mobilitas fisik, dan hambatan komunikasi verbal teratasi
sebagian dan intervensi harus dilanjutkan.
Kesimpulan : Ketiga masalah keperawatan teratasi sebagian, sehingga
membutuhkan perawatan lebih lanjut dan kerjasama dengan tim medis lain,
pasien, serta keluarga yang sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
keperawatan.
Kata kunci : stroke non hemoragik, perfusi serebral, hambatan mobilitas,
gangguan komunikasi.
NURSING CARE TO Mr. W
WITH NEUROLOGIC SYSTEM PROBLEM:
NON HEMORRHAGIC STROKE IN GLADIOLUS WARD
REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF SUKOHARJO
(Anisa Nur Wakhidah, 2015, 96 page)
ABSTRACT
Background : Stroke is the third cause of death after myocardial infarction and
cancer as well as the number one cause of disability worldwide. The impact of
stroke is not only felt by the patient, but also by the family and the surrounding
community. Research shows that the incidence of stroke continues to rise in many
developing countries (including Indonesia). In fact, many clients who come to the
hospital in a state that is already much reduced and the stroke is a disease that
requires care and treatment long enough.
Aim of research :To implement nursing care in patients with non-hemorrhagic
stroke that include assessment, intervention, implementation and evaluation of
nursing.
Methods : The method used is a case study, namely by performing nursing care
in patients with non-hemorrhagic stroke ranging from assessment, intervention,
implementation and evaluation of nursing.
Results : After 3x24-hour nursing care for patients with non-hemorrhagic stroke
risk concerns the ineffectiveness of cerebral tissue perfusion, damage to physical
mobility and verbal communication barriers partially resolved and interventions
should be continued.
Conclusion : These three nursing problems resolved partially, thus requiring
further treatment and cooperation with other medical team, patients, and families
that are indispensable for the success of nursing care.
Keywords : non-hemorrhagic stroke, cerebral perfusion, impaired mobility,
communication disorders.
1
28,5 % penderita meninggal dunia
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab
dan sisanya mengalami kelumpuhan
kematian nomor tiga setelah infark
total atau sebagian. Hanya 15 % saja
miokard dan kanker serta penyebab
yang
kecacatan
serangan
nomor
satu
diseluruh
dapat
sembuh
stroke
total
atau
dari
kecacatan
dunia. Dampak stroke tidak hanya
(Nasution, 2013; Halim dkk., 2013).
dirasakan oleh penderita, namun juga
Dinas
oleh
menunjukkan
keluarga
dan
masyarakat
disekitarnya.
Penelitian
stroke
Kesehatan
non
Jawa
bahwa
hemoragik
Tengah
pravalensi
di
Jawa
menunjukkan kejadian stroke terus
Tengah tahun 2014 adalah 0,05%
meningkat
negara
lebih tinggi dibandingkan dengan
Indonesia
angka tahun 2013 sebesar 0,03%.
(Endriyani, dkk., 2011; Halim dkk.,
Sedangkan pada tahun 2014 di
2013).
RSUD Sukoharjo saja terdapat kasus
di
berkembang,
berbagai
termasuk
Menurut
WHO,
sebanyak
20,5 juta jiwa di dunia sudah
stroke non hemoragik 1.419 orang
(DKK Sukoharjo, 2014).
terjangkit stroke tahun 2011. Dari
Stroke non hemoragik dapat
jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah
didahului oleh oleh banyak faktor
meninggal
pencetus
dunia.
Diperkirakan
dan
sering
kali
jumlah stroke iskemik terjadi 85%
berhubungan dengan penyakit kronis
dari
ada.
yang menyebabkan masalah penyakit
Penyakit darah tinggi atau hipertensi
vaskular seperti penyakit jantung,
menyumbangkan 17,5 juta kasus
hipertensi,
stroke di dunia. Di Indonesia stroke
kolesterol, merokok, dan stres.
jumlah
stroke
yang
diabetes,
obesitas,
kematian
Pada kenyataannya, banyak
nomor tiga setelah penyakit jantung
klien yang datang ke rumah sakit
dan
dalam keadaan
merupakan
penyebab
kanker.
Prevalensi
stroke
kesadaran yang
mencapai 8,3 per 1000 penduduk,
sudah jauh menurun dan stroke
60,7
merupakan
penyakit
memerlukan
perawatan
persennya
disebabkan
oleh
stroke non hemoragik. Sebanyak
yang
dan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
penanganan yang cukup lama. Oleh
keperawatan, menyusun intervensi,
karena itu peran perawat sangat
melakukan
penting dalam melakukan asuhan
keperawatan, dan mengevaluasi hasil
keperawatan pada pasien stroke non
dari
hemoragik, serta diharapkan tidak
diberikan kepada pasien dengan
hanya
stroke non hemoragik.
fokus
terhadap
keadaan
implementasi
asuhan
keperawatan
yang
fisiknya saja tetapi juga psikologis
penderita. Oleh karena itu, penulis
TINJAUAN PUSTAKA
masalah
Stroke iskemik atau stroke
bagaimana cara memberikan asuhan
non hemoragik adalah stroke yang
keperawatan pada pasien dengan
terjadi akibat obstruksi trombosis
stroke, khususnya pada Tn. W
atau emboli satu atau lebih di daerah
dengan stroke non hemoragik di
vaskular pada sirkulasi serebrum
bangsal
(Saputra, 2009; Price, 2006).
mengambil
rumusan
Gladiol
Atas
RSUD
Penyebab
Sukoharjo.
tersering
stroke
Tujuan umum dari penulisan
adalah penyakit degeneratif arterial,
karya tulis ilmiah ini adalah agar
baik arterosklerotis adalah pembuluh
penulis mampu berpikir secara logis
darah besar (dengan tromoemboli)
dan
maupun penyakit pembuluh darah
ilmiah
dalam
memberikan
asuhan keperawatan pada pasien
kecil
stroke
peningkatan
non
hemoragik
menggunakan
manajemen
dengan
pendekatan
keperawatan
secara
(lipohialinosis).
standart
merokok,
professional.
Tujuan khusus dari karya
pada
arteri, sejarah hipertensi, kolesterol
tinggi,
secara
stroke
pasien dengan penyakit degeneratif
benar, tepat dan sesuai dengan
keperawatan
resiko
Ada
fibrasi
arterial,
atau
obesitas,
penggunaan
kontrasepsi secara oral (Ginsberg,
2008; Digiulio etc, 2014).
tulis ilmiah ini adalah penulis dapat
Beberapa keadaan dibawah
melakukan pengkajian, menganalisa
ini yang mengakibatkan stroke non
kasus dan merumuskan masalah
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
3
stroke
Patofisiologi
hemoragik (Batticaca, 2008; Ariani,
non
2012) :
hemoragic erat kaitannya dengan
1. Trombosis serebral
arterosklerosis, mula-mula terbentuk
2. Emboli
daerah
3. Iskemia serebral
kuning pada permukaan intima arteri.
Stroke iskemik atau stroke
berlemak
Seiring
yang berwarna
waktu,
terbentuk
plak
non hemoragik dapat dijumpai dalam
fibrosis (ateroma) di lokasi yang
4
terbatas,
bentuk
klinis
berdasarkan
Iskemi
Sepintas
(Transient Ischemic Attack-TIA)
2. Defisit
di
tempat
percabangan arteri dan bifurkasio
perkembangan waktu :
1. Serangan
seperti
Neurologis
Iskemik
arteri
ekstraserebral
yang
berlawanan. Trombosit selanjutnya
melekat
pada
permukaan
plak
Sepintas (Reversible Ischemic
(agregasi) bersamaan dengan fibrin,
Neurology Deficit-RIND)
pelekatan trombosit secara perlahan
3. Stroke Progresif
(Progressive
Stroke/ Stroke In Evolution)
4. Stroke
Komplet
(Completed
memperbesar ukuran plak sehingga
terbentuk
trombus.
Pada
kasus
tersebut, lumen pembuluh darah
menjadi sempit.
Stroke/ Permanent Stroke)
Pada
(Harsono, 2007; Batticaca, 2008;
emboli,
sebagian
trombus atau material lain seperti
Ariani 2012).
stroke
tumor, lemak, atau bakteri akan
bergantung pada arteri serebri yang
terlepas dan terbawa darah hingga
terkena,
terperangkap dalam pembuluh darah
Manifestasi
fungsi
klinis
otak
yang
dikendalikan atau diperantarai oleh
distal.
keparahan kerusakan
menyebabkan
dan ukuran
Emboli
septik
dapat
pembentukan
daerah otak yang terkena selain
aneurisma serebral mikotik, yang
bergantung
selanjutnya
sirkulasi
pula
kolateral.
Chang, 2009)
pada
derajat
(Price, 2006;
diikuti
oleh
ruptur
pembuluh darah dan perdarahan.
Penyempitan
pembuluh
arteri
atau
oklusi
serebral
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
4
mengakibatkan berkurangnya aliran
berlebihan.
darah
yang
dibebaskan ini merangsang aktivitas
biasanya disuplai oleh pembuluh
kimiawi dan listrik di sel otak lain
darah. Jika aliran darah ke tiap
dengan melekat ke suatu molekul di
bagian otak terhambat oleh trombus
neuron lain yaitu reseptor N-metil-D-
atau
aspartat (NMDA).
serebral
ke
emboli,
kekurangan
jaringan
daerah
maka
suplai
otak
terjadi
oksigen
sehungga
Pengikatan
ke
terjadi
Glutamat
memicu
yang
reseptor
pengaktifan
ini
enzim
jaringan
nitratoksida sintase (NOS), yang
serebral dan sel-sel neuron tidak
menyebabkan terbentuknya molekul
mampu menyimpan glikogen.
gas nitrat oksida (NO). Pembentukan
ketidakefektifan
perfusi
Tanpa pasokan darah yang
NO dapat terjadi secara cepat dalam
memadai, sel-sel otak kehilangan
jumlah
kemampuan
kerusakan dan kematian neuron.
untuk
adenosin
trifosfat
Akhirnya
mengalami
asidosis
mengalami
Apabila
terjadi
energi-terutama
(ATP)
dan
metabolik.
kekurangan
energi
ini,
sehingga
jaringan
otak
infark
dan
terjadi
yang
respon
inflamasi akan terpicu.
Ketidakefektifan
pompa
sel
berhenti
jaringan
yang
sehingga
neuron
trombus
dan
natrium-kalium
berfungsi
menghasilkan
besar
perfusi
disebabkan
oleh
emboli
akan
akan
menyebabkan iskemia pada jaringan
peningkatan
yang tidak dialiri oleh darah, jika hal
intrakranial dan akan menimbulkan
ini berlanjut terus-menerus maka
nyeri. Salah satu cara sel otak
jaringan tesebut akan mengalami
berespon terhadap kekurangan energi
infark.
ini adalah dengan meningkatkan
mengganggu
kalsium
yang ada di tubuh seperti : penurunan
membengkak,
hal
menimbulkan
intrasel.
Hal
ini
ini
juga
Dan
kemudian
sistem
akan
persyarafan
mendorong proses eksitotoksisitas,
kontrol
yaitu sel-sel otak melepaskan neuro
menyebabkan
transmitter eksitatorik glutamat yang
hemiparese sehingga tubuh akan
volunter
yang
akan
hemiplagia
atau
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
5
mobilitas,
Sabtu, 11 April 2015 jam 08.00
defisit perawatan diri karena tidak
WIB, no RM 2947xx, pasien dirawat
bisa menggerakkan tubuh untuk
di
merawat diri sendiri, pasien tidak
diagnosa medik SNH (Stroke Non
mampu untuk makan sehingga nutrisi
Hemoragik).
mengalami
hambatan
ruang Gladiol
Atas,
dengan
kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit
Pada pengkajian keperawatan
neurologis juga akan menyebabkan
didapatkan keluhan utama pusing/
gangguan
nyeri
pencernaan
sehingga
kepala,
nyeri
dikarenakan
mengalami disfungsi kandung kemih
peningkatan TIK, nyeri tumpul, nyeri
dan saluran pencernaan lalu akan
dirasakan di seluruh kepala, skala
mengalami
nyeri 6, dan nyeri dirasakan terus-
Karena
gangguan
ada
eliminasi.
penurunan
kontrol
menerus.
Riwayat penyakit sekarang,
volunter maka kemampuan batuk
dan
keluarga mengatakan, pasien setelah
mengakibatkan penumpukan sekret
bangun tidur pergi ke kamar mandi
sehingga
pasien akan mengalami
untuk berwudhu, tiba-tiba keluar dari
gangguan jalan nafas dan pasien
kamar mandi pasien merasa pusing
kemungkinan
mampu
dan mengalami kelemahan anggota
menggerakkan otot-otot untuk bicara
gerak bagian kiri. Kemudian pukul
sehingga
mengalami
08.00 WIB di hari yang sama pasien
gangguan komunikasi verbal berupa
di bawa oleh keluarga ke puskesmas
disfungsi bahasa dan komunikasi
Cawas.
(Price, 2006; Harsono, 2007; Chang,
pasien hanya diberikan obat jalan.
2010; Ariani, 2012).
Merasa tidak ada perbaikan, dua hari
juga
akan
berkurang
tidak
pasien
Dari
puskesmas
Cawas
kemudian yaitu hari sabtu, 11 April
METODE PENELITIAN
2015 pasien dibawa oleh keluarga ke
Pasien bernama Tn. W, umur
IGD RSUD Sukoharjo. Dari IGD
62 tahun, jenis kelamin laki-laki,
RSUD Sukoharjo pasien mendapat
alamat Tanjung, RT 21/ X, Barepan,
terapi infus RL 20 tetes permenit.
Cawas, Sukoharjo, dirawat sejak hari
Kemudian pasien dipindah di ruang
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
6
Gladiol Atas dan dilakukan tindakan
secara mandiri, seluruh aktivitas
pengukuran TTV didapat hasil TD:
dibantu
200/100 mmHg, S: 36,5°C, RR: 22
keluarga, mengalami gangguan
kali permenit serta N: 52 kali
pada pemeriksaan saraf kranial,
permenit.
hasil CT Scan ICH di thalamus
Analisa
Data
dan
Diagnosa
oleh
perawat
dan
dan capsula interna dextra dengan
Keperawatan
perifokal
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan
yang
oedema
disekitarnya
menyempitkan
ventrikel
dengan
lateralis dextra, infark di capsula
gangguan aliran arteri atau vena.
interna sinistra dengan atropi
Data pendukung yang ditemukan :
cerebri.
TD: 180/100 mmHg, GCS :
3. Hambatan
serebral
berhuungan
komunikasi
verbal
mengalami
berhubungan dengan perubahan
gangguan pada pemeriksaan saraf
pada sistem saraf pusat. Data
kranial, hasil CT Scan ICH di
pendukung
thalamus
keluarga
E4V4M6
(CM),
dan
capsula
interna
yang ditemukan :
pasien
mengatakan
dextra dengan perifokal oedema
setelah sakit klien sering tidak
disekitarnya yang menyempitkan
nyambung kalau diajak bicara,
ventrikel lateralis dextra, infark di
klien mengalami disorientasi dan
capsula interna sinistra dengan
kesulitan mengungkapkan pikiran
atropi cerebri.
secara verbal, pasien kurang fokus
2. Hambatan
mobilitas
fisik
jika diajak berkomunikasi, GCS :
berhubungan dengan kerusakan
E4V4M6
(CM),
neuromuskular. Data pendukung
gangguan pada pemeriksaan saraf
yang ditemukan : ekstremitas kiri
kranial, hasil CT Scan ICH di
pasien
otot
dapat
thalamus
gaya
berat
dextra dengan perifokal oedema
dihilangkan, kekuatan ekstremitas
disekitarnya yang menyempitkan
kiri 2, kekuatan ekstremitas kanan
ventrikel lateralis dextra, infark di
lemah,
digerakkan
bila
dan
mengalami
capsula
interna
5, pasien tidak bisa beraktivitas
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
7
capsula interna sinistra dengan
penguatan positif selama aktifitas,
atropi cerebri.
dan kolaborasi dengan ahli terapi
Implementasi
dan
Evaluasi
fisik.
Keperawatan
Hasil evaluasi dapat dilihat pasien
1. DX 1 : Tindakan keperawatan
ekstremitas kiri dapat menahan
yang
dilakukan
diantaranya,
gaya
berat
tetapi
tidak
bisa
memantau TTV, memantau gcs,
terhadap tahanan pemeriksa (nilai
memantau
3), posisi pasien SIM kanan,
reflek
melakukan
batuk,
pemeriksaan
saraf
pasien
tidak
bisa
beraktivitas
cranial, meminimalkan stimulus
secara mandiri, seluruh aktivitas
lingkungan,
dibantu
dan
memberikan
oleh
perawat
obat-obatan untuk meningkatkan
keluarga,
volume intravaskuler .
sebagian, maka intervensi tetap
Hasil evaluasi pasien mengatakan
dilanjutkan.
pusingnya
berkurang,
dilihat
dapat
pasien
bisa
masalah
dan
teratasi
3. Dx. 3 : Tindakan keperawatan
keperawatan
yang
dilakukan
mengungkapkan pikiran secara
diantaranya, mengkaji dan melatih
verbal, pasien lebih komunikatif.
kemampuan
GCS : E4V5M6 (CM). TTV : TD:
berbicara,
170/90 mmHg, S: 36,3°C, RR: 16
berkomunikasi dengan orang lain,
kali permenit, N: 56 kali permenit,
menjelaskan
masalah teratasi sebagian, maka
mengapa
pasien
intervensi tetap dilanjutkan.
berbicara
dan
2. DX. 2 : Tindakan keperawatan
yang
dilakukan
diantaranya,
pasien
untuk
mendengar
kepada
dan
keluarga
tidak
bisa
memahami
pembicaraan,
memberikan
penguatan
atas
positif
usaha
melakukan pengkajian mobilitas
pasien untuk berkomunikasi.
dengan
menguji
Hasil evaluasi dapat dilihat pasien
kekuatan otot, melatih rentang
tahu ini hari apa, sudah fokus,
gerak
pasien
ROM
sendi,
pasien tiap 2
dan
mengalih
jam,
baring
memberi
masih
kesulitan
mengungkapkan pikiran secara
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
8
verbal, pasien lebih komunikatif,
bantuan bila perlu dan mampu
masalah teratasi sebagian, maka
melakukan rentang pergerakan penuh
intervensi tetap dilanjutkan.
seluruh sendi. Data subjektif : pasien
merasa masih lemas di anggota gerak
kirinya
HASIL PENELITIAN
Diagnosa
pertama
dengan
keluarga
mengatakan
mengubah posisi pasien setiap 2 jam
ada
sesuai anjuran perawat. Data objektif
4,5,6,
: ekkstremitas kiri dapat menahan
menunjukkan fungsi otonom yang
gaya berat tetapi tidak bisa terhadap
utuh,
fungsi
tahanan pemeriksa (nilai 3), posisi
sensorimotor kranial yang utuh, TTV
pasien SIM kanan, pasien tidak bisa
normal : tekanan darah = 110/ 70-
beraktivitas secara mandiri, seluruh
130/80 mmhg, nadi = 60-100x/menit,
aktivitas dibantu oleh perawat dan
pernafasan = 12-20x/menit, suhu =
keluarga. Masalah teratasi sebagian,
360c-380c. Dara subjektif : Pasien
maka intervensi tetap dilanjutkan.
kriteria
hasil
keluhan
pasien
pusing,
tidak
GCS
menunjukkan
Diagnosa
mampu menyebutkan nama perawat
dan
istrinya
pasien
dapat
kriteria
hasil
ketiga
dengan
pasien
mampu
menyebutkan bau benda dengan
mengunakan bahasa isyarat atau
benar. Data objektif : pasien tahu ini
verbal, pasien mampu mengenali
hari apa, sudah fokus, pasien bisa
pesan
mengungkapkan
mengkomunikasikan
pikiran
secara
yang
diterima
dan
kepuasan
verbal, pasien lebih komunikatif.
dengan cara komunikasi alternative.
GCS : E4V5M6 (CM). TTV : TD:
Data subjektif : pasien mampu
170/90 mmHg, S: 36,3°C, RR: 16
menyebutkan nama perawat dan
kali permenit, N: 56 kali permenit.
istrinya. Data objektif : pasien tahu
Masalah teratasi sebagian, maka
ini hari apa, sudah fokus, pasien
intervensi tetap dilanjutkan.
masih
Diagnosa
kedua
dengan
kriteria hasi pasien mampu berbalik
kesulitan
mengungkapkan
pikiran secara verbal, pasien lebih
komunikatif.
Masalah
teratasi
sendiri di tempat tidur atau dengan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
9
sebagian,
maka
intervensi
tetap
ketidakefektifan
perfusi
jaringan
serebral, hambatan mobilitas fisik,
dilanjutkan.
dan hambatan komunikasi verbal.
Intervensi yang muncul tidak
SIMPULAN
Dari hasil pengkajian asuhan
sepenuhnya dijadikan intervensi oleh
di
penulis pada pengelolaan pasien
dapatkan data TD: 180/100mmHg, S:
karena situasi dan kondisi pasien
36,5°C, RR: 22 kali permenit serta
serta kebijakan dari instansi rumah
N: 52 kali permenit, GCS : E4V4M6
sakit.
keperawatan
pada
Tn.
W,
(CM), mengalami gangguan pada
Tidak semua implementasi
pemeriksaan saraf kranial, hasil CT
mampu dilakukan penulis karena
Scan ICH di thalamus dan capsula
keterbatasan waktu yang dimiliki
interna
oleh
dextra
oedema
dengan
perifokal
disekitarnya
yang
menyempitkan
ventrikel
lateralis
penulis
untuk
melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi
yang
disusun
dan
dextra, infark di capsula interna
kebijakan dari instansi rumah sakit.
sinistra dengan atropi cerebri. Pasien
Namun hasil
tampak menahan nyeri dan tampak
perawat dalam melakukan perawatan
gelisah.
pada
sudah cukup baik karena kondisi
kirinya,
pasien yang sudah lebih membaik
sehingga seluruh aktivitas klien di
dibandingkan dengan hari pertama
bantu
pengkajian.
Pasien
kelemahan
mengalami
ekstremitas
keluarga
dan
perawat,
yang diperoleh oleh
yaitu
Evaluasi keperawatan pada
tergantung total. Memori pasien
Tn. W pada semua diagnosa teratasi
menurun dan kurang fokus, pasien
sebagian dan semua intervensi harus
disorientasi
dilanjutkan.
keseluruhannya
nilai
dan
mengungkapkan
4
kesulitan
pikiran
secara
verbal.
SARAN
Penulis
masalah
menentukan
keperawatan
tiga
1. Penulis
yaitu
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
10
Hasil penelitian ini diharapkan
pada
bisa digunakan untuk menambah
dengan
wawasan
yang berkualitas. Sehingga akan
penulis
khususnya
stroke
non
hemoragik
pengarang
buku-buku
dalam pelaksanaan pada pasien
memperbanyak
dengan stroke non hemoragik
pembaca
pada asuhan keperawatan pasien
pengetahuannya
lainnya.
perawatan
litelatur
untuk
pasien
bagi
meningkatkan
tentang
stroke
non
hemoragik.
2. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga hendaknya
mematuhi setiap anjuran yang
telah di berikan agar masalah
yang
dihadapi
pasien
cepat
teratasi dan diharapkan masalah
tidak muncul lagi sehingga pasien
bisa hidup dengan sehat.
3. Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit hendaknya
pelayanan
pasien
terhadap
lebih
perawatan
ditingkatkan
meskipun sarana dan fasilitas
terbatas
tetapi
diharapkan
perawatan terhadap pasien tidak
meninggalkan
fungsi
teoritis,
semaksimal
mungkin
pasien
mendapat
pelayanan
mendapat
asuhan
dan
keperawatan
sesuai standar profesional.
4. Institusi Pendidikan
Memperbanyak
koleksi
buku-
buku tentang asuhan keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
11
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, April T. 2012. Sistem
Neurobehaviour. Jakarta :
Salemba Medika.
Batticaca Fransisca, C. 2008. Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan
Sistem
Persarafan.Jakarta : Salemba
Medika
Corwin, J. Elizabeth. 2009. Buku
Saku Patofisiologi. Jakarta :
EGC.
DiGiulio M, Donna Jackson, & Jim
Keogh. Keperawatan Medikal
Bedah. Dialih bahasakan oleh
Dwi Prabantini. Yogyakarta :
Rapha Publishing.
Esther, Chang. 2010. Patofisiologi
Aplikasi
pada
Praktek
Keperawatan.Jakarta : EGC.
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture
Notes Neurologi. Edisi ke-8.
Dialih bahasakan oleh dr. Indah
Retno Wardhani. Jakarta :
Erlangga.
Halim, Herliani Dwi Putri Halim &
Nurhadi Ibrahim. 2013. Efek
Neuroprotektif Ekstrak akar
acalypha indica 500 mg/ kgBB
terhadap perubahan Inti sel
saraf hipokampus pascahipoksia
serebri. Jurnal FKUI. Vol. 1.
No. 2 : Agustus 2013 : 114.
Harsono. 2007. Kapita Selekta
Neurologi.
Edisi
ke-2.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S.
2014. NANDA International
Nursing Diagnoses: Definitions
& Classification, 2015–2017.
10nd
ed.
Oxford:
Wiley
Blackwell.
Kozier, B., Berman, A.and Shirlee J.
Snyde. 2010. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep Proses dan Praktik
Volume 1. Edisi ke-7. Dialih
bahasakan oleh Pamilih Eko
Karyuni. Jakarta : EGC.
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke : Aspek
Diagnosis,
patofisiologi,
Manajemen. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika.
Nasution, L.F. 2013. Stroke
non
Hemoragik pada Laki-laki Usia
65 tahun. Medula Unila. Vol. 1.
No. 3 : Oktober 2013 : 2.
Price, S.A. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Jakarta : EGC.
Saputra, Lyndon. 2009.
Selekta
Kedokteran
Jakarta : Binarupa
Publisher.
Kapita
Klinik.
Aksara
Tarwoto, Wartonah, Eros SS. 2007.
Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN:
STROKE NON HEMORAGIC DI RUANG GLADIOL ATAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
ANISA NUR WAKHIDAH
J.200.120.048
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN:
STROKE NON HEMORAGIC DI RUANG GLADIOL ATAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
(Anisa Nur Wakhidah, 2015, 96 halaman)
ABSTRAK
Latar Belakang : Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
infark miokard dan kanker serta penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia.
Dampak stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga
dan masyarakat disekitarnya. Penelitian memperlihatkan bahwa kejadian stroke
terus meningkat di berbagai negara berkembang (termasuk Indonesia). Pada
kenyataannya, banyak klien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan yang
sudah jauh menurun dan stroke merupakan penyakit yang memerlukan perawatan
dan penanganan yang cukup lama.
Tujuan : Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non
hemoragik yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
Metode : Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu dengan melakukan
asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik mulai dari pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien
dengan stroke non hemoragik masalah resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral, kerusakan mobilitas fisik, dan hambatan komunikasi verbal teratasi
sebagian dan intervensi harus dilanjutkan.
Kesimpulan : Ketiga masalah keperawatan teratasi sebagian, sehingga
membutuhkan perawatan lebih lanjut dan kerjasama dengan tim medis lain,
pasien, serta keluarga yang sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan
keperawatan.
Kata kunci : stroke non hemoragik, perfusi serebral, hambatan mobilitas,
gangguan komunikasi.
NURSING CARE TO Mr. W
WITH NEUROLOGIC SYSTEM PROBLEM:
NON HEMORRHAGIC STROKE IN GLADIOLUS WARD
REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF SUKOHARJO
(Anisa Nur Wakhidah, 2015, 96 page)
ABSTRACT
Background : Stroke is the third cause of death after myocardial infarction and
cancer as well as the number one cause of disability worldwide. The impact of
stroke is not only felt by the patient, but also by the family and the surrounding
community. Research shows that the incidence of stroke continues to rise in many
developing countries (including Indonesia). In fact, many clients who come to the
hospital in a state that is already much reduced and the stroke is a disease that
requires care and treatment long enough.
Aim of research :To implement nursing care in patients with non-hemorrhagic
stroke that include assessment, intervention, implementation and evaluation of
nursing.
Methods : The method used is a case study, namely by performing nursing care
in patients with non-hemorrhagic stroke ranging from assessment, intervention,
implementation and evaluation of nursing.
Results : After 3x24-hour nursing care for patients with non-hemorrhagic stroke
risk concerns the ineffectiveness of cerebral tissue perfusion, damage to physical
mobility and verbal communication barriers partially resolved and interventions
should be continued.
Conclusion : These three nursing problems resolved partially, thus requiring
further treatment and cooperation with other medical team, patients, and families
that are indispensable for the success of nursing care.
Keywords : non-hemorrhagic stroke, cerebral perfusion, impaired mobility,
communication disorders.
1
28,5 % penderita meninggal dunia
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab
dan sisanya mengalami kelumpuhan
kematian nomor tiga setelah infark
total atau sebagian. Hanya 15 % saja
miokard dan kanker serta penyebab
yang
kecacatan
serangan
nomor
satu
diseluruh
dapat
sembuh
stroke
total
atau
dari
kecacatan
dunia. Dampak stroke tidak hanya
(Nasution, 2013; Halim dkk., 2013).
dirasakan oleh penderita, namun juga
Dinas
oleh
menunjukkan
keluarga
dan
masyarakat
disekitarnya.
Penelitian
stroke
Kesehatan
non
Jawa
bahwa
hemoragik
Tengah
pravalensi
di
Jawa
menunjukkan kejadian stroke terus
Tengah tahun 2014 adalah 0,05%
meningkat
negara
lebih tinggi dibandingkan dengan
Indonesia
angka tahun 2013 sebesar 0,03%.
(Endriyani, dkk., 2011; Halim dkk.,
Sedangkan pada tahun 2014 di
2013).
RSUD Sukoharjo saja terdapat kasus
di
berkembang,
berbagai
termasuk
Menurut
WHO,
sebanyak
20,5 juta jiwa di dunia sudah
stroke non hemoragik 1.419 orang
(DKK Sukoharjo, 2014).
terjangkit stroke tahun 2011. Dari
Stroke non hemoragik dapat
jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah
didahului oleh oleh banyak faktor
meninggal
pencetus
dunia.
Diperkirakan
dan
sering
kali
jumlah stroke iskemik terjadi 85%
berhubungan dengan penyakit kronis
dari
ada.
yang menyebabkan masalah penyakit
Penyakit darah tinggi atau hipertensi
vaskular seperti penyakit jantung,
menyumbangkan 17,5 juta kasus
hipertensi,
stroke di dunia. Di Indonesia stroke
kolesterol, merokok, dan stres.
jumlah
stroke
yang
diabetes,
obesitas,
kematian
Pada kenyataannya, banyak
nomor tiga setelah penyakit jantung
klien yang datang ke rumah sakit
dan
dalam keadaan
merupakan
penyebab
kanker.
Prevalensi
stroke
kesadaran yang
mencapai 8,3 per 1000 penduduk,
sudah jauh menurun dan stroke
60,7
merupakan
penyakit
memerlukan
perawatan
persennya
disebabkan
oleh
stroke non hemoragik. Sebanyak
yang
dan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
penanganan yang cukup lama. Oleh
keperawatan, menyusun intervensi,
karena itu peran perawat sangat
melakukan
penting dalam melakukan asuhan
keperawatan, dan mengevaluasi hasil
keperawatan pada pasien stroke non
dari
hemoragik, serta diharapkan tidak
diberikan kepada pasien dengan
hanya
stroke non hemoragik.
fokus
terhadap
keadaan
implementasi
asuhan
keperawatan
yang
fisiknya saja tetapi juga psikologis
penderita. Oleh karena itu, penulis
TINJAUAN PUSTAKA
masalah
Stroke iskemik atau stroke
bagaimana cara memberikan asuhan
non hemoragik adalah stroke yang
keperawatan pada pasien dengan
terjadi akibat obstruksi trombosis
stroke, khususnya pada Tn. W
atau emboli satu atau lebih di daerah
dengan stroke non hemoragik di
vaskular pada sirkulasi serebrum
bangsal
(Saputra, 2009; Price, 2006).
mengambil
rumusan
Gladiol
Atas
RSUD
Penyebab
Sukoharjo.
tersering
stroke
Tujuan umum dari penulisan
adalah penyakit degeneratif arterial,
karya tulis ilmiah ini adalah agar
baik arterosklerotis adalah pembuluh
penulis mampu berpikir secara logis
darah besar (dengan tromoemboli)
dan
maupun penyakit pembuluh darah
ilmiah
dalam
memberikan
asuhan keperawatan pada pasien
kecil
stroke
peningkatan
non
hemoragik
menggunakan
manajemen
dengan
pendekatan
keperawatan
secara
(lipohialinosis).
standart
merokok,
professional.
Tujuan khusus dari karya
pada
arteri, sejarah hipertensi, kolesterol
tinggi,
secara
stroke
pasien dengan penyakit degeneratif
benar, tepat dan sesuai dengan
keperawatan
resiko
Ada
fibrasi
arterial,
atau
obesitas,
penggunaan
kontrasepsi secara oral (Ginsberg,
2008; Digiulio etc, 2014).
tulis ilmiah ini adalah penulis dapat
Beberapa keadaan dibawah
melakukan pengkajian, menganalisa
ini yang mengakibatkan stroke non
kasus dan merumuskan masalah
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
3
stroke
Patofisiologi
hemoragik (Batticaca, 2008; Ariani,
non
2012) :
hemoragic erat kaitannya dengan
1. Trombosis serebral
arterosklerosis, mula-mula terbentuk
2. Emboli
daerah
3. Iskemia serebral
kuning pada permukaan intima arteri.
Stroke iskemik atau stroke
berlemak
Seiring
yang berwarna
waktu,
terbentuk
plak
non hemoragik dapat dijumpai dalam
fibrosis (ateroma) di lokasi yang
4
terbatas,
bentuk
klinis
berdasarkan
Iskemi
Sepintas
(Transient Ischemic Attack-TIA)
2. Defisit
di
tempat
percabangan arteri dan bifurkasio
perkembangan waktu :
1. Serangan
seperti
Neurologis
Iskemik
arteri
ekstraserebral
yang
berlawanan. Trombosit selanjutnya
melekat
pada
permukaan
plak
Sepintas (Reversible Ischemic
(agregasi) bersamaan dengan fibrin,
Neurology Deficit-RIND)
pelekatan trombosit secara perlahan
3. Stroke Progresif
(Progressive
Stroke/ Stroke In Evolution)
4. Stroke
Komplet
(Completed
memperbesar ukuran plak sehingga
terbentuk
trombus.
Pada
kasus
tersebut, lumen pembuluh darah
menjadi sempit.
Stroke/ Permanent Stroke)
Pada
(Harsono, 2007; Batticaca, 2008;
emboli,
sebagian
trombus atau material lain seperti
Ariani 2012).
stroke
tumor, lemak, atau bakteri akan
bergantung pada arteri serebri yang
terlepas dan terbawa darah hingga
terkena,
terperangkap dalam pembuluh darah
Manifestasi
fungsi
klinis
otak
yang
dikendalikan atau diperantarai oleh
distal.
keparahan kerusakan
menyebabkan
dan ukuran
Emboli
septik
dapat
pembentukan
daerah otak yang terkena selain
aneurisma serebral mikotik, yang
bergantung
selanjutnya
sirkulasi
pula
kolateral.
Chang, 2009)
pada
derajat
(Price, 2006;
diikuti
oleh
ruptur
pembuluh darah dan perdarahan.
Penyempitan
pembuluh
arteri
atau
oklusi
serebral
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
4
mengakibatkan berkurangnya aliran
berlebihan.
darah
yang
dibebaskan ini merangsang aktivitas
biasanya disuplai oleh pembuluh
kimiawi dan listrik di sel otak lain
darah. Jika aliran darah ke tiap
dengan melekat ke suatu molekul di
bagian otak terhambat oleh trombus
neuron lain yaitu reseptor N-metil-D-
atau
aspartat (NMDA).
serebral
ke
emboli,
kekurangan
jaringan
daerah
maka
suplai
otak
terjadi
oksigen
sehungga
Pengikatan
ke
terjadi
Glutamat
memicu
yang
reseptor
pengaktifan
ini
enzim
jaringan
nitratoksida sintase (NOS), yang
serebral dan sel-sel neuron tidak
menyebabkan terbentuknya molekul
mampu menyimpan glikogen.
gas nitrat oksida (NO). Pembentukan
ketidakefektifan
perfusi
Tanpa pasokan darah yang
NO dapat terjadi secara cepat dalam
memadai, sel-sel otak kehilangan
jumlah
kemampuan
kerusakan dan kematian neuron.
untuk
adenosin
trifosfat
Akhirnya
mengalami
asidosis
mengalami
Apabila
terjadi
energi-terutama
(ATP)
dan
metabolik.
kekurangan
energi
ini,
sehingga
jaringan
otak
infark
dan
terjadi
yang
respon
inflamasi akan terpicu.
Ketidakefektifan
pompa
sel
berhenti
jaringan
yang
sehingga
neuron
trombus
dan
natrium-kalium
berfungsi
menghasilkan
besar
perfusi
disebabkan
oleh
emboli
akan
akan
menyebabkan iskemia pada jaringan
peningkatan
yang tidak dialiri oleh darah, jika hal
intrakranial dan akan menimbulkan
ini berlanjut terus-menerus maka
nyeri. Salah satu cara sel otak
jaringan tesebut akan mengalami
berespon terhadap kekurangan energi
infark.
ini adalah dengan meningkatkan
mengganggu
kalsium
yang ada di tubuh seperti : penurunan
membengkak,
hal
menimbulkan
intrasel.
Hal
ini
ini
juga
Dan
kemudian
sistem
akan
persyarafan
mendorong proses eksitotoksisitas,
kontrol
yaitu sel-sel otak melepaskan neuro
menyebabkan
transmitter eksitatorik glutamat yang
hemiparese sehingga tubuh akan
volunter
yang
akan
hemiplagia
atau
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
5
mobilitas,
Sabtu, 11 April 2015 jam 08.00
defisit perawatan diri karena tidak
WIB, no RM 2947xx, pasien dirawat
bisa menggerakkan tubuh untuk
di
merawat diri sendiri, pasien tidak
diagnosa medik SNH (Stroke Non
mampu untuk makan sehingga nutrisi
Hemoragik).
mengalami
hambatan
ruang Gladiol
Atas,
dengan
kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit
Pada pengkajian keperawatan
neurologis juga akan menyebabkan
didapatkan keluhan utama pusing/
gangguan
nyeri
pencernaan
sehingga
kepala,
nyeri
dikarenakan
mengalami disfungsi kandung kemih
peningkatan TIK, nyeri tumpul, nyeri
dan saluran pencernaan lalu akan
dirasakan di seluruh kepala, skala
mengalami
nyeri 6, dan nyeri dirasakan terus-
Karena
gangguan
ada
eliminasi.
penurunan
kontrol
menerus.
Riwayat penyakit sekarang,
volunter maka kemampuan batuk
dan
keluarga mengatakan, pasien setelah
mengakibatkan penumpukan sekret
bangun tidur pergi ke kamar mandi
sehingga
pasien akan mengalami
untuk berwudhu, tiba-tiba keluar dari
gangguan jalan nafas dan pasien
kamar mandi pasien merasa pusing
kemungkinan
mampu
dan mengalami kelemahan anggota
menggerakkan otot-otot untuk bicara
gerak bagian kiri. Kemudian pukul
sehingga
mengalami
08.00 WIB di hari yang sama pasien
gangguan komunikasi verbal berupa
di bawa oleh keluarga ke puskesmas
disfungsi bahasa dan komunikasi
Cawas.
(Price, 2006; Harsono, 2007; Chang,
pasien hanya diberikan obat jalan.
2010; Ariani, 2012).
Merasa tidak ada perbaikan, dua hari
juga
akan
berkurang
tidak
pasien
Dari
puskesmas
Cawas
kemudian yaitu hari sabtu, 11 April
METODE PENELITIAN
2015 pasien dibawa oleh keluarga ke
Pasien bernama Tn. W, umur
IGD RSUD Sukoharjo. Dari IGD
62 tahun, jenis kelamin laki-laki,
RSUD Sukoharjo pasien mendapat
alamat Tanjung, RT 21/ X, Barepan,
terapi infus RL 20 tetes permenit.
Cawas, Sukoharjo, dirawat sejak hari
Kemudian pasien dipindah di ruang
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
6
Gladiol Atas dan dilakukan tindakan
secara mandiri, seluruh aktivitas
pengukuran TTV didapat hasil TD:
dibantu
200/100 mmHg, S: 36,5°C, RR: 22
keluarga, mengalami gangguan
kali permenit serta N: 52 kali
pada pemeriksaan saraf kranial,
permenit.
hasil CT Scan ICH di thalamus
Analisa
Data
dan
Diagnosa
oleh
perawat
dan
dan capsula interna dextra dengan
Keperawatan
perifokal
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan
yang
oedema
disekitarnya
menyempitkan
ventrikel
dengan
lateralis dextra, infark di capsula
gangguan aliran arteri atau vena.
interna sinistra dengan atropi
Data pendukung yang ditemukan :
cerebri.
TD: 180/100 mmHg, GCS :
3. Hambatan
serebral
berhuungan
komunikasi
verbal
mengalami
berhubungan dengan perubahan
gangguan pada pemeriksaan saraf
pada sistem saraf pusat. Data
kranial, hasil CT Scan ICH di
pendukung
thalamus
keluarga
E4V4M6
(CM),
dan
capsula
interna
yang ditemukan :
pasien
mengatakan
dextra dengan perifokal oedema
setelah sakit klien sering tidak
disekitarnya yang menyempitkan
nyambung kalau diajak bicara,
ventrikel lateralis dextra, infark di
klien mengalami disorientasi dan
capsula interna sinistra dengan
kesulitan mengungkapkan pikiran
atropi cerebri.
secara verbal, pasien kurang fokus
2. Hambatan
mobilitas
fisik
jika diajak berkomunikasi, GCS :
berhubungan dengan kerusakan
E4V4M6
(CM),
neuromuskular. Data pendukung
gangguan pada pemeriksaan saraf
yang ditemukan : ekstremitas kiri
kranial, hasil CT Scan ICH di
pasien
otot
dapat
thalamus
gaya
berat
dextra dengan perifokal oedema
dihilangkan, kekuatan ekstremitas
disekitarnya yang menyempitkan
kiri 2, kekuatan ekstremitas kanan
ventrikel lateralis dextra, infark di
lemah,
digerakkan
bila
dan
mengalami
capsula
interna
5, pasien tidak bisa beraktivitas
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
7
capsula interna sinistra dengan
penguatan positif selama aktifitas,
atropi cerebri.
dan kolaborasi dengan ahli terapi
Implementasi
dan
Evaluasi
fisik.
Keperawatan
Hasil evaluasi dapat dilihat pasien
1. DX 1 : Tindakan keperawatan
ekstremitas kiri dapat menahan
yang
dilakukan
diantaranya,
gaya
berat
tetapi
tidak
bisa
memantau TTV, memantau gcs,
terhadap tahanan pemeriksa (nilai
memantau
3), posisi pasien SIM kanan,
reflek
melakukan
batuk,
pemeriksaan
saraf
pasien
tidak
bisa
beraktivitas
cranial, meminimalkan stimulus
secara mandiri, seluruh aktivitas
lingkungan,
dibantu
dan
memberikan
oleh
perawat
obat-obatan untuk meningkatkan
keluarga,
volume intravaskuler .
sebagian, maka intervensi tetap
Hasil evaluasi pasien mengatakan
dilanjutkan.
pusingnya
berkurang,
dilihat
dapat
pasien
bisa
masalah
dan
teratasi
3. Dx. 3 : Tindakan keperawatan
keperawatan
yang
dilakukan
mengungkapkan pikiran secara
diantaranya, mengkaji dan melatih
verbal, pasien lebih komunikatif.
kemampuan
GCS : E4V5M6 (CM). TTV : TD:
berbicara,
170/90 mmHg, S: 36,3°C, RR: 16
berkomunikasi dengan orang lain,
kali permenit, N: 56 kali permenit,
menjelaskan
masalah teratasi sebagian, maka
mengapa
pasien
intervensi tetap dilanjutkan.
berbicara
dan
2. DX. 2 : Tindakan keperawatan
yang
dilakukan
diantaranya,
pasien
untuk
mendengar
kepada
dan
keluarga
tidak
bisa
memahami
pembicaraan,
memberikan
penguatan
atas
positif
usaha
melakukan pengkajian mobilitas
pasien untuk berkomunikasi.
dengan
menguji
Hasil evaluasi dapat dilihat pasien
kekuatan otot, melatih rentang
tahu ini hari apa, sudah fokus,
gerak
pasien
ROM
sendi,
pasien tiap 2
dan
mengalih
jam,
baring
memberi
masih
kesulitan
mengungkapkan pikiran secara
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
8
verbal, pasien lebih komunikatif,
bantuan bila perlu dan mampu
masalah teratasi sebagian, maka
melakukan rentang pergerakan penuh
intervensi tetap dilanjutkan.
seluruh sendi. Data subjektif : pasien
merasa masih lemas di anggota gerak
kirinya
HASIL PENELITIAN
Diagnosa
pertama
dengan
keluarga
mengatakan
mengubah posisi pasien setiap 2 jam
ada
sesuai anjuran perawat. Data objektif
4,5,6,
: ekkstremitas kiri dapat menahan
menunjukkan fungsi otonom yang
gaya berat tetapi tidak bisa terhadap
utuh,
fungsi
tahanan pemeriksa (nilai 3), posisi
sensorimotor kranial yang utuh, TTV
pasien SIM kanan, pasien tidak bisa
normal : tekanan darah = 110/ 70-
beraktivitas secara mandiri, seluruh
130/80 mmhg, nadi = 60-100x/menit,
aktivitas dibantu oleh perawat dan
pernafasan = 12-20x/menit, suhu =
keluarga. Masalah teratasi sebagian,
360c-380c. Dara subjektif : Pasien
maka intervensi tetap dilanjutkan.
kriteria
hasil
keluhan
pasien
pusing,
tidak
GCS
menunjukkan
Diagnosa
mampu menyebutkan nama perawat
dan
istrinya
pasien
dapat
kriteria
hasil
ketiga
dengan
pasien
mampu
menyebutkan bau benda dengan
mengunakan bahasa isyarat atau
benar. Data objektif : pasien tahu ini
verbal, pasien mampu mengenali
hari apa, sudah fokus, pasien bisa
pesan
mengungkapkan
mengkomunikasikan
pikiran
secara
yang
diterima
dan
kepuasan
verbal, pasien lebih komunikatif.
dengan cara komunikasi alternative.
GCS : E4V5M6 (CM). TTV : TD:
Data subjektif : pasien mampu
170/90 mmHg, S: 36,3°C, RR: 16
menyebutkan nama perawat dan
kali permenit, N: 56 kali permenit.
istrinya. Data objektif : pasien tahu
Masalah teratasi sebagian, maka
ini hari apa, sudah fokus, pasien
intervensi tetap dilanjutkan.
masih
Diagnosa
kedua
dengan
kriteria hasi pasien mampu berbalik
kesulitan
mengungkapkan
pikiran secara verbal, pasien lebih
komunikatif.
Masalah
teratasi
sendiri di tempat tidur atau dengan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
9
sebagian,
maka
intervensi
tetap
ketidakefektifan
perfusi
jaringan
serebral, hambatan mobilitas fisik,
dilanjutkan.
dan hambatan komunikasi verbal.
Intervensi yang muncul tidak
SIMPULAN
Dari hasil pengkajian asuhan
sepenuhnya dijadikan intervensi oleh
di
penulis pada pengelolaan pasien
dapatkan data TD: 180/100mmHg, S:
karena situasi dan kondisi pasien
36,5°C, RR: 22 kali permenit serta
serta kebijakan dari instansi rumah
N: 52 kali permenit, GCS : E4V4M6
sakit.
keperawatan
pada
Tn.
W,
(CM), mengalami gangguan pada
Tidak semua implementasi
pemeriksaan saraf kranial, hasil CT
mampu dilakukan penulis karena
Scan ICH di thalamus dan capsula
keterbatasan waktu yang dimiliki
interna
oleh
dextra
oedema
dengan
perifokal
disekitarnya
yang
menyempitkan
ventrikel
lateralis
penulis
untuk
melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi
yang
disusun
dan
dextra, infark di capsula interna
kebijakan dari instansi rumah sakit.
sinistra dengan atropi cerebri. Pasien
Namun hasil
tampak menahan nyeri dan tampak
perawat dalam melakukan perawatan
gelisah.
pada
sudah cukup baik karena kondisi
kirinya,
pasien yang sudah lebih membaik
sehingga seluruh aktivitas klien di
dibandingkan dengan hari pertama
bantu
pengkajian.
Pasien
kelemahan
mengalami
ekstremitas
keluarga
dan
perawat,
yang diperoleh oleh
yaitu
Evaluasi keperawatan pada
tergantung total. Memori pasien
Tn. W pada semua diagnosa teratasi
menurun dan kurang fokus, pasien
sebagian dan semua intervensi harus
disorientasi
dilanjutkan.
keseluruhannya
nilai
dan
mengungkapkan
4
kesulitan
pikiran
secara
verbal.
SARAN
Penulis
masalah
menentukan
keperawatan
tiga
1. Penulis
yaitu
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
10
Hasil penelitian ini diharapkan
pada
bisa digunakan untuk menambah
dengan
wawasan
yang berkualitas. Sehingga akan
penulis
khususnya
stroke
non
hemoragik
pengarang
buku-buku
dalam pelaksanaan pada pasien
memperbanyak
dengan stroke non hemoragik
pembaca
pada asuhan keperawatan pasien
pengetahuannya
lainnya.
perawatan
litelatur
untuk
pasien
bagi
meningkatkan
tentang
stroke
non
hemoragik.
2. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga hendaknya
mematuhi setiap anjuran yang
telah di berikan agar masalah
yang
dihadapi
pasien
cepat
teratasi dan diharapkan masalah
tidak muncul lagi sehingga pasien
bisa hidup dengan sehat.
3. Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit hendaknya
pelayanan
pasien
terhadap
lebih
perawatan
ditingkatkan
meskipun sarana dan fasilitas
terbatas
tetapi
diharapkan
perawatan terhadap pasien tidak
meninggalkan
fungsi
teoritis,
semaksimal
mungkin
pasien
mendapat
pelayanan
mendapat
asuhan
dan
keperawatan
sesuai standar profesional.
4. Institusi Pendidikan
Memperbanyak
koleksi
buku-
buku tentang asuhan keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
11
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, April T. 2012. Sistem
Neurobehaviour. Jakarta :
Salemba Medika.
Batticaca Fransisca, C. 2008. Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan
Sistem
Persarafan.Jakarta : Salemba
Medika
Corwin, J. Elizabeth. 2009. Buku
Saku Patofisiologi. Jakarta :
EGC.
DiGiulio M, Donna Jackson, & Jim
Keogh. Keperawatan Medikal
Bedah. Dialih bahasakan oleh
Dwi Prabantini. Yogyakarta :
Rapha Publishing.
Esther, Chang. 2010. Patofisiologi
Aplikasi
pada
Praktek
Keperawatan.Jakarta : EGC.
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture
Notes Neurologi. Edisi ke-8.
Dialih bahasakan oleh dr. Indah
Retno Wardhani. Jakarta :
Erlangga.
Halim, Herliani Dwi Putri Halim &
Nurhadi Ibrahim. 2013. Efek
Neuroprotektif Ekstrak akar
acalypha indica 500 mg/ kgBB
terhadap perubahan Inti sel
saraf hipokampus pascahipoksia
serebri. Jurnal FKUI. Vol. 1.
No. 2 : Agustus 2013 : 114.
Harsono. 2007. Kapita Selekta
Neurologi.
Edisi
ke-2.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S.
2014. NANDA International
Nursing Diagnoses: Definitions
& Classification, 2015–2017.
10nd
ed.
Oxford:
Wiley
Blackwell.
Kozier, B., Berman, A.and Shirlee J.
Snyde. 2010. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep Proses dan Praktik
Volume 1. Edisi ke-7. Dialih
bahasakan oleh Pamilih Eko
Karyuni. Jakarta : EGC.
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke : Aspek
Diagnosis,
patofisiologi,
Manajemen. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika.
Nasution, L.F. 2013. Stroke
non
Hemoragik pada Laki-laki Usia
65 tahun. Medula Unila. Vol. 1.
No. 3 : Oktober 2013 : 2.
Price, S.A. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Jakarta : EGC.
Saputra, Lyndon. 2009.
Selekta
Kedokteran
Jakarta : Binarupa
Publisher.
Kapita
Klinik.
Aksara
Tarwoto, Wartonah, Eros SS. 2007.
Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Persarafan:
Stroke Non Hemoragic di Ruang Gladiol Atas Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
Universitas Muhammadiyah Surakarta